Anda di halaman 1dari 13

Akuntansi Perhotelan

“Pariwisata dan Berbagai Jenis Industri Pariwisata”

Nama Kelompok 2:
Ni Made Wirantini Kusuma Sari (1707532040)
Ni Putu Desia Putri Pucangan (1707532044)
Ni Made Ari Trisna Dewi (1707532057)
A. A Sg Indah Nareswari (1707532062)
Ida Ayu Sintya Puspita Dewi (1707532069)

Dosen Pengampu :

Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si.,

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2020
1.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan
Pariwisata menurut Mc. Intosh dan Goeldner (1984:4) sebagai sekumpulan fenomena
dan hubungan yang tumbuh dari interaksi antara wisatawan (para pelancong), para pengusaha
dengan pemerintah dan masyarakat tuan rumah. Murphy (1985:9) mengatakan pariwisata
adalah gejala ekonomi karena adanya permintaan dari pihak wisatawan dan penawaran dari
pemberi jasa pariwisata (biro perjalanan, penginapan, dan rumah makan) atas [roduk dan
berbagai fasilitas terkait.
Wisatawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan kata nomina
yang berarti orang berwisata, pelancong, atau turis artinya orang yang memasuki wilayah atau
negara lain dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakukan usaha
teratur, dan mengeluarkan uangnya dinegara yang dikunjungi serta tidak memperoleh uang dari
negara tersebut. Pendit (1991:10) mengatakan wisatawan adalah orang yang memasuki
wilayah negara asing dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakukan
usaha yang teratur, dan mengeluarkan uangnya di negara yang dikunjungi serta tidak
memperoleh uang dari negara tersebut.
Menurut The Comitte of Statistical Experts of The League Of Nations (1937) seseorang
tidak bisa dianggap sebagai wisatawan apabila:
a. Orang yang datang baik dengan dasar kontrak maupun tidak, untuk mencari kerja
atau yang bekerja pada suatu aktivitas usaha di negara tersebut.
b. Orang yang datang untuk menetap menjadi penduduk di negara tersebut.
c. Pelajar dan orang-orang muda yang mondok di rumah pemondokan atau asrama.
Sedangkan komisi statistik perserikatan bangsa-bangsa (1967) memberikan definisi
pengunjung (visitors) adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempat
tinggalnya yang biasa untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan
yang menguntungkan di negara yang dikunjungi. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa yang bisa disebut sebagai wisatawan adalah seorang yang bepergian dengan ciri-ciri
berikut:
1. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam
2. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu
3. Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat di negara yang
dikunjungi
Pemerintah Indonesia melalui UU No.10 Tahun 2009, tentang kepariwisataan telah
mendefinisikan wisatawan, wisata, kepariwisataan, dan pariwisata sebagai berikut :
a. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata
b. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sesorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara
c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung dengan berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah
d. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama
wisatawan, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pengusaha.
e. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memilki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata
f. Daerah tujuan pariwisata atau destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang
berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik
wisata, fasilitas umum, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan
g. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.
h. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghaislkan barang dan/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata
i. Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata
atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh
penting dalam satu atau lebih aspek.
Adapun kewajiban wisatawan, adalah : menjaga dan menghormati norma agama, adat
istiadat, budaya, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat, memelihara dan
melestarikan lingkungan , turut serta menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan , turut serta
mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar
hukum. Sedangkan hak-hak wisatawan selama berkunjung ke tempat pariwisata adalah
memperoleh : informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata, pelayanan kepariwisataan
sesuai dengan standar, perlindungan hukum dan keamanan, pelayanan kesehatan, perlindungan
hak pribadi, perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang berisiko tinggi.
Untuk menjaga keharmonisan hubungan antara wisatawan, masyarakat, pemerintah,
dan pengusaha pariwisata maka di buat slogan “SAPTA PESONA” yaitu 7 (tujuh) unsur
pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang kondusif dan ideal bagi
berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat yang mendorong tumbuhnya minat
wisatawan yang berkunjung. Ketujuh unsur sapta pesona yang dimaksud adalah : aman, tertib,
bersih, sejuk, indah, ramah tamah, kenangan.

1.2 Jenis-Jenis Pariwisata


Menurut Spillane (1989) terdapat beberapa jenis pariwisata :
a. Pleasure tourism (pariwisata menikmati perjalanan). Jenis pariwisata ini dilakukan oleh
orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang
baru, mengendorkan ketegangan sarafnya, menikmati keindahan alamnya, menikmati
hikayat suatu daerah, menikmati hiburan dan sebagainya.
b. Recreation tourism (pariwisata rekresi). Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang
menghendaki pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, memulihkan kembali
kesegaran jasmani dan rohani yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahan.
c. Cultural tourism (pariwisata budaya). Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya
rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset,
mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat suatu negara, mengunjungi
peninggalan bersejarah, mengunjungi peninggalan masa kini, mengikuti festival seni
musik, tari dan sebagainya.
d. Sport tourism (pariwisata olahraga), jenis pariwisata ini dibagi dalam dua kategori :
- Big sport event seperti: Olympiade games, formula-1, kejuaran sepak bola dunia.
- Sporting tourism of practionaer. Pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin
berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti : pendakian gunung, berburu,
memancing dll.
e. Bussines shoping tourism (pariwisata dagang besar-belanja). Jenis perjalanan ini
menurut banyak ahli tidak termasuk dalam kegiatan pariwisata karena unsur voluntary
tidak terlibat di dalamnya.
f. Convention tourism (pariwisata konvensi). Jenis pariwisata ini mengalami
perkembangan yang luar biasa dan menjadi penting dalam sumbangan terhadap devisa
negara. Banyaknya negara yang mulai tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini
dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk
menunjang convention tourism.
1.2 Usaha Pariwisata
Menurut UU No. 10 Tahun 2009 usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan
barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
Usaha pariwisata meliputi, antara lain:
a) Daya tarik wisata. Bidang usaha daya tarik wisata meliputi jenis usaha pengelolaan
daya tarik wisata dan subjenis usaha meliputi: pengelolaan pemandian air panas alami,
pengelolaan gua, pengelolaan museum, dan subjenis usaha lainnya dari jenis usaha
pengelolaan daya tarik wisata yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau
Gubernur.
b) Kawasan pariwisata
c) Jasa transportasi wisata. Bidang usaha jasa transportasi wisata meliputi jenis usaha:
angkutan jalan wisata, angkutan kereta api wisata, angkutan sungai dan danau wisata,
angkutan laut domestik wisata, dan angkutan laut internasional wisata.
d) Jasa perjalanan wisata. Bidang usaha jasa perjalanan wisata meliputi jenis usaha: biro
perjalanan wisata dan agen perjalanan wisata
e) Jasa makanan dan minuman. Bidang usaha jasa makanan dan minuman: restoran,
rumah makan, bar, jasa boga, dan jenis usaha lain bidang usaha jasa makanan dan
minumann yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur.
f) Penyediaan akomodasi. Bidang usaha jasa penyediaan akomodasi meliputi jenis
usaha: hotel bintang dan nonbintang, bumi perkemahan, pondok wisata, motel dan jenis
usaha lain bidang usaha jasa penyediaan akomodasi yang ditetapkan oleh Bupati,
walikota dan/atau Gubernur.
g) Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi. Bidang usaha penyelenggara
kegiatan hiburan dan rekreasi meliputi jenis usaha: gelanggang olahraga, gelanggang
seni, arena permainan, hiburan malam, panti pijat, taman rekreasi, dan karaoke.
h) Jasa impresariat/promotor, yang meliputi subjenis usaha jasa
impresariat/promotor.
i) Penyelenggara pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran.
j) Jasa informasi pariwisata;
k) Jasa konsultan pariwisata;
l) Jasa pramuwisata;
m) Wisata tirta. Bidang usaha wisata tirta, meliputi jenis usaha: wisata bahari & wisata
sungai, danau, dan waduk.
n) SPA. Bidang usaha SPA belum memiliki jenis maupun sub jenis usaha.
1.4 Daya Tarik Wisata dan Motivasi Melakukan Perjalanan
Jenis daya tarik wisata dapat dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai kategori
kegiatan wisata, antara lain : (1) Wisata petualangan (adventure tourism), (2) Wisata bahari
(marine tourism), (3) Wisata agro ( farm tourism), (4) Wisata kreatif (creative tourism), (5)
Wisata kapal pesiar (cruise tourism), (6) Wisata kuliner (culinary tourism), (7) Wisata budaya
(cultural tourism), (8) Wisata sejarah (heritage tourism), (9) Wisata memorial (dark tourism),
contoh: groud zero World Trade Centre, ground zero Legian Bali, Merapi pasca letusan, (10)
Wisata ekologi (ecotourism/wild tourism), (11) Wisata pendidikan (educational tourism), (11)
Wisata ekstrim-menantang bahaya (extreme tourism), contoh: bercanda dengan hiu, bercanda
dengan buaya, (12) Wisata massal (mass tourism), (13) Wisata pertemuan, perjalanan insentif,
konferensi dan pameran (meeting, incentive, convention, and exhibition tourism), (14) Wisata
kesehatan (medical tourism/wellness tourism), (15) Wisata alam (nature-based tourism), (16)
Wisata religi (religious tourism/pilgrimage tourism), (17) Wisata budaya kekinian (pop culture
tourism), (18) Wisata desa (rural tourism), (19) Wisata luar angkasa (space tourism), (20)
Wisata olahraga (sport tourism), (21) Wisata kota (urban tourism), (22) Wisata relawan
(volunteer tourism).
H.Peter Grey (1970), mengemukakan beberapa alasan seseorang melakukan perjalanan
untuk bersenang-senang (pleasured travel) adalah :
1) Faktor haus akan sinar (sunlust) dimaksudkan sebagai sifat-sifat yang mendasar pada
tabiat manusia, yang menyebabkan seseorang ingin pergi meninggalkan sesuatu yang
sudah biasa dilihat dan dirasakan, untuk melihat suatu daerah atau kebudayaan baru
yang berbeda. Jadi ini adalah funsi dari karakter manusia.
2) Faktor yang menimbulkan jenis perjalanan yang khusus, yang tergantung pada adanya
hal-hal yang menyenangkan (amenities) yang berbeda dan lebih baik untuk tujuan
tertentu dibandingkan dengan yang ada ditempat sendiri, seperti liburan musim dingin
di Florida, Hawaii atau Caribia oleh orang-orang Canada dan orang-orang yang berasal
dari Amerika Serikat sebelah Utara.
Spillance (1989) produk dari objek atau industri pariwisata mempunyai beberapa sifat
khusus, antara lain :
a) Produk wisata tidak dapat dipindahkan karena orang tidak dapat membawa produk
wisata ke wisatawan, tetapi wisatawan itu sendiri yang harus mengunjungi, mengalami,
dan datang untuk menikmati produk wisata.
b) Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu bersamaan. Tanpa wisatawan yang sedang
menggunakan jasa wisata itu tidak akan terjadi kegiatan produksi wisata.
c) Pariwisata tidak mempunyai standart ukuran yang obyektif karena pariwisata memiliki
berbagai ragam jenis pariwisata.
d) Wisata tidak dapat mencicipi, mengetahui, ataupun menguji produk itu sebelumnya
karena wisatawan melihat melalui brosur, internet, ataupun alat promosi lainnya.
e) Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal besar, sedangkan
permintaannya sangat peka dan rentan terhadap situasi ekonomi, politik, sikap
masyarakat, dan kesukaan wisatawan.
Selain hal tersebut ada beberapa faktor yang menjadi penyebab untuk melakukan
perjalanan wisata yaitu:
1) Kondisi Lingkungan. Kondisi lingkungan yang kurang baik/rusak, lingkungan tempat
tinggal yang bising dan kotor, ataupun pemandangan yang membosankan.
2) Kondisi Sosial Budaya. Seperti kurang tersedianya fasilitas rekreasi, kegiatan yang
rutin dalam masyarakat sekitar, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan sosial antar
anggota masyarakat dan lain-lain yang sering menjadi alasan untuk pergi ke tempat-
tempat yang kondisinya lebih baik dan menyenangkan.
3) Kondisi Ekonomi. Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari,
tingkat daya beli yang tinggi, banyaknya waktu luang serta relatif rendahnya pngkos
angkutan, juga akan mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.
4) Pengaruh Kegiatan Pariwisata. Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi serta
timbulnya pandanan tentang nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial
masyarakat dapat mendorong kegiatan wisata.

1.5 Pemasaran Pariwisata


Pemasaran daerah tujuan wisata adalah keseluruhan usaha untuk mengenalkan produk
wisata yang ditawarkan oleh daerah tujuan wisata baik yang tagiable maupun intangible
produk, mengenali identitas wisatawan yang mempunyai waktu, uang, dan mempunyai
keinginan untuk berwisata, dan mencari cara terbaik untuk mencapai dan meyakinkan
wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Pemasaran daerah tujuan wisata
menyangkut penelitian pasar, penjualan, dan usaha mencari jalan terbaik untuk meyakinkan
wisatawan agar rata-rata tinggal lebih lama, dan jumlah pengeluaran perkapita wisatawan
semakin besar.
Tujuan utama pemasaran pariwisata tidak hanya menyangkut jumlah maksimal
wisatawan yang berkunjung dan tinggal lebih lama tetapi lebih diutamakan quality tourism
yang dengan promosi selektif dapat mencapai wisatawan dengan belanja yang sangat besar dan
terjadi repeat guest. Pemasaran daerah tujuan wisata dapat dilakukan tidak hanya dengan
melakukan promosi melalui iklan, brosur, internet, ataupun alat-alat promosi lainnya tetapi
dapat juga dengan mengundang penulis atau wartawan pariwisata asing dengan tujuan agar
penulis atau wartawan tersebut menulis atau meliputi hasil kunjungannya didaerah tujuan
wisata.
Dalam manajemen pemasaran global, prinsip-prinsip dalam marketing mix masih
berlaku. Stanley dalam (Spillance, 1989), seorang konsultan Pasific Asia Travel Association
(PATA) membagi unsur marketing mix dalam pariwisata menjadi:
1) Product mix. Faktor penting dalam product mix adalah masalah pemeliharaan warisan
budaya, peninggalan sejarah, dan pemeliharaan fisik dan nonfisik.
2) Distribution mix. Unsur ini berperan penting membawa wisatawan pada produk wisata
yang ditawarkan mencakup jasa transportasi yang melibatkan perusahaan jasa
transportasi dan guide.
3) Communication mix. Unsur ini digunakan untuk memberi informasi, memperkenalkan,
menarik dan mendorong agar mengunjungi daerah tujuan wisata. Ada beberapa
pendekatan communication mix, yaitu sales promotion (melalui media umum, e-
commerce, biro perjalanan, dan hubungan langsung dengan wisatawan), image
promotion (melalui kesan dan gambaran suatu daerah tujuan wisata), melalui
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan, melalui jasa penerangan kantor pariwisata,
service mix (melalui kebijakan pemerintah, seperti kebijakan visa dan ketentuan cukai).

1.6 Aspek Ekonomis Pariwisata


Berkembangnya industri pariwisata disuatu Negara/daerah akan menarik sektor lain
untuk berkembang. Keterkaitan kegiatan industri pariwisata dengan penerimaan daerah melalui
jalur PAD (Pendapatan Asli Daerah) terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, bagi hasil kekayaan bukan pajak dan
pendapatan transfer yang terdiri dari dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam,
dana alokasi umum serta dana alokasi khusus.

1.7 Dampak Pembangunan Pariwisata


Manfaat dan keuntungan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata bila
direncanakan dan diarahkan dengan baik adalah:
1. Manfaat ekonomi (kesejateraan masyarakat): penerimaan devisa meningkat,
kesempatan berusaha yang semakin luas, terbukanya lapangan kerja baru didaerah
wisata, meningkatnya pendapatan masyarakat dan pemerintah, dan mendorong
perkembangan pembangunan daerah
2. Manfaat sosial budaya: adanya upaya pelestarian budaya, meningkatkan kecerdasan
masyarakat, meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani dan rohani, dan
mengurangi konflik sosial
3. Manfaat dalam berbangsa dan bernegara: mempercepat persatuan dan kesatuan, rasa
memiliki,mempertahankan dan memeliharanya, serta memelihara hubungan baik
internasional
4. Manfaat bagi lingkungan yaitu diarahkan agar dapat memenuhi keinginan wisatawan,
seperti hidup tenang, bersih, jauh dari polusi, santai.
Dampat negatif berkembangnya pariwisata, yaitu harga barang atau jasa pelayanan
menjadi naik, penduduk yang mengikuti pola hidup wisatawan yang tidak sesuai, pemanfaatan
wisatawan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, terjadinya pengrusakan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, Dodik. M.M.Ratna Sari, dan A.A.G.P Widana Putra.2016. Akuntansi Perhotelan,
Pendekatan Sistem Informasi Berbasis usali
SOAL

1. Jelaskan yang dimaksud pariwisata menurut Murphy.


Jawab : Murphy (1985:9) mengatakan pariwisata adalah gejala ekonomi karena adanya
permintaan dari pihak wisatawan dan penawaran dari pemberi jasa pariwisata (biro
perjalanan, penginapan, rumah makan) atas produk dan berbagai fasilitas terkait.
2. Jelaskan yang dimaksud pariwisata menurut Mc Intosh dan Goeldner.
Jawab : Pariwisata menurut Mc. Intosh dan Goeldner (1984:4) sebagai sekumpulan
fenomena dan hubungan yang tumbuh dari interaksi antara wisatawan (para pelancong),
para pengusaha dengan pemerintah dan masyarakat tuan rumah.
3. Apa yang dimaksud dengan wisatawan?
Jawab : Wisatawan menurut KBBI merupakan kata nomina yang berarti orang
berwisata, pelancong, atau turis artinya orang yang memasuki wilayah atau negara lain
dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakukan usaha teratur,
dan mengeluarkan uangnya dinegara yang dikunjungi serta tidak memperoleh uang dari
negara tersebut.
4. Jelaskan ciri-ciri wisatawan
Jawab :
1) Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam
2) Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu
3) Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat di negara yang
dikunjungi
5. Jelaskan yang dimaksud dengan kepariwisataan
Jawab : Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
6. Jelaskan marketing mix di usaha pariwisata
Jawab :
1) Product mix
Wisatawan memerlukan jasa obyek wisata dan sarana wisata tertentu. Sarana wisata
adalah sarana sosial ekonomi yang menghasilkan jasa atau barang yang digunakan
wisatawan seperti hotel, rumah makan, sarana olah raga, dan atraksi kesenian.
Faktor penting dalam product mix adalah masalah pemeliharaan warisan budaya,
peninggalan sejarah, dan pemeliharaan fisik dan nonfisik.
2) Distribution mix.
Distribution mix mencakup jasa transportasi yang melibatkan perusahaan jasa
transportasi darat, laut, dan udara yang melibatkan perusahaan jasa transportasi
darat, laut, udara, biro perjalanan dan guide.
3) Communication mix
Dalam menginformasikan, mengenalkan, menarik dan mendorong wisatawan
diperlukan communication mix. Ada beberapa pendekatan communication mix,
yaitu : sales promotion (melalui media umum, e-commerce, biro perjalanan, dan
hubungan langsung dengan wisatawan), image promotion (melalui kesan dan
gambaran suatu daerah tujuan wisata), melalui pendidikan, pelatihan, dan
penyuluhan, melalui jasa penerangan kantor pariwisata, service mix (melalui
kebijakan pemerintah, seperti kebijakan visa dan ketentuan cukai).
7. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan perjalanan
Jawab :
1) Faktor haus akan sinar (sunlust) dimaksudkan sebagai sifat-sifat yang mendasar
pada tabiat manusia, yang menyebabkan seseorang ingin pergi meninggalkan
sesuatu yang sudah biasa dilihat dan dirasakan, untuk melihat suatu daerah atau
kebudayaan baru yang berbeda.
2) Faktor yang menimbulkan jenis perjalanan yang khusus, yang tergantung pada
adanya hal-hal yang menyenangkan (amenities) yang berbeda dan lebih baik untuk
tujuan tertentu dibandingkan dengan yang ada ditempat sendiri.
8. Sebutkan manfaat yang bisa diperoleh dari pembangunan dan pengembangan
pariwisata
Jawab :
1) Manfaat ekonomi (kesejateraan masyarakat): penerimaan devisa meningkat,
kesempatan berusaha yang semakin luas, terbukanya lapangan kerja baru didaerah
wisata, meningkatnya pendapatan masyarakat dan pemerintah, dan mendorong
perkembangan pembangunan daerah
2) Manfaat sosial budaya: adanya upaya pelestarian budaya, meningkatkan kecerdasan
masyarakat, meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani dan rohani, dan
mengurangi konflik sosial
3) Manfaat dalam berbangsa dan bernegara: mempercepat persatuan dan kesatuan,
rasa memiliki,mempertahankan dan memeliharanya dan memelihara hubungan baik
internasional
4) Manfaat bagi lingkungan: diarahkan agar dapat memenuhi keinginan wisatawan,
seperti hidup tenang, bersih, jauh dari polusi, santai.
9. Berikan contoh konkrit untuk setiap manfaat yang diperoleh, terkait pertanyaan 7
Jawab :
10. Sebutkan dampak negatif dari pengembangan pariwisata
Jawab :
Harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik, penduduk yang mengikuti pola hidup
wisatawan yang tidak sesuai, pemanfaatan wisatawan oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab, terjadinya pengrusakan lingkungan.
11. Berikan contoh konkrit berdasarkan kondisi lingkungan yang ada disekitar saudara
untuk dampak negatif yang diperoleh, terkait pertanyaan 9.
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai