Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN

 BAB I
 PENGERTIAN DAN SEJARAH PARIWISATA

 BAB II
 PRODUK PARIWISATA
 CIRI PRODUK PARIWISATA
 PENGERTIAN OBJEK PARIWISATA

 BAB III
 SKEMA INDUSTRI PARIWISATA
 UNSUR-UNSUR PARIWISATA

 BAB IV
 JENIS DAN RUANG LINGKUP KARIR PADA INDUSTRI
PARIWISATA

 BAB V
 PENGERTIAN USAHA PARIWISATA
 JENIS JENIS PARIWISATA
BAB I

PENGERTIAN DAN SEJARAH PARIWISATA

SEJARAH PARIWISATA
1. Pengertian Pariwisata
Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat
ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan
dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila
memenuhi empat persyaratan yang diperlukan, yaitu :
a. Harus bersifat sementara
b. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena dipaksa.
c. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.
d. Tujuan perjalanan itu dilakukan untuk menikmati obyek dan daya tarik
wisata
Sedangkan pegertian yang tercantum dalam UU No.9 tahun 1990 pasal
1 antara lain :
1. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang terkait di bidang tersebut.
2. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata . Artinya smua kegiatan dan urusan yang ada
kaitannya dengan perencanaan, pengaturan,pelaksanaan, pengawasan
pariwisata, baik yang dilakukan pemerintah, pihak swasta dan masyarakat
disebut kepariwisataan.
Adapun defenisi lain tentang kepariwisataan juga tercantum dalam UU
Republik Indonesia No.10 tahun 2009 yakni :
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanab yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multi dimensi serta multi disiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha
5. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administrative yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas
umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas, serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi tewujudnya kepariwisataan.
7. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan atau jasa
bagi pemenuhankebutuhan wisatawan dan penyelengaraaan pariwisata
8. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan usaha pariwisata
9. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait
dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam rangka penyelenggaraan pariwisata
10. Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi
utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek , seperti
pertumbuhan ekonomi, social dan budaya, daya dukung lingkungan hidup
serta pertahanan dan keamanan
11. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku
yang harus dimiliki , dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata untuk
mengembangkan profesionalitas kerja
12. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja
pariwisatauntuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata,
pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan
13. Pemerintah pusat selanjutnya disebut pemerintah adalah presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud undang-undang negara
Republik Indonesia tahun1945
14. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
15. Menteri adalah manteri yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang
pemerintahan
16. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun
dan disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata
17. Menteri adalah menteri yang bertanggungjawab dibidang kepariwisataan

Defenisi lain tentang pariwisata yang dikemukakan oleh para ahli antara
lain :
a. Menurut Robert Mc.Intosh bersama Shaskinant Gupta dalam buku Oka
A. Yoeti pariwisata adalah gabungan gejala hubungan yang timbul dari
interaksi wisatawan, bisinis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat
tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan serta para
pengunjung lainnya.
b. Menurut James J. Spillane pariwisata adalah kegiatan melakukan
perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan,
mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga,
menunaikan tugas, berziarah. Dan lain sebagainya.
c. Menurut Salah Wahab pariwisata adalah salah satu jenis industry baru
yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta
menstimulasi sector-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagi sector
yang kompleks pariwisata juga merealisasi industry-industri
klasik seperti industry kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan
dan transportasi.
d. Menurut H. Kodhyat, paiwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke
tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun
kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan
kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi social, budaya,
alam dan ilmu
e. Menurut Oka A. Yoeti pariwisata berasal dari dua kata yakni pari dan
wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar
atau lengkap, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian yang
dalam hal ini sinonim dengan kata “Travel”, dalam bahasa Inggris. Atas
dasar itu pariwisata diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang
dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari satu tempat ke tempat
yang lain yang dalam bahasa Inggris di sebut Tour.

Dalam kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala)


dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan
manusia di luar tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan untuk tinggal
menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan
upah. (dari berbagai Sumber)
BAB II
Produk Pariwisata

Pemahaman tentang Produk Pariwisata

Produk Pariwisata (Tourism Product) merupakan suatu bentukan yang


nyata (tangible product) dan tidak nyata (intangible product), dikemas dalam
suatu kesatuan rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati, apabila seluruh
rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yang baik bagi
orang yang melakukan perjalanan atau yang menggunakan produk tersebut.

Sehingga bentuk dari produk pariwisata itu pada hakekatnya adalah tidak
nyata, karena dalam suatu rangkaian perjalanan terdapat berbagai macam unsur
yang saling melengkapi, tergantung pada jenis perjalanan yang dilakukan oleh
wisatawan. Misalnya wisatawan akan melakukan perjalanan ke sebuah pulau
dengan tujuan menikmati keindahan taman laut di sekitar pulau tersebut, tentunya
wisatawan membutuhkan fasilitas penunjang, seperti: perahu untuk menyeberang
ke pulau, fasilitas kendaraan yang membawa mereka dari rumah ke pulau yang
dituju dan setibanya di pulau wisatawan membutuhkan fasilitas akomodasi
dilengkapi dengan makan dan minum selama berada di pulau itu, serta tentunya
pelengkapan menyelam. Dengan demikian, berdasarkan ilustrasi di atas jelas
bahwa rangkaian perjalanan wisatawan ke sebuah pulau membutuhkan komponen
produk pariwisata secara holistik dan tidak bisa berdiri sendiri-sendiri, yang
berarti bahwa fasilitas penunjang, transportasi, akomodasi, makan dan minum
serta perlengkapan menyelam dan bahkan atraksi wisata di pulau tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi untuk tujuan
menciptakan kepuasan pengalaman rekreasi bagi wisatawan. Dan masih banyak
komponen produk pariwisata lain yang tidak nampak dalam ilustrasi tersebut,
yang pada umumnya disebut sebagai komponen pelayanan, seperti yang terjadi
pada saat petugas memberikan layanan kepada wisatawan pada saat wisatawan
berada di berbagai fasilitas yang digunakan.

Dari uraian di atas, secara umum mudah dikenali bahwa produk pariwisata
terdiri dari aksesibilitas, fasilitas dan pelayanan serta atraksi wisata atau hiburan.
Definisi Produk Pariwisata

Berdasarkan pemahaman di atas, dikatakan bahwa produk pariwisata


dibanding dengan jenis-jenis produk barang dan jasa lain, memiliki ciri-ciri
berbeda dan untuk memahami bentuk serta wujud dari produk pariwisata, maka
beberapa definisi berikut ini perlu dipahami pula:

a. Burkart dan Medlik (1986), yaitu suatu susunan produk terpadu, yang terdiri
dari daya tarik wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan, dimana tiap unsur
produk pariwisata dipersiapkan oleh perusahaan yang berbeda-beda dan
ditawarkan secara terpisah kepada wisatawan
b. Medlik dan Middleton, produk pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsur
dan merupakan suatu paket yang tidak terpisahkan serta memenuhi kebutuhan
wisatawan sejak meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke tempat-tempat
tujuan dan kembali lagi ketempat asalnya.
c. Gamal Suwantoro (2007:75) pada hakekatnya produk wisata adalah
keseluruhan palayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati
wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah
tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali kerumah dimana ia
berangkat semula.
d. Gooddall (1991: 63), produk pariwisata dimulai dari ketersediaan sumber
yang berwujud (tangible) hingga tak berwujud (intangible) dan secara totalitas
lebih condong kepada kategori jasa yang tak berwujud (intangible).
e. Burns and Holden (1989:172) produk pariwisata dinyatakan sebagai segala
sesuatu yang dapat dijual dan diproduksi dengan menggabungkan faktor
produksi, konsumen yang tertarik pada tempat-tempat yang menarik,
kebudayaan asli dan festival-festival kebudayaan.
f. Kotler dan Amstrong (1989:463), sebagai sesuatu yang ditawarkan kepada
konsumen atau pangsa pasar untuk memuaskan kemauan dan keinginan
termasuk di dalam obyek fisik, layanan, SDM yang terlibat didalam organisasi
dan terobosan atau ide-ide baru.
g. Bukart dan Medlik (dalam Yoeti,1986:151) mendeskripsikan produk wisata
sebagai susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari obyek wisata, atraksi
wisata, transportasi (jasa angkutan), akomodasi dan hiburan di mana tiap
unsur dipersiapkan oleh masing-masing perusahaan dan ditawarkan secara
terpisah.

Produk wisata sebagai salah satu obyek penawaran dalam pemasaran


pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti,
2002:211) :

1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang


dibayangkan oleh wisatawan
2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha
pengolahan makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-lain.

Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut. Mason (2000:46)


dan Poerwanto (1998:53) telah membuat rumusan tentang komponen-komponen
produk wisata yaitu :

1. Atraksi, yaitu daya tarik wisata, baik alam, budaya maupun buatan manusia
seperti festival atau pentas seni
2. Aksesbilitas, yaitu kemudahan untuk mencapai tempat tujuan wisata
3. Amenities yaitu fasilitas untuk memperoleh kesenangan. Dalam hal ini dapat
berbentuk akomodasi, kebersihan dan keramahtamahan (tangible and
intangible products)
4. Networking, yaitu jaringan kerjasama yang berkaitan dengan produk yang
ditawarkan baik lokal, nasional maupun internasional.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat


3 (tiga) komponen yang membentuk Produk Pariwisata dan untuk semakin
melengkapi kegunaan produk pariwisata tersebut bagi wisatawan, penulis
tambahkan stau komponen yang lain, yaitu keramahtamahan, sehingga secara
lengkap komponen produk wisata menjadi 3 plus, yaitu:

1. Daya tarik wisata yang ada di destinasi wisata (ATTRACTIONS)


2. Fasilitas dan pelayanan yang ada di destinasi wisata (AMENITIES)
3. Kemudahan untuk mencapai destinasi wisata (ACCESSIBILITIES)
4. Keramahtamahan yang ditawarkan di destinasi wisata (HOSPITALITY)

Komponen Produk Pariwisata

1. Daya Tarik Wisata (Attractions)

Dalam kegiatan wisata, ada pergerakan manusia dari tempat tinggalnya menuju
ke destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata, merupakan kawasan geografis
yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Dengan demikian, faktor daya tarik wisata merupakan salah satu unsur yang
membentuk dan menentukan suatu daerah menjadi destinasi pariwisata.

Setiap destinasi pariwisata memiliki daya tarik berbeda-beda sesuai dengan


kemampuan atau potensi yang dimiliki. Di bawah ini adalah jenis daya tarik
wisata yang biasanya ditampilkan di destinasi pariwisata:
 Daya tarik wisata alam (natural tourist attractions), segala bentuk daya
tarik yang dimiliki oleh alam, misalnya: laut, pantai, gunung, danau, lembah,
bukit, air terjun, ngarai, sungai, hutan
 Daya tarik wisata buatan manusia (man-made tourist attractions), meliputi:
Daya tarik wisata budaya (cultural tourist attractions), misalnya: tarian, wayang,
upacara adat, lagu, upacara ritual dan daya tarik wisata yang merupakan hasil
karya cipta, misalnya: bangunan seni, seni pahat, ukir, lukis.
Daya tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri sebagai komponen produk
pariwisata karena dapat memunculkan motivasi bagi wisatawan dan menarik
wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata, hal demikian terlebih terjadi di
destinasi pariwisata yang memilki sangat beragam dan bervariasi daya tarik
wisata, seperti yang ditulis oleh Robert Christie Mill dalam buku "Tourism: The
International Business" (1990): "Attractions draw people to a destination".

2. Fasilitas dan Pelayanan Wisata (Amenities)

Disamping daya tarik wisata, wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata juga
membutuhkan adanya fasilitas yang menunjang perjalanan tersebut. Untuk
memenuhi kebutuhan perjalanan tersebut, perlu disediakan bermacam-macam
fasilitas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sejak berangkat dari tempat tinggal
wisatawan, selama berada di destinasi pariwisata dan kembali ke tempat
semula. "Attractions bring people to the destination; facilities service them when
they get there. Because they ara away from home,the visitor requires certain
things-a place to stay, something to eat and drink" (Robert Christie Mill, 1990:
24).
Fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan perjalanan wisatawan tersebut
muncul dalam satu kesatuan yang saling terkait dan melengkapi satu sama lain,
sehingga dalam suatu perjalanan wisata, seluruh komponen yang digunakan tidak
dapat dipisahkan, tergantung pada karakteristik dan bentuk perjalanan wisata yang
dilakukan oleh wisatawan.
Komponen fasilitas dan pelayanan perjalanan biasanya terdiri dari unsur alat
transportasi, fasilitas akomodasi, fasilitas makan dan minum dan fasilitas
penunjang lainnya yang bersifat spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan
perjalanan. Komponan ini tidak terlepas dari adanya komponen prasarana atau
infrastuktur, yaitu suatu komponen yang menjamin bagi tersedianya kelengkapan
fasilitas. Fasilitas transportasi baru dapat disediakan apabila ada jaminan bahwa
prasarana jalan sudah tersedia, demikian juga fasilitas telekomunikasi dapat
disediakan apabila prasana jaringan penghubung ke destinasi pariwisata tersebut
sudah tersedia.
3. Kemudahan untuk mencapai destinasi wisata (Accesibility)

Dalam suatu perjalanan wisata, terdapat pula faktor yang tidak kalah pentingnya
dalam mempengaruhi kepuasan wisatawan, yaitu faktor aksesibilitas, yang berarti
kemudahan yang tersedia untuk mencapai destinasi wisata, yang terkadang
diabaikan oleh wisatawan dalam merencanakan perjalanan wisata, sehingga
secara umum dapat mempengaruhi budget perjalanan tersebut.

4. Keramahtamahan (Hospitality)

Destinasi wisata dapat menyebabkan munculnya perasaan wisatawan terhadap


kebutuhan yang berkaitan dengan keramahtamahan melalui seseorang atau
sesuatu, seperti yang ditulis oleh Robert Christie Mill: "The hospitality of an area
is the general feeling of welcome that tourists receive while visiting the area.
People do not want to go where the do not feel welcome" (1990)

Karakteristik Produk Pariwisata

Secara umum, karakteristik utama produk pariwisata adalah


jasa (service), dengan demikian meningkatkan mutu pelayanan jasa di bidang
pariwisata berarti juga meningkatkan mutu produk pariwisata.
Produk pariwisata secara keseluruhan bersifat heterogen (tidak homogen)
karena terdiri dari beragam jenis pelayanan dalam keseluruhan proses perjalanan
yang dilakukan oleh wisatawan. Sehingga karena karakteristik yang heterogen
tersebut maka cukup sulit untuk dapat mencapai atau menentukan standar mutu
yang jelas.
Berdasarklan karakteristik produk pariwisata tersebut maka muncul
pernyataan "selling holiday is selling dreams", sehingga penyedia produk
pariwisata ditantang untuk dapat mewujudkan mimpi wisatawan menjadi
kenyataan sesuai yang diharapkan oleh wisatawan sebagai pengguna produk
pariwisata.

Memahami produk pariwisata secara mendalam dapat dilakukan dengan


terlebih dahulu memahami karakter produk pariwisata, yaitu:

1. Tidak dapat dipindahkan

2. Tidak memerlukan perantara (middlemen) untuk mencapai kepuasan

3. Tidak dapat ditimbun atau disimpan

4. Sangat dipengaruhi oleh faktor non ekonomis


5. Tidak dapat dicoba atau dicicipi

6. Sangat tergantung pada faktor manusia

7. Memiliki tingkat resiko yang tinggi dalam hal investasi

8. Tidak memiliki standar atau ukuran yang obyektif dalam menilai mutu produk.

RANGKUMAN tentang INTANGIBLE PRODUCTS

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dideskripsikan bahwa produk


pariwisata merupakan fasilitas dan pelayanan yang dapat dinikmati oleh
wisatawan mulai dari tempat asal, selama berada di destinasi wisata, sampai
kembali ke tempat asal WISATAWAN, dan ditunjang oleh keanekaragaman
atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan, harga produk, aksesibilitas pendukung
yang dapat mempermudah kegiatan perjalanan wisata. Tamu hotel menginginkan
lebih dari sekedar sebuah kamar penumpang pesawat terbang menginginkan lebih
dari sekedar tempat duduk dan terbang dengan selamat pelanggan restoran
menginginkan lebih dari sekedar hidangan pembeli cenderamata menginginkan
lebih dari sekedar suatu produk kerajinan sebagai kenangan pengunjung suatu
destinasi wisata menginginkan lebih dari sekedar menikmati keindahan alam dan
kesejukan hawa segar, seorang wisatawan menginginkan lebih dari sekedar
informasi mengenai daya tarik wisata di suatu disetinasi wisata, seorang
pengunjung menginginkan lebih dari sekedar menikmati pertunjukan hiburan di
dalam ruang ber-AC. Peserta suatu perjalanan wisata menginginkan lebih dari
sekedar duduk di dalam bis wisata dan mendengarkan penjelasan dari pemandu
wisata

PENGERTIAN OBYEK PARIWISATA


Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri
pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan (something to
see). Di luar negri obyek wisata disebut tourist atraction (atraksi wisata),
sedangkan di Indonesia lebih dikenal dengan objek wisata. Mengenai pengertian
objek wisata, kita dapat melihat dari beberapa sumber antara lain: 1. Peraturan
Pemerintah No.24/1979. Objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia,
tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. 2. Surat Keputusan Departemen
Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.KM 98/PW:102/MPPT-87. Obyek
wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang
dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan
sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. Menurut Yoeti (1996), suatu daerah
untuk menjadi daerah tujuan wisata (DTW) yang baik, harus mengembangkan tiga
hal agar daerah tersebut menarik untuk dikunjungi, yakni: 7 a. Adanya sesuatu
yang dapat dilihat (something to see), maksudnya adanya sesuatu yang menarik
untuk dilihat, dalam hal ini obyek wisata yang berbeda dengan tempat-tempat lain
(mempunyai keunikan tersendiri).

Disamping itu perlu juga mendapat perhatian terhadap atraksi wisata yang
dapat dijadikan sebagi entertainment bila orang berkunjung nantinya. b. Adanya
sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), yaitu terdapat sesuatu yang menarik
yang khas untuk dibeli dalam hal ini dijadikan cendramata untuk dibawa pulang
ke tempat masing-masing sehingga di daerah tersebut harus ada fasilitas untuk
dapat berbelanja yang menyediakan souvenir maupun kerajinan tangan lainnya
dan harus didukung pula oleh fasilitas lainnya seperti money changer dan bank. c.
Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do), yaitu suatu aktivitas
yang dapat dilakukan di tempat itu yang bisa membuat orang yang berkunjung
merasa betah di tempat tersebut.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu objek wisata yang
baik dan menarik untuk dikunjungi harus mempunyai keindahan alam dan juga
harus memiliki keunikan dan daya tarik untuk dikunjungi dan juga didukung oleh
fasilitas pada saat menikmatinya. B. Pengertian Wisata Alam Wisata merupakan
kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Wisatawan
adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. 8 Sedangkan pariwisata adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek
dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (Undang-
Undang No.9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan). Wisata alam adalah suatu
kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan alam di Taman
Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, Taman Buru, Hutan Lindung,
dan Hutan Produksi (Direktorat Pemanfaatan Alam dan Jasa Lingkungan, 2002).
Wisata alam mempunyai prinsip sebagai berikut (Rahardjo, 2000): 1. Kontak
dengan alam 2. Pengalaman yang bermanfaat secara pribadi maupun sosial. 3.
Wisata alam bukan mass tourism 4. Mencari tantangan fisik dan mental 5.
Interaksi dengan masyarakat dan belajar budaya setempat 6. Adaptive dengan
kondisi akomodasi pedesaan 7. Toleran terhadap ketidaknyamanan 8. Partisipasi
aktif 9. Pengalaman lebih utama dibanding kenyamanan.

Pengertian Potensi dan Daya Tarik Wisata Potensi wisata adalah berbagai
sumber daya yang terdapat di sebuah daerah tertentu yang bisa dikembangkan
menjadi daya tarik wisata. Dengan kata lain, potensi wisata adalah berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh suatu tempat dan 9 dapat dikembangkan menjadi
suatu atraksi wisata (tourist attraction) yang dimanfaatkan untuk kepentingan
ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek- aspek lainnya (Pendit, 2003).

Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti (1996) adalah segala sesuatu
yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata,
seperti: a. Alam (Nature), yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam yang
dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati dan
memberikan kepuasan kepada wisatawan. Contohnya, pemandangan alam,
pegunungan, flora dan fauna. b. Budaya (Culture), yaitu segala sesuatu yang
berupa daya tarik yang berasal dari seni dan kreasi manusia. Contohnya, upacara
keagamaan, upacara adat dan tarian tradisional. c. Buatan Manusia (Man made),
yaitu segala sesuatu yang berasal dari karya manusia, dan dapat dijadikan sebagai
objek wisata seperti benda-benda sejarah, kebudayaan, religi serta tata cara
manusia. d. Manusia (Human being), yaitu segala sesuatu dari aktivitas manusia
yang khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagi objek
wisata. Contohnya, Suku Asmat di Irian Jaya dengan cara hidup mereka yang
masih primitife dan memiliki keunikan tersendiri.

Pengertian Daya Tarik Wisata menurut Undang-undang Republik


Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I, pasal 5, menyebutkan
sebagai berikut ”daya tarik wisata” adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
10 keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayan alam, budaya dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. D.
Penawaran Rekreasi Alam Penawaran adalah semua sumberdaya dan jasa yang
menjadi daya tarik dan penunjang wisata. Beberapa faktor penawaran diantaranya
atraksi dan aktivitasnya, akomodasi, pelayanan dan fasilitas lainnya. Atraksi
wisata termasuk atraksi alam, budaya dan pemandangan alam serta aktivitas yang
berhubungan dengan atraksi tersebut. Akomodasi termasuk di dalamnya adalah
tempat wisatawan bermalam seperti hotel, motel, guest house, dan tipe
penginapan lain. Fasilitas dan pelayanan yang lain seperti operasional tour dan
travel, restoran, tempat perbelanjaan, penukaran uang, bank dan fasilitas
kesehatan serta pelayanan (Winarno, 2004). Penawaran rekreasi alam sangat erat
hubungannya dengan peningkatan produktifitas sumberdaya hutan dalam kontek
pembangunan ekonomi regional maupun nasional, sehingga selalu dihadapkan
pada kondisi interaksi berbagai kepentingan yang melibatkan aspek kawasan
hutan, pemerintah, masyarakat dan pihak swasta di dalam suatu sistem rancangan
tata ruang dan wilayah. Penawaran rekreasi alam juga memiliki kendala yang
berkaitan erat dengan: 1. Instrumen kebijaksanaan dan pemanfaatan dan
pengembangan fungsi kawasan untuk mendukung potensi obyek dan daya tarik
wisata alam. 2. Efektifitas fungsi dan peran obyek dan daya tarik wisata alam
ditinjau dari aspek koordinasi instansi terkait.
Kapasitas institusi dan kemampuan sumberdaya manusia dalam
pengelolaan obyek dan daya tarik wisata alam dikawasan hutan. 4. Mekanisme
peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata alam. E. Pengertian
Wisatawan Kepariwisataan dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 2000,
wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan wisata. Jadi
menurut pengertian ini, “semua orang yang melakukan perjalanan wisata disebut
“wisatawan” apapun tujuannya yang penting perjalanan itu bukan untuk menetap
dan tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.” Menurut IUOTO
(International Union of Official Travel Organization) dalam Damardjati (2001),
kata tourist atau wisatawan haruslah diartikan sebagai: 1. Orang yang bepergian
untuk bersenang-senang (pleasure), untuk kepentingan keluarga, kesehatan dan
lain sebagainya. 2. Orang-orang yang bepergian untuk kepentingan usaha. 3.
Orang-orang yang datang dalam rangka perjalanan wisata walaupun mereka
singgah kurang dari 24 jam. F. Scenic Beauty Estimation (SBE) SBE atau Scenic
Beauty Estimation adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh Daniel dan
Booster (1976) dan telah digunakan di berbagai negara serta kota di Indonesia,
SBE menitik beratkan pada penilaian terhadap suatu keindahan 12 lanskap atau
titik lanskap sehingga mendapatkan suatu nilai dari obyek yang kualitatif.
Menentukan nilai titik lanskap atau lanskap untuk menghitung nilai secara
nominal, hal ini dapat digunakan untuk menentukan nilai kompensasi sebuah
penebangan pohon dan sebagai pertimbangan dalam menentukan jenis tanaman
penghijauan, serta menjadi dasar penyusunan perda taman. Titik penilaian lanskap
disebut vantage point yang mewakili sampel, dinilai oleh responden untuk
kemudian dinilai secara kuantitatif dengan skala nilai 1 hingga 10. Dalam
penilaian ini diharapkan suatu obyek keindahan yang kualitatif dapat dinilai
secara kuantitatif. Hal ini dikarenakan suatu keindahan menimbulkan persepsi
yang berbeda-beda bagi setiap penilai. Metode pendugaan keindahan
pemandangan (Scenic Beauty Estimation) menganalisa kualitas visual dari sebuah
area dengan memperlihatkan sampel acak dari pemandangan lanskap area tersebut
pada suatu grup penilai, mengetahui respon mereka dan mengakumulasi kan
reaksi individual untuk mengetahui pendugaan secara umum terhadap suatu
pemandangan.

Tujuan dari pendugaan ini adalah untuk menghasilkan formulasi yang


sistematis dan komprehensif serta pendapat yang obyektif pada sebuah area yang
menjadikan rekomendasi bagi perencenaan dan perancangan (Viohl, 1977).
Menurut Daniel dan Booster (1976), SBE menunjukksn sebagai sebuah metode
yang efisien dan obyektif untuk menduga keindahan dari suatu lanskap. Berbagai
modifikasi dalam metodenya sangat potensial sebagai dasar perancangan,
perencanaan dan manajemen suatu 13 tapak. Tujuan dari SBE adalah untuk
menggambarkan keindahan suatu lanskap melalui persepsi masyarakat umum. G.
Kabupaten Tanggamus Indahnya pariwisata yang ada di bumi tanggamus
membuat terus ingin menjelajah satu persatu tempat wisata yang ada di Kabupaten
Tanggamus. Bentuk kesyukuran atas kekuasaan ciptaan dari sang Maha Indah
(Allah SWT). Menikmati dari pantai satu kepantai lainnya. Pemerintah Kabupaten
Tanggamus diresmikan pada tanggal 21 Maret 1997 oleh Menteri Dalam Negeri
ini memiliki obyek-obyek wisata yang mengagumkan antara lain Bukit Batu
Keramat, Gunung Tanggamus, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Pantai
Terbaya, Bendungan Batu Tegi, air terjun Way Lala’an, pantai Batu Balai, Teluk
Kiluan dan masih banyak lagi potensi-potensi obyek wisata yang belum tergali.
Pemerintah Tanggamus dalam mengakomodasi dinamika dan aspirasi yang
berkembang telah menetapkan visi pariwisata: “Terwujudnya Kabupaten
Tanggamus Sebagai Daerah Tujuan Wisata Unggulan Nasional”. Sedangkan misi
yang ditetapkan untuk mencapai visi tersebut yakni dengan mengembangkan
pariwisata yang berbasis alam dan budaya serta adat istiadat, membangun
infrastruktur penujang pariwisata untuk mendorong percepatan dan memicu
pertumbuhan pariwisata di Kabupaten Tanggamus. Serta terus mendorong
keterlibatan pihak swasta dan masyarakat dalam bidang usaha kepariwisataan,
mengembangkan kesadaran kesadaran pariwisata masyarakat, meningkatkan
kualitas SDM kepariwisataan untuk mewujudkan sapta pesona

Ciri Ciri Produk Wisata


Dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1990 Kepariwisataan disebutkan
bahwa
usaha pariwisata adalah suatu perusahaan dibidang pariwisata yang
menghasilkan produk tertentu. Produk wisata sebenarnya bukan saja
merupakan produk yang nyata (tangible) akan tetapi merupakan rangkaian
produk (barang dan jasa) yang tidak hanya memmpunyai segi-segi yang
bersifat ekonomis namun juga bersifat sosial, psikologis dan alam.

Produk wisata merupakan berbagai jasa dimana satu dengan yang


lainnya
saling terkait dan dihasilkan pleh berbagai perusahaan pariwisata seperti :
akomodasi, transportasi, biro perjalanan wisata, restoran, daya tarik wisata
dan perusahaan lain yang terkait.
Rangkaian jasa dari produk wisata dikemas sedemikian rupa sehingga
menjadi satu kesatuan produk jasa yang diperlukan oleh wisatawan dan
dibentuk menjadi satu paket wisata. Paket wisata adalah suatu rencana
acara
perjalanan wisata yang telah disusun secara tetap dengan harga tertentu
yang di dalamnya termasuk biaya untuk transportasi, penginapan,
perjalanan
wisata dan sebagainya. Adapun ciri-ciri produk wisata :
1. Tidak dapat disimpan
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan pariwisata pada
umumnya bersifat mudah rusak dan tidak dapat disimpan untuk
kemudian dijual kembali keesokan hari.
2. Tidak dapat dipindahkan
Wisatawan atau pengguna barang dan jasa pariwisata tidak dapat
membawa produk wisata kepada pelanggan tetapi pelanggan itu sendiri
yang harus
mengunjungi atau datang sendiri untuk dapat menikmati produk wisata
itu. Contohnya untuk melihat keindahan Candi Prambanan, pengunjung
harus mengunjungi langsung objek wisata tersebut.
3. Produksi dan proses konsumsi terjadi atau berlangsung bersamaan
Wisatawan maupun pengunjung yang akan menikmati produk wisata
harus datang ke tempat proses produksi sedang berlangsung tanpa
keberadaan pembeli untuk mempergunakan atau menikmati jasa-jasa
tersebut tidak akan terjadi produksi.
4. Tidak ada standar ukuran yang pasti atau objektif
Karena dibuat untuk memenuhi dan keinginan pengunjung maupun
wisatawan yang beragam, umumnya produk wisata dibuat dan dijual
dengan variasi yang beraneka. Produk wisata memiliki keragaman jenis
dan harga
yang ditentukan oleh bermacam-macam faktor seperti : musim, dan
status sosial pembeli.
5. Pelanggan tidak dapat mencicipi produk itu sebelumnya
Pembeli harus datang sendiri ke tempat proses produksi barang dan
jasa pariwisata berlangsung sehingga mereka tidak akan dapat
mengetahui kondisi produk tersebut secara nyata karena hanya
mengetahui melalui
brosur dan media promosi lainnya.
6. Pengelolaan produk wisata mengandung resiko besar
Usaha pariwisata memerlukan investasi yang sangat besar
sedangkan permintaan sangat peka terhadap perubahan kondisi
ekonomi, politik, keamanan dan sikap masyarakat sehingga perubahan-
perubahan tersebut akan menimbulkan pengurangan permintaan apalagi
hal ini terjadi
secara terus menerus akan mengakibatkan goyahnya sendi-sendi
investasi.
7.
BAB III

Skema Industri Jasa Pariwisata


Menurut the Educational Institute of the American Hotel & Motel Association (
Endar Sugiarto & Sri Sulastiningrum, 1996) skema Industri Pariwisata dapat
dilihat pada Tabel 1.1
Cara lain untuk dapat memahami keterkaitan dan saling ketergantungan antar
berbagai unsure/sector dalam industri pariwisata dapat pula dijelaskan dengan
menggunakan peta pikiran (mind map) seperti terlihat pada Gambar 1.1 dan 1.2

peta pikiran (mind map)


Unsur-unsur Industri Pariwisata

Industri pariwisata telah berkembang dengan pesat dari masa ke masa terbukti dari
semakin banyaknya orang melakukan kegiatan wisata dan juga jumlah uang yang
dibelanjakan untuk kegiatan tersebut, hal ini sangat dimungkinkan karena adanya :

1. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia, demikian juga meningkatnya


jumlah penduduk dunia yang mampu melakukan perjalanan dan berwisata ke
daerah lain.

2. Kekupusan untuk cuti bersama pada setiap libur hariraya atau libur lainnya juga
ikut mendukung kegiatan berwisata dari daerah yang satu ke daerah yang
lainnya bahkan bila memungkinkan ke Negara lain.

3. Semakin bertambahnya uang atau dana yang dapat digunakan untuk dapat
membiayai kegiatan wisata.

4. Semakin tersedianya waktu yang luang dan kesempatan yang dapat digunakan
untuk berwisata.

5. Semakin mudah cara melakukan perjalanan, lebih cepat dan lebih


menyenangkan.

6. Kecenderungan biaya hidup lebih tinggi di negara tertentu, juga mendorong


orang untuk melalukan wisata ke negara lain yang biaya hidupnya lebih rendah

Unsur-unsur yang terlibat didalam industri pariwisata adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Akomodasi
Adalah tempat bagi seseorang untuk tinggal sementara, dapat berupa hotel, losmen,
guest house, pondok, cottage inn, perkemahan, caravan, bag packer dan sebagainya.
Saat ini telah berkembang lebih jauh kearah tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia
lainnya seperti makan, minum rekreasi, olah raga, konvensi, pertemuan-pertemuan
profesi dan asosiasi perjamuan-perjamuan pernikahan dan lainnya. Oleh karena itu
dengan kemajuan teknologi dan perkembangan jaman juga dapat mempengaruhi
jenis, macam dan banyaknya fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dan harus disediakan
oleh pengusaha pada bidang akomodasi.
Hotel dan fasilitasnya

b. Jasa Boga dan Restoran

Adalah industri yang bergerak dalam bidang penyediaan makanan dan minuman,
yang dikelola secara komersial. Jenis usaha ini dapat dibedakan dalam manajemennya, yaitu
cara pengelolaannya, apakah dikelola secara mandiri maupun terkait dengan usaha lain.

Industri yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman ini merupakan industri
yang paling menjanjikan karena seperti dikatakan banyak orang dalam berwisata, orang boleh
menahan diri untuk tidak membeli pakaian atau jenis sandang lainnya tetapi tidak ada
wisatawan yang dapat menahan untuk mencicipi makanan dan miunuman. Di samping itu
pula industri makanan dan minuman ini juga banyak dikonsumsi atau dibeli untuk kenangan
sebagai oleholeh dan buah tangan menandakan telah melakukan wisata.

jasa boga dan restoran


c. Transportasi dan Jasa Angkutan

Adalah bidang usaha jasa yang bergerak dalam bidang angkutan. Transportasi dapat
dilakukan melalui darat, laut dan udara. Pengelolaan dapat dilakukan oleh Swasta maupun
BUMN. Jasa angkutan dan transportasi ini juga sangat mempengaruhi industri pariwisata,
terjadinya kemudahan jasa transportasi terutama udara, yang memberikan harga yang cukup
terjangkau bagi seluruh kalangan membuat meningkatnya kegiatan berwisata dari satu tempat
ke tempat atau daerah lainnya.

fasilitas transportasi wisata

d. Tempat Penukaran Uang (Money Changer)

Tempat penukaran mata uang asing (money changer) kini telah berkembang dengan pesat,
penukaran uang tidak hanya dilakukan di bank, melainkan juga pada perusahaan-perusahaan
money changer yang tersebar di tempat-tempat strategis, terutama dikotakota besar.

e. Atraksi Wisata

Atraksi wisata dapat berupa pertunjukan tari, musik, upacara adat dll sesuai dengan budaya
setempat. Pertunjukan ini dapat dilaksanakan secara tradisional maupun modern, melalui
atraksi wisata ini dapat dilakukan salah satunya mengangkat keunggulan lokal setempat .

f. Cindera Mata

Adalah oleh-oleh atau kenang-kenangan yang dapat dibawa oleh wisatawan pada saat kembali
ke tempat asalnya. Cindera mata ini biasanya berupa benda-benda kerajinan tangan yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga memberikan suatu keindahan seni dan sifatnya khas untuk
tiap daerah.
g. Biro Perjalanan

Adalah suatu badan usaha dimana operasionalnya meliputi pelayanan semua proses
perjalanan dari seseorang sejak berangkat hingga kembali, sehingga mereka merasa nyaman
selama perjalanan.

Ruang Lingkup Industri Pariwisata

Ruang lingkup industri pariwisata menyangkut berbagai sektor ekonomi.


Adapun aspek-aspek yang tercakup dalam industri pariwisata antara lain:

1. Restoran.
Di dalam bidang restoran, perhatian antara lain dapat diarahkan pada kualitas
pelayanan, baik dari jenis makanan maupun teknik pelayanannya. Di samping itu,
dari segi kandungan gizi, kesehatan makanan dan lingkungan restoran serta
penemuan makanan-makanan baru dan tradisional baik resep, bahan maupun
penyajiannya yang bias dikembangkan secara nasional, regional, bahkan
internasional.
2. Penginapan
Penginapan atau home stay yang terdiri dari hotel, motel, resort, , kondominium,
time sharing, wisma-wisma dan bed and breakfast, merupakan aspekaspek yang
dapat diakses dalam pengembangan bidang kepariwisataan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan penginapan ini dapat berupa; strategi
pemasaran, pelayanan saat penginapan, integrasi dan restoran atau biro
perjalanan, dan sebagainya. Penelitian juga dapat diarahkan pada upaya
memperkecil limbah dari industry pariwisata tersebut.
3. Pelayanan perjalanan
Pelayanan perjalanan ini meliputi biro perjalanan, paket perjalanan (tour
wholesalers), perusahaan incentive travel dan reception service.
4. Transportasi
Transportasi ini dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisata seperti
mobil/bus, pesawat udara, kereta api, kapal pesiar, dan sepeda.
5. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata
Daerah tujuan wisata dapat berupa penelitian pasar dan pangsa, kelayakan
kawasan wisatawan, arsitektur bangunan, dan engineering, serta lembaga
keuangan.
6. Fasilitas Rekreasi
Meliputi pengembangan dan pemanfaatan taman-taman Negara, tempat
perkemahan (camping ground), ruang konser, teater, dan lain-lain.
7. Atraksi wisata
Meliputi taman-taman bertema, museum-museum, hutan lindung, agrowisata,
keajaiban alam, kegiatan seni dan budaya, dan lain sebagainya.

PENGERTIAN USAHA PARIWISATA

pengertian usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan


menyelenggarakan jasa pariwisata dengan menyediakan atau mengusahakan obyek
dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang
tersebut.

JENIS JASA PARIWISATA

Industri pariwisata meliputi bidang-bidang usaha yang dapat dikelompokan ke


dalam tiga sektor sebagai berikut:

1. Usaha jasa pariwisata : antara lain biro perjalanan wisata, jasa konvensi,
perjalanan insentif, pamera jasa konsultasi pariwisata, jasa informasi pariwisata
2. Usaha sarana pariwisata : antara lain hotel melati, persinggahan karavan,
angkutan wisata, jasa boga dan bar, kawasan pariwisata, rekreasi dan hiburan
umum seperti taman rekreasi, gelanggang renang, padang golf, gelanggang
bowling, rumah billiard, panti mandi uap, ketangkasan, desa wisata dan jasa
hiburan rakyat

Jenis Usaha Pariwisata


Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
mengklasifikasikan Usaha pariwisata yakni terdiri dari :

1. Daya Tarik Wisata. Merupakan segala sesuatu yang mempunyai keunikan,


kemudahan, dan nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan
para wisatawan.
2. Kawasan Pariwisata. Merupakan usaha yang kegiatannya membangun atau
mengelola kawasan dengan luas wilayah tertentu untuk memenuhi
kebutuhan pariwisata.
3. Jasa Transportasi Wisata. Yakni merupakan usaha khusus yang
menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata.
4. Jasa Perjalanan Wisata. Merupakan usaha biro perjalanan wisata dan usaha
agen perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha
penyediaan jasa perencanaan perjalanan atau jasa pelayanan dan
penyelenggaraan pariwisata, Usaha agen perjalanan wisata meliputi usaha
jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi
serta pengurusan dokumen perjalanan.
5. Jasa Makanan dan Minuman. Merupakan usaha jasa penyediaan makanan
dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk
proses pembuatan dapat berupa restoran, kafe, rumah makan, dan
bar/kedai minum.
6. Penyediaan Akomodasi. Merupakan usaha yang menyediakan pelayanan
penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya.
Usaha penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata,
bumi perkemahan, persinggahan karavan, dan akomodasi lainnya yang
digunakan untuk tujuan pariwisata.
7. Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi. Merupakan usaha yang
ruang lingkup kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena
permainan, karaoke, bioskop, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya
yang bertujuan untuk pariwisata.
8. Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, koneferensi, dan
Pameran. Merupakan usaha yang memberikan jasa bagi suatu pertemuan
sekelompok orang, menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra
usaha sebagai imbalan atas prestasinya, serta menyelenggarakan pameran
dalam rangka menyebarluaskan informasi dan promosi suatu barang dan
jasa yang berskala nasional, regional, dan internasional.
9. Jasa Informasi Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan data,
berita, feature, foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan
yang disebarkan dalam bentuk bahan cetak atau elektronik.
10. Jasa Konsultan Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan sarana
dan rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan
usaha, penelitian, dan pemasaran di bidang kepariwisataan.
11. Jasa Pramuwisata. Merupakan usaha yang menyediakan atau
mengkoordinasikan tenaga pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan dan kebutuhan biro perjalanan wisata.
12. Wisata Tirta. Merupakan usaha yang menyelenggarakan wisata dan
olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya
yang dikelola secara komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan
waduk.
13. Spa. Usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode
kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah – rempah dan olah
aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap
memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia.

Jasa Pariwisata
Menurut Bagyono ( 2007 : 25 - 28 ) usaha jasa pariwisata adalah suatu usaha
bisnis yang kegiatan utamanya meliputi menjual jasa – jasa pariwisata kepada
wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Jenis
usaha jasa pariwisata meliputi:

a. Agen Perjalanan, Biro Perjalanan dan Tour Operator (Usaha Jasa


Perjalanan)
Berdasarkan prinsipnya ketiga jenis usaha tersebut sama, yakni sama – sama
beroperasi dalam bidang perjalanan, sedangkan perbedaan nya terletak
pada kegiatan pelaksanaannya itu sendiri. Misalnya kegiatan biro perjalanan
ruang lingkupnya lebih luas dibandingkan dengan agen perjalanan. Demikian juga
dengan ruang lingkup kegiatan tour operator lebih luas jika dibandingkan dengan
biro perjalanan.

b. Pemanduan Wisata
Keberadaan usaha ini sudah termasuk kedalam kegiatan biro perjalanan. Tetapi
tidak menutup kemungkinan kalau usaha ini berdiri sendiri . Misalnya dalam
suatu obyek wisata terdapat pemandu wisata yang bukan merupakan dari biro
perjalanan. Mereka merupakan pemandu resmi yang berada pada dalam organisasi
atau perkumpulan tertentu.

c. Pelayanan Informasi Wisata


Kegiatan usaha ini bisa dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Jika
kegiatan usaha ini dilakukan oleh pemerintah maka kegiatan tersebut bukan usaha
yang dikomersialkan, tetapi untuk memudahkan pelayanan tersebut kepada
wisatawan.

d. Pelayanan Pertemuan dan Konferensi


Usaha ini kegiatannya lebih kepada menyediakan fasilitas pertemuan , seminar –
seminar, konferensi dan lain – lain baik kegiatan penyelenggaraannya
maupundalam menyediaan tempat beserta perlengkapannya. Pada usaha ini juga
kadang menyediakan jasa Master of Ceremony (MC). Sudah banyak hotel – hotel
yang memasukan kegiatan ini didalam pemasarannya.
e. Usaha Jasa Boga : Restoran, Bar dan Katering
Ketiga usaha diatas dapat berupa usaha yang berdiri sendiri ataupun usaha yang
menyatu, misalanya dalam hotel.

f. Usaha Transportasi
Usaha Transportasi yakni mencakup transportasi darat, laut dan udara.Perusahaan
Transportasi darat terdiri dari pelayanan bus, kereta, perusahanaan taksi, dan
Perusahaan transportasi udara meliputi maskapai penerbangan. Sedangkan
transportasi laut terdiri dari pelayaran umum dan pelayaran wisata.

g. Usaha Jasa Akomodasi


Usaha yang memberikan pelayanan kepada tamu yang menginginkan tempat
tinggal baik dalam tempo waktu yang singkat ataupun tempo waktu yang lama.
Jenis usaha seperti yakni Hotel, motel, apartemen, wisma, cottage, bungalow dan
lain sebagainya.

h. Usaha Jasa Pencucian (Laundry and Dry Cleaning)


Usaha yang memberikan pelayanan pencucian kepada wisatawan yang ingin
mencuci pakaiannya baik dicuci biasa maupun kering / minyak.

i. Usaha Layanan Pemijatan (Massage)


Jenis usaha ini bisa berdiri sendiri atau pun merupakan bagian dari pelayanan
yang diberikan hotel kepada tamu. Para tamu bisa menentukan pelayanan
pemijatan yang ingin dinikmatinya baik ditepi pantai atau ruang pemijatan
maupun didalam kamar. Serta tamu juga bisa memilih jenis - jenis pemijatan yang
diinginkannya.

j. Usaha Jasa Penitipan Anak (Baby Sitting)


Usaha ini bertujuan agar memudahkan para wisatawan yang memiliki waktu yang
terbatas dengan keluarga dalam hal ini putra putri mereka.
KARYA ILMIAH
KEPARIWISATAAN

Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran KEPAR yang
dibimbing oleh bapak G.Aang Kwartein K.

Disusun oleh:
Lutvia Maidatul Kusna (03)
Kelas X Perhotelan 3

SEKOLAH MENENGAH KEJURUHAN NEGERI 2


BOYOLANGU TULUNGAGUNG
Tahun Ajaran 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai