Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN


“PENGGABUNGAN USAHA”

DOSEN PENGAMPU
DR. E. YUSNAINI, S.E., M.SI., AK

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Detri Hairani (01031482225003)
2. Diva Alifia Raudha (01031482225006)
3. Nabillah Khansa (01031482225008)

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN S1 ASAL D3 AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
A. Pendahuluan
Penggabungan usaha terjadi apabila dua perusahaan atau lebih
membentuk suatu organisasi tunggal untuk menjalani usaha. Penggabungan usaha
dapat dilakukan dalam banyak bentuk yang berbeda. Penggabungan kesatuan-
kesatuan usaha ini sering kali dicapai melalui penyatuan bermacam-macam
perusahaan menjadi unit- unit tunggal yang lebih besar. Pengendalian terhadap
kesatuan usaha dapat dicapai melalui pemilikan saham atau melalui dewan
pimpinan yang saling berpautan satu sama lain. Bermacam-macam tujuan dapat
dicapai dalam penggabungan usaha. Tujuan ini diantaranya adalah perolehan
daerah pemasaran yang lebih luas dan volume penjulan yang lebih
besar,perolehan atau pengembangan organisasi yang lebih kuat dan produksi yang
lebih baik serta bakat manajemen,penghematan biaya,efisiensi pada skala operasi
yang lebih besar,peningkatan pengendalian pasar,perbaikan posisi bersaing dan
lainnya.
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No.22
paragraf 08 tahun 1999: ”Penggabungan usaha (business combination) adalah
pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi
karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau
memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain”
Sedangkan menurut Hadori Yunus (1981 : 224), pengertiannya adalah
sebagai berikut: ”Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan
suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan
ekonomis.”
Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan
usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara
menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu
kesatuan ekonomi.
Akuntansi untuk penggabungan usaha terdiri dari dua metode yaitu
penggabungan usaha berdasarkan penyatuan kepentingan (Pooling of interest) dan
dengan metode pembelian (purchase Method). Metode penyatuan kepemilikan

2
dianggap kurang relevan dan mengabaikan nilai ekonomis yang ditukar dalam
transaksi sehingga dilarang penggunaannya diberbagai Negara maju, namun di
Indonesia kedua metode ini masih digunakan.
Secara umum, metode pembelian mengikuti prinsip akuntansi yang
sama dalam pencatatan penggabungan usaha yang diikuti dalam akuntansi untuk
aktiva dan kewajiban berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.
Biaya perolehan bagi entitas pembeli untuk memperoleh perusahaan
lain dalam suatu penggabungan usaha diukur dengan jumlah kas yang dikeluarkan
atau nilai wajar aktiva lain yang didistribusikan atau surat berharga yang
diterbitkan. Aktiva dinilai sesuai dengan nilai wajarnya pada saat transaksi
penggabungan terjadi,biasanya perusahaan menggunakan jasa independen untuk
menilai nilai wajar atau pun nilai pasar aktiva tersebut.

B. Pengertian Penggabungan Usaha


Penggabungan usaha (business combination) adalah sebagai penyatuan
dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu
perusahaan menyatu dengan (uniting) perusahaan lain ataupun memperoleh
kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Berdasarkan definisi
tersebut, penggabungan tidak hanya terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang
terpisah lebur menjadi satu entitas hukum, melainkan kedua atau lebih perusahaan
yang terpisah berada dalam satu pengendalian dimana salah satu perusahaan
penjadi pihak pengendali.

C. Bentuk Penggabungan Usaha


Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002:
240-241) dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai
berikut:
1. Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk
penggabungan usaha sebagai berikut:

3
- Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-
perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih
besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini
adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan
yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-
perusahaan yang bersangkutan tersebut.
- Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang
sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling
menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian
pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian
bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan
kontinuitas produksi. Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan
kombinasi dari penggabungan horisontal dan vertikal.
- Penggabungan konglomerat, ini merupakan gabungan dari
perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan
misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa
hotel dan perusahaan makanan (catering).

2. Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi:


- Merger statutori (merger). Jenis penggabungan usaha dimana hanya
ada satu dari perusahaan yang bergabung yang bertahan dan
perusahaan lainnya dibubarkan. Aktiva dan kewajiban dari
perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi
dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah
merger operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang
berada di bawah satu entitas.
- Konsolidasi statutori (konsolidasi). Penggabungan usaha di mana
kedua perusahaan yang bergabung dibubarkan serta aktiva dan
kewajiban dari perusahaan perusahaan tersebut dipindahkan ke
perusahaan yang baru dibentuk. Operasi dari perusahaan yang

4
dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas dan tidak
satu pun perusahaan yang bergabung masih tetep berdiri sejak
dilakukan konsolidasi.
- Akuisisi saham. Terjadi jika satu perusahaan mengakuisisi saham
berhak suara dari perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap
beroperasi sebagai dua entitas yang terpisah, tetapi mempunyai
hubungan istimewa (hubungan afiliasi). Karena tidak ada
perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi
memperlakukan kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi
sebagai investasi. Dalam akuisisi saham, perusahaan pengakuisisi
tidak perlu mengakuisisi seluruh saham milik perusahaan yang
diakuisisi untuk memperoleh kendali. Hubungan yang timbul dari
akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak perusahaan. Induk
perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang
mengendalikan perusahaan lain yang disebut sebagai perusahaan
anak (subsidiary), biasanya melalui pemilikian mayoritas di saham
biasa.

D. Alasan-Alasan Penggabungan Usaha


Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha
diperluas melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi
fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih
penggabungan usaha sebagai alat perluasan adalah:
1. Manfaat Biaya (Cost Adventage). Seringkali lebih murah bagi
perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui
pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi.
2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar
yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan
dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan
usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi.

5
3. Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays). Fasilitas-
fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat
diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang
berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang
lainnya.
4. Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa
perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka.
Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah
diserang untuk diambilalih, beberapa di antara mereka memakai strategi
pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha
pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan
rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan
calon pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan,
contohnya, bank-bank yang independent mengakuisisi bank-bank
tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market share) dan
berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan
sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing.
5. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).
Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak
berwujud maupun berwujud.

E. Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha


1. Metode Penyatuan Kepentingan (Pooling of Interest)
Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007
No. 22 untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan
sesuai dengan metode penyatuan. Dalam metode penyatuan
kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-perusahaan
yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak
berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah
satupun dari perusahaan- perusahaan yang bergabung telah dianggap

6
memperoleh perusahaan- perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada
pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada
dasar pertanggungjawaban yang baru.
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-
perusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan
sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada buku
masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai
aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas
yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun
dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha
masing-masing dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda
untuk mencatat aktiva dan kewajiabannya. Dalam penggabungan secara
penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing
perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat
disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan
tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode
akuntansi untuk menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan
laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk periode-periode
sebelumnya harus disajikan kembali (restated).

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest


1. Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung
dinilai pada nilai buku saat diadakan penggabungan.
2. Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar
jumlah modal perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih
perusahaan yang digabung.
3. Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal
saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya

7
dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah aktiva
bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap
modal perusahaan yang akan digabung.
4. Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan
keuangan milik perusahaan yang bergabung.

Beberapa alasan perusahaan menyukai metode kepemilikan adalah:

1. Terhindar dari peningkatan biaya depresiasi atas aktiva yang


direvaluasi.
2. Terhindar dari beban amortisasi goodwill.
3. Peningkatan fleksibilitas manajemen terkait dengan dividen.
4. Manajemen memiliki kesempatan menciptakan laba yang
sebelumnya belum dilaporkan.
5. Menyembunyikan nilai kepentingan yang diberikan dalam
penggabungan usaha.
6. Melindungi manajemen dari kritik pemegang saham (harga beli
aktiva yang lebih tinggi dari nilai wajar aktiva.

2. Metode Pembelian (Purchase)


Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha
merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva
bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan
metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva
yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan
dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini
dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan
sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut
PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai

8
wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan
diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase


1. Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang
akan digabung sebesar nilai wajarnya.
2. Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya
perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai
wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi
penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai
indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan
pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat
ditentukan).
3. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan
yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan
aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih
tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva.

F. Penggabungan Usaha Berdasarkan Metode Penyatuan Kepentingan


Dengan metode ini, aktiva-aktiva perusahaan baru dinilai sama dengan
nilai buku. Perusahaan yang baru, dimiliki bersama oleh para pemegang saham
perusahaan-perusahaan lama. Aktiva total dan ekuitas total tidak mengalami
perubahan. Tidak ada goodwill yang timbul. Metode ini digunakan apabila
perusahaan menerbitkan saham dengan hak suara (voting stock) sebagai
pertukaran minimal sebanyak 90% dari saham dengan hak suara yang diakuisisi.

Contoh Kasus:

9
PT. Untung Selalu dan PT. Tak Mau Rugi pada tanggal 1 September 2023
mengadakan perjanjian untuk bergabung. Neraca masing-masing perusahaan
sebagai berikut:

Keterangan PT. Untung Selalu PT. Tak Mau Rugi


Aktiva
Kas 40.000.000 36.000.000
Piutang 30.000.000 24.000.000
Persediaan 100.000.000 80.000.000
AktivaLancarlainnya 20.000.000 30.000.000
AktivaTetap 120.000.000 100.000.000

Kewajiban
Utang Usaha 24.000.000 20.000.000
Utang Bank 26.000.000 10.000.000

Modal
Modal Saham 200.000.000 192.000.000
AgioSaham 24.000.000 18.000.000 Nilai
LabaDitahan 36.000.000 30.000.0000.
nominal saham PT Untung Selalu Rp10.000/lembar dan PT. Tak Mau Rugi
Rp8.000/lembar. Catatlah transaksi penggabungan usaha kedua perusahaan
tersebut jika:

a. Penggabungan dalam bentuk merger, dimana PT. Untung Selalu mengganti


kekayaan PT. Tak Mau Rugi dengan 9.900 lembar saham
b. Penggabungan dalam bentuk konsolidasi dengan perusahaan baru PT. Untung
Bersama dengan menerbitkan modal saham 40.000 lembar dengan nilai
nominal Rp. 10.000. pembagian kepemilikan berdasarkan aktiva bersih.

Penyelesaian:

1. Pencatatan Merger dengan Metode Penyatuan Kepentingan


Nominal saham yang diserahkan kepada PT. Tak Mau Rugi
Saham yang diserahkan x Nilai Nominal Saham PT. Untung Selalu
NN = 9.900 x 20.000 = Rp 99.000.000

10
Aktiva Bersih PT. Tak Mau Rugi
AB        = Total Aktiva – Total Kewajiban
= Rp 270.000.000 – 30.000.000
= Rp 240.000.000

Agio Saham dapat dihitung

Jumlah Investasi sebesar aktiva bersih Rp  240.000.000

Nominal Saham Rp  99.000.000

Laba ditahan Rp    30.000.000

Rp  129.000.000

Agio Saham Rp      111.000.000

Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Untung Selalu adalah sebagai berikut:

1)      Mencatat investasi pada PT. Tak Mau Rugi

Investasi pd PT. Tak Mau Rugi Rp 240.000.000

Modal Saham Rp  99.000.000

Agio Saham Rp    111.000.000

Laba Ditahan Rp    30.000.000

2)      Mencatat Pengambil alihan kekayaan PT. Tak Mau Rugi

Kas Rp    36.000.000

Piutang Rp    24.000.000

Persediaan Rp    80.000.000

11
Aktiva Lancar lainnya Rp    30.000.000

Aktiva Tetap Rp  100.000.000

Hutang Usaha Rp    20.000.000

Hutang Bank Rp    10.000.000

Investasi pd PT. Tak Mau Rugi Rp 240.000.000

2. Pencatatan Konsolidasi dengan Metode Penyatuan Kepentingan


Kertas Kerja:

PT. Untung PT. Tak Mau


Keterangan Gabungan
Selalu Rugi
Aktiva
Kas 40.000.000 36.000.000 76.000.000
Piutang 30.000.000 24.000.000 54.000.000
Persediaan 100.000.000 80.000.000 180.000.000
AktivaLancarlainnya 20.000.000 30.000.000 50.000.000
AktivaTetap 120.000.000 100.000.000 220.000.000
310.000.000 270.000.000 580.000.000
Kewajiban
Utang Usaha 24.000.000 20.000.000 44.000.000
Utang Bank 26.000.000 10.000.000 36.000.000
50.000.000 30.000.000 80.000.000
Modal
Modal Saham 200.000.000 192.000.000
AgioSaham 24.000.000 18.000.000
LabaDitahan 36.000.000 30.000.000 66.000.000

Nominal saham yang diserahkan kepada yang diterbitkan


NN = 40.000 x 10.000 = Rp 400.000.000

Aktiva Bersih PT. Tak Mau Rugi


AB        = Total Aktiva – Total Kewajiban

12
= Rp 270.000.000 – 30.000.000
= Rp 240.000.000

Aktiva Bersih PT. Untung Selalu


AB        = Total Aktiva – Total Kewajiban
= Rp 310.000.000 – 50.000.000
= Rp 260.000.000

Agio Saham dapat dihitung

Jumlah Investasi sebesar aktiva bersih Rp  500.000.000

Nominal Saham Rp  400.000.000

Laba ditahan Rp    66.000.000

Rp  466.000.000

Agio Saham Rp      34.000.000

Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Untung Selalu adalah sebagai berikut:

1)      Mencatat investasi pada kedua perusahaan

Investasi Rp 500.000.000

Modal Saham Rp  400.000.000

Agio Saham Rp    34.000.000

Laba Ditahan Rp    66.000.000

2)      Mencatat Pengambil alihan kekayaan PT. Tak Mau Rugi

13
Kas Rp    76.000.000

Piutang Rp    54.000.000

Persediaan Rp  180.000.000

Aktiva Lancar lainnya Rp    50.000.000

Aktiva Tetap Rp  220.000.000

Hutang Usaha Rp    44.000.000

Hutang Bank Rp    36.000.000

Investasi Rp 500.000.000

3)      Neraca PT. Untung Selalu

PT. UNTUNG SELALU


NERACA
Per 1 September 2023
Aktiva Rp 
Kas Rp 76.000.000
Piutang Rp 54.000.000
Persediaan Rp 180.000.000
AktivaLancarlainnya Rp 50.000.000
AktivaTetap Rp 220.000.000
 TotalAktiva Rp 580.000.000
Kewajiban Rp
Utang Usaha Rp 44.000.000
Utang Bank Rp 36.000.000
 TotalKewajiban Rp 80.000.000
Modal Rp
Modal Saham Rp 400.000.000
AgioSaham Rp 34.000.000
LabaDitahan Rp 66.000.000
Total Modal Rp 500.000.000
Total Kewajibandan Modal Rp 580.000.000

14
G. Penggabungan Usaha Berdasarkan Metode Pembelian
Menurut PSAK tahun 2007 ada ketentuan tentang goodwill,diantaranya:

Goodwill harus diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya. Dalam


mengamortisasi goodwill, harus digunakan metode garis lurus, kecuali terdapat
metode lain yang dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi
goodwill tidak boleh lebih dari 5 tahun, kecuali periode yang lebih panjang tetapi
maksimum 20 tahun,dapat digunakan apabila terdapat dasar yang tepat
(justifiable).

Saldo goodwill yang belum diamortisasi harus dievaluasi pada setiap tanggal
neraca, dan apabila terdapat indikasi bahwa jumlah tersebut tidak dapat
sepenuhnya atau sebagian dipulihkan (recovered) dari ekspektasi manfaat
keekonomian di masa mendatang, maka bagian jumlah yang tidak dipulihkan
tersebut langsung dibukukan sebagai beban pada periode yang bersangkutan.
Setiap penurunan nilai (write-down) goodwill tidak boleh dinaikan (writeup)
kembali pada periode selanjutnya.

Faktor-Faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi masa


manfaat goodwill,meliputi :

- Ramalan umur bisnis atau industry yang bersangkutan


- Pengaruh keusangan produk,perubahan dalam permintaan dan factor
ekonomi lainnya
- Ekspektasi sisa masa kerja para manajer,atau kelompok karyawan yang
menjalani tugas penting
- Antisipasi tindakan para pesaing atau calon pesaing

15
- Ketentuan hukum peraturan yang berlaku

Menurut PSAK No.22,paragraf 36,pedoman umum dalam menentukan nilai


wajar aktiva dan kewajiban yang diakuisisi adalah sebagai berikut :

- Surat berharga yang dapat diperjualbelikan dinilai berdasarkan nilai


estimasi dengan mempertimbangkan ukuran seperti price earning
ratio,pembagian deviden dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan
dengan membandingkan perusahaan yang mempunyai karakteristik yang
sama.
- Piutang dinilai berdasarkan nilai sekarang dari jumlah yang akan diterima
dengan menggunakan tingkat bunga yang sesuai,dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu dan biaya penagihan sesuai keadaan.
- Persediaan:
1. Barang jadi dan barang dagang dinilai berdasarkan harga jual
dikurangi ;penjumlahan biaya penjualan,taksiran keuntungan yang
wajar atas penjualan yang ditentukan berdasarkan tingkat keuntungan
sejenis.
2. Barang dalam proses dinilai berdasarkan harga jual barang
jadi,dikurangi ; penjumlahan biaya untuk penyelesaian,biaya penjualan
dan taksiran keuntungan yang wajar atas penjualan yang ditentukan
berdasarkan tingkat keuntungan barang sejenis.
3. Bahan baku dinilai berdasarkan nilai pengganti saat itu :
Tanah dan Bangunan :
i. Apabila akan digunakan dengan tujuan penggunaan
sebelumnya,dinilai berdasarkan nilai pasar sesuai dengan
tujuan penggunaan yang diharapkan
ii. Apabila akan dijual atau sementara ditahan dan selanjutnya
akan dijual kembali,dinilai berdasarkan niali realisasi bersih.

Pabrik dan peralatan :

16
i. Jika akan digunakan ,dinilai berdasarkan nilai pasar yang
ditentukan oleh perusahaan penilai.
ii. Apabila digunakan sementara dinilai berdasarkan harga
terendah pengganti.
- Aktiva tidak berwujud, paten dan dan resensi dinilai berdasarkan taksiran.
- Hutang wesel, hutang usaha, hutang jangka panjang dan hutang lainnya
dinilai berdasarkan nilai sekarang.

Ada tiga kelompok biaya yang dikeluarkan pada saat penggabungan usaha
dilakukan, ketiga kelompok biaya tersebut perlakuannya berbeda, yaitu :

- Biaya langsung yang berhubungan dengan penerbitan saham seperti biaya


pendaftaran dan penerbitan surat berharga, akan mengurangi tambahan
modal disetor (additional paid in capital).
- Biaya langsung yang tidak berhubungan dengan penerbitan saham seperti
biaya akuntan, konsultan, hukum dan biaya biaya pendiri, akan menambah
harga perolehan investasi (investment cost).
- Biaya tidak langsung seperti gaji manajemen,penyusutan,sewa,dibebankan
sebagai beban (expense) pada periode terjadinya.
-
Contoh Kasus:

Pada 27 desember 20x4 PT A memperoleh asset neto PT X dalam penggabungan


dengan pembelian. Asset dan liabilitas PT Y saat itu adalah sebagai berikut.

Keterangan Nilai buku Nilai wajar


Kas 5.000.000 5.000.000
Piutang-net 15.000.000 15.000.000
Persediaan 20.000.000 25.000.000
Tanah 5.000.000 10.000.000
Gedung-net 35.000.000 50.000.000
Peralatan-net 25.000.000 35.000.000
Paten -- 5.000.000
Total asset 100.000.000 145.000.000
Hutang 6.000.000 7.000.000

17
Hutang wesel 15.000.000 13.500.000
Hutang lain 4.000.000 4.500.000
Total liabilitas 25.000.000 25.000.000
Asset neto 75.000.000 120.000.000

Selisih antara biaya perolehan diatas nilai wajar asset neto yang diperoleh diakui
sebagai goodwill. Sebaliknya selisih lebih nilai wajar asset neto yang diperoleh
diatas biaya perolehan diakui sebagai negative goodwill.
Kasus 1:
Goodwill
PT X membayar Rp 40.000.000 kas dan menerbitkan 50.000 sahamnya Rp 1.000
par, harga pasar Rp2.000 /saham untuk asset neto PT Y. Jurnal mencatat
penggabungan pada buku-buku X saat itu sbb:
Investasi dalam Y Rp 140.000.000
Kas Rp 40.000.000
Saham biasa Rp1.000 par Rp 50.000.000
Tambahan modal setor Rp 50.000.000
Mencatat penerbitan 50.000 saham ditambah Rp40.000.000 kas dalam
penggabungan Y dengan metode pembelian

Kas Rp 5.000.000
Piutang-net Rp 15.000.000
Persediaan Rp25.000.000
Tanah Rp10.000.000
Gedung Rp50.000.000
Peralatan Rp35.000.000
Paten Rp 5.000.000
Goodwill Rp 20.000.000
Hutang Rp 7.000.000
Wesel bayar Rp 13.500.000

18
Liabilitas lain Rp 4.500.000
Investasi dalam Y Rp 140.000.000
Membebankan biaya Y keaset identifiable yang diperoleh dan liabilitas
berdasarkan nilai wajar dan ke goodwill.

H. Kesimpulan
Penggabungan usaha dilakukan untuk tujuan tertentu dari dua
perusahaan atau lebih menjadi unit-unit tunggal yang lebih besar.penggabungan
usaha dapat dilakukan dalam banyak bentuk yang berbeda.Akuntansi untuk
penggabungan usaha terdiri dari dua metode,antara lain metode penyatuan
kepemilikan (pooling of interest) dan metode pembelian (Purchase Method)
dimana kedua-duanya masih dipakai di Indonesia.

Metode pembelian merupakan suatu metode penggabungan usaha


dimana berupa transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung.Berdasarkan metode ini perusahaan
yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban
yang ditanggung sebesar nilai wajarnya.

Secara umum,metode pembelian mengikuti prinsip akuntansi yang


sama dalam pencatatan penggabungan usaha yang diikuti dalam akuntansi untuk
aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum.

Ada tiga kelompok biaya yang dikeluarkan pada saat penggabungan


usaha dilakukan yaitu biaya langsung yang berhubungan dengan penerbitan
saham,biaya langsung yang tidak berhubungan dengan penerbitan saham dan
biaya tidak langsung seperti gaji manajemen.

19
DAFTAR PUSTAKA

Accounting Standards Executive Committee of the American


Institute of Certified Public Accountants. (1979). Joint Ventures
Accounting. New York: American Institute of Certified Public
Accountants.

AICPA Committee on Acconting Procedure. (1959). Consolidated


Financial Statement. Acounting Research Bulletin No. 51. New
York: American Institute of Certified Public Accountants.

Beams Floyd A, et.al. (2012). Advanced Accounting 7th edition. New


Jersey: Pearson Education.Inc
Demoville, Wig, dan Geroge A. Petrie. (1989). Accounting for a
Bargain Purchase in a Business Combination.Accounting
Horizons. Florida: American Accounting Association

20

Anda mungkin juga menyukai