1. Latar Belakang
Menurut laporan tahunan KPK ditemukan data bahwa 80% kasus yang
ditangani KPK pertahun 2016 adalah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa.
Indonesia Corruption Watch juga merilis data demikian bahwa dari keseluruhan
kasus korupsi, korupsi pengadaan barang dan jasa menduduki posisi paling rawan,
baru kemudian diikuti korupsi dari sektor lain misalnya perijinan dan RAPBD.
Tidak heran jika orang sering menjuluki kegiatan pengadaan barang dan jasa
sebagai “lahan basah” untuk korupsi.
Kasus Hambalang sendiri mulai diselidiki KPK pada Agustus 2011, dan
menyeret nama-nama besar yang datang dari berbagai latar belakang jabatan,
sebut saja beberapa anggota komisi X seperti Angelina Sondakh, beberapa nama
dari lingkungan kemenpora seperti Wahid Muharam dan Deddy Kusdinar yang
merupakan pejabat yang termasukdalam organisasi pengadaan barang dan jasa
P3SON Hambalang.
2. Rumusan Masalah
Selama kurun waktu proses perencanaan dan pelaksanaan proyek P3SON telah
terjadi beberapa kali pertemuan antara andi zulkarnain malarangeng( choel
malarangeng ) yang merupakan adik kandung andi malarangeng dengan beberapa
pihak untuk membahas mengenai proyek P3SON di hambalang. Choel
malarangeng ini betindak sebagai “kaki tangan” andi malarangeng.
II. Organisasi Pengadaan Barang Jasa yang terlibat dalam kasus
Hambalang.
1. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/
Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD. Yang mana
dalam kasus ini adalah Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Alfian
Mallarangeng.
2. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau
ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. Yang
dalam kasus Hambalang dipegang peranannya oleh Sesmenpora
(Sekretaris Menteri Pemuda dan Olah raga) yakni, Wafid
Muharam.
3. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.Yang dalam kasus Hambalang ini ada pada jabatan
Biro Keuangan Rumah Tangga Kementrian Pemuda dan Olahraga,
yakni Deddy Kusdinar.
4. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat
Keahlian Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa. Yang dalam kasus Hambalang ini dipegang (dalam
artian tanggung jawab) Staff Khusus Kementrian Pemuda dan
Olahraga yakni Mohammad Fakhruddin.
5. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa adalah panitia/ pejabat yang
ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima
hasil pekerjaan. Yang dalam Kasus Hambalang diduduki posisinya
oleh Wisler Manalu dan beberapa staff Kemenpora menjadi
Panitia Pengadaan Barang atau Jasa pada pembangunan lanjutan
PPPON di Hambalang TA 2010.
6. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan
yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya. Yang pada kasus Hambalang ini diisi
posisinya oleh PT. Adhi Karya serta PT. Wijaya Karya sebagai
kontraktor utamanya, sedangkan untuk subkontraktornya adalah
PT. Dutasari Citralaras.
III. Tugas dan kewenangan yang dilanggar oleh organisasi pengadaan barang
dan jasa dan penyedia barang dan jasa
1. Tugas dan kewenangan PA dan KPA
Dalam pasal 8 Perpres 54/2010 diatur tugas dan kewenangan seorang PA
dan KPA. Menilik kembali kasus korupsi Hambalang, PA nya adalah
menpora atas nama Andi Mallarangeng dan KPA nya adalah Wafid
Muharam yang menerima pelimpahan wewenang dari PA seperti yang
diatur dalam pasal 10 ayat 4. Jika mengkaji dari segi formalitas tugas dan
kewenangannya seperti dalam pasal 8 yaitu dalam butir:
c. menetapkan PPK;
d. menetapkan Pejabat Pengadaan;
e. menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
dilihat dari tugas dan kewenangan pada huruf-huruf diatas bisa dikatakan
bahwa PA melakukan tugasnya dengan baik. Yaitu menetapkan KPA atas
nama Wafid Muharam, PPK atas nama Deddy Kusdinar, dan pejabat
pengadaan dan Panitia/ pejabat penerima hasil pekerjaan atas nama Wisler
Manalu dan beberapa staf kemenpora. Namun jika dilihat dari segi materiil
substansi, penetapan atau penunjukan ini hanya sekedar formalitas karena
Padan KPA sendiri sudah sejak awal sebelum rencana kegiatan pengadaan
P3SON sudah memiliki “kong kali kong” dengan organisasi pengadaan
barang dan jasa yang lain, ataupun calon penyedia barang dan jasanya.
Seperti dalam pasal 8 huruf h PA berwewenang menetapkan pemenang
pelelangan, sedangkan dari awal calon pemenangnya sudah ada dan segala
proses pelelangan hanyalah formalitas belaka. Pada pasal 8 huruf g pun
diatur bahwa seorang PA bertugas untuk mengawasi pelaksanaan
anggaran, sedangkan dalam kasus Hambalang ini anggarannya memang
sudah dikapling-kapling dari awalnya dan sudah dibuat penggelembungan
anggaran.
2.Tugas dan wewenang PPK
3) rancangan Kontrak.
Kelas A