9
2. Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan
usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain
membentuk satu perusahaan baru.
3. Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian atau
seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian
(controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak
kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana
perusahaan lainnya.
II.1.1 Merger
Salah satu bentuk dari penggabungan usaha adalah merger. Merger adalah
penggabungan dua perusahaan atau lebih yang kemudian hanya ada satu
perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya
menghentikan aktivitasnya atau bubar. Perusahaan yang dibubarkan mengalihkan
aktiva dan kewajibannya ke perusahaan yang mengambil alih sehingga perusahaan
yang mengambil alih mengalami peningkatan aktiva. (Abdul Moin, 2003).
Dalam merger sering dikenal dengan bidding firm atau perusahaan yang
mengambil alih dan target firm atau perusahaan yang dijadikan target untuk diambil
10
alih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa merger merupakan salah satu bentuk
penggabungan usaha dimana perusahaan yang menjadi bidding firm tetap berdiri
dan perusahaan lain yang diambil alih harus bubar namun segala bentuk kekayaan
perusahaan seperti aset maupun kewajiban dipindahkan ke dalam perusahaan yang
menjadi bidding firm dan menjadi tanggung jawab perusahaan tersebut.
Motif atau alasan melakukan merger menurut Eugene F. Brigham dan Joel F.
Houston (2001) dalam bukunya Essentials of Manajerial Finance yang
diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto , yaitu:
1. Sinergi
Kondisi dimana nilai keseluruhan lebih besar daripada hasil penjumlahan
bagian-bagiannya. Merger yang bersifat sinergi, nilai perusahaan setelah
merger lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan
sebelum merger.
2. Pertimbangan Pajak
Pertimbangan pajak dapat mendorong dilakukannya sejumlah merger.
Misalnya, perusahaan yang menguntungkan dan termasuk dalam kelompok
tarif pajak tertinggi dapat mengambil alih perusahaan yang memiliki
akumulasi kerugian yang besar. Kerugian tersebut dapat mengurangi laba
kena pajak dan tidak ditahan untuk digunakan di masa depan. Merger juga
dapat dipilih sebagai cara untuk meminimalkan pajak dan menggunakan kas
yang berlebih.
3. Pembelian Aktiva di Bawah Biaya Pengganti
Kadang-kadang perusahaan diambil alih karena nilai pengganti aktivanya
jauh lebih tinggi daripada nilai pasar perusahaan itu sendiri. Nilai
sebenarnya dari setiap perusahaan adalah fungsi daya menghasilkan laba
masa depannya, bukan biaya untuk mengganti aktivanya. Jadi merger harus
berdasarkan nilai ekonomi dari aktiva yang dimerger bukan atas biaya
penggantinya.
11
4. Diversifikasi
Manajer berpendapat bahwa diversifikasi menstabilkan laba perusahaan
sehingga bermanfaat bagi pemiliknya. Akan tetapi pada perusahaan milik
keluarga biasanya pemilik tidak mau menjual sebagian saham yang
dimilikinya untuk melakukan diversifikasi karena akan memperkecil
kepemilikan dan mengakibatkan kewajiban pajak yang besar atas
keuntungan modal. Jadi merger dapat menjadi jalan terbaik untuk
mengadakan diversifikasi perorangan.
5. Insentif Pribadi Manajer
Beberapa keputusan bisnis banyak didasarkan pada motivasi pribadi
daripada analisis ekonomi. Tidak ada eksekutif yang akan mengakui bahwa
egonya merupakan alasan utama dibalik suatu merger, akan tetapi ego
memegang peranan penting dalam banyak merger.
6. Nilai Pecahan
Para analis mengestimasi nilai pemecahan suatu perusahaan, yang
merupakan nilai masing-masing bagian dari perusahaan itu jika dijual
terpisah. Jika nilai ini lebih tinggi dari nilai pasar berjalan perusahaan, maka
seorang spesialis pengambil alihan dapat merger perusahaan itu pada atau
bahkan diatas nilai pasar berjalannya dijual secara sepotong-potong dan
menghasilkan laba yang besar.
12
3. Konglomerat, ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan
berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya
perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan
mobil merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat
ialah untuk mencapai pertumbuhan badan usaha dengan cepat dan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar
saham antara kedua perusahaan yang disatukan.
4. Merger Kon Generik, adalah merger diantara dua atau lebih perusahaan
yang saling berhubungan, tetapi bukan terhadap produk yang sama. Contoh
merger antara bank dengan perusahaan leasing.
Sri Redjeki Hartono dalam bukunya Kapita Selekta Hukum
Perusahaan menyebutkan ada 2 metode untuk mengadakan suatu fusi atau
merger, yaitu:
1. Fusi saham (aandolfosio), terjadi karena adanya pengoperan saham.
Pengoperan itu sendiri dapat terjadi dengan :
Fusi karena pembelian saham, jadi pengoperan saham itu sebagai
akibat perjanjian jual beli.
Fusi karena penukaran saham.
Fusi dengan penukaran saham dengan tambahan pembayaran uang
kontan.
2. Fusi perusahaan (ludrijf fusio), terjadi dengan penggabungan perusahaan-
perusahaan dari PT yang kinerjanya menurun ke PT yang berfungsi.
Biasanya PT. X menyerahkan kepada PT. Y dengan beberapa
kemungkinan :
Fusi karena pembelian perusahaan-perusahaan.
Fusi dengan inbreng perusahaan.
Fusi dengan inbreng perusahaan dengan tambahan pembayaran
uang kontan.
13
II.1.4 Manfaat Merger
1. Komplementaris
Penggabungan perusahaan sejenis atau lebih secara horizontal dapat
menimbulkan sinergi dalam berbagai bentuk, misalnya : perluasan
produk, transfer teknologi, sumber daya manusia yang tangguh, dan
sebagainya
2. Pooling kekuatan
Perusahaan-perusahaan yang terlampau kecil untuk mempunyai fungsi-
fungsi penting untuk perusahaannya, misalnya fungsi research and
development, dan akan lebih efektif jika bergabung dengan perusahaan
lain yang telah memiliki fungsi tersebut.
3. Mengurangi persaingan
Penggabungan usaha diantara perusahaan sejenis akan mengakibatkan
adanya pemusatan pengandalian, sehingga dapat mengurangi pesaing.
4. Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan
Bagi perusahaan yang memiliki likuiditas dan terdesak oleh kreditur,
keputusan merger dan akuisisi dengan perusahaan yang kuat akan
menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
Terdapat kelebihan dan kekurangan dari aksi merger yang dilakukan oleh
perusahaan, yaitu:
Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah
dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001,
p.641)
14
Menurut Abdul Moein (2003:13), terdapat kelebihan lain yang
didapatkan dari merger yaitu:
a. Mendapatkan cash flow dengan cepat
b. Memperoleh kemudahan dana karena kreditor lebih percaya
dengan perusahaan yang telah berdiri sejak lama dan mapan.
c. Mengurangi waktu, biaya dan risiko kegagalan memasuki pasar
baru.
d. Memperoleh sumber daya manusia yang professional
e. Memperluas pangsa pasar
f. Mempercepat pertumbuhan
Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu
harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing
perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut
diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642).
1. Pra Eksekusi
Tahap pertama yaitu pra-eksekusi terdiri dari corporate strategy serta
mencari dan menyeleksi target.
a) Corporate strategy. Manajemen menetapkan tujuan strategis
perusahaan dan menjelaskan bagaimana merger dan akuisisi
membantu mencapai tujuan tersebut.
15
b) Mencari dan menyeleksi target, terdapat tiga kriteria utama yang
harus dipertimbangkan untuk mencari dan menyeleksi target
yaitu:
1) Kesesuaian strategi
Hubungan horizontal
Hubungan vertical
Konglomerasi
2) Aspek keuangan
3) Kesesuaian organisasi
2. Eksekusi
Tahap kedua yaitu eksekusi, terdiri dari due diligence, valuasi,
negosiasi dan deal structuring & accounting.
a) Due diligence, yaitu mempelajari perusahaan target dari semua
aspek yang terkait, agar meminimalisasi hal-hal tidak terduga
setelah penandatanganan perjanjian.
b) Valuasi, yaitu menetapkan nilai bisnis atau aset perusahaan
target, sebagai bahan negosiasi harga dan persyaratan.
c) Negosiasi, yaitu upaya mendapatkan kesepakatan harga, syarat,
dan kondisi tertentu.
d) Deal structuring & accounting, yaitu struktur terbaik untuk
kepentingan kedua belah pihak, dengan mempertimbangkan
aspek hokum, pajak, dan bisnis.
3. Pasca-eksekusi
Tahap ketiga yaitu pasca-eksekusi terdiri dari integrasi pasca merger
dan exit strategy.
a) Integrasi pasca merger, yaitu menyatukan dua perusahaan
menjadi satu “perusahaan baru”
b) Exit strategy, yaitu pemilik bisnis akan keluar dari investasi
yang telah dibuatnya dengan mengalihkan kepemilikan ke pihak
lain.
16
II.2 Laporan Keuangan
17
dalam pembuatan laporan keuangan haruslah melihat beberapa karakteristik, IAI
atau Ikatan Akuntan Indonesia telah menentukan beberapa karakteristik tersebut,
yaitu:
1. Dapat Dipahami (Understandabillity)
Dalam memberikan informasi yang berkualitas haruslah mudah dipahami
oleh pembacanya. Begitu juga dalam penyajian laporan keuangan, informasi
keuangan yang ada didalamnya harus disajikan dengan baik agar pemakai
dapat dengan mudah memahami laporan keuangan tersebut sehingga
informasi yang disampaikan didalamnya dapat tersampaikan dengan baik.
2. Relevan (Relevance)
Agar suatu informasi dapat dikatakan relevan, informasi tersebut harus
dapat mempengaruhi pemakai untuk membantu mereka dalam
mengevaluasi aktivitas masa lalu dan bisa memprediksi serta mengubah
suatu keputusan untuk masa kini maupun untuk masa depan. Sehingga
laporan keuangan dapat membuat para pihak internal yang berkepentingan
untuk mengetahui kinerja dan kondisi keuangannya untuk selanjutnya
ditindaklanjuti keputusan apa yang harus dipilih agar perusahaan dapat terus
bertahan.
3. Keandalan (Reliability)
Informasi yang baik selain relevan juga harus memiliki keandalan atau tidak
memiliki pengertian yang dapat menyesatkan dan membuat kesalahan
material. Laporan keuangan harus disajikan secara jujur dan dapat
diverifikasi agar tidak menyesatkan para pemakai laporan keuangan
tersebut.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan
antar periode untuk meneliti perubahan posisi dan kinerja keuangan secara
relatif. Daya banding yang dimaksud disini bukan berarti antar perusahaan
harus sama tetapi harus tetap berpegang pada standar akuntansi.
18
II.2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan
19
b. Biaya (Expense), merupakan pengorbanan dalam bentuk kas
atau setara kas yang harus dikorbankan akibat pemakaian aktiva
atau adanya kewajiban dalam mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi perusahaan pada
saat ini maupun di masa yang akan dating
3. Laporan Perubahan Modal, merupakan laporan mengenai perubahan
modal perusahaan karena adanya penggunaan pada aktivitas perusahaan
yang memungkinkan modal bertambah ataupun berkurang. Tujuan dari
laporan ini untuk menunjukan seberapa besar perubahan yang terjadi
dan apa penyebab dari perubahan tersebut.
4. Laporan Arus Kas (Statement of cash flow), merupakan laporan arus kas
masuk dan keluar pada perusahaan, darimana kas didapatkan dan
digunakan untuk apa saja kas tersebut. Dengan kata lain laporan ini
merupakan ringkasan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan pada periode tertentu.
5. Catatan atas Laporan Keuangan, merupakan laporan yang berisi
penjelasan secara rinci mengenai hal-hal yang tertera pada laporan
keuangan dan menjelaskan mengapa hal-hal tersebut dilakukan oleh
perusahaan.
20
memberikan informasi non keuangan, hanya memperlihatkan pengaruh
keuangan yang dilihat dari kejadian masa lalu.
3. Sebagai pertanggungjawaban manajemen atas apa yang telah
dilakukannya dengan sumber daya perusahaan. Informasi ini dapat
digunakan pengguna untuk menilai keputusan yang telah diambil
manajemen dalam membuat keputusan ekonomi seperti keputusan
manajemen menahan atau menjual sahamnya pada publik.
21
Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada
suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,
likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:239).
Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa dari kinerja keuangan kita
dapat mengetahui tingkat kesehatan perusahaan yang diteliti melalui laporan
keuangan karena didalamnya terdapat aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana yang mewakili seluruh aktivitas perusahaan. Dan
memperhitungkan rasio Likuiditas, rasio Profitabilitas, rasio Solvabilitas, dan rasio
Aktivitas untuk menilai kinerja perusahaan tersebut. Berikut gambaran umum
analisis kinerja keuangan menurut Agnes Sawir (2005:5).
Aktivitas-Aktivitas
Perusahaan
Laporan Keuangan
Perusahaan
Kinerja Keuangan
22
organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya secara periodik (Srimindarti, 2006:34).
2. Menghitung
Perhitungan-perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai
metode dan teknik analisis, seperti metode perbandingan, persentase
perkomponen, analisis rasio keuangan dll. Dengan metode atau teknik apa yang
akan digunakan dalam perhitungan sangat bergantung pada tujuan analisis.
23
3. Membandingkan atau Mengukur
Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan
tersebut apakah sangat baik, baik, sedang, kurang baik dan seterusnya.
Menurut Lukman Syamsuddin (1998:39) dalam buku Jumingan
(2006:240), pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam
membandingkan ratio financial perusahaan, yaitu cross sectional approach dan
time series analysis.
Cross sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan
membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.
Adapun time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan hasil
yang dicapai perusahaan dari periode yang satu ke periode lainnya. Dengan
pembandingan semacam ini akan diketahui hasil yang dicapai perusahaan,
apakah mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan keuangan
perusahaan terlihat melalui tren dari tahun ke tahun.
4. Menginterpretasi
Interpretasi merupakan inti dari proses analisis sebagai perpaduan antara
hasil pembandingan/pengukuran dengan kaidah teoritis yang berlaku. Hasil
interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan yang terjadi
pada perusahaan dalam pengelolaan keuangan.
5. Solusi
Solusi merupakan langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisis.
Dengan memahami masalah keuangan yang dihadapi perusahaan akan
menempuh solusi yang tepat.
24
1. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
diselesaikan pada saat ditagih.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut
dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-
hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada
waktunya.
25
3. Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik
analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva
terhadap total aktiva seluruhnya. Dan juga untuk mengetahui berapa besar
proporsi setiap pos aktiva maupun utang terhadap keseluruhan atau total
aktiva maupun utang.
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui
dua periode yang dibandingkan. Selain mengetahui posisi modal kerja juga
dimaksudkan untuk mengetahui sebab-sebab terjadi perubaham modal
kerja dalam suatu periode tertentu.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada
periode tertentu.
6. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis untuk mengetahui
hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi
baik secara individu maupun secara simultan.
7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.
8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat
penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian,
tetapi pada tingkat penjualan tersebut perusahaan belum memperoleh
keuntungan.
1. Rasio Likuiditas, rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh tingkat
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan
segera jatuh tempo.
Jenis-jenis rasio likuiditas:
26
a. Rasio Lancar (Current Ratio), menggambarkan seberapa besar jumlah
ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan
total kewajiban lancar. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung rasio lancar:
c. Rasio Kas (Cash Ratio), digunakan untuk mengukur seberapa besar uang
kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas:
Rasio Kas = Kas dan setara kas
… II.3
kewajiban lancar
(Hery, 2015:184)
2. Rasio Solvabilitas atau rasio leverage, untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun
kewajiban jangka panjang.
Jenis-jenis rasio solvabilitas:
a. Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio), digunakan untuk
mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa
besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset. Berikut
adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang terhadap aset:
27
Rasio Utang terhadap = Total utang
… II.4
Aset Total aset
(Hery, 2015:196)
b. Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio), berfungsi untuk
mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai
jaminan utang. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung
rasio utang terhadap modal:
c. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal (Long Term Debt to Equity
Ratio), berfungsi untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal
yang dijadikan sebagai jaminan utang jangka panjang. Berikut adalah rumus
yang digunakan untuk menghitung rasio utang jangka panjang terhadap
modal:
Rasio Utang Jangka Utang jangka panjang
= … II.6
Panjang terhadap Modal Total modal
(Hery, 2015:200)
d. Rasio Kelipatan Bunga yang dihasilkan (Times Interest Earned Ratio),
digunakan untuk mengukur sejauh mana laba boleh menurun tanpa
mengurangi kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kelipatan
bunga yang dihasilkan:
Rasio kelipatan bunga Laba sebelum bunga dan pajak
= … II.7
yang dihasilkan Beban bunga
(Hery, 2015:202)
e. Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban (Operating Income to
Liabilities Ratio), digunakan untuk mengukur sejauh mana laba operasional
boleh menurun tanpa mengurangi kemampuan perusahaan dalam melunasi
28
kewajiban. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio
laba operasional terhadap kewajiban:
(Hery, 2015:212)
29
Lamanya rata-rata 365 hari
= … II.10
persediaan Rasio perputaran
(Hery, 2015:216)
c. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over), merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (aset lancar) yang
dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Berikut adalah rumus
yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran modal kerja:
Rasio perputaran penjualan
= … II.11
modal kerja rata-rata aset lancar
(Hery, 2015:218)
d. Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover), merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur keefektifan aset tetap yang dimiliki perusahaan
dalam menghasilkan penjualan. Berikut adalah rumus yang digunakan
untuk menghitung rasio perputaran aset tetap:
penjualan
Rasio perputaran aset tetap = … II.12
rata-rata aset tetap
(Hery, 2015:220)
e. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover), merupakan rasio untuk
mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung rasio perputaran total aset:
penjualan
Rasio perputaran total aset = … II.13
rata-rata total aset
(Hery, 2015:221)
4. Rasio Profitabilitas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber
daya yang dimilikinya, yaitu yang berasal dari kegiatan penjualan, penggunaan
aset maupun penggunaan modal.
30
Jenis-jenis rasio profitabilitas:
a. Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets), digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Berikut adalah rumus
yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas aset:
= laba kotor
Margin laba kotor … II.16
penjualan bersih
(Hery, 2015:232)
d. Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin), rasio yang digunakan
untuk mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung margin laba
operasional:
laba operasional
Margin laba operasional = … II.17
penjualan bersih
(Hery, 2015:233)
e. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin), rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih.
31
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung margin laba
bersih:
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Perputaran Kas, menurut James O. Gill dalam buku Kasmir
(2012:140) rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai penjualan. Berikut adalah rumus yang digunakan
untuk menghitung rasio perputaran kas:
32
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung Fixed Charge
Coverage (FCC):
FCC = EBT + Biaya Bunga + Kewajiban Sewa/lease
… II.21
Biaya Bunga + Kewajiban Sewa/lease
(Kasmir, 2012: 162)
3. Rasio Profitabilitas
a. Return On Investment (ROI), merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. menurut
Kasmir (2010) dalam bukunya Ali Mutasowifin (2014:24) , rumus ROI bisa
disebut sebagai ROA. Sehingga Kasmir mengasumsikan bahwa ROI dan
ROA memiliki rumus yang sama.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung Return On
Investment (ROI) :
33
II.3.6 Manfaat Laporan Kinerja Keuangan
1. Investor
Bagi investor kinerja keuangan perusahaan dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan, apakah mereka akan mempertahankan modal
yang telah diinvestasikan pada perusahaan tersebut atau mencari
perusahaan lain untuk menanamkan modalnya.
2. Kreditor
Bagi kreditor kinerja keuangan dibutuhkan untuk menilai seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam mengembalikan dana yang akan
dipinjamnya dan menjadi dasar untuk kreditor untuk memberikan
pinjaman atau tidak pada perusahaan.
3. Perusahaan
Pada jurnal yang dibuat Dina Amalia, manfaat laporan kinerja keuangan
untuk perusahaan adalah sebagai berikut:
a) Digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk
masa mendatang
b) Mengukur prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan dari
pelaksanaan kegiatannya.
c) Menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
d) Dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar bisa
meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
e) Melihat kinerja perusahaan secara keseluruhan.
f) Memberi petunjuk dalam pembuatan dan kegiatan perusahaan
pada umumnya dan divisi perusahaan pada khususnya.
34
II.4 Standar Rata-Rata Industri
35
5. Working Capital TurnOver 6 kali
6. Fixed Asset TurnOver 5 kali
7. Total Asset TurnOver 2 kali
Standar
No. Jenis Rasio Industri
1. Net Profit Margin 20%
Return on Investment
2.
atau Return on Assets 30%
3. Return on Equity 40%
36
2. Analisis Suciati Return On Dari hasil penelitian pada Bank
Perbedaan Hapsari Equity (ROE), CIMB Niaga pada tahun 2005-
Kinerja Keuangan (2016) Return on 2015 tidak terdapat perbedaan
Perusahaan Assets (ROA), para variabel ROE, ROA, NPM,
Sebelum dan Net Profit dan TATO. Hanya pada variabel
Sesudah Merger Margin FLM saja yang mengalami
(Studi Kasus pada (NPM), Total perbedaan. Sehingga secara garis
Bank CIMB Assets besar dapat dikatakan bahwa
Niaga yang Turnover tidak terdapat perbedaan pada
terdaftar di BEI) (TATO), dan kinerja keuangan perusahaan
Financial sebelum dan sesudah merger.
Leverage
Multiplier
(FLM).
3. Analisis Eri Wahyu Net Profit Dari hasil penelitian yang
Perbandingan Danto Margin dilakukan pada 10 perusahaan
Kinerja Keuangan Kharisma (NPM), Return antara 3 tahun sebelum dan 2
Perusahaan (2012) On Investment tahun sesudah merger dan
Sebelum dan (ROI), Return akuisisi, di uji dengan uji
Sesudah Merger on Equity Wilcoxon pada variabel NPM,
dan Akuisisi (ROE), EPS, CR, dan DER mengalami
(Pada Perusahaan Earning Per perbedaan, sedangkan pada
Pengakuisisi yang Share (EPS), variabel ROI, ROE, dan TATO
Terdaftar di Bursa Total Assets tidak ada perbedaan. Peneliti
Efek Indonesia, Turnover menguji kembali dengan uji
Periode 2006- (TATO), Manova untuk melihat perbedaan
2009) Current Ratio secara simultan, hasilnya tidak
(CR), dan Debt ada perbedaan secara signifikan
to Equity Ratio pada perusahaan setelah
(DER). melakukan merger dan akuisisi.
37
2. Peneliti Indah Cahyarini meneliti 2 tahun sebelum dan sesudah merger
dan akuisisi yaitu 2012-2014, sedangkan peneliti Eri Wahyu Danto
Kharisma meneliti 3 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah merger dan
akuisisi yaitu 2006-2009. Penelitian diatas sudah lama atau tidak up
to date. Sedangkan peneliti melakukan penelitian pada 3 tahun
sebelum dan sesudah merger yaitu periode 2012-2018 sehingga
penelitian ini lebih up to date dan lebih menggambarkan kondisi
kinerja keuangan perusahaan karena menggunakan periode lebih
banyak dibanding penelitian di atas.
38
Merger merupakan salah satu bentuk penggabungan usaha dimana salah
satu perusahaan tetap berdiri dan perusahaan lain yang diambil alih harus bubar,
namun segala bentuk kekayaan perusahaan baik aset maupun kewajiban
dipindahkan ke dalam perusahaan yang tetap berdiri dan menjadi tanggung jawab
perusahaan tersebut. Merger atau penggabungan usaha seringkali dijadikan sebagai
jalan keluar ketika perusahaan sedang mengalami kekurangan dana karena
diharapkan saat melakukan merger terjadi sinergi atau nilai tambah yang akan
membuat perusahaan kembali mendapatkan keuntungan sesuai target. Sama seperti
perusahaan yang dijadikan sebagai objek penelitian dalam penelitian ini, PT.
Asuransi Multi Artha Guna yang merger dengan PT. Panin Insurance
mengharapkan adanya sinergi atau nilai tambah setelah merger dilakukan. Merger
yang dilakukan oleh PT. Asuransi Multi Artha Guna adalah merger horizontal karna
melakukan merger dengan perusahaan yang sama-sama bergerak dalam bidang
asuransi.
39
Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
perbandingan kinerja keuangan PT. Asuransi Multi Artha Guna dengan PT. Panin
Insurance yang merger pada tahun 2015. Tahun penelitian yang digunakan yaitu 3
tahun sebelum merger dan 3 tahun setelah merger yaitu pada 2012-2018.
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan
keuangan yang didapat dari web resmi perusahaan. Laporan keuangan yang didapat
lalu diolah kembali agar kita bisa mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang
dilihat dari rasio likuiditas dinilai dari Current Ratio (CR), rasio solvabilitas yang
dinilai dari Debt to Assets Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER), rasio
aktivitas yang dinilai dari Total Assets Turnover (TATO), dan rasio profitabilitas
yang dinilai dari Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).
40
PT. Asuransi Multi Artha Guna dan PT.
Panin Insurance Tbk Tahun 2012-2018
Kinerja Keuangan
Melalui
Laporan Keuangan
Uji Beda
Sumber: Ilustrasi dalam bentuk bagan yang didapat dari berbagai sumber
41
II.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) yang berarti kurang dari dan tesis
(thesis) yang berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan
yang sifatnya masih sementara dari masalah yang diajukan (Margono, 2004:80).
42