Puji syukur kami ucapkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas berkat rahmat dan karunia- Nyalah kami diberi kesehatan dan kesempatan
dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Etika Utilitarianisme”.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Makalah ini tentunya masih ada hal-hal yang kurang dan masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu dalam penyelesaian makalah ini penulis mengharapkan
kritik maupun saran dari pembaca sehingga makalah ini dapat lebih
disempurnakan lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa
suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya
didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
“Utilitarianisme” berasal dari kata Latin “utilis”, yang berarti berguna, bermanfaat,
berfaedah, atau menguntungkan. Dalam Ultilitarianisme prinsip pokok yang harus
dikedepankan dalam berbuat adalah asas manfaat atau keuntungan. Istilah ini juga sering
disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme
sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan
muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang
berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan
menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak
berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan
dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak.
Etika Utilitarianisme adalah suatu tindakan yang dikatakan benar atau salah
berdasarkan konsekuensi yang ditimbulkan dari tindakan tersebut.
Prinsip utilitarianisme adalah Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang
etis jika jumlah total utilitas yang dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah
total utilitas oleh tindakan yang dapat dilakukan. namun, ini tidak berarti tindakan yang
benar adalah tindakan yang menghasilkan utilitas paling besar bagi orang yang
melakukan tindakan tersebut . prinsip ultilitarian mengasumsikan bahwa kita bisa
mengukur dan menambahkan kuantitas keuntungan yang dihasilkan oleh suatu tindakan
dan menguranginya dengan jumlah kerugian dari tindakan tersebut dan selanjutnya
menentukan tindakan mana yang menghasilkan keuntungan yang paling besar atau biaya
yang paling kecil.
2
prinsip ini mengandung 3 kriteria yaitu :
Kriteria pertama adalah manfaat , yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu
mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. Jadi, kebijaksanaan atau tindakan yang
baik adalah yang menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, kebijaksanaan atau tindakan
yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.
Kriteria kedua adalah manfaat terbesar, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan
itu mendatangkan manfaat terbesar (atau dalam situasi tertentu lebih besar) dibandingkan
dengan kebijaksanaan atau tindakan alternatif lainnya. diantara berbagai kebijakan atau
tindakan yang sama baiknya, kebijaksanaan atau tindakan yang mendatangkan manfaat
terbesar adalah tindakan yang paling baik.
Kriteria ketiga adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang, yaitu
dengan kata lain suatu kebijaksanaan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis
menurut etika utilitarianisme adalah kebijaksanaan atau tindakan yang membawa manfaat
terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau sebaliknya membawa akibat merugikan yang
sekecil mungkin bagi sedikit mungkin orang.
Secara padat ketiga prinsip itu dapat dirumuskan sebagai berikut: Bertindaklah
sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin
bagi sebanyak mungkin orang
3
etika ultilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil
keputusan. etika ini dipakai untuk melakukan perencanaan yang dapat
mengatur sasaran atau target yang akan dicapai. atau dengan kata lain etika
ultilitarianisme menjadi dasar utama dalam penyusunan program atau
perencanaan yang menyangkut kepentingan banyak orang. kriteria etika
ultilitarianisme menjadi kriteria seleksi bagi setiap alternatif yang bisa
diambil.
b. Etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukan.
etika ultilitarianisme digunakan sebagai standar penilaian atas tindakan
atau kebijakan yang telah dilakukan. kriteria etika ultilitarianisme benar-
benar digunakan untuk menilai apakah tindakan atau kebijakan yang
ditetapkan tersebut memang baik atau tidak. ini berate bahwa pada wujud
ini etika ultilitarianisme sangat tepat digunakan untuk mengevaluasi
tindakan yang sudah di jalankan.
Pertama, keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis jangan
semata-mata dipusatkan pada keuntungan dan kerugian bagi perusahaan. Yang juga perlu
mendapat perhatian adalah keuntungan dan kerugian bagi banyak pihak lain yang terkait
dan berkepentingan, baik kelompok primer maupun sekunder. Jadi, dalam analisis ini
perlu juga diperhatikan bagaimana dan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan
bisnis suatu perusahaan membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi
kreditor, konsumen, pemosok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya.
Kedua, seringkali terjadi bahwa analisis keuntungan dan kerugian ditempatkan
dalam kerangka uang (satuan yang sangat mudah dikalkulasi). Yang juga perlu mendapat
perhatian serius adalah bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya menyangkut
aspek finansial, melainkan juga aspek-aspek moral. Jadi, dalam kerangka klasik etika
utilitarianisme, manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka kesejahteraan,
kebahagiaan, keamanan sebanyak mungkin pihhak terkait yang berkepentingan.
Ketiga¸bagi bisnis yang baik, hal yang juga mendapat perhatian dalam analisis
keuntungan dan kerugian adalah keuntungan dan kerugian dalam jangka panjang. Ini
4
penting karena bisa saja dalam jangka pendek sebuah kebijaksanaan dan tindakan bisnis
tertentu sangat menguntungkan, tapi ternyata dalam jangka panjang merugikan atau
paling kurang tidak memungkinkan perusahaan itu bertahan lama. Karena
itu, benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah long term net benefits.
Sehubungan dengan ketiga hal tersebut, langkah konkret yang perlu dilakukan
dalam membuat sebuah kebijaksanaan bisnis adalah mengumpulkan dan
mempertimbangkan alternatif kebijaksanaan bisnis sebanyak-banyaknya. Semua alternatif
kebijaksanaan dan kegiatan itu dipertimbangkan dan dinilai dalam kaitan dengan manfaat
bagi kelompok-kelompok yang berkepentingan atau paling kurang, alternatif yang tidak
merugikan kepentingan semua kelompok terkait yang berkepentingan. Kedua, semua
alternatif pilihan itu perlu dinilai berdasarkan keuntungan yang akan dihasilkannya dalam
kerangka luas menyangkut aspek-aspek moral. Ketiga, neraca keuntungan dibandingkan
dengan kerugian, dalam aspek itu, perlu dipertimbagkan dalam kerangka jangka panjang.
Kalau ini bisa dilakukan, pada akhirnya ada kemungkinan besar sekali bahwa
kebijaksanaan atau kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya
menguntungkan secara finansial, melainkan juga baik dan etis.
5
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Utilitarianisme adalah suatu teori yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang
patut adalah yang memaksimalkan penggunaan, biasanya didefinisikan sebagai
memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. Etika Utilitarianisme
adalah bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik,
ekonomi dan legal secara moral.
2. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme yaitu:
a. Manfaat
b. Manfaat terbesar
c. Manfaat terbesar bagi orang sebanyak mungkin
3. Nilai Positif Etika Utilitarianisme yaitu:
a. Rasional.
b. Otonon.
c. Universal.
4. Utilitarianisme sebagai proses dan standar penilaian yaitu:
a. Etika utilitarianisme digunakan untuk proses mengambil keputusan,
kebijaksanaan atau bertindak.
b. Etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukan.
5. Analisis Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis tidak
dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
b. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang.
c. Analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang.
6. Kelemahan Etika Utilitarianisme
a. Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan
praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.
6
b. Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan
pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh
berkaitan dengan akibatnya.
c. Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik
seseorang
d. Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikuantifikasi.
e. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan,
maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas di antara ketiganya.
f. Etika Utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu
dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sutrisna. 2016. Etika Bisnis Konsep Dasar Implementasi & Kasus. Denpasar:
Udayana University Press
Rizqiannisa,2015.Etika utilitarianisme,dilihat 5 september 2018,
https://rizqiannisa.wordpress.com/2015/11/20/etika-utilitarianisme/