KALIMANTAN BARAT
Disusun Oleh :
M. INDAH NABELA
NIM. E1041191005
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG
KALIMANTAN BARAT
Oleh :
M. INDAH NABELA
E1041191005
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, akhirnya penulisan laporan magang MBKM yang berjudul “ Sosialisasi Ke Sekolah
Tentang Perundungan Oleh Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah ( KPPAD ) Provinsi
Kegiatan Magang MBKM ini merupakan salah satu program yang dicetuskan oleh
KEMENDIKBUD dalam rangka memberikan pengalaman bagi mahasiswa serta dapat membantu
melakukan konversi terhadap mata kuliah senilai 20 sks. Oleh karena itu kegiatan Magang MBKM
ini sangat memberikan banyak manfaat bagi penulis baik dari segi akademik maupun non akademik
Dalam penyusunan laporan magang ini, banyak pihak yang telah memberikan kontribusi,
sehingga penulis tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Antonia Sasap Abao, S.Sos, M.Si selaku Ketua Laboraturium FISIP UNTAN
2. Bapak Dr.H. Mukhlis, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosiologi FISIP UNTAN
3. Ibu Desca Thea Purnama, S.Sos, M.Sos selaku dosen pendamping lapangan yang telah
memberikan saran dan masukan selama praktik kerja maupun penyusunan laporan.
4. Ibu Nani Wirdayani, S.T selaku supervisor atau instruktur lapangan yang telah memberikan
5. Ibu Eka Nurhayati Ishak, S.E., M.H selaku ketua KPPAD, Ibu Sulasti, S.E., M.M Wakil ketua,
Bapak Tumbur Manalu, S.Sos, dan Dita Dwi Anggreyni, S.Pd yang telah memberikan bimbingan
6. Rekan magang Musari, Bagus Dede Setyawan, dan teman-teman dari Universitas lain yang
magang di KPPAD dan telah melakukan kerjasama dalam tim dengan baik.
ii
DAFTAR ISI
iii
V .............................................................................................................................................. 25
PENUTUP ............................................................................................................................... 25
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 25
B. Kontribusi dan Rekomendasi .......................................................................................... 26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Gambar 1. Bentuk Kegiatan Pembelajaran MB-KM (Sumber: Kemendikbud, 2020)
2
Sebagai salah satu program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka
yang diterapkan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Indonesia yang menggunakan sistem penggantian matakuliah yang setara dengan 20
SKS yang difokuskan agar mahasiswa menerima sebuah pengalaman baru di dunia
kerja dengan harapan mahasiswa dapat segera terjun kedunia lingkungan kerja
setelah lulus. Magang yang dilakukan harus sesuai dengan kompetensi bidang ilmu
sehingga sesuai dengan CPL Program Studi.
B. Dasar Hukum
3
C. Tujuan Magang
4
BAB II
5
2014 Tentang Perlindungan Anak yakni: “Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Masyarakat, Keluarga, dan Orang Tua serta Wali berkewajiban dan bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan Perlindungan Anak.” KPPAD Provinsi Kalimantan Barat
bukan institusi teknis yang menyelenggarakan Perlindungan Anak (KPPAD Kalbar,
Agustus 2021).
B. Peta dan Lokasi Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD)
Provinsi Kalimantan Barat
Lokasi KPPAD Provinsi Kalimantan Barat di Jalan Daeng Abdul Hadi No. 146 Kota
Pontianak 78124.
6
Gambar 2.2 Kantor KPPAD Provinsi Kalimantan Barat
Visi lembaga KPPAD yaitu terwujudnya anak Provinsi Kalimantan Barat yang
berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera. Kemudian misinya, yaitu:
b) Struktur dan Pelayanan, yang meliputi kelembagaan dan tata-laksananya, dan kapasitas
aparatur yang bertanggung jawab
7
masyarakat (civil society) sesuai dengan bidang kerja dan isu agar setiap permasalahan bisa
Inendapatkan rekomendasi dan solusi yang tepat, serta terpantau perkembangannya (KPPAD
Kalbar, Januari 2021).
Tugas pokok dan fungsi lembaga KPPAD Provinsi Kalimantan Barat Keputusan
Gubernur Kalimantan Barat No. 276/DPP-PA/2018, antara lain:
8
Kedua, Kekerasan Psikis atau Psikologis, kekerasan Psikis bisa berupa
menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melibatkan anak pada situasi perlakuan
salah dan penelentaraan dan lain sebagainya, hukuman hukumannya merupakan dipidana
penjara paling lama 5 tahun dan/atau hukuman paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus
juta rupiah). Kemudian yang ketiga merupakan kekerasan seksual, kekerasan ini berupa
ancaman persetubuhan, pencabulan dan pemerkosaan, hukuman hukumannya merupakan
dipidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau hukuman paling banyak Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) (Halimah dan Muttaqin, 2017). Anak menjadi kelompok yang sangat
rentan terhadap kekerasan seksual, karena anak selalu diposisikan sebagai sosok yang lemah
atau yang tidak berdaya dan anak masih bergantungan terhadap orang dewasa disekitarnya.
Hal ini yang membuat anak tidak berdaya jika diancam untuk tidak
memberitahukan apa yang dialaminya pada oranglain. Karena dari setiap kasus yang
terungkap, beberapa diantaranya pelaku adalah orang terdekat korban. Tidak sedikit pula
pelakunya adalah orang yang memiliki dominasi atas korban, contohnya orangtua dan guru.
Tidak ada karakteristik khusus atau tipe kepribadian yang dapat diidentifikasi dari seseorang
pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Dengan kata lain siapapun dapat menjadi pelaku
kekerasan seksual terhadap anak atau pedofilia.
Menurut Lyness (Maslihah, 2006) Kekerasan seksual pada anak yakni segala
bentuk aktifitas seksual yang terjadi sebelum anak mencapai batasan umur yang ditetapkan
oleh hukum negara bersangkutan, dimana orang dewasa atau anak yang usianya lebih tua
memiliki pengetahuan lebih dan memanfaatkan anak untuk kesenangan sesksual. Kekerasan
seksual ini merupakan tindakan menyentuh, mencium organ seksual anak, tindakan
pemerkosaan, melihatkan media porno, menunjukkan alamat kelamin pada anak, dan
sebagainya. Dampak kekerasan seksual terhadap anak cenderung menimbulkan dampak
traumatis pada anak. Tindakan kekerasan seksual pada anak akan membawa dampak
emosional dan fisik kepada anak secara emosional, anak menajdi stres, depresi, mengalami
guncangan jiwa, adanya perasaan bersalah dan menyalahkan diri sendiri, takut berhubungan
dengan orang lain, selalu terbayang kejadian kekerasan seksual yang ditimpanya, mimpi
buruk, insomnia, keluhan somatik, hingga ada keinginan untuk bunuh diri (Ishak, 2021).
9
Secara fisik anak akan mengalami penurunan nafsu makan, sulit tidur, sakit
kepala, ketidak nyamanan di sekitar vagina atau alat kelamin, berisiko tertular penyakit
menular seksual, cedera tubuh akibat perkosaan yang kejam, kehamilan yang tidak
diinginkan dan lainnya. Kekerasan seksual terhadap anak adalah suatu tindakan perilaku yang
dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain yang dapat menimbulkan gangguan fisik dan
psikis. Oleh karena itu, kekerasan seksual yang berdampak psikologis biasanya menimbulkan
trauma bahkan depresi pada anak. Menurut Finkelhor dan Browne (Ishak, 2021) ada empat
katagori dampak trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak, yaitu:
3. Merasa tidak berdaya (Powerlessness). Rasa takut yang menghantui pikiran korban akan
membuatnya mengalami mimpi buruk, fobia, dan kecemasan korban yang disertai dengan
rasa sakit. Perasaan tidak berdaya membuat korban merasa lemah, dan menyalahkan dirinya
karena tidak mampu dan kurang efektif dalam perlawanan.
4. Stigmatization. Korban kekerasan seksual akan merasa bersalah, malu, dan memiliki
gambaran diri yang buruk. Rasa bersalah dan malu terbentuk akibat ketidakberdayaan dan
merasa bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol dirinya (Ishak, 2021).
10
1. Melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah di Kalimantan Barat mulai dari jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).
2. Mendampingi korban kejahatan seksual anak dibawah umur dari pelaporan kepada
kepolisian sampai sidang di pengadilan negeri.
5. Melakukan investigasi dan monitoring terkait masalah kekerasan anak dibawah umur.
6. Melakukan koordinasi dan konrfirmasi terkait perkembangan kasus kekerasan seksual pada
anak dibawah umur.
Kemudian menurut Eka Nurhayati Ishak (2021) Ketua KPPAD Kalimantan Barat
peran keluarga adalah langkah yang terpenting untuk melindungi dan menangani anak dari
kekerasan seksual. Orang tua memegang peranan penting dalam menjaga anak-anak dari
ancaman kekerasan seksual. Anak juga merupakan amanah yang Allah SWT berikan kepada
hamba-hambanya sebagai garis keturunan untuk dijaga, dididik, diasuh dan disayangi oleh
orang tua yang dititipkan Allah dan harus disyukuri apa yang telah Allah berikan kepadanya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah ayat 27-28.
11
2.3. Bagan
Struktur Organisasi KPPAD Provinsi Kalimantan Barat
Ketua
Eka Nurhayati BAB
Ishak,III
S.E., M.H
Wakil Ketua
Sulasti, S.E.,M.M
Divisi Hubungan Antar Lembaga
Sumber : www.kppadkalbar.com
12
Perlindungan Pendidikan
Pekerja Anak
Anak Berkebutuhan Khusus
Kejahatan Seksual
Hak Sipil ( Akta Kelahiran dan Pernikahan Dibawah Umur )
Perlindungan Kesehatan
13
BAB III
A. HASIL
14
Tabel 3.1
Rangkaian Kegiatan-kegiatan Magang
Tempat Jenis kegiatan
Kantor KKPAD KALBAR Maping (mencari data nama-nama
sekolah)
Sekolah-sekolah yang berada di Survei dan koordinasi
Pontianak Utara dan Pontianak Timur
Sekolah-sekolah yang berada di Kegiatan Sosialisasi tentang
Pontianak Utara dan Pontianak Timur Perundungan, Hak Anak, cara
pencegahan pelecehan seksual dan
sebagainya.
Kantor KPPAD KALBAR Rekapitulasi Data Akhir Tahun
B. PEMBAHASAN
15
2.4. Gambar Kegiatan Survei dan Koordinasi ke Sekolah
3. Kegiatan Sosialisasi
Materi yang disampaikan dari pihak KPPAD Kalbar kepada siswa dan siswi yaitu:
a. Pengertian anak
16
menjelaskan apa yang tidak boleh dilakukan serta bagaimana cara menghadapi
bilamana mengalami tindakan bully atau perundungan.
17
Jadwal Kegiatan Sosialisasi
NO Tanggal,Bulan, Tahun Nama Sekolah
1 3 Oktober 2022 SMAN 5 Pontianak Utara
2 3 Oktober 2022 SMK BTI
3 6 Oktober 2022 SDN 05 Pontianak Utara
4 6 Oktober 2022 SDN 01 Pontianak Utara
5 7 Oktober 2022 SDN 33 Pontianak Utara
6 7 Oktober 2022 SDN 15 Pontianak Utara
7 7 Oktober 2022 Mediasi di Kantor KPPAD
8 7 Oktober 2022 SMP AL-Fityan
9 10 Oktober 2022 SMKN 9 Pontianak Utara
10 11 Oktober 2022 SMP SUSTER
11 12 Oktober 2022 SMP-SMA St. Fransiskus Asisi
12 14 Oktober 2022 SDN 24 Pontianak Utara
13 14 Oktober 2022 SDN 02 Pontianak Utara
14 17 Oktober 2022 SMPN 20 Pontianak Utara
15 17 Oktober 2022 SDN 18 Pontianak Utara
16 19 Oktober 2022 SMPN 18 Pontianak Utara
17 20 Oktober 2022 PAUD AL-Fatih
18 20 Oktober 2022 MA AL-Anwar Pontianak Utara
19 22 Oktober 2022 Ponpes Darunna'im
20 24 Oktober 2022 SDN 09 Pontianak Utara
21 24 Oktober 2022 SDN 10 Pontianak Utara
22 26 Oktober 2022 SMP Mujahidin
23 27 Oktober 2022 SMP Haruniyah
24 27 Oktober 2022 SMKN 07 Pontianak Timur
25 28 Oktober 2022 SMPN 07 Pontianak Utara
26 29 Oktober 2022 SMP Mandiri Pontianak
27 01 November 2022 TK.Aisyiah Bustanul Athfal 5
28 02 November 2022 SD Haruniyah
29 03 November 2022 TK Bina Empat Lima
30 07 November 2022 SMA Haruniyah
31 08 November 2022 SMKN 06 Pontianak
32 09 November 2022 SDN 11 Pontianak Timur
33 11 November 2022 SMP 21 Pontianak
34 14-November 2022 SMKN Mandiri
35 15 November 2022 SDN 06 Pontianak Timur
36 15 November 2022 SDN 05 Pontianak Timur
18
37 16November 2022 SDN 16 Pontianak Timur
38 17 November 2022 SDN 07 Pontianak Timur
39 17 November 2022 SMP PGRI 4
40 18 November 2022 SD Plus Bina Empat Lima
41 18 November 2022 SDN 12 Pontianak Timur
42 18 November 2022 SDN 12 Pontianak Timur
43 18 November 2022 SMPS Adicipta Mulia Pontianak
44 21 November 2022 SMPN 4 Pontianak Timur
45 22 November 2022 SDN 02 Pontianak Timur
46 23 November 2022 SDN 10 Pontianak Timur
47 24 November2022 SDN 13 Pontianak Timur
48 24 November 2022 SDN 18 Pontianak Timur
49 26 November 2022 Mahkota Hotel
50 01 Desember 2022 SDN 25 Pontianak Timur
19
BAB IV
waktu yang singkat, selama magang banyak hal yang harus dipelajari dan dikerjakan
yang mana bermanfaat bagi penulis dalam mengenal dunia kerja. Akan tetapi, tidak
Berikut ini kendala-kendala yang dihadapi oleh penulis saat magang di KPPAD
Penyesuaian diri merupakan kendala yang pertama dalam ligkungan yang baru
dimana penulis harus beradaptasi dengan tempat dimana kita magang Tentunya
ketika masuk ke lingkungan baru kita harus mengenal dan memahami karakter
setiap orang maupun rekan yang ada di dalam lingkungan baru tersebut, tidak
mudah bagi penulis untuk dapat meneyesuaikan diri dengan begitu cepat, sebab
penulis perlu mengamati terlebih dahulu karakter setiap orang yang ada di
lingkunan kantor. Perasaan canggung dan segan tentu ada, apa bila ketika penulis
dihadapkan dengan orang-orang yang lebih tua dan sekaligus merupakan orang-
20
b. Belajar cara berkomunikasi dengan orang baru
magang, yaitu penulis harus belajar cara berkomunikasi yang baik dan sopan
dengan orang-orang yang ada di lingkungan magang baik itu rekan sesama tim
penulis melakukan kegaiatn magang. Hal ini tentu juga tak mudah untuk penulis
dituntut harus berbicara dengan orang baru, apa lagi ketika harus memulai suatu
percakapan.
Hambatan ketiga yang dihadapi oleh penulis ketika melaksanakan kegitan magang
yaitu, penulis harus belajar untuk disiplin terhadap waktu, yang mana penulis
harus bangun awal dan berangkat ke kantor untuk melakukan kegiatan magang,
apalagi ketika penulis harus siap untuk bangun lebih awal dan memulai kegaiatan
magang di pagi hari, serti penulis harus bangun awal dan berangka di pagi hari
untuk berangkat ke tempat yang lumayan jauh dan harus menempuh macetnya
jalan di pagi hari. Maka dari itu penting bagi penulis untuk mengatur pola tidur
apa lagi penulis di tuntut harus bangun awal dan merubah pola tidur biasanya tidur
di jam 23.00-01.00 wib, ketika sudah magang maka penulis harus belajar tidur
lebih awal jam 21.30-22.00 agar ketika bangun penulis dalam keadaan yang cukup
istirahat.
Dalam hal ini, penulis ditutut untuk selalu siap bila mana dibutuhkan dalam
menangani dan mendampingi pembimbing atau komisioner ketika ada kasus dan
kegiatan yang dibutukan tenaga bantuan. Biasanya penulis harus sigap dalam
21
mendampingi komisioner dalam menangani kasus dan kegitan yang sedang
dilakukan, baik itu melakukan dokumentasi, menulis hal-hal yang penting dan
kemudian membuat hasil laporan dari kegiatan yang diikuti bersama komisioner.
magang yaitu, penulis harus belajar cara berkoordinasi dengan pihak sekolah-
sekolah yang akan diajak kerja sama dan meminta izin ke pihak sekolah-sekolah
berkoordinasi dengan cara yang sopan dan bertutur kata yang baik agar pihak
sekolah-sekolah tersebut tidak merasa nyaman atas kedatangan si penulis dan tim.
f. Kerjasama tim
yaitu penulis harus bekerjasama dengan pihak lain atau pihak dari universitas lain
kedekatan sesama anggota tim, tidak mudah bagi penulis mendekatkan diri
dengan sesama anggota timnya sebab tentu penulis akan merasa canggung, oleh
karena itu penulis harus menghandapi hambatan tersebut dan melakukan yang
terbaik agar supaya penulis dapat belajar bagaimana cara bekerjasama tim yang
baik. Tentunya pasti ada masalah antar sesama tim akan tetapi hal itu sudah biasa
dalam suatu tim, maka penulis harus belajar untuk berkomunikasi sesama timnya
dalam menanggani permasalahan yang ada. Agar kerjasama timnya bisa berjalan
22
g. Bertanggung jawab atas pekerjaan
bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan oleh pihak kantor, bila mana ada
yang dilakukannya dan meminta maaf ke pihak kantor bila mana ada kerjaan yang
h. Biaya transportasi
Hambatan ini juga tentu penulis menagami kesuliatan dalam pengelaloan biaya
transfortasi terlebih hampir setiap harinya penulis berserta anggota magang yang
lain juga mengalami hal yang sama dalam masalah biaya tranfortasi, yang mana
lumayan menguras dompet penulis. Biaya yang dikelurkan penulis kisaran Rp.
20.000-25.000 per 2 sampai 3 hari jadi jika terhitung ada kisaran Rp. 650.000
magang, yaitu penulis harus menerima kritikan bila mana melakukan suatu
kesalahan dan harus memperbaiki diri lagi, sebab dengan begitu penulis bisa lebih
baik lagi dalam melakukan tugas dengan bener dan lebih teliti lagi bila sedang
23
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktivitas Magang MBKM di KPPAD Provinsi Kalimantan Barat,
berlangsung dalam waktu 2 bulan terhitung sejak 3 Oktober 2022 sampai 2 Desember
2022 penulis dan rekan tim magang ditempatkan di Komisi Perlindungan dan
Pengawasan Anak Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang dibimbing langsung oleh
instruktur lapangan dari instansi tempat magang yaitu KPPAD Provinsi Kalimantan
Barat.
Fokus kegiatan penulis saat magang adalah penulis di tugaskan untuk
Maping (mencari data nama-nama sekolah yang akan diadakan sosialisasi) kemudian
penulis di arahkan untuk melakukan survey dan koordinasi ke pihak sekolah yang
telah di pilih dari hasil maping tersebut. Setelah melakukan koordinasi ke pihak
sekolah dalam menentukan waktu pelakasaaan kegiatan sosialisasi dari KPPAD,
setelah itu penulis di tugaskan untuk mendampingi komisioner dalam kegiatan
sosialisasi ke sekolah-sekolah yang sudah dijadwalkan. Instruktur lapangan
menargetkan kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh KPPAD Provinsi Kalbar ke
sekolah-sekolah di wilayah Pontianak Utara dan Pontianak Timur. Sosialisasi yang
diberikan kepada siswa-siswi adalah tentang Perundungan atau Bullying di sekolah.
Selama penulis berada di Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah
(KPPAD) Provinsi Kalimantan Barat, penulis menjadi bagian didalamnya serta ikut
berperan dalam melindungi anak dengan sesuai peraturan Undang-Undang no.35
Tahun 2014 yaitu tentang Perlindungan Anak. Anak adalah seorang yang belum
masuk ke usia 18 tahun, termasuk anak yang masih didalam kandungan. Peranan pada
Komisi Perlindungan Anak dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi
Kalimantan Barat, sangat dipentingkan dalam penanganan kasus-kasus anak yang
masih dibawah umur terutama dalam masalah kejahatan seksual yang bisa merugikan
diri anak-anak dari fisik hingga psikologis anak. Anak adalah penerus bangsa, jika ada
masalah dalam diri anak tersebut jangan ragu untuk melakukan pengaduan terhadap
Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalimantan Barat.
24
B. Kontribusi dan Rekomendasi
Kontribusi yang sudah diberikan selama magang untuk perbaikan atau
pengembangan di lokasi magang yang sifatnya bukan hal biasa tetapi sesuatu yang baru.
Kontribusi yang dilakukan untuk instansi tempat magang yaitu Komisi Perlindungan dan
Pengawasan Anak Daerah Provinsi Kalimantan Barat, sebenarya tidak terlalu banyak
kami berkontribusi pada instansi tersebut, hanya saja kami sebagai mahasiswa magang
membantu pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan oleh pegawai kantor.
Rekomendasi berisi tentang hal-hal yang menjadi masukan untuk
pengembangan kedepannya supaya menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Selama
kegiatan magang berlangsung penulis telah mengikuti dan juga mengamati berbagai
kegiatan di tempat magang. Dari sudut pandang penulis ada beberapa hal yang perlu
untuk di perbaiki dalam pelaksanaan kegiatan. Sebagai acuan perbaikan kedepannya,
berikut ini penulis memberikan saran ataupun rekomendasi sebagai berikut :
1. Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kalimantan
Barat harus menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat untuk menjadikan KPPAD
solusi pertama dalam penyelesaian permasalahan anak maka dari itu sosialisasi dalam
segala bidang dan aspek masyarakat sangat penting dilakukan yang dimana penulis
lihat memiliki potensi bisa terus dikembangkan, KPPAD juga dapat mensosialisasikan
semangat perlindungan dan hak anak tidak hanya di sekolah dasar, bisa jadi
melakukan dialog dengan ibu-ibu yang sedang mengandung, memberikan tips dan trik
benar merawat anak sejak dini dalam bentuk seminar parenting agar kesadaran pada
orang tua dapat ditumbuhkan sekaligus mengenalkan KPPAD beserta tugas-tugasnya
kepada para orang tua muda.
2. Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kalimantan
Barat juga harus memiliki ikon khusus Lembaga untuk lebih dapat dikenali
masyarakat dan anak-anak, agar mereka lebih mengenal KPPAD sebagai teman dan
mitra upaya mensosialisasikan perlindungan anak. Pemberi solusi lebih cepat dengan
mengunakan teknologi online bisa jadi dialog mediasi-nya dapat mengunakan
jaringan Video call, hal ini untuk mengatasi kesulitan mendatangkan para orang yang
berpekara termasuk anak. Namun, KPPAD dirasa perlu juga harus menciptakan
kondisi ruangan mediasi/konsultasi ramah anak dikarenakan penulis melihat
kurangnya pendekatan secara media ruangan dikarenakan secara psikologis anak akan
semakin terbuka komunikasi jika iya sudah merasa nyaman maka sangat penting
KPPAD memiliki pendekatan sebagai seorang pemerhati anak daripada menjadi
25
introgator. KPPAD sebagai lembaga independen di harapkan dapat lebih banyak
diikutkan dalam sistem penyelamatan dengan segala potensi kelebihan yang dimiliki
maupun kekurangan.
26