Program Studi Akuntansi, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie,
Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350
Abstract
The auditor's inability to detect fraud, is not up to the expectations of financial statement users.
Experiences, Training and Supervision Measures are the 3 most important essential components
an auditor must have in a fraudulent area..The purpose of this research are to conduct research to
prove whether experience, training and supervision actions affect the assessment of fraud.The
survey method with questionary used in this reasarch. The object of this research are auditors
who worked in one of the big four Accounting Firms in Jakarta. The sampling technique used is
purposive sampling. The result of this research shows that the variable of experience, training and
supervision actionhave positive influence to the variable of fraud detection.
Abstrak
Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan merupakan kemampuan yang erat kaitannya
dengan kepercayaan pemakai terhadap kualitas laporan keuangan. Pengalaman,pelatihan dan
tindakan supervisi merupakan tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam
mendeteksi kecurangan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian apakah
pengalaman, pelatihan serta tindakan supervisi berpengaruh terhadap penilaian kecurangan.
Metode penelitian survei melaui kuesioner digunakan dalam penelitian ini.Para Auditor yang
bekerja pada salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) big four di Jakarta digunakan sebagai obyek
penelitian ini. Teknik pengambilan sampel random sampling digunakan dalam penelitian ini. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: variabel pengalaman, pelatihan dan tindakan supervisi
memiliki pengaruh positif terhadap variabel penilaian kecurangan.
Kata Kunci: Pengalaman Auditor, Pelatihan, Tindakan Supervisi dan Pendeteksian Kecurangan
*
Alamat kini:Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jln Yos Sudarso Kav. 87 Sunter , Jakarta 14350
Penulis untuk Korespondensi: Telp. (021) 65307062 Ext. 708. E-mail: mulyani@kwikkiangie.ac.id
hasil laporan keuangan. Banyaknya kasus (auditing failure) terhadap Miller Energy
kegagalan auditor dalam menemukan Resources yang berdampak pada peningkatan
kecurangan telah membuat persepsi nilai tercatat asetnya secara signifikan sebesar
masyarakat terhadap auditor menjadi 100 kali lipat dari nilai riilnya di laporan
menurun. Oleh karena itu, kompetensi auditor keuangan tahun 2010. Pada kasus Rolls Royce
sangat mempengaruhi kepercayaan yang melibatkan KPMG dimana KPMG
masyarakat terhadap proses audit laporan terbukti berperan dalam gagal dalam
keuangan perusahaan. mendeteksi fraud dalam laporan keuangan
Rolls-Royce pada tahun 2013. Perusahaan
Salah satu peran auditor ekternal raksasa penyedia mesin jet terbesar di inggris,
adalah memastikan laporan keuangan tidak Rolls-Royce didenda sebesar £671 juta
mengandung salah saji (misstatement) yang (sekitar 11 triliun) atas kasus pemberian suap
material, baik yang disebabkan oleh kepada pejabat eksekutif pemebeli produk
kekeliruan maupun yang disebabkan oleh Rolls Royce yang berafiliasi di Amerika,
kecurangan (fraud). Menurut standar audit, Cina, India, Rusia termasuk Indonesia. Denda
faktor yang membedakan kekeliruan dan ini merupakan denda terbesar sepanjang
kecurangan adalah tindakan yang sejarah Serious Fraud Office (SFO) di inggris.
mendasarinya, apakah kesalahan pada laporan Kasus Rolls Royce juga berdampak pada
keuangan terjadi karena tindakan yang investigasi terhadap KPMG, sebagai auditor
disengaja atau tindakan yang tidak disengaja. Rolls Royce. Pertanyaan publik adalah
Peran auditor adalah memeriksa laporan bagaimana auditor dapat menerbitkan
keuangan tersebut sehingga pemakai laporan laporan atau opini, nyatanya mereka gagal
keuangan akan percaya bahwa laporan menemukan sesuatu yang salah di dalam
keuangan tidak akan menyesatkan. tubuh organisasi yang diauditnya.
tahu akan tindakan-tindakan yang akan beberapa peneliti, misalnya penelitian yang
dilakukan. Seorang auditor dengan jam dilakukan Noviyani dan Bandi (2002), Dina
terbang yang tinggi serta biasa menemukan Purnamasari dan Erna Hernawati (2013), dan
kecurangan dimungkinkan lebih teliti dalam Eko Ferry Anggriawan (2014) menyatakan
mendeteksi kecurangan dibanding auditor bahwa adanya hubungan positif antara
dengan jam terbang yang rendah. Auditor pengalaman auditor dengan pendeteksian
yang berpengalaman adalah auditor yang kecurangan.
mampu mendeteksi, memahami dan bahkan
mencari penyebab dari munculnya Pelatihan memiliki peran yang tidak
kecurangan-kecurangan tersebut. kalah penting dalam melakukan suatu
penilaian kecurangan. Guna menunjang
Pengalaman, Pelatihan dan Tindakan profesionalis- menya auditor dalam
Supervisi merupakan tiga komponen utama melaksanakan tugas auditnya harus
yang sangat penting yang harus dimiliki oleh berpedoman pada standar audit yang
seorang auditor dalam mendeteksi ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
kecurangan. Noviyani dan Bandi (2002), (IAI) yakni standar umum, standar pekerjaan
bahwa auditor yang berpengalaman akan lapangan dan standar pelaporan. Standar
memiliki pengetahuan tentang kekeliruan dan umum merupakan cerminan kualitas pribadi
kecurangan yang lebih banyak sehingga akan yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang
menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam mengharuskan auditor untuk memiliki
mendeteksi kasuskecurangan dibandingkan keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
dengan auditor yang tidak berpengalaman. dalam melaksanakan prosedur audit.
Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan
Pengalaman dapat mempengaruhi standar pelaporan mengatur auditor dalam hal
kemampuan seorang auditor dalam pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang
memprediksi kecurangan yang terjadi dalam dilaksanakan selama melakukan audit serta
sebuah perusahaan. Pengalaman menyangkut mewajibkan auditor untuk menyusun suatu
lamanya bekerja menjadi auditor, banyaknya laporan atas laporan keuangan yang
penugasan yang telah diselesaikan, dan diauditnya secara keseluruhan. Memiliki
banyaknya jenis perusahaan yang pernah pengalaman saja tidaklah cukup jika tidak
ditangani. Semakin lama seseorang menjadi diimbangi dengan pelatihan yang banyak.
auditor, semakin banyak penugasan yang Melalui pengetahuan dan pelatihan itulah
ditangani dan semakin banyak jenis auditor dapat melaksanakan tugas auditnya
perusahaan yang ditangani, maka dapat dengan baik.
dikatakan auditor semakin berpengalaman,
pengalaman tersebut akan meningkatkan Berdasarkan dari fenomena yang
kesadaran auditor jika terjadi kekeliruan dan terjadi karena kurangnya pelatihan sehingga
kecurangan. Auditor yang berpengalaman terdapat kasus yang menimpa pada Bank
juga akan lebih paham terkait penyebab Rakyat Indonesia atau BRI di tahun 2009
kekeliruan yang terjadi, apakah karena murni yang dalam laporan keuangan auditannya
kesalahan baik manusia atau alat ataukah melaporkan laba bersih sebesar Rp132 milyar,
kekeliruan karena kesengajaan yang berarti namun kemudian Kementerian BUMN dan
fraud. Dari pengalaman, auditor dapat belajar Bapepam menyajikan kembali laporan
bagaimana cara yang tepat dalam melakukan keuangan tersebut dan menyatakan
suatu penilaian atau judgement.
keuntungan perusahaan hanya sebesar
Beberapa penelitian terdahulu terkait Rp99,56 miliar, 24,7% lebih rendah dari laba
pengaruh pengalaman auditor terhadap awal yang semula dilaporkan perusahaan.
penilaian kecurangan yang dilakukan oleh Auditor KPMG dinyatakan tidak mampu
mendeteksi kecurangan yang ada dalam Agar setiap internal auditor di KAP
laporan keuangan tersebut karena kurangnya dapat melaksanakan tugas utamanya dengan
pemahaman kasus yang terjadi pada Bank baik diperlukan peranan supervisi dari lini
Rakyat Indonesia. senior auditor yang dimaksud dengan
supervisi adalah tindakan mengawasi atau
Pelatihan merupakan salah satu sarana mengarahkan penyelesaian pekerjaan agar
untuk menambah dan memperluas terhindar dari suatu yang tidak diinginkan.
pengetahuan serta mengasah keterampilan Seiring dengan perjalanan waktu, supervisi
sebagai seorang auditor yang professional. dikatakan sebagai proses yang dinamis.
Dengan memiliki keterampilan yang lebih
matang maka seorang auditor dapat Penelitian mengenai pengaruh
melaksanakan tugas audit dengan lebih teliti tindakan supervisi terhadap penilaian
dan sesuai dengan standar audit. kecurangan yang sudah dilakukan peneliti
sebelumnya , misalnya penelitian yang
Karim dan Lhaksmi (2008) dilakukan Marietta Sylvie Bolang dan Jenny
mendefinisikan pelatihan sebagai suatu Morasa (2013) tentang tindakan supervisi,
latihan kecakapan, kemahiran, ketangkasan yang menunjukan bahwa tindakan supervise
dalam melaksanakan tugas. Selanjutnya berpengaruh positif terhadap penilaian
dinyatakan pula bahwa pelatihan audit kecurangan , namum penelitian yang
dirancang untuk meningkatkan kompetensi dilakukan Anton Kurniawan, Endar
auditor dalam melakukan audit.Haryanti Pituringsih dan Alamsyah (2015) yang
(2013) menyatakan bahwa pelatihan memiliki menyimpulkan bahwa tindakan supervisi
fungsi-fungsi edukatif, administratif dan auditor tidak berpengaruh terhadap penilaian
profesional. Fungsi edukatif mengacu pada kasus kecurangan.
peningkatan kemampuan profesional, Sampel dalam penelitian ini adalah
kepribadian, dedikasi dan loyalitas pada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan
organisasi. Fungsi administrasi mengacu pada Publik (KAP) KPMG di Jakarta dengan
pemenuhan syaratsyarat administrasi, seperti periode penelitian tahun 2017 yang
promosi dan pembinaan karir. Salah satu diharapkan dapat memberikan data yang
pelatihan dalam pendeteksian kecurangan akurat.
ialah fraud audit training, yaitu salah satu
teknik atau pelatihan agar auditor mampu Kajian Teoritis dan Hipotesis
menginvestigasi dan mendeteksi kecurangan
yang ada dalam laporan keuangan perusahaan Pengalaman
(Lhaksmi, 2008).
Audit menuntut keahlian dan
Faktor lain yang mempengaruhi profesionalisme yang tinggi. Keahlian
penilaian kecurangan adalah tindakan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh
supervisi. Seorang auditor juga memerlukan pendidikan formal saja tetapi banyak faktor
suatu tindakan supervisi yang dapat lain yang mempengaruhi antara lain adalah
membantunya dalam meningkatkan motivasi pengalaman.. Semakin banyak pengalaman
dalam bekerja sehingga dapat bekerja dengan yang diperoleh, maka semakin meningkat pula
baik. Adanya tindakan supervisi dan keahlian yang dimiliki seseorang. Penggunaan
tumbuhnya motivasi kerja sangat menentukan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa
prestasi kerja (kinerja). Kinerja seringkali tugas yang dilakukan secara berulang-ulang
identik dengan kemampuan (ability) seorang memberikan peluang untuk belajar
auditor bahkan berhubungan dengan melakukannya dengan yang terbaik.
komitmen terhadap profesi.
tertinggi atau penyeliaan (Kamus Besar harus bisa membawa timnya ke target yang
Bahasa Indonesia). telah ditetapkan. Mendelegasikan sebagian
tugas-tugasnya, terutama yang bersifat teknis
Tindakan Supervisi disebutkan dalam lapangan kepada auditor pemula akan lebih
Statement on Auditing Standard (SAS) efektif apabila terdapat keterbatasan waktu
Nomor 22 tentang Standar lapangan pertama dan tenaga. Jadi, apabila tugastugas lainnya
berbunyi “the work is to be adequately perlu didelegasikan kepada anggota tim.
planned and assistants, if any , are to be “Example is the best policy.” Mungkin
properly supervised”, Akuntan sebagai pihak prinsip inilah yang penting untuk diterapkan
yang harus disupervisi di lingkungan Kantor dalam melakukan tindakan supervisi.
Akuntan Publik (KAP), karena banyak para Seringkali kata-kata saja kurang efektif dan
akuntan yang bekerja tidak sesuai dengan sulit untuk dimengerti, maka dalam kondisi
standart yang berlaku sehingga Kantor seperti ini dibutuhkan suatu tindakan yang
Akuntan Publik (KAP) sering mengalami tepat seperti memberikan contoh konkret
ketidakpuasan kerja. Penyebab tidak puas bagaimana bersikap dan bagaimana
yang dicetuskan oleh (Abercht et al 1981) ini melakukan tugas agar terhindar dari kasus
antara lain : kecurangan.
a) Kurangnya pemberian umpan balik
(feedback) Memberikan pengarahan kepada anak
b) Kemampuan kurang dimanfaatkan buah (auditor pemula) untuk melakukan
c) Kurangnya Supervisi pekerjaan, seorang supervisor perlu memiliki
d) Rendahnya kesempatan untuk keterampilan teknis yang cukup yang
berpartisipasi menyangkut teknis penyelesaian pekerjaan di
e) Kurangnya pujian untuk pekerjaan yang unit yang terkait. Kebutuhan yang paling
dilakukan dengan baik penting bagi akuntan yang berkaitan dengan
kerja adalah evaluasi secara fair (adil)
Hal-hal ini bisa menyebabkan kurangnya terhadap dirinya, kemudian kebutuhan kedua
profesionalisme akuntan dalam melaksanakan yang penting adalah supervisi yang kompeten
tugasnya , sehingga akan berdampak pada dan fair.
pandangan negative dalam melakukan
tugasnya seperti kemampuan dalam Penilaian Kecurangan
mendeteksi kecurangan. Sehingga penting
Auditor adalah seseorang yang
sekali tugas senior atau atasan di Kantor
mengemban kepercayaan publik, oleh karena
Akuntan Publik (KAP) dalam melakukan
itu, auditor harus memiliki kemampuan yang
tindakan supervisi terhadap auditor, khusus
akan digunakannya dalam melaksanakan
nya auditor yang masih belum
tugas audit. Salah satu kemampuan yang
berpengalaman.
harus dimiliki auditor adalah kemampuan
untuk mendeteksi kecurangan yang dapat saja
Melakukan tugas dengan baik dibutuhkan terjadi dalam tugas auditnya.
keterampilan bukan hanya keterampilan
teknis melainkan juga keterampilan dalam Dalam penelitian ini kemampuan
supervisi. Dengan supervisi, dapat mendeteksi kecurangan berarti proses
memberikan inspirasi kepada bawahan untuk menemukan atau menentukan suatu tindakan
bersama-sama menyelesaikan tugas atau ilegal yang dapat mengakibatkan salah saji
pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu
dalam pelaporan keuangan yang dilakukan
yang lebih cepat, cara yang lebih mudah dan secara sengaja. Cara yang dapat digunakan
hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan
untuk mendeteksi kecurangan adalah dengan
sendiri. Demikian pula dengan seorang melihat tanda, sinyal, atau red flags suatu
manajer, supervisor atau pemimpin unit, ia tindakan yang diduga menyebabkan atau
4 Setuju
5 Sangat Setuju
terjadi ketidaksamaan varians dari residual independen yaitu pengalaman , pelatihan dan
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. tindakan supervisi, sedangkan sisanya yaitu
Model regresi yang baik adalah sebesar 59,1% dijelaskan oleh faktor-faktor
homokedastisitas atau tidak terjadi adanya lain di luar model penelitian ini.
heteroskedastisitas. Cara yang digunakan
untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah Uji F
dengan menggunakan uji statistik Spearman’s
Rho.Berdasarkan hasil uji statistik Uji keberartian model dilakukan
Spearman’s Rho pada tabel 6, dapat melalui uji F dengan membandingkan nilai F
ditemukan bahwa dalam hasil penelitian ini dan signifikansi hasil F tabel.Nilai signifikansi
untuk variabel independen lebih besar dari dari tabel 8 menunjukkan adanya nilai yang
0,05 sehingga menunjukkan bahwa tidak signifikan. Oleh karena itu, menunjukkan
terjadi heteroskedastisitas. adanya hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen yang signifikan.
3. Uji Hipotesis Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat cukup bukti bahwa variabel
Uji Koefisien Determinasi (R2) independen yaitu pengalaman, pelatihan dan
tindakan supervisi secara bersama-sama
Uji koefisien determinasi (R2) pada berpengaruh secara signifikan terhadap
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel dependen yaitu penilaian kecurangan.
model menerangkan variabel independen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol Uji t
dan satu. Dari hasil uji koefisien determinasi Persamaan regresi linier berganda
pada tabel 7 menunjukkan bahwa besarnya dalam penelitian ini didapatkan sebagai
Adjusted R Square pada model summary berikut:
adalah 0,409 yang berarti 40,9% variasi
penilaian kecurangan dijelaskan oleh variabel
Purnamasari, Dina dan Erna Hernawati. 2013. Widiyastuti, Marcellina dan Sugeng Pamudji.
Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman, 2009. Pengaruh Kompetensi,
Pengetahuan dan Perilaku Independensi dan Profesionalisme
Disfungsional Terhadap Kualitas Terhadap Kemampuan Auditor
Audit. Jurnal NeO-Bis, Volume 7, Dalam Mendeteksi Kecurangan
Nomor 2, Desember 2013. (Fraud). Value Added, Vol. 5, No. 2,
Maret 2009 - Agustus 2009.
Refleksi untuk Profesi Auditor atas Kasus
KPMG. 2017, Oktober 10). Retrieved Statement on Auditing Standard (SAS)
from WartaEkonomi.co.id: Nomor 22 tentang Standar
https://www.wartaekonomi.co.id/read lapangan pertama dalam Pengaruh
154644/refleksi-untuk-profesi- tindakan Supervisi terhadap
auditor-atas-kasus-kpmg-dan-
auditor pemula
pwc.html
Sucipto 2007. Pengaruh Independensi, Tanjung dan Arep. 2002. Analis Pengaruh
Pengalaman, Due Professional Care Pengalaman dan Pelatihan Auditor
dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Terhadap Pengetahuan Auditor
Audit. Simposium Nasional Akuntansi Dalam Mentdeteksi Kecurangan.
XIII, Purwokerto 2010. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan,
Volume 4, No. 1, Januari 2015,
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Halaman 1-8.
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta. KPMG facing problem rolls royce bribery
revelation. 2017, Oktober 10).
Marietta Sylvie Bolang dan Jenny Morasa Retrieved from dailymail.co.uk:
2013. Pengaruh Tindakan Supervisi http://www.dailymail.co.uk/news/arti
dan Pelatihan auditor Terhadap cle-4150212/KPMG-facing-probe-
Pendeteksian kecurangan pada Rolls-Royce-bribery-revelation.html
perusahaan.
Kasus fraud audit pada bank BRI . 2015, Juni
Tim Penyusun Standar Pemeriksaan 17). Retrieved from
Keuangan Negara (SPKN). 2007. Kompasiana.com:
Standar Pemeriksaan Keuangan https://www.kompasiana.com/ema_su
Negara. Jakarta: Badan Pemeriksa rya/kasus-fraud-audit-pada-bank-
Keuangan Republik Indonesia. bri_556c4a38c823bdd4038b456f
Lampiran
Tabel 1
Uji Validitas
3 0,856 Valid
3 0,890 Valid
3 0,841 Valid
3 0,822 Valid
Tabel 2
Uji Reliabilitas
Tabel 3
Statistik Deskriptif
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
Coefficientsa
Unstandardized
Residual
N 100
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.97558827
Absolute .050
Negative -.050
Kolmogorov-Smirnov Z 2.129
Tabel 5
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Coefficientsa
Tolerance VIF
(Constant)
Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations
X1 X2 X3 ABS_RES
N 60 60 60 60
Spearman's N 60 60 60 60
rho Correlation Coefficient .180 .035 1.000 .185
N 60 60 60 60
N 60 60 60 60
Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Tabel 8
Hasil Uji F
Coefficients
Tabel 9
Hasil Uji t
ANOVAa
Total 76,983 59