Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa sebagai ujung tombak pelaksana Tri Dharma Perguruan

Tinggi tidak dapat lepas dari segala kegiatan kemasyarakatan. Salah satu

dharma yang wajib untuk dijalankan adalah ”Pengabdian Terhadap

Masyarakat”. Demi menjalankan Dharma ketiga tersebut, Universitas sebagai

wadah dari civitas akademika menggalakkan program Kuliah Kerja Nyata

(KKN) pola Sinergi Pemberdayaan Potensi Masyarakat sebagai aplikasi

Pengabdian Mahasiswa terhadap masyarakat.

Dalam pelaksanaan KKN, Mahasiswa sebagai penyelenggara kegiatan

dituntut untuk menemukan permasalahan serta potensi yang ada di

lingkungan masyarakat. Kemudian dengan kemampuan yang dimiliki

mahasiswa dituntut untuk meyusun program kerja yang mampu memberikan

solusi ataupun menyelesaikan masalah serta mengangkat potensi sesuai

dengan bidang ilmu yang dimilikinya.

Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar

menjadi lokasi yang di tunjuk sebagai wilayah KKN kami. Mahasiswa KKN

dituntut untuk merancang suatu kegiatan yang berkaitan dengan

pemberdayaan sumber daya lingkungan. Oleh sebab itu program-program

yang disusun diharapkan memiliki nilai tambah bagi masyarakat, tidak hanya

1
dalam bentuk fisik, ekonomi tetapi juga dalam bentuk peningkatan motivasi

kerja masyarakat.

Mayoritas masyarakat disana bermata pencaharian sebagai petani karna

memanfaatkan tanah yang subur, namun penghasilan tiap bulannnya tidak

menentu, karna dipengaruhi oleh musim, lingkungan dan factor- faktor lain,

sehingga perekonomian menjadi kurang mencukupi untuk kehidupan. Namun

banyak juga yang menganggur. Selain mata pencaharian, pola berfikir

masyarakat di Desa Gerdu belum banyak yang modern atau bisa di bilang

kurangnya pengetahuan. Sebenarnya banyak Sumber Daya Lokal di Desa

Gerdu yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat, salah satunya adalah budidaya jamur yang dapat dijadikan Usaha

Mikro Kecil Menengah (UMKM) Desa untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat. Tidak berhenti hanya pembudidayaan saja, kami melihat banyak

peluang- peluang baru dalam pembudidayaan tersebut yang bisa kami

kembangkan menjadi sebuah usaha. Pembudidayaan Jamur itu bisa

dimanfaatkan untuk usaha baru, misalnya Kedai masakan- masakan berbahan

jamur, Kripik Jamur, dan berbagai Snack berbahan dasar jamur. Dari sekian

banyak pilihan tersebut kami lebih berinisiatif untuk membuat Nugget dari

bahan dasar jamur tiram, yang menurut kami pembuatannya lebih mudah

diajarkan kepada masyarakat, pemasarannya dan pasar yang dituju lebih luas.

Dan kami membuat label NUKGER JAMUR TIRAM yaitu singkatan dari

Nugget Khas Gerdu dari Jamur Tiram. Nuget banyak disukai anak- anak dan

termasuk jenis lauk pauk. Selain bahan yang mudah didapat jamur tiram juga

2
mengandung banyak khasiat, seperti menurukan berat badan, mengatasi

jantung lemah dll.

Selain budidaya jamur, di Desa Gerdu terdapat banyak dengan limbah

Ban bekas. Salah satu warga Desa Gerdu, tepatnya Dukuh Jurangjero yang

bernama Bapak Kardi yang juga menjabat sebagai Bapak Bayan itu mencoba

memanfaatkan limbah tersebut menjadi sebuah kreasi yang menarik, seperti

Meja, Kursi, dan Tempat sampah. Kendala yang dihadapi Bapak Kardi adalah

pemasaran produk tersebut. Dulu beliau pernah mengadakan khursus yang

dibimbing olehnya untuk warga yang mau mengikuti Usah Mikro Kecil

Menengah (UMKM), tapi tidak ada minat yang tinggi dari warga, hanya

beberapa warga saja yang mau mengikutinya, sehingga Bapak Kardi

membatalkan pembuatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tersebut

dan berbisnis sendiri. Untuk pemasarannya, beliau hanya memasarkan di

daerah Karangpandan saja lewat getuk tular. Karna pemasarannya hanya

lewat getuk tular atau lokal saja, membuat pendapatan pak kardi menjadi

tidak menentu. Melihat hal itu, Kami ingin membantu untuk memasarkannya

melalui internet dan mempromosikan di daerah lainnya. Sasaran Pasar utama

kami adalah kafe, atau rumah makan. Pada zaman ini banyak sekali kafe-

kafe baru yang didirikan, terutama di daerah Solo ini, hal itu menjadi peluang

atau kesempatan untuk menawarkan produk kursi dan meja dari ban bekas

ini. Sasaran Pasar kedua kami adalah warga daerah lain dan juga mabel .

3
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari kegiatan pemberdaaan jamur Tiram dan

kreasi dari ban bekas untuk meningkatkan pendapatan warga lewat Home

Industry Ekonomi kreatif sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi ekonomi warga Desa Gerdu?

2. Apa potensi yang dimiliki oleh warga Desa Gerdu?

3. Bagaimana strategi pengembangan potensi yang dimiliki warga Desa

Gerdu untuk meningkatkan perekonomian warga?

C. Tujuan dan Kegunaan Laporan

1. Tujuan

1) Tujuan Umum

Secara umum Kuliah Kerja Nyata (KKN) mempunyai 4 (empat)

tujuan, yaitu :

a. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga

melalui keterlibatan dalam masyakarat yang secara langsung

menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi

permasalahan pembangunan secara pragmatis interdisipliiner.

b. Mahasiswa dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu,

tekhnologi dan seni dalam upaya menumbuhkan, mempercepat

gerak serta mempersiapkan kader pembangunan.

c. Supaya Perguruan Tinggi dapat mencetak Sarjana pengisi

tekhnologi struktur dalam masyarakat yang lebih menghayati

4
kondisi gerak dan permasalahan yang komplek dihadapi

masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Dengan demikian

Output Perguruan Tinggi secara relatif menjadi siap pakai dan

terlatih dalam menaggulangi permasalahan pembangunan yang

lebih pragmatis dan interdisipliner.

d. Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan

Pemerintah Daerah, Instasi terkait dan masyarakat sehingga

Perguruan Tinggi lebih dapat berperan dan menyesuaikan

pendidikan dan penelitiannya dengan tuntutan realistis dari

masyarakat yang sedang membangun.

2) Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat menggali,mengembangkan potensi-potensi yang

terdapat di Desa Gerdu khususnya budidaya jamur tiram dijadikan

olhahan makanan yang berkualitas yaitu Nugget Jamr tiram untuk

membantu perekonomian masyarakat,serta dapat membatu untuk

menyelesaikan masalah yang ada.

2. Kegunaan

1) Bagi Mahasiswa

a. Mendewasakan alam pikiran Mahasiswa dalam melakukan

penataan dan pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat

secara pragmatis ilmiah.

5
b. Memberikan ketrampilan Mahasiswa dalam melaksanakan

program- program pengembangan dan pembangunan Desa,

c. Membina Mahaswa untuk menjadi inovator dan problem solver,

d. Memberikan pengalaman dan ketrampilan kepada Mahasiswa

sebagai kader pembangunan disamping diarapkan terbentuk sikap

rasa cinta serta tanggung jawab terhadap kemajuan masyaraka

pedesaa,sehingga menjadi sarjana yang sanggunp diempatkan

dimana saja.

2) Bagi Masyarakat Desa

a. Memperoleh bantuan tenaga dan pemikiran untuk merencanakan

serta melaksanakan proyek pembangunan.

b. Memperluas cara berpikir, bersikap , dan bertindak akan lebih

ditingkatkan dan sesuai dengan program pembangunan.

c. Memperoleh pembaharuan-pembaharuan yang diperlukan.

d. Mendewasakan masyarakat dengan beradaptasi atas kehadiran

Mahasiswa di daerahnya yang berhasil dari berbagai latar belakang.

3) Bagi Perguruan Tinggi

a. Peruruan Tinggi akan lebih mantap dalam mendidik Mahasiswa

dengan adanya umpan balik sebagai integrasi Mahasiswa dengan

masyarakat sehingga kurikulum Perguruan Tinggi dapat di

sesuaikan dengan pembangunan.

6
b. Tenaga Pengajar memperoleh berbagai pengalaman berharga yang

digunakan sebagai contoh dalam proses pendidikan .

c. Mempercepat dan meningkatkan kerja sama antar Perguruan

Tinggi sebahgai pusat IPTEK dengan Pemerintah, Swasta, dan

Mitra Kerja dalam melaksanakan pembangunan.

d. Ilmu yang dikembangkan di Perguruan Tinggi akan terasa

paedahnya dalam pengerahan berbagai masalah pembangunan.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Langkah penyusunan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Gerdu dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

1. Pembagian Tugas Observasi

Sebelum melakukan pengamatan dan pencarian data langsung di

lapangan, dilakukan pembagian tugas observasi disetiap dukuh. Hal ini

dilakukan mengingat program kerja yang akan dilaksanakan di Desa

Gerdu harus sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang ada di Desa

Gerdu. Karna waktu observasi yang telah ditentukan tidak cukup

panjang. Oleh karena itulah untuk efiensi dan efektivitas waktu, dibuatlah

schedule observasi di setiap Desa.

2. Tahap Observasi

Pada masa observasi ini diadakan pengamatan langsung di

lapangan guna mengidentifikasikan masalah yang ada di Desa Gerdu.

Tahapan ini berlangsung kurang lebih tujuh hari dimana dalam

7
pelaksanaan nya di dukung sepenuhnya oleh Aparat desa dan seluruh

warga Gerdu.

3. Tahap Perumusan Masalah

Pada tahap ini diawali dengan penyampaian hasil observasi dari

masing-masing bidang yang diwakili oleh koordinator bidang. Dan dalam

pelaksanaannya, diadakannya musyawarah bersama dalam pemilihan

masalah yang ditemukan di setiap bidang yang akan di susun ke dalam

program umum sesuai dengan bidangnya. Adapun hasil perumusan

masalah adalah sebagai berikut :

a. Bidang Ekonomi

1) Kurangnya motivasi/ minat masyarakat dalam memajukan

perekonomian yang ada.

2) Kurangnya semangat masyarakat dalam memproduksi kerajinan

dalam kuantitas banyak.

3) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik pemasaran

dari hasil kerajinan menggunakan internet.

b. Bidang Pendidikan, Sosial, Budaya dan Spiritual

1) Kurangnya tata kesopanan pada anak anak SD

2) Sedikitnya tanaman di dukuh Popongan

3) Kurangnya plang petunjuk rumah RT

4) Kurangnya pembuatan petunjuk arah Desa

8
5) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam kegiatan gotong

royong.

6) Kurangnya minat dan motivasi baca di SD Gerdu 1 & SD Gerdu

7) Kurangnya pelatihan Pramuka pada anak SD Gerdu 1& 2

c. Bidang Lingkungan

1) Kurangnya kepedulian masyarakat akan Perpustakaan Desa

2) Kurang lengkapnya sarana untuk kemajuan membaca siswa

3) Kurangnya kepedulian anak SD tentang kebersihan sekolah

4) Kurangnya tempat sampah, bank sampah, dan pengelolaan

sampah di Desa Gerdu

d. Bidang Kesehatan

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga pola makan yang

sehat

1) Kurangnya minat masyarakat untuk menanam sayuran yang

sehat tanpa pupuk kimia

2) Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan

yang mempengaruhi kesehatan

4. Tahap Penyusunan Program

Pada tahap ini, dari rumusan masalah yang telah dimasukkan ke

masing-masing bidang kerja mulailah disusun program-program yang

9
relevan sebagai solusi dari berbagai masalah yang ditemukan pada saat

observasi. Program ini disusun dengan memperhatikan berbagai hal

seperti manfaat program bagi warga desa sehingga harapan awal

penyusunan program yang diikuti dengan realisasinya nanti sesuai

dengan yang dinginkan. Selain program yang didapat dengan melihat

permasalahan yang ada, dalam penyusunan program juga diselipkan

program wajib yang harus dilaksanakan mahasiswa dengan tetap

menyesuaikan dengan kondisi dan situasi desa serta beberapa program

tambahan yang juga dilaksanakan setelah program umum dibuat.

Program yang dibuat dikelompokkan dalam bidang kerja yaitu bidang

Ekonomi, bidang Pendidikan, Sosial, Budaya dan Spiritual, bidang

Lingkungan serta bidang kesehatan dan kebersihan.

Table Rencana/Program Menyeluruh terlampir (LAMPIRAN 1)

10
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka

panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi,

akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan,

divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).

Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan

berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan

dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa

tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat

oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).

Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut:

a. Pengertian Umum

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak

yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai

penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat

dicapai.

11
b. Pengertian khusus

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut

pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa

depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang

dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya

kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen

memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu

mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

2. Perumusan Strategi

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-

langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi

organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta

merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka

menyediakan customer value terbaik.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan

strategi, yaitu:

a. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di

masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang

dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

12
b. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi

oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.

c. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari

strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.

d. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif

strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan

kondisi eksternal yang dihadapi.

e. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka

pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).

3. Jenis-jenis Strategi

Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara

bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan

terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi

kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi yang berlainan

menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk

tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi

defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara

bersamaan.

13
Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:

a. Strategi Integrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal

kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal.Strategi integrasi

vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para

distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

b. Strategi Intensif

Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai

strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika

posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak

ditingkatkan.

c. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi

konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa

baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik.

Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan

yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau

jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.

14
d. Strategi Defensif

Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi,

organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi,

atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi

melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk

meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun.

Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi,

rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda

dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi

bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para

pemegang saham, karyawan dan media.

Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi.

Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya

akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut.

Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya

menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak

menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok

dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual

semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset

tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa

merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun,

barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita

kerugian dalam jumlah besar.

15
e. Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu

organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya,

diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.

Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan

biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap

perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat

produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri

dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli

terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan

menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil

konsumen.

B. Desa

1. Pengertian Desa

Sebelum kita membahas pengembangan potensi desa perlu dipahami dahulu

tentang pengertian desa menurut beberapa sumber :

a. Menurut R. Bintar

Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-

unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam

hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain

b. Menurut Undang-undang nomor 22 tahun 1999

16
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dalam sistem pemerintahan

c. Menurut Undang-undang nomor 6 tahun 2014

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama

lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Selanjutnya pada Pasal 4 Undang-undang nomor 6 tahun 2014

disebutkan bahwa Pengaturan Desa bertujuan:

1) Memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah

ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya

Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2) Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam

sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan

keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;

17
3) Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat

Desa;

4) Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa

untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan

bersama;

5) Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan

efektif, terbuka, serta bertanggung jawab;

6) Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna

mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;

7) Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna

mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan

sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;

8) Memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi

kesenjangan pembangunan nasional; dan

9) Memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan

18
2. Potensi Desa

Potensi dalam tulisan ini adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan

kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan

(Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.) Jadi

Potensi desa adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang

dimiliki oleh suatu desa yang mempunyai kemungkinan untuk dapat

dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Secara garis besar potensi desa dapat dibedakan menjadi dua; Pertama adalah

poteni fisik yang berupa tanah, air, iklim, lingkungan geografis, binatang ternak,

dan sumber daya manusia. Kedua adalah potensi non-fisik berupa masyarakat

dengan corak dan interaksinya, lembaga-lembaga sosial, lembaga pendidikan,dan

organisasi sosial desa, serta aparatur dan pamong desa.

19
BAB III

Keadaan Instansi atau Geografis Desa

3.1 Letak geografis Desa

A. DATA UMUM

1. Tipologi desa :

a. Persawahan

b. Perladangan

c. Perkebunan

d. Peternakan

e. Nelayan

f. Pertambangan

g. Kerajinan/industri kecil

h. Industri sedang dan besar

i. Jasa dan perdagangan

2. Luas Wilayah : 3720.0693 Ha

3. Batas Wilayah :

a. Sebelah Utara : Desa Salam

b. Sebelah Selatan : Desa Girilayu

c. SebelahTimur : Desa Doplang

d. Sebelah Barat : Desa Karang

4. Jumlah Penduduk :3973

a. Laki-laki :1941 Jiwa, 1009 KK

b. Perempuan : 2032 Jiwa

20
c. Usia 0-15 :1599 Jiwa

d. Usia 15-65 :1642 Jiwa

e. Usia 65 ke-atas : 732 Jiwa

5. Pekerjaan

a. Karyawan:

1) Pegawai Negeri Sipil : 30 orang

2) TNI/Polri :3 orang

3) Swasta :706 orang

b. Wiraswasta :124 orang

c. Petani :675 orang

d. Tukang : 117 orang

e. Buruh Tani : 1671 orang

f. Pensiunan : 15 orang

g. Peternak :3 orang

h. Jasa : 29 orang

i. Pekerja seni : 25 orang

6. Tingkat Pendidikan Masyarakat

a. Lulusan pendidikan umum

1) Taman Kanak- kanak : - orang

2) Sekolah Dasar/sederajat : 1861 orang

3) SMP : 1221 orang

4) SMA/SMU : 830 orang

21
5) Akademi/D1-D# :27 orang

6) Sarjana : 32 orang

7) Pascasarjana :2 orang

7. UMR Kabupaten : Rp1.460.000

8. Sarana Prasarana

a. Kantor Desa : permanen

b. Prasarana Kesehatan

1) Puskesmas : ada

2) Poskesdas :1

3) UKBM (posyandu,polindes) :5

c. Prasarana Pendidikan

1) Perpustakaan Desa :1

2) GedungSekolah PAUD : ada

3) Gedung Sekolah TK :2

4) Gedung Sekolah SD :2

5) Gedung Sekolah SMP :1

6) Gedung Sekolah SMA :1

7) Gedung Perguruan Tinggi :1

d. Prasarana Ibadah

1) Mesjid : 16

2) Mushola :2

B. DATA KEUANGAN

1. Pendapatan Asli Desa : Rp 75.412.690

22
a) Hasil Kekayaan Desa : Rp 12.450.000

b) Pendapatan lainnya : Rp 62.962.690

2. Besaran ADD yang dikelola per tahun :Rp 566.075.000

3. Bantuan yang diterima desa

a) Pemerintah :Rp 622.767.000

b) Kabupaten :Rp 78.291.000

C. DATA KELEMBAGAAN

1. LPMD

a. Jumlah Pengurus : 3 orang

b. Jumlah anggota : 9 orang

c. Jumlah kegiatan per bulan : 1 kegiatan

d. Jumlah dana yang dikelola :Rp 5.000.000

2. Karang Taruna :

a. Jenis kegiatan : 12

b. Jumlah pengurus : 23 orang

c. Jumlah anggota : 40 orang

3. RT/RW

a. Jumlah Rw : 8 buah

b. Jumlah Rt : 23 buah

c. Jumlah bantuan yang diterima Rw per tahun: Rp. 1.500.000

d. Jumlah bantuan yang diterima Rt per tahun : Rp. 1.500.000

23
24
BAB IV

Pembahasan

4.1 Pogram Tematik

A. Nugget Jamur Tiram

1. Bahan utama :

Jamur Tiram ½ kg

Tepung terigu 200gr

Tepung Maizena 200gr

Telur 2 butir

Ayam 100grm

Bumbu :

Merica bubuk 1 sachet

Garam secukupnya

Penyedap Rasa 1 sachet

Bawang Merah 5 siung

Bawang Putih 5 siung

Bahan Lapisan :

Tepung Panir 1/2kg

Telur ¼kg

25
Prepare time : 30 menit

Cook time : 30 menit

Total time : 60 minuts

Cara pembuatan :

1) Pertama tama cuci bersih jamur ,lalu rendam terlebih dahulu jamur

tiram dalam air yang mendidih 10-20 menit.Kemudian angkat dan

tiriskan.

2) Kemudian buang air dan keringkan dengan alat spinner/peras dengan

manual.Lalu cincang kasar jamur.

3) Campurkan gilingan kasar jamur tiram,maizena,daging ayam,tepung

terigu,dan haluskan bawang merah putih dan 2 telur ,lalu aduk hingga

adonan merata.

4) Tambahkan bumbu penyedap rasa,garam,dan merica sambil diaduk

merata.

5) Tuangkan adonan kedalam loyang yang suah diolesi,menggunakan

minyak atau mentega,lalu kukus hingga 15-30 menit.

6) Setelah matang,diamkan nugget hingga dingin,Lalu lepaskan nugget

dari loyang,dan iris sesuai selera/sesuai budget.

7) Setelah dipotong,masukan nugget kedalam kocokan telur dan

gulingkan ke dalam tepung panir hingga potongan tertutup rapat.

8) Untuk hasil lebih baik masukkan nugget kedalam lemari pendingin

selama 1 hari/1 malem.

26
9) Lalu kemas kedalam kemasan dan Kardus.

1. Saran penyajian :

Siapkan nugget,lalu panaskan minyak goreng,setelah itu masukkan nugget

,goreng hingga kecoklatan.Tiriskan dan sajikan dengan mayonais dan saos

sambal.

2. Kandungan :

Berdasarkan penelitian Sunan Pong Samart ,Biochemistry ,Faculty of

Pharma Ceutical Universitas Chulangkorn,Jamur tiram merupakan bahan

makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi 10,5-30,4% , air ,

kalori,lemak jenuh dan tak jenuh, rendah karbohidrat,dan sisanya berupa

serat zat besi 7,4-24,6 % ,kalsium,viamin B1,vitamin B2,dan vitamin C.9

macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin,

isoleusin, histidin, dan venilalanin.

4. Manfaat :

1.72% lemak dalam jamur tiram adlah asam lemak tidak jenuh saehingga

aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolestrol maupan

gangguan metabolisme lipid lainnya.28% asam lemak jenuh adanya

semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa

27
enak.Jamur tiram memiliki manfaat kesehatan diantaranya dapat

mengurangi jantung lemah,Obat penyakit liver,diabetes,dan anemia

5. Anggaran pembuatan :

Keterangan Quantity Harga Jumlah

1. Pengeluaran : (Rp) (Rp)

Bahan Nugget :

a. Jamur Tiram ½ kg 10.000


b. Tepung terigu 200gr 2.000
c. Tepung Maizena 200gr 2.000
d. Telur 6 butir 7.500
e. Ayam ¼ kg 8.000
f. Merica bubuk 1 sachet 1.000
g. Garam 1 sachet 500
h. Penyedap Rasa 1 sachet 500
i. Bawang Merah 5 siung 1000
j. Bawang Putih 5 siung 1000

Bahan Lapisan :
a. Tepung Panir 1/2kg 5000
b. Telur ¼ kg 1000 39.500

Kemasan :
Kardus 4 700 2.800
Jumlah 42.300

2. Penjualan
Matang : @ Rp 1.500 40 potong 60.000

28
3. Laba
Penjualan- Pengeluaran : 17.700
60.000 – 42.300

6. Sasaran Pasar

Pada dasarnya, Nugget Jamur ‘NUKGER’ dapat dikonsumsi oleh

semua kalangan usia tanpa batasan tertentu. Hal ini dikarenakan nugget

merupakan makanan siap saji yang sudah dikenal di masyarakat. Dan

bahan utama yang digunakan, yakni jamur, juga banyak disukai oleh

masyarakat.

Meskipun semua kalangan berpotensi sebagai konsumen Nugget Jamur

‘NUKGER’, pasar Nugget Jamur ‘NUKGER’ dapat di segmentasi menjadi

2, yakni:

a. Ibu-ibu rumah tangga.

Ibu rumah tangga sering membeli camilan untuk anggota keluarganya.

Selain itu, bagi ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai wanita karir,

lebih memilih untuk membeli lauk yang instan dan mudah disajikan.

b. Anak-anak dan remaja.

Tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak dan remaja merupakan

sasaran yang cukup empuk. Hal itu dikarenakan anak-anak dan remaja

cenderung suka membeli jajanan. Dan usia tersebut bisa dikatakan

usia konsumtif karena mereka cenderung ingin mencoba sesuatu yang

29
mereka anggap baru. Dan sesuatu yang baru itu diaplikasikan menjadi

Nugget Jamur ‘ NUKGER ‘.

7. Sistem Pemasaran

Sistem penjualan dan distribusi produk Nugget jamur “ NUKGER “

adalah dengan dititipkan ke beberapa warung atau toko (konsinyasi).

Sehingga kami berusaha bekerja sama dengan beberapa toko-toko dalam

memasarkan Nugget jamur “ NUKGER “.

Selain itu juga dengan dipasarkan atau didistribusikan sendiri

(menjemput bola). Jadi, kami langsung mengatangi beberapa konsumen

yang kami tentukan sebagai target pasar untuk menawarkan produk kami

yaitu Nugget jamur “NUKGER”. Produkdijualdalambentuk Nugget

gorengdan Nugget setengahmatang (tanpadigoreng).

Penjualandilakukansecarabersama-sama,

dengansistembagitugas.Masing-

masingbertanggungjawabatasbarangdagangan yang

jumlahnyatelahditentukan.Sehingga tidak ada salah satu karyawan yang

memiliki beban paling berat. Karena semua beban,tanggung jawab,dan

resiko usaha ditanggung oleh semua karyawan.

8. Strategi pemasaran :

a. Product (produk)

Product variety

30
Varietas dari produk yang akan kami pasarkan adalah berupa Nugget

berbahan dasar jamur dalam kemasan plastik dan kemasan kardus

yang bisa dikonsumsi oleh pelanggan dengan fleksibel.

Quality

Nugget Jamur yang kami produksi menggunakan 100% jamur asli

sehingga khasiatnya teruji, selain itu pembuatannya juga

menggunakan bahan alami tanpa bahan pengawet sehingga tidak

berbahaya bagi kesehatan. Proses produksi Nugget Jamur dilakukan

dengan menggunakan peralatan yang terjamin kebersihannya

sehingga produk yang dihasilkan sangat terjaga kualitasnya.

Brand name

“NUKGER” akan dipopulerkan sebagaimana tujuan awal yaitu

sebagai lauk sekaligus cemilan dengan berbagai manfaat bagi tubuh

yang aman untuk semua kalangan sehingga para calon pembeli yang

mendengar nama NUKGER tertarik untuk mencobanya.

Packaging

Untuk pengemasan, Nugget ini akan dikemas dalam kemasan

plastik berisi 10 potong tiap kemasan untuk yang sudah matang,dan

akan dikemas lagi dalam kardus. Sedangkan yang sudah matang,

berisi 4 potong setiap mikanya.

31
Warranties

Garansi yang kami berikan untuk Nugget Jamur “NAMURO” ini

adalah higienitas produk mulai dari proses produksi hingga

pengemasan akhir produk dan menjamin daya tahan produk yang

layak untuk dikonsumsi konsumen.

Marketing System

Sistem pemasaran yang digunakan yaitu konsinyasi dan menjemput

bola. Untuk sistem konsinyasi jaringan pemasaran yang dibuat yaitu

melalui kerja sama dengan toko-toko atau warung (mitra kerja) di

daerah Karangpandan dan Solo. Agar bisa memaksimalkan strategi

pemasaran, maka kami melakukan kerja sama sebanyak mungkin

dengan para mitra kerja. Kami menargetkan memiliki mitra kerja

minimal 20 toko atau warung dan agen-agen lain. Dengan jumlah

minimal produk yang dikonsinyasikan pada tiap mitra kerja

sebanyak 10 bungkus Nugget Jamur. Sedangkan untuk sistem

menjemput bola, kami akan menawarkan produk secara langsung

kepada konsumen.

b. Price (harga)

Yaitusejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk

atau mengganti hak milik produk. Harga untuk produk kami adalah

32
sebesar Rp 5000,00 untuk yang sudah matang dan Rp 11.000,00

untuk yang belum matang.

c. Place (tempat)

Proses produksi produk ini akan dilakukan di Jl.Sartono no.46

d. Promotion (promosi)

Advertising

Iklan kami berupa brosur, blog, atau media lain yang

memungkinkan yang dilakukan secara berkala.

Sales promotion

Promosi awal dari Nugget Jamur “NUKGER” adalah

menggunakan tester untuk dicoba oleh calon pembeli dan para agen

atau toko dengan sistem penjualan setengah harga. Langkah ini

adalah salah satu langkah awal pengenalan produk pada

masyarakat. Pelaksanaan promosi ini dilakukan dengan menjual

produk pada masyarakat area ketintang dan sekitarnya dengan door

to door atau direct selling.

33
Direct marketing

Pemasaran secara langsung ini melalui kerja sama pada mitra kerja

terdekat yang memungkinkan untuk mengkonsinyasi produk

Nugget Jamur “NUKGER” ini.

9. Analisis SWOT

Strength :

a) Belum maksimalnya pemanfaatan hasil budidaya, khusunya untuk

jamur.

b) Jarangnya olahan makanan yang berbahan dasar jamur dalam bentuk

Nugget.

c) Adanya bahan baku yang mudah didapat dan harganya relatif murah

sehingga biaya produksi dapat ditekan.

d) Banyak diminati oleh masyarakat metropolis karena rasanya yang unik,

dan khasiatnya yang baik bagi tubuh.

e) Bahan yang digunakan kaya akan kandungan gizi

f) Aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan vegetarian.

Weakness :

a) Dominasi segmented pasar pada produk Nugget

b) Kurangnya pengetahuan masyarakat akan Nugget Jamur, khususnya

masyarakat menengah ke bawah.

c) Kesulitan sumber dana untuk perintisan dan pengembangan usaha.

34
Opportunity :

a) Sedikitnya pesaing yang membuat Nugget berbahan dasar jamur.

b) Jamur memiliki banyak serat dan mengandungan karbohidrat, protein,

vitamin C, Folat, niasin dan thiamin serta kendungan lemak yang

rendah.

c) Harga Nugget Jamur sangat bersaing dan lebih murah dibanding

Nugget daging.

Threat :

a) Adanya usaha sejenis namun dengan bahan baku yang berbeda.

b) Penyebaran pemasaran yang belum meluas, sehingga penjualan dan

pengenalan belum maksimal.

c) Kemungkinan berkurangnya bahan baku dikarenakan berkurangnya

lahan untuk tanaman tersebut.

10. Strategi pemasaran Nukger jamur tiram

Strategi pemasaran Nukger jamur tiram di Desa Gerdu,

Karangpandan, Karanganyar pertama yang dilakukan melalui masyarakat

Desa setempat. Dengan melakukan sosialisasi yang terdiri dari tamu

undangan Perwakilan setiap Dusun bersama Ibu PKK, dan kemudian

setiap perwakilan memperkenalkan produk Nukger jamur tiram melalui

pertemuan- pertemuan yang diadakan di Dusun maing- masing. Faktor-

faktor yang mendukung terwujudnya program pemasaran Nukger jamur

35
tiram melalui sosialisasi ini tidak luput banyak bantuan dari Mahasiswa

KKN dan semua komponen masyarakat khususnya dari Desa Gerdu yang

telah berbagi informasi dengan semua warga.

Pemasaran akan lebih baik jika dilakukan secara online,

dimaksudkan agar membantu dalam mendekatkan Nukger jamur tiram

dari Desa Gerdu dengan masyarakat dunia dengan menggunakan layanan

internet. Beberapa tahapan dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran secara

online ini yaitu dengan mendokumentasikan Nukger jamur tiram yang

ada di Desa Gerdu.

Dengan berakhirnya masa tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN), maka

nantinya diharapkan kepada masyarakat dapat lebih mengenal produk

Nukger jamur tiram ini maupun yang mempunyai budidaya jamur tiram

dan penampungan jamur tiram, yaang nantinya akan terus dikembangkan

dari masyarakat dalam maupun di luar Desa Gerdu dengan menggunakan

produk Nukger jamur tiram ini.

B. Meja dan Kursi dari Ban Bekas

Pada proses pembuatan meja dari ban bekas ini harus ada persiapan

bahan – bahannya, dan dintaranya sebagai berikut :

1. Bahan bahan yang harus disiapkan:

Ban bekas

Papan kayu atau triplek

36
Gunting

Tali paracord

Lem tembak

Bor listrik

Obeng

Beberapa baut

Vernis

2. Proses pembuatan meja dan kursi dari ban bekas :

a. Langkah yang pertama adalah buatlah bentuk pola terlebih dahulu

dengan melingkari kertas karton dan ikuti jejak pola ban.

b. Lalu gunting kertas karton mengikuti garis melingkar.

c. Setelah itu jangan lupa lem pada bagian tengah katon sampai ke

tepi mengikuti tambang untuk menempelkan tambang secara

melingkar supaya erat dan merekat kuat lem nya.

d. Selanjutnya potong kain jeans dengan cutter membentuk pla kotak,

dan kemudian bisa anda tempelkan pada permukaan ban secara

merata dan usahakan permukaan ban tertutup semuanya.

e. Dan untuk yang terakhir pasanglah karton yang sudah kita lingkari

dengan tambang pada bagian atas ban, lalu selesai.

3. Keunggulan

Meja dan kursi dari ban ini tidak mudah berkarat,awet,tidak mudah

jebol,dan harga terjangkau

37
4. Anggaran pembuatan

Harga satu set meja kursi dari ban bekas ini adalah Rp. 1.000.000

ada 4 kursi dan 1 meja

5. Strategi pemasaran

Strategi pemasaran meja dan kursi di Desa Gerdu,

Karangpandan, Karanganyar pertama yang dilakukan melalui

masyarakat Desa setempat. Dengan melakukan sosialisasi yang

terdiri dari tamu undangan Perwakilan setiap Dusun bersama Ibu

PKK, dan kemudian setiap perwakilan memperkenalkan produk

kreasi melalui pertemuan- pertemuan yang diadakan di Dusun

maing- masing. Faktor- faktor yang mendukung terwujudnya

program pemasaran kreasi meja dan kursi dari ban bekas melalui

sosialisasi ini tidak luput banyak bantuan dari Mahasiswa KKN dan

semua komponen masyarakat khususnya dari Desa Gerdu yang

telah berbagi informasi dengan semua warga.

Pemasaran akan lebih baik jika dilakukan secara online,

dimaksudkan agar membantu dalam mendekatkan kreasi meja dan

kursi dari ban bekas dari Desa Gerdu dengan masyarakat dunia

dengan menggunakan layanan internet. Beberapa tahapan dalam

pelaksanaan kegiatan pemasaran secara online ini yaitu dengan

mendokumentasikan pembuatan dan hasil dari kreasi meja dan

kursi dari ban bekas yang ada di Desa Gerdu.

38
Dengan berakhirnya masa tugas Kuliah Kerja Nyata

(KKN), maka nantinya diharapkan kepada masyarakat dapat lebih

mengenal kreasi meja dan kursi dari ban bekas ini, yang nantinya

akan terus dikembangkan dari masyarakat dalam maupun di luar

Desa Gerdu dengan menggunakan kreasi meja dan kursi ban bekas.

4.2 Program Tambahan

LAMPIRAN 1

39
BAB V

Penutup

A. Kesimpulan

Dari evaluasi pelaksanaan program dan pembahasan yang diuraikan dapat

ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:

a. KKN merupakan wujud dari pengabdian pada masyarakat untuk

pemberdayaan potensi Desa Gerdu

b. Pada dasarnya program yang disusun dan dilaksanakan oleh mahasiswa

KKN dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu.

c. Program yang disusun merupakan hasil observasi Mahasiswa KKN

berdasarkan data yang diperoleh

d. Dengan adanya kegiatan KKN, Masyarakat dapat merasakan hasil dari

KKN baik langsung maupun tidak langsung.

e. Mahasiswa KKN mendapatkan pengalaman secara langsung maupun tidak

langsung, sehingga program yang telah dibuat dapat terlaksana 100%

walaupun dalam pelaksanaannya terdapat kekurangan dan kendala.

B. Saran- saran

Berdasarkan kesimpulan yang dimuat di bab terdahulu dan hasil

pengamatan selama kami melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari tanggal

25juni -8 september 2016, maka berikut ini beberapa saran yang dapat kami

40
berikan berkenaan dengan permasalahan – permasalahan yang kami temukan

selama proses KKN ini :

Untuk Desa Gerdu

1. Agar Masyarakat dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang kami

berikan untuk menunjang kelancaran dan kebersihan, perekonomian di

masa yang akan datang.

2. Agar Masyarakat dapat menjadi panutan bagi Masyarakat lainnya yang

ada di Desa Gerdu untuk dapat menerapkan pengetahuan – pengetahuan

yang dibawa mahasiswa KKN baik dalam bentuk program – program

penyuluhan ataupun program lainnya agar tercipta Masyarakat yang lebih

baik di masa yang akan datang.

3. Agar Masyarakat dapat berkoordinasi dengan lebih baik dengan

mahasiswa KKN yang ada di Desa Gerdu yang mana koordinasi ini tidak

hanya satu arah namun akan lebih baik apabila koordinasi ini dapat

dilakukan 2 arah yakni bukan hanya dari pihak mahasiswa KKN yang

memberi informasi akan hal – hal yang akan mereka lakukan namun,akan

lebih baik bila Masyarakat juga bisa dengan pro aktif mencari informasi

apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa KKN.

4. Agar apabila terjadi suatu kesalahpahaman akan suatu hal dikemudian

hari, seperti program – program mahasiswa KKN yang dianggap kurang

relevan atau dianggap mahasiswa KKN pasif di Desa tersebut.Bapak lurah

41
atau masyarakat dapat dengan cara yang bijaksana dan intelektual

menyampaikan hal tersebut kepada para mahasiswa KKN.

5. Agar dikemudian hari antara masyarakat Desa Gerdu dan mahasiswa

KKN dapat lebih saling mengerti kondisi satu sama lain dalam segala

bidang seperti dalam penyusunan program yang mana mahasiswa KKN

dalam hal ini hanya mampu memberi sumbangsih pikiran, ide – ide kreatif

serta tenaganya untuk membangun sekolah dan kami belum mampu

memberi bantuan materi yang optimal.

. Untuk STIE AUB

1. Kami berharap dikemudian hari , setelah menentukan lokasi KKN, pihak

kampus khususnya panitia penyelenggara KKN dapat mensosialisasikan

kepada Desa Gerdu akan apa makna dari kegiatan KKN ini, hal ini

ditujukan agar tidak terjadi kesalahpahaman akan makna KKN itu sendiri.

Sosialisai ini sebaiknya bukan hanya dilakukan pada penyerahterimaan

mahasiswa namun akan lebih baik apabila pihak kampus dapat datang

langsung ke lokasi KKN dan berbicara secara langsung dengan pihak –

pihak terkait.

2. Kami berharap adanya kunjungan dari DPL ataupun Panitia KKN di

lokasi.

3. Kami berharap dikemudian hari pelaksanaan KKN yang sudah baik ini

dapat dibuat menjadi lebih baik melalui usaha memperjelas aturan – aturan

pelaksanaan KKN dalam segala bidang bukan hanya bagi mahasiswa

42
pelaksana KKN namun juga bagi pihak – pihak terkait di lokasi KKN yang

telah dipilih.

Demikianlah kiranya saran – saran yang dapat kami berikan, kami

berharap saran – saran yang kami kemukakan diatas dapat membantu menjadikan

program KKN ini menjadi program yang jauh lebih baik dan lebih bermanfaat

bukan hanya bagi mahasiswa KKN namun juga bagi semua pihak terkait baik dari

lokasi KKN maupun dari pihak kampus. Apabila dalam saran – saran tersebut

terdapat pemilihan kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar –

besarnya.

43
DAFTAR PUSTAKA

1. Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud

2. Maksudin, (2001), Strategipengembangan Potensi Dan Program Desa

3. Binaan/Mitra Kerja IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Aplikasia, Jumal

4. Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. II, No. 2 Desember 2001:197-211

5. Buku pedoman Kuliah Kerja Nyata STIE ADI UNGGUL BHIRAWA (AUB)

Surakarta

6. Buku Monografi Desa Gerdu

7. R. Bintarto. (2014) Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Diambil

pada tanggal 5 Oktober 2014, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Desa

8. Undang-undang. (1999). Undang-undang nomor 22, tahun 1999, tentang

Pemerintah Daerah.

9. Undang-undang. (2014). Undang-Undang, Nomor 6, Tahun 2014, tentang

Desa.

44
LAMPIRAN 5

Dokumentasi kegiatan

Soialisasi Pembuatan nugget jamur tiram

45
Relokasi dan renovasi perpustakaan desa

Gerdu

Karnaval Kelurahan Desa Gerdu

46
Lomba estafet tepung di Hari Kemerdekaan

Sosialisasi pembuatan UMKM bersama ibu PKK Desa Gerdu

47
Kegiatan Kepramukaan

Pembuatan kerajinan anyaman tompo dari bambu

48
Pembuatan pagar jalan dari andong dan bambu

Pemasangan spanduk wisata alam Air Terjun Jurangjero

49
Pembuatan Biopori di Daerah Rawan Longsor Ngledok

Penanaman pohon Suka air sebagai pencegahan Erosi

50
Kerajinan kursi dari Ban Bekas

Mengajak Anaka- anak untuk berkunjung ke perpustakaan

Desa Gerdu

51
Membimbing Anak-anak untuk belajar membaca

52

Anda mungkin juga menyukai