Anda di halaman 1dari 14

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan

Kementerian Keuangan
PPL ONLINE
AKUNTAN PUBLIK
MODUL :
HASIL SURVEI INDEKS KUALITAS PROFESI
AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 1


INDEKS KUALITAS PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA
TAHUN 2020

Disusun oleh:
Bidang Pengembangan Profesi Keuangan – Pusat Pembinaan Profesi Keuangan, Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Disclaimer
Modul materi ini disusun sebagai salah satu bahan materi dalam Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL) Online yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
melalui media yang dimiliki Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Modul materi ini
menjelaskan secara ringkas terkait dengan Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia
Tahun 2020 yang disusun berdasarkan hasil kerjasama antara Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
– Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan dengan Universitas Indonesia. Apabila terdapat
perbedaan penafsiran antara modul materi dengan Laporan Akhir Indeks Kualitas Profesi
Keuangan di Indonesia Tahun 2020, maka yang digunakan sebagai pedoman penerapan kebijakan
tetap mengacu pada Laporan Akhir tersebut.

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) di Kementerian Keuangan mempunyai
tugas untuk mengoordinasikan dan melaksanakan penyiapan rumusan kebijakan, pembinaan,
pengembangan dan pengawasan serta pelayanan informasi atas profesi keuangan, khususnya
profesi Akuntan Publik di Indonesia. Dalam pelaksanaan tugasnya, PPPK berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal Kementerian
Keuangan.
Berdasarkan International Federation of Accountants (IFAC) disebutkan bahwa kualitas
audit tidak hanya ditentukan oleh profesi Akuntan Publik tetapi merupakan kombinasi dari
berbagai faktor, yaitu: input, proses, output, interaksi antar pihak yang terkait dengan audit
dan faktor-faktor kontekstual/lingkungan. Faktor-faktor ini saling berkaitan sehingga
menciptakan suatu lingkungan yang dapat memaksimalkan terwujudnya kualitas audit yang
konsisten. Sejalan dengan hal tersebut, PPPK selaku regulator bagi profesi Akuntan Publik
perlu melakukan penelitian dalam rangka mengukur sejauh mana kualitas profesi Akuntan
Publik, yang kemudian diharapkan dapat memberikan umpan balik atau perbaikan atas upaya-
upaya yang telah dilakukan PPPK dalam meningkatkan kualitas profesi keuangan di Indonesia.
Di sisi lain, penting bagi profesi Akuntan Publik untuk mengetahui apakah jasa yang
mereka berikan telah menjawab kebutuhan pengguna jasa sebagai konsumen. Akuntan Publik
memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa asurans dan non asurans
yang berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik berbasis International Standards
on Auditing (ISA). Meski demikian, kepatuhan pada standar tidak serta merta menjamin
kepuasan pengguna jasanya. Disinilah, pengguna jasa Akuntan Publik (interaksi antar pihak
yang terkait dengan audit) dapat berperan sebagai pemberi umpan balik. Pengalaman
langsung mereka dalam berinteraksi dengan profesi ini adalah sumber informasi yang andal.

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 2


Kepuasan pengguna jasa bergantung tidak hanya pada kemampuan profesi Akuntan Publik
dalam mematuhi standar dan etika profesi masing-masing, tetapi juga pada kemampuan
mereka dalam menghasilkan kualitas pemberian jasa yang baik.
Materi di bawah ini hendak memberikan gambaran melalui sudut pandang pengguna
jasa atas kualitas profesi Akuntan Publik dalam memberikan jasa audit. Data dan informasi
yang didapat kemudian dianalisis dan pada akhirnya disimpulkan. Kesimpulan atas analisis
tersebut akan memberikan gambaran umum atas kualitas profesi Akuntan Publik, sehingga
membantu para pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan, standar maupun
operasi bisnis profesi Akuntan Publik serta memberikan input membangun bagi profesi
tersebut. Untuk itu, pada Tahun 2020 PPPK telah menunjuk Departemen Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sebagai pihak independen untuk menilai
indeks kualitas tersebut, sehingga diharapkan hasil penelitian ini merupakan hasil yang
objektif menggambarkan indeks kualitas jasa profesi Akuntan Publik di Indonesia.

II. Tujuan dan Manfaat Penyusuan Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik
Penyusunan indeks kualitas profesi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis sejauh mana tingkat kualitas profesi Akuntan Publik di Indonesia. Indeks
tersebut juga bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis unsur layanan apa yang
sudah dan faktor layanan apa yang perlu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan kualitas
profesi Akuntan Publik di Indonesia. Selain itu, indeks ini akan menjadi rekomendasi untuk
berbagai pihak dalam mengidentifikasi dan menganalisis kebijakan/formulasi yang efektif
untuk meningkatkan kualitas profesi Akuntan Publik di Indonesia.
Adapun manfaat penyusunan indeks ini adalah:
1. Bagi PPPK, data yang valid dan analisis yang mendalam oleh Tim Peneliti diharapkan
mampu menghasilkan kesimpulan yang andal dan dapat dijadikan dasar untuk
merumuskan kebijakan dalam hal pembinaan dan pengawasan oleh PPPK dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas profesi Akuntan Publik di Indonesia;
2. Bagi Akuntan Publik, indeks ini akan memberikan gambaran mengenai kualitas profesi
Akuntan Publik dari sudut pandang pengguna jasa. Gambaran tersebut sekaligus menjadi
masukan untuk profesi Akuntan Publik dalam hal pentingnya memiliki kualitas yang
memadai sehingga dapat mencapai tujuan kepentingan publik atas pemberian jasa yang
diberikan oleh profesi Akuntan Publik. Selain itu, indeks ini bermanfaat untuk perbaikan
internal di masing-masing kantor profesi Akuntan Publik.
3. Bagi Asosiasi Profesi Akuntan Publik, dalam hal ini Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI), perlu memahami gambaran kualitas Akuntan Publik, dalam upaya perbaikan
berkelanjutan profesi Akuntan Publik. Perbaikan dapat diwujudkan melalui standar atau
etika profesi yang mereka keluarkan.

TINJAUAN LITERATUR
Standar Audit dan Penentu Kualitas Profesi Akuntan Publik
Standar audit adalah pedoman umum untuk membantu para Akuntan Publik dalam
memenuhi tanggung jawab profesional mereka dalam pengauditan laporan keuangan historis.
Standar Audit yang berlaku di Indonesia sekarang adalah Standar Audit berbasis International

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 3


Standards on Auditing (ISA). Standar Audit mencakup pertimbangan kualitas profesional
antara lain persyaratan kompetensi dan independensi, pelaporan dan bukti audit. Standar
Audit terkait sesuai dengan ISA dapat dirinci sebagai berikut:
1. Standar Audit yang menunjukkan nilai-nilai, etika, dan sikap yang sesuai (Professional
Ethics);
2. Standar Audit yang berhubungan dengan knowledge and expertise dimana Akuntan Publik
mempunyai pengetahuan yang cukup, terampil, dan berpengalaman, dan memiliki waktu
yang cukup untuk melakukan pekerjaan audit, dan standar audit yang berhubungan
dengan judgment (professional and professional judgment);
3. Akuntan Publik berinteraksi secara tepat dengan pemangku kepentingan terkait
(Communication and Relationship);
4. Standar Audit yang berhubungan dengan laporan yang berguna dan tepat waktu (Quality
of Audit Report).
Berdasarkan uraian diatas, secara tidak langsung SPAP menetapkan dasar untuk
mengukur kualitas proses audit. Kondisi ini juga didukung oleh The International Auditing and
Assurance Standards Board (IAASB) yang mempublikasikan Kerangka untuk Kualitas Audit
(A Framework for Audit Quality), sebagai berikut:

Kerangka Kualitas Audit, Sumber: IAASB

IAASB (2014) berupaya melihat suatu audit secara utuh yang terdiri dari Akuntan Publik
sebagai pelaksananya, proses audit yang melibatkan entitas yang diaudit dan Kantor Akuntan
Publik (KAP) sebagai pendukung, dan pengendali kualitas atas proses audit yang dijalankan
Akuntan Publik, serta output dari audit berupa laporan auditor. Tujuan yang hendak dicapai
dengan adanya kerangka ini adalah untuk meningkatkan kesadaran terhadap elemen kunci
dari kualitas audit di lingkungan para Akuntan Publik, serta memfasilitasi dialog yang lebih
besar antara pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap elemen-elemen kunci tersebut.

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 4


Berdasarkan hal-hal di atas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kualitas audit dapat
diukur melalui beberapa 5 (lima) variabel kunci di bawah ini:
1. Tim audtior dapat menunjukkan nilai-nilai, etika, dan sikap yang sesuai (ethics);
2. Tim auditor berpengetahuan yang memadai, terampil, berpengalaman, dan memiliki
waktu yang cukup untuk melakukan pekerjaan audit (people);
3. Tim auditor menjalankan proses audit secara rigorous dan menerapkan proses
pengendalian kualitas yang sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku (process);
4. Tim auditor memberikan laporan yang bermanfaat dan tepat waktu (output);
5. Tim auditor dapat berinteraksi secara appropriate dengan para pemangku kepentingan
yang relevan (interaction).
Selain faktor kualitas audit sebagaimana diuraikan di atas, berdasarkan hasil penelitian-
penelitian terdahulu terdapat juga faktor lain yang diduga akan mempengaruhi yaitu audit fee
dan pelaksanaan knowledge sharing dalam kantor profesi Akuntan Publik. Mengenai imbalan
jasa (audit fee), berdasarkan Peraturan Pengurus Nomor 2 tahun 2016 yang dikeluarkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tentang penentuan imbalan jasa audit laporan
keuangan, terdapat prinsip dasar dalam menetapkan imbalan jasa audit dimana anggota harus
mempertimbangkan kebutuhan klien dan ruang lingkup pekerjaan, waktu penugasan, risiko
dan tanggung jawab hukum, dan lain-lain. Selanjutnya perihal mekanisme knowledge sharing
yang ada saat ini di kantor profesi Akuntan Publik, seperti proses reviu, brainstorming, dan
konsultasi dirancang untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan, berbagi pengalaman
dalam menghadapi keputusan yang sulit, dan bertukar pengetahuan mengenai peraturan
maupun standar profesional terbaru. Sehingga dapat meningkatkan akurasi dan konsistensi
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas audit. Knowledge sharing juga dapat
menghindarkan tim auditor dari pengulangan kesalahan sebelumnya, mengurangi pekerjaan
yang berulang, dan menghemat waktu dalam pendekatan trial and error untuk masalah audit.

METODOLOGI PENELITIAN
Pelaksanaan penyusunan indeks kualitas profesi Akuntan Publik ini ditujukan kepada
1.428 Akuntan Publik sebagai objek penelitian yang bernaung di bawah 472 KAP. Jenis jasa
yang menjadi objek penelitian survei adalah jasa audit laporan keuangan tahunan. Adapun
responden yang terlibat dalam penyusunan indeks ini adalah perusahaan listed (terdaftar di
Bursa Efek Indonesia) dan perusahaan non-listed, BUMN, serta pada berbagai industri lainnya.
Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis data yang dianalisis yaitu data kuantitatif
berupa jawaban kuesioner hasil survei kepada pengguna jasa Akuntan Publik serta data
kualitatif yang diperoleh dari hasil FGD dengan pihak terkait. Penyebaran kuesioner dilakukan
secara random sampling dan convenience sampling dari tanggal 28 Agustus sampai 16 Oktober
2020 melalui google form dan kuesioner dalam format PDF kepada berbagai pihak, antara lain:
Bursa Efek Indonesia, asosiasi profesi akuntansi di Indonesia, Ikatan Komite Audit Indonesia,
Ikatan Alumni FEB UI, dan perusahaan yang bekerja sama dengan PPA FEB UI, serta jejaring
sosial WhatsApp/e-mail lainnya. Selanjutnya untuk memperkaya hasil analisis penelitian, FGD
kembali dilaksanakan dengan peserta FGD yang terdiri dari: PPPK, IAPI, perwakilan KAP,
perwakilan perusahaan listed dan non-listed, PT BEI, dan PPA FEB UI. Selanjutnya data yang
diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif, structural
equation modeling-partial lease square (SEM-PLS), dan uji beda parametrik.

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 5


Tahapan pelaksanaan penelitian dijabarkan sebagai berikut:
1. Studi Literatur;
2. Penyusunan Kuesioner;
3. FGD (uji kelayakan kuesioner);
4. Update Kuesioner;
5. Penyebaran Kuesioner;
6. Pemilihan Sampel;
7. Sosialisasi Hasil Survei; dan
8. Laporan Penelitian.

ANALISIS KUALITAS AKUNTAN PUBLIK


I. Indeks Kualitas Akuntan Publik
Berdasarkan data dari para responden yang selanjutnya dikumpulkan, lalu diolah dan
dianalisis melalui beberapa teknik sebagaimana disebutkan dalam Metodologi Penelitian.
Selanjutnya diperoleh hasil indeks kualitas Akuntan Publik yang dinilai melalui 5 (lima) dimensi
menghasilkan rata-rata sebagai berikut:

No Dimensi Skor Indeks Kualitas


1 Ethics 5,55
2 People 5,23
3 Process 5,13 5,29 (Sangat Puas)
4 Output 5,37
5 Interaction 5,14
Rata-rata Total (Indeks Kualitas Profesi 5,29
Akuntan Publik tahun 2020)
Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik 5,04
tahun 2019
Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik 5,13
tahun 2018

Selanjutnya berikut ini penjabaran dari komponen-komponen yang dianalisis dalam penentuan
Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik:
1. Dimensi Ethics
Dimensi ethics menunjukkan apakah selama menjalankan tugasnya, tim auditor
berperilaku sebagai Akuntan Publik profesional sesuai dengan kode etik profesi Akuntan
Publik.
Tabel Indeks Kualitas Akuntan Publik per Dimensi – Ethics
p-Value Kesimpulan
No Pernyataan Rata-rata

1. Tim auditor selalu menjaga 5,55 0,021 Berbeda signifikan


kerahasiaan informasi yang diberikan
oleh perusahaan Saudara.
2. Tim auditor menunjukkan integritas 5,51 0,304 Tidak berbeda
dalam melaksanakan proses audit. signifikan

3. Tim auditor bebas dari konflik 5,63 0,138 Tidak berbeda

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 6


kepentingan dengan perusahaan signifikan
Saudara pada tahun penugasan audit
(contoh: ada hubungan keluarga
dengan manajemen/pemilik
perusahaan).
4. Tim auditor telah menjelaskan dan 5,52 0,007 Berbeda signifikan
menyatakan independensinya kepada
perusahaan Saudara sebelum
pelaksanaan audit dimulai.
Total Rata-rata Dimensi Ethics 5,55 0,027 Berbeda signifikan
Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum kualitas Akuntan Publik dari dimensi Ethics
tergolong sangat baik. Namun, adanya responden yang tidak setuju pada pernyataan
terkait integritas, menunjukkan masih adanya profesi Akuntan Publik yang dipandang
memiliki integritas yang kurang dalam melaksanakan proses audit.

2. Dimensi People
Dimensi People menggambarkan apakah tim audit memiliki kompetensi, pengetahuan,
keahlian, dan pengalaman yang memadai.
Tabel Indeks Kualitas Akuntan Publik per Dimensi – People
p-Value Kesimpulan
No Pernyataan Rata-rata

5. Partner audit memahami industri dan 5,39 0,010 Berbeda signifikan


bisnis perusahaan Saudara, termasuk
regulasi yang relevan.
6. Ketua tim auditor di lapangan 5,34 0,277 Tidak berbeda signifikan
(manajer audit) menunjukkan
pemahaman yang baik atas industri
dan bisnis perusahaan Saudara,
termasuk regulasi yang relevan.
7. Ketua tim auditor di lapangan 5,41 0,618 Tidak berbeda signifikan
(manajer audit) menunjukkan
kemampuan teknis yang baik dalam
bidang akuntansi.

8. Anggota tim auditor yang melakukan 5,19 0,268 Tidak berbeda signifikan
pekerjaan lapangan di perusahaan
Saudara memiliki kemampuan teknis
yang baik dalam bidang akuntansi.
9. Komposisi tim audit sudah memadai 5,13 0,051 Berbeda signifikan
sesuai dengan karakteristik dan
kompleksitas perusahaan Saudara
(misalnya: terdapat spesialis IT/ahli
perpajakan jika diperlukan).
10. Jumlah personil tim audit sudah 5,08 0,064 Berbeda signifikan
memadai sesuai dengan ukuran dan
kompleksitas perusahaan Saudara.
11. Setidaknya satu anggota tim auditor 5,03 0,294 Tidak berbeda signifikan
selain partner memiliki sertifikasi CPA.
Total Rata-rata Dimensi People 5,23 0,430 Tidak berbeda signifikan
Hasil pengujian statistik pada detail penyusun dimensi people memperlihatkan adanya
perbedaan yang signifikan pada tingkat pemahaman partner audit atas industri dan

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 7


bisnis perusahaan klien, termasuk regulasi yang relevan dan komposisi tim audit. Hal ini
menandakan perlunya pelatihan atau kegiatan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
industri, perlunya kegiatan reviu atau regulasi terkait komposisi tim audit, terutama
spesialis pada perikatan yang kompleks, industri spesifik atau ikatan audit yang
membutuhkan penggunaan spesialis.

3. Dimensi Process
Dimensi Process berkaitan dengan apakah tim auditor telah menjalankan proses akuntansi
sesuai dengan prinsip-prinsp yang ditetapkan dalam standar akuntansi yang sesuai
dengan tujuan, syarat dan ketentuan dalam ruang lingkup kontrak audit.
Tabel Indeks Kualitas Akuntan Publik per Dimensi – Process
p-Value Kesimpulan
No Pernyataan Rata-rata

12. Tim auditor memberikan penjelasan 5,26 0,086 Tidak berbeda


yang komprehensif mengenai rencana signifikan
pelaksanaan audit yang akan
dilakukan.

13. Jika terdapat pergantian KAP, KAP 5,08 0,004 Berbeda signifikan
yang baru berkomunikasi dengan KAP
sebelumnya melalui koordinasi
manajemen. (jika Perusahaan Saudara
tidak ada pergantian KAP, maka isi
N/A).
14. Tim auditor melakukan diskusi dengan 5,30 0,000 Berbeda signifikan
manajemen/ internal audit/ komite
audit terkait pengendalian internal
perusahaan.
15. Tim auditor melakukan diskusi dengan 5,26 0,000 Berbeda signifikan
manajemen/ internal audit/ komite
audit terkait risiko fraud.
16. Tim auditor melakukan komunikasi 5,12 0,001 Berbeda signifikan
dengan spesialis (contoh: aktuaria,
penilai publik) yang digunakan
perusahaan Saudara (jika Perusahaan
Saudara tidak menggunakan spesialis,
maka isi N/A).
17. Anggota tim audit yang berbeda 3,22 0,020 Berbeda signifikan
berulang kali menanyakan hal yang
sama yang sudah pernah dijelaskan
oleh perusahaan Saudara
sebelumnya.
18. Jika tidak ada keterlambatan data dari 4,99 0,090 Tidak berbeda
klien, tim auditor melaksanakan audit signifikan
sesuai dengan jumlah waktu yang
telah disepakati oleh kedua pihak.
19. Tim auditor melakukan prosedur 5,50 0,034 Berbeda signifikan
konfirmasi dalam pelaksanaan audit.
20. Tim auditor hadir pada saat stock 5,38 0,060 Tidak berbeda
opname. (jika Perusahaan Saudara signifikan

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 8


tidak memiliki persediaan, maka isi
N/A).
21. Tim auditor mendiskusikan dengan 5,30 0,007 Berbeda signifikan
manajemen terkait transaksi pihak
berelasi.
22. Tim auditor mendiskusikan dengan 5,36 0,011 Berbeda signifikan
manajemen terkait asumsi yang
mendasari estimasi akuntansi yang
berdampak signifikan terhadap
laporan keuangan.
23. Tim auditor mendiskusikan dengan 5,38 0,000 Berbeda signifikan
manajemen terkait transaksi setelah
tanggal neraca (subsequent event).
24. Tim auditor melakukan verifikasi atas 5,49 0,002 Berbeda signifikan
bukti- bukti transaksi yang
mendukung angka-angka dalam
laporan keuangan.
Total Rata-rata Dimensi Process 5,13 0,008 Berbeda signifikan
Berdasarkan hasil tersebut, beberapa responden menyarankan agar KAP:
1. Memperhatikan komposisi anggota dalam tim;
2. Meningkatkan kemampuan dan pengalaman tim audit;
3. Meningkatkan koordinasi anggota tim.

4. Dimensi Output
Dimensi output menggambarkan apakah tim audit memberikan laporan yang bermanfaat
dan tepat waktu.
Tabel Indeks Kualitas Akuntan Publik per Dimensi – Output
p-Value Kesimpulan
No Pernyataan Rata-rata

25. Tim auditor menyampaikan temuan-temuan 5,36 0,227 Tidak berbeda


signifikan dengan menggunakan kalimat signifikan
yang jelas dan mudah dipahami.
26. Diskusi akhir dilakukan dengan pihak 5,50 0,003 Berbeda signifikan
manajemen sebelum Laporan Auditor
Independen diterbitkan.
27. Jika terdapat temuan audit (seperti jurnal 5,39 0,129 Tidak berbeda
penyesuaian dan kelemahan pengendalian signifikan
internal), tim auditor memberikan bukti-
bukti dan penjelasan yang komprehensif.
28. Rekomendasi yang diberikan tim auditor 5,24 0,974 Tidak berbeda
relevan dengan kondisi bisnis perusahaan signifikan
Saudara.
Total Rata-rata Dimensi Output 5,37 0,116 Berbeda signifikan
Sebagaimana hasil di atas, nilai paling rendah ada pada elemen pernyataan nomor 28. Hal
ini menunjukkan bahwa tim audit perlu menyampaikan rekomendasi yang lebih relevan
dengan kondisi bisnis perusahaan klien. Untuk itu diperlukan peningkatan pemahaman
mengenai bisnis klien.

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 9


5. Dimensi Interaction
Dimensi interaction berkaitan dengan apakah tim auditor melakukan interaksi yang baik
dengan para pemangku kepentingan yang relevan.
Tabel Indeks Kualitas Akuntan Publik per Dimensi – Interaction
p-Value Kesimpulan
No Pernyataan Rata-rata

29. Tim auditor dapat menjalin komunikasi 5,29 0,867 Tidak berbeda
yang baik dan rutin dengan staf/ signifikan
manajemen perusahaan Saudara.
30. Tim auditor dapat menjalin komunikasi 5,04 0,017 Berbeda signifikan
yang baik dan rutin dengan audit
internal (SPI) perusahaan Saudara (jika
Perusahaan Saudara tidak memiliki
audit internal, maka isi N/A).
31. Tim auditor dapat menjalin komunikasi 5,11 0,003 Berbeda signifikan
yang baik dan rutin dengan komite
audit. (Jika Perusahan Saudara tidak
memiliki komite audit, maka isi N/A).

32. Tim audit mengkomunikasikan 5,12 0,004 Berbeda signifikan


kelemahan pengendalian internal yang
signifikan yang berpengaruh terhadap
pelaporan keuangan kepada komite
audit. (Jika tidak memiliki komite audit,
maka isi N/A).
33. Sebelum tim auditor menyampaikan 5,16 0,001 Berbeda signifikan
hal-hal signifikan dan tidak biasa kepada
komite audit, tim auditor
mengkomunikasikan terlebih dahulu
kepada manajemen.
Total Rata-rata Dimensi Interaction 5,14 0,006 Berbeda signifikan
Hal tersebut menunjukkan komunikasi tim audit dengan klien masih perlu diperbaiki,
terutama komunikasi yang baik dan rutin dengan audit internal dan komite audit
perusahaan klien.

II. Pengaruh Faktor Penentu Kualitas Audit terhadap Kepuasan Pengguna


Jasa Audit
Dalam mengidentifikasi faktor-faktor penentu persepsi pengguna jasa atas kualitas
akuntan, dilakukan uji statistik menggunakan PLS dengan hasil sebagai berikut:

T Statistics
Ethics 1.110

Interaction 32.283***

Output 6.030***

People 47.695***

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 10


Process 19.072***

Keterangan: *** signifikan pada level 1%;

Dengan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa dimensi people, process, interaction, dan
output merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pengguna jasa atas kualitas
profesi Akuntan Publik.

III. Faktor Terkait Pandemi Covid-19


Adanya perubahan proses audit dikarenakan dampak dari pandemi Covid-19, terdapat 6
(enam) pernyataan tambahan sebagai berikut:
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah

1. Apakah pekerjaan lapangan audit (audit field work) 468 (64%) 262 (36%) 730
telah selesai sebelum pertengahan Maret 2020?
2. Jika tidak, apakah auditor menyampaikan 474 (65%) 256 (35%) 730
penjelasan terkait perubahan metode audit
dikarenakan situasi pandemi Covid-19?
3. Apakah auditor berdiskusi dengan manajemen 539 (74%) 191 (26%) 730
terkait dampak pandemi Covid-19 beserta antisipasi
manajemen terhadap dampak tersebut?
4. Apakah dalam opini audit tahun 2019 ada paragraf 283 (39%) 447 (61%) 730
tambahan atau penekanan tertentu dari akuntan
publik terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap
perusahaan?

Tingginya responden yang menyatakan bahwa terdapat diskusi antara tim audit dengan
manajemen terkait pandemi menunjukkan bahwa mayoritas tim auditor telah menyadari
potensi dampak pandemi terhadap perusahaan dan telah menyampaikan hal tersebut kepada
manajemen sedari dini.
ATS S SS N/A Jumlah
No Pernyataan STS TS AS

5. Tim auditor mampu 9 11 20 61 189 74 366 730


membuat prosedur audit
alternatif untuk
mengantisipasi dampak

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 11


pandemi Covid-19 (jika field
work sudah selesai dilakukan
sebelum masa pandemi,
yaitu pertengahan bulan
Maret 2020, maka isi N/A)
6. Selama masa pandemi 11 1 14 44 307 220 133 730
Covid-19, tim auditor tetap
menjalin komunikasi yang
baik dengan perusahaan
saudara untuk penyelesaian
audit.

Berdasarkan hasil di atas, mayoritas responden menyatakan bahwa tim audit tetap
dapat menjalin komunikasi yang baik dengan perusahaan responden untuk penyelesaian
proses audit. Namun, tetap diperlukan peningkatan cara berkomunikasi, terlebih di masa
pandemi ini umumnya pertemuan dilaksanakan secara daring dan tim audit harus mampu
beradaptasi dengan perubahan tersebut.

IV. Masukan Responden untuk Meningkatkan Kualitas Audit


Responden diminta untuk memberikan usulan untuk meningkatkan kualitas profesi
Akuntan Publik, yang sudah diklasifikasi berdasarkan 5 (lima) dimensi yang digunakan. Usulan-
usulan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ethics:
a. Menjaga integritas dan profesionalisme;
b. Menjaga independensi;
c. Menjaga kode etik profesi Akuntan Publik;
2. People:
a. Perlu memutakhirkan pengetahuan dengan mengikuti pelatihan PSAK, audit,
pajak, dan lain-lain;
b. Meningkatkan pemahaman terhadap bisnis klien;
c. Perlu memiliki sertifikasi kompetensi;
d. Memerhatikan komposisi anggota dalam tim;
e. Meningkatkan koordinasi sesama anggota tim;
f. Perlu memerhatikan workload anggota tim;
g. Perlunya anggota tim audit yang berpengalaman.

3. Process:
a. Meningkatkan efesiensi dalam proses audit;
b. Mampu memberikan saran/diskusi terkait implementasi PSAK atau kebijakan
baru;
c. Kooperatif dalam memenuhi deadline.

4. Output:
a. Perlu meningkatkan kemampuan untuk memberikan solusi atas isu yang dialami
klien;
b. Dapat memberikan saran bisnis ke depan kepada klien.

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 12


5. Interaction:
a. Meningkatkan kemampuan interaksi, diskusi, dan komunikasi dengan klien;
b. Lebih responsif dalam bekerja sama dengan klien.

V. Rekomendasi Kebijakan untuk Profesi Akuntan Publik


Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, tim peneliti merumuskan rekomendasi
kebijakan untuk meningkatkan kualitas profesi Akuntan Publik sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan secara berkelanjutan, baik mengenai PSAK, standar audit,
perpajakan, maupun proses bisnis pada industri spesifik. Hal ini dapat ditempuh dengan
mengikuti pelatihan dalam beberapa bidang tersebut dan mengikuti sertifikasi
kompetensi yang relevan. Sehingga, Akuntan Publik dengan pengetahuan yang
mendalam akan dapat membuat proses audit menjadi lebih efisien dan laporan yang
dihasilkan menjadi lebih berkualitas;
2. Usulan meningkatkan kualitas komunikasi Akuntan Publik dengan klien, baik dengan
manajemen, internal audit, komite audit, maupun staf perusahaan. Hal ini dapat ditempuh
dengan mengikutsertakan Akuntan Publik dan tim auditor dalam pelatihan peningkatan
hard-skill maupun soft-skill terkait menjalin komunikasi yang baik dengan klien, baik pada
high level maupun low level management;
3. Memperbaiki koordinasi antara anggota tim audit. Usulan ini timbul karena sering kali tim
auditor yang berbeda meminta data yang sama oleh klien dan apabila terdapat pergantian
tim auditor. Selanjutnya terlihat adanya komunikasi yang kurang baik kepada anggota tim
yang baru, sehingga sering menanyakan hal yang sudah pernah ditanyakan sebelumnya
dimana hal ini dinilai kurang efektif;
4. Melakukan survei kepuasan klien setelah penugasan diselesaikan untuk mendapatkan
feedback dari klien atas kualitas jasa yang diberikan. Usulan ini dimaksudkan agar profesi
Akuntan Publik dapat selalu melakukan evaluasi atas pemberian jasanya dan secara
tanggap melakukan perbaikan atas evaluasi yang diperoleh melalui survei tersebut;
5. Membuat prosedur audit alternatif khususnya pada masa pandemi, sehingga proses audit
tetap dapat berjalan dengan efektif dan pemanfaatan software atau media daring menjadi
lebih optimal.

PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Indeks kualitas profesi Akuntan Publik di Indonesia menurut responden sebesar 5,29
dalam skala 1-6, yang mengindikasikan nilai Sangat Puas. Indeks yang digunakan untuk
mengukur kualitas Akuntan Publik terdiri dari 5 dimensi, yang dibangun berdasarkan teori
dan penelitian sebelumnya, yaitu ethics, people, process, output, dan interaction. Seluruh
dimensi yang digunakan mendapat skor di atas 5.
2. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa dimensi people, process, interaction, dan output
merupakan faktor-faktor yang memengaruhi persepsi pengguna jasa atas kualitas profesi
Akuntan Publik. Namun demikian, dimensi people menjadi faktor yang paling dominan
dalam penilaian kualitas profesi Akuntan Publik, sehingga usulan perbaikan mengenai

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 13


peningkatan kompetensi dan kualitas Akuntan Publik serta tim auditor menjadi perhatian
utama.
3. Kebijakan/formulasi mengenai pembinaan terhadap profesi Akuntan Publik yang masih
dibutuhkan dapat dilakukan sesuai skala prioritas yang ditentukan oleh PPPK.

Modul PPL PPPK – Indeks Kualitas Profesi Akuntan Publik di Indonesia 14

Anda mungkin juga menyukai