Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

“AKUISISI ANTAR PERUSAHAAN DAN


INVESTASI PADA ENTITAS LAIN”

Disampaikan kepada :
I Gst Ayu Eka Damayanthi, S.E.,M.Si.

OLEH : KELOMPOK 11
Kadek Yurika Dwi Safitri 1607531101
Ni Luh Putu Ika Satia Devi 1607531103
Ida Ayu Nabila Meidyna 1607531113

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2018

1
AKUISISI ANTAR PERUSAHAAN DAN INVESTASI PADA ENTITAS LAIN
Saat ini, praktik usaha telah banyak menimbulkan jenis struktur perusahaan
yang tidak lagi tradisional. Sejumlah isu akuntansi dan pelaporan muncul ketika dua
atau lebih perusahaan saling bergabung dalam kepemilikan atau ketika suatu
perusahaan menciptakan struktur organisasi yang kompleks dengan melibatkan
berbagai bentuk entitas operasi atau pendanaan baru.
1.1 PERKEMBANGAN STRUKTUR USAHA KOMPLEKS
Lingkungan usaha saat ini cukup kompleks yang muncul dari adanya
transaksi usaha lintas kota maupun Negara. Semakin berkembangnya ukuran
perusahaan lalu mengembangkan struktur organisasi dan struktur kepemilikan yang
kompleks.
1.1.1 Perluasan Usaha
Melalui perluasan ke pasar baru atau akuisisi perusahaan lain, perusahaan
dapat mengembangkan potensi perolehan laba melalui diversifikasi seperti bank
danamon mengakuisisi adira finance sebuah perusahaan pembiayaan yang kuat
dalam portfolio pembiayaan konsumen.
1.1.2 Struktur Organisasi dan Tujuan Usaha
Struktur organisasi yang kompleks dapat membantu pencapaian tujuan
perusahaan, seperti meningkatkan profitabilitas atau mengurangi risiko contohnya,
banyak perusahaan membentuk anak perusahaan untuk melaksanakan aktivitas
usaaha tertentu.
1.1.3 Struktur Organisasi, Akuisisi , dan Pertimbangan Etika
Banyak perusahaan ternama, mengambil keuntungan dari celah atau
kekurangan dalam aturan pelaporan keuangan menggunakan anak perusahaan atau
entitas lain untuk meminjam uang dalam jumlah besar tanpa menyajikan laporan
utang dineracanya. Beberapa perusahaan telah mendirikan entitas bertujuan khusus
untuk memanipulasi laba. Istilah “entitas bertujuan-khusus” menjadi sangat terkenal
karena adanya kasus penyalahgunaan entitas tersebut oleh sejumlah perusahaan,
seperti enron.
1.2 PERLUASAN USAHA DAN BENTUK STRUKTUR ORGANISASI
Perusahaan melakukan ekspansi berdasarkan pertumbuhan internal melalui
pengembangan produk baru dan melakukan perluasan lini produk yang ada ke
target pasar baru. Namun pada dekade belakangan ini, banyak perusahaan memilih
2
melakukan perluasan dengan bergabung atau mengakuisisi perusahaan lain. Kedua
pendekatan tersebut dapat menimbulkan perubahan dalam struktur organisasi.
1.2.1 Perluasan Dari Dalam
Sejalan dengan perluasan dari dalam, perusahaan sering menyadari adanya
keuntungan untuk menjalankan usahanya yang semakin berkembang melalui anak
perusahaan baru atau entitas lainya, seperti persekutuan join ventures atau entitas
khusus. Terdapat berbagai alasan yang dapat memotivasi suatu perusahaan
menciptakan anak perusahaan atau entitas baru. perusahaan yang terdiversifikasi
secara luas dapat menempatkan operasi yang tidak berhubungan pada anak
perusahaan yang terpisah.
1.2.2 Perluasan Melalui Penggabungan Usaha
Sering kali perusahaan menemukan bahwa memasarkan produk baru atau
masuk kedalam suatu area baru lebih mudah dengan melakukan perluasan atau
penggabungan usaha dengan perusahaan lain dibanding melalui perluasan internal.
Suatu pengabungan usaha (business combination) terjadi ketika dua atau lebih
perusahaan bergabung dalam satu kontrol yang sama. Perusahaan membuat
berbagai perjanjiaan formal dan informal yang dapat mempunyai satu atau lebih
karakteristik penggabungan usaha.
1.2.3 Frekuensi Penggabungan Usaha dan Entitas yang Kompleks
Hanya sedikit perusahaan besar yang berfungsi sebagai satu entitas legal
dalam lingkungan modern. Hampir semua perusahaan paling tidak mempunyai satu
anak perusahaan, dengan banyak perusahaan yang terdiversifikasi mempunyai
beratus-ratus anak perusahaan. Dalam beberapa kasus anak perusahaan didirikan
untuk melaksanakan secara terpisah aktivitas operasi yang sudah ada yang
sebelumnya dikerjakan oleh induk perusahaan. Anak perusahaan lain dapat
diakuisisi melalui penggabungan usaha.
1.2.4 Struktur Organisasi yang Kompleks
Selain struktur induk dan anak perusahaan yang telah menjadi struktur
standar bagi banyak perusahaan pada satu dekade ini, struktur lain yang lebih
kompleks mulai dikenal beberapa tahun terakhir. EBK merupakan entitas yang
banyak digunakan sebagai sarana pendanaan. dengan struktur yang semakin tidak
tradisional,struktur organisasi yang inivatif memberi banyak tantangan terkait dengan
pelaporan keuangan.
1.2.5 Struktur Organisasi dan Pelaporan Keuangan
3
Ketika sebuah perusahaan mengembangkan atau mengubah struktur
organisasinya baik melalui pengambilalihan perusahaan lain atau melalui divisi
internal, struktur baru tersebut harus dievaluasi untuk menentukan prosedur
pelaporan keuangan yang tepat. Berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa
diterapkan : Merger (pengabungan usaha dimana aset dan kewajiban dari
perusahaan yang diambil alih digabungkan dengan aset dan kewajiban perusahaan
yang mengambil alih), Kepemilikan kendali (suatu penggabungan usaha dimana
perusahaan yang diambil alih tetap beroperasi terpisah), Kepemilikan minotitas
(pembeliaan kepemilikan perusahaan lain kurang dari mayoritas tidak
mengakibatkan timbulnya penggabungan usaha atau situasi pengendaliaan),
Kepemilikan menguntungkan laiinya (suatu perusahaan dapat memiliki kepemilikan
pada entitas lain walupun tanpa ada kepemilikan langsung)
1.3 PENCIPTAAN ENTITAS USAHA
Ketika suatu perusahaan memindahkan asset atau operasinya ke entitas lain
yang telah diciptakannya, sejumlah kemungkinan bentuk entitas dan jenis
perjanjiaan antara perusahaan yang menciptakan dan diciptakan dapat muncul.
Perusahaan menstransfer mengakui hak kepemilikan di entitas yang baru
dibentuknya sebesar nilai buku asset bersih yang ditransfer. Entitas yang dibentuk
melalui pencatatan untuk aktiva dan kewajiban yang ditransfer dengan cara biasa
berdasarkan nilai buku pada saat transfer.
1.4 PENGGABUNGAN USAHA
Penggabungan usaha dapat mengambil satu dari beberapa bentuk
penggabungan usaha dan dapat dilakukan dengan cara yang berbeda. Bentuk-
bentuk penggabungan usaha : Legal Marger (atau cukup disebut marger) adalah
penggabungan usaha dimana hanya ada satu perusahaan yang bertahan dari
berbagai perusahaan yang bergabung dan perusahaan lainnya dibubarkan asset
dan kewajiban. Akuisisi saham terjadi ketika sebuah perusahaan mengakuisisi
saham berhak suara perusahaan lain dan perusahaan-perusahaan yang terlibat
tersebut melanjutkan operasi.
1.4.1 Metode Untuk Melakukan Penggabungan Usaha
Proses spesifik yang digunakan dalam akuntansi penggabungan usaha yang
bergantung pada apakah proses penggabungan dilakukan dengan mengakuisisi
asset atau saham berhak suara dari perusahaan lain.
a. Akuisisi Aset
4
Perusahaan penjual umumnya mendistribusikan asset atau efek yang
diterimanya kepemegang sahamnya dalam penggabungan usaha dari perusahaan
pengakusisi dan dilikuidasi, sehingga hanya perusahaan pengakusisi sebagai entitas
legal yang bertahan.
b. Akuisisi Saham
Penggabungan usaha yang dilakukan melalalui akuisisi saham tidak harus
melibatkan akuisisi semua saham berhak suara yang beredar. Bagi satu perusahaan
untuk mengendalikan perusahaan lain melalui kepemilikan saham, hanya diperlukan
kepemilikan mayoritas (lebih dari 50%) dari saham berhak suara yang beredar.
1.4.2 Penilaian Entitas Usaha
Semua pihak yang terlibat dalam penggabungan usaha harus meyakini
adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan jika mereka setuju untuk
berpartisipasi. Nilai asset perusahaan dan potensi laba masa depanya sangat
penting untuk menentukan nilai dari perusahaan tersebut . aspek pajak juga perlu di
perhatikan.
a. Nilai Masing - Masing Aset dan Kewajiban
Nilai dari masing masing aset dan kewajiban suatu perusahaan biasanya
ditentukan melalui penilaian (appraisal). Untuk beberapa pos, nilainya dapat
ditentukan relatif mudah, seperti investasi yang diperdagangkan secara aktif dalam
pasar efek, atau utang iangka pendek. Untuk pos lain, penilaian dapat sangat
subjektif, seperti nilai tanah yang berada di daerah yang jarang terjadi penjualan.
b. Nilai Laba Potensial
Dalam banyak kasus, aset yang dioperasikan bersama sebagai kelompok
mempunyai nilai lebih tinggi dari penjumlahan nilai individualnya. "nilai kelangsungan
usaha"( going cancern) menyebabkan lebih menguntungkan untuk mengoperasikan
aset sebagai suatu entitas dibandingkan menjualnya secara sendiri-sendiri.
c. Penilaian Kepentingan Yang Diperlukan
Ketika satu perusahaan mengakusisi perusahaan lain, harus diperhatikan nilai
"kepentingan" (consideration) yang akan dipertukarkan. Tidak terlalu sulit jika kas
yang digunakan dalam akuisisi tetapi penilaian akan semakin sulit jika yang
dipertukarkan adalah efek (surat berharga atau sekuritas), terutama jika efek
tersebut dalah efek baru yang tidak dioerdagangkan atau efek dengan fitur yang
tidak biasa.
1.5 AKUNTANSI PEMBELIAN UNTUK PENGGABUNGAN USAHA
5
Pada saat aset dibeli, pembeli mencatat aset sebesar biaya perolehan yang
timbul untuk mengakuisisi aset tersebut. Biaya perolehan biasanya ditentukan
berdasarkan nilai wajar aset yang diakuisisi atau nilai wajar “konsiderasi” yang
diberikan. Jika sekelompok aset dibeli untuk satu harga beli, total biaya perolehan
harus dialokasikan ke masing-masing aset yang diakuisisi berdasarkan nilai
wajarnya.
1.5.1 Penetuan Harga Beli
Ada tiga jenis biaya yang dapat timbul dalam penggabungan usaha, yaitu:
biaya langsung, biaya pengeluaran efek, dan biaya tidak langsung dan umum.
Semua biaya langsung sehubungan dengan pembelian perusahaan lain
diperlakukan sebagai bagian dari total biaya perolehan perusahaan yang diakuisisi.
1.5.2 Penggabungan Usaha Melalui Pembelian Aset Neto
Perusahaan pengakuisisi mencatat dalam pembukuannya asset dan
kewajiban yang diakusisi dalam penggabungan usaha dan “konsiderasi” yang
diberikan. Setiap asset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dinilai
pada nilai wajarnya pada tanggal penggabungan usaha. Selisih lebih harga beli di
atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan dianggap sebagai
harga beli untuk muhibah (goodwill). Perlakuan goodwill harus sesuai dengan PSAK
No. 19 tentang "Aset Tak Berwujud" dan PSAK No. 22 tentang "Akuntansi
Penggabungan Usaha" yang dinilai pada nilai awalnya, dan diamortisasi selama
masa manfaatnya.
1.5.3 Pelaporan Keuangan Setelah Penggabungan Usaha
Laporan keuangan yang disiapkan setelah penggabungan usaha hanya
mencerminkan entitas gabungan dari tanggal penggabungan. Ketika penggabungan
terjadi di tengah-tengah tahun fiskal, laba yang diperoleh perusahaan akuisisi
sebelum tanggal penggabungan tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi
perusahaan gabungan.
1.6 METODE AKUNTANSI DAN PELAPORAN.
Metode ini mengasumsikan bahwa pemilik dari perusahaan yang bergabung
menjadi pemilik dari perusahaan hasil gabungan. Sebagian besar manajemen
perusahaan menyukai penyatuan kepemilikan dibandingkan metode pembelian.
DAFTAR PUSTAKA
E. Baker, Richard, dkk. Akuntansi Keungan Lanjutan. Buku 1. 2010. Jakarta:
Salemba Empat
6

Anda mungkin juga menyukai