Anda di halaman 1dari 18

Auditing ISSN : 2089-7219

PENILAIAN KECURANGAN: PENGALAMAN, PELATIHAN DAN


TINDAKAN SUPERVISI

Michael Prasetya Darma


Mulyani*

Program Studi Akuntansi, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie,
Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350

Abstract

The auditor's inability to detect fraud, is not up to the expectations of financial statement users.
Experiences, Training and Supervision Measures are the 3 most important essential components
an auditor must have in a fraudulent area..The purpose of this research are to conduct research to
prove whether experience, training and supervision actions affect the assessment of fraud.The
survey method with questionary used in this reasarch. The object of this research are auditors
who worked in one of the big four Accounting Firms in Jakarta. The sampling technique used is
purposive sampling. The result of this research shows that the variable of experience, training and
supervision actionhave positive influence to the variable of fraud detection.

Keyword: Auditor Experience, Training , Supervision Action and Fraud Detection

Abstrak

Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan merupakan kemampuan yang erat kaitannya
dengan kepercayaan pemakai terhadap kualitas laporan keuangan. Pengalaman,pelatihan dan
tindakan supervisi merupakan tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam
mendeteksi kecurangan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian apakah
pengalaman, pelatihan serta tindakan supervisi berpengaruh terhadap penilaian kecurangan.
Metode penelitian survei melaui kuesioner digunakan dalam penelitian ini.Para Auditor yang
bekerja pada salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) big four di Jakarta digunakan sebagai obyek
penelitian ini. Teknik pengambilan sampel random sampling digunakan dalam penelitian ini. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: variabel pengalaman, pelatihan dan tindakan supervisi
memiliki pengaruh positif terhadap variabel penilaian kecurangan.

Kata Kunci: Pengalaman Auditor, Pelatihan, Tindakan Supervisi dan Pendeteksian Kecurangan

Pendahuluan eksternal kepada manajemen perusahaan


menjadi meningkat.

P erusahaan memerlukan jasa auditor


dalam memeriksa laporan keuangan
perusahaan. Hal ini bertujuan agar
laporan keuangan perusahaan telah memenuhi
norma pelaporan keuangan, sehingga dapat
Selain memeriksa laporan keuangan,
auditor dituntut untuk dapat memeriksa
apakah terdapat tindakan kecurangan yang
dibuat oleh perusahaan dalam laporan
digunakan oleh pihak eksternal perusahaan keuangan yang dihasilkan. Dalam proses
dan pada akhirnya kepercayaan pihak audit,tidak adanya jaminan kebenaran dari

*
Alamat kini:Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jln Yos Sudarso Kav. 87 Sunter , Jakarta 14350
Penulis untuk Korespondensi: Telp. (021) 65307062 Ext. 708. E-mail: mulyani@kwikkiangie.ac.id

Jurnal Akuntansi 85 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

hasil laporan keuangan. Banyaknya kasus (auditing failure) terhadap Miller Energy
kegagalan auditor dalam menemukan Resources yang berdampak pada peningkatan
kecurangan telah membuat persepsi nilai tercatat asetnya secara signifikan sebesar
masyarakat terhadap auditor menjadi 100 kali lipat dari nilai riilnya di laporan
menurun. Oleh karena itu, kompetensi auditor keuangan tahun 2010. Pada kasus Rolls Royce
sangat mempengaruhi kepercayaan yang melibatkan KPMG dimana KPMG
masyarakat terhadap proses audit laporan terbukti berperan dalam gagal dalam
keuangan perusahaan. mendeteksi fraud dalam laporan keuangan
Rolls-Royce pada tahun 2013. Perusahaan
Salah satu peran auditor ekternal raksasa penyedia mesin jet terbesar di inggris,
adalah memastikan laporan keuangan tidak Rolls-Royce didenda sebesar £671 juta
mengandung salah saji (misstatement) yang (sekitar 11 triliun) atas kasus pemberian suap
material, baik yang disebabkan oleh kepada pejabat eksekutif pemebeli produk
kekeliruan maupun yang disebabkan oleh Rolls Royce yang berafiliasi di Amerika,
kecurangan (fraud). Menurut standar audit, Cina, India, Rusia termasuk Indonesia. Denda
faktor yang membedakan kekeliruan dan ini merupakan denda terbesar sepanjang
kecurangan adalah tindakan yang sejarah Serious Fraud Office (SFO) di inggris.
mendasarinya, apakah kesalahan pada laporan Kasus Rolls Royce juga berdampak pada
keuangan terjadi karena tindakan yang investigasi terhadap KPMG, sebagai auditor
disengaja atau tindakan yang tidak disengaja. Rolls Royce. Pertanyaan publik adalah
Peran auditor adalah memeriksa laporan bagaimana auditor dapat menerbitkan
keuangan tersebut sehingga pemakai laporan laporan atau opini, nyatanya mereka gagal
keuangan akan percaya bahwa laporan menemukan sesuatu yang salah di dalam
keuangan tidak akan menyesatkan. tubuh organisasi yang diauditnya.

Kecurangan semakin marak terjadi Maraknya skandal kecurangan yang


dengan berbagai cara yang terus berkembang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri
sehingga kemampuan auditor dalam telah memberikan dampak besar kepercayaan
mendeteksi kecurangan juga harus publik terhadap profesi akuntan publik.
ditingkatkan.Bagaimanapun juga auditor Pertanyaan besar dalam masyarakat adalah
dituntut untuk tetap mampu mendeteksi mengapa justru semua kasus tersebut
kecurangan seandainya terjadi kecurangan melibatkan profesi akuntan publik yang
dalam melaksanakan tugas auditnya. Masalah seharusnya mereka menjadi pihak ketiga yang
yang timbul adalah auditor juga memiliki independen yang memberikan jaminan atas
keterbatasan dalam mendeteksi fraud. relevansi dan keandalan sebuah laporan
Keterbatasan yang dimiliki auditor akan keuangan. Kecurangan semakin marak terjadi
menyebabkan kesenjangan atau expectation dengan berbagai cara yang terus berkembang
gap antara pemakai jasa auditor yang berharap sehingga kemampuan auditor dalam
agar auditor dapat memberi keyakinan bahwa mendeteksi kecurangan juga harus
laporan keuangan yang disajikan tidak ditingkatkan.
mengandung salah saji dan telah
mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Setiap auditor memiliki kemampuan
yang berbeda dalam mendeteksi kecurangan
Banyak contoh tentang kasus disebabkan karena beberapa faktor, misalnya
kecurangan. Salah satunya, pada tahun 2012 tingkat pengalaman, pelatihan dan tindakan
kasus Miller Energy Resources yang supervisi auditor yang berbeda. Pengalaman
melibatkan Kantor Akuntan Publik KPMG memiliki faktor penting dalam penilaian
dimana KPMG dikenakan denda sebesar $6,2 kecurangan, dalam hal ini ialah auditor yang
juta oleh SEC, karena kegagalan audit sudah lama mengusut kasus kecurangan dan

Jurnal Akuntansi 86 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

tahu akan tindakan-tindakan yang akan beberapa peneliti, misalnya penelitian yang
dilakukan. Seorang auditor dengan jam dilakukan Noviyani dan Bandi (2002), Dina
terbang yang tinggi serta biasa menemukan Purnamasari dan Erna Hernawati (2013), dan
kecurangan dimungkinkan lebih teliti dalam Eko Ferry Anggriawan (2014) menyatakan
mendeteksi kecurangan dibanding auditor bahwa adanya hubungan positif antara
dengan jam terbang yang rendah. Auditor pengalaman auditor dengan pendeteksian
yang berpengalaman adalah auditor yang kecurangan.
mampu mendeteksi, memahami dan bahkan
mencari penyebab dari munculnya Pelatihan memiliki peran yang tidak
kecurangan-kecurangan tersebut. kalah penting dalam melakukan suatu
penilaian kecurangan. Guna menunjang
Pengalaman, Pelatihan dan Tindakan profesionalis- menya auditor dalam
Supervisi merupakan tiga komponen utama melaksanakan tugas auditnya harus
yang sangat penting yang harus dimiliki oleh berpedoman pada standar audit yang
seorang auditor dalam mendeteksi ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
kecurangan. Noviyani dan Bandi (2002), (IAI) yakni standar umum, standar pekerjaan
bahwa auditor yang berpengalaman akan lapangan dan standar pelaporan. Standar
memiliki pengetahuan tentang kekeliruan dan umum merupakan cerminan kualitas pribadi
kecurangan yang lebih banyak sehingga akan yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang
menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam mengharuskan auditor untuk memiliki
mendeteksi kasuskecurangan dibandingkan keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
dengan auditor yang tidak berpengalaman. dalam melaksanakan prosedur audit.
Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan
Pengalaman dapat mempengaruhi standar pelaporan mengatur auditor dalam hal
kemampuan seorang auditor dalam pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang
memprediksi kecurangan yang terjadi dalam dilaksanakan selama melakukan audit serta
sebuah perusahaan. Pengalaman menyangkut mewajibkan auditor untuk menyusun suatu
lamanya bekerja menjadi auditor, banyaknya laporan atas laporan keuangan yang
penugasan yang telah diselesaikan, dan diauditnya secara keseluruhan. Memiliki
banyaknya jenis perusahaan yang pernah pengalaman saja tidaklah cukup jika tidak
ditangani. Semakin lama seseorang menjadi diimbangi dengan pelatihan yang banyak.
auditor, semakin banyak penugasan yang Melalui pengetahuan dan pelatihan itulah
ditangani dan semakin banyak jenis auditor dapat melaksanakan tugas auditnya
perusahaan yang ditangani, maka dapat dengan baik.
dikatakan auditor semakin berpengalaman,
pengalaman tersebut akan meningkatkan Berdasarkan dari fenomena yang
kesadaran auditor jika terjadi kekeliruan dan terjadi karena kurangnya pelatihan sehingga
kecurangan. Auditor yang berpengalaman terdapat kasus yang menimpa pada Bank
juga akan lebih paham terkait penyebab Rakyat Indonesia atau BRI di tahun 2009
kekeliruan yang terjadi, apakah karena murni yang dalam laporan keuangan auditannya
kesalahan baik manusia atau alat ataukah melaporkan laba bersih sebesar Rp132 milyar,
kekeliruan karena kesengajaan yang berarti namun kemudian Kementerian BUMN dan
fraud. Dari pengalaman, auditor dapat belajar Bapepam menyajikan kembali laporan
bagaimana cara yang tepat dalam melakukan keuangan tersebut dan menyatakan
suatu penilaian atau judgement.
keuntungan perusahaan hanya sebesar
Beberapa penelitian terdahulu terkait Rp99,56 miliar, 24,7% lebih rendah dari laba
pengaruh pengalaman auditor terhadap awal yang semula dilaporkan perusahaan.
penilaian kecurangan yang dilakukan oleh Auditor KPMG dinyatakan tidak mampu

Jurnal Akuntansi 87 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

mendeteksi kecurangan yang ada dalam Agar setiap internal auditor di KAP
laporan keuangan tersebut karena kurangnya dapat melaksanakan tugas utamanya dengan
pemahaman kasus yang terjadi pada Bank baik diperlukan peranan supervisi dari lini
Rakyat Indonesia. senior auditor yang dimaksud dengan
supervisi adalah tindakan mengawasi atau
Pelatihan merupakan salah satu sarana mengarahkan penyelesaian pekerjaan agar
untuk menambah dan memperluas terhindar dari suatu yang tidak diinginkan.
pengetahuan serta mengasah keterampilan Seiring dengan perjalanan waktu, supervisi
sebagai seorang auditor yang professional. dikatakan sebagai proses yang dinamis.
Dengan memiliki keterampilan yang lebih
matang maka seorang auditor dapat Penelitian mengenai pengaruh
melaksanakan tugas audit dengan lebih teliti tindakan supervisi terhadap penilaian
dan sesuai dengan standar audit. kecurangan yang sudah dilakukan peneliti
sebelumnya , misalnya penelitian yang
Karim dan Lhaksmi (2008) dilakukan Marietta Sylvie Bolang dan Jenny
mendefinisikan pelatihan sebagai suatu Morasa (2013) tentang tindakan supervisi,
latihan kecakapan, kemahiran, ketangkasan yang menunjukan bahwa tindakan supervise
dalam melaksanakan tugas. Selanjutnya berpengaruh positif terhadap penilaian
dinyatakan pula bahwa pelatihan audit kecurangan , namum penelitian yang
dirancang untuk meningkatkan kompetensi dilakukan Anton Kurniawan, Endar
auditor dalam melakukan audit.Haryanti Pituringsih dan Alamsyah (2015) yang
(2013) menyatakan bahwa pelatihan memiliki menyimpulkan bahwa tindakan supervisi
fungsi-fungsi edukatif, administratif dan auditor tidak berpengaruh terhadap penilaian
profesional. Fungsi edukatif mengacu pada kasus kecurangan.
peningkatan kemampuan profesional, Sampel dalam penelitian ini adalah
kepribadian, dedikasi dan loyalitas pada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan
organisasi. Fungsi administrasi mengacu pada Publik (KAP) KPMG di Jakarta dengan
pemenuhan syaratsyarat administrasi, seperti periode penelitian tahun 2017 yang
promosi dan pembinaan karir. Salah satu diharapkan dapat memberikan data yang
pelatihan dalam pendeteksian kecurangan akurat.
ialah fraud audit training, yaitu salah satu
teknik atau pelatihan agar auditor mampu Kajian Teoritis dan Hipotesis
menginvestigasi dan mendeteksi kecurangan
yang ada dalam laporan keuangan perusahaan Pengalaman
(Lhaksmi, 2008).
Audit menuntut keahlian dan
Faktor lain yang mempengaruhi profesionalisme yang tinggi. Keahlian
penilaian kecurangan adalah tindakan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh
supervisi. Seorang auditor juga memerlukan pendidikan formal saja tetapi banyak faktor
suatu tindakan supervisi yang dapat lain yang mempengaruhi antara lain adalah
membantunya dalam meningkatkan motivasi pengalaman.. Semakin banyak pengalaman
dalam bekerja sehingga dapat bekerja dengan yang diperoleh, maka semakin meningkat pula
baik. Adanya tindakan supervisi dan keahlian yang dimiliki seseorang. Penggunaan
tumbuhnya motivasi kerja sangat menentukan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa
prestasi kerja (kinerja). Kinerja seringkali tugas yang dilakukan secara berulang-ulang
identik dengan kemampuan (ability) seorang memberikan peluang untuk belajar
auditor bahkan berhubungan dengan melakukannya dengan yang terbaik.
komitmen terhadap profesi.

Jurnal Akuntansi 88 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

Beberapa definisi berikut akan “Pelatihan merupakan salah satu


memberikan penjelasan tentang pengalaman usaha untuk mengembangkan sumber daya
itu sendiri, antara lain: manusia , terutama dalam hal pengetahuan
(Knowledge), kemampuan (Ability), dan
Menurut Sucipto (2007) pengalaman keahlian (Skill) dan sikap (attitude).”
adalah pengetahuan atau keahlian yang
diperoleh dari suatu peristiwa melalui Pelatihan merupakan bagian dari
pengamatan langsung maupun berpartisipasi suatu proses pendidikan yang tujuannya
dalam peristiwa tersebut. Pengalaman akan untuk meningkatkan kemampuan dan
mempengaruhi sensitivitas auditor terhadap keterampilan khusus seseorang atau
isyarat-isyarat kecurangan. kelompok. Pelatihan adalah suatu proses
pendidikan jangka pendek yang
Anggriawan (2014) mengatakan menggunakan prosedur sistematis dan
bahwa pengalaman akan memberikan terorganisir dimana staf mempelajari
pelajaran terhadap jenis dari kecurangan- pengetahuan dan keterampilan teknis dalam
kecurangan yang pernah ditemukan auditor. tujuan yang terbatas (Ayuni, 2008)
Auditor yang berpengalaman menyimpan
Berdasarkan pengertian diatas, maka
banyak hal dalam ingatannya sehingga dapat
dapat disimpulkan bahwa pelatihan
mengembangkan pemahaman yang baik
merupakan suatu proses pendidikan jangka
terhadap kasus yang dihadapi.
pendek guna memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan dan
Akram, Inapty dan Sukriah (2009),
keterampilan yang khusus agar mampu
menyatakan bahwa seorang karyawan yang
melakukan sesuatu. Pengetahuan yang harus
memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan
dimiliki dan didapat oleh auditor tersebut
memiliki keunggulan dalam beberapa hal
yaitu pengetahuan mengenai hal – hal yang
diantaranya:
berkatian dengan tindakan kecurangan
a) Mendeteksi kesalahan
(Fraud), sehingga fraud yang kerap terjadi
b) Memahami kesalahan
dalam suatu organisasi dapat dicegah dan
c) Mencari penyebab munculnya
dideteksi keberadaannya.
kesalahan
Oleh karena itu , auditor yang kurang Pelatihan di bidang fraud auditing
berpengalaman tentunya akan berbeda dengan merupakan salah satu kegiatan
yang telah cukup berpengalaman dengan masa pengembangan auditor untuk meningkatkan
masa kerja yang lebih lama dalam pekerjaan kualitas auditnya. Dengan adanya pelatihan
dan keputusan audit. Auditor yang kurang ini, diharapkan dapat meningkatkan kinerja
berpengalaman akan melakukan tingkat dan produktifitas auditor, yang pada akhirnya
kemungkinan kesalahan yang lebih besar meningkatkan produktifitas Kantor Akuntan
dibandingkan dengan auditor yang Publik (KAP) secara keseluruhan. Sebaiknya
berpengalaman. pelatihan dan pengembangan auditor
dilakukan secara berkala dan teratur.
Pelatihan
Tindakan Supervisi
Dalam rangka memenuhi persyaratan
Supervisi merupakan hal pendukung
sebagai seorang auditor yang profesional,
yang besar dalam membuat pola pikiran dari
auditor harus menjalani pelatihan yang
seorang auditor untuk menjauhi segala jenis
cukup. Definisi pelatihan menurut Tanjung
kecurangan yang dimaksud dengan supervisi
dan Arep (2002) adalah sebagai berikut :
adalah pengawasan utama, pengontrolan

Jurnal Akuntansi 89 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

tertinggi atau penyeliaan (Kamus Besar harus bisa membawa timnya ke target yang
Bahasa Indonesia). telah ditetapkan. Mendelegasikan sebagian
tugas-tugasnya, terutama yang bersifat teknis
Tindakan Supervisi disebutkan dalam lapangan kepada auditor pemula akan lebih
Statement on Auditing Standard (SAS) efektif apabila terdapat keterbatasan waktu
Nomor 22 tentang Standar lapangan pertama dan tenaga. Jadi, apabila tugastugas lainnya
berbunyi “the work is to be adequately perlu didelegasikan kepada anggota tim.
planned and assistants, if any , are to be “Example is the best policy.” Mungkin
properly supervised”, Akuntan sebagai pihak prinsip inilah yang penting untuk diterapkan
yang harus disupervisi di lingkungan Kantor dalam melakukan tindakan supervisi.
Akuntan Publik (KAP), karena banyak para Seringkali kata-kata saja kurang efektif dan
akuntan yang bekerja tidak sesuai dengan sulit untuk dimengerti, maka dalam kondisi
standart yang berlaku sehingga Kantor seperti ini dibutuhkan suatu tindakan yang
Akuntan Publik (KAP) sering mengalami tepat seperti memberikan contoh konkret
ketidakpuasan kerja. Penyebab tidak puas bagaimana bersikap dan bagaimana
yang dicetuskan oleh (Abercht et al 1981) ini melakukan tugas agar terhindar dari kasus
antara lain : kecurangan.
a) Kurangnya pemberian umpan balik
(feedback) Memberikan pengarahan kepada anak
b) Kemampuan kurang dimanfaatkan buah (auditor pemula) untuk melakukan
c) Kurangnya Supervisi pekerjaan, seorang supervisor perlu memiliki
d) Rendahnya kesempatan untuk keterampilan teknis yang cukup yang
berpartisipasi menyangkut teknis penyelesaian pekerjaan di
e) Kurangnya pujian untuk pekerjaan yang unit yang terkait. Kebutuhan yang paling
dilakukan dengan baik penting bagi akuntan yang berkaitan dengan
kerja adalah evaluasi secara fair (adil)
Hal-hal ini bisa menyebabkan kurangnya terhadap dirinya, kemudian kebutuhan kedua
profesionalisme akuntan dalam melaksanakan yang penting adalah supervisi yang kompeten
tugasnya , sehingga akan berdampak pada dan fair.
pandangan negative dalam melakukan
tugasnya seperti kemampuan dalam Penilaian Kecurangan
mendeteksi kecurangan. Sehingga penting
Auditor adalah seseorang yang
sekali tugas senior atau atasan di Kantor
mengemban kepercayaan publik, oleh karena
Akuntan Publik (KAP) dalam melakukan
itu, auditor harus memiliki kemampuan yang
tindakan supervisi terhadap auditor, khusus
akan digunakannya dalam melaksanakan
nya auditor yang masih belum
tugas audit. Salah satu kemampuan yang
berpengalaman.
harus dimiliki auditor adalah kemampuan
untuk mendeteksi kecurangan yang dapat saja
Melakukan tugas dengan baik dibutuhkan terjadi dalam tugas auditnya.
keterampilan bukan hanya keterampilan
teknis melainkan juga keterampilan dalam Dalam penelitian ini kemampuan
supervisi. Dengan supervisi, dapat mendeteksi kecurangan berarti proses
memberikan inspirasi kepada bawahan untuk menemukan atau menentukan suatu tindakan
bersama-sama menyelesaikan tugas atau ilegal yang dapat mengakibatkan salah saji
pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu
dalam pelaporan keuangan yang dilakukan
yang lebih cepat, cara yang lebih mudah dan secara sengaja. Cara yang dapat digunakan
hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan
untuk mendeteksi kecurangan adalah dengan
sendiri. Demikian pula dengan seorang melihat tanda, sinyal, atau red flags suatu
manajer, supervisor atau pemimpin unit, ia tindakan yang diduga menyebabkan atau

Jurnal Akuntansi 90 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

potensial menimbulkan kecurangan. Secara dapat membantu langkah selanjutnya untuk


garis besar, tanda-tanda yang digunakan untuk memperoleh bukti awal atau mendeteksi
mengindikasikan kecurangan dibagi menjadi adanya kecurangan.
dua yaitu tanda-tanda kecurangan yang
berasal dari dalam dan luar perusahaan (Eko Setelah mengetahui cara untuk
Ferry Anggriawan , 2014). Tanda-tanda yang mendeteksi kecurangan, seorang auditor,
berasal dari dalam perusahaan meliputi khususnya auditor pemerintah wajib untuk
penyimpangan pemakaian produksi yang memperhatikan sikap-sikapnya sesuai dengan
ditunjukkan oleh beberapa laporan produksi standar profesinya karena jika tidak diikuti
yang telah diubah, pengubahan catatan untuk oleh sikap dari auditor itu sendiri, cara
menyembunyikan transaksi ilegal, tersebut akan menjadi sia-sia. Auditor dapat
penghilangan catatan-catatan yang dapat gagal dalam mendeteksi kecurangan yang
membuktikan terjadinya manipulasi, dan lain- terjadi atau bahkan setelah mengetahui
lain. Sedangkan tanda-tanda kecurangan yang adanya kecurangan tersebut, auditor ikut
berasal dari luar perusahaan meliputi terlibat dalam menyembunyikan kecurangan
kelebihan pembebanan jasa dan bahan, tersebut. Sikap minimal yang harus
tagihan yang salah dikirimkan ke perusahaan dipertahankan auditor sesuai dengan standar
yang salah akibat pemalsuan faktur, umum profesinya, yaitu sikap kompetensi,
kekurangan bukti pendukung untuk suatu independensi, dan profesionalisme (SPKN,
pembayaran barang dan jasa, dan lain-lain. 2007).

Tipe tindakan kecurangan Kompetensi diperlukan agar auditor


berhubungan dengan gejala-gejala yang dapat dapat mendeteksi dengan cepat dan tepat ada
digunakan sebagai sinyal adanya kecurangan. tidaknya kecurangan serta trik-trik rekayasa
Hillison et al. (1999 dalam Marcellina yang dilakukan dalam melakukan kecurangan
Widiyastuti dan Sugeng Pamudji, 2009) tersebut karena keahlian yang dimilikinya
menyampaikan beberapa bentuk sinyal dapat menjadikannya lebih sensitif (peka)
kecurangan, meliputi adanya dokumen yang terhadap tindak kecurangan (Lastanti, 2005).
hilang, adanya pembayaran ganda, adanya Independensi diperlukan agar auditor bebas
jumal yang tidak biasa pada awal atau periode dari kepentingan dan tekanan pihak manapun,
akuntansi, adanya komplain dari pelanggan, sehingga auditor dapat mendeteksi ada atau
adanya pembayaran atau pengeluaran yang tidaknya kecurangan pada perusahaan yang di
tidak masuk akal, dan lain-lain. auditnya dengan tepat, dan setelah kecurangan
tersebut terdeteksi, auditor tidak ikut terlibat
Selain dengan melihat tanda atau
dalam mengamankan praktik kecurangan
sinyal terjadinya kecurangan, petunjuk
tersebut (Lastanti, 2005). Sedangkan
kecurangan lainnya yaitu dengan melihat ada
profesionalisme diperlukan agar auditor dapat
tidaknya red flags. Red flags merupakan suatu
memperoleh keyakinan memadai bahwa
kondisi yang janggal atau berbeda dengan
laporan keuangan yang di auditnya bebas dari
keadaan normal. Dengan kata lain, red flags
salah saji material, baik yang disebabkan oleh
adalah petunjuk atau indikasi akan adanya
kekeliruan maupun kecurangan.
sesuatu yang tidak biasa dan memerlukan
penyidikan lebih lanjut (Sitinjak, 2008).
Meskipun timbulnya red flags tidak selalu Hipotesis Penelitian
mengindikasikan adanya kecurangan, namun
Ha1 : Pengalaman Auditor berpengaruh positif
red flags ini biasanya selalu muncul di setiap
terhadap Pendeteksian Kecurangan.
kasus kecurangan yang terjadi sehingga dapat
Ha2 : Pelatihan Auditor berpengaruh positif
menjadi tanda peringatan bahwa kecurangan
terhadap Pendeteksian Kecurangan.
(fraud) terjadi (Amrizal, 2004). Pemahaman
dan analisis lebih lanjut mengenai red flags,

Jurnal Akuntansi 91 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

Ha3: Tindakan Supervisi berpengaruh positif Di dalam pengujian kualitas data


terhadap Pendeteksian Kecurangan. terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas,
penulis akan melakukan uji validitas dan
Metode Penelitian uji reliabilitas sebanyak dua kali. Yang
pertama akan dilakukan pra-kuesioner
Objek dalam penelitian ini adalah kepada sampel 30 responden. Jika semua
para auditor yang bekerja pada salah satu butir pertanyaan dinyatakan valid dan
Kantor Akuntan Publik (KAP) big four di reliabel, maka seluruh butir pertanyaan
Jakarta dengan periode penelitian tahun 2017. dapat digunakan untuk tahap kedua, yaitu
Untuk memperoleh data yang diperlukan pengumpulan data kuesioner kepada 100
dalam penulisan skripsi ini, teknik responden.
pengumpulan data yang digunakan penulis
adalah metode survei dengan kuesioner. 3. Uji Asumsi Klasik
Kuesioner yang dibagikan penulis melibatkan Pengujian model regresi dalam
60 responden. menguji hipotesis haruslah menghindari
kemungkinan terjadinya penyimpangan
Teknik pengambilan sampel yang asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang
digunakan penulis adalah randomsampling, akan diuji adalah uji normalitas, uji multi-
dimana penentuan sampel penelitian kolinieritas,dan uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan beberapa pertimbangan
tertentu yang bertujuan agar data yang 4. Uji Hipotesis
diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Uji hipotesis pada penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda.
Program komputer yang digunakan Analisis ini bertujuan untuk mengukur
oleh penulis dalam mengelolah data yang kekuatan antara dua variabel atau lebih
diperoleh adalahIBM SPSS Statistics (variabel independen terhadap variabel
20.0.Teknik analisis data yang digunakan dependen). Persamaan regresi berganda
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: dirumuskan:

1. Uji Skala Likert PK = α + β1PGL + β2PLT + β3TSV+ ε


kala yang dipakai dalam penyusunan Keterangan:
kuesioner adalah skala ordinal atau sering PK : Penilaian Kecurangan
disebut skala likert, yaitu skala yang berisi α : Konstanta Regresi
lima tingkat preferensi jawaban dengan β1,β2, β3: Koefisien Regresi
pilihan sebagai berikut; PGL : Pengalaman Auditor
PLT : Pelatihan Auditor
Skor Pendapat TSV : Tindakan Supervisi Auditor
ε : Error
1 Sangat Tidak Setuju
Uji hipotesis yang digunakan dalam
2 Tidak Setuju penelitian ini adalah koefisien
3 Ragu-ragu atau Netral determinasi, uji F, dan uji t.

4 Setuju

5 Sangat Setuju

2. Uji Kualitas Data


Hasil Penelitian

Jurnal Akuntansi 92 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

variabel supervisi auditor 4 artinya rata – rata


1. Uji Kualitas Data setuju dan rata rata variabel Penilaian
Kecurangan 3.97 yang artinya rata –rata ragu -
Uji Validitas ragu
Uji validitas dilihat dengan 2. Uji Asumsi Klasik
membandingkan antara r hitung dengan r
tabel. Jika rhitung > r tabel, maka dapat Uji Normalitas
dikatakan valid, dimana r tabel untuk n=30
adalah 0,3061. Berdasarkan hasil pengolahan Uji normalitas dilakukan untuk
data yang terlihat pada tabel 1 didapatkan mengetahui apakah data dari model regresi
nilai untuk variabel pengalaman auditor nilai berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
terkecilnya 0,848, variabelpelatihan auditor data dalam penelitian ini menggunakan uji
nilai terkecilnya 0,787, variable tindakan Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifi-
supervise nilai terkecilnya 0,761 dan variabel kansi lebih besar dari 5%, maka dapat
penilaian kecurangan nilai terkecilnya 0,793. dikatakan bahwa variabel tersebut
Hasil ini membuktikan bahwa setiap butir dari berdistribusi normal.Dari hasil uji normalitas
pertanyaan di kuesioner adalah valid. pada tabel 4 dengan uji Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000.
Uji Reliabilitas Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05
sehingga menunjukkan bahwa data pada
Dalam penelitian ini, penulis model tersebut tidak berdistribusi normal,
menggunakan Cronbach Alpha (α) untuk namun menurut The Central Limit Theorem
melakukan uji reliabilitas. Setelah dalam Widya dan Sandra (2014) mengatakan
mendapatkan Cronbach Alpha (α), maka bahwa jika ukuran sampel setidaknya
penulis akan membandingkan dengan nilai berjumlah tiga puluh sampel, berarti sampel
standar output alpha yaitu sebesar 0,70. dari populasi tersebut telah terdistribusi
Keandalan konsistensi antar item atau normal.
koefisien keandalan Cronbach Alpha dapat
dilihat pada tabel 2 dimana untuk variabel Uji Multikolinieritas
pengalaman auditor sebesar 0,850, variabel
pelatihan auditor sebesar 0,799, variabel Uji multikolinieritas bertujuan untuk
tindakan supervise sebesar 0,713 dan variabel menguji apakah dalam model regresi
penilaian kecurangan sebesar 0,722. Data ini ditemukan adanya korelasi antar variabel
menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki bebas (variabel independen). Multikolinieritas
indeks reliabilitas yang lebih tinggi daripada dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL
0,700 yang berarti semua variabel adalah (Tolerance) dan VIF (Varian Inflation Factor)
reliabel. dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikatnya. Dari hasil uji
Statistik Deskriptif multikolinieritas pada tabel 5 menunjukkan
bahwa nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai
Variabel yang digunakan dalam statistik VIF kurang dari 10 maka dalam model regresi
deskriptif ini meliputi Pengalaman Auditor ini dapat ditarik kesimpulan antara variabel
Pelatihan Auditor , Tindakan Supervisi independen yang terdapat dalam model
auditor dan kecurangan audit seperti yang menunjukan tidak adanya multikolinearitas.
dilihat pada tabel 3 dimana pada variabel
pengalaman auditor memiliki rata rata total Uji Heteroskedastisitas
jawaban 4.11 artinya rata – rata jawaban
setuju, rata rata variabel pelatihan auditor 4.10 Uji heteroskedastisitas bertujuan
artinya rata – rata jawaban setuju, rata rata untuk menguji apakah dalam model regresi

Jurnal Akuntansi 93 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

terjadi ketidaksamaan varians dari residual independen yaitu pengalaman , pelatihan dan
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. tindakan supervisi, sedangkan sisanya yaitu
Model regresi yang baik adalah sebesar 59,1% dijelaskan oleh faktor-faktor
homokedastisitas atau tidak terjadi adanya lain di luar model penelitian ini.
heteroskedastisitas. Cara yang digunakan
untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah Uji F
dengan menggunakan uji statistik Spearman’s
Rho.Berdasarkan hasil uji statistik Uji keberartian model dilakukan
Spearman’s Rho pada tabel 6, dapat melalui uji F dengan membandingkan nilai F
ditemukan bahwa dalam hasil penelitian ini dan signifikansi hasil F tabel.Nilai signifikansi
untuk variabel independen lebih besar dari dari tabel 8 menunjukkan adanya nilai yang
0,05 sehingga menunjukkan bahwa tidak signifikan. Oleh karena itu, menunjukkan
terjadi heteroskedastisitas. adanya hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen yang signifikan.
3. Uji Hipotesis Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat cukup bukti bahwa variabel
Uji Koefisien Determinasi (R2) independen yaitu pengalaman, pelatihan dan
tindakan supervisi secara bersama-sama
Uji koefisien determinasi (R2) pada berpengaruh secara signifikan terhadap
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel dependen yaitu penilaian kecurangan.
model menerangkan variabel independen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol Uji t
dan satu. Dari hasil uji koefisien determinasi Persamaan regresi linier berganda
pada tabel 7 menunjukkan bahwa besarnya dalam penelitian ini didapatkan sebagai
Adjusted R Square pada model summary berikut:
adalah 0,409 yang berarti 40,9% variasi
penilaian kecurangan dijelaskan oleh variabel

PK = 1,618 + 0,704 PGL + 0,032 PLT + 0,104TSV

signifikansi yang dipakai adalah α = 5%.


Dari persamaan di atas dapat Berdasarkan hasil uji di atas menunjukkan
diketahui bahwa konstanta sebesar 1,618 bahwa variabel pengalaman , pelatihan dan
menyatakan bahwa variabel independen tindakan supervisi auditor memberikan
dianggap konstan, maka rata-rata penilaian pengaruh yang signifikan terhadap variabel
kecurangan sebesar 1,618. Koefisien regresi penilaian kecurangan karena nilai signifikansi
pengalaman auditor sebesar 0,704 tiap-tiap variabel < 0,05 yaitu untuk
menyatakan bahwa setiap kenaikan faktor pengalaman auditor sebesar 0,000 , untuk
pengalaman auditor (X1) akan menambah pelatihan auditor sebesar 0,022 dan untuk
sebesar 0,704 penilaian kecurangan (Y) , tindakan supervisi sebesar 0,017. Sehingga
koefisien regresi pelatihan auditor sebesar dapat disimpulkan, pengalaman , pelatihan
0,032 menyatakan bahwa setiap kenaikan dan tindakan supervisi auditor memberikan
faktor pelatihan auditor (X2) akan menambah pengaruh terhadap penilaian kecurangan.
sebesar 0,032 penilaian kecurangan (Y).
Koefisien regresi tindakan supervisi sebesar
0,104 menyatakan bahwa setiap kenaikan
faktor tindakan supervise (X3) akan
menambah 0,104 penilaian kecurangan (Y) Pembahasan
Dalam tabel 9 dapat dilihat nilai
signifikansi tiap-tiap variabel dimana nilai

Jurnal Akuntansi 94 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

Berdasarkan hasil analisis yang berpengaruh positif terhadap penilaian


dilakukan pada penelitian ini, maka hasil kecurangan. Adapun besarnya hubungan
penelitian yang diperoleh sebagai berikut: variabel terikat (penilaian kecurangan)
1. Pengalaman Auditor yang bisa dijelaskan oleh variabel bebas
Pengaruh variabel pengalaman (pengetahuan dan pengalaman auditor)
auditor dapat dilihat dari uji t dengan sebesar 40.9% yang dapat dilihat dari nilai
nilai signifikansi 0,000 yang Adjusted R Square.
menunjukkan bahwa nilai signifikansi Pelatihan auditor sangat berpengaruh
tersebut < 0,05. Hal ini menyatakan, terhadap penilaian kecurangan. Seorang
pengalaman auditor berpengaruh positif auditor yang memiliki latihan yang
terhadap penilaian kecurangan. Adapun banyak, tingkat pendidikan yang tinggi,
besarnya hubungan variabel terikat serta ilmu dan pelatihan yang dimiliki
(penilaian kecurangan) yang bisa selama menjadi auditor merupakan dasar
dijelaskan oleh variabel bebas yang digunakan dalam melakukan audit
(pengalaman , pelatihan dan tindakan untuk melacak adanya temuan
supervisi auditor) sebesar 40,9% yang kecurangan. Tingkat pelatihan yang
dapat dilihat dari nilai Adjusted R dimiliki auditor merupakan hal yang
Square. sangat penting yang dapat mempengaruhi
Pengalaman auditor sangat auditor dalam mengambil keputusan.
berpengaruh terhadap penilaian Hasil penelitian ini juga konsisten
kecurangan. Pengalaman yang dimiliki dengan hasil penelitian sebelumnya yang
oleh auditor akan sangat membantu dilakukan oleh Lhaksmi (2008) yang
auditor dalam melaksanakan pekerjaan. menyatakan bahwa seorang auditor yang
Auditor yang berpengalaman tidak hanya memiliki frekuensi pelatihan yang banyak
memiliki kemampuan untuk menemukan akan memiliki kematangan dan
kecurangan tetapi juga auditor tersebut keterampilan dalam melaksanakan tugas
dapat memberikan penjelasan yang lebih auditnya sehingga dapat mendeteksi
akurat dibanding auditor yang kurang fraud.
pengalaman.
Hal ini juga sejalan dengan 3. Tindakan Supervisi
penelitian yang dilakukan oleh Noviyani Pengaruh variabel pengalaman
dan Bandi (2002) menyatakan bahwa auditor dapat dilihat dari uji t dengan nilai
adanya hubungan positif antara signifikansi 0,034 yang menunjukkan
pengalaman auditor dengan pendeteksian bahwa nilai signifikansi tersebut < 0,05.
kecurangan. Semakin berpengalaman Hal ini menyatakan, pengalaman auditor
auditor maka akan semakin tinggi tingkat berpengaruh positif terhadap penilaian
pendeteksian kecurangan. Auditor yang kecurangan. Adapun besarnya hubungan
berpengalaman juga akan lebih paham variabel terikat (penilaian kecurangan)
terkait penyebab kekeliruan yang terjadi, yang bisa dijelaskan oleh variabel bebas
apakah karena murni kesalahan baik (pengetahuan dan pengalaman auditor)
manusia atau alat ataukah kekeliruan sebesar 40,9% yang dapat dilihat dari nilai
karena kesengajaan yang berarti fraud. Adjusted R Square.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
2. Pelatihan Auditor penelitian sebelumnya yang dilakukan
Pengaruh variabel pengalaman oleh Jenny Morasa (2013) yaitu dimana
auditor dapat dilihat dari uji t dengan nilai tingkat arah dan bimbingan supervisi yang
signifikansi 0,044 yang menunjukkan dilakukan atasan kepada bawahan akan
bahwa nilai signifikansi tersebut < 0,05. meningkatkan kualitasnya , karena dengan
Hal ini menyatakan, pengalaman auditor jenjang arahan yang memadai dan

Jurnal Akuntansi 95 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

konsisten akan meningkatkan wawasan


serta kemampuan seorang auditor untuk Amrizal. 2004. Pencegahan dan Pendeteksian
memegang tanggung jawab dalam Kecurangan Oleh Auditor Internal.
menjalankan tugasnya.
Anggriawan, E. F. 2014. Pengaruh
Simpulan Pengalaman Kerja, Skeptisme
Profesional dan Tekanan Waktu
Berdasarkan data yang diperoleh dan Terhadap Kemampuan Auditor
hasil analisis yang dilakukan pada penelitian Dalam Mendeteksi Fraud (Studi
ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Empiris Pada Kantor Akuntan Publik
1. Terbukti bahwa variabel Pengalaman Di DIY). Jurnal Nominal/Volume III
berpengaruh positif terhadap penilaian Nomor 2/Tahun 2014.
kecurangan
2. Terbukti bahwa variabel Pelatihan Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler.
berpengaruh positif terhadap Penilaian 2017. Metode Penelitian Bisnis. Edisi
kecurangan. 12. (Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
3. Terbukti bahwa variabel tindakan
supervise berpengaruh positif terhadap Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis
penilaian kecurangan. Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit
Saran Universitas Diponegoro.

Dalam proses penelitian ini, peneliti Anggriawan. 2014. Pengalaman akan


memiliki keterbatasan, yaitu jumlah sampel Memberikan Pelajaran Terhadap Jenis
yang digunakan dan penggunaan variabel dari Kecurangan-Kecurangan
independen dalam penelitian ini. Untuk itu,
saran yang dapat diberikan bahwa: Kurniawan, Anton., Endar Pituringsih dan
Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan Alamsyah. 2015. Pengetahuan,
penelitian serupa, sebaiknya memperluas Pengalaman, Pelatihan Profesional,
populasi penelitian. Populasi penelitian tidak dan Tindakan Supervisi Dalam
hanya diambil dari kantor akuntan publik Mendeteksi Kecurangan (Studi
KPMG saja. Empiris pada Inspektorat Provinsi
NTB dan Kabupaten/Kota se-Pulau
Penelitian selanjutnya hendaknya memilih Lombok). Jurnal Akuntansi Aktual,
variabel yang lebih baru dan belum pernah Vol. 3, Nomor 1, Januari 2015, hlm.
digunakan dalam penelitian lainya yang dapat 11-21.
mempengaruhi penilaian kecurangan.
Karim dan Lhaksmi 2008 Pengaruh
Penelitian selanjutnya diharapkan tidak
Pendidikan , Pelatihan dan
hanya menggunakan data yang berasal dari Pengalaman Terhadap Mendeteksi
survei melalui kuisioner saja, tetapi perlu Kecurangan.
menambah informasi yang relevan berdasar
wawancara atau dokumen langsung dalam Mulyadi. 1992. Pemeriksaan Akuntansi. Edisi
kegiatan lapangan KAP. 4. Yogyakarta: BP-STIE YKPN.

Noviyani, Putri dan Bandi. 2002. Pengaruh


Pengalaman dan Pelatihan Terhadap
Struktur Pengetahuan Auditor
Tentang Kekeliruan.
Daftar Pustaka

Jurnal Akuntansi 96 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

Purnamasari, Dina dan Erna Hernawati. 2013. Widiyastuti, Marcellina dan Sugeng Pamudji.
Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman, 2009. Pengaruh Kompetensi,
Pengetahuan dan Perilaku Independensi dan Profesionalisme
Disfungsional Terhadap Kualitas Terhadap Kemampuan Auditor
Audit. Jurnal NeO-Bis, Volume 7, Dalam Mendeteksi Kecurangan
Nomor 2, Desember 2013. (Fraud). Value Added, Vol. 5, No. 2,
Maret 2009 - Agustus 2009.
Refleksi untuk Profesi Auditor atas Kasus
KPMG. 2017, Oktober 10). Retrieved Statement on Auditing Standard (SAS)
from WartaEkonomi.co.id: Nomor 22 tentang Standar
https://www.wartaekonomi.co.id/read lapangan pertama dalam Pengaruh
154644/refleksi-untuk-profesi- tindakan Supervisi terhadap
auditor-atas-kasus-kpmg-dan-
auditor pemula
pwc.html

Sucipto 2007. Pengaruh Independensi, Tanjung dan Arep. 2002. Analis Pengaruh
Pengalaman, Due Professional Care Pengalaman dan Pelatihan Auditor
dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Terhadap Pengetahuan Auditor
Audit. Simposium Nasional Akuntansi Dalam Mentdeteksi Kecurangan.
XIII, Purwokerto 2010. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan,
Volume 4, No. 1, Januari 2015,
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Halaman 1-8.
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta. KPMG facing problem rolls royce bribery
revelation. 2017, Oktober 10).
Marietta Sylvie Bolang dan Jenny Morasa Retrieved from dailymail.co.uk:
2013. Pengaruh Tindakan Supervisi http://www.dailymail.co.uk/news/arti
dan Pelatihan auditor Terhadap cle-4150212/KPMG-facing-probe-
Pendeteksian kecurangan pada Rolls-Royce-bribery-revelation.html
perusahaan.
Kasus fraud audit pada bank BRI . 2015, Juni
Tim Penyusun Standar Pemeriksaan 17). Retrieved from
Keuangan Negara (SPKN). 2007. Kompasiana.com:
Standar Pemeriksaan Keuangan https://www.kompasiana.com/ema_su
Negara. Jakarta: Badan Pemeriksa rya/kasus-fraud-audit-pada-bank-
Keuangan Republik Indonesia. bri_556c4a38c823bdd4038b456f

Jurnal Akuntansi 97 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

Lampiran
Tabel 1
Uji Validitas

No Variabel Pertanyaan r hitung Keterangan

1 Pengalaman 1 0,848 Valid


Auditor
2 0,931 Valid

3 0,856 Valid

2 Pelatihan 1 0,787 Valid


Auditor
2 0,904 Valid

3 0,890 Valid

3 Tindakan 1 0,761 Valid


Supervisi
2 0,825 Valid

3 0,841 Valid

4 Penilaian 1 0,793 Valid


Kecurangan
2 0,809 Valid

3 0,822 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian (Lampiran Output SPSS)

Jurnal Akuntansi 98 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

Tabel 2
Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach Sandar Keterangan


Output
Alpha (α)
Alpha

1 Pengalaman 0,850 0,700 Reliabel


Auditor

2 Pelatihan 0,799 0,700 Reliabel


Auditor

3 Tindakan 0,713 0,700 Reliabel


Supervisi

4 Penilaian 0,722 0,700 Reliabel


Kecurangan

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian (Lampiran Output SPSS)

Tabel 3
Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maximum Mean


Pengalaman 3 5 4.11
Auditor
Pelatihan 3 5 4.10
Auditor
Tindakan 3 5 4
Supervisi
Penilaian 3 5 3.97
Kecurangan
Sumber:Data Primer yang diolah

Jurnal Akuntansi 99 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
Coefficientsa

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 100

Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.97558827

Absolute .050

Most Extreme Differences Positive .038

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z 2.129

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel 5
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Pengalaman ,862 1,160


1
Pelatihan ,971 1,030

Supervisi ,848 1,179

a. Dependent Variable: Kasus Kecurangan

Jurnal Akuntansi 100 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Correlations

X1 X2 X3 ABS_RES

Correlation Coefficient 1.000 -.042 .180 .358**

X1 Sig. (1-tailed) . .376 .085 .002

N 60 60 60 60

Correlation Coefficient -.042 1.000 .035 .137

X2 Sig. (1-tailed) .376 . .394 .148

Spearman's N 60 60 60 60
rho Correlation Coefficient .180 .035 1.000 .185

X3 Sig. (1-tailed) .085 .394 . .079

N 60 60 60 60

Correlation Coefficient .358** -.137 .185 1.000

ABS_RES Sig. (1-tailed) .002 .148 .079 .

N 60 60 60 60

Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .639a .409 .377 .901

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1


b. Dependent Variable: Y

Jurnal Akuntansi 101 Volume 7 No. 1 Februari 2018


Auditing ISSN : 2089-7219

Tabel 8
Hasil Uji F

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 1.618 2.151 .752 .455

pengalaman .704 .130 .059 5.413 .000


1
pelatihan .032 .111 .030 .289 .044

supervisi .104 .121 .096 .859 .034

a. Dependent Variable: penilaian kecurangan

b. Predictors: (Constant), supervisi, pelatihan, pengalaman

Tabel 9
Hasil Uji t

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 31.478 3 10.493 12.912 ,000b

1 Residual 45.505 56 .813

Total 76,983 59

Jurnal Akuntansi 102 Volume 7 No. 1 Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai