Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BILLING SYSTEM PAJAK E-SPT


DAN E-FILLING

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar pajak & KUP
Dosen pengampu : Retno, S.Pd., M.T.

Disusun Oleh :
Khotijah Gusmawarni (E112011011)
Rizki Abdul A. M (E112011015)

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI DIPLOMA III


POLITEKNIK TEDC BANDUNG 2020
Jl. Politeknik Pasantren Km.2 Cibabat-Cimahi 40513
Daftar isi
Cover
Daftar Isi i
Kata Pengantar ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Pembahasan 3
BAB II Pembahasan 4
A. Pengertian Billing System Pajak 4
B. Pengertian e-filling dan e-SPT 5
C. Kelebihan dan kekurangan billing system pajak e-filling dan e-SPT 6
D. Pengaruh Billing System ertian e-filling dan e-SPT 8
E. Tujuan adanya Billing System ertian e-filling dan e-SPT 8
F. Cara Penggunaan Billing System e-filing dan e-SPT 9
BAB III Penutup10
A Kesimpulan10
B Saran 11
Daftar Pustaka 14

i
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang " Billing system pajak e-spt dan e-
filling " Guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pajak & KUP, yang
insyaallah Makalah ini dapat memberikan informasi atau wawasan kepada kita
semua sehingga memudahkankita untuk belajar dan memahaminya
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar masyarakat indonesia
sadar akan adanya pajak dan mematuhi peraturan perpajakan di indonesia.
Selain itu makalah ini bertujuan sebagai alat informasi dan pengetahuan tentang
system perpajakan digital yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi.
Dimana akibat pesat nya teknologi membuat system perpajakan di indonesia
mengalami kemajuan yang membuat rakyat indonesia bisa melaporkan pajak di
rumah tanpa harus bepergian.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan
masyarakat.

Cimahi, 24 Desember 2020

Penulis

ii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencarnya
melakukan pembangunan nasional demi mensejahterakan rakyat. Pembangunan
dapat berjalan lancar jika dana yang tersedia mencukupi, sehingga sangatlah
penting menjaga kestabilan penerimaan negara untuk membiayai pembangunan
dan membiayai pengeluaran negara lainnya. Berdasarkan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang
dituangkan dalam Penyusunan dan Penetapan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak,
penerimaan bukan pajak, dan hibah.

Penerimaan pajak menjadi penyumbang terbesar dalam pendapatan


negara, sehingga sangatlah penting bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
membuat kebijakan-kebijakan untuk menjaga penerimaan pajak agar tetap stabil
dan terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu kebijakan Direktorat Jenderal
Pajak adalah dengan melakukan reformasi perpajakan.

Reformasi perpajakan harus dilakukan karna kondisi penerimaan dan


kepatuhan wajib pajak yang masih sangat rendah sehingga mengakibatkan rasio
perpajakan Indonesia terendah di antara negara-negara ASEAN. Saat ini,
informasi menjadi kunci terpenting dalam kehidupan manusia. Pengaruh
perkembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut juga
sampai ke aspek-aspek lain di pemerintahan salah satunya adalah aspek
perpajakan. Lembaga perpajakan menggunakan teknologi ini untuk memberikan
kemudahan dalam memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.

Agar Direktorat Jenderal Pajak bisa terus menjadi institusi yang


akuntabel, kredibel dan kuat maka diperlukan adanya reformasi perpajakan yang
mengikuti perubahan lingkungan dan masyarakat. Direktorat Jenderal Pajak
Kementrian Keuangan memaparkan bahwa reformasi perpajakan merupakan
perubahan sistem perpajakan yang menyeluruh, termasuk di dalamnya adalah
pembenahan administrasi perpajakan, perbaikan regulasi, dan peningkatan basis
perpajakan.

1
2

Dan seiring dengan hal tersebut maka berbagai usaha telah dilakukan
oleh segenap aparat Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan penerimaan
pajak dari Wajib Pajak dengan cara melakukan pembaharuan-pembaharuan
dalam sistem perpajakan.

Pembaharuan dalam sistem perpajakan ini ditandai dengan penerapan


teknologi informasi terkini dalam pelayanan perpajakan. Peningkatan pelayanan
perpajakan ini terlihat dengan dikembangkannya administrasi perpajakan modern
dan teknologi informasi di berbagai aspek kegiatan. Perubahan mendasar yang
berkaitan dengan modernisasi pajak terjadi di awal tahun 2005 yaitu
dilaksanakannya jenis pelayanan kepada Wajib Pajak yang baru dalam rangka
penyampaian surat pemberitahuan dan penyampaian perpanjangan surat
pemberitahuan tahunan menggunakan elektronik (e-filing). Tepatnya pada
tanggal 24 Januari 2005 bertepatan di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik
Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan produk
e-Filing atau Electronic Filing System yaitu sistem pelaporan/penyampaian pajak
dengan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik (e-Filing) yang dilakukan
melalui sistem on-line yang real time.

Dalam keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004


tanggal 14 Mei 2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara
Elektronik, dinyatakan bahwa penyampaian Surat Pemberitahuan secara
elektronik (e-SPT) dilakukan melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi
(Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. Untuk
pengaturannya lebih lanjut maka dikeluarkanlah Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor KEP05/PJ./2005 tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata Cara
Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (e-Filing) melalui
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).
3

B. Rumusan masalah

1) Apa yang di maksud dengan billing system pajak?

2) Apa yang di maksud dengan e-filling dan e-SPT?

3) Kelebihan dan kekurangan billing system pajak e-filling dan e-SPT ?

4) Pengaruh billing system pajak bagi DJP (Direktur Jenderal Pajak) dan WP
(Wajib Pajak)?

5) Tujuan dari adanya billing system pajak e-filling dan e-SPT ?

6) Cara penggunaan e-filling dan e-SPT?

C. Tujuan Pembahasan

1) Mengetahui apa itu billing system pajak.

2) Mengetahui apa itu e-filling dan e-SPT

3) Mengetahui Kelebihan dan kekurangan billing system pajak e-filling dan e-


SPT

4) Mengetahui Pengaruh billing system pajak bagi DJP (Direktur Jenderal


Pajak) dan WP (Wajib Pajak)

5) Mengetahui Tujuan dari adanya billing system pajak e-filing dan e-SPT

6) Mengetahui cara penggunaan e-filling dan e-SPT.


4
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Billing System Pajak

Pada saat ini penggunaan teknologi semakin berkembang dan


memberikan banyak manfaat kepada penggunanya, dimana penggunanya akan
dibantu dalam melakukan pekerjaannya. Setiap pekerjaan pasti menggunakan
teknologi agar dapat mempercepat suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan akan
tepat waktu sesuai dengan keinginan dan memberikan keakuratan bagi hasil
kerjanya. Salah satu bagian yang menggunakan teknologi tersebut yaitu bagian
Perpajakan dalam pelayanan pajak, yaitu menggunakan system billing dalam
Pembayaran pajaknya.

Pembayaran pajak merupakan bentuk kewajiban bagi wajib pajak yang


terutang baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan. Pemerintah
telah mengupayakan berbagai cara agar sistem pembayaran serta pelaporan
pajak lebih mudah dan efektif. Upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak
untuk memaksimalkan pelayanan sehingga masyarakat meningkatkan keinginan
serta kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakan secara tertib sebagai
wajib pajak yang baik (Hadyan, 2017). Sistem penggunaan teknologi perpajakan
terhadap pelayanan diharapkan dapat membantu mempermudah pelayanan
wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar dan melapor pajak
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sistem pelayanan perpajakan elektronik
yang tetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mempermudah bagi wajib
pajak untuk membayar dan melaporkan kewajiban perpajakan diantaranya yaitu
e-Biling, e-Filing dan eSPT.

E-Billing menurut Direktorat Jenderal Pajak merupakan suatu metode


pembayaran pajak secara elektronik dengan memanfaatkan kode billing.
Menggunakan billing sistem pembayaran pajak yang lebih mudah, cepat serta
akurat dalam transaksi pembayarannya. Sistem penerapan secara elektronik
pembayaran pajak (e-billing system) sejak tanggal 12 April 2013, sesuai
Keputusan Jenderal Pajak Nomor KEP-359/PJ/2013 mengenai Wajib Pajak
dalam Rangka Percobaan Penerapan Sistem Elektronik Pembayaran Pajak (e-

5
6

Billing) pada Kantor Pelayanan Pajak dalam Sistem Modul Negara (Andrian dkk,
2013) dalam (Pratami dkk, 2017).

Sistem billing dalam pajak adalah sistem informasi yang dikelola oleh
masing-masing biller dalam rangka pengadministrasian sistem Penerimaan
Negara secara elektronik. Billing system adalah metode pembayaran elektronik
dengan menggunakan Kode Billing. Dan Kode billing adalah kode identifikasi
yang diterbitkan melalui sistem billing atas suatu jenis pembayaran atau setoran
yang akan dilakukan wajib pajak.

e-Billing pajak adalah sistem pembayaran pajak secara elektronik dengan


membuat kode billing pajak pada aplikasi SSE pajak online yang merupakan
bagian dari sistem Penerimaan Negara. Sistem ini dikelola oleh biller Direktorat
Jenderal Pajak dan menerapkan billing system. Sementara, Kode billing pajak
adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui sistem billing atas suatu jenis
pembayaran atau setoran yang akan dilakukan wajib pajak. Dengan
menggunakan e-Billing wajib pajak dapat melakukan transaksi pembayaran pajak
secara lebih cepat dan ebih akurat.

B. Pengertian e-filling dan e-SPT

E-Filling menurut Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2014 adalah


suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara
online dan real time melalui internet pada website (www.pajak.go.id) atau melalui
Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). E-Filling secara
garis besar sangat menguntungkan wajib pajak antara lain memberikan
kemudahan wajib pajak dalam melaporkan SPT dengan biaya cenderung lebih
murah dibanding secara manual dan dengan proses lebih cepat karena wajib
pajak merekam sendiri surat pemberitahuannya sehingga bisa lebih akurat,
efektif dan efisien.

e-Filing adalah suatu cara atau proses penyampaian SPT elektronik yang
dilakukan secara online dan real time melalui koneksi jaringan internet pada
website Direktorat Jenderal Pajak yang beralamat di www.pajak.go.id atau
7

perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP)


seperti OnlinePajak yang menyediakan lapor pajak online secara gratis.

Dalam e-Filing ini bisa merupakan penyampaian SPT elektronik pribadi dan
penyampaian SPT elektronik badan.

e-Filing pajak badan adalah suatu proses penyampaian SPT yang dapat
memudahkan badan usaha dalam melaporkan pajak mereka secara online
melalui aplikasi efiling pajak tanpa harus datang ke kantor pajak dan antre. Dan
e-Filing pajak pribadi tidak berbeda jauh dengan efiling pajak badan, e-Filing
pajak pribadi juga bertujuan untuk memudahkan wajib pajak pribadi dalam
menunaikan kewajiban pelaporan pajak mereka.

E-SPT menurut Direktorat Jenderal Pajak yang dimuat dalam website


(www.kppbumn.depkeu.go.id) e-SPT adalah surat Pemberitahuan dalam
program aplikasi yang merupakan fasilitas dari Direktorat Jenderal Pajak kepada
wajib pajak yang digunakan untuk merekam, memelihara data, generate data
dan mencetak Surat Pemberitahuan beserta lampirannya dan dapat dilaporkan
melalui media elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak (Sulistyorini dkk, 2017). E-
SPT disebut digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam
menyampaikan SPT.

C. Kelebihan dan Kekurangan Billing System e-filling dan e-SPT

Latar belakang diberlakukannya sistem perpajakan digital ini merupakan


suatu transformasi terhadap sistem administrasi perpajakan di Indonesia. Jika
sebelumnya proses pelaporan pajak dilakukan dengan cara yang masih terbilang
konvensional dengan wajib pajak harus selalu datang ke kantor pajak, kini tidak
lagi. Ini membuat Pelayanan pajak lebih efektif dan efisien.

Disamping itu, proses lapor pajak sebelum adanya efiling tentu sangat
berbeda, banyak kendala-kendala yang dihadapi seperti:
8

1). Sebelum diberlakukan eFiling DJP memiliki beban administrasi yang


cukup besar untuk melakukan penerimaan, pengolahan, dan pengarsipan
SPT di sepanjang tahun.

2). Selain itu biaya yang dibutuhkan untuk proses penerimaan, pengolahan,
dan pengarsipan SPT yang sangat panjang dan memakan waktu yang lama.

3). DJP mementingkan inovasi berbasis teknologi untuk menuju proses


administrasi perpajakan yang lebih “lean” (ramping).

Hal-hal tersebutlah yang melatarbelakangi diciptakannya proses


penyampaian SPT yang lebih praktis, minim biaya, waktu, dan lebih
memudahkan wajib pajak, yaitu dengan e-filling.

Manfaatnya bagi wajib pajak kerap kali belum banyak dipahami oleh
masyarakat awam. Dengan hadirnya sistem lapor SPT online sebenarnya
memberikan beragam manfaat bagi wajib pajak dan proses penyampaian SPT itu
sendiri, yaitu:

1) Mempermudah proses perekaman data SPT di dalam basis data DJP.


Jika sebelumnya perekaman data dilakukan secara manual dan
menghabiskan waktu yang cukup banyak, kini dengan sistem lapor pajak
online tentu menghemat lebih banyak waktu.

2) Mengurangi pertemuan langsung wajib pajak dengan petugas pajak.


Wajib pajak sudah tidak harus selalu datang ke KPP, apalagi terkena macet
hanya untuk melaporkan pajak mereka.

3) Mengurangi dampak antrean dan volume pekerjaan proses penerimaan


SPT. Adanya lapor SPT online bertujuan agar mengurangi jumlah wajib
pajak yang datang ke KPP sehingga tidak ada lagi antrean panjang.

4) Mengurangi volume berkas fisik/kertas dokumen perpajakan.


Pemanfaatan sistem online tentu akan mengurangi pengurangan
penggunaan kertas atau dokumen yang perlu dibawa oleh wajib pajak dan
juga berisiko hilang dan rusak saat melakukan penyimpanan.

Kelebihan aplikasi e-SPT adalah sebagai berikut:

 Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena


lampiran dalam bentuk media CD/disket
9

 Data perpajakan terorganisir dengan baik


 Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan
dengan baik dan sistematis
 Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan
sistem komputer
 Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak
 Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran formulir
dengan menggunakan sistem komputer.
 Menghindari pemborosan penggunaan kertas

D. Pengaruh Billing System ertian e-filling dan e-SPT

Manfaat penerapan e-SPT adalah dalam pengisian SPT wajib pajak


secara langsung diajarkan sehingga wajib pajak melakukan pengisisn lebih
mudah, menghemat waktu sehingga mempercepat pekerjaan dan lebih akurat.
Kelebihan lainnya adalah data yang disimpan lebih efektif bagi wajib pajak
dibandingkan yang dilakukan secara manual dengan mengisi sendiri form SPT
tidak dilengkapi panduan secara langsung dalam mencari besarnya pajak
terutang bagi wajib pajak dengan demikian e-SPT akan lebih efisien (Pratami
dkk, 2017).

Penerapan sistem ini wajib pajak dimudahkan dalam pelaporan serta


pembayaran pajaknya sehingga masyarakat dapat meningkatkan kepuasan
terhadap pelayanan sistem sehingga wajib pajak lebih meningkatkan kepatuhan
dalam pembayaran pajak sesuai yang telah diterapkan Direktorat Jenderal Pajak.

E. Tujuan Adanya Billing System e-filing dan e-SPT

Tujuan menggunakan e-biling dalam sistem teknologi informasi


perpajakan adalah lebih mudah, lebih meminimalisir waktu serta lebih akurat
sehingga dapat meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran
pajak. Penerapan pelayanan sistem elektronik dalam proses perpajakan di
Indonesia, masyarakat dapat meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan
10

sistem pembayaran pajak yang telah diterapkan Direktorat Jenderal Pajak


dengan kepuasan wajib pajak tersebut akan menimbulkan kepatuhan wajib pajak
terhadap pelayanan yang telah diterapkan bagi masyarakat dalam memenuhi
kewajibannya.

F. Cara Penggunaan Billing System e-filing dan e-SPT

Untuk membayar pajak online melalui e-Billing Pajak, Anda harus


melakukan beberapa hal seperti :

 Melakukan registrasi akun e-Billing SSE Pajak


 Membuat Kode ID Billing Pajak
 Mencetak Kode ID Billing Pajak
 Membayar Pajak Online

Selain oleh sistem billing DJP, yaitu aplikasi SSE pajak online, kode billing
tersebut dapat dibuat melalui aplikasi-aplikasi resmi lainnya yang bermitra
dengan DJP. Contohnya:

 Aplikasi SSE pajak online yang dikelola oleh DJP


 Penyedia aplikasi yang menjadi mitra resmi DJP seperti aplikasi ebilling
OnlinePajak yang memiliki fitur pembuatan ID Billing hanya dengan 1 klik
saja.
 Melalui Kring Pajak, yaitu di saluran telepon 1 500 200
 Penerbitan secara jabatan (official-service) oleh Direktorat Jenderal Pajak
dalam hal terbit surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, SPPT PBB,
STP PBB, atau SKP PBB yang mengakibatkan kurang bayar
 Melalui aplikasi WhatsApp dan SMS pada KPP domisili Anda
 Melalui layanan mandiri di kantor Pos atau bank persepsi melalui
asistensi petugas bank atau kantor Pos

Sistem e-Billing juga mengakomodasi beberapa jenis pajak, meliputi:

 Pajak Penghasilan (PPh)


 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
11

 Pajak Bumi dan Bangunan Sektor P3 (Pertambangan, Perhutanan dan


Perkebunan)
BAB III
Penutup

B. Kesimpulan

 Dari uraian tersebut, dijelaskan bahwa sistem pelaporan pajak


menggunakan e-filing, e-SPT, dan e-billing merupakan salah satu solusi
yang tepat dalam menghadapi banyaknya masyarakat yang akan
melakukan peloaporan pajak, sistem ini di gunakan karena pada
dasarnya pelaporan pajakyang mulanya masih bersifat manual dan hal
tersebut memerlukan waktu, dokumen yang digunakan dalam pelaporan
pajak banyak dan wajib pajak juga diwajibkan datang ke kantor pelayanan
pajak (KPP) terdekat guna melakukan pelaporan pajak. Akan tetapi,
dengan adanya sistem e-filing, e-SPT, dan e-billing ini dapat banyak
membantu masyarakat dalam melakukan pelaporan pajak, yang akan
saling menguntungkan antara wajib pajak dengan negara. Kenapa negara
merasa diuntungkan? Karena pendapatan negara salah satunya terletak
pada pelaporan pajak dari masyarakat indonesia.

 Dengan adanya lapor pajak online, kini memudahkan proses lapor SPT
dengan cara online.

 Wajib pajak yang menggunakan fitur lapor SPT online, tidak perlu lagi
datang ke KPP dan antre.

 Dengan aplikasi OnlinePajak, proses lapor SPT online Anda hanya


memerlukan 1 klik saja.

 Status SPT apapun (lebih bayar, kurang bayar) bisa dilaporkan melalui
eFiling OnlinePajak.

12
13

B. Saran

Adapun saran yang diberikan tentang adanya sistem e-filing, e-SPT, dan
e-billing tersebut yaitu :

Mengeluarkan aplikasi perpajakan berbasis elektronik merupakan langkah


yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak dalam mengikuti perkembangan
zaman. Aplikasi tersebut membawa banyak manfaat dan kemudahan bagi
para wajib pajak dan petugas pajak. Namun dalam pelaksanaannya masih
terdapat wajib pajak yang belum dapat menggunakan aplikasi perpajakan
tersebut dengan baik dan benar. Oleh karena itu penulis
menyumbangkan saran sebagai berikut:

1. Bagi KKP Heri Sutrisno

- Pembayaran dan pelaporan pajak sebaiknya dilakukan jauh hari

sebelum batas akhir tanggal pembayaran dan pelaporan pajak. Hal

ini dilakukan untuk menghindari server DJP pusat yang sibuk

sehingga dapat menimbulkan gangguan dan berakibat terlambat

membayar atau melaporkan pajak.

- Bekerja sama atau meminta kepada klien untuk mengirimkan data

perusahaannya setiap minggu sekali. Hal ini dimaksudkan agar data

dapat segera diinput dalam aplikasi sehingga pekerjaan tidak

menumpuk dan apabila terjadi masalah masih memiliki waktu

menyelesaikannya.

- Mencari informasi baik dari buku maupun internet mengenai cara

menggunakan aplikasi perpajakan dengan benar dan mencatat cara

pemecahan masalah yang telah berhasil dilakukan untuk

mengantisipasi apabila masalah terjadi kembali.

Memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai cara


14

menggunakan aplikasi perpajakan dengan baik dan benar.

2. Bagi Direktorat Jenderal Pajak

- Melengkapi setiap aplikasi perpajakan berbasis elektronik dengan

modul tata cara penggunaan yang mudah dipahami oleh wajib pajak.

Selain itu dapat juga dibuat video tutorial yang dapat diunduh oleh

para wajib pajak.

- Memberikan pelatihan kepada wajib pajak mengenai cara

menggunakan aplikasi perpajakan dengan baik dan benar sehingga

permasalahan yang disebabkan karena human error dapat

diminimalkan.

- Menjalin kerja sama dengan perusahaan lain seperti penyedia

antivirus atau programmer yang dapat membuat program yang

memungkinkan pelaporan SPT cukup dilakukan sekali saja tanpa

harus datang ke KPP membawa formulir SPT.

- Memperkuat sistem server pusat agar tidak mudah error ketika

diakses oleh banyak orang secara bersamaan.

- Membuat aplikasi perpajakan berbasis android yang dapat diakses

hanya dengan menggunakan smartphone sehingga semakin

memudahkan wajib pajak.

3. Bagi Wajib Pajak Pengguna Aplikasi Perpajakan

Bagi para wajib pajak baru atau yang baru menggunakan aplikasi
15

perpajakan berbasis elektronik sebaiknya membaca petunjuk teknis yang

telah disediakan oleh DJP terlebih dahulu sebelum menggunakan aplikasi

perpajakan. Apabila terjadi masalah saat menggunakan aplikasi tersebut

jangan langsung panik, tapi sebaiknya berusaha mencari solusi melalui

internet atau dengan menghubungi Kring Pajak 1500200.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengambil topik atau tema

penelitian mengenai evaluasi terhadap aplikasi perpajakan lainnya yang

lebih baru dikeluarkan oleh DJP atau evaluasi terhadap penggunaan


aplikasi

perpajakan yang sudah dapat diakses di smartphone berbasis android.


Daftar Pustaka

Lampiran

(http://www.pajak.go.id/reformasiperpajakan/faq)

https://www.online-pajak.com/tentang-pajakpay/ebilling-pajak
https://klikpajak.id/blog/perencanaan-pajak/penjelasan-ebilling-pajak/
https://www.kompasiana.com/dicka422/565c6a557497737809a61afd/mengenal-
billing-system
https://www.online-pajak.com/tentang-pajakpay/ebilling-pajak
https://klikpajak.id/blog/perencanaan-pajak/penjelasan-ebilling-pajak/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Sistem_Billing
https://www.kemenkeu.go.id/page/aplikasi-elektronik-e-spt-orang-
pribadi/#:~:text=Aplikasi%20e%2DSPT%20atau%20disebut,untuk
%20kemudahan%20dalam%20menyampaikan%20SPT.&text=Kemudahan
%20dalam%20membuat%20Laporan%20Pajak

16

Anda mungkin juga menyukai