Anda di halaman 1dari 7

1.

Organisasi dan Lingkungan

Pengertian organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk
bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya memanfaatkan
suatu sumber daya tertentu misalnya lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang, dan
beberapa sumberdaya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Didalam suatu
organisasi pastinya terdapat suatu tatanan yang membentuk suatu kelompok yaitu sruktur
organisasi, Jadi struktur organisasi dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan menempatkan
orang-orang yang berkompeten sesuai dengan bidang dan keahliannya. Dengan adanya struktur,
Departemen Sumber Daya Manusia juga bisa mengetahui peran-peran dari karyawan-
karyawannya. Dengan begitu Departemen Sumber Daya Manusia dapat menentukan gaji
karyawan yang akan didapatkannya.
Dalam mencapai tujuan untuk mewujudkan prinsip-prinsip GCG harus didukung oleh
elemen dan fungsi yang terdapat didalamnya sehingga diperlukan model organisasi. Model
organisasi merupakan representasi dari suatu organisasi yang membantu seseorang untuk lebih
memahami secara jelas dan cepat apa yang diamati dalam organisasi tersebut. Secara lebih rinci,
Burke menjelaskan berbagai kegunaaan dari model organisasi yaitu: model membantu untuk
meningkatkan pemahaman tentang organisasi, model membantu untuk mengelompokkan data
tentang organisasi, model membantu menginterpretasikan data tentang organisasi, dan model
membantu untuk memberikan bahasa yang umum serta singkat tentang organisasi.
Dalam teori organisasi modern yang berkembang sejak tahun 1950-an ini, organisasi
cenderung dipandang sebagai: 1) suatu sistem yang terbuka, 2) di dalam organisasi terjadi
transformasi masukan yang menghasilkan keluaran tertentu, masukan diperoleh dari
lingkungannya sedangkan keluaran akan diberikan organisasi kepada lingkungannya, 3) di dalam
organisasi terdapat elemen-elemen yang penting yang saling berhubungan satu sama lain, serta
4) organisasi memiliki tujuan dan batasan tertentu yang membedakan organisasi tersebut dari
lingkungannya.

2. Control Versus Ownership Right (Kontrol versus Hak Kepemilikan)


Perbedaan yang nyata dalam kendali (kontrol) perusahaan besar di seluruh dunia yang
telah dibahas sebelumnya , dimana Inggris dan Amerika Serikat sebagian besar perusahaannya
yang terdaftar cenderung memiliki pemegang saham mayoritas yang memiliki kendali (kontrol)

1
yang tidak terbantahkan. Secara lebih umum, akan dianalisis masing-masing dari empat
kombinasi antara kepemilikan yang mungkin tersebar atau terkonsentrasi serta kontrol yang
mungkin lemah atau kuat. Keempat kemungkinan kombinasi kontrol dan kepemilikan, yaitu :
a. Kombinasi A : Kepemilikan tersebar dan kontrol lemah
Kombinasi ini berlaku di sebagian besar perusahaan di Inggris dan AS.
Keuntungan kombinasi ini yaitu dari peningkatan likuiditas saham serta peningkatan nilai
tambah. Kerugian dari kombinasi ini adalah kemungkinan kurangnya pemantauan oleh
pemegang saham yang tersebar. Perusahaan dengan kombinasi kepemilikan dan kontrol
ini mungkin mengalami kesulitan karena masalah prinsipal-agen.
b. Kombinasi B : Kepemilikan tersebar dan kontrol kuat
Kombinasi ini berlaku di sebagian besar perusahaan di luar Inggris dan Amerika
Serikat. Kombinasi ini memiliki dua keuntungan. Pertama, ada pasar aktif dalam saham
mengingat dispersi kepemilikan. Kedua, ada pemegang saham pengendali dengan
kekuatan yang cukup untuk mencegah manajer mengambil alih pemegang saham. Namun,
kombinasi ini juga meningkatkan risiko pemegang saham minoritas diambil alih oleh
pemegang saham mayoritas.
c. Kombinasi C : Kepemilikan terkonsentrasi dan kontrol lemah
Kombinasi ini berlaku hanya untuk beberapa perusahaan di seluruh dunia,
termasuk beberapa perusahaan Swiss yaitu kombinasi dengan batas pemungutan suara
yang berlaku. Keuntungan dari kombinasi kepemilikan dan kontrol ini adalah bahwa
pemegang saham minoritas dilindungi karena tidak ada pemegang saham tunggal yang
cukup kuat untuk mendominasi pengambilan keputusan perusahaan. Namun, ada juga
kerugian yang jelas seperti kurangnya pemantauan yang dihasilkan dari konsentrasi
kepemilikan dan rendahnya likuiditas dan biaya modal.
d. Kombinasi D : Kepemilikan terkonsentrasi dan kontrol kuat
Kombinasi ini menciptakan insentif pemantauan yang kuat mengingat kepemilikan
saham mayoritas dipegang oleh pemegang saham pengendali. Namun, itu juga memiliki
kelemahan yaitu likuiditas rendah dan probabilitas pengambilalihan berkurang.
Berdasarkan uraian diatas yang menejelaskan tentang empat kombinasi maka akan dibahas
lebih khusus untuk kombinasi B, yaitu kombinasi kepemilikan yang tersebar dan kontrol yang

2
kuat, dan bagaimana kombinasi ini dapat dicapai. Seperti disebutkan sebelumnya, ini adalah
kombinasi paling sering dari kepemilikan dan kontrol di luar Inggris dan Amerika Serikat.
a. Cara mencapai kepemilikan yang tersebar dan kontrol yang kuat
Cara utama untuk mencapai kombinasi B yaitu sebagai berikut:
- Piramida kepemilikan. Piramida kepemilikan sederhana yang terdiri dari satu
perusahaan tunggal di setiap tingkat piramida, yaitu rantai kendali.
- Suara proksi. Suara proksi yang berasal dari saham yang disetor oleh pelanggan dari
bank dan yang dipilih oleh bank, mereka juga sering meningkatkan tingkat kontrol
mereka di perusahaan investee mereka melalui penggunaan suara proksi. Jenis lain
dari suara proksi adalah suara yang dimiliki oleh pemegang saham, tetapi dilakukan
oleh manajemen perusahaan.
- Koalisi. Koalisi pemungutan suara atau kumpulan pemilih terdiri dari beberapa
pemegang saham yang bergabung dan setuju untuk memberikan suara dengan cara
yang sama.
- Saham kelas ganda. Perusahaan dengan saham kelas ganda memiliki dua kelas saham
yang beredar yaitu: kelas dengan hak suara atau hak suara superior dan kelas kedua
tanpa hak suara atau lebih sedikit hak suara.
- Hak suara tambahan. Secara luas digunakan oleh banyak perusahaan Prancis yang
memberikan hak suara tambahan kepada pemegang saham jangka panjang mereka
melalui sebuah klausa mereka. Klausa seperti itu biasanya diberlakukan pada saat
penawaran umum perdana dan sering retrospektif, yaitu berlaku untuk taruhan yang
ada di perusahaan.
b. Konsekuensi dari kepemilikan yang tersebar dan kontrol yang kuat
Sanford Grossman dan Oliver Hart berpendapat bahwa taruhan besar menciptakan
manfaat kontrol. Ada dua jenis manfaat kontrol yaitu: manfaat keamanan dan manfaat
pribadi kontrol. Manfaat keamanan dari kontrol adalah manfaat dari taruhan besar yang
dibagikan oleh semua pemegang saham. Manfaat ini berasal dari peningkatan nilai
perusahaan karena pemantauan manajemen yang dilakukan oleh pemegang saham
mayoritas. Mengingat keberadaan pemegang saham mayoritas, manajemen cenderung
mengambil alih pemegang saham dengan mengejar kepentingan mereka sendiri daripada

3
memaksimalkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dari pengurangan biaya
agensi menguntungkan semua pemegang saham.
Sebaliknya, keuntungan pribadi dari kontrol seringkali datang dengan
mengorbankan pemegang saham minoritas. Ini adalah manfaat yang diambil oleh
pemegang saham mayoritas dari perusahaan dan hanya bertambah baginya. Mereka
termasuk transaksi pihak terkait, yaitu tunneling dan transfer pricing, serta nepotisme dan
pertikaian. Manfaat pribadi dari kontrol biasanya tidak dapat dipindahtangankan, yaitu
khusus untuk pemegang saham pengendali yang berkuasa. Mereka juga sulit untuk
diamati dan diukur oleh orang luar dibandingkan dengan manfaat keamanan.
Kombinasi B dapat diperoleh melalui berbagai mekanisme termasuk piramida
kepemilikan, suara proksi, koalisi pemungutan suara, saham ganda dan memberikan suara
tambahan kepada pemegang saham jangka panjang. Namun, semua mekanisme ini
memiliki kesamaan bahwa mereka memberikan lebih banyak hak kontrol kepada
pemegang saham besar daripada hak arus kas. Semua mekanisme ini menciptakan
perbedaan antara kepemilikan dan kontrol dan karenanya melanggar aturan one share one
vote. Pelanggaran aturan ini memiliki konsekuensi penting karena menentukan besarnya
manfaat privat dari kontrol yang dapat diambil oleh pemegang saham besar dari
perusahaan dengan mengorbankan pemegang saham minoritas.

3. Struktur Kepemilikan di Asia

Struktur kepemilikan perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu struktur kepemilikan


tersebar dan struktur kepemilikan terkonsentrasi. Kepemilikan tersebar biasanya terjadi di
Amerika Serikat dan Inggris. Sebaliknya, struktur kepemilikan perusahaan-perusahaan di negara-
negara Asia Timur dan Eropa Timur terkonsentrasi pada pemilik tertentu. Ada 3 variabel struktur
kepemilikan perusahaan, yaitu : insider equity yang dimiliki oleh oleh manajemen, outsider
equity dimiliki oleh pihak di luar perusahaan, dan debt dimiliki oleh seseorang diluar
perusahaan.
Di kawasan asia, pada umumnya pemisahan antara kepemilikan dan kepengelolaan
perusahaan tidak terlalu berkembang. Bisnis lebih bersifat kekeluargaan sehingga kelompok-
kelompok usaha besar yang berkembang selalu dikendalikan oleh anggota keluarga dari

4
hubungan darah atau hubungan perkawinan. Hal tersebut sangat terasa dalam sistem Keiretsu di
Jepang, Chebol di Korea, dan Konglomerasi di Indonesia.
Para pemilik modal memiliki suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Para pemilik modal dikelompokkan dalam pemilik modal besar (bock holer) atau pemilik
modal kecil (ritel). Pemilik modal besar memiliki hak suara cukup besar serta posisi lemah
dalam menyuarakan kepentingan. Bahkan, banyak diantara mereka yang merasa tidak memiliki
insentif untuk menyuarakan kepentingan. Namun, dalam perusahaan dikenal sebagai
“komisaris independen” yang bertugas melindungi kepentingan pemegang saham minoritas.
Thailand, Korea, Singapura, Taiwan, dan Hongkong, kontrol keluarga terhadap perusahaan
begitu tinggi. Sebagian besar perusahaan dengan lebih dari satu pemegang saham besar
dikendalikan oleh beberapa keluarga. Di perusahaan-perusahaan ini, salah satu keluarga
cenderung mengambil peran kepemimpinan dan bertindak sebagai pemegang saham pengendali
utama.
Kontrol para pemilik perusahaan dilakukan melalui struktur piramida dan kepemilikan
silang diantara beberapa perusahaan. Model ini tampaknya sangat umum terjadi di semua
negara di kawasan Asia Tenggara. Jadi pada dasarnya, pemisahan antara pemilik dan pengelola
sangat jarang terjadi dikawasan tersebut. Ditambah lagi, pemisahan antara kontrol dan
manajerial juga jarang terjadi karena pemilik menguasai hak suara dengan model kepemilikan
silang yang dipertahankan untuk mempertahankan posisi suara

4. Struktur Kepemilikan Di Indonesia

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki kekuasaan tertinggi dalam


pengambilan keputusan di perusahaan, misalnya untuk hal penambahan modal, perubahan
modal, pemilihan eksekutif perusahaan, dan lain-lain. Struktur ini juga diterapkan dalam BUMN
berbentuk perseroan. Informasi kepemilikan saham yang wajib dipublikasikan adalah
kepemilikan saham di atas 5% dan kepemilikan oleh eksekutif perusahaan.
Claesesens et al. (2000) membuktikan bahwa 67 persen kepemilikkan pada perusahaan
publik di Indonesia dimiliki secara piramida. Kepemilikan piramida merupakan kepemilikan
secara tidak langsung terhadap suatu perusahaan melalui perusahaan lain, baik melalui
perusahaan publik maupun perusahaan non publik (Claesesens et al., 2000). Grup piramida dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk membatasi kewajiban. Struktur kepemilikan piramida

5
memungkinkan keluarga pendiri dan sekutunya melakukan kontrol terhadap jaringan perusahaan
yang sangat luas, baik pada perusahaan yang terdaftar di bursa saham maupun pada perusahaan
yang tertutup.
Country assessment yang dilakukan oleh ROSC menemukan bahwa terdapat lima
kategori kepemilikan yang umum dijumpai di Indonesia, yakni kepemilikan oleh keluarga,
kepemilikan oleh negara (BUMN), bank, kepemilikan asing, dan kepemilikan secara independen
bukan bagian dari grup (Claessens dan Fan, 2003). Dalam hal kepemilikkan perusahaan
keluarga, bisnis yang dimiliki dan dikendalikan pastinya oleh keluarga maka manajemen maupun
kinerja perusahaan, baik yang berskala kecil maupun besar, banyak dipengaruhi oleh visi
maupun misi keluarga. Namun, bisnis keluarga tentu tidak luput dari ragam persoalan yang
kadang-kadang sulit untuk dipecahkan. Misalnya, adanya ketidakpercayaan di antara sesama
anggota keluarga, konflik dalam suksesi kepemimpinan, konflik dalam pengambilan keputusan,
isu putra mahkota (penerus tahta di perusahaan), perbedaan pola pikir manajerial antara generasi
pertama dan generasi berikutnya, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Jojonomic. Struktur Organisasi Perusahaan dan Fungsinya. Diakses pada tanggal 22 Februari
pukul 13.40 pada https://www.google.co.id/amp/s/jojonomic.com/blog/contoh-struktur-
organisasi-perusahaan/

Ratnadi, Ni Made Dwi. 2013. Konflik Pemegang Saham Dan Konsentrasi Konservatisme
Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang.

Dominique, Inez. (2010). Praktik Good Corprate Governance Terkait Struktur Kepemilikan
Perusahaan di Indonesia. Dikutip 21 Februari 2020, dari
https://www.kompasiana.com/inezlius/551ff41f81331198019dfb7a/praktik-good-
corporate-governance-terkait-struktur-kepemilikan-perusahaan-di-indonesia

Azwari, Peny Cahaya dan IAIN Raden Fatah. 2016. Masalah Keagenan Pada Struktur
Kepemilikan Perusahaan Keluarga Di Indonesia. Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi,
9(2), hal: 173 – 184

6
Aliajah. (2013). PENGERTIAN ORGANISASI SECARA UMUM DAN PENGERTIAN
ORGANISASI MENURUT PARA AHLI. Diakses pada tanggal 22 Februari pukul 11.10
pada https://www.google.co.id/amp/s/aliajah.wordpress.com/2013/03/19/pengertian-
organisasi-secara-umum-dan-pengertian-organisasi-menurut-para-ahli/amp/

Anda mungkin juga menyukai