Anda di halaman 1dari 30

A.

PERKEMBANGAN STRUKTUR USAHA KOMPLEKS


Lingkungan usaha yang kompleks muncul dari adanya transaksi usaha lintas kota
maupun negara, di mana tiap daerah memiliki resikodan hukum yang berbeda, aturan
pajak yang khusus, dan faktor lainnya. Semakin berkembangnya ukuran perusahaan, dan
sebagai respons atas lingkungan usaha yang kompleks, perusahaan lalu mengembangkan
struktur organisasi dan struktur kepemilikan yang kompleks.

a. Perluasan Usaha
Sebagian besar perusahaan berusaha untuk memperluas usahanya sebagai cara
untuk bertahan dan mendapatkan keuntungan. Pemilik dan manajer perusahaan memiliki
kepentingan untuk meningkatkan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan ini
menimbulkan skala ekonomis terkait dengan proses produksi maupun distribusi. Melalui
perluasan ke pasar baru atau melalui akuisisi perusahaan lain yang sudah ada di pasar
tersebut, perusahaan dapat mengembangkan potensi perolehan laba baru dan bagi industri
yang memiliki siklus usaha dapat meningkatkan laba melalui di verifikasi. Sebagai
contoh, Bank Danamon, salah satu bank komersial terbesar, mengakuisisi Adira Finance,
sebuah perusahaan pembiayaan yang kuat dalam portofolio pembiayaan konsumen.

Sebagai tambahan, pamor perusahaan juga sering kali meningkat sejalan dengan
ukuran perusahaan dan reputasi keberhasilan mengakuisisi perusahaan lain. Akibatnya,
manajemen perusahaan secara pribadi menganggap peningkatan skala usaha merupakan
hal yang menguntungkan. Contohnya, Para Grup, kelompok usaha yang dimiliki oleh
Chaerul Tanjung, mengembangkan usahanya di bidang penyiaran televisi dengan
mengakuisisi TV7 dengan stasiun televisi Trans TV yang sudah dimiliki nya dari awal.

b. Struktur Organisasi dan Tujuan Usaha


Struktur perusahaan yang kompleks dapat membantu pencapaian tujuan
perusahaan, seperti meningkatkan profitabilitas atau mengurangi resiko. Sebagai contoh,
banyak perusahaan membentuk anak perusahaan untuk melaksanakan aktivitas tertentu.
Anak perusahaan adalah perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan lain, yaitu induk
perusahaan. Biasanya anak perusahaan melalui kepemilikan mayoritas (kepentingan
pengendali) saham perusahaan. Karena anak perusahaan merupakan entitas legal yang
terpisah, resiko induk perusahaan terkait dengan aktivitas anak perusahaan dibatasi.

1
Perusahaan sering memindahkan piutangnya ke anak perusahaan atau entitas
bertujuan khusus yang kemudian menggunakan piutang tersebut sebagai jaminan untuk
menerbitkan surat utang (obligasi) ke perusahaan lain. Pihak eksternal dapat mempunyai
sebagian atau seluruh kepemilikan pada entitas tersebut, sehingga memungkinkan induk
perusahaan yang memindahkan piutang untuk membagi resiko sehubungan dengan
piutang tersebut.

c. Struktur Organisasi, Akuisisi, dan Pertimbangan Etika


Dalam beberapa kasus, manajer menggunakan struktur organisasi yang kompleks
untuk memanipulasi pelaporan keuntungan demi kepentingan pribadi. Banyak
perusahaan yang mengambil keuntungan dari kekurangan dalam aturan pelaporan
keuangan menggunakan anak perusahaan atau entitas lain untuk meminjam uang dalam
jumlah besar tanpa menyajikan laporan utang pada laporan posisi keuangannya.
Beberapa perusahaan telah mendirikan entitas bertujuan khusus untuk memanipulasi
laba.

Entitas bertujuan khusus-EBK (special purpose entities-SPE) secara umum


adalah sebuah alat pendanaan yang bukan merupakan entitas operasi secara substantif
dan biasanya diciptakan untuk sebuah tujuan tertentu. EBK dapat berbentuk perseroan
terbatas, konsorsium (trust), maupun persekutuan. Enron Corp, salah satu perusahaan
terbesar di Amerika Serikat yang telah mendirikan banyak EBK yang diantaranya
memang didirikan dengan tujuan memanipulasi pelaporan keuangan. EBK yang dimiliki
Enron diciptakan dengan tujuan utama yaitu menyembunyikan nilai utang, sementara
yang lainnya digunakan untuk menciptakan transaksi keuangan fiktif atau untuk
mengubah pinjaman menjadi pendapatan.

Perlakuan akuntansi atas merger dan akuisisi merupakan suatu area yang dapat
dijadikan sarana manipulasi. Pengabungan informasi keuangan atas dua perusahaan yang
sebelumnya merupakan entitas yang independen, banyak isu yang muncul sehubungan
dengan perlakuan atas nilai dan biaya yang timbul dalam proses akuisisi. Sementara
penyesuaian profesional merupakan hal yang penting dalam keseluruhan pelaporan
keuangan, penyesuaian atas penyajian yang wajar dapat menjadi sesuatu yang sulit dalam
merger dan akuisisi.

2
B. PERLUASAN USAHA DAN BENTUK STRUKTUR ORGANISASI
Perusahaan melakukan ekspansi berdasarkan pertumbuhan internal melalui
pengembangan produk baru dan melakukan perluasan lini produk yang ada ke target pasar
baru. Namun belakangan ini, banyak perusahaan memilih melakukan perluasan dengan
bergabung atau mengakuisisi perusahaan lain. Dua pendekatan ini dapat menimbulkan
perubahan dalam struktur organisasi.

a. Perluasan dari Dalam


Sejalan dengan perluasan dari dalam, perusahaan sering menyadari adanya
keuntungan untuk menjalankan usahanya yang semakin berkembang melalui anak
perusahaan baru atau entitas lainnya seperti persekutuan, ventura bersama, atau entitas
khusus. Pada sebagian besar situasi, segmen yang dapat diidentifikasi dari aset
perusahaan yang ada ditransfer ke entitas baru, dan sebagai gantinya perusahaan yang
mentransfer menerima kepemilikan saham.

Perusahaan yang terdiversifikasi secara luas dapat menempatkan operasi tidak


berhubungan pada anak perusahaan yang terpisah untuk memudahkan lini pengendalian
dan memfasilitasi evaluasi hasil operasi. Dalam beberapa kasus, entitas dapat
dikhususkan dalam jenis aktivitas tertentu atau melakukan aktivitas operasinya di negara
tertentu karena insentif pajak khusus. Hal yang harus diperhatikan dalam beberapa
industri adalah fakta bahwa entitas legal terpisah diperbolehkan untuk beroperasi dalam
lingkungan teregulasi tanpa mengenakan kendali regulasi pada seluruh entitas.

Suatu perusahaan pun memiliki kemungkinan membentuk anak perusahaan baru


atau entitas lainnya, bukan untuk tujuan perluasan, namun untuk menghapus sebagian
operasional usaha yang ada melalui penjualan langsung atau dapat dengan memindahkan
kepemilikan kepada pemegang saham lainnya atau pihak lain. Dalam beberapa kasus,
perusahaan menggunakan pendekatan untuk menghapus segmen operasi yang tidak lagi
sesuai dengan misi keseluruhan perusahaan.

b. Perluasan Melalui Kombinasi Bisnis


Seringkali perusahaan melakukan pemasaran produk baru atau masuk ke dalam
suatu area baru lebih mudah dengan melakukan perluasan atau kombinasi bisnis dengan
perusahaan lain dibanding melalui perluasan internal. Misal, Singtel, perusahaan
telekomunikasi ternama dari Singapura yang area usahanya meningkat secara signifikan
setelah mengakuisisi Telkom Indonesia.

3
Kombinasi Bisnis (business combination) terjadi ketika dua atau lebih
perusahaan bergabung dalam satu pengendalian yang sama. Konsep pengendalian
berhubungan dengan kemampuan untuk mengarahkan kebijakan dan manajemen. Secara
tradisional, pengendalian atas suatu perusahaan diperoleh melalui kepemilikan mayoritas
(kepentingan pengendali) atas modal saham biasa. Namun, keragaman penerapan
perjanjian operasional dan finansial yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir juga
menimbulkan kemungkinan perolehan pengendalian tanpa kepemilikan mayoritas
(kepentingan pengendali), atau bahkan tanpa kepemilikan sama sekali.

Jenis kombinasi bisnis yang ditemui dalam lingkungan usaha saat ini dan isi
perjanjian kombinasi bisnis semakin beragam seiring dengan semakin banyaknya
perusahaan yang terlibat. Perusahaan membuat berbagai perjanjian formal dan informal
yang dapat mempunyai satu atau lebih karakteristik kombinasi bisnis. Sebagian besar
perusahaan menghindari perjanjian informal dalam pembukuannya karena dapat
menyebabkan kesulitan yang timbul di kemudian hari.

 Perjanjian Informal

Suatu perjanjian yang sederhana secara personal kadang dibutuhkan untuk


membangun sebuah hubungan baik jangka panjang dalam suatu usaha bersama.
Informalitas dan kebebasan yang membuat perjanjian informal berjalan juga menjadi
faktor kuat dalam proses penggabungan laporan keuangan dan membuatnya seolah-olah
menjadi bagian dari satu entitas tunggal. Faktor lainnya dalam perjanjian informal adalah
kontinuitas pemisahan kepemilikan dan kemudahan untuk mengakhiri perjanjian
informal.

 Perjanjian Formal

Kombinasi bisnis secara formal biasanya disertai dengan perjanjian secara


tertulis. Perjanjian ini menjelaskan persyaratan kombinasi bisnis, termasuk bentuk
perusahaan yang bergabung, pertukaran, disposisi efek yang beredar, dan hak serta
liabilitas.

Pelaksanaan perjanjian tersebut mengharuskan adanya pengakuan pada


pembukuan salah satu atau lebih perusahaan yang tergabung.

4
C. FREKUENSI KOMBINASI BISNIS DAN ETIKA YANG KOMPLEKS
Hanya sedikit perusahaan besar yang berfungsi sebagai satu entitas legal dalam
lingkungan bisnis modern. Hampir semua perusahaan paling tidak mempunyai satu anak
perusahaan, dengan banyak perusahaan yang terdiversifikasi mempunyai beratus-ratus
anak perusahaan. Anak perusahaan didirikan untuk melaksanakan secara terpisah
aktivitas operasi yang sudah ada di mana sebelumnya dikerjakan oleh induk perusahaan.

D. STRUKTUR ORGANISASI YANG KOMPLEKS


Selain struktur induk dan anak perusahaan yang telah menjadi struktur standar bagi
banyak perusahaab pada satu dekade ini, struktur lain yang lebih kompleks mulai dikenal
beberapa tahun terkahir. Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan sebagian
operasionalnya melalui entitas selain anak perusahaan.

E. STRUKTUR ORGANISASI DAN PELAPORAN KEUANGAN


Ketika sebuah perusahaan mengembangkan atau mengubah struktur organisasi yang
baik melalui pengambilalihan perusaaan lain atau melalui devisi internal, struktur baru
tersebut harus dievaluasi untuk menentukan prosedur pelaporan keuangan yang tepat.
Berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa diterapkan tergantung keadaan.

1. Merger. Sebuah kombinasi bisnis dimana aset dan liabilitas dari perusahaanyang
diambilalih digabungkan dengan aset dan liabilitas perusahaan yang mengambil alih
tanpa menambah komponen organisasi. Jadi, pelaporan keuangan dibuat berdasarkan
struktur organisasi yang lama, yaitu perusahaan yang mengambil alih.

2. Kepemilikan kendali/kepentingan pengendali (controlling ownership). Suatu


kombinasi bisnis dimana perusahaan yang diambil alih tetap beroperasi sebagi entitas
legal yang terpisah dan sebgaian besar saham biasanya dimiliki oleh perusahaan yang
mengambil alih. Bentuk ini akan menimbulkan hubungan induk dan anak perusahaan.
Standar akuntansi biasanya mengharuskan laporan dari induk dan anak perusahaan
dikonsolidasikan intuk pelaporan bertujuan umum sehingga seakan-akan merupakan

5
suatu perusahaan tunggal. Perlakuan yang sama diterapkan jika anak perusahaan tidak
diperoleh dengan cara dibeli tetapi diciptakan.

3. Kepemilikan non-pengendali/kepentingan non-pengendali (noncontrolling


ownership). Pembelian kepemilikan perusahaan lain kurang dari mayoritas (kurang
dari 50%) tidak mengakibatkan timbulnya kombinasi bisnis atau situasi pengendalian.
Hal yang sama dapat terjadi ketika suatu perusahaan menciptakan entitas lain dan
memiliki hak kepemilikan kurang dari hak untuk mengendalikan atau membeli hak
kepemilikan kurang dari hal untuk mengendalikan disuatu persekutuan. Dalam
laporan keuangannya, investor seperti akan melaporkan hak kepemilikan pada
investee sebagai investasi dengan metode akuntansi tertentu sesuai dengan kondisi
investasinya.

4. Kepentingan menguntungkan lainnya (other benefical interest). Suatu perusahaan


dapat memiliki kepentingan pada entitas lain walaupun tanpa adakepemilikan
langsung pada entitas tersebut. Kepemilikan tersebut mungkin timbul karena adanya
perjanjian yang dibuat oleh entitas tersebut atau melalui perjanjian operasi atau
keuangan. Ketika kepemilikan timbul berdasarkan faktor selain persentase
kepemilikan, peraturan pelaporan dapat menjadi kompleks dan tergantung pada
situasi. Secara umum, suatu perusahaan yang mampu membuat keputusan yang secara
signifikan mempengaruhi hasil dari aktivitas entitas lain atau diharapkan mendapatkan
mayoritas dari laba dan rugi entitas tersebut dianggap sebagi penerima manfaat utama
(primary beneficiary) entitas tersebut. Biasanya, laporankeuangan entitas akan
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan primary beneficiary.

F. PENCIPTAAN ENTITAS USAHA


Ketika suatu perusahaan memindahkan aset dan operasinya ke entitas lain yang telah
diciptakannya, sejumlah kemungkinan bentuk entitas dan jenis perjanjian antara
perusahaan yang menciptakan dan diciptakan dapat muncul. Akibatnya, tidak mungkin
untuk membuat seperangkat peraturan dan prosedur yang sesuai untuk semua situasi.

Dalam kasus sederhana, suatu perusahaan mentranser aset, dan mungkin juga
liabilitasnya, ke entitas yang dibentuk dan dikendalikannya melalui kepemilikan
6
mayoritas (kepentingan pengendali). Perusahaan mentransfer aset dan liabilitasnya ke
entitas yang dibentuknya pada nilai buku dan perusahaan yang menstransfer mengakui
hak kepemilikan dientitas yang baru dibentuknya sebesar nilai buku aset bersih yang
ditransfer. Pengakuan selisih lebih nilai wajar di atas nilai buku dari aset yang ditransfer
pada pembukuan perusahaan yang mentransfer umumnya tidak diperbolehkan jika bukan
transaksi yang wajar (arm’s leght-transaction). Oleh karena itu, tidak ada keuntungan
atau kerugian yang diakui dari transaksi transfer oleh perusahaan yang mentransfer. Akan
tetapi, jika nilai aset yang ditransfer ke entitas yang baru dibentuk tersebut telah
mengalami penurunan nilai sebelum terjadi transfer dan nilai wajarnya lebih rendah
dibanding nilai tercatatnya pada pembukuan perurusahaan yang mentransfer, perusahaan
yang metransfer harus mengakui kerugian dari penurunan nilai dan mentransfer aset
kepada entitas baru pada nilai wajar yang lebih rendah tersebut.

Entitas yang dibentuk memulai pencatatan untuk aset dan liabilitas yang ditransfer
dengan cara biasaberdasarkan nilai buku pada saat ditransfer. Pelaporan keuangan
berikutnya melibatkan konsolidasi dari laporan keuangan entitas yang dibentuk dengan
laporan keuangan induk perusahaan. Secara keseluruhan, laporan keuangan konsolidasi
memperlihatkan seakan-akan tidak pernah terjadi proses transfer.

Contoh ilustrasi, asumsikan PT Alianso menciptakan sebuah anak perusahaan, PT


Binato, dan mentransfer aset dan liabilitas berikut ke PT Binato, serta sebagai sebagai
pertukaran memperoleh 100.000 lembar saham biasa PT Binato dengan nilai par Rp
2.000.

Item Cost Book Value

Cash Rp 70.000.000

Inventory Rp 50.000.000 50.000.000

Land 75.000.000 75.000.000

Building 100.000.000 80.000.000

Equipment 250.000.000 160.000.000

Rp 435.00.000

7
PT Alonso mencatat transaksi dengan jurnal sebagai berikut.

Investment in PT Bintaro Share-Capital Ordinary 435.000.000

Accumulated Depreciation 110.000.000

Cash 70.000.000

Inventory 50.000.000

Land 75.000.000

Building 100.000.000

Equipment 250.000.000

Rp 110.000.000 = (Rp 100.000.000 – Rp 80.000.000)

+ (Rp 250.000.000 – Rp 160.000.000)

PT Binato mencatat transfer aset dan penerbitan saham sebesar nilai buku aset yang
ditransfer sebagai berikut.

Cash 70.000.000

Inventory 50.000.000

Land 75.000.000

Building 100.000.000

Equipment 250.000.000

Accumulated Depreciation 110.000.000

Share-Capital Ordinary, Rp.2.000 par 200.000.000

Share-Premium Ordinary 235.000.000

G. KOMBINASI BISNIS
Suatu kombinasi bisnis terkait dengan penggabungan dan pengendalian kepemilikan
dua atau lebih perusahaan yang sebelumnya merupakan entitas terpisah. Kombinasi bisnis

8
dapat mengambil satu dari beberapa bentuk kombinasi bisnis dan dapat dilakukan dengan
cara yang berbeda.

1. Jenis-Jenis Kombinasi Bisnis


Ada tiga jenis utama dari kombinasi bisnis secara legal. Legal merger (statutory
merger – atau cukup disebut merger) adalah kombinasi di mana hanya akan ada satu
perusahaan yang bertahan dari berbagai perusahaan yang diambil alih ditansfer ke
perusahaan yang mengambil alih dan perusahaan yang diambil alih tersebut bubar atau
dilikuidasi (liquidated). Operasional dari masing-masing perusahaan yang sebelumnya
merupakan perusahaan terpisah dilanjutkan ke dalam entitas tunggal yang tetap bertahan
setelah terjadinya merger.

Legal konsolidasi (statutory consolidation – atau cukup disebut konsolidasi) adalah


kombinasi bisnis dimana kedua perusahaan yang melakukan kombinasi langsung
dibubarkan dan aset serta liabilitas dari kedua perusahaan ditransfer ke perusahaan yang
baru dibentuk. Operasional dari masing-masing perusahaan yang sebelumnya merupakan
terpisah dilanjutkan ke dalam entitas tunggal yang baru dan tidak ada perusahaan yang
bergabung bertahan setelah konsolidasi. Namun dibanyak situasi, perusahaan yang
dihasilkan tersebut hanya bentuknya saja yang baru.

Jenis-Jenis Kombinasi Bisnis dalam Figur

a. Merger

Perusahaan

AA

Perusahaan

AA

Perusahaan

BB

b. Konsolidasi

Perusahaan

AA 9
Perusahaan

CC

Perusahaan

BB

c. Akuisi Saham

Perusahaan Perusahaan

AA AA

Perusahaan Perusahaan

BB BB

Substansi sebenarnya merupakan salah satu dari perusahaan yang bergabung namun
berdiri kembali dengan nama baru.

Akuisisi saham terjadi ketika sebuah perusahaan mengakuisisi saham berhak suara
perusahaan lain dan perusahaan-perusahaan yang terlibat tersebut melanjutkan operasi
perusahaanya sebagai entitas legal terpisah , namun salin terkait . karena tidak ada
perusahaan yang dilikuidasi , maka perusahaan yang mengakuisisi memperlakukan hakm
kepemilikan yang diperolehnya sebagai investasi. Dalam saham, perusahaan yang
menggambil alih tidak perlu mendapatkan seluruh saham perusahaan lain untuk
memperoleh pengendalian.

Hubungan yang terjadi dalam akuisisi saham disebut hubungan induk-anak


perusahaan. Induk perusahaan adalah perusahaan yang memiliki kendali atas perusahaan
lain yaitu anak perusahaan, biasanya melalui kepemilikan mayoritas saham biasa. Untuk

10
kepentingan pelaporan keuangan ke publik, induk dan anak perusahaan menyajikan laporan
keuangan konsolidasi seolah-seolah merupakan satu perusahaan tunggal.

Ketika sebuah perusahaan mengambil alih mayoritas hak suara perusahaan lain dan
kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai entitas legal yang terpisah setelah proses
penggabungan usaha. Marger dan konsolidasi dapat terjadi melalui akuisisi saham mauopun
akusisi asset bersih. Untuk menyelesaikan legal marger atau konsolidasi melalui akuisisi
saham maupun akuisisi asset bersih . untuk menyelesaikan legal marger atau konsolidasi
melalui akuisisi saham , perusahaan yang diambil alih dilikuidasi dan hanya tinggal
perusahaan yang mengambil alih atau perusahaan baru yang terbentuk.

Bentuk legal penggabungan usaha, substansi kesepakatan penggabungan usaha dan


situasi disekitar proses penngabungan usaha, semuanya memengaruhi bagaimana proses
penggabungan dicatat pada awalnya serta prosedur akuntansi dan pelaporan yang digunakan
berikutnya setelah penggabungan usaha.

2. Metode untuk Melakukan Kombinasi Bisnis


Kombinasi bisnis dapat dikatakan sebagai ‘bersahabat’ atau ‘tidak bersahabat’. Dalam
kombinasi binsis yang bersahabat, manajmen-manajemen perusahaan yang terlibat
melakukan perjanjian sehubungan.

Perusahaan AA Berinvestasi di Perusahaan BB

Memperoleh Aset Memperoleh


Bersih Saham

Perusahaan yang
diambil alih
Iya dilikuidasi ?

TIDAK
Mencatat sebagai
merger atau Mencatat sebagi
konsolidasi akuisi saham dan
mengoperasikan
Dengan persyaratan kombinasi bisnis dan merekomendasikan adanya persetujuan dari
sebagai anak
pemegang saham. Biasanya penggabungan seperti ini akan dilakukan dalam satu transkaksi
perusahaan
yang melibatkan pertukaran aset atau saham berhak suara. Dalam penggabungan yang tidak

11
bersahabat atau sering disebut “hostile takover”, manajemen perusahaan-perusahaan yang
terlibat tidak menyetujui persyaratan kombinasi bisnis, dan manajemen dari salah satu
perusahaan melakukan tender offer secara langsung kepada pemengang saham perusahaan
lainnya. Tender offermengundang pemegang saham dari perusahaan untuk melakukan
‘tender’ atau menukarkan sahamnya dengan efek atau aset dari perusahaan pengakuisisi.
Jika saham yang ditender telah mencukupi, perusahaan pengakuisisi memperoleh kendali
atas saham berhak suara dari perusahaan lain tersebut dan dapat mengangkat manajemen
perusahaan dengan menggunakan hak suaranya.

 Akuisisi Aset

Kadang-kadang satu perusahaan mengakuisisi aset perusahaan lain melalui negoisasi


langsung dengan manajemen. Perjanjian ini juga dapat menyebabkan perusahaan
pengakuisisi menanggung liabillitas dari perusahaan lain. Kombinasi bisnis semacam ini
dapat mengambil bentuk merger atau konsolidasi. Perusahaan penjual pada umumnya
mendistribusikan aset atau efek yang diterimanya kepada pemegang sahamnyan dalam
kombinasi bisnis dari perusahaan pengakuisisi dan likuidasi, sehingga hanya perusahaan
pengakuisisi sebagai entitas legal yang bertahan.

Perusahaan pengakuisisi mencatat kombinasi bisnis dengan mencatat tiap aset yang
diperoleh, tiap liabilitas yang ditanggungnya dan aset atau efek yang diberikan dalam
pertukaran.

 Akuisisi Saham

Kombinasi bisnis yang dilakukan melalui akuisisi saham tidak harus melibatkan
akuisisi semua saham berhak suara yang beredar. Bagi satu perusahaan untuk
mengendalikan perusahaan lain melalui kepemilikan saham, hanya diperlukan kepemilikan
mayoritas (kepentingan pengendali/lebih dari 50%) dan saham suara yang beredar.Akuisisi
saham berhak suara kurang dari mayoritas biasanya tidak dianggap sebagai kombinasi
bisnis. Kerika satu pemegang saham memegang kepemilikan mayoritas sebagai kepentingan
nonpengendali (noncontrolling interest).

12
Dalam kasus ini dimana satu perusahaan memperoleh kendali atas perusahaan lain dan
kedua perusahaan tetap berdiri sebagai entitas legal terpisah setelah kombinasi bisnis, saham
dari perusahaan yang diakuisisi dicatat di pembukuan perusahaan pengakuisisi sebagai
investasi dan berikutnya diperhitungkan sebagai investasi antarperusahaan. Alternatif lain,
perusahaan yang diakuisi dilikuidasi kemudian aset dan liabilitasnya ditransfer ke
perusahaan pengakuisisi atau perusahaan yang baru dibentuk. Untuk melakukan hal
tersebut,semua atau sebagian besar dari seluruh saham berhak suara perusahaan yang
diakuisisi harus diperoleh perusahaan pengakuisisi. Akuisisi saham dan likuidasi dari
perusahaan yang diakuisisi sama dengan akuisisi aset.

H. PENILAIAN ENTITAS USAHA


Semua pihak yang terlibat dalam penggabungan usaha harus meyakini adanya
kesempatan untuk memperoleh keuntungan jika mereka setuju untuk berpartisipasi .sulit
untuk menentukan apakah suatu proposal penggabungan usaha menguntungkan. Nilai asset
perusahaan dan potensi laba masa depanya sangat penting untuk menentukan nilai dari
perusahaan tersebut . aspek pajak juga perlu di perhatikan.
          

1. Nilai Masing - Masing Aset dan Kewajiban


Nilai dari masing masing aset dan kewajiban suatu perusahaan biasanya ditentukan
melalui penilaian (appraisal). Untuk beberapa pos, nilainya dapat ditentukan relatif
mudah,seperti investasi yang diperdagangkan secara aktif dalam pasar efek, atau utang jangka
pendek. Untuk pos lain , penilaian dapat sangat subjektif , seperti nilai tanah yang berada di
daerah yang jarang terjadi penjualan. selain itu, beberapa aset tak berwujud juga tidak
dilaporkan dalam neraca sebagai contohnya , biaya mengembangkan ide baru, produk baru,
dan metode produksi baru biasanya dibebankan sebagai biaya penelitiaan dan pengembangan
pada periode terjadinya.
Liabilitas lancar biasanya dianggap mempunyai nilai wajar sama dengan nilai
bukunya karena kewajiban lancar akan dibayar pada nilai tercatatnya dalam jangka pendek.
Liabilitas jangka panjang harus dinilai berdasarkan tingkat bunga sekarang jika berbeda
dengan tingkat bunga efektif pada waktu kewajiban tersebut dikeluarkan . Sebagai contohnya,
obligasi dengan nilai nominal Rp 100.000.000 , jangka waktu 10 tahun, tingkat bunga 6%
bunga dibayar tahunan, dikeluarkan pada nilai nominalnya 3 tahun yang lalu, dan tingkat

13
bunga pasar sekarang untuk efek yang sama adalah 10% , nilai kewajiban tersebut sekarang
dihitung sebagai berikut.
  
Nilai sekarang untuk  7 tahun pada tingkat bunga 10% dan pembayaran pokok
Rp100.000.000                              
 (Rp 100.000.000 x 0,51316)                                                 Rp 51.316.000
Nilai sekarang pada tingkat bunga 10% dari 7 kali pembayaran bunga
Rp 6.000.000                                              
(Rp 600.000.000 x 4,86842)                                               Rp 29.211.000     
 Nilai sekarang dari obligasi                                                                            Rp 80.527.000  

Walaupun penilaian akurat dari nilai asetbdan kewajiban sulit, hak ini merupakan bagian
penting dari penentuan secara keseluruhan nilai suatu perusahaan .

2. Nilai Laba Potensial


Dalam banyak kasus, aset yang dioperasikan bersama sebagai kelompok mempunyai
nilai lebih tinggi dari penjumlahan nilai individualnya. "nilai kelangsungan usaha"( going
cancern) menyebabkan lebih menguntungkan untuk mengoperasikan aset sebagai suatu
entitas dibandingkan menjualnya secara sendiri-sendiri  kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba sebagai perusahaan yang berjalan merupakan suatu hal penting dalam
penilaian perusahaan.
Ada beberapa pendekatan untuk mengukur nilai dari laba masa depan suatu
perusahaan . kadang-kadang perusahaan dinilai berdasarkan kelipatan dari labanya sekarang .
sebagai contoh, jika PT bunaken melaporkan laba Rp 35.000.000 pada tahun berjalan, nilai
perusahaan berdasarkan kelipatan 10 kali dari laba tahun berjalan adalah Rp 350.000.000 .
kelipatan yang digunakan merupakan masalah pertimbangan dan berdasarkan faktor-faktor
risiko dan variabilitas laba dan tingkat pertumbuhan yang diantisipasi.
Metode lain untuk menilai suatu perusahaan adalah menghitung nilai sekarang dari
arus kas masa depan yang diharapkan akan dihasilkan perusahaan. metode ini mengharuskan
adanya penentuan nilai dam waktu dari arus kas masa depan dan mendiskontokan arus kas
tersebut ke nilai sekarag pada tingkat bunga diskonto yang sesuai untuk perusahaan tersebut .
sebagai contoh, jika PT bunaken diharapkan untuk menghasilkan arus kas Rp 35.000.000

14
untuk tiap tahun selama 25 tahun . maka nilai sekarang dari perusahaan pada tingkat bunga
diskonto 10% adalah Rp 317.686.400 dihitung sebagai beeikut

Arus kas tahunan yang dihasilkan                                                                    Rp 35.000.000


Factor nilai sekarang anuitas 25 kali, pembayaran pada tingkat bunga 10%                 
x9,07704
Nilai sekarang dari laba masa depan                                                               Rp317.696.400 

Estimasi potensi laba masa depan memerlukan berbagai asumsi dan estimasi .
sehingga tidak mengherankan , pembeli dan penjual sering menemui kesulitan menyetujui
nilai dari laba perusahaan di masa depan.

3. Penilaian Kepentingan yang Dipertukarkan


Ketika satu perusahaan mengakusisi perusahaan lain , harus diperhatikan nilai "
kepentingan " ( consideration) yang akan dipertukarkan . Tidak terlalu sulit jika kas yang
digunakan dalam akuisisi, tetapi penilaian akan semakin sulit jika yang dipertukarkan adalah
efek ( surat berharga atau sekuritas ) , terutama jika efek tersebut dalah efek baru yang tidak
diperdagangkan atau efek dengan fitur yang tidak biasa. Sebagai contoh, di AS , General
Motors menyelesaikan akuisisi beberapa tahun sebelumnya menggunakan saham biasa seri B
baru yang membayar dividen berdasarkan laba berikutnya dari perusahaan yang diakuisisi
bukan dari laba General Motors secara keseluruhan. Beberapa perusahaan telah menggunakan
obligasi tanpa bunga ( obligasi dengan bunga nol )  yang mempunyai nilai dibawah nilai
nominal untuk mengkompensasi pemegang obligasi atas bunga perusahaan lain menggunakan
berbagai jenis efek konversi. Kecuali efek tersebut , atau efek lain yang dianggap ekuivalen ,
diperdagangkan di pasar , maka perlu dibuat estimasi nilainya. Pendekatan yang biasanya
digunakan adalah menggunakan nilai dari efek yang sama yang mempunyai nilai pasar dan
menyesuaikan nilai estimasi atas perbedaan fitur dari kedua efek tersebut.

I. AKUNTANSI UNTUK KOMBINASI BISNIS


Pembeli suatu perusahaan pada dasarnya sama dengan pembeliaan aset atau kelompok
aset lain. Ketika suatu aset dibeli " konsiderasi" (consideration ) diberikan sebagai ganti untuk
15
hak kepemilikan atas aset yang dibeli. Sama juga, ketika suatu perusahaan di beli "
konsiderasi" diberikan sebagai ganti untuk hak kepemilikan yang diserahkan oleh pemilik
perusahaan yang diakuisisi . Pada saat aset dibeli , pembeli mencatat aset sebesar biaya
perolehan yang timbul untuk mengakuisisi aset tersebut . Biaya perolehan biasanya
ditentukan berdasarkan nilai wajar aset yang diakuisisi atau nilai wajar " konsiderasi" yang
diberikan. jika sekelompok aset dibeli untuk satu harga beli , total biaya perolehan harus
dialokasikan ke masing masing aset yang diakuisisi berdasarkan nilai wajarnya . prinsip yang
sama diterapkan untuk pembeliaan perusahaan sama seperti pembeliaan aset secara individual
atau kelompok aset.
PSAK 22 Tentang " kombinasi bisnis " menjelaskan prosedur akuntansi yang saat ini
diterapkan untuk transaksi penggabungan usaha di indonesia.

J. AKUNTANSI AKUISISI
Dalam PSAK 22, metode akuntansi untuk kombinasi bisnis , mengharuskan penggunaan
metode akuisisi. Berdasarkan metode akuisisi, pengakusisian mengakui seluruh aset yang
diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung dalam kombinasi bisnis serta mengukurnya pada
nilai wajar tanggal akuisisi. Apabila diakuisisi kurang dari 100% dari pihak yang diakuisisi,
maka kepentingan non pengendali diukur pada nilai wajar tanggal akuisisnya. Kombinasi
bisnis tidak memengaruhi jumlah penilaian aset dan liabilitas pihak pengakuisisi.

1. Pengukuran Nilai Wajar


Akuntansi untuk kombinasi bisnis didasarkan pada nilai wajar. Pihak
pengakusisi harus menilai pada nilai wajar dalam kombinasi bisnis, setiap aset dan
liabilitas yang diakuisisi, serta adanya kepentingan non pengendali pada pihak yang
diakuisisi. Biasanya, kombinas bisnis melibatkan pertukaran jarak jauh antara kedua
pihak yang tidak berhubungan. Nilai wajar biasanya merupakan ukuran terbaik dari
nilai yang diterima ,dan karenanya dapat mencerminkan nilai kepentingan pihak
pengakusisi dalam pihak yang diakuisisi.

Akan tetapi, PSAK 22 memfokuskna secara langsung pada nilai wajar yang
dipertimbangkan bukan hanya menggunakannya untuk menghubungkan nilai wajar bagi
pihak yang diakuisisi secara keseluruhan. Pada beberapa kasus, nilai wajar mungkin
sulit untuk ditentukan, atau mungkin tidak terdapat pertukaran, sehingga valuasi lebih
baik didasarkan pada nilai kepentingan pihak pengakuisisi dalam pihak yang diakuisisi
atau teknik-teknik valuasi lainnya.
16
2. Menggunakan Metode Akuisisi
Berdasarkan metode akuisisi, nilai wajar tanggal akuisisi penuh dari aset-aset
individu yang diakuisisi, baik aset berwujud maupun tidak berwujud, serta liabilitas
yang ditanggung dalam kombinasi bisnis yang diakui. Hal ini bener jika dilihat tanpa
memperhatikan persentase kepemilikan yang diperoleh entitas pengendali. Apabila
pihak pengakuisisi memperoleh seluruh aset dan liabilitas pihak yang diakuisisi dalam
sebuah merger, maka aset dan liabilitas ini dicatat di pembukuan perusahaan
pengakuisisian pada nilai wajar tanggal akuisisi. Apabila perusahaan pengakuisisi
memperoleh kepemilikn pihak yang diakuisisi dalam akuisisi saham, maka aset yang
diperoleh dan liabilitas yang ditanggung tampak pada nilai wajar tanggal akusisi penuh
dalam laporan posisi keuangan terkonsolidasi yang disusun sesaat setelah kombinasi.

Beberapa hal terkait dengan aset dan liabilitas yang diakuisisi dalam kombinasi
bisnis adalah sebagai berikut.

a. Tidak ada pemisahan akun valuasi aset yang terkait dengan aset yang diakuisisi
b. Aset jangka panjang yang diklasifikasikan pada tanggal akuisisi yang tersedia
untuk dijual adalah dinilai pada nilai wajar yang dikurangi biaya untuk
menjual.
c. Pajak penghasilan yang ditangguhkan terkait dengan kombinasi bisnis serta
aset dan liabilitas yang terkait dengan program manfaat karyawan sebagai
pihak yang diakuisisi dinilai sesuai dengan PSAK tertentu yang terkait dengan
topik tersebut.

Setiap kelebihan (a) jumlah nilai wajar dari aset teridentifikasi yang diberikan
oleh pihak pengakusisi dalam kombinasi bisnis dan nilai wajar tanggal akuisisi
kepentingan non pengendali di atas (b) nilai wajar tanggal akuisisi dari aset bersih
teridentifikasi yang diakusisi dalam kombinasi bisnis dianggap sebagai goodwill.
Jumlah goodwill yang muncul dalam kombinasi bisnis tidak terpengaruh oleh
persentase akuisisi pihak yang diakuisisi.

Seluruh biaya kombinasi bisnis dibebankan ketika hal itu terjadi. Biaya
menerbitkan sekuritas saham yang digunakan untuk mengakuisisi, diperlakukan dengan

17
cara yang sama seperti biaya penerbitan saham lainnya sebagai pengurang premi saham
yang berhubungan dengan sekuritas.

K. GOODWILL
Secara konseptual, goodwill terkait dengan kombinasi bisnis, terdiri atas seluruh
faktor-faktor berwujud yang memungkinkan sebuah usaha memperoleh laba diatas rata-rata.
Dari sudut pandang akuntasni, PSAK 19, “Aset Tak Berwujud” telah menyatakan bahwa
goodwil merupakan aset yang menunjukkan manfaat ekonomi masa depan yang berasal dari
aset-aset lainyang diperoleh dari kombinasi bisnis yang tidak teridentifikasi,sehingga harus
secara terpisah diakui, apabila dapat dipisahkan (dari bisnisnya) atau berasal dari kontrak atau
hak lainnya.

Berdasarkan metode akuisisi, pihak pengakuisisian mengakui goodwill dari kombinasi


bisnis berdasarkan hubungan antara total nilai wajar dari aset bersih teridentifikasi. Dalam
PSAK 22, mengidentifikasi pengukuran nilai wajar yang dipertimbangkan oleh pihak
pengakusisian harus harus dilakukan demi pihak yang diakuisisi. Pihak pengakuisisi harus
mengukur nilai wajar untuk pihak yang diakuisisi yang menggunakan satu atau lebih teknik-
teknik evaluasi sesuai dengan situasi dan ketersediaan data yang tepat. Nilai wajar ini diukur
pada tanggal akuisisi dan selanjutnya dibandingkan dengan nilai wajar tanggal akuisisi dari
aset bersih teridentifikasi pihak yang diakuisisi, dn selisihnya merupakan goodwill.

Sebagai contoh, asumskan bahwa PT Angkordok mengakuisisi seluruh aset


PT.Zandoso sebesar Rp.400.000.000 ketika nilai aset wajar bersih teridentifikasi PT Zandoso
adalah Rp.380.000.000. Goodwill diakui senilai Rp.20.000.000, yaitu selisish antara total
yang dipertimbangkan dan nilai wajar aset bersih teridentifikasi yang diakuisisi. Apabila
sebagai ganti akuisisi aset, PT Angkordok mengakuisisi 75% saham biasa PT Zandoso senilai
Rp.300.000.000 dan nilai wajar kepentingan non pengendali adalah Rp.100.000.000, maka
goodwill dihitung sebagai berikut.

Nilai wajar yang diberikan oleh PT Angkordok Rp. 300.000.000

Nilai wajar kepentingan non pengendali Rp. 100.000.000

Rp. 400.000.000

Nilai wajar aset bersih teridentifikasi yang diakuisisi Rp. (380.000.000) 18

Goodwill Rp. 20.000.000


Jumlah goodwill tidak terpengaruh oleh apakah mengakusisi 100% pihak yang
diakuisisi atau kurang dari itu. Akan tetapi, nilai wajar kepentingan non pengendali memiliki
pengaruh terhadap jumlah goodwill yang diakui. Pada contoh diatas, nilai wajar kepentingan
pengendali dan non pengendali adalah proporsional dan mengimplikasikan dari total nilai
wajar dari perusahaan yang diakuisisi sebesar Rp.400.000.000.

L. KOMBINASI BISNIS YANG TERPENGARUH KARENA PEMBELIAN ASET


BERSIH
Ketika suatu perusahaan mengakuisisi seluruh aset bersih dari perusahaan lainnya
dalam sebuah kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mencatat pada pembukuannya aset-aset
individu yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dalam kombinasi serta nilai wajar
yang dipertukarkan. Adanya kelebihan nilai wajar yang dipertukarkan diatas nilai wajar aset
bersih teridentifikasi dicatat oleh pihak pengakuisisi sebagai goodwill. Dalam praktik,
goodwill menunjukkan premi yang dibayarkan untuk memperoleh kendali.

Asumsikan bahwa PT Pututaka mengakuisisi seluruh aset dan mengambil seluruh


liabilitas PT Songkok dalam merger wajib dengan menerbitkan ke PT Songkok 10.000
lembar saham senilai Rp. 10.000 per lembar saham yang biasa. Saham yang diterbitkan
memiliki total nilai wajar Rp.610.000.000. PT Pututaka menanggung biaya legal dan
penilaian sebesar Rp.40.000.000 dalam hubungannya dengan kombinasi bisnis tersebut dan
biaya emisi saham sebesar Rp. 25.000.000

Hubungan antara total harga beli yang dibayarkan untuk aset bersih PT Songkok ,
nilai wajar aset bersih, dan nilai buku aset bersih diilustrasikan pada diagram berikut.

Aset, Liabilitas, dan Ekuitas Nilai Buku Nilai Wajar


Kas dan Piutang Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Persediaan 65.000.000 75.000.000
Tanah 40.000.000 70.000.000
Bangunan dan Peralatan 400.000.000 350.000.000
Akumulasi Penyusutan (150.000.000)

19
Paten 80.000.000
Total Aset Rp    400.000.000 Rp 620.000.000

Liabilitas Lancar Rp    100.000.000 Rp 110.000.000


Modal Saham Biasa (nilai par 100.000.000
Rp5000.
Agio Saham Biasa 50.000.000
Saldo Laba 150.000.000
Total Liabilitas dan Ekuitas Rp 400.000.000
Nilai Wajar Aset Bersih Rp 510.000.000

Total selisish pada tanggal akusisi antara nilai wajar dari pertukaran konsiderasi dan
nilai buku dari aset bersih teridentifikasi mengacu sebagai selisih. Dalam situasi yang lebih
kompleks, selisih sama dengan perbedaaan antara :
a. Tanggal akuisis nilai wajar dari konsiderasi yang ditransfer oleh pengakuisisi,
ditambah tanggal akuisisi nilai wajar dari banyak kepemilikan saham pada pihak yang
diakuisisi yang awalnya dilakukan oleh pengakuisisi,ditambah nilai wajar dari banyak
kepentingan non pengendali pada pengakuisisi.
b. Tanggal akuisisi nilai buku dari aset terkuisisi yang dapat diidentifikasi dan liabilitas
yang diasumsikan.

Dalam merger PT Pututaka/PT Songkok, total selisih sebesar Rp. 310.000.000


merefleksikan perbedaan antara nilai wajar total dari saham yang diterbitkan PT Pututaka dan
nilai tercatat dari aset bersih PT Songkok yang direfleksikan pada pembukuannya saat tanggal
kombinasi bisnis. Porsi dari perbedaan tersebut (Rp.210.000.000) disebabkan oleh nilai yang
meningkat dari aset bersih PT Songkok dalam nilai buku. Sisa dari perbedaaan tersebut
(Rp.100.000.000) yang disebut goodwill.

Biaya akuisisi asosiasi terkait sebesar Rp. 40.000.000 ditimbulkan oleh PT Pututaka
dalam melakukan kombinasi bisnis dengan PT Songkok dibebankan seperti yang seharusnya.
Porsi dari Rp.25.000.000 pada biaya penerbitan saham terkait dengan penerbitan saham untuk
mengakuisisi PT Songkok mungkin timbul pada berbagai waktu. Untuk memfasilitasi
pengakumulasian penjumlahan ini sebelum mencatat kombinasi bisnis, PT Pututaka mencatat
jumlah tersebut dalam akun “suspense” sementara yang terpisah. Ayat jurnal untuk dua
transaksi ini adalah sebagai berikut.

Beban Merger 40.000.000


20
Kas 40.000.000

(mencatat biaya terkait pembelian PT Songkok)

Biaya Penerbitan Saham Tangguhan 25.000.000

Kas 25.000.000

(mencatat biaya terkait penerbitan modal saham biasa)

Pada tanggal kombinasi bisnis, PT Pututaka mencatat kombinasi bisnis tersebut


dengan jurnal berikut.

Kas 45.000.000

Persediaan 75.000.000

Tanah 70.000.000

Bangunan dan peralatan 350.000.000

Paten 80.000.000

Goodwill 130.000.000

Liabilitas Lancar 110.000.000

Modal Saham Biasa 100.000.000

Agio Saham Biasa 485.000.000

Biaya Penerbitan Saham Tangguhan 25.000.000

Dalam pencatatan kombinasi bisnis, nilai buku PT Songkok tidak relevan untuk PT
Pututaka , hanya nilai wajar yang dicatat. Karena perubahan kepemilikan telah terjadi, dasar
akuntansi yang digunakan oleh perusahaa yang diakuisisi tidak relevan bagi perusahaan
pengakuisisi. Konsisten dengan pandangan ini,akumulasi penyusutan yang dicatat boleh PT
Songkok atas aset tetap tidak relevan bagi PT Pututaka dan tidak dicatat.

Biaya saham yang diterbitkan oleh PT Pututaka yang terhubung dengan akuisisi PT
Songkok dan tercatat dalam akun sementara timbul. Hal tersebut dilakukan secara normal

21
seperti reduksi dalam proses menerima dari penerbitan saham. Lalu biaya ini ditransfer dari
akun sementara agio saham sebagai pengurang. Pt Pututaka mencatat Rp..610.000.000 saham
yang diterbitkan pada nilainya dikurangi biaya penerbitan saham Rp. 585.000.000. dari
jumlah ini, Rp.100.000.000 nilai dicatat pada akun modal-saham biasa dan sisa dalam agio
saham biasa.

 Ayat Jurnal yang Dicatat oleh Perusahaan yang Diakuisisi

Pada tanggal kombinasi bisnis, PT Songkok mencatat jurnal berikut ini untuk
mengakui penerimaan saham PT Pututaka dan transfer seluruh aset dan liabilitas individu
kepada PT Pututaka :

Investasi pada Saham PT Pututaka 610.000.000

Liabilitas Saat ini 100.000.000

Akumulasi Penyusutan 150.000.000

Kas dan Piutang 45.000.000

Persediaan 65.000.000

Tanah 40.000.000

Bangunan dan Peralatan 400.000.000

Keuntungan Penjualan Aset Bersih 310.000.000

(mencatat transfer aset ke PT Pututaka)

PT Songkok mengakui nilai wajar saham PT Pututaka pada saat pertukaran dan
mencatat keuntungan sebesar Rp.310.000.000. Pembagian saham PT Pututaka dan likuidasi
PT Songkok dicatat pada pembukuan PT Songkok dengan jurnal berikut.

Modal Saham Biasa 100.000.000

Agio Saham Biasa 50.000.000

22
Saldo Laba 150.000.000

Keuntungan Penjualan Aset Bersih 310.000.000

Investasi pada Saham PT Pututaka 610.000.000

(mencatat pembagian saham PT Songkok)

M. AKUNTANSI UNTUK GOODWILL


Goodwill yang berasal dari merger dicatat oleh pihak pengakuisisi senilai slisih antara
nilai wajar yang dipertukarkan dengan nilai wajar aset bersih teridentifikasi yang diakuisisi.
Goodwill harus diuji untuk penurunan nilai minimal tiap tahun, pada waktu yang bersamaan
tiap tahunnya, dan lebih sering jika kejadian tersebut menurunkan nilai goodwill.

Untuk menguji penurunan goodwill, nilai wajar dari unit pelaporan dibandingkan
dengan nilai tercatatnya. Jika nilai wajar dari unit pelaporan melebihi nilai tercatatnya, maka
goodwill unit pelaporan tersebut tidak mengalami penurunan nilai. Akan tetapi, jika nilai
tercatat unit pelaporan lebih besar dibanding nilai wajarnya, berarti terjadi penurunan nilai
goodwill.

Jumlah penurunan nilai goodwill dari unit pelaoran diukur sebagai selisih dari nilai
tercatat goodwill unit tersebut dengan nilai implisit dari goodwill. Nilai implisit dari goodwill
ditentukan berdasarkan selisih nilai wajar unit pelaporan di atas nilai wajar aset bersih selain
goodwill diakui di laba operasi berjalan atau laba sebelum keuntungan dan kerugian luar
biasa.

Sebagai contoh penurunan nilai goodwill, asumsikan Unit Pelaoran A mendapat


alokasi Rp 100.000.000 dari goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis. Berikut adalah aset
dan liabilitas yang dialokasi ke Unit Pelaporan A.

Akun Nilai Tercatat Nilai Wajar


Kas dan piutang Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Persediaan 80.000.000 90.000.000
Peralatan 120.000.000 150.000.000
Goodwill 100.000.000
Total Aset Rp 350.000.000 Rp 290.000.000
Liabilitas Lancar (10.000.000) (10.000.000)
Aset bersih Rp 340.000.000 Rp 280.000.000

23
Dengan menjumlahkan nilai tercatat aset dan mengurangkannya dengan nilai tercatat
liabilitas, maka nilai tercatat unit pelaporan, termasuk goodwill, adalah Rp 340.000.000. Jika
nilai wajar unit pelaporan diestimasi sebesar Rp 360.000.000, maka tidak terjadi penurunan
nilai goodwill. Di lain pihak, jika nilai wajar unit pelaporan diestimasi Rp 320.000.000, maka
perbandingan kedua harus dilakukan untuk menentukan jumlah kerugian penurunan nilai.

N. PEMBELIAN DENGAN DISKON


Nilai wajar yang dipertimbangkan dalam sebuah kombinasi bisnis, bersama dengan nilai
wajar ekuitas yang telah dimiliki pihak yang diakuisisi dan nilai wajar kepentingan
nonpengendali pihak yang diakuisisi, mungkin kurang dari nilai wajar aset bersih
teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi, sehingga menghasilkan pembelian dengan diskon.

PSAK 22 tidak menyatakan perlakuan untuk lawan situasi pada diskon pembelian,
sehingga menyebabkan pembayaran berlebihan. Pengakuisisi tidak memahami pembayaran
berlebihan atas akuisisi. Banyak pembayaran berlebihan mungkin akan berakhir dengan
kesalahan informasi, hal tersebut tidak akan disadari hingga beberapa waktu kemudian.
PSAK menghindari isu ini dengan mendasarkan penghitungan dari goodwill pada
perbandingan yang diberikan oleh pengakuisisi dari nilai wajar total dari akuisisi. Kemudian,
banyak pembayaran berlebihan akan tercakup dalam goodwill dan mungkin mengeliminasi
dalam periode berikutnya dengan menguji penurunan goodwill.

O. KOMBINASI BISNIS MELALUI PEMBELIAN SAHAM


Perusahaan yang diakuisisi tetap berdiri dan perusahaan pembeli mencatatnya sebagai
investasi pada saham biasa dari perusahaan yang diakuisisi bukan mencatat masing-masing
aset dan liabilitas. Sebagaimana pembeli aset dan liabilitas, biaya perolah investasi
berdasarkan total nilai “konsiderasi” yang diberikan saat pembelian saham, ditambah biaya
tambahan lain yang terjadi untuk melakukan kombinasi bisnis.

Sebagai contoh, jika PT Pututaka (a) menukarkan 10.000 lembar sahamnya dengan
total nilai pasar Rp 610.000.000 untuk semua saham PT Songkok dalam transaksi pembelian
dan (b) timbul biaya merger sebesar Rp 40.000.000 dan biaya penerbitan saham Rp
25.000.000, yang sebelumnya dicatat dalam akun beban tangguhan. PT Pututaka mencatat
ayat jurnal berikut pada saat penerimaan saham PT Songkok.

24
(10) Beban Merger 40.000.000
Biaya Penerbitan Saham Tangguhan 25.000.000

Kas 65.000.000
(Mencatat biaya merger dan penerbitan saham terkait dengan Akuisisi PT Songkok)

(11) Investasi pada saham PT Songkok 610.000.000

Modal saham biasa 100.000.000


Agio saham biasa 485.000.000
Biaya Penerbitan saham tangguhan 25.000.000
(Mencatat akuisisi PT Songkok)

Ketika kombinasi bisnis dilakukan melalui akuisisi saham, perusahaan yang diakuisisi
dapat terus beroperasi sebagai perusahaan yang terpisah, atau perusahaan yang diakuisisi
tersebut dapat merger dengan perusahaan pengakuisisinya.

P. PELAPORAN KEUANGAN SETELAH KOMBINASI BISNIS


Laporan keuangan yang disiapkan setelah kombinasi bisnsi hanya mencerminkan
entitas gabungan dari tanggal kombinasi bisnis. Ketika kombinasi bisnis terjadi selama tahun
fiscal, laba yang diperoleh perusahaan akuisisi sebelum tanggal penggabungan tidak
dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan gabungan. Jika perusahaan gabungan
menyajikan laporan keuangan komparatif yang termasuk laporan keuangan untuk periode
sebelum kombinasi bisnis, laporan keuangan tersebut hanya menampilkan aktivitas dan posisi
keuangan dari perusahaan pengakuisisi, bukan perusahaan yang diakuisisi.

Q. PERTIMBANGAN TAMBAHAN DALAM AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS


PSAK 22 memasukkan sejumlah persyaratan terkait dengan hal-hal khusu atau aspek-
aspek yang dihadapi dalam kombinasi bisnis. Berikut ini adalah pembahasan mengenai
beberapa situasi yang lebih penting.

25
1. Ketidakpastian kombinasi bisnis
Ketidakpastian memengaruhi sebagian besar pengukuran akuntansi, namun lazim
dalam kombinasi bisnis. Meskipun ketidakpastian berkaitan dengan banyak aspek kombinasi
bisnis, aspek akuntansi untuk kombinasi bisnis yang berhak mendapat perhatian khusus
adalah periode pengukuran.

 Periode pengukuran

Salah satu jens ketidakpastian dalam kombinasi bisnis berasal dari persyaratan
untuk menentukan nilai wajar tanggal akuisisi aset dan liabilitas yang diambil alih
dalam kombinasi bisnis, beserta kepentingan pihak pengakuisisi pada pihak yang
diakuisisi, adanya kepentingan nonpengendali nilai wajar yang diberikan.

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa PT Barmudatiki mengakuisisi tanah dalam


sebuah kombinasi bisnis dan untuk sementara mencatat tanah pada nilai wajar yang
diestimasi sebesar Rp 100.000.000. Selama periode pengukuran, PT Barmudatiki
memperoleh penilaian yang dapat diandalkan bahwa tanah tersebut bernilai Rp
110.000.000 pada tanggal akuisisi. Selanjutnya, pada periode akuntansi yang sama,
perubahan nilai tanah dalam zona yang dekat telah mengurangi nilai tanah yang
diakuisisi oleh PT Barmudatiki menjadi Rp 75.000.000. PT Barmudatiki mencatat
klarifikasi nilai wajar tanggal akuisisi tanah dan penurunan nilai setelah itu dengan
jurnal berikut ini.

(12) Tanah 10.000.000


Goodwill 10.000.000
Menyesuaikan nilai tanah tanggal akuisisi yang diperoleh dalam kombinasi bisnis

(13) Kerugian Penilaian Nilai 35.000.000


Tanah 35.000.000
Mengakui penurunan nilai tanah yang dimiliki.

Setelah periode pengukuran berakhir, pihak pengakuisisi harus membuat koreksi


kesalahan dalam akuntansi untuk kombinasi bisnis dengan menggunakan PSAK 25,
“Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”.

2. Pengecualian untuk Prinsip Pengakuan


 Liabilitas Kontinjensi

26
Pengakuisisi menyadari liabilitas kontinjensi diambil dari kombinasi bisnsi
pada tanggal akuisisi bahkan jika tidak ada aliran sumber potensial untuk
mempertahankan liabilitas spesifik di masa akan dating. Setelah pengakuan awal dan
sampai liabilitas diselesaikan, dibatalkan atau kadarluwarsa, pihak pengakuisisi
mengukur liabilitas kontinjensi yang diakui dalam kombinasi bisnis pada nilai yang
lebih tinggi antara :

a. Jumlah yang seharusnya diakui sesuai dengan PSAK 57: Provisi, Liabilitas,
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi; atau
b. Jumlah yang pada awalnya diakui setelah dikurangi amortiasasi yang dapat
diterapkan, jika dapat ditentukan.

 Ganti Rugi Aset

Dalam setiap periode pelaporan, pengakuisisi mengukur ganti rugi aset yang
dikenali pada tanggal akuisisi menggunakan dasar yang sama seperti yang digunakan
dalam penjaminan aset atau liabilitas, subjek pada batas kontraktual pada jumlah, atau
jika ganti rugi tidak dapat diukur pada nilai wajarnya pada tanggal akuisisi, maka hal
tersebut harus diukur berdasarkan pada manajemen pada kolektabilitas ganti ruginya.
Pengakuisisi akan berhenti untuk meminta ganti rugi jika mereka mengambil aset,
menjualnya, dan kehilangan hak atas ganti rugi aset tersebut.

3. Ekuitas Non-Pengendali Dilakukan Sebelum Kombinasi Bisnis


Investasi PT Lemogos sebesar 10% pada PT Atsugoni memiliki nilai buku sebesar Rp
300.000.000 dan nilai wajar sebesar Rp 500.000.000 dan perkembangan Rp 200.000.000
dalam revaluasi pada tanggal dimana perusahaan tersebut menyisihkan saham pada PT
Atsugoni. PT Lemogos mencatat ayat jurnal berikut pada pembuka dalam hubungan dengan
akuisisi dari PT Atsugoni

(14) Investasi dalam saham PT Atsugoni 200.000.000


Keuntungan Tidak Terealisasi (kerugian) – Pendapatan
200.000.000
Revaluasi saham PT Atsugoni pada nilai wajar pada tanggal kombinasi bisnis

(15) Investasi dalam saham PT Atsugoni 4.500.000.000


Kas

27
4.500.000.000
Perolehan pengendalian saham dalam PT Atsugoni

4. Akuisisi Melalui Kontrak


Pada beberapa contoh, pihak pengakuisisi mungkin memperoleh kendali pada pihak
yang diakuisisi tanpa mentransfer nilai wajar atau menerima kepemilikan saham pada pihak
yang diakuisisi. Jumlah aset bersih pihak yang diakui pada tanggal akuisisi berasal dari
kepentingan nonpengendali dan dimasukkan dalam kepentingan nonpengendali yang
dilaporkan pada laporan keuangan konsolidasian berikutnya.

R. PENGUNGKAPAN
PSAK 22, Kombinasi Bisnis, mengharuskan bahwa pihak pengakuisisi
mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan dapat
mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi:

a. Selama periode pelaporan berjalan; atau


b. Setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal laporan keuangan diotorisasi
untuk terbit.

Kombinasi bisnis dan struktur organisasi yang kompleks adalah bagian penting dari
gambaran bisnis global. Kombinasi bisnis terjadi ketika perusahaan-perusahaan yang
sebelumnya terpisah bergabung bersama. Ada tiga jenis kombinasi bisnis formal: (a) merger
dimana salah satu perusahaan yang dalam pengendalian bergabung kehilangan identitas
legalnya dan perusahaan yang lain terus berdiri dengan aset dan liabilitas dari kedua
perusahaan, (b) konsolidasi, dimana kedua perusahaan yang bergabung bersama untuk
membentuk perusahaan baru, dan (c) akuisisi saham, dimana kedua perusahaan
mempertahankan keberadaannya masing-masing, dimana satu perusahaan memegang saham
biasa dari perusahaan kita.

28
                       

29
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richard E. Christensen, Theodore E. Cottrell, David M. 2016. An Indonesian
Perpective : Advanced Financial Accounting. (Ed 5 Vol 1). Jakarata : Salemba Empat.

30

Anda mungkin juga menyukai