PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perubahan yang signifikan dalam lingkungan bisnis, seperti globalisasi, deregulasi,
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, serta fragmentasi pasar telah menciptakan
persaingan yang sangat ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu
mengembangkan strategi agar dapat bertahan. Respon perusahaan-perusahaan terhadap
meningkatnya persaingan ini sangat beragam. Ada yang memilih untuk memfokuskan pada
resources untuk segmen tertentu yang lebih kecil, ada yang tetap bertahan dengan apa yang
telah dilakukannya selama ini dan ada pula yang menggabungkan diri menjadi perusahaan
yang besar dalam dunia perindustrian.
Sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai kondisi yaitu
pertumbuhan dan berkembangnya secara dinamis, berada pada kondisi statis dan
mengalami proses kemunduran. Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini perusahaan
bisa melakukan ekspansi bisnis dengan memilih salah satu diantara dua jalur alternatif
yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan, dan pertumbuhan dari luar perusahaan.
Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada
pertimbangan hukum, perpajakan, atau alasan lainnya. Di Indonesia didorong oleh semakin
besarnya pasar modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Bentuk-
bentuk penggabungan usaha antara lain melalui merger dan akuisis. Di Indonesia praktek
akuisisi umumnya dilakukan oleh satu grup (internal acquition) khusus pada perusahaan
yang go publik. Merger dan akuisis ini telah berkembang menjadi tren beberapa
perusahaan.
Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah untuk memperoleh sinergi,
strategic opportunities, meningkatkan efektifitas dan mengeksploitasi mis-pricing di pasar
modal. Pada umumnya tujuan dilakukannya merger dan akuisis adalah mendapatkan
sinergi dan nilai tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan sekedar menjadikan
dua ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan akuisis harus menjadikan dua ditambah
dua menjadi lima dan seterusnya.
B. Rumusan masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka kami merumuskan masalah
dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian marger dan akuisisi?
2. Apa saja jenis-jenis dari marger dan akuisisi?
3. Apa saja dasar hukum marger dan akuisisi?
4. Apa saja alasan perusahaan melakukan Marger dan Akuisisi ?
5. Bagaimana prosedur pelaksanaan marger dan akuisisi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian marger dan akuisisi.
2. Mengetahui jenis-jenis dari marger dan akuisisi.
3. Mengetahui dasar hukum marger dan akuisisi.
4. Mengetahui alasan melakukan marger dan akuisisi
5. Mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan marger dan akuisisi.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang
masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Merger dan
akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha
mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang
berbeda sama sekali dengan bisnis semula. Apabila merger dan akuisisi
konglomerat ini dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan, maka
terbentuklah sebuah konglomerasi. Sebuah konglomerasi memiliki bidang
bisnis yang sangat beragam dalam industri yang berbeda.
1) Tahap Perencanaan
Pada tahapan ini terdapat dua proses, yaitu identifikasi awal dan
screening. Pada proses identifikasi awal berarti perusahaan mencari dan
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin perusahaan-perusahaan mana saja
yang potensial untuk diajak bergabung. Berbagai informasi dikumpulkan untuk
melihat karakteristik perusahaan target. Hal ini tidak lepas dari motif perusahaan
dalam malakukan kegiatan merger dan akuisisi sehingga perusahaan yang akan
dipilih menyesuaikan dengan yang akan dicapainya.
Setelah perusahaan melakukan identifikasi awal kemudian perusahaan
melakukan screening. Screening merupakan proses penyaringan sekaligus
memilih diantara berbagai calon perusahaan target yang telah terkumpul
informasinya.
Tahapan ini terdiri dari empat proses yaitu penawaran formal, due
diligenco, negosiasi/deal dan closing. Proses penawaran formal merupakan
pendekatan formal yang dilakukan oleh perusahaan melalui pemberitahuan secara
tertulis dan resmi tentang maksud penggabungan usaha terhadap manajemen
puncak perusahaan target. Kedua belah pihak melakukan penjajakan dan
pembicaraan tentang harga yang akan disepakati.
Setelah penawaran formal, kemudian dilakukan due diligenco atau uji
tuntas, yaitu suatu investigasi yang menyeluruh dan mendalam terhadap berbagai
aspek perusahaan target. Uji tuntas dilakukan terhadap aspek hukum, keuangan,
organisasi, sumber daya manusia, pemasaran serta teknologi dan produksi.
Negosiasi/deal dianggap telah terlaksana apabila tercapai kesepakatan
tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses merger atau akuisisi
antara perusahaan pengakuisisi dan pihak perusahaan target. Setelah ketiga
proses diatas telah terlaksana, kemudian dilakukan penutupan transaksi merger
atau akuisisi yang ditandai dengan berlakunya status hukum perusahaan yang
dimerger kedalam perusahaan hasil penggabungan usaha disertai dengan
penyerahan saham.
3) Tahap Pasca Akuisisi
Tahapan pasca akuisisi merupakan tahapan baru setelah perusahaan
melakukan penggabungan usaha sebagai suatu kesatuan entitas.
BAB III
PENUTUP
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan
yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-
merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan
perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima
sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru. Definisi merger yang lain yaitu
sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini
perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli
juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger,
perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi.
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli
saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.
Dalam melakukan merger dan akuisisi banyak kendala yang harus diatasi oleh
perusahaan, yaitu modal, tenaga kerja, maupun budaya perusahaan. Untuk menyatukan
kedua perusahaan dengan budaya yang berbeda, tentunya sangat sulit dan ini harus dipilih
salah satu budaya mana yang sekiranya cocok untuk tetap dipergunakan dalam
melaksanakan merger dan akuisisi. Sebelum melakukan merger dan akuisisi kedua
perusahaan ini, harus berkoordinasi dengan perwakilan karyawan dari masing-masing
perusahaan tentang langkah atau kebijakan yang akan diambil perusahaan nantinya setelah
merger dan akuisisi. Karena budaya perusahaan merupakan hal yang sangat sulit untuk
dirubah, sehingga dalam melakukan perubahan ini perlu diakukan secara bertahap.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi :
1. Pengurangan tenaga kerja
2. Dari pencapaian tingkat skala ekonomi
3. Dari penguasaan teknologi baru
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Aal El Sayed, Christoper, J. Y., and Rabalski, I. 2006, Anthocyianin Composition in
Black, Blue, Pink, Purple, and Red Cereal Grain, J. Agric. Food Chem, 54,4696-
4704, Ontario, Canada.
disusun oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2018/2019