Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PAPER AKUNTANSI HOSPITALITI 3

PENGARUH EFISIENSI MARKETING TERHADAP PENINGKATAN


PENDAPATAN PADA PENJUALAN KONSINYASI DI SUATU
PERUSAHAAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : Ni Komang Sri Wiryantini


NIM : 18106012
PROGRAM STUDI : Manajemen Akuntansi Hospitaliti

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/ BADAN


PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

POLITEKNIK PARIWISATA BALI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena telah
melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan paper tepat pada waktunya.

Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Hospitaliti 3.
Dalam menyelesaikan paper ini, penulis berusaha mengumpulkan data-data secara
cermat sehingga paper ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan paper
ini, antara lain :
1. Titien Damayanti, SE., M.Si. selaku dosen mata kuliah “Akuntansi Hospitaliti
3”
2. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan terhadap paper ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karna itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila dalam penulisan laporan ini terdapat hal-hal yang kurang
berkenan.

Nusa Dua, 1 September 2020

Ni Komang Sri Wiryantini


DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi sekarang ini, terutama di Indonesia, persaingan antara
perusahaan semakin ketat, baik dalam bidang industri, jasa maupun
perdagangan. Perusahaan diwajibkan untuk dapat menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang kondusif dan mampu menggerakkan roda pembangunan dan
mempersiapkan diri menuju kemandirian. Untuk mewujudkan itu semua,
perusahaan benar-benar harus mempersiapkan diri dan harus memperhatikan
tingkat efektifitas dan efisiensi perusahaan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan menentukan sistem pemasaran yang tepat untuk
produk yang dijual oleh perusahaan guna meningkatkan jumlah penjualan.
Perusahaan merupakan salah satu penggerak perekonomian disetiap
negara, seperti yang telah kita ketahui belakangan ini telah banyak
bermunculan perusahaan-perusahaan baik itu skala kecil, menengah, maupun
besar dengan beraneka ragam bidang usaha. Perusahaan adalah organisasi
yang mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Tujuan
didirikannya perusahaan ialah untuk mencapai laba sebesarnya dengan biaya
yang kecil. Setiap perusahaan selalu mempunyai target yang telah ditetapkan
setiap tahunnya. Perusahaan selalu berusaha menembus angka penjualan yang
telah ditargetkan dengan berbagai macam strategi. Ada beberapa strategi
penjualan yang dilakukan perusahaan saat ini, seperti penjualan secara tunai,
penjualan secara pesanan, penjualan secara angsuran, penjualan secara
konsinyasi dan lain-lain, akan tetapi masalah yang seringkali melanda
perusahaan dalam pencapaian target ialah berkenaan dengan masalah
pemasaran produk yang disebabkan oleh berbagai macam aspek diantaranya
persaingan dari perusahaan sejenis, kejenuhan pasar dan lain-lain yang
menambah kesulitan perusahaan yang bersangkutan. Salah satu cara untuk
mengatasi masalah ialah melalui penjualan konsinyasi.
Penjualan konsinyasi dapat diartikan sebagai pengiriman atau penitipan
barang dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan
dengan memberikan keuntungan berupa komisi sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak. Hak milik dari barang tetap masih
berada  pada pemilik sampai barang tersebut terjual, sistem penjualan
konsinyasi ini dapat dipakai untuk semua jenis produk. Dalam hubungannya
dengan penjualan konsinyasi tersebut, pemilik barang tersebut pengamanat
(consignor) dengan pihak yang dititipkan barang tersebut sebagai komisione
(consignee/factor/commission/merchant). Barang yang dikirim oleh
pengamanat disebut sebagai barang konsinyasi, sedangkan barang yang
diterima oleh komisioner disebut barang komisi. Bagi perusahaan yang
menjual barang dengan konsinyasi cara ini untuk memperluas daerah
pemasaran dengan menekan biaya investasi, sedangkan bagi pedagang yang
ditipkan barang cara ini untuk mengurangi resiko barang yang tidak terjual .
Pada penjualan biasa, umumnya hak milik daripada barang telah berpindah
tangan jika barang telah dikirim oleh penjual kepada pembeli, sedangkan pada
penjualan konsinyasi hak milik barang tetap berada ditangan sebagai
pengamanat  pada saat pengiriman barang, pengamanat tidak mencatatnya
sebagai penjualan dan sebaliknya komisioner juga tidak mencatatnya sebagai
pembelian. Hak milik  baru berpindah tangan jika barang tersebut telah terjual
oleh komisioner kepada  pihak lainnya, pada saat ini pengamanat akan
mencatatnya sebagai penjualan dan menimbulkan piutang kepada komisioner,
sebaliknya komisioner akan mengakui sebagai pembelian atau pendapatan
komisi atas penjualan barang konsinyasi tersebut. Syarat-syarat penjualan
konsinyasi biasanya diatur antara pengamanat dengan komisioner dalam
kontrak perjanjian penjualan konsinyasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah yang dapat
dirumuskan yaitu:
1. Bagaimana peranan penjualan konsinyasi di dalam suatu perusahaan ?
2. Bagaimana peranan marketing terhadap peningkatan pendapatan pada
penjualan konsinyasi ?

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah


Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas
yaitu:
1. Untuk mengetahui peranan penjualan konsinyasi di dalam suatu
perusahaan.
2. Untuk mengetahui peranan marketing terhadap peningkatan pendapatan
pada penjualan konsinyasi.
BAB II

KAJIAN TEORI / LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Penjualan


Penjualan menurut Basu Swastha dalam bukunya berjudul Azas-Azas
Marketing “Penjualan ialah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang
dilakukan oleh penjual, untuk mengajak orang lain bersedia membeli barang
atau jasa yang ditawarkan. Jadi dalam buku Basu Swastha menerangkan
bahwa penjualan yaitu proses menawarkan barang atau produk kepada
konsumen dengan cara merayu konsumen tersebut”. (gurupendidikan.co.id,
diakses pada tanggal 12 September 2020)

2.2 Pengertian Konsinyasi


Konsinyasi menurut Aliminsyah dan Padji ( 2008 : 77 ) dalam kamus
istilah keuangan dan perbankan disebutkan bahwa : “Consgnment
(Konsinyasi) adalah barang-barang yang dikirim untuk dititipkan kepada
pihak lain dalam rangka penjualan dimasa mendatang atau untuk tujuan lain,
hak atas barang tersebut tetap melekat pada pihak pengirim (Consignor).
Penerimaan titipan barang tersebut (Consignee) selanjutnya bertanggung
jawab terhadap penanganan barang sesuai dengan kesepakatan”.
(iranovia.wordpress.com, diakses pada tanggal 12 September 2020)

2.3 Pengertian Marketing


Marketing menurut American Marketing Association dalam Kleindl dan
Burrow (2005) adalah “Proses perencanaan dan pelaksanaan dari ide atau
pemikiran konsep, harga, promosi dan distribusi. Marketing dapat diartikan
lebih sederhana yakni pembangunan dan pemeliharaan hubungan yang saling
memuaskan antara perusahaan dan konsumen. Saat ini marketing telah
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Aktivitas marketing
menjadi lebih luas dengan adanya internet. Penggunaan internet dan fasilitas
yang ada di dalam internet untuk melakukan aktivitas marketing dikenal
sebagai e-marketing”. (seputarpengetahuan.co.id, diakses pada tanggal 12
September 2020).

2.4 Konsep Marketing


Konsep Maketing menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000: 6)
adalah “Konsep pemasaran adalah filosofi bisnis yang menyatakan bahwa
memuaskan kebutuhan konsumen adalah persyaratan ekonomi dan sosial
untuk kelangsungan hidup perusahaan”. (guruakuntansi.co.id, diakses pada
tanggal 12 September 2020).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penjualan Konsinyasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,istilah konsinyasi diartikan


sebagai kegiatan penitipan barang dagangan kepada agen atau orang untuk
dijualkan dengan pembayaran kemudian (jual titip). Konsinyasi juga dapat
diartikan sebagai penyerahan barang oleh pemilik kepada pihak lain yang
bertindak sebagai agen penjual, tetapi hak atas barang tersebut tetap berada di
tangan pemilik sampai barang tersebut dijual oleh agen penjual. Dalam
hubungan dengan penjualan konsinyasi tersebut, pemilik barang disebut
sebagai pengamanat (consignor) dan pihak yang dititipkan barang disebut
sebagai komisioner (consignee). Barang yang dikirim oleh pengamanat atas
dasar penjualan konsinyasi disebut sebagai barang konsinyasi, sedangkan
barang yang diterima oleh komisioner atas penjualan konsinyasi disebut
barang komisi
Penjualan konsinyasi disebut juga dengan penjualan titipan, pihak yang
menyarankan barang (pemilik) disebut konsinyor (Consignor) atau pengamat,
sedang pihak yang menerima titipan barang tersebut disebut konsinyi,
komisioner. Penjualan konsinyasi memiliki perbedaan dengan penjualan
biasa. Pada penjualan biasa, umumnya hak milik dari barang telah berpindah
tangan jika barang telah dikirim oleh penjual kepada pembeli, sedangkan pada
penjualan konsinyasi hak milik barang tetap berada di tangan pengamanat.
Hak milik baru berpindah tangan jika barang telah terjualoleh komisioner
kepada pihak lainnya.
1. Keuntungan Penjualan Konsinyasi
A. Keuntungan Bagi Pengamanat (Consignor)
Berikut beberapa keuntungan yang diperoleh oleh pengamanat
dalam penjualan konsinyasi:
1. Untuk memperluas daerah pemasaran suatu produk oleh pengamanat
(consignor) yang disebabkan oleh beberapa hal,antara lain:
a) Memperkenalkan produk baru, dimana masyarakat belum
mengetahui produk tersebut.
b) Untuk membuka devisi penjualan di suatu daerah adalah sangat
mahal investasinya.
2. Pengamanat dapat mengendalikan (mengontrol) harga jual dari agen
(penerima barang konsinyasi). Hal ini dimungkinkan karena agen
hanya menjual dengan harga yang telah ditetapkan oleh pengamanat
dan agen hanya menerima komisi atas penjualan tersebut, tanpa
mengambil keuntungan dari harga jual barang konsinyasi.
3. Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada
pihak komisioner sehingga resiko kerugian dapat ditekan.
4. Pengamanat dapat memperoleh spesialis penjualan, terutama untuk
penjualan gandum, ternak, dan hasil bumi. Imbalan untuk jasa seperti
ini seringkali berupa komisi, yang dapat berupa persentase harga jual
atau dapat juga berupa jumlah yang tetap untuk setiap unit batang
yang terjual
5. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan
konsinyasi.

B. Keuntungan Bagi Komisioner (Consignee)


Bagi komisioner ada beberapa keuntungan yang diperoleh melalui
penjualan konsinyasi, antara lain:
1. Komisioner tidak dibebani resiko menanggung rugi bila gagal dalam
penjualan barang-barang konsinyasi.
2. Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualankonsinyasi
karena semua biaya akan diganti atau ditanggungolehpengamanat
3. Apabila terdapat barang konsinyasi yang rusak dan terjadifluktuasi
harga, maka hal tersebut bukan tanggungan komisioner. Hal ini
sangat penting terutama bila barang konsinyasi tersebutberupa buah-
buahan, atau produk pertanian lainnya.
4. Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi, sebab komisioner hanya
berfungsi sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk
pengamanat.

3.1 Peranan Marketing Terhadap Penjualan Konsinyasi


Pada masa ekonomi yang berkembang saat ini pelaku usaha sering kali
disulitkan pada masalah pemasaran produk mereka yang disebabkan oleh
berbagai macam aspek,diantaranya persaingan dari perusahaan sejenis dan
kejenuhan pasar yang menambah kesulitan pelaku usaha yang bersangkutan.
Pelaku usaha yang dahulunya adalah pemain tunggal pada suatu wilayah
tertentu, kini harus membagi market share yang sama dengan pelaku usaha
lainnya. Dengan demikian, pelaku usaha saling bersaing dalam merebut
pasar yang sama.
Pelaku usaha dituntut untuk untuk menyeimbangkan usahanya dengan
kemajuan yang ada saat ini, terutama dalam hal penjualan. Secara umum,
penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pelaku usaha yang
mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan yang
dapat menghasilkan pendapatan bagi pelaku usaha. Salah satu kebijakan
penjualan yang perlu ditentukan oleh pelaku usaha adalah kebijakan
mengenai strategi dalam penjualan produk. Penjualan produk dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain penjualan secara tunai, kredit,
cicilan, maupun penjualan secara konsinyasi.

Dalam penjualan konsinyasi teknik marketing atau pemasaran sangatlah


penting karena itu merupakan langkah tetap untuk mengenalkan produk ke
pasaran. Hal ini dilakukan agar pihak toko bersedia menjualkan produk anda
ke konsumen secara langsung. Karena biasanya produk baru belum memiliki
pasar yang jelas. Maka hal tersebut akan menimbulkan keraguan pemilik
toko jika harus membeli secara langsung dari pemilik pengusaha. Jika
pemilik produk tertarik untuk melakukan penjualan konsinyasi, maka pihak
konsinyor perlu selektif dalam membuat ketentuan agar produk laku terjual.
Berikut cara yang bisa dilakukan :

1. Pilih toko strategis yang ramai pembeli, diharapkan bisa membawa


produk mudah terkenal dan terjual.
2. Menjalin relasi baik dengan pemilik toko. Karena dapat menawarkan
margin dengan keuntungan yang menarik dan hadiah untuk pemilik toko
jika melakukan penjualan dengan jumlah maksimal. Diharapkan cara
tersebut, pemilik toko bisa menawarkan produk terlebih dahulu kepada
konsumen dan menjadikannya alternatif utama pada setiap penjualan.
3. Rutin melakukan pengecekan, terutama pada produk yang memiliki masa
kedaluwarsa seperti makanan dan minuman. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kemungkinan produk kedaluwarsa terbeli, karena bisa
menimbulkan kerugian dan citra buruk terhadap produk.

1. Definisi Marketing
Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama
marketing. Asal kata pemasaran adalah pasar = market. Apa yang
dipasarkan itu, ialah barang dan jasa. Memasarkan barang tidak berarti
hanya menawarkan barang atau menjual tetapi lebih luas dari itu.
Didalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual,
dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir
dan sebagainya.
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan
oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya
untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut
disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan
perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen.
Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia
yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Tidak hanya itu
pemasaran juga merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan
rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas
kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan
yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan
pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen.
Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan
produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala
aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan
konsumen yang pada akhirnya  bertujuan untuk memperoleh laba.
2. Konsep Marketing
Peran pertukaran yang saling memuaskan adalah penting bagi
konsep markering. Konsep ini menyatakan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi adalah konsep pemasaran perusahaan yang lebih
efektif daripada pesaing dalam menciptakan, memberikan dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan ke pasar sasaran yang dipilih untuk
memuaskan pelanggan dengan untung.
Tiga fitur dari konsep pemasaran adalah orientasi pelanggan, upaya
terkoordinasi oleh semua departemen dalam organisasi untuk
memberikan kepuasan pelanggan dan penekanan pada laba jangka
panjang. Konsep pemasaran menggambarkan keadaan ideal. Hal itu ada
ketika organisasi memfokuskan semua upayanya untuk menyediakan
produk yang memuaskan pelanggannya. Pelanggan adalah titik fokus
untuk bagaimana setiap area organisasi dijalankan. Produk dibuat
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan.Konsep marketing secara erat mengoordinasikan upaya
mereka untuk memuaskan keinginan pelanggan dan mencapai tujuan
jangka panjang organisasi.
Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan
mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan
antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep
penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah
dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik,
kemudian meyakinkan konsumen agar  bersedia membelinya.
Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar
manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah
itu  baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.

.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
https://iranovia.wordpress.com/2017/11/02/pengertian-konsinyasi/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/02/10-pengertian-marketing-
menurut-para-ahli-lengkap.html
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-marketing/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-penjualan/
https://guruakuntansi.co.id/konsep-pemasaran/
https://clarajanuary.wordpress.com/2013/05/27/makalah-marketing-
managemen-pemasaran/
https://accurate.id/marketing-manajemen/pembahasan-lengkap-konsep-
marketing/

Anda mungkin juga menyukai