DOSEN PENGAMPU
DR. E. YUSNAINI, S.E., M.SI., AK
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Detri Hairani (01031482225003)
2. Diva Alifia Raudha (01031482225006)
3. Nabillah Khansa (01031482225008)
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN S1 ASAL D3 AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
A. Pendahuluan
Penggabungan usaha terjadi apabila dua perusahaan atau lebih
membentuk suatu organisasi tunggal untuk menjalani usaha. Penggabungan usaha
dapat dilakukan dalam banyak bentuk yang berbeda. Penggabungan kesatuan-
kesatuan usaha ini sering kali dicapai melalui penyatuan bermacam-macam
perusahaan menjadi unit- unit tunggal yang lebih besar. Pengendalian terhadap
kesatuan usaha dapat dicapai melalui pemilikan saham atau melalui dewan
pimpinan yang saling berpautan satu sama lain. Bermacam-macam tujuan dapat
dicapai dalam penggabungan usaha. Tujuan ini diantaranya adalah perolehan
daerah pemasaran yang lebih luas dan volume penjulan yang lebih
besar,perolehan atau pengembangan organisasi yang lebih kuat dan produksi yang
lebih baik serta bakat manajemen,penghematan biaya,efisiensi pada skala operasi
yang lebih besar,peningkatan pengendalian pasar,perbaikan posisi bersaing dan
lainnya.
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No.22
paragraf 08 tahun 1999: ”Penggabungan usaha (business combination) adalah
pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi
karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau
memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain”
Sedangkan menurut Hadori Yunus (1981 : 224), pengertiannya adalah
sebagai berikut: ”Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan
suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan
ekonomis.”
Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan
usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara
menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu
kesatuan ekonomi.
Akuntansi untuk penggabungan usaha terdiri dari dua metode yaitu
penggabungan usaha berdasarkan penyatuan kepentingan (Pooling of interest) dan
dengan metode pembelian (purchase Method). Metode penyatuan kepemilikan
2
dianggap kurang relevan dan mengabaikan nilai ekonomis yang ditukar dalam
transaksi sehingga dilarang penggunaannya diberbagai Negara maju, namun di
Indonesia kedua metode ini masih digunakan.
Secara umum, metode pembelian mengikuti prinsip akuntansi yang
sama dalam pencatatan penggabungan usaha yang diikuti dalam akuntansi untuk
aktiva dan kewajiban berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.
Biaya perolehan bagi entitas pembeli untuk memperoleh perusahaan
lain dalam suatu penggabungan usaha diukur dengan jumlah kas yang dikeluarkan
atau nilai wajar aktiva lain yang didistribusikan atau surat berharga yang
diterbitkan. Aktiva dinilai sesuai dengan nilai wajarnya pada saat transaksi
penggabungan terjadi,biasanya perusahaan menggunakan jasa independen untuk
menilai nilai wajar atau pun nilai pasar aktiva tersebut.
3
- Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-
perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih
besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini
adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan
yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-
perusahaan yang bersangkutan tersebut.
- Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang
sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling
menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian
pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian
bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan
kontinuitas produksi. Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan
kombinasi dari penggabungan horisontal dan vertikal.
- Penggabungan konglomerat, ini merupakan gabungan dari
perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan
misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa
hotel dan perusahaan makanan (catering).
4
dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas dan tidak
satu pun perusahaan yang bergabung masih tetep berdiri sejak
dilakukan konsolidasi.
- Akuisisi saham. Terjadi jika satu perusahaan mengakuisisi saham
berhak suara dari perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap
beroperasi sebagai dua entitas yang terpisah, tetapi mempunyai
hubungan istimewa (hubungan afiliasi). Karena tidak ada
perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi
memperlakukan kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi
sebagai investasi. Dalam akuisisi saham, perusahaan pengakuisisi
tidak perlu mengakuisisi seluruh saham milik perusahaan yang
diakuisisi untuk memperoleh kendali. Hubungan yang timbul dari
akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak perusahaan. Induk
perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang
mengendalikan perusahaan lain yang disebut sebagai perusahaan
anak (subsidiary), biasanya melalui pemilikian mayoritas di saham
biasa.
5
3. Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays). Fasilitas-
fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat
diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang
berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang
lainnya.
4. Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa
perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka.
Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah
diserang untuk diambilalih, beberapa di antara mereka memakai strategi
pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha
pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan
rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan
calon pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan,
contohnya, bank-bank yang independent mengakuisisi bank-bank
tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market share) dan
berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan
sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing.
5. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).
Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak
berwujud maupun berwujud.
6
memperoleh perusahaan- perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada
pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada
dasar pertanggungjawaban yang baru.
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-
perusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan
sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada buku
masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai
aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas
yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun
dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha
masing-masing dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda
untuk mencatat aktiva dan kewajiabannya. Dalam penggabungan secara
penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing
perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat
disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan
tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode
akuntansi untuk menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan
laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk periode-periode
sebelumnya harus disajikan kembali (restated).
7
dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah aktiva
bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap
modal perusahaan yang akan digabung.
4. Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan
keuangan milik perusahaan yang bergabung.
8
wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan
diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.
Contoh Kasus:
9
PT. Untung Selalu dan PT. Tak Mau Rugi pada tanggal 1 September 2023
mengadakan perjanjian untuk bergabung. Neraca masing-masing perusahaan
sebagai berikut:
Kewajiban
Utang Usaha 24.000.000 20.000.000
Utang Bank 26.000.000 10.000.000
Modal
Modal Saham 200.000.000 192.000.000
AgioSaham 24.000.000 18.000.000 Nilai
LabaDitahan 36.000.000 30.000.0000.
nominal saham PT Untung Selalu Rp10.000/lembar dan PT. Tak Mau Rugi
Rp8.000/lembar. Catatlah transaksi penggabungan usaha kedua perusahaan
tersebut jika:
Penyelesaian:
10
Aktiva Bersih PT. Tak Mau Rugi
AB = Total Aktiva – Total Kewajiban
= Rp 270.000.000 – 30.000.000
= Rp 240.000.000
Rp 129.000.000
Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Untung Selalu adalah sebagai berikut:
Kas Rp 36.000.000
11
Aktiva Lancar lainnya Rp 30.000.000
12
= Rp 270.000.000 – 30.000.000
= Rp 240.000.000
Rp 466.000.000
Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Untung Selalu adalah sebagai berikut:
Investasi Rp 500.000.000
13
Kas Rp 76.000.000
Investasi Rp 500.000.000
14
G. Penggabungan Usaha Berdasarkan Metode Pembelian
Menurut PSAK tahun 2007 ada ketentuan tentang goodwill,diantaranya:
Saldo goodwill yang belum diamortisasi harus dievaluasi pada setiap tanggal
neraca, dan apabila terdapat indikasi bahwa jumlah tersebut tidak dapat
sepenuhnya atau sebagian dipulihkan (recovered) dari ekspektasi manfaat
keekonomian di masa mendatang, maka bagian jumlah yang tidak dipulihkan
tersebut langsung dibukukan sebagai beban pada periode yang bersangkutan.
Setiap penurunan nilai (write-down) goodwill tidak boleh dinaikan (writeup)
kembali pada periode selanjutnya.
15
- Ketentuan hukum peraturan yang berlaku
16
i. Jika akan digunakan ,dinilai berdasarkan nilai pasar yang
ditentukan oleh perusahaan penilai.
ii. Apabila digunakan sementara dinilai berdasarkan harga
terendah pengganti.
- Aktiva tidak berwujud, paten dan dan resensi dinilai berdasarkan taksiran.
- Hutang wesel, hutang usaha, hutang jangka panjang dan hutang lainnya
dinilai berdasarkan nilai sekarang.
Ada tiga kelompok biaya yang dikeluarkan pada saat penggabungan usaha
dilakukan, ketiga kelompok biaya tersebut perlakuannya berbeda, yaitu :
17
Hutang wesel 15.000.000 13.500.000
Hutang lain 4.000.000 4.500.000
Total liabilitas 25.000.000 25.000.000
Asset neto 75.000.000 120.000.000
Selisih antara biaya perolehan diatas nilai wajar asset neto yang diperoleh diakui
sebagai goodwill. Sebaliknya selisih lebih nilai wajar asset neto yang diperoleh
diatas biaya perolehan diakui sebagai negative goodwill.
Kasus 1:
Goodwill
PT X membayar Rp 40.000.000 kas dan menerbitkan 50.000 sahamnya Rp 1.000
par, harga pasar Rp2.000 /saham untuk asset neto PT Y. Jurnal mencatat
penggabungan pada buku-buku X saat itu sbb:
Investasi dalam Y Rp 140.000.000
Kas Rp 40.000.000
Saham biasa Rp1.000 par Rp 50.000.000
Tambahan modal setor Rp 50.000.000
Mencatat penerbitan 50.000 saham ditambah Rp40.000.000 kas dalam
penggabungan Y dengan metode pembelian
Kas Rp 5.000.000
Piutang-net Rp 15.000.000
Persediaan Rp25.000.000
Tanah Rp10.000.000
Gedung Rp50.000.000
Peralatan Rp35.000.000
Paten Rp 5.000.000
Goodwill Rp 20.000.000
Hutang Rp 7.000.000
Wesel bayar Rp 13.500.000
18
Liabilitas lain Rp 4.500.000
Investasi dalam Y Rp 140.000.000
Membebankan biaya Y keaset identifiable yang diperoleh dan liabilitas
berdasarkan nilai wajar dan ke goodwill.
H. Kesimpulan
Penggabungan usaha dilakukan untuk tujuan tertentu dari dua
perusahaan atau lebih menjadi unit-unit tunggal yang lebih besar.penggabungan
usaha dapat dilakukan dalam banyak bentuk yang berbeda.Akuntansi untuk
penggabungan usaha terdiri dari dua metode,antara lain metode penyatuan
kepemilikan (pooling of interest) dan metode pembelian (Purchase Method)
dimana kedua-duanya masih dipakai di Indonesia.
19
DAFTAR PUSTAKA
20