Anda di halaman 1dari 175

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS DAMPAK PENERAPAN INTERPRETASI


STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) 16 TENTANG
PERJANJIAN KONSESI JASA PADA INDUSTRI SUMBER
DAYA AIR : STUDI KASUS PT PALYJA

SKRIPSI

MOHAMMAD ABI YUDHA PRAWIRA

1106137122

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2015
UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS DAMPAK PENERAPAN INTERPRETASI


STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) 16 TENTANG
PERJANJIAN KONSESI JASA PADA INDUSTRI SUMBER
DAYA AIR : STUDI KASUS PT PALYJA

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi

MOHAMMAD ABI YUDHA PRAWIRA


1106137122

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
JULI 2015
HALAMAN PENGESAⅡ AN

Skripsi ini diajukan oleh


Nama Mohammad Abi Yudha Prawira
NPM 1106137t22
Program Studi 31 Ekstensi Akuntansi
Judul Skripsi
*) Indonesia Analisis Dampak Penerapan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) 16 Tentang
Perjanjian Konsesi Jasa Pada Industri Sumber
Daya Air : Studi Kasus PT PALYJA
*) Inggris Analysis of The Impact of The Interpretation Of
Financial Accounting Standards (ISAK) 16 On
Service Concession Arrangements On Water
Resources Industry: A Case Study PT PALYJA

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Sl Ekstensi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia.

Ketua Penguji : Aria Farah Mita S.E., M.S.M.

Pembimbing : Eko Wisnu Warsitosunu M.M.

Anggota Penguji :Nurul Husnah S.E., M.S.AK

di
Ditetapkan : Depok

Tanggal : 30 Juni 2015

lV Universitas lndonesia
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya Penulis ucapkan kepada ALLAH


SWT atas segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Penerapan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) 16 Tentang Perjanjian Konsesi Jasa Pada Industri Sumber Daya
Air : Studi Kasus PT PALYJA “ ini dengan baik.

Dalam kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan Terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu Penulis secara tenaga,
materi, sumbangan pikiran, dan motivasi sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, yaitu:

1. Kepada orang tua Penulis, yaitu Bapak Amrullah Hasan dan Ibu Soraya yang
selalu memberi masukan dan dorongan semangat untuk menjalankan
perkuliahan hingga sekarang tanpa henti.

2. Eko Wisnu Warsitosunu, SE. AK., MM selaku pembimbing skripsi atas


bimbingan dan masukannya atas penulisan skripsi ini sehingga dapat
diselesaikan dengan baik dan sistimatis.

3. Fajar Sutrisno selaku Menejer Akuntansi di PT PALYJA yang telah dengan


baik dan sabar dalam menjelaskan kasus dan membagi data terkait dengan
penulisan skripsi ini.

4. Para dosen FEUI yang telah bersedia membagi ilmunya dengan sabar
sehingga dapat dicerna dengan baik oleh mahasiswa khususnya bagi penulis.
Dan seluruh staf FEUI yang melancarkan aktivitas perkuliahan.

5. Teman-teman Penulis dalam memberikan dukungan dalam konsultasi terkait


penulisan skripsi yaitu: Wahyu, Aldiles, Riza, Irfan, Ikhsan, dan Aji.

v Universitas Indonesia
6. Teman-teman kuliah maupun teman rumah yang selalu memberi dukungan
materi dan moril dalam penulisan skripsi ini yaitu: Rizky, Eka, Ikhsan, Supi,
Chandra, Faiz, Restama, Deadasa, Angudi, Gilang, Dede, Arab, Asep, Fajar,
Mogi, Mita, Buntang, Konde, Erroz, Yusuf, Helmy, Danu, Merah, Nurul,
Zaky, Annisa dan Adit.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, Penulis berharap adanya masukan dan kritik yang membangun
sehingga dapat menghasilkan karya penelitian yang lebih baik lagi di kemudian
hari. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya.

Depok, Juni 2015

Penulis

Mohammad Abi Yudha Prawira

vi Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertandatangan di
bawah ini :
Nama : Mohammad Abi Yudha Prawira
NPM : 1106137122
Program Studi : Ekstensi Akuntansi
Departemen : Akuntansi
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Analisis Dampak Penerapan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 16
Tentang Perjanjian Konsesi Jasa Pada Industri Sumber Daya Air:
Studi Kasus PT PALYJA”
beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia / format-
kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikannya tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 10 Juni 2015
Yang Menyatakan

(Mohammad Abi Yudha Prawira)

vii Universitas Indonesia


ABSTRAK

Nama : Mohammad Abi Yudha Prrawira

Program Studi : Akuntansi

Judul : Analisis Dampak Penerapan Interpretasi Standar


Akuntansi Keuangan (ISAK) 16 Tentang
Perjanjian Konsesi Jasa Pada Industri Sumber
Daya Air : Studi Kasus PT PALYJA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari penerapan ISAK


16 pada industri Sumber Daya Air. Penelitian ini mengambil kasus yang terjadi
pada PT PALYJA. Isu-isu pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang
bagaimana PT PALYJA menerapkan ISAK 16, bagaimana pencatatan ISAK 16 di
PT PALYJA, dan apa saja isu perpajakan terkait penerapan ISAK 16.

Hasil dari penelitian ini yang pertama adalah penerapan ISAK 16 di PT


PALYJA telah sesuai sebagaimana ketentuan penerapan dalam ISAK 16. Lalu
yang kedua adalah terkait pencatatannya, PT PALYJA pada prinsipnya sudah
melakukan pencatatan sesuai dengan ketentuan ISAK 16, namun hanya saja dalam
penyajian dan pengukuran piutang konsesi masih terdapat kesalahan perhitungan.
Sedangkan yang terakhir untuk isu perpajakan dapat digolongkan menjadi dua
bahasan yaitu yang perrtama adalah terkait akun-akun yang baru muncul dan
rekonsiliasi yang dilakukan setelah penerapan ISAK 16. Pada akun-akun yang
muncul tidak memiliki tax exposure dan terkait rekonsiliasi yang dilakukan
PT PALYJA sudah tepat sehingga tidak perlu ada koreksi.

Kata kunci : ISAK 16, Perjanjian Konsesi Jasa

viii Universitas Indonesia


ABSTRACT

Name : Mohammad Abi Yudha Prrawira

Study Program : Accounting

Title : Analysis of The Impact of The Interpretation Of


Financial Accounting Standards 16 On Service
Concession Arrangements On Water Resources
Industry: A Case Study PT PALYJA.

This study aims to determine the impact of the adoption of ISAK 16 on


Water Resources Industry. This study took the case in PT PALYJA. Key issues
addressed in this study is about how PT PALYJA apply ISAK 16, how recording
ISAK 16 in PT PALYJA, and what are the tax issues related to the
implementation of ISAK 16.

The Results from this study is the first application of ISAK 16 in PT


PALYJA have met the requirements in the application of ISAK 16. Then the
second one is related to the recording, PT PALYJA where the records are suit to
the provisions of ISAK 16, but in the presentation and measurement of receivables
concessions still are miscalculation. Whereas the latter for taxation issues can be
classified into two, namely that the First discussion is related accounts emerging
and reconciliation is performed after application of ISAK 16. In the accounts that
appear to have no tax exposure and related the reconciliation by PT PALYJA own
right so there should be no correction.

Key Word : ISAK 16, Service Concession Arrangement


ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFAR TABEL ............................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 6
1.6 Metode Penulisan ..................................................................................................... 6
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................................. 7

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR ............................................................................... 8


2.1 Dasar Hukum Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum ............................... 8
2.1.1 Hak Guna Pakai Air ........................................................................................ 9
2.1.2 Hak Guna Usaha Air ....................................................................................... 9
2.1.2.1 Tugas dan Tanggung Jawab BUMN atau BUMD .............................. 9
2.1.2.2 Peran Serta Koperasi, Badan Usaha Swasta dan Masyarakat ............. 10
2.2 Perjanjian Konsesi Jasa ............................................................................................ 11
2.3 Referensi SAK untuk Perjanjian Publik ke Swasta .................................................. 13
2.3.1 PSAK 30 : Sewa ............................................................................................ 14
2.3.2 PSAK 23 : Pendapatan .................................................................................. 14
2.3.3 ISAK 16 : Perjanjian Konsesi Jasa ................................................................ 14
2.3.4 PSAK 16 : Aset Tetap ................................................................................... 14
2.4 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 16 ............................................ 14
2.4.1 Perlakuan Hak Operator atas Infrastruktur .................................................... 19
2.4.2 Pengakuan dan Pengukuran Imbalan atas Perjanjian .................................... 19
2.4.2.1 Aset Keuangan ................................................................................... 20
2.4.3 Hal yang Diberikan kepada Operator oleh Pemberi Konsesi ........................ 25
2.5 Pajak ……. ................................................................................................................ 26
2.5.1 Definisi Pajak ................................................................................................. 26
2.5.2 Pajak Penghasilan ........................................................................................... 27
2.5.3 PPh Badan ....................................................................................................... 27
2.5.4 Rekonsiliasi Fiskal .......................................................................................... 27
x Universitas Indonesia
2.5.4.1 Perbedaan Tetap dan Perbedaan Waktu ............................................. 27
2.5.4.2 Koreksi Fiskal Positif dan Negatif ...................................................... 28
2.5.5 Laba Komersial ............................................................................................... 29
2.5.5.1 Pendapatan Konstruksi ....................................................................... 30
2.5.5.2 Pendapatan Bunga .............................................................................. 31
2.5.6 Laba Fiskal ..................................................................................................... 31
2.5.6.1 Aset Tetap ........................................................................................... 32

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN ................ 35


3.1 Metode Penelitian ..................................................................................................... 35
3.1.1 Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 35
3.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 36
3.1.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 36
3.2 Profil Perusahaan ..................................................................................................... 37
3.2.1 Visi Misi ........................................................................................................... 39
3.2.2 Manajemen dan Organisasi ............................................................................. 40
3.2.3 Aktivitas Perusahaan Secara Umum ............................................................... 40

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS .................................................................. 41


4.1 Penerapan ISAK 16 tentang Perjanjian Konsesi Jasa .............................................. 41
4.1.1 Pemberlakuan ................................................................................................. 41
4.1.2 Analisis Penerapan ISAK 16 ............................................................................ 43
4.2 Pencatatan ISAK 16 tentang Perjanjian Konsesi Jasa............................................... 45
4.2.1 Aktivitas Konstrksi ......................................................................................... 45
4.2.1.1 Aktivitas Konstruksi Sebelum Penerapan ISAK 16............................. 47
4.2.1.2 Aktivitas Konstruksi Setelah Penerapan ISAK 16 .............................. 49
4.2.2 Aktivitas Produksi dan Distribusi Air .............................................................. 50
4.2.2.1 Aktivitas Produksi dan Distribusi Air Sebelum ISAK 16 ................... 53
4.2.2.2 Aktivitas Produksi dan Distribusi Air Setelah ISAK 16 ..................... 54
4.2.3 Pengukuran Piutang Konsesi ........................................................................... 56
4.2.4 Analisis Pencatatan ISAK 16 .......................................................................... 58
4.2.4.1 Analisis Pengakuan Piutang Konsesi .................................................. 58
4.2.4.2 Analisis Pengukuran Piutang Konsesi ................................................ 62
4.2.4.3 Analisis Penyajian Piutang Konsesi .................................................... 63
4.3 Perpajakan terkait Penerapan ISAK 16 .................................................................... 64
4.3.1 Isu Perpajakan terkait Kegiatan Utama Sebelum Penerapan ISAK 16 ........... 65
4.3.2 Isu Perpajakan terkait Kegiatan Utama Setelah Penerapan ISAK 16 ............. 65
4.3.3 Analisis Perpajakan terkait Kegiatan Utama PT PALYJA ............................. 67
4.3.4 Isu Perpajakan terkait Rekonsiliasi Pajak Sebelum Penerapan ISAK 16 ....... 68
4.3.5 Isu Perpajakan terkait Rekonsiliasi Pajak Setelah Penerapan ISAK 16 ......... 69
4.3.6 Analisis Perpajakan Terkait Rekonsiliasi Pajak .............................................. 72
4.3.5 Isu Perpajakan terkait Rekonsiliasi Pajak Setelah Penerapan ISAK 16 ......... 69

xi Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 76
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 76
5.1.1 Kesimpulan untuk Penerapan ISAK 16 di PT PALYJA ................................. 76
5.1.2 Kesimpulan untuk Pencatatan ISAK 16 di PT PALYJA ................................ 77
5.1.3 Kesimpulan Isu Perpajakan terkait penerapan ISAK di 16 PT PALYJA........ 78
5.2 Saran …… ................................................................................................................. 80
5.2.1 Saran untuk PT PALYJA ............................................................................... 80
5.2.2 Saran untuk Penelitian Selanjutnya ................................................................ 80

DAFTAR REFERENSI .................................................................................................. 81


Lampiran ........................................................................................................................ 82

xii Universitas Indonesia


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Referensi SAK Perjanjian Publik ke Swasta .................................................. 13


Tabel 2.2 Skedul Biaya Konstruksi ................................................................................ 22
Tabel 2.3 Perhitungan Pendapatan Jasa Konstruksi ........................................................ 23
Tabel 2.4 Pengukuran Aset Keuangan Tahun 1, 2 dan 3 ................................................ 24
Tabel 2.5 Tarif Penyusutan Aset Tetap Menurut Fiskal ................................................. 33
Tabel 2.6 Masa Manfaat Aset Tetap Menurut PT PALYJA .......................................... 34
Tabel 4.1 Penyajian Kembali Akun Terkait Penerapan ISAK 16 .................................. 42
Tabel 4.2 Nilai Buku Aset Tetap 2011 ........................................................................... 47
Tabel 4.3 Pendapatan Bersih 2011 ................................................................................. 53
Tabel 4.4 Struktur Pendapatan PT PALYJA 2012 ........................................................ 54
Tabel 4.5 Perhitungan Pendapatan Jasa Menurut PT PALYJA ..................................... 55
Tabel 4.6 Pengukuran Piutang Konsesi Menurut PT PALYJA ..................................... 56
Tabel 4.7 Pengukuran Piutang Konsesi Menurut Penulis .............................................. 59
Tabel 4.8 Perbedaan Perhitungan Piutang Konsesi ........................................................ 60
Tabel 4.9 Perhitungan Pendapatan Jasa Menurut Penulis .............................................. 61
Tabel 4.10 Laporan Posisi Keuangan 2012 .................................................................... 64
Tabel 4.11 Rekonsiliasi Pajak 2012 menurut PSAK 16 ................................................ 69
Tabel 4.12 Rekonsiliasi Pajak 2012 Menurut ISAK 16 ................................................. 70
Tabel 4.13 Perhitungan Nilai Penyesuaian Perlakuan Konsesi ..................................... 71
Tabel 4.14 Manfaat Pajak Tangguhan 2012 .................................................................. 72
Tabel 4.15 Perbedaan Nilai pada Rekonsiliasi Fiskal Tahap 2 ...................................... 73
Tabel 4.16 Perhitungan Penyesuaian Perlakuan Konsesi .............................................. 74
Tabel 4.17 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2012 Tahap 2 ..................................................... 75

xiii Universitas Indonesia


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Produksi Air ....................................................................................... 12


Gambar 2.2 Skema Perjanjian Konsesi Jasa .................................................................. 12
Gambar 2.3 Sejarah Penggunaan Peraturan Akuntansi Pada PT PALYJA ................... 15
Gambar 2.4 Ketentuan Perlakuan ISAK 16 ................................................................... 16
Gambar 2.5 Opsi Pencatatan Aset Dalam ISAK 16 ....................................................... 18
Gambar 2.6 Jurnal Terkait Konstruksi ........................................................................... 23
Gambar 2.7 Jurnal Terkait Jasa Operasi ........................................................................ 24
Gambar 2.8 Jurnal Terkait Pengukuran Aset Keuangan ................................................ 25
Gambar 3.1 Struktur Pemegang Saham PT PALYJA .................................................... 38
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT PALYJA ............................................................... 40
Gambar 4.1 Jurnal Pengakuan dan Reklasifikasi Aset Tetap tahun 2011 ...................... 48
Gambar 4.2 Jurnal Penyusutan Aset Konstruksi Tahun 2011 ....................................... 49
Gambar 4.3 Jurnal Pengakuan Piutang Konsesi Tahun 2012 ........................................ 49
Gambar 4.4 Sumber Air PT PALYJA ........................................................................... 50
Gambar 4.5 Jurnal Pendapatan Bersih 2011 .................................................................. 53
Gambar 4.6 Jurnal Beban Pendapatan 2011 .................................................................. 54
Gambar 4.7 Jurnal Pendapatan 2012 .............................................................................. 55
Gambar 4.8 Jurnal Pengakuan Piutang Konsesi 2012 ................................................... 57
Gambar 4.9 Jurnal Amortisasi Piutang Konsesi 2012 Menurut PT PALYJA ............... 57
Gambar 4.10 Jurnal Pengakuan Piutang Konsesi .......................................................... 62
Gambar 4.11 Jurnal Amortisasi Piutang Konsesi 2012 Menurut Penulis ...................... 63
Gambar 4.12 Tahapan Rekonsiliasi Setelah Penerapan ISAK 16 .................................. 69

xiv Universitas Indonesia


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku adalah untuk
memastikan komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals
(MDGs), yaitu memastikan kelestarian lingkungan dan mengurangi hingga
setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air
minum layak dan sanitasi dasar hingga 2015.
Dalam rangka pencapaian target Inpres Nomor 14 Tahun 2011 tentang
kualitas air minum periode B.12 (Desember 2011) sebagai lanjutan dari Inpres
Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan
Nasional dengan salah satu target prioritas adalah persentase kualitas air
minum yang memenuhi syarat kesehatan, dalam hal ini adalah air minum
yang didistribusikan oleh PDAM dengan target tahun ini adalah minimal 90%.
Hal tersebut di atas merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya
kemungkinan munculnya penyakit berbasis air (waterborne disease) karena air
merupakan salah satu media lingkungan yang berperan dalam penyebaran
penyakit melalui media pertumbuhan mikrobiologi serta adanya kemungkinan
terlarutnya unsur kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun
2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pada Pasal 6
disebutkan bahwa (1) Air minum yang dihasilkan dari SPAM (Sistem Penyediaan
Air Minum) yang digunakan oleh masyarakat pengguna/pelanggan harus
memenuhi syarat kualitas berdasarkan peraturan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan; (2) Air minum yang tidak memenuhi
syarat kualitas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilarang didistribusikan
kepada masyarakat. Untuk itu telah diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 492 / MENKES / PER / IV / 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air

1 Universitas Indonesia
2

Minum dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736 / MENKES / PER / VI /


2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.
Upaya pengawasan kualitas air sebagaimana yang diatur di dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736 / MENKES / PER / VI / 2010 tentang
Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum, dilaksanakan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sebagai pengawasan eksternal dan penyelenggara air
minum sebagai pengawasan internal. Selain itu diatur pula mengenai adanya
upaya penyampaian informasi tentang data kualitas air minum oleh
penyelenggara air minum ke dinas kesehatan kabupaten/kota serta upaya
penyampaian kondisi kualitas air oleh pemerintah daerah di wilayahnya.
Berdasarkan Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2005, sumber air
minum yang digunakan dalam rumah tangga dapat dikategorikan menjadi dua
kelompok besar, yaitu sumber air minum terlindung dan tidak terlindung. Sumber
air minum terlindung terdiri dari air kemasan, ledeng, pompa, mata air terlindung,
dan air hujan. Sedangkan sumber air minum tidak terlindung terdiri dari sumur
tidak terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai dan lainnya.
Sedangkan menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2010 menunjukkan persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih yang
digunakan untuk keperluan rumah tangga dan keperluan air minum. Secara
nasional, persentase tertiggi jenis sarana air bersih yang digunakan untuk
keperluan rumah tangga adalah air sumur gali terlindung (27,9%), sumur
bor/pompa (22,2%), dan air ledeng (19,5%). Sedangkan persentase tertinggi jenis
air bersih yang dipergunakan untuk air minum adalah sumur gali terlindung
(24,7%), air ledeng/PAM (14,2%), sumur bor/pompa (14%).
Dalam rangka pembangunan jaringan air bersih, sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Replubik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyedia Air Minum, dalam pasal 37 ayat (3) disebutkan
bahwa “Dalam hal BUMN atau BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan SPAM di wilayah
pelayanannya, BUMN atau BUMD atas persetujuan dewan pengawas/komisaris
dapat mengikutsertakan koperasi, badan usaha swasta, dan/atau masyarakat dalam
penyelenggaraan di wilayah pelayanannya”. Sehingga dengan mengacu pada

Universitas Indonesia
3

peraturan tersebut dimungkinkan BUMN/D bekerjasama dengan pihak swasta


dalam penyelenggaraan SPAM.
PAM JAYA pada tangal 6 Juni 1997, melaksanakan Penandatanganan
Perjanjian Kerjasama Konsesi Jasa PAM JAYA dengan 2 Mitra Swasta selama 25
tahun yaitu PT. Garuda Dipta Semesta yang saat ini menjadi PT. PAM Lyonnaise
Jaya (PT. PALYJA) dan PT. Kekar Pola Airindo yang saat ini menjadi PT.
Thames Pam Jaya (PT. TPJ) dan merubah nama baru menjadi PT. Aerta Air
Jakarta (PT. AERTA). Pada tanggal 1 Februari 1998, Operasional secara penuh
pelayanan air minum pada wilayah usaha dilaksanakan oleh 2 Mitra Swasta
tersebut. Dalam hal ini penulis melakukan studi kasus pada perjanjian konsesi jasa
antara PAM JAYA dengan PT. PALYJA.
Terkait dengan pelaksanaan kerjasama antara pihak publik dan pihak
swasta dalam menjalankan kerjasamanya yang disebut sebagai perjanjian konsesi
jasa, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan standar akuntansi khusus
untuk kerjasama konsesi yang menjadi pedoman dalam pencatatan akuntansi
sebagaimana dituangkan dalam PSAK 39 yaitu tentang Akuntansi Kerjasama
Operasi (KSO). Dalam PSAK 39 terdapat dua pola kerjasama yang biasa
dijalankan antara kedua belah pihak, yaitu yang pertama bangun, kelola, serah
(BKS) atau build, operate, transfer (BOT). Dalam hal ini pihak investor
membangun aset KSO terlebih dahulu, lalu mengoprasikan sampai masa konsesi
berakhir lalu mentransfer aset tersebut kepada pemilik aset. Yang kedua adalah
bagun, serah, kelola (BSK) atau build, transfer, operate (BTO). Dalam hal ini
pihak investor membangun aset KSO sampai siap dioprasikan, lalu aset tersebut
diserahkan kepada pemilik aset untuk dikelola.
Masalah akuntansi yang timbul dari kegiatan kerjasama ini adalah masalah
pengakuan aset KSO. Untuk bentuk kerjasama yang pertama yaitu (BKS) investor
akan langsung mengelola aset KSO setelah pembangunannya selesai sampai
berakhirnya masa konsesi, investor secara lazim memiliki kendali yang signifikan
atas pengelolaan aset KSO. Sesuai dengan syarat pengakuan aset, bila investor
yakin akan adanya manfaat ekonomi dari aset tersebut dan biaya perolehan aset
tersebut bisa diukur secara andal, maka investor harus mencatat sebagai aset KSO.
Untuk bentuk kerjasama yang kedua yaitu (BSK) investor akan menyerahkan aset

Universitas Indonesia
4

KSO begitu siap dioprasikan kepada pemilik aset. Pemilik aset secara lazim
memiliki kendali yang signifikan atas pengelolaan aset KSO. Sesuai dengan syarat
pengakuan aset, bila pemilik aset yakin akan adanya manfaat ekonomi dari aset
tersebut dan biaya perolehan aset tersebut bisa diukur secara andal, maka pemilik
aset harus mencatat sebagai aset KSO saat investor menyerahkan aset tersebut
kepadanya.
Dalam perjanjian konsesi jasa antara PAM JAYA dengan PT. PALYJA
berdasarkan PSAK 39, maka skema yang digunakan adalah bangun, kelola, serah
(BKS) atau build, operate, transfer (BOT), oleh karena itu PT. PALYJA selaku
investor dalam hal ini harus mengakui aset KSO dalam pencatatan akuntansinya.
Dalam panduan pencatatan aset KSO tersebut PT. PALYJA menggunakan PSAK
16 tentang aset tetap sebagai pedoman pencatatannya. Namun pada 1 januari 2012
PSAK 39: Akuntansi Kerjasama Operasi dicabut dan berlaku efektif untuk
periode tahun buku. Hal ini dilandasi pertimbangan bahwa akuntansi kerja sama
operasi (KSO) telah diatur dalam SAK lain, sehingga adanya tumpang tindih
dalam PSAK 39 dengan SAK lain untuk satu transaksi dan peristiwa lainnya.
Sebagaimana diutarakan pada exposure draft pencabutan PSAK (ED
PPSAK) 11 tentang pencabutan PSAK 39 yang mana disebutkan bahwa jika
cakupan dan kriteria KSO merupakan perjanjian konsesi jasa, maka acuan yang
digunakan adalah ISAK 16 tentang perjanjian konsesi jasa.
ISAK 16 sendiri merupakan adopsi dari IFRIC 12 tentang service
concession arrangements untuk menggantikan PSAK 39 tentang kerjasama
operasi sebagai bentuk konvergensi PSAK dengan International Financial
Reporting Standards (IFRS). Sebagaimana diketahui Indonesia dalam menerapkan
standar akuntansi yang dikelola oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ikut serta
melakukan konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standards),
sesuai dengan salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia, sebagai anggota
forum G20, dalam pertemuan pemimpin negara G20 di Washington DC, 15
November 2008. Konvergensi IFRS dilakukan dengan merevisi PSAK agar secara
material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun
2011/2012 (Any Eliza,2012).

Universitas Indonesia
5

Dengan adanya penerapan peraturan baru (ISAK 16) dalam kerjasama


antara PAM JAYA dengan PT. PALYJA, terdapat perubahan yang cukup
signifikan dalam hal pencatatan aset. Yang mana investor dalam hal ini PT
PALYJA secara garis besar dalam ISAK 16 tidak boleh lagi mengakui aset KSO
dalam pencatatan akuntansinya.
Adapun beberapa isu terkait dengan perjanjian konsesi jasa dalam ISAK
16 yang dibahas dalam interpretasi ini adalah sebagai berikut:
a. Perlakuan hak operator atas infrastruktur;
b. Pengakuan dan pengukuran imbalan perjanjian;
c. Jasa konstruksi atau peningkatan kemampuan;
d. Jasa operasi;
e. Biaya pinjaman;
f. Perlakuan akuntansi setelah pengakuan awal aset keuangan dan aset
takberwujud; dan
g. Yang diberikan oleh pemberi konsesi kepada operator.
PT. PALYJA dalam pencatatan akuntansi terkait dengan perjanjian
konsesi jasa dengan PAM JAYA sebagai mana yang diutarakan dalam PSAK 39
yaitu masalah utama dari perjanjian kerjasama operasi adalah terkait pencatatan
aset KSO. Berdasarkan hasil wawancara antara penulis dengan manajer keuangan
di PT. PALYJA diketahui bahwa PT. PALYJA menggunakan panduan PSAK 39
dalam awal terjalinnya kerjasama konsesi, sehingga pedoman dalam pencatatan
aset KSO yang dilakukan PT. PALYJA adalah PSAK 16. Lalu terkait dengan
pencabutan PSAK 39 yang diikuti dengan peralihan pencatatan aset KSO dari
PSAK 16 ke ISAK 16, PT. PALYJA juga melakukan peralihan pencatatan dari
PSAK 16 ke ISAK 16.
Dengan dasar periode peralihan tersebutlah penulis ingin meneliti apakah
PT. PALYJA telah mengadopsi ISAK 16 sesuai dengan ketentuan dalam ISAK 16
dan mengetahui dampak-dampak pada aspek lain terkait dengan penerapan ISAK
16.

Universitas Indonesia
6

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang ingin diangkat untuk Perjanjian Konsesi antara PAM
JAYA dengan PT. PALYJA adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan ISAK 16 di PT Palyja?
b. Bagaimana pencatatan akuntansi ISAK 16 terkait Perjanjian Konsesi jasa di
PT PALYJA?
c. Apakah isu perpajakan terkait dengan ISAK 16 di PT. PALYJA?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk:
a. Mengetahui langkah yang disiapkan perusahaan dalam menerapkan ISAK 16;
b. Mengetahui pencatatan akuntansi untuk perjanjian konsesi jasa;
c. Mengetahui isu perpajakan terkait penerapan ISAK 16.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai tambahan informasi atas penerapan ISAK 16,
b. Sebagai bahan masukan masukan untuk PT. PALYJA atas penerapan akuntansi
dan perpajakan terkait penerapan ISAK 16, dan
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di PT PALYJA dengan meneliti sebelum dan
sesudah penerapan ISAK 16 yang dilakukan perusahaan dalam perlakuan
akuntansinya (tahun 2011 dan 2012).

1.6 Metode Penulisan


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung.
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang didapat
dari pengamatan dan juga wawancara dari staf terkait dalam perusahaan dan juga
data sekunder yang didapat dari buku, artikel dan peraturan.

Universitas Indonesia
7

1.7 Sistematika Penulisan


Penelitian ini dibagi menjadi 5 bab dengan sistematika sebagai berikut:

a. BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang
lingkup, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika
penelitian.
b. BAB 2 TINJAUAN LITERATUR
Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan sebagai landasan pembahasan dan
analisa pada implementasi ISAK 16 pada Perjanjian Konsesi di PT. PALYJA.
Teori yang dimaksud meliputi ulasan tentang landasan hukum pengembangan
system penyediaan air minum, perjanjian konsesi dan ISAK 16.
c. BAB 3 METODE PENELITIAN & GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini membahas metode penelitian dan profil PT. PALYJA, proses bisnis
PT. PALYJA , skema perjanjian kerjasama konsesi.
d. BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Bab ini membahas penerapan ISAK 16, pencatatan ISAK 16, isu perpajakan
terkait penerapan ISAK 16 di PT. PALYJA dan analisinya, .
e. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari penelitian. Dalam membuat kesimpulan
peneliti akan mengaitkan dengan tujuan dari penelitian. Selain itu akan dibahas
mengenai keterbatasan yang dihadapi peneliti selama penelitian dan saran agar
penelitian ke depannya akan menjadi lebih baik.

Universitas Indonesia
BAB 2

TINJAUAN LITERATUR

2.1. Dasar Hukum Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) adalah kegiatan yang
bertujuan membangun, memperluas dan / atau meningkatkan sistem fisik (teknik)
dan non-fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan
hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum
kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik (PP 16 / 2005 pasal 1 (7)).
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum
(PP 16/2005 pasal 1 (8)).
Dalam rangka pengembangan SPAM, Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah bertanggung jawab untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan
air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan
yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan per Undang-Undangan.
Penyelenggaraan pengembangan SPAM dapat dilakukan oleh Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan usaha Milik Daerah (BUMD) yang
dibentuk secara khusus untuk pengembangan SPAM, dan jika BUMN atau
BUMD tidak dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan SPAM di
wilayah pelayanannya, BUMN atau BUMD atas persetujuan dewan
pengawas/komisaris dapat mengikutsertakan koperasi, badan usaha swasta,
dan/atau masyarakat dalam penyelenggaraan di wilayah pelayanannya,
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pasal 37
ayat (1), (2) dan (3).
Adapun lex generalis dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
adalah Udang-Undang Replubik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber

8 Universitas Indonesia
9

Daya Air. Dalam pasal 7 ayat (1) UU 7/2004 disebutkan bahwa hak guna air dapat
digolongkan menjadi dua bagian, yaitu hak guna pakai air dan hak guna usaha air.

2.1.1 Hak Guna Pakai Air


Hak guna pakai air diperoleh tanpa izin untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-
hari bagi perseorangan dan bagi pertanian rakyat yang berada di dalam sistem
irigasi. Dalam hal ini menjadi memerlukan izin Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah apabila:
a. cara menggunakannya dilakukan dengan mengubah kondisi alami sumber air;
b. ditujukan untuk keperluan kelompok yang memerlukan air dalam jumlah besar;
atau
c. digunakan untuk pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada.

2.1.2 Hak Guna Usaha Air


Hak guna usaha air dapat diberikan kepada perseorangan atau badan usaha dengan
izin dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
Pemegang hak guna usaha air dapat mengalirkan air di atas tanah orang lain
berdasarkan persetujuan dari pemegang hak atas tanah yang bersangkutan,
persetujuan dapat berupa kesepakatan ganti kerugian atau kompensasi.
Sebagaimana diatur dalam PP 16/2005 pada pasal 37 ayat (1), (2) dan (3)
disebutkan bahwa penyelenggaraan pengembangan SPAM dapat dilakukan oleh
BUMN atau BUMD yang dibentuk secara khusus untuk pengembangan SPAM.
Jika BUMN atau BUMD tidak dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelayanan SPAM di wilayah pelayanannya, BUMN atau BUMD atas persetujuan
dewan pengawas / komisaris dapat mengikutsertakan koperasi, badan usaha
swasta, dan / atau masyarakat dalam penyelenggaraan di wilayah pelayanannya.

2.1.2.1 Tugas dan Tanggung Jawab BUMN atau BUMD Selaku Pengembang
SPAM
Berdasarkan PP 16 / 2005 dalam pasal 63 disebutkan beberapa tugas dan
tanggung jawab BUMN / BUMD dalam menjalankan peran sebagai pengembang
SPAM, yaitu:

Universitas Indonesia
10

a. Menyelenggarakan pengembangan SPAM yang terpadu dengan


pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi yang ditetapkan;
b. Melaksanakan rencana dan program proses pengadaan, termasuk pelaksanaan
konstruksi yang menjadi tanggung jawabnya, serta pengoperasian,
pemeliharaan dan rehabilitasi;
c. Melakukan pengusahaan termasuk menghimpun pembayaran jasa pelayanan
sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan;
d. Memberi pelyanan penyediaan air minum dengan kualitas dan kuantitas
sesuai dengan standar yang ditetapkan;
e. Membuat laporan penyelenggaraan secara transparan, akuntabel, dan
bertanggung gugat sesuai dengan prinsip tata pengusahaan yang baik;
f. Menyampaikan laporan penyelenggaraan kepada Pemerintah/Pemerintah
Daerah sesuai dengan kewenangannya; dan
g. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada masyarakat
luas.

2.1.2.2 Peran Serta Koperasi, Badan Usaha Swasta dan Masyarakat Selaku
Pengembang SPAM
Berdasarkan PP 16 / 2005 dalam pasal 64 disebutkan beberapa peran serta
koperasi badan usaha swasta dan masyarakat selaku pengembang SPAM, yaitu:
a. Koperasi dan / atau badan usaha swasta dapat berperan serta dalam
penyelenggaraan pengembangan SPAM pada daerah, wilayah atau kawasan
yang belum terjangkau pelayanan BUMD/BUMN;
b. Koperasi dan / atau badan usaha swasta dapat dibentuk khusus untuk usaha di
bidang penyediaan SPAM;
c. Pelibatan koperasi dan / atau badan usaha swasta dilakukan berdasarkan prinsip
persaingan yang sehat melalui proses pelelangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
d. Pelelangan dapat mencakup seluruh atau sebagian tahapan penyelenggaraan
pengembangan.

Universitas Indonesia
11

e. Koperasi dan / atau badan usaha swasta yang mendapatkan hak berdasarkan
pelelangan mengadakan perjanjian dalam penyelenggaraan SPAM dengan
Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya.
f. Perjanjian penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling
kurang memuat ketentuan :
i. ruang lingkup penyelenggaraan;
ii. standar teknis (kualitas, kuantitas dan tekanan air);
iii. tarif awal dan formula perhitungan tarif;
iv. jangka waktu penyelenggaraan; dan
v. hak dan kewajban para pihak.
g. Setelah batas waktu perjanjian selesai, seluruh aset beserta kelengkapannya
diserahkan kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah dalam keadaan baik
dan dapat beroperasi. Pedoman tentang tata cara pelelangan dan penyusunan
perjanjian penyelenggaraan SPAM serta tata cara penyerahan aset diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri.

2.2 Perjanjian Konsesi Jasa


Sebagaimana pemaparan dalam PP 16 / 2005 dalam pasal 37 ayat (1) disebutkan
bahwa tanggung jawab pengembangan SPAM adalah tanggung jawab Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah. Lalu inklusifitas pengembangan SPAM
dipertegas pada pasal 37 ayat (3) yang telah disebutkan bahwa dalam
pengembangan sistem penyediaan air minum selain dapat dilakukan oleh BUMN
atau BUMD juga dapat bekerjasama dengan koperasi, badan usaha swasta, dan /
atau masyarakat dalam penyelenggaraan di wilayah pelayanannya. Perjanjian
tersebut sering disebut Kerjasama Pemerintah Swasta antara lain dapat berbentuk
perjanjian konsesi jasa “bangun, operasi, serah”, “rehabilitasi, operasi, serah” atau
“publik ke swasta”.
Dalam hal ini PT PAM Lyonnaise Jaya (PT PALYJA) melakukan
perjanjian konsesi jasa dengan PAM Jaya dengan skema bangun, operasi, serah.
Dapat disimpulkan bahwa PT PALYJA dalam perjanjian konsesi jasa tersebut
melakukan mulai dari pembangunan unit produksi hingga reservoir dan jaringan
air, mengoperasikan kegiatan usaha mulai dari produksi air bersih hingga

Universitas Indonesia
12

penyaluran kepada pengguna / pelanggan lalu menyerahkan seluruh aset pada


akhir masa perjanjian konsesi jasa.

Gambar 2.1 Alur Produksi Air


Sumber:http://id.palyja.co.id/bisnis-utama/fasilitas-dan-infrastruktur/fasilitas-produksi-wtp-
dan-proses/

Gambar 2.1 diatas menjelaskan alur produksi air bersih yang dilakukan
oleh PT PALYJA mulai dari pengolahan bahan air baku hingga distribusi kepada
pengguna / pelanggan. Hal ini menjelaskan bagaimana peran sektor swasta yang
dikatakan pada PP 16 / 2005 pasal 64 huruf (d) yaitu “Pelelangan dapat mencakup
seluruh atau sebagian tahapan penyelenggaraan pengembangan” yang mana PT
PALYJA melaksanakan seluruh unsur dalam pengembangan SPAM.

Gambar 2.2 Skema Perjanjian Konsesi Jasa


Sumber: http://id.palyja.co.id/profil/tentang-palyja/pemegang-kepentingan/

Universitas Indonesia
13

Gambar 2.2 diatas menjelaskan skema perjanjian konsesi jasa antara


PAM Jaya dengan PT PALYJA, dimana PAM Jaya (pemberi konsesi) sebagai
BUMD milik DKI Jakarta melakukan kerjasama dalam rangka pengembangan
SPAM dengan PT PALYJA (operator).

2.3 Referensi SAK yang Diterapkan untuk Perjanjian Publik ke Swasta


Dalam penentuan standar akuntansi (SAK) yang digunakan sebagai pedoman
pencatatan akuntansi yang diterapkan dalam perjanjian publik ke swasta dapat
mengacu ke tabel dibawah ini;

Tabel 2.1 Referensi SAK Perjanjian Publik ke Swasta

Kategori Penyewa Penyedia Jasa Pemilik


Jenis Sewa (misalnya Jasa dan/atau kontrak Rehabilitasi, Bangun, Bangun, Divestasi / Privatisasi /
Pegaturan operator pemeliharaan (tugas Operasi Operasi, Milik, Korporasi 100%
yang Biasa menyewa aset tertentu misalnya Serah Serah Operasi
Berlaku dari pemberi menagih utang)
konsesi)

Kepemilikan
Aset Pemberi Konsesi Operator

Investasi
Pemberi Konsesi Operator
Modal
Risiko Pemberi Konsesi /
Dibagi Pemberi Konsesi Operator
Permintaan Operator
Tidak terbatas (atau
Durasi 8-20 Tahun 1-5 tahun 25-30 Tahun terbatas dengan lisensi)
Kepentingan
Residu Pemberi Konsesi Operator
SAK Terkait PSAK 30 PSAK 23 ISAK 16 PSAK 16

Sumber: Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan 16

Pada tabel 2.1 diatas menjelaskan penetapan jenis perjanjian pihak publik
ke swasta dalam penyediaan jasa sektor publik dan dapat disimpulkan terdapat 4
SAK yang dapat digunakan sebagai pedoman pencatatan akuntansi dalam skema
perjanjian publik ke swasta yaitu PSAK 30 : Sewa, PSAK 23 : Pendapatan, ISAK
16 : Perjanjian Konsesi Jasa, dan PSAK 16 : Aset Tetap.

Universitas Indonesia
14

2.3.1 PSAK 30 : Sewa


PSAK 30 tentang Sewa digunakan jika pihak swasta menyewa aset dari publik,
resiko atas permintaan dibagi antara pihak swasta dan publik, durasi kerjasama
antara 8 - 20 tahun. Kepemilikan, investasi dan kepentingan residu atas aset
dimiliki dan dikendalikan oleh pihak publik.

2.3.2 PSAK 23 : Pendapatan


PSAK 23 tentang Pendapatan digunakan jika pihak swasta melakukan operasi jasa
dan / atau pemeliharaan, resiko atas permintaan berada pada pihak publik, durasi
kerjasama antara 1 - 5 tahun. Kepemilikan, investasi dan kepentingan residu atas
aset dimiliki dan dikendalikan oleh pihak publik.

2.3.3 ISAK 16 : Perjanjian Konsesi Jasa


ISAK 16 tentang Perjanjian Konsesi Jasa digunakan jika pihak swasta melakukan
jasa rehabilitasi, operasi dan serah atau bangun operasi serah. resiko atas
permintaan berada antara pihak swasta dan / atau publik, durasi kerjasama antara
25 - 30 tahun. Kepemilikan dan kepentingan residu atas aset dimiliki dan
dikendalikan oleh pihak publik, investasi atas aset dilakukan pihak swasta.

2.3.4 PSAK 16 : Aset Tetap


PSAK 16 tentang Aset Tetap digunakan jika pihak swasta melakukan Bangun,
milik dan operasi atau divestasi / privatisasi / korporasi 100%. resiko atas
permintaan berada antara pihak swasta, durasi kerjasama antara 25 - 30 tahun atau
tiadak terbatas (atau terbatas dengan lisensi). Kepemilikan, investasi, dan
kepentingan residu atas aset dimiliki dan dikendalikan oleh pihak swasta.

2.4 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan 16 (ISAK 16)


Seperti yang disebutkan dalam PSAK 39 tentang kerjasama operasi bahwa yang
menjadi masalah utama adalah pengakuan Aset KSO. PSAK 39 dalam meregulasi
kerjasama operasi dikatakan bahwa Aset KSO diakui sebagai Aset investor atau
operator jika dalam perjanjian kerjasama tersebut investor atau operator
menggunakan skema bangun, kelola, serah (BKS) atau build, operate, transfer

Universitas Indonesia
15

(BOT). PSAK 39 dicabut pada 1 janiari 2012 karena terjadi tumpang tindih
dengan SAK lain dalam penerapan SAK di perjanjian publik ke swasta. Dalam
tabel 2.1 diatas digambarkan terdapat 4 opsi SAK sebagai refrensi SAK salam
perjanjian publik ke swasta. Dengan ketentuan - ketentuan yang tertera dalam
tabel 2.1 diatas maka SAK cocok untuk diterapkan dalam perjanjian PAM Jaya
dengan PT PALYJA adalah ISAK 16. Selain itu dalam ketentuan PPSAK 11
tentang pencabutan PSAK 39 yang mana disebutkan bahwa jika cakupan dan
kriteria KSO merupakan perjanjian konsesi jasa, maka acuan yang digunakan
adalah ISAK 16 tentang perjanjian konsesi jasa, sehingga tidak lagi menggunakan
PSAK 16 sebagai pedoman pencatatan aset tetap KSO. Hal ini tertera dalam
gambar 2.3 dibawah ini.

Gambar 2.3 Sejarah Penggunaan Peraturan Akuntansi Pada PT PALYJA


Sumber: Hasil Olahan Penulis

Dalam Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 16 perjanjian


yang melibatkan antara pihak publik dan pihak swasta dalam rangka untuk
membangun atau menaikkan nilai dari infrastruktur yang digunakan untuk
menyediakan jasa publik serta mengoperasikan dan memelihara infrastruktur
tersebut dalam jangka waktu tertentu. Di Indonesia IAI mengadopsi IFRIC 12
Service Concession Arrangements dalam penyusunan ISAK 16.
Di dalam IFRIC 12 dinyatakan bahwa interpretasi ini berlaku untuk
perjanjian konsesi jika:
a. Pemberi konsesi mengendalikan atau meregulasi jasa apa yang harus diberikan
oleh operator dengan infrastruktur, kepada siapa jasa harus diberikan, dan
berapa berapa harganya; dan

Universitas Indonesia
16

b. Pemberi konsesi mengendalikan – melalui kepemilikan, hak manfaat, atau


bentuk lain – atas setiap kepentingan residu signifikan dalam infrastruktur
pada akhir masa perjanjian.
Senada dengan ketentuan pada IFRIC 12 di atas, ISAK 16 juga berlaku
jika kedua ketentuan di atas terpenuhi. Seperti dijelaskan dalam gambar 2.4 di
bawah ini:

Pemberi konsesi jasa mengontrol dan mengatur Di luar cakupan


Tidak
jasa yang diberikan operator dgn infrastruktur,
kepada siapa jasa diberikan, dan menetapkan harga ISAK 16

Ya

Pemberi konsesi jasa mengontrol, melalui Tidak


kepemilikan, residu yang bersifat signifikan
pada infrastruktur di akhir masa perjanjian

Ya Tidak

Infrastruktur dibangun atau dibeli dari Infrastruktur sudah tersedia


Tidak
pihak ketiga atau infrastruktur atau pemberi konsesi jasa
digunakan untuk seluruh masa memberi akses ke operator
Tidak
kegunaanntya dalam perjanjian untuk dalam rangka perjanjian

Ya
Ya

Termasuk dalam cakupan ISAK 16

Gambar 2.4 Ketentuan Perlakuan ISAK 16


Sumber: ISAK 16

Entitas swasta atau operator dalam perjanjian dibayar untuk jasa yang
diberikan dalam periode perjanjian. Perjanjian antara entitas swasta dengan
pemerintah ini biasanya diikat dalam kontrak yang mengatur standar kinerja,
mekanisme penyesuaian harga, dan pengaturan penyelesaian perselisihan.
Perjanjian jasa secara kontraktual mengharuskan entitas swasta untuk
menyediakan jasa ke publik atas nama entitas publik atau pemerintah. Ciri umum
lain dari perjanjian jasa ini adalah:

Universitas Indonesia
17

a. Pemberi konsesi adalah entitas publik, termasuk badan pemerintah, atau entitas
swasta yang telah diberikan tanggung jawab atas jasa tersebut.
b. Entitas swasta yang bertindak selaku penerima konsesi bertanggung jawab
setidaknya untuk sebagian pengelolaan infrastruktur dan jasa terkait dan tidak
hanya bertindak sebagai agen untuk kepentingan pemberi konsesi.
c. Kontrak menetapkan harga awal yang akan dikenakan oleh operator dan
mengatur perubahan harga selama periode perjanjian jasa.
d. Operator diwajibkan untuk menyerahkan infrastruktur kepada pemberi konsesi
pada akhir periode perjanjian dalam kondisi yang telah ditentukan, dengan
sedikit atau tanpa imbalan tambahan, terlepas dari pihak yang awalnya
membiayai infrastruktur.
Selain membahas tentang ketentuan dalam menentukan IFRIC 12 tersebut
berlaku, dibahas juga tentang pengakuan aset KSO, yang mana disebutkan dalam
IFRIC 12 bahwa operator tidak mengakui aset KSO sebagai aset tetap namun ada
dua opsi lain sebagai pengganti pencatatannya, yaitu sebagai aset keuangan atau
aset takberwujud. Seperti dalam IFRIC 12 disebutkan pula dalam ISAK 16 terkait
pengakuan aset KSO ini tercantum dalam paragraf 11 yaitu “infrastruktur dalam
ruang lingkup interpretasi ini (ISAK 16), tidak diakui sebagai aset tetap operator
karena perjanjian jasa kontraktual tidak memberikan hak kepada operator untuk
mengendalikan penggunaan infrastruktur jasa publik. Operator hanya memiliki
akses untuk mengoprasikan infrastruktur dalam menyediakan jasa publik untuk
kepentingan pemberi konsesi sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam
kontrak”.

Universitas Indonesia
18

Apakah operator memiliki hak Apakah operator menerima hak


kontraktual untuk menerima kas Tidak (lisensi) untuk membebankan
atau Aset keuangan lain dari pengguna jasa publik sebagaimana
atau diskresi pemberi konsesi dijelaskan dalam paragraf 17?
sebagaimana dijelasakan dalam
paragraf 16?

Ya Ya

Operator mengakui aset Operator mengakui aset


keuangan sepanjang operator takberwujud sepanjang
memiliki hak kontraktual untuk operator memiliki hak
menerima kas atau aset kontraktual untuk menerima
keuanagn lain sebagaimana aset takberwujur sebagaimana
dijelaskan paragraf 16 dijelaskan paragraf 17.

Gambar 2.5 Opsi Pencatatan Aset Dalam ISAK 16


Sumber: Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan 16

Dengan pernyataan pada paragraf 11 dalam ISAK 16 maka dapat


disimpulkan bahwa operator tidak mencatat aset KSO sebagai aset tetap. Lalu
sebagai gantinya terdapat dua opsi pencatatan seperti pada penjelasan Gambar 2.5
di atas yaitu yang pertama disebutkan di dalam paragraf 16 bahwa operator
mengakui aset keuangan sepanjang operator memiliki hak kontraktual untuk
menerima kas atau aset keuangan lain dari atau atas pemberi konsesi. Sedangkan
yang kedua dalam paragraf 17 disebutkan bahwa operator mengakui aset
takberwujud sejauh operator menerima hak (lisensi) untuk membebankan
pengguna jasa publik bukan hak tanpa syarat untuk menerima kas karena
jumlahnya bergantung pada sejauh mmana publik menggunakan jasa
ISAK 16 juga berlaku untuk infrastruktur yang dibangun entitas swasta
penerima konsesi atau diperoleh entitas swasta penerima konsesi dari pihak ketiga
untuk tujuan perjanjian jasa dan infrastruktur yang telah ada yang aksesnya
diberikan oleh pemberi konsesi kepada operator untuk tujuan perjanjian jasa.
ISAK 16 tidak mengatur akuntansi untuk infrastruktur yang telah diakui sebagai
aset tetap oleh entitas swasta penerima konsesi sebelum perjanjian jasa. Selain itu
ISAK 16 tidak mengatur akuntansi untuk pemberi konsesi.

Universitas Indonesia
19

Berikut pokok bahasan yang dibahas dalam ISAK 16, namun yang relevan
untuk dibahas dalam kasus PT PALYJA antara lain:
a. Perlakuan hak operator atas infrastruktur;
b. Pengakuan dan pengukuran imbalan perjanjian;
c. Jasa konstruksi atau peningkatan kemampuan;
d. Jasa operasi;
e. Perlakuan akuntansi setelah pengakuan awal Aset keuangan dan Aset tak
berwujud; dan
f. Hal yang diberikan oleh pemberi konsesi kepada operator

2.4.1 Perlakuan Hak Operator atas Infrastruktur


Berdasarkan perjanjian jasa konsesi antara PAM Jaya dengan PT PALYJA yang
menyatakan bahwa PAM Jaya selaku pemberi konsesi tidak memberikan hak
kepada PT PALYJA selaku operator untuk mengendalikan penggunaan
infrastruktur jasa publik, namun operator hanya memiliki akses untuk
mengoperasikan infrastruktur sesuai dengan kepentingan pemberi konsesi jasa
yang telah ditentukan dalam kontrak, maka sesuai dengan penjelasan dalam ISAK
16 paragraf 11 dinyatakan bahwa operator tidak mengakui infrastruktur yang
terkait dengan kegiatan perjanjian konsesi jasa sebagai aset tetap. Hal ini karena
perjanjian konsesi jasa tidak memberikan hak kepada operator untuk
mengendalikan penggunaan infrastruktur jasa publik. Namun operator hanya
memiliki akses untuk mengoperasikan infrastruktur sesuai dengan kepentingan
pemberi konsesi jasa yang telah ditentukan dalam kontrak.

2.4.2 Pengakuan dan Pengukuran Imbalan atas Perjanjian


Berdasarkan perjanjian jasa konsesi antara PA Pengakuan dan Pengukuran
Imbalan atas Perjanjian Dalam perjanjian konsesi jasa PT PALYJA dengan PAM
Jaya, PT PALYJA melakukan dua aktifitas jasa, yaitu jasa konstruksi dan jasa
operasi. Berdasarkan penjelasan dalam ISAK 16 paragraf 13 dijelakan bahwa
operator mengakui dan mengukur pendapatan konstruksi sesuai dengan PSAK 34:
Kontrak Konstruksi. PSAK 34 paragraf 22-35 mengatur pengakuan pendapatan
dan beban kontrak. PSAK 34 mengakui pendapatan dan beban dengan mengacu

Universitas Indonesia
20

pada persentase penyelesaian kontrak atau sering disebut sebagai metode


persentase penyelesaian. Metode ini menghubungkan pendapatan dengan biaya
kontrak yang terjadi dalam tahap penyelesaian sehingga pendapatan, beban, dan
laba yang dilaporkan dapat diatribusikan secara proporsional. Sesuai dengan
paragraf 22 PSAK 34, pendapatan dan beban diakui pada tanggal akhir periode
pelaporan. Serta dalam paragraph 13 dalam ISAK 16 operator mengakui
pendapatan jasa sesuai dengan PSAK 23: Pendapatan. PSAK 23 paragraf 23
menyebutkan bahwa tingkat penyelesaian transaksi dapat ditentukan dengan
berbagai metode. Entitas menggunakan metode yang dapat mengukur dengan
andal jasa yang diberikan. Metode tersebut meliputi;
a. Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan.
b. Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total jasa
yang harus dilakukan.
c. Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya
transaksi.
Dalam kasus ini PT PALYJA melakukan dua jasa, maka imbalan yang
diterima mengacu pada nilai wajar dari jasa yang diberikan. Sifat imbalan
menentukan perlakuan akuntansi selanjutnya.
Operator mengakui imbalan atas jasa konstruksi atau peningkatan
kemampuan dan jasa operasi pada nilai wajar. Sedangkan imbalan dapat
berbentuk dua jenis hak, yaitu:
a. Aset keuangan; atau
b. Aset takberwujud
Dalam skema kerjasama antara PT PALYJA dengan PAM Jaya diketahui
bahwa PT PALYJA menerapkan pencatatan aset KSOnya dengan aset keuangan.
Hal ini karena dalam isi perjanjian antara PT PALYJA dengan PAM Jaya sesuai
dengan ketentuan pengakuan aset keuangan seperti disebutkan dalam ISAK 16
paragraf 16 yaitu operator memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset
keuangan lain dari pemberi konsesi.

Universitas Indonesia
21

2.4.2.1 Aset Keuangan


Dalam PSAK 50 Instrumen Keuangan : Penyajian, disebutkan bahwa yang
definisi dari asset keuangan adalah setiap asset yang berbentuk;
a. Kas;
b. Instrument ekuitas yang diterbitkan entitas lain;
c. Hak kontraktual; dan
d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrument ekuitas yang diterbitkan oleh entitas lain.
Berdasarkan pernyataan tersebut hak kontraktual yang timbul akibat
perjanjian konsesi jasa antara PAM Jaya dengan PT PALYJA diakui sebagai aset
keuangan. Sedangkan dalam PSAK 55 Instrumen Keuangan : Pengakuan dan
Pengukuran menyatakan hak kontraktual memiliki 3 jenis, yaitu;
a. Pinjaman yang diberikan dan piutang;
b. Asset keuangan tersedia untuk dijual; atau
c. Asset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
PT PALYJA mengakui hak kontraktual yang timbul dari perjanjian
konsesi jasa sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Dalam PSAK 55
Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran mensyaratkan bahwa entitas
mengakui aset keuangan dalam laporan posisi keuangan. Selain itu PSAK 55
Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran mensyaratkan bunga dihitung
dengan menggunakan metode suku bunga efektif untuk diakui dalam laba rugi
jika hak kontraktual dicatat sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang atau
tersedia untuk dijual.
Berikut adalah contoh ilustrasi pengakuan dan pengukuran awal atas
konstruksi atau peningkatan kemampuan dan pengukuran atas pendapatan jasa
operasi yang sesuai dengan ISAK 16. Diketahui bahwa operator menandatangani
kontrak kerjasama dengan pemberi konsesi untuk melakuakn jasa konstruksi dan
jasa operasi dalam suatu kontrak konsesi dengan durasi 10 tahun. Diketahui
bahwa kontrak konstruksi senilai Rp1.050 dengan biaya konstruksi sebesar
Rp1.000. kontrak konstruksi dilakukan dalam dua tahun pertama, dan untuk jasa
operasi operator menetapkan 20% sebagai persentase keuntungan yang
diharapkan atas biaya yang dikeluarkan untuk jasa operasi. Jasa operasi mulai

Universitas Indonesia
22

dilakukan mulai dilakukan pada tahun ketiga sampai masa konsesi berakhir.
Sedangkan asumsi suku bunga efektif adalah 6.18% dan total imbalan yang
diterima operator dari pemberi konsesi adalah sebesar Rp 200 yang dibayarkan
mulai tahun ketiga hingga akhir masa konsesi;
a. Jasa Konstruksi
Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak konstruksi sesuai dengan PSAK
34 : Kontrak Konstruksi. Biaya dari kegiatan konstruksi diakui sebagai beban
dengan mengacu pada pada tahap penyelesaian kegiatan. Berikut pada Tabel 2.2
adalah contoh ilustrasi dari pengakuan awal dari aset keuangan dengan nilai
wajar;
Tabel 2.2 Skedul Biaya Konstruksi

Tahun 1 Tahun 2
Nilai Kontrak (Rp) 1.050 1.050
Dikurangi Estimasi
Biaya
Biaya Tahun Berjalan 500 1.000
Estimasi Sisa Biaya 500 500
Estimasi Biaya
Konstruksi 1.000 1.000
Estimasi Laba Kotor 50 50
Persentasi Konstruksi 50% 100%
Biaya Tahun Berjalan (500) (1,000)
Estimasi Total Biaya (1.000) (1.000)
Sumber: ISAK 16, Hasil olahan penulis

Pada Tabel 2.2 di atas menjelaskan tentang estimasi biaya konstruksi yang
akan terjadi. Masa konstruksi dilakukan selama 2 tahun dengan tingkat
penyelesaian pembangunan setiap tahunnya adalah sama sebesar 50%. Atas nilai
kontrak konstruksi tersebut operator menentukan keuntungan sebesar 5% dari
total biaya estimasi pembangunan sebesar Rp1.000.

Universitas Indonesia
23

Tabel 2.3 Perhitungan Pendapatan Jasa Konstruksi

Tahun Diakui Tahun


Tahun 1 Nilai (Rp) Sebelumnya (Rp) Berjalan (Rp)
Pendapatan (1,050 x 50%) 525 - 525
Biaya 500 - 500
Laba Kotor 25 - 25
Tahun Diakui Tahun
Tahun 2 Nilai Sebelumnya Berjalan
Pendapatan (1,050 x 100%) 1,050 525 525
Biaya 1,000 500 500
Laba Kotor 50 25 25

Sumber: ISAK 16, hasil olahan penulis

Menurut data pengukuran pendapatan atas jasa konstruksi pada Tabel 2.3
di atas, maka jurnal pengakuan pendapatan tertera pada Gambar 2.6 di bawah ini;

Tahun 1 Tahun 2
Mencatat Biaya Konstruksi

Dr Beban Konstruksi 500 500


Cr Kas 500 500
Mencatat Pendapatan Konstruksi

Dr Aset Keuangan 525 525


Cr Pendapatan Konstruksi 525 525

Gambar 2.6 Jurnal Terkait Konstruksi


Sumber: ISAK 16, Hasil olahan penulis

b. Jasa Operasi
Sesuai dalam paragraf 20 dalam ISAK 16 dinyatakan bahwa pendapatan atas
jasa operasi diukur dengan ketentuan yang ada di dalam PSAK 23. Dengan
demikian pendapatan atas jasa diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau yang dapat diterima. Terkait dengan pendapatan jasa operasi yang
dilakukan PT PALYJA maka dapat mengacu pada PSAK 23 paragraf 19-27
yaitu pendapatan diakui mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada
akhir periode pelaporan. Pada Gambar 2.7 berikut adalah ilustrasi dari
pengakuan pendapatan jasa operasi di tahun ke 3;

Universitas Indonesia
24

Tahun 3
Mencatat Pendapatan Jasa
Dr Beban Konstruksi 12
Cr Kas 12
Mencatat Beban Jasa
Dr Aset Keuangan 10
Cr Pendapatan Konstruksi 10

Gambar 2.7 Jurnal Terkait Jasa Operasi


Sumber: ISAK 16, Hasil olahan penulis

c. Pengukuran Selanjutnya Setelah Pengakuan Awal Aset Keuangan


Terkait dengan pengukuran selanjutnya atas aset konsesi yang diakui sebagai
aset keuangan setelah diakui adanya pendapatan atas jasa konstruksi dan
pendapatan jasa operasi diukur berdasarkan PSAK 55 tentang Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Pada pengukuran selanjutnya asset
keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yaitu jumlah yang diakui
sebelumnya ditambah bunga kumulatif atas jumlah tersebut yang dihitung
dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi pembayaran. Pada
Tabel 2.4 berikut adalah ilustrasi dari pengakuan selanjutnya atas aset
keuangan pada tahun kesatu sampai tahun ketiga;

Tabel 2.4 Pengukuran Aset Keuangan Tahun 1, 2 dan 3

Nilai (Rp)
Jumlah Piutang Dari Konsesi Tahun 1 525
Piutang Pada Akhir Tahun 1 525

Bunga Efektif Di Tahun 2 Atas Piutang


Pada Akhir Tahun 1 (6.18% X Rp 525) 32
Jumlah Piutang Dari Konsesi Tahun 2 525
Piutang Pada Akhir Tahun 2 1.082

Bunga Efektif Di Tahun 3 Atas Piutang


Pada Akhir Tahun 2 (6.18% X Rp 1.082) 67
Pendapatan Jasa 12
Penerimaan Kas (Imbalan) (200)
Piutang Pada Akhir Tahun 3 961

Sumber: Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan 16

Universitas Indonesia
25

Pada Tabel 2.4 di atas diketahui pembangunan aset konsesi berlangsung


selama 2 tahun pertama. Pada masa tersebut belum ada amortisasi atas aset
keuangan karena belum selesainya pembangunan. Sedangkan untuk pendapatan
bunga sudah mulai dikapitalisasi mulai tahun ke 2. Untuk penerimaan imbalan
dan penerimaan pendapatan jasa diterima perusahaan pada tahun ke 3.
Pada Gambar 2.8 berikut adalah jurnal untuk transaksi pada ilustrasi
pengukuran aset keuangan di atas;

Tahun 1
Mencatat Nilai Aset Keuangan
Aset Keuangan 525
Pendapatan Konstruksi 525
Tahun 2
Mencatat Nilai Aset Keuangan
Aset Keuangan 525
Pendapatan Konstruksi 525
Mencatat Pendapatan Bunga
Aset Keuangan 32
Pendapatan Bunga 32
Tahun 3
Mencatat Pendapatan Bunga
Aset Keuangan 67
Pendapatan Bunga 67
Mencatat Pendapatan Jasa Operasi
Aset keuangan 12
Pendapatan Jasa Operasi 12
Mencatat Penerimaan Imbalan
Kas / Piutang 200
Aset keuangan 200

Gambar 2.8 Jurnal Terkait Pengukuran Aset Keuangan


Sumber: ISAK 16, Hasil olahan penulis

2.4.3 Hal yang Diberikan kepada Operator oleh Pemberi Konsesi


Sesuai dengan yang telah dijelaskan di awal, item infrastruktur yang diberi akses
oleh pemberi konsesi ke operator tidak diakui sebagai aset tetap. Pemberi konsesi
mungkin memberikan item lain untuk disimpan atau dipergunakan sesuai dengan

Universitas Indonesia
26

keinginan operator. Jika aset tersebut merupakan bagian imbalan yang harus
dibayar oleh pemberi konsesi untuk jasa, maka aset tersebut bukan merupakan
hibah pemerintah. Aset tersebut diakui sebagai aset operator yang diukur pada
nilai wajar pada saat pengakuan awal.

2.5 Pajak
Dalam penerapan ISAK 16 operator tidak lagi mengakui aset konsesi sebagai aset
tetap operator, namun diakui sebagai aset keuangan. Perbedaan perlakuan
akuntansi atas pencatatan aset tetap menjadi aset keuangan menimbulkan
perbedaan pada laba sebelum pajak pada pembukuan operator. Hal ini
menimbulkan perbedaan jumlah pajak badan perusahaan setelah penerapan ISAK
16. Selain itu ada beberapa potensi perpajakan lain yang timbul terkait penerapan
ISAK 16, diantaranya muncul akun baru dalam pencatatan aset keuangan seperti
dalam simulasi pencatatan aset keuangan di atas yaitu munculnya pendapatan
konstruksi dan pendapatan bunga. Dengan timbulnya pendapatan konstruksi
muncul tax exposure PPh Final dan PPN lalu atas timbulnya pendapatan bunga
muncul tax exposure PPh 23.

2.5.1 Definisi Pajak


Menurut Undang-Undang nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan pasal 1 (1) pajak adalah kontribusi wajib bagi warga Negara
yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak diwajibkan pemungutannya atas dasar Undang-Undang sehingga
pelaksanaannya bersifat memaksa, yang berarti bahwa barang siapa yang
termasuk sebagai wajib pajak tetapi tidak atau tidak sepenuhnya memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku, terhadap mereka
dapat dipaksa untuk memenuhi kewajibannya tersebut melalui surat peringatan,
surat teguran, bahkan dikenakan sanksi administrasi berupa denda, serta penyitaan
kekayaan wajib pajak dan dapat pula dengan sanksi pidana.

Universitas Indonesia
27

2.5.2 Pajak Penghasilan


Menurut Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan, penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun.

2.5.3 PPh Badan


PPh Badan yaitu pajak atas penghasilan yang diperoleh atau diterima badan usaha
yang bertempat kedudukan Indonesia. Besarnya PPh yang terutang bergantung
pada jumlah besarnya laba sebelum pajak. Laba sebelum pajak dapat diketahui
secara akurat jika pembukuan yang dilakukan oleh WP telah sesuai dengan
ketentuan prinsip akuntansi berlaku umum dan UU Perpajakan. Sebagaimana
disebutkan dalam pajak penghasilan pasal 17 (1b) bahwa tarif Pajak badan dalam
negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28%, namun dijelaskan pula dalam
pasal 17 (2a) direvisi per tahun 2010 yaitu sebesar 25%.

2.5.4 Rekonsiliasi Fiskal


Menurut Siti Resmi (2008, p. 339), rekonsiliasi fiskal adalah proses penyesuaian
atas laba komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan
penghasilan neto / laba yang sesuai dengan ketentuan pajak. Perbedaan-pebedaan
antara akuntansi dengan fiskal tersebut dapat dikelompokkan menjadi beda tetap
(permanent differences) dan beda waktu (timing differences). Sedangkan jenis
koreksi fiskal terdiri dari 2 jenis, yaitu koreksi fiscal positif (KFP) dan koreksi
fiscal negatif (KFN).

2.5.4.1 Perbedaan Tetap dan Perbedaan Waktu


Ada banyak faktor yang menyebabkan timbulnya perbedaan antara pajak
penghasilan menurut ketentuan pajak dan pajak penghasilan yang dihitung
berdasarkan laba akuntansi. Faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan atau

Universitas Indonesia
28

selisih tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu perbedaan tetap
dan perbedaan waktu.
a. Beda tetap adalah perbedaan antara laba akuntansi dengan laba pajak yang
disebabkan oleh perbedaan konsep atau cara pengukuran pendapatan dan biaya.
Perbedaan ini bersifat tetap artinya sekali pajak tidak memperkenankan suatu
biaya atau biaya, maka selamanya biaya atau pendapatan tersebut harus
dikeluarkan dari penghitungan pajak.
b. Beda waktu adalah perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal yang
disebabkan oleh perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban. Selisih
jumlah pendapatan atau laba kena pajak yang disebabkan oleh perbedaan
waktu ini terjadi apabila terdapat item-item dari pendapatan dan biaya yang
diperhitungkan dalam penentuan luas akuntansi untuk suatu periode, tetapi
diperhitungkan dalam penentuan pendapatan atas laba kena pajak untuk
periode yang berlainan. Perbedaan waktu yang terjadi pada suatu periode akan
dikompensasikan dalam satu atau lebih periode berikutnya.

2.5.4.2 Koreksi Fiskal Positif dan Negatif


Perbedaan antara laba secara komersial dengan penghasilan kena pajak adalah
dilakukannya koreksi fiskal terhadap laba secara komersial. Koreksi fiskal
meliputi pengakuan pendapatan dan biaya yang dapat berupa koreksi positif dan
koreksi negatif.
a. Koreksi fiskal positif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan
meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan membuat PPh badan
terutang juga akan meningkat. Berikut adalah contoh koreksi fiskal positif:
 Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan.
 Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang penghasilan kena
pajak.
 Biaya yang diakui lebih kecil, seperti penyusutan, amortisasi, dan biaya
yang ditangguhkan menurut wajib pajak lebih tinggi.
 Biaya yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak.
 Biaya yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final.

Universitas Indonesia
29

b. Koreksi fiskal negatif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan


menurunnya laba kena pajak yang membuat PPh badan terutang juga akan
menurun. Berikut adalah contoh koreksi fiskal negatif:
 Biaya yang diakui lebih besar, seperti penyusutan menurut wajib pajak
lebih rendah, selisih amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan
pengakuannya.
 Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek
pajak.
 Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh
Final.

2.5.5 Laba Komersial


Dalam pembukuan komersial, akuntansi menganut prinsip substace over form
atau substansi lebih penting dari legal. Pada kasus ini penerapan ISAK 16 tidak
disertai dengan perubahan (addendum) perjanjian konsesi jasa yang mana dalam
perjanjian tersebut terdapat klausul pengakuan aset tetap oleh PT PALYJA.
Sedangkan dalam ISAK 16 operator dalam hal ini PT PALYJA tidak mengakui
aset tetap lagi melainkan diakui sebagai aset keuangan. Atas dasar prinsip
akuntansi tersebut maka penyusunan laporan keuangan didasarkan pada ISAK 16.
Sesuai dengan pembahasan dalam penulisan ini yang menjadi pokok
bahasan adalah isu perpajakan dari penerapan ISAK 16. Dalam penerapan ISAK
16 perusahaan tidak lagi mengakui aset tetap yang mana hal tersebut selama ini
dilakukan perusahaan dari awal perjanjian pada 1998 hingga penerapan ISAK 16
pada 1 januari 2012.
Pada kasus ini PT PALYJA melakukan peralihan pencatatan aset tetap
menjadi aset keuangan yang berlaku retrospektif sesuai ketentuan dalam ISAK 16.
Pada penerapan pencatatan aset keuangan terdapat akun akun baru yang muncul
diantaranya adalah pendapatan konstruksi dan pendapatan bunga. Dari akun -
akun yang baru muncul tersebut timbul tax exposure terkait pendapatan konstruksi
dan pendapatan bunga.

Universitas Indonesia
30

2.5.5.1 Pendapatan Konstruksi


Pendapatan konstruksi dalam kasus ini muncul akibat pembangunan jaringan yang
dilakukan oleh PT PALYJA. Akun ini muncul sesuai dengan ketentuan dalam
ISAK 16 yang menyebutkan jika operator melakukan usaha jasa konstruksi maka
operator mengakui pendapatan konstruksi.
Sesuai dengan kitab Undang-Undang Pajak Penghasilan pasal 23 ayat (1)
angka 2 bahwa Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau
bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di
bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi.
Jika kita gunakan parameter Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2008
sebagai dasar pengenaan pajak maka dua jenis jasa diatas dapat kita kelompokkan
kedalam jasa pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yang
tidak memiliki kualifikasi usaha sehingga akan dikenakan PPh final dengan tarif
empat persen, namun karena dalam peraturan menteri keuangan dua jenis jasa
tersebut dikelompokkan ke dalam jenis jasa lain maka perlakuannya bukan
merupakan objek PPh final tetapi merupakan objek pemotongan PPh Pasal 23.
Tariif yang dikenakan dalam PPh 23 atas jasa konstruksi yang mungkin timbul
adalah sebesar 2%.
Selain itu usaha jasa konstruksi dikenakan pajak pertambahan nilai. Hal ini
tertera dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Pada pasal 1
angka 17 menyebutkan bahwa “dasar pengenaan pajak adalah jumlah harga jual,
penggantian, nilai impor, nilai ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar
untuk menghitung pajak yang terutang.” Jasa konstruksi juga tidak disebutkan
dalam kelompok jasa yang tidak dikenakan pajak pertambahan nilai sebagaimana
disebutkan dalam pasal 4A sehingga jasa konstruksi termasuk dalam objek pajak
pertambahan nilai sesuai dengan bunyi pasal 4 ayat (1) huruf c “penyerahan jasa
kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha.”
Atas penyerahan jasa konstruksi dikenakan pajak pertambahan nilai
dengan dasar pengenaan pajak (DPP) sebesar penggantian. Besarnya DPP atas

Universitas Indonesia
31

jasa konstruksi adalah sebesar penggantian yaitu nilai berupa uang termasuk
semua biaya yang diminta oleh pemberi jasa konstruksi. Besarnya tarif pajak
pertambahan nilai sebagaimana disebutkan dalam pasal 7 ayat (1) “tarif pajak
pertambahan nilai sebesar 10%.

2.5.5.2 Pendapatan Bunga


Pendapatan bunga dalam kasus ini muncul akibat peralihan pencatatan dari aset
tetap menjadi aset keuangan. Dalam pengukuran aset keuangan sebagaimana
sudah disebutkan di atas muncul akun pendapatan bunga. Akun ini muncul sesuai
dengan ketentuan dalam ISAK 16 yang menyebutkan “jika jumlah yang dapat
ditagih dari pemberi konsesi dicatat baik sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang atau aset keuangan tersedia untuk dijual, maka PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran mensyaratkan bunga dihitung dengan
menggunakan metode suku bunga efektif untuk diakui dalam laba rugi.”
Sesuai dengan kitab Undang-Undang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (1)
huruf f disebutkan bahwa “bunga termasuk pemium, diskonto, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang.” Dalam isi pasal tersebut dapat disimpulkan
pendapatan bunga yang muncul akibat pencatatan aset keuangan adalah objek
pajak penghasilan.
Pajak penghasilan yang dapat menjadi exposure atas pendapatan bunga
adalah PPh 23. Dalam PPh 23 ayat (1) huruf a angka 1 “sebesar 15% dari jumlah
bruto atas bunga, sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1).”

2.5.6 Laba Fiskal


Laba fiskal adalah laba yang dihitung berdasarkan ketentuan dan peraturan
Undang-Undang Perpajakan. Laba fiskal ini juga dikenal sebagai laba kena pajak
atau penghasilan kena pajak. Laba kena pajak ini digunakan untuk menghitung
pajak penghasilan yang terutang.
Sesuai dengan pembahasan dalam penulisan ini yang menjadi pokok
bahasan adalah isu perpajakan dari penerapan ISAK 16. Dalam penerapan ISAK
16 perusahaan tidak lagi mengakui aset tetap yang mana hal tersebut selama ini
dilakukan perusahaan dari awal perjanjian pada 1998 hingga penerapan ISAK 16

Universitas Indonesia
32

pada 1 januari 2012. Sebagaimana disebutkan di atas dalam pembukuan komersil


bahwa dengan adanya penerapan ISAK 16 mengakibatkan munculnya dua akun
baru, yaitu pendapatan konstruksi dan pendapatan bunga. Kedua akun tersebut
mengakibatkan munculnya tax exposure.
Dalam penyusunan laba kena pajak, pajak menganut prinsip form over
substance atau legal lebih penting daripada substansi. Dalam kasus ini perjanjian
konsesi jasa antara PT PALYJA dengan PAM Jaya jika mengacu pada prinsip
tersebut dapat dijadikan dasar legal atas penyusunan laporan laba rugi menurut
fiskal.
Karena pada penerapan ISAK 16 tidak tidak didasari dengan perubahan
(addendum) atas perjanjian dengan PAM Jaya, dimana dalam isi perjanjian
tersebut operator mengakui aset yang dibangun sebagai aset tetap bukan sebagai
aset keuangan. Sehingga dalam situasi tersebut penyusunan laba menurut fiskal
tetap mengacu pada perjanjian PT PALYJA dengan PAM Jaya yang masih
mengakui aset tetap, walaupun dalam penyusunan laporan keuangan menurut
komersial menggunakan ISAK 16. Dengan demikian tidak ada tax exposure baru
terkait penerapan ISAK 16.

2.5.6.1 Aset Tetap


Pengakuan dan pengukuran aset tetap menurut pajak diatur dalam pasal 10 dan 11
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Penentuan
harga prolehan aktiva tetap sangat penting karena harga perolehan menjadi dasar
untuk menghitung besarnya biaya penyusutan tiap-tiap tahun. Adapun ketentuan
penentuan harga perolehan aktiva tetap sebagai berikut:
a. Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang
tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang sesungguhnya
dikeluarkan atau diterima sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa
adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima.
b. Nilai perolehan atau niai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta
adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga
pasar.

Universitas Indonesia
33

c. Nilai perolehan atau nilai pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka
likuidasi, penggabungan, peleburan pemekaran, pemecahan, atau
pengambilalihan usaha adalah jumlah yang seharunya dikeluarkan atau
diterima berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri
Keuangan.
d. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka bantuan sumbangan atau
hibah:
 Yang memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang meneima
pengalihan, sama dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan
pengalihan atau nilai yang ditetapkan Direktur Jenderal Pajak.
 Yang tidak memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang
menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dan harta tersebut.
e. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka penyetoran modal bagi
badan yang menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dari harta tesebut.
Pada Tabel 2.5 di bawah ini menerangkan terkait dengan ketentuan
penyusutan aset tetap dalam pasal 11 Undang-Undang PPh adalah sebagai berikut;

Tabel 2.5 Tarif Penyusutan Aset Tetap Menurut Fiskal

Tarif Penyusutan
Kelompok Harta Masa Sebagaimana Dimaksud
Berwujud Manfaat Dalam
Ayat (1) Ayat (2)
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12.5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6.25% 12.5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
Tidak Permanen 10 tahun 10% -

Sumber: Undang-Undang PPh

Universitas Indonesia
34

Sedangkan untuk daftar masa manfaat atas aset tetap PT PALYJA yang
tertera dalam laporan laba rugi tahun 2011 dijelaskan dalam Tabel 2.6 berikut:

Tabel 2.6 Masa Manfaat Aset Tetap Menurut PT PALYJA

Aset Tetap Tahun


Instalasi 4-20
Jaringan Distribusi 4-18
Mesin dan Peralatan 4-8
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 4
Alat Pengangkutan 4-7

Sumber: Catatan 2 Laporan Keuangan 2011 PT PALYJA

Sedangkan untuk metode penyusutan menurut PT PALYJA adalah dengan


metode garis lurus selama masa manfaat aset.

Universitas Indonesia
BAB 3

METODELOGI PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN

3.1. Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif untuk menjabarkan penerapan ISAK 16, pencatatan ISAK 16
dan isu perpajakan terkait penerapan ISAK 16 di PT PALYJA. Metode kualitatif
bertujuan untuk mengetahui langkah yang disiapkan perusahaan salam
menerapkan ISAK 16, pencatatan ISAK 16 di perusahaan apakah sudah sesuai
dalam ketentuan ISAK 16 atau tidak dan mengetahui isu perpajakan yang terkait
penerapan ISAK 16. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dan meyakinkan bahwa karakteristik yang menjadi ketertarikan
utama peneliti dalam sebuah kondisi (Sekaran : 2010). Didukung dengan adanya
kegiatan wawancara dengan indvidu terkait guna mengetahui lebih dalam
mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

3.1.1. Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer.
Menurut Sekaran (2010) data primer yaitu data yang diperoleh peneliti sebagai
tangan pertama langsung melalui observasi dan mengadakan wawancara secara
langsung dengan pihak perusahaan di bagian terkait yang berhubungan dengan
penelitian ini. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kegiatan
wawancara dengan manajer keuangan PT PALYJA sebagai penunjang dalam
melakukan analisis terhadap objek penelitian. Data ini diperoleh secara
langsung, sehingga terpercaya dalam memberikan informasi mengenai
pembahasan dalam penelitian ini.

35 Universitas Indonesia
36

b. Data Sekunder.
Data sekunder juga digunakan dalam penelitian ini. Menurut sekaran (2010)
data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang telah tersedia seperti
dokumen-dokumen tertulis perusahaan, atau disebut sebagai data yang
dihasilkan oleh orang lain selain peneliti. Data-data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini berupa Undang-Undang terkait sumber daya air, Peraturan
Pemerintah terkait sumber daya air, PSAK dan ISAK terkait perjanjian konsesi
jasa, laporan keuangan PT PALYJA, Undang-Undang perpajakan terkait isu-
isu perpajakan dalam penerapan ISAK 16, dan artikel mengenai sumber daya
air.

3.1.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Jakarta pada salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang penyedia air bersih, yakni PT. PALYJA. Untuk waktu yang dibutuhkan
dalam melakukan penelitian ini adalah pada bulan Juni 2014 sampai dengan Juni
tahun 2015.

3.1.3. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah berupa data primer dan
sekunder untuk mendukung analisis penerapan ISAK 16, pencatatan isak 16 dan
penerpaan pajak pada PT PALYJA, maka digunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Teknik Dokumentasi
Salah satu teknik atau metode yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan
secara langsung pada perusahaan. Metode ini digunakan dengan alasan bahwa
informasi yang diperoleh adalah cerminan dari kondisi yang sebenarnya.
Metode ini dilakukan dengan mempelajari dokumen yang penerapan ISAK 16,
pencatatan ISAK 16 dan penerapan pajak di PT PALYJA. Dokumen tersebut
berupa laporan keuangan, perhitungan piutang konsesi dan perhitungan
rekonsiliasi pajak.

Universitas Indonesia
37

b. Teknik Wawancara
Menurut Sekaran (2010) teknik wawancara yaitu metode penelitian yang
dilakukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian serta
untuk mendapatkan data-data empiris yang relevan. Penulis melakukan
wawancara terstruktur yang diawali dengan menyiapkan beberapa pertanyaan
yang akan diajukan. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
kepada narasumber yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan untuk
dapat menunjang analisis dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan kepada
pegawai bagian yang terkait dengan penelitian ini di PT PALYJA yang
memberikan informasi mengenai penerapan ISAK 16, pencatatan ISAK 16 dan
penerapan pajak terkait penerapan ISAK 16.
c. Studi Literatur
Menurut Sekaran (2010) studi literatur adalah proses mengidentifikasi sumber
data sekunder baik yang terpublikasi maupun yang tidak terpublikasi yang
berhubungan dengan suatu penelitian. Studi literatur berperan sebagai dasar
penelitian di PT PALYJA. Studi literatur dilakukan dengan menggunakaan
perolehan data dari karya ilmiah, media online, dan peraturan perundang-
undangan.

3.2. Profil Perusahaan


PT PAM Lyonnaise Jaya (PT PALYJA) hadir di Jakarta untuk meningkatkan
pelayanan penyediaan air bersih bagi masyarakat di wilayah barat Jakarta. PT
PALYJA bertanggungjawab dalam pelayanan air bersih di bagian Barat Jakarta
berdasarkan pelimpahan dari PAM Jaya melalui Perjanjian Kerjasama.
Perjanjian Kerjasama Awal ditandatangani antara PT PALYJA dan
Perusahaan Air Daerah Air Minum (PDAM) untuk masa konsesi selama 25 tahun,
yang berlaku efektif sejak 1 Februari 1998. Menyusul terjadinya krisis sosial
politik dan ekonomi di Indonesia antara tahun 1998 hingga 2000, perjanjian
kerjasama ini kemudian dilakukan negosiasi kembali dan menghasilkan Perjanjian
Kerjasama Yang Dinyatakan Kembali, ditandatangani pada tanggal 22 Oktober
2001. Perjanjian Kerjasama Yang Dinyatakan Kembali tersebut mengalami
perubahan pada 24 Desember 2004 melalui Addendum Pertama yang mencakup

Universitas Indonesia
38

proses rebasing untuk periode 2003 – 2007, yang diikuti dengan Addendum
Kedua tanggal 21 Desember 2006, dan pada akhirnya dengan addendum ketiga
terhadap Perjanjian Kerjasama yang Diubah dan Dinyatakan Kembali pada
tanggal 28 Oktober 2008 sebagai amandemen terakhir hingga saat ini.

Gambar 3.1. Struktur Pemegang Saham PT PALYJA


Sumber: http://id.palyja.co.id/profil/tata-kelola-perusahaan/pemegang-saham/

Pada tanggal 25 Juli 2006, Suez Environnement menjual 49% dari


sahamnya di PT PALYJA kepada PT Astratel Nusantara (Astratel-30%) dan
Citigroup Financial Product Inc (Citigroup-19%). Pada bulan Desember 2010,
Citigroup menjual seluruh sahamnya di PT PALYJA kepada PT Astratel
Nusantara sehingga susunan kepemilikan saham saat ini Suez Environnement
sebesar 51% dan Astratel sebesar 49%. Hal ini seperti tertera pada Gambar 3.1 di
atas tentang struktur pemegang saham terkini.
PT PALYJA bertanggungjawab atas produksi, distribusi, operasional dan
pemeliharaan seluruh infrastruktur air bersih di Wilayah Barat Jakarta demikian
juga halnya terhadap pelayanan pelanggan (pencatatan meter, penagihan dan
realisasi pembayaran). PT PALYJA juga bertanggungjawab atas studi kelayakan
untuk mengembangkan rencana investasi setiap 5 tahun dan studi kelayakan untuk
mengembangkan infrastruktur baru untuk periode berikut (yang disebut “re-
basing”).

Universitas Indonesia
39

3.2.1. Visi dan Misi


Berikut adalah visi dan misi PT PALYJA:
a. Visi:
Menjadi perusahaan penyedia pelayanan air pilihan di Indonesia dengan
memberikan kepuasan pelanggan dan nilai tambah kepada para pemangku
kepentingan.
b. Misi:
i. Untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan kita dengan tingkat
pelayanan yang tinggi dan dengan menyediakan air dengan kuantitas,
kesinambungan dan kualitas yang baik melalui operasi yang unggul.
ii. Untuk menjaga kerjasama yang berkesinambungan dengan pemangku
kepentingan publik untuk kepentingan masyarakat seraya tetap memenuhi
peraturan yang berlaku.
iii. Untuk mengembangkan potensi karyawan agar karyawan dapat
memaksimalkan kinerja, puas dalam bekerja serta memberikan kepada
karyawan lingkungan yang sehat dan aman.
iv. Untuk meningkatkan penciptaan nilai bagi pemegang saham.
v. Untuk memberikan pertanggungjawaban sosial, melindungi lingkungan dan
menjalankan tata kelola PT PALYJA yang baik.
vi. Berhubungan baik dengan semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan
sumber air dalam rangka meningkatkan kesadaran umum tentang
kelangkaan air.
vii. Untuk mengembangkan kerjasama strategis jangka panjang dengan rekan
bisnis kita.
viii. Untuk menjaga citra PT PALYJA yang baik

Universitas Indonesia
40

3.2.2. Manajemen dan Organisasi


PT PALYJA adalah merupakan PT PALYJA terbatas yang didirikan berdasarkan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dengan Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi. Pada Gambar 3.2 berikut rincian struktur organisasi PT PALYJA:

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT PAYJA


Sumber: PALYJA Annual Report 2012

3.2.3. Aktivitas Perusahaan Secara Umum


Berdasarkan perjanjian konsesi jasa, PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) hadir di
Jakarta untuk meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih bagi masyarakat di
wilayah barat Jakarta. PT PALYJA memiliki dua kegiatan operasional utama,
antara lain;
a. Konstruksi Jaringan.
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan akses baru terhadap masyarakat
yang belum tersambung akses air bersih.
b. Produksi dan Distribusi Air.
PT PALYJA bertanggungjawab atas produksi, dan distribusi air bersih di
Wilayah Barat Jakarta demikian juga halnya terhadap pelayanan pelanggan
(pencatatan meter, penagihan dan realisasi pembayaran).

Universitas Indonesia
BAB 4

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Pada pembahasan dan analisis akan difokuskan pada tiga rumusan masalah
penulisan yaitu penerapan ISAK 16, pencatatan ISAK 16 dan perpajakan terkait
penerapan ISAK 16 di PT PALYJA. Berikut adalah pembahasan dan analisisnya.

4.1. Penerapan ISAK 16 tentang Perjanjian Konsesi Jasa


4.1.1. Pemberlakuan
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari pihak PT PALYJA, diketahui bahwa
perusahaan menerapkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan 16 (ISAK 16)
tentang Perjanjian Konsesi Jasa pada 1 Januari 2012.
Penerapan ISAK 16 didasarkan pada referensi Standar Akuntansi
Keuangan untuk perjanjian Publik ke Swasta, dimana pada refrensi yang
disebutkan pada Tabel 2.1 terdapat 4 pilihan pencatatan atas perjanjian Publik ke
Swasta. Dimana skema kerjasama antara PT PALYJA dengan PAM Jaya yaitu
bentuk kerjasamanya adalah bangun operasi serah, investasi modal oleh operator,
durasi perjanjian selama 25 tahun, dan kepemilikan residu milik pemberi konsesi.
Dengan mengacu pada skema perjanjian tersebut dinilai sesuai dengan salah satu
pilihan dalam referensi SAK perjanjian Publik ke Swasta tersebut yaitu ISAK 16.
Pada paragraf 11 di ISAK 16 menjelaskan bahwa operator yang dalam hal
ini adalah PT PALYJA tidak diperkenankan mengakui aset tetap. Karena dalam
perjanjian tidak ada klausul bahwa operator memiliki hak untuk mengendalikan
penggunaan infrastruktur jasa publik. Operator hanya memiliki akses untuk
mengoprasikan infrastruktur dalam menyediakan jasa publik untuk kepentingan
pemberi konsesi. Sebagai gantinya operator dapat mengakui aset keuangan atau
aset takberwujud. Dalam hal ini PT PALYJA mencatat dengan aset keuangan
karena menurut PT PALYJA skema kerjasama yang dilakukan sesuai dengan isi
paragraf 16 ISAK 16. Skema kerjasama PT PALYJA dengan PAM Jaya yang
mengatur PT PALYJA untuk membangun konstruksi terkait kerjasama konsesi
dan memproduksi air hingga distribusi. Namun PT PALYJA tidak berhak untuk

41 Universitas Indonesia
42

menerima kas sebagai imbalan atas air yang didistribusikan dari pelanggan,
melainkan PT PALYJA menerima kas sebagai imbalan atas distribusi air dari
pemberi konsesi yaitu PAM Jaya.
ISAK 16 berlaku secara retrospektif, dengan artian perusahaan perlu
melakukan perubahan atas laporan keuangan setelah tanggal penerapan
interpretasi tersebut, dan perlu melakukan adjustment pada laporan keuangan
sebelum tanggal penerapan. Dengan demikian penerapan ISAK 16 dilakaukan
untuk laporan keuangan yang dibuat dari awal masa konsesi hingga akhir masa
konsesi.

Tabel 4.1 Penyajian Kembali Akun Terkait Penerapan ISAK 16

2011 Sesuai 2011 Setelah


Akun Laporan Pengaruh Penyajian Disajikan
Terdahulu (Rp) Kembali (Rp) Kembali (Rp)
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Aset Tidak Lancar

Piutang Konsesi - 912.972.531.581 912.972.531.581

Aset Pajak Tangguhan – Bersih 47.240.310.627 (17.819.529.752) 29.420.780.875

Aset Tidak Berwujud – Bersih - 21.314.220.664 21.314.220.664

Aset Tetap – Bersih 865.366.660.869 (865.366.660.869) -

Sumber: Catatan 31 Laporan Keuangan PT PALYJA tahun 2012

Pada Tabel 4.1 di atas adalah penyesuaian yang dilakukan pada 31


Desember 2011 terkait penerapan ISAK 16. Nilai piutang konsesi muncul sebesar
Rp912.972.531.581 adalah sebagai wujud peralihan nilai aset tetap menjadi aset
keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang (loan
and receivables). Nilai tersebut didapat berdasarkan perhitungan PT PALYJA dari
kumulatif pembangunan yang dilakukan dari awal masa konsesi hingga 31
Desember 2011 yang diukur menggunakan dasar metode suku bunga efektif
sesuai PSAK 55. Dalam pengukuran piutang konsesi dilakukan dengan manual
yaitu menggunakan Microsoft Excel karena program komputer belum diperbarui
sehingga tidak bisa mengukur piutang konsesi.

Universitas Indonesia
43

Nilai aset pajak tangguhan mengalami penyesuaian negatif sebesar


Rp17.819.529.752. Penyesuaian tersebut muncul dari akibat adanya selisih dari
nilai aset tetap dan aset keuangan pada tanggal 31 Desember 2011. Pendekatan
yang dilakukan untuk mendapatkan nilai tersebut dengan menggunakan balance
sheet approach. Penyesuaian dilakukan seccara negative karena menurut PT
PALYJA dengan adanya penerapan ISAK 16 nilai pendapatan yang terjadi
mengalami kenaikan, sehingga memunculkan kewajiban pajak tangguhan atas
penyesuaian perlakuan konsesi sebesar Rp17.819.529.752.
Nilai aset takberwujud bersih muncul dari bagian peralihan nilai aset tetap
yang tidak dikategorikan sebagai aset keuangan. Nilai tersebut merupakan nilai
dari penambahan program komputer yang dilakukan pada periode sebelum
penerapan ISAK 16.
Sedagkan untuk nilai aset tetap bersih yang dihapuskan adalah sebagai
wujud peralihan nilai aset tetap menjadi aset keuangan yang dikategorikan sebagai
pinjaman yang diberikan dan piutang (loan and receivables). Nilai aset tetap
bersih di atas didapat dari pengukuran atas setiap penambahan aset tetap dari awal
masa konsesi hingga 31 Desember 2011 yang diukur sesuai dengan PSAK 16.

4.1.2. Analisis Penerapan ISAK 16


Pada perjanjian kerjasama antara PT PALYJA dengan PAM Jaya terdapat klausul
dimana PT PALYJA selaku operator dalam perjanjian tersebut dapat mengakui
aset tetap atas konstruksi yang dibangun dalam rangka perjanjian tersebut. Dalam
pengukuran atas aset tetap tersebut PT PALYJA menggunakan PSAK 16 sebagai
pedoman pencatatannya.
Pada 1 Januari 2012 ISAK 16 tentang Perjanjian Konesesi Jasa yang
dikeluarkan oleh IAI berlaku efektif. Ruang lingkup pembahasan dalam ISAK 16
adalah untuk mengakomodir perjanjian antara publik dengan swasta dalam rangka
perjanjian konsesi. Dalam ISAK 16 pihak swasta selaku operator tidak
diperkenankan mencatat atas aset yang dikembangkan dalam rangka perjanjian
konsesi sebagai aset tetap operator, karena pemberi konsesi jasa mengontrol dan
mengatur jasa yang diberikan operator dgn infrastruktur, kepada siapa jasa
diberikan, dan menetapkan harga. Selain itu pemberi konsesi mengontrol atas aset

Universitas Indonesia
44

yang dibangun dan kepemilikannya akan beralih di akhir masa konsesi. Atas
alasan-alasan tersebutlah operator tidak boleh mengakui aset yang dibangun
sebagai aset tetap.
Seperti yang sudah disebutkan dalam Tabel 2.1 tentang Referensi
Pencatatan untuk Perjanjian Publik ke Swasta dimana terdapat 4 opsi panduan
pencatatan untuk perjanjian antara publik ke swasta yaitu PSAK 30, PSAK 23,
PSAK 16, dan ISAK 16. Dengan ketentuan dalam Tabel 2.1 PT PALYJA
akhirnya memutuskan untuk menggunakan ISAK 16 dalam perjanjian konsesi
jasanya dengan PAM Jaya. Sehingga dengan mengikuti ketentuan-ketentuan
dalam ISAK 16 seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa tidak bolehnya
operator mengakui aset tetap yang dibangun dalam rangka konsesi lalu dalam
ISAK 16 memberikan opsi pencatatan seperti yang tertera dalam Gambar 2.5
yaitu dicatata dengan aset keuangan atau aset takberwujud. Dalam ketentuan
pencatatan aset keuangan dilakukan jika operator memiliki hak kontraktual untuk
menerima kas atau Aset keuangan lain dari atau diskresi pemberi konsesi. Dan
untuk aset takberwujud dilakukan jika operator menerima hak (lisensi) untuk
membebankan pengguna jasa publik.
Dengan skema bisnis yang dilakukan PT PALYJA dengan PAM Jaya
dimana PT PALYJA menerima kas atas imbalan atas jasa yang dilakukan dari
PAM Jaya dan bukan dari pelanggan maka PT PALYJA menilai pencatatan yang
sesuai untuk skema yang dilakukan adalah dengan mencatat aset keuangan.
Dengan keputusan PT PALYJA memilih pencatatan atas perjanjian
konsesi jasa dengan PAM Jaya sesuai dengan ISAK 16 dan dicatat dengan aset
keuangan Penulis menilai hal tersebut sudah tepat. Karena jika ditinjau dalam isi
perjanjian dengan PAM Jaya terdapat klausul-klausul yang menerangkan bahwa
PAM Jaya selaku pemberi konsesi mengontrol dan mengatur jasa yang diberikan
operator dgn infrastruktur, kepada siapa jasa diberikan, dan menetapkan harga.
Selain itu pemberi konsesi mengontrol atas aset yang dibangun dan
kepemilikannya akan beralih di akhir masa konsesi.
Selain itu pencatatan peralihan dari PSAK 16 ke ISAK 16 yang diakui
sebagai aset keuangan juga sudah tepat, karena skema bisnis yang dilakukan
PT PALYJA adalah hanya memberikan jasa terhadap pelanggan tanpa bisa

Universitas Indonesia
45

membankan langsung biaya atas jasa yang diberikan kepada pelanggan. Dengan
demikian PT PALYJA menerima kas dari pemberi konsesi atas jasa yang
dilakukan.
Sedangkan untuk koreksi yang dilakukan PT PALYJA atas laporan
keuangan sebelum penerapan ISAK 16 yang disajikan kembali sesuai pada Tabel
4.1 juga dinilai sudah tepat, karena penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan
seperti dihapusnya nilai aset tetap, munculnya penyesuaian pada aset pajak
tangguhan, munculnya nilai aset takberwujud dan piutang konsesi adalah sebagai
wujud penyesuaian penerapan ISAK 16 yang tidak lagi mengakui aset tetap dan
mengakui aset keuangan.

4.2. Pencatatan ISAK 16 tentang Perjanjian Konsesi Jasa


Pada pembahasan dan analisis untuk pencatatan ISAK 16 di PT PALYJA akan
difokuskan kepada dua aktivitas utama PT PALYJA yaitu kegiatan konstruksi dan
kegiatan produksi dan distribusi air. Berikut adalah pembahasan dan analisisnya.

4.2.1. Aktivitas Konstruksi


Kegiatan konstruksi yang termasuk dalam perjanjian adalah membangun sarana
untuk memproduksi air mulai dari air baku (raw water) hingga air bersih (clean
water). Pada isi perjanjian, PT PALYJA diberikan wewenang untuk mengelola
sarana yang sudah tersedia dari PAM Jaya yaitu Water Preatment Plan (WTP)
yang berfungsi sebagai pusat produksi air dan Distribution Center & Reservoir
sebagai pusat penampungan air bersih dan jaringan distribusi air.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, beberapa investasi penting
dilaksanakan setiap tahun di seluruh wilayah konsesi. Selama 2012, investasi
utama telah dikembangkan di instalasi jaringan, seperti:
a. Instalasi Pengelohan Air (IPA) 2 Pejompongan
Pekerjaan rehabilitasi besar telah dilaksanakan terhadap reservoir instalasi
dalam 2 tahap untuk meningkatkan pencegahan kehilangan air pada reservoir.
Vacuum Ciruit Breakers baru telah dipasang untuk melindungi instalasi listrik
dengan lebih baik.

Universitas Indonesia
46

b. Booster Pump Muara Karang


Booster pump telah dipasang untuk meningkatkan sistem distribusi di daerah
Muara Angke. Pemasangan ini memungkinkan untuk meningkatkan tekanan
tiga kali lipat di daerah ini.
Selain investasi dalam instalasi jaringan PT PALYJA juga melakukan
investasi pada transmisi air. Transmisi bertujuan untuk mengoperasikan dan
melakukan perawatan pipa-pipa utama (diameter lebih besar). Departemen
transmisi juga yang menetapkan sistem pemompaan per jam untuk memproduksi
dan mendistribusikan air sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Di tahun 2011, departemen transmisi melakukan pemeliharaan terhadap
1.376 valves dan perlengkapannya, 169 electromagnetic flowmeter, 180 jembatan
pipa yang berhubungan dengan pipa-pipa berdiameter besar (lebih dari 300 mm)
sepanjang 413 km. Sedangkan investasi transmisi yang dilakukan sepanjang 2012
adalah sebagai berikut:
a. Perluasan pipa primer di Jl. Gajah Mada
Untuk meningkatkan pasokan dan memenuhi kebutuhan di daerah Jl. Gajah
Mada (business district), pipa baru sepanjang 900 m dengan diameter 400 mm
telah dipasang.
b. Perluasan pipa primer – Proyek Tegal Alur
Untuk meningkatkan pasokan air ke wilayah Barat Laut wilayah pelayanan PT
PALYJA, pipa baru sepanjang 1.600 m dengan berdiameter 400 mm telah
dipasang. Secara keseluruhan, perluasan pipa primer sepanjang 4,9 km telah
dipasang selama tahun 2011, dan sepanjang 1,3 km telah diperbaharui.
Pada 2012 juga melakukan investasi pada pengembangan jaringan
distribusi. Divisi Distribution Network mengoperasikan dan memelihara 4.914 km
jaringan pipa PT PALYJA dari keseluruhan jaringan sepanjang 5.326 km. Dalam
menghadapi tantangan besar terkait dengan penurunan (non revenue water) NRW,
upaya besar telah dilakukan untuk meningkatkan kapasitas tim, 70 tambahan
tenaga telah dipekerjakan dengan peningkatan sebesar 40% terhadap deteksi
kebocoran dan perbaikannya. Jumlah total perbaikan kebocoran pada tahun 2011
mencapai jumlah lebih dari 58.000 (atau sejumlah 17.000 lebih banyak
dibandingkan tahun 2011).

Universitas Indonesia
47

4.2.1.1. Aktivitas Konstruksi Sebelum Penerapan ISAK 16


Pada awal masa konsesi, pengembangan atas aset yang dilakukan PT PALYJA
diakui sebagai aset tetap sesuai dengan isi perjanjian yang terdapat klausul bahwa
PT PALYJA mengakui aset tetap atas pengembangan aset yang dilakukan dalam
rangka jasa konsesi.
Pengakuan aset tetap menggunakan PSAK 16 sebagai pedoman
pencatatannya dilakukan sampai dengan berlakunya ISAK 16 pada 1 Januari 2012
yang tidak lagi mengakui aset tetap namun beralih ke aset keuangan.

Tabel 4.2 Nilai Buku Aset Tetap 2011

Biaya perolehan (Rp)


Instalasi 306.533.688.529
Jaringan dan Distribusi 883.936.509.673
Mesin dan Peralatan 112.919.768.033
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 103.110.343.371
Alat Pengangkutan 11.825.309.943
Aset Dalam Penyelesaian 143.143.918.049
Jumlah Perolehan 1.561.469.537.598
Akumulasi Penyusutan
Instalasi 180.794.454.664
Jaringan dan Distribusi 393.595.404.565
Mesin dan Peralatan 40.413.965.853
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 70.345.355.639
Alat Pengangkutan 10.953.696.008
Jumlah Akumulasi Penyusutan 696.102.876.729
Nilai Buku Aset Tetap 865.366.660.869

Sumber: catatan 11 Laporan keuangan PT PALYJA tahun 2011

Sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 4.2 di atas bahwa pada tahun 2011
sebelum berlakunya ISAK 16 PT PALYJA masih mengakui instalasi, jaringan
distribusi dan aset dalam penyelesaian (construction in procccess) sebagai aset
tetap dalam neraca perusahaan.
Selain instalasi, jaringan distribusi dan aset dalam penyelesaian yang
diakui sebagai aset tetap, aset tetap lainnya yang termasuk kategori dalam aset
tetap adalah mesin, perlengkapan kantor dan alat pengangkutan.

Universitas Indonesia
48

a. Pengakuan Awal Aset Tetap Konsesi


Sebelum penerapan ISAK 16 seperti sudah dijelaskan dalam Tabel 4.2 di atas
bahwa aset-aset yang dikembangkan pada kegiatan konstruksi dalam rangka
konsesi diakui sebagai aset tetap. PSAK 34 digunakan sebagai pedoman
pencatatan atas kegiatan konstruksi tersebut untuk mengukur tingkat
penyelesaian kegiatan konstruksi. Pengakuan nilai aset konstruksi dicatat
sesuai dengan tahap penyelesaian konstruksi. Hal ini tertera dalam Tabel 4.2
dimana terdapat akun aset dalam penyelesaian.

Mencatat Pengakuan Aset Dalam Pengembangan


Dr Aset Dalam Pengembangan 99.579.163.008
Cr Kas 99.579.163.008
Mencatat Reklasifikasi Aset Dalam Pengembangan ke Aset Tetap
Dr Instalasi 430.599.976
Dr Jaringan Distribusi 55.949.560.397
Cr Aset Dalam Pengembangan 56.380.160.373

Gambar 4.1 Jurnal Pengakuan dan Reklasifikasi Aset Tetap tahun 2011
Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Gambar 4.1 di atas adalah jurnal pengakuan aset dalam pengembangan
dan reklasifikasi atas aset dalam pengembangan pada tahun 2011. Diketahui
saldo aset dalam pengembangan pada 31 desember 2010 adalah
Rp99.944.915.414 maka atas penambahan dalam transaksi sepanjang tahun
2011 yang tertera pada jurnal di atas maka saldo pada akun aset dalam
penyelesaian 31 desember 2011 sebesar Rp143.143.918.049 adalah benar.
Nilai instalasai dan jaringan distribusi pun bertambah pada tahun 2011
sebesar masing-masing sebesar Rp430.599.976 untuk instalasi dan
Rp55.949.560.397 untuk jaringan distribusi berdasaran jurnal reklasifikasi
pada Gambar 4.1 di atas.
b. Pengukuran Aset Tetap Konsesi
Setelah pengakuan awal pada aset dalam pengembangan dan aset instalasi dan
jaringan distribusi yang direklasifikasi pada tahun 2011 aset tersebut sesuai
dengan PSAK 16 paragraf 30 bahwa pengukuran aset setelah pengakuan awal
dikurangi akumulasi penyusutan. Aset konstruksi disusutkan sesuai masa

Universitas Indonesia
49

manfaat atas aset konstruksi. Masa manfaat atas aset konstruksi berbeda-beda
sesuai dengan tanggal perolehannya. Sehingga memiliki dasar umur yang
berbeda-beda seperti disebutkan dalam Tabel 2.6 tentang masa manfaat aset
tetap PT PALYJA. Sedangkan untuk metode penyusutan yang digunakan
adalah metode garis lurus (straight line method). Pada Gambar 3.4 berikut
adalah penyusutan yang terjadi pada tahun 2011:

Jurnal Penyusutan Aset Konstruksi


Dr Beban Depresiasi – Instalasi 16.635.633.706
Dr Beban Depresiasi – Jaringan 58.700.413.496
Cr Akumulasi Depresiasi – Instalasi 16.635.633.706
Cr Akumulasi Depresiasi – Jaringan 58.700.413.496

Gambar 4.2 Jurnal Penyusutan Aset Konstruksi Tahun 2011


Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Gambar 4.2 di atas menerangkan tentang pengukuran aset tetap yang
terjadi di PT PALYJA. Nilai-nilai beban depresiasi didapat dari perhitungan
melalui program komputer yang digunakan PT PALYJA untuk tahun buku
2011.

4.2.1.2. Aktivitas Konstruksi Setelah Penerapan ISAK 16


Pada penerapan ISAK 16 untuk aktivitas konstruksi tidak lagi diakui sebagai aset
tetap, namun diakui sebagai piutang konsesi seperti yang sudah dibahas pada
penerpan ISAK 16 di atas.

Jurnal Pengakuan Pendapatan Konstruksi


Dr Piutang Konsesi Rp57.924.523.114
Cr Pendapatan Penambahan Aset Konsesi Rp57.924.523.114
Jurnal Pengakuan Beban Pendapatan Konstruksi
Dr Beban Pengembagan Aset Konsesi Rp57.924.523.114
Cr Kas Rp57.924.523.114

Gambar 4.3 Jurnal Pengakuan Piutang Konsesi Tahun 2012


Sumber: Hasil Olahan Penulis

Universitas Indonesia
50

Untuk setiap tambahan atas pengembangan instalasi dan jaringan distribusi


diakui sebagai pendapatan konstruksi, sedangkan untuk imbalannya diakui
sebagai piutang konsesi seperti telah disebutkan dalam ISAK 16 paragraf 16.
Pada Gambar 4.3 di atas adalah nilai penambahan atas pengembangan
instalasi dan jaringan distribusi untuk tahun 2012 adalah sebesar
Rp57.924.523.114. Atas tambahan tersebut dikapitalisasi ke akun piutang konsesi.
Sedangkan PT PALYJA juga mengakui pendapatan konstruksi atas penambahan
aset tersebut.
Pada Gambar 4.3 di atas terdapat jurnal atas beban dari pendapatan
konstruksi. Nilai beban adalah sebesar Rp57.924.523.114. Nilai tersebut memiliki
nilai yang sama pada pendapatan konstruksi karena pencatatan atas pendapatan
konstruksi menurut PT PALYJA adalah sebagai wujud pendekatan akuntansi saja
atas pengakuan piutang konsesi terkait penerapan ISAK 16.

4.2.2. Aktivitas Produksi dan Distribusi Air


Pada aktivitas produksi dan distribusi air, PT PALYJA memulai produksi dengan
melakukan pengolahan terhadap air baku untuk menjadi air bersih lalu
mendistribusikan kepada pelanggan di Wilayah Barat Jakarta.

Gambar 4.4 Sumber Air PT PALYJA


Sumber: Company Profile PT PALYJA tahun 2012

Universitas Indonesia
51

Pada Gambar 4.4 di atas untuk memproduksi air, PT PALYJA


menggunakan air baku yang dibeli dari Waduk Jatiluhur (62%), air baku dari Kali
Krukut (4%), curah dari PDAM Tangerang (33%), dan sisanya air dari Kali
Cisadane (1%)
Di tahun 2012, PT PALYJA mengalirkan 256 juta m3 air ke jaringan,
dimana sebanyak 168 juta m3 diproduksi di instalasinya sendiri, dan 88 juta m3
dibeli dalam bentuk air curah olahan yang dibeli dari PDAM Tangerang. Angka
ini di bawah jumlah tahun lalu dengan selisih 1 juta m3.
Berdasarkan Perjanjian Revisi, semua pendapatan yang dibagi, yang
diperoleh dan diterima dari Proyek akan dibagi antara PAM Jaya dan PT PALYJA
sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Pendapatan Bagian PAM Jaya.
Pendapatan yang dibagi untuk PAM Jaya (Kebutuhan Pihak Pertama) adalah
jumlah dalam rupiah yang terdiri dari pembayaran kepada PAM Jaya (dikenal
sebagai “Kebutuhan Utama”), kepada Menteri Keuangan (dikenal sebagai
“Kebutuhan Pembayaran Hutang”), kepada DKI Jakarta (dikenal sebagai
“Kebutuhan DKI Jakarta”) dan sebagai Beban Badan Pengatur (dikenal sebagai
”Kebutuhan Pembiayaan Badan Pengatur”) seperti yang ditetapkan pada
Perjanjian Revisi.
b. Pendapatan Bagian PT PALYJA
Pendapatan bagian Perusahaan adalah jumlah yang mana lebih kecil dari hasil
dari pendapatan yang dibagi dikurang bagian pendapatan PAM Jaya atau hasil
dari volume air yang ditagih dan dibayar dikali imbalan yang berlaku pada
bulan dimana pelanggan ditagih.
c. Sisa Setelah dikurangi Bagian PT PALYJA dan PAM Jaya
Jumlah sisa atas pendapatan yang dibagi setelah dikurangi dengan bagian PAM
Jaya dan PT PAYJA, akan digunakan untuk membayar uang yang masih
terhutang (shortfall dan uang yang masih terhutang lainnya) kepada PT
PALYJA sesuai dengan Perjanjian Revisi. Dan Jika masih ada jumlah sisa
setelah dikurangkan bagian PAM Jaya, PT PALYJA dan Utang PAM Jaya,
maka akan dibayarkan kepada PAM Jaya.

Universitas Indonesia
52

Pendapatan yang dibagi terdiri dari volume air yang ditagih dan dibayar,
imbalan meteran dari pelanggan, imbalan tetap dan pendapatan lain yang
ditetapkan dalam Perjanjian.
Pendapatan yang tidak dibagi Perusahaan meliputi biaya sambungan
pelanggan, denda untuk keterlambatan pembayaran piutang dan pemulihan
piutang tak tertagih pada setiap waktu selama jangka waktu Perjanjian, bagian
dari piutang yang belum diselesaikan yang berkaitan dengan jumlah volume air
yang ditagih dikalikan dengan imbalan air yang berlaku pada saat berakhirnya
Perjanjian Revisi yang akan ditagih oleh PAM Jaya, biaya pemutusan atau
penyambungan kembali, 50% (lima puluh persen) dari denda dan penalti selain
denda atas pemutusan atau penyambungan kembali yang dikenakan kepada
pelanggan dan bagian bunga atas jumlah dana yang terdapat pada rekening
escrow.
Perjanjian ini juga mengatur tentang rekening escrow yang menampung
semua penerimaan kas dari para pelanggan yang akan didistribusikan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Revisi. Rekening escrow dikelola
oleh agen escrow yang dapat diterima oleh PAM Jaya dan PT PALYJA sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dan syaratsyarat dalam Perjanjian Rekening Escrow.
Kecuali diatur lain dalam Perjanjian Revisi, setiap perintah untuk penarikan dana
dari rekening escrow akan diverifikasi oleh PAM Jaya sebelum berita acara terkait
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Royal Bank of Scotland plc (dahulu ABN Amro Bank N.V.) ditunjuk
menjadi agen escrow untuk periode 5 (lima) tahun pertama sejak tanggal 1
Februari 1998. Sejak 1 Februari 2003, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk telah
menggantikan Royal Bank of Scotland plc sebagai agen escrow untuk sisa periode
Perjanjian Revisi.
Pada tanggal 28 September 2005, Perusahaan menandatangani nota
kesepahaman dengan PAM Jaya mengenai pembayaran Price Cap kepada Menteri
Keuangan (Menkeu), shortfall dan jumlah terhutang lainnya yang meliputi antara
lain, jumlah tambahan pembayaran pinjaman PAM Jaya kepada Menkeu dan
pembayaran shortfall dan jumlah terhutang lainnya.

Universitas Indonesia
53

4.2.2.1. Aktivitas Produksi dan Distribusi Air Sebelum Penerapan ISAK 16


Sumber pendapatan PT PALYJA adalah dari penjualan air, pendapatan dari jasa
penyambungan pelanggan baru dan denda untuk keterlambatan pembayaran
piutang.

Tabel 4.3 Pendapatan Bersih 2011

Pendapatan - Bersih 2011 (Rp)


Pendapatan ang Dibagi:
Pendapatan Imbalan Air 1.047.865.683.557
Pendapatan Tidak Dibagi:
Pendapatan Dari Pelanggan Baru 11.808.864.877
Lain-Lain 65.111.385.250
Jumlah 1.124.785.933.684
Estimasi Volume Air Tidak Tertagih (36.898.710.055)
Pendapatan Bersih 1.087.887.223.629

Sumber: Catatan 22 Laporan Keuangan PT PALYJA tahun 2011

Dapat dilihat pada Tabel 4.3 di atas mengenai struktur pendapapatan


PT PALYJA pada tahun 2011 bahwa pendapatan yang diakui adalah terdiri dari
pendapatan atas imbalan penjualan air, pendapatan dari pelanggan baru dan lain-
lain. Pencatatan pendapatan pada tahun 2011 tertera pada Gambar 4.5 berikut:

Jurnal Pendapatan Tahun 2011


Dr Kas 1.124.785.933.684
Cr Pendapatan Imbalan Air 1.047.865.683.557
Cr Pendapatan Dari Pelanggan Baru 11.808.864.877
Cr Penapatan Lain-lain 65.111.385.250

Gambar 4.5 Jurnal Pendapatan Bersih 2011


Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Gambar 4.5 di atas dapat diamati bahwa sumber pendapatan


PT PALYJA bersumber dari Pendapatan atas imbalan air, pendapatan dari
pelanggan baru dan pendapatan lain-lain.

Universitas Indonesia
54

Jurnal Beban Pendapatan Tahun 2011


Dr Beban Penggunaan Air dan Bahan Kimia 231.373.096.073
Dr Beban Bahan Produksi dan Distribusi 179.885.467.657
Dr Beban Penyusutan 80.233.989.467
Cr Kas 411.258.563.730
Cr Akumulasi Penyusutan 80.233.989.467

Gambar 4.6 Jurnal Beban Pendapatan 2011


Sumber: Catatan 22 Laporan Keuangan PT PALYJA tahun 2011

Sedangkan untuk pencatatan beban langsung terkait pendapatan di atas


tertera pada Gambar 4.6 di atas. Dari jurnal di atas dapat diketahui bahwa struktur
beban langsung dari pendapatan terdiri dari beban penggunaan air dan bahan
kimia, beban bahan produksi dan distribusi dan beban penyusutan.

4.2.2.2. Aktivitas Produksi dan Distribusi Air Setelah Penerapan ISAK 16


Pada saat ISAK 16 berlaku perlakuan atas pencatatan atas kegiatan produksi dan
distribusi air di PT PALYJA pun berubah. Sebagaimana dinyatakan dalam ISAK
16 paragraf 13 bahwa pendapatan atas jasa operasi imbalan yang diterima adalah
sebagai aset keuangan, dalam hal ini PT PALYJA mengakui sebagai piutang
konsesi.
Tabel 4.4 Struktur Pendapatan PT PALYJA 2012

Pendapatan - Bersih 2012


Pendapatan Jasa Konsesi 937.442.692.349
Pendapatan Bunga Atas Piutang Konsesi 160.001.278.091
Pendapatan Pengembangan Aset Konsesi 57.924.523.114
Jumlah 1.155.368.493.554
Estimasi Volume Air Tidak Tertagih 40.541.724.437
Pendapatan Bersih 1.114.826.769.117

Sumber: Catatan 23 Laporan Keuangan PT PALYJA tahun 2012

Dilihat pada Tabel 4.3 di atas dinyatakan bahwa struktur pendapatan yang
diakui PT PALYJA berubah setelah adanya penerapan ISAK 16 yakni dengan
munculnya akun baru yaitu pendapatan bunga atas piutang konsesi dan
pendapatan pengembangan aset konsesi. Selain ada akun yang bertambah, ada

Universitas Indonesia
55

juga akun akun yang hilang setelah penerapan ISAK 16 yakni pendapatan dari
pelanggan baru dan pendapatan lain-lain. Hilangnya pendapatan-pendapatan
tersebut sebenarnya tidak hilang, namun digabung kedalam pendapatan jasa
konsesi.
Tabel 4.5 Perhitungan Pendapatan Jasa Menurut PT PALYJA

Perhitungan Pendapatan Jasa


Imbalan Jasa Konsesi
Imbalan Jasa Konsesi - 2012 1.131.914.461.906
Dikurangi
Pendapatan Bunga 160.001.278.091
Amortisasi 34.470.491.466
Diketahui
Pendapatan Jasa 937.442.692.349

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Nilai pada pendapatan jasa di Tabel 4.4 tidaklah mencerminkan nilai


pendapatan yang sesungguhnya. Sebagaimana info yang didapat oleh penulis
seperti disebutkan pada Tabel 4.5 di atas bahwa pendapatan perusahaan pada
tahun 2012 adalah sebesar Rp1.131.914.461.906. Untuk mendapatkan nilai
pendapatan jasa terlebih dahulu nilai imbalan yang diterima dikurangi pendapatan
bunga dan amortisasi piutang konsesi, sehingga didapat nilai pendapatan jasa
Rp937.442.692.349.
Nilai pendapatan yang tertera pada Tabel 4.4 sebesar Rp937.442.692.349
karena nilai pendapatan bunga dan amortisasi sesuai dengan ketentuan ISAK 16
terdapat dalam jumlah imbalan yang diterima oleh PT PALYJA dari PAM Jaya.
Sehingga nilai pendapatan jasa menyesuaikan setelah dilakukan pencatatan atas
pendapatan bunga dan amortisasi. Berikut adalah pencatatan pendapatan-
pendapatan terkait penerapan ISAK 16:

Jurnal Pendapatan Tahun 2012


Dr Piutang Konsesi 1.097.443.970.440
Cr Pendapatan Bunga 160.001.278.091
Cr Pendapatan Jasa Konsesi 937.442.692.349

Gambar 4.7 Jurnal Pendapatan 2012


Sumber: Hasil Olahan Penulis

Universitas Indonesia
56

Pada Gambar 4.7 di atas tentang jurnal pendapatan di atas dapat dilihat
bahwa segala bentuk pendapatan baik dari jasa operasi, dan bunga dikapitalisasi
sebagai piutang konsesi. Pendapatan bunga muncul dari perhitungan amortisasi
dengan metode suku bunga efektif.

4.2.3. Pengukuran Piutang Konsesi


Pada pengukuran piutang konsesi, PT PALYJA menggunakan metode suku bunga
efektif. Hal ini dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam ISAK 16 paragraf 25
yaitu jika operator mengakui aset keuangan dan diakui sebagai pinjaman yang
diberikan dan piutang maka pengukuran yang disyaratkan dalam PSAK 55 adalah
dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Untuk tingkat bunga dalam
pengukuran piutang konsesi berdasarkan rata-rata tertimbang biaya modal atau
weighted average cost of capital (WACC). Perusahaan menentukan nilai suku
bunga yang berbeda untuk setiap tahunnya karna perubahan komposisi utang dan
modal.
Tabel 4.6 Pengukuran Piutang Konsesi Menurut PT PALYJA

Penambahan Piutang Pokok Anuitas Bunga Amortisasi Saldo Piutang


2012
Konsesi (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Konsesi (Rp)
Saldo
Awal - - - - 912.972.531.581
Saldo
Akhir 57.924.523.114 194.471.769.557 160.001.278.091 34.470.491.466 936.426.563.229

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Dari Tabel 4.6 di atas menjelaskan pengukuran piutang konsesi dengan


metode suku bunga efektif. Nilai awal piutang konsesi adalah nilai piutang
konsesi yang telah diukur dengan metode duku bunga efektif dari awal masa
konsesi hingga 31 Desember 2011. Sedangkan untuk saldo akhir piutang konsesi
sebesar Rp936.426.563.229 didapat dari saldo awal piutang konsesi dikurang
amortisasi. Nilai amortisasi didapat dari nilai anuitas dikurangi pendapatan bunga.
Pendapatan bunga nilainya didapat dari tingkat rata-rata tertimbang biaya modal
dikalikan dengan saldo awal piutang konsesi. Sedangkan nilai anuitas didapat
dengan rumus sebagai berikut:

Universitas Indonesia
57

A = Saldo Awal Piutang Konsesi


B = Tingkat Bunga
n = Periode Konsesi

Jurnal Pendapatan Tahun 2012


Dr Piutang Konsesi 1.155.368.493.554
Cr Pendapatan Konstruksi 57.924.523.144
Cr Pendapatan Bunga 160.001.278.091
Cr Pendapatan Jasa Konsesi 937.442.692.349

Gambar 4.8 Jurnal Pengakuan Piutang Konsesi 2012


Sumber: Hasil Olahan Penulis
Pada Gambar 4.8 tentang jurnal pengakuan piutang konsesi di atas segala
bentuk pendapatan baik dari jasa operasi, bunga dan jasa konstruksi dikapitalisasi
sebagai piutang konsesi. Pendapatan bunga muncul dari perhitungan amortisasi
dengan metode suku bunga efektif sesuai pada Tabel 4.6 di atas. Untuk
pendapatan konstruksi didapat sesuai dengan penambahan aset yang dilakukan
sepanjang tahun 2012, dan untuk nilai pendapatan jasa didapat sesuai Tabel 4.5 di
atas.
Untuk pengukuran piutang konsesi tertera pada Gambar 4.9 di bawah ini.

Jurnal Amortisasi Piutang Konsesi


Dr Kas/Piutang 1.131.914.461.906
Cr Piutang Konsesi – Pendapatan Bunga 160.001.278.091
Cr Piutang Konsesi – Amortisasi 34.470.491.466
Cr Piutang Konsesi – Pendapatan Jasa 937.442.692.349

Gambar 4.9 Jurnal Amortisasi Piutang Konsesi 2012 Menurut PT PALYJA


Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada jurnal di atas mencerminkan transaksi atas penerimaan kas atas


imbalan jasa konsesi. Penerimaan atas imbalan tersebut juga dijadikan dasar
amortisasi. Amortisasi piutang konsesi sendiri menurut pencatatan PT PALYJA
terdiri dari piutang konsesi atas pendapatan bunga, piutang konsesi atas
pendapatan jasa dan piutang konsesi atas dasar amortisasi. Nilai piutang konsesi

Universitas Indonesia
58

atas pendapatan bunga dan piutang konsesi atas dasar anortisasi didasarkan pada
perhitungan pada Tabel 4.6. sedangkan piutang konsesi atas pendapatan jasa
didasarkan pada Tabel 4.5.

4.2.4. Analisis Pencatatan ISAK 16


Pada analisis pencatatan ISAK 16, Penulis akan menekankan pada analisis
pengakuan piutang konsesi, pengukuran piutang konsesi dan penyajian piutang
konsesi. Berikut adalah ulasannya.

4.2.4.1. Analisis Pengakuan Piutang Konsesi


Pada ISAK 16 disebutkan bahwa perusahaan dapat mengakui dan mencatat
piutang konsesi saat perusahaan melakukan pencatatan pendapatan konstruksi,
pendapatan bunga atas piutang konsesi dan pendapatan jasa operasi. Dengan
demikian, ketika perusahaan menerima imbalan berupa kas atau piutang atas jasa
yang dilakukan dalam rangka konsesi, perusahaan akan mengakui pendapatan
bunga atas piutang konsesi dan pendapatan jasa sebagai penambah saldo piutang
konsesi. Sedangkan jika perusahaan melakukan aktivitas pengembangan aset
konsesi maka perusahaan akan mengakui pendapatan konstruksi.
Jika mengacu pada ketentuan pada ISAK 16 di atas, maka pengakuan
piutang konsesi yang dilakukan PT PALYJA sudah tepat, karena seperti
dijelaskan pada Gambar 4.8 di atas dijelaskan bahwa sumber pengakuan piutang
konsesi adalah dari pendapatan konstruksi, pendapatan bunga dan pendapatan
jasa.
Namun untuk meyakinkan nilai saldo pendapatan konstruksi, pendapatan
bunga dan pendapatan jasa, Penulis melakukan perhitungan ulang atas
pengukuran piutang konsesi. Sebagai dasar pengukuran piutang konsesi Penulis
menggunakan dasar WACC yang digunakan dan nilai penambahan pada
pengembangan aset konsesi yang dilakukan PT PALYJA. Pengukuran dilakukan
dari awal masa konsesi hingga 31 Desember 2012. Berikut adalah pengukuran
piutang konsesi menurut perhitungan Penulis.

Universitas Indonesia
59

Tabel 4.7 Pengukuran Piutang Konsesi Menurut Penulis

2012 Tambahan Aset Besar Angsuran Bunga Amortisasi Saldo Piutang


Awal - - - - 919.047.235.975

Jan 1.624.014.195 (15.448.076.337) (13.088.438.537) (2.359.637.801) 920.743.359.770

Feb 4.055.761.595 (15.520.742.322) (13.118.208.062) (2.402.534.260) 922.272.425.209

Mar 3.931.599.699 (15.591.347.839) (13.145.418.365) (2.445.929.475) 924.756.394.230

Apr 4.929.898.495 (15.680.091.246) (13.187.564.197) (2.492.527.049) 928.017.755.270

Mei 5.753.888.089 (15.783.917.417) (13.241.878.354) (2.542.039.063) 932.979.729.673

Jun 7.504.013.466 (15.919.656.612) (13.322.756.755) (2.596.899.857) 936.381.387.011

Jul 5.998.557.195 (16.028.435.349) (13.379.354.185) (2.649.081.164) 938.617.280.924

Agus 4.884.975.078 (16.117.245.951) (13.417.823.360) (2.699.422.592) 938.634.807.321

Sep 2.716.948.989 (16.166.769.223) (13.421.752.282) (2.745.016.941) 944.523.003.732

Okt 8.633.213.352 (16.324.547.143) (13.517.269.475) (2.807.277.668) 949.680.091.789

Nov 7.964.365.725 (16.470.493.021) (13.601.437.785) (2.869.055.237) 946.738.323.818

Des (72.712.734) (16.469.156.920) (13.559.376.736) (2.909.780.184) 943.828.543.635

Total 57.924.523.144 (191.520.479.381) (160.001.278.091) (31.519.201.290)

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Tabel 4.7 di atas adalah perhitungan piutang konsesi yang disusun
oleh Penulis menggunakan Microsoft Excel. Pada perhitungan menurut Tabel di
atas jika diperhatikan dapat disimpulkan terjadi perbedaan hasil perhitungan
menurut PT PALYJA pada Tabel 4.6 dengan menurut perhitungan Penulis di
beberapa bagian. Berikut pada adalah penjelasan perbedaannyanya.

Universitas Indonesia
60

Tabel 4.8 Perbedaan Perhitungan Piutang Konsesi

Hasil Perhitungan Terkait Piutang Konsesi (Rp)


Tahun 2011
Piutang Konsesi - 31 Desember 2011
Saldo Menurut Palyja 912.972.531.581
Saldo Menurut Penulis 917.423.221.781
Selisih (4.450.690.200)
Tahun 2012
Piutang Konsesi - 31 Desember 2012
Saldo Menurut Palyja 936.426.563.259
Saldo Menurut Penulis 943.828.543.635
Selisih (7.401.980.376)
Pendapatan Bunga - 31 Desember 2012
Saldo Menurut Palyja (160.001.278.091)
Saldo Menurut Penulis (160.001.278.091)
Selisih -
Amortisasi - 31 Desember 2012
Saldo Menurut Palyja (34.470.491.466)
Saldo Menurut Penulis (31.519.201.290)
Selisih (2.951.290.176)

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Tabel 4.8 di atas dapat disimpulkan terjadi perbedaan di beberapa


bagian jika dibandingkan dengan Tabel 4.6. Bagian pertama terjadi pada data
saldo akhir tahun 2011 piutang konsesi, yang mana menurut perhitungan PT
PALYJA sebesar Rp912.972.531.581 dan menurut perhitungan Penulis adalah
sebesar Rp917.423.221.781 artinya terdapat selisih sebesar Rp4.450.690.200.
Nilai tersebut diketahui adalah nilai penambahan piutang konsesi pada bulan
September 2010 yang tidak masuk dalam perhitungan piutang konsesi menurut PT
PALYJA. Hal ini terjadi karena perhitungan yang salah dalam menerapkan rumus
dalam menggunakan Microsoft Excel.
Bagian kedua yang terjadi pada tahun 2012 yaitu terjadi perbedaan pada
saldo piutang konsesi, pada saldo perhitungan piutang konsesi menurut PT
PALYJA berbeda dengan menurut perhitungan Penulis dimana menurut Penulis
saldonya adalah Rp943.828.543.635 dan menurut PT PALYJA
Rp936.426.563.259. Faktor penyebabnya masih sama pada yang terjadi pada

Universitas Indonesia
61

tahun 2011 yaitu salah dalam menerapkan rumus dalam menggunakan Microsoft
Excel. Sedangkan untuk pendapatan bunga tidak terjadi perbedaan perhitungan.
Selain itu nilai amortisasi tahun 2012 juga terjadi perbedaan perhitungan,
dimana menurut perhitungan PT PALYJA adalah sebesar Rp34.470.491.466
sedangkan menurut perhitungan Penulis adalah sebesar Rp31.519.201.290 artinya
terdapat selisih sebesar Rp2.951.290.176. Nilai perbedaan tersebut diketahui
adalah nilai amortisasi piutang konsesi pada bulan Januari 2013 yang masuk
dalam perhitungan amortisasi piutang konsesi menurut PT PALYJA. Hal ini
terjadi mungkin karena kurang telitinya perhitungan yang dilakukan pihak PT
PALYJA, mengingat perhitungan dilakukan dengan manual tanpa dibuatnya tabel
sesuai yang dibuat Penulis pada Tabel 4.7.
Atas perbedaan yang terjadi antara perhitungan PT PALYJA dengan
Penulis, hal ini sudah didiskusikan dengan PT PALYJA guna mendiskusikan
selisih yang terjadi. Perbedaan yang terjadi diakui PT PALYJA adalah kesalahan
pihaknya dalam pengakuan piutang konsesi, dengan kata lain PT PALYJA
membenarkan perhitungan yang dilakukan oleh Penulis.

Tabel 4.9 Perhitungan Pendapatan Jasa Menurut Penulis

Perhitungan Pendapatan Jasa


Imbalan Jasa Konsesi
Imbalan Jasa Konsesi - 2012 1.131.914.461.906
Dikurangi
Pendapatan Bunga 160.001.278.091
Amortisasi 31.519.201.290
Diketahui
Pendapatan Jasa 940.393.982.525

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Akibat adanya koreksi perhitungan pada piutang konsesi, maka nilai


pendapatan juga mengalami perubahan. Nilai pendapatan jasa menjadi
Rp940.393.982.525 dengan adanya koreksi pada nilai amortisasi.

Universitas Indonesia
62

Dengan demikian maka pengakuan piutang konsesi yang benar adalah


sebagai berikut.

Jurnal Pendapatan Tahun 2012


Dr Piutang Konsesi 1.158.319.783.760
Cr Pendapatan konstruksi 57.924.523.144
Cr Pendapatan bunga 160.001.278.091
Cr Pendapatan jasa konsesi 940.393.982.525

Gambar 4.10 Jurnal Pengakuan Piutang Konsesi


Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Gambar 4.10 di atas demikian pengakuan piutang konsesi setelah


adanya koreksi pada nilai pendapatan jasa. Untuk pendapatan konstruksi dan
pendapatan bunga tidak ada koreksi.

4.2.4.2. Analisis Pengukuran Piutang Konsesi


PT PALYJA dapat mencatat amortisasi piutang konsesi pada saat menerima
imbalan atas jasa konsesi selama suatu periode, pada kasus ini periode terjadi pada
setiap bulan. Imbalan yang diterima sesuai dengan isi perjanjian yang tertera pada
Bab 2 bagian aktivitas produksi dan distribusi air. Yang menjadi dasar amortisasi
adalah dari setiap penambahan pendapatan jasa, pendapatan bunga dan pokok
amortisasi yang terjadi pada periode tersebut.
Jika mengacu pada ketentuan di atas, maka pengukuran piutang konsesi
yang dilakukan PT PALYJA pada Gabar 4.9 sudah tepat, karena sumber
pengukuran piutang konsesi adalah dari piutang konsesi atas pendapatan bunga,
piutang konsesi atas pendapatan jasa dan piutang konsesi atas dasar amortisasi.
Namun atas dasar koreksi yang dilakukan penulis atas pengukuran piutang
konsesi pada Tabel 4.7, terdapat beberapa kesalahan nilai yang disajikan pada
pengukuran piutang konsesi seperti nilai amortisasi dan pendapatan jasa.
Dengan adanya beberapa koreksi pada perhitungan piutang konsesi
menurut Penulis pada tabel 4.8, maka pengukuran piutang konsesi yang benar
adalah sebagai berikut.

Universitas Indonesia
63

Jurnal Amortisasi Piutang Konsesi – Perhitungan Penulis


Dr Kas/Piutang 1.131.914.461.906
Cr Piutang Konsesi – Pendapatan Bunga 160.001.278.091
Cr Piutang Konsesi – Amortisasi 31.519.201.290
Cr Piutang Konsesi – Pendapatan Jasa 940.393.982.525

Gambar 4.11 Jurnal Amortisasi Piutang Konsesi 2012 Menurut Penulis


Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Gambar 4.11 terdapat perbedaan dengan Gambar 4.9. perbedaan


terdapat pada nilai piutang konsesi atas dasar amortisasi dan piutang konsesi atas
dasar pendapatan jasa. Hal tersebut sesuai dengan hasil koreksi yang dilakukan
penulis atas pengukuran piutang konsesi.

4.2.4.3. Analisis Penyajian Piutang Konsesi


Piutang Konsesi dapat disajikan pada Laporan Posisi Keuangan sebagai aset
keuangan atau disajikan sebagai Aset Tak Bewujud. Pada pencatatan yang
dilakukan PT PALYJA peralihan aset tetap diakui sebagai aset keuangan karena
skema perjanjian yang dilakukan sesuai dengan paragraf 16 pada ISAK 16.
Piutang konsesi dalam kasus PT PALYJA akan disajikan sebagai aset keuangan
dan disajikan pada Laporan Posisi Keuangan. Hal ini dapat dilihat dari Laporan
Posisi Keuangan periode 31 Desember 2012.

Universitas Indonesia
64

Tabel 4.10 Laporan Posisi Keuangan 2012

PT PAM LYONNAISE JAYA


LAPORAN POSISI KEUANGAN – Sebagian
31 Desember 2011
(Disajikan dalam rupiah)
ASET
ASET TIDAK LANCAR
Piutang PAM Jaya 381,832,432,578
Piutang Pihak-Pihak Berelasi 1,553,158,239
Piutang Konsesi 936,426,563,259
Aset Tidak Berwujud 19,021,128,686
Piutang Bank Dunia -
Aset Pajak Tangguhan 30,283,986,483
Dana Jaminan -
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 2,002,552,869
Aset Tidak Lancar Lainnya -
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 1,371,119,822,114

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Tabel 4.10 di atas nilai aset keuangan peralihan pencatatan dari aset
tetap diakui sebagai piutang konsesi dengan nilai Rp936.426.563.259. Dapat
dilihat juga bahwa akun aset tetap sudah tidak ada pada Laporan Posisi Keuangan
di atas, hal ini karena reklasifikasi ke akun piutang konsesi.
Sedangkan berdasarkan analisis Penulis nilai piutang konsesi yang
disajikan pada Tabel 4.10 di atas adalah salah saji. Berdasarkan perhitungan
Penulis pada Tabel 4.7 di atas nilai piutang konsesi adalah sebesar
Rp943.828.543.635.

4.3. Perpajakan terkait Penerapan ISAK 16


Pada pembahasan dan analisis pajak di PT PALYJA terkait penerapan ISAK 16
difokuskan pada isu perpajakan terkait dengan kegiatan utama pada perjanjian
konsesi dengan PAM Jaya seperti kegiatan pembangunan jaringan, penambahan
aset tetap lainnya dan jasa operasi sebelum dan sesudah penerapan ISAK 16 dan
isu perpajakan terkait rekonsiliasi pajak sebelum dan sesudah penerapan ISAK 16.

Universitas Indonesia
65

4.3.1. Isu Perpajakan Terkait Kegiatan Utama Sebelum Penerapan ISAK 16


Seperti yang telah diutarakan pada BAB 2 dijelaskan bahwa perjanjian dengan
PAM Jaya mewajibkan PT PALYJA melakukan dua kegiatan utama yaitu
pembangunan dan pemeliharaan atas aset konsesi dan operasi jasa.
Berikut adalah pemaparan tax exposure yang timbul terkait kegiatan
pembangunan dan pemeliharaan atas aset konsesi dan operasi jasa sebelum
penerpaan ISAK 16.
a. Pembangunan dan Pemeliharaan atas Aset Konsesi.
Pada perjanjian konsesi jasa dengan PAM Jaya terdapat klausul bahwa
PT PALYJA memiliki hak untuk mengakui aset tetap atas kegiatan
pembangunan dan pemeliharaan atas aset konsesi yang dilakukan. Setiap
pembangunan yang dilakukan akan dikapitalisasi ke akun instalasi dan
jaringan distribusi. Atas pengakuan aset-aset tersebut menimbulkan beban
depresiasi sebagai wujud penyusutan atas aset-aset tersebut. Dalam kegiatan
konstruksi yang dilakukan PT PALYJA tidak memiliki tax exposure terkait
pengakuan aset tersebut menjadi aset PT PALYJA.
b. Operasi jasa
Pada pengakuan atas pendapatan operasi jasa yaitu penjualan atas distribusi air
bersih kepada pelanggan. Pengakuan atas pendapatan jasa operasi ini tidak
memiliki tax exposure karena penjualan atas air merupakan penjualan barang
strategis sehingga tidak memiliki tax exposure. Hal ini tertera dalam pasal 4A
ayat 2B Undang-Undang Pajak Pertabahan Nilai (PPN) disebutkan bahwa
barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak termasuk
jenis barang yang tidak dikenai pajak pertambahan nilai.

4.3.2. Isu Perpajakan Terkait Kegiatan Utama Setelah Penerapan ISAK 16


Seperti yang telah diutarakan pada BAB 2 dijelaskan bahwa perjanjian dengan
PAM Jaya mewajibkan PT PALYJA melakukan dua kegiatan utama yaitu
pembangunan dan pemeliharaan atas aset konsesi dan operasi jasa.
Berikut adalah pemaparan tax exposure yang timbul terkait kegiatan
pembangunan dan pemeliharaan atas aset konsesi dan operasi jasa setelah
penerapan ISAK 16.

Universitas Indonesia
66

a. Pembangunan dan Pemeliharaan atas Aset Konsesi.


Berbeda pada aktivitas pengembangan dan pemeliharaan aset konsesi pada
sebelum penerapan ISAK 16. Pada aktivitas pengembangan dan pemeliharaan
aset konsesi setelah penerapan ISAK 16 tidak lagi diakui sebagai aset tetap,
namun diakui sebagai piutang konsesi. Atas pengakuan piutang konsesi
tersebut PT PALYJA mengakui pendapatan konstruksi atas pengembangan
aset konsesi. Pengakuan pendapatan konstruksi tersebut jika ditinjau dari
nama akunnya dapat menimbulkan tax exposure. Tax exposure yang dapat
muncul adalah PPh pasal 23 Final sebesar 4%. Tarif tersebut disesuaikan
dengan PP Nomor 50 Tahun 2008. Namun PT PALYJA tidak mengenakan
pajak atas munculnya akun pendapatan konstruksi tersebut karena
menganggap munculnya akun tersebut hanyalah sebagai pendekatan
pencatatan akuntansi saja, selain itu didukung pula dengan prinsip pajak yaitu
form over substance yaitu karena penerpan ISAK 16 tidak dibarengi dengan
perubahan perjanjian konsesi dimana pada perjanjian konsesi PT PALYJA
masih memiliki hak untuk mengakui aset tetap atas aktivitas pengembangan
aset konsesi. Pada prinsip pajak form itu digambarkan pada segi legal yaitu
perjanjian. Sedangkan substance adalah pencatatan yang dilakukan
perusahaan dalam pendekatan pencatatan akuntansinya.
b. Operasi jasa
Berbeda pada aktivitas operasi jasa pada sebelum penerapan ISAK 16. Pada
aktivitas operasi jasa setelah penerapan ISAK 16 selain muncul akun
pendapatan jasa juga muncul akun pendpatan bunga seperti pada Gambar 4.7.
Dimana nilai pendapatan bunga didapat dari pengukuran piutang konsesi
menggunakan metode suku bunga efektif. Pengakuan atas pendapatan jasa dan
pendapatan bunga ini tidak memiliki tax exposure karena penjualan atas air
merupakan penjualan barang strategis sehingga tidak memiliki tax exposure.
Hal ini tertera dalam pasal 4A ayat 2B Undang-Undang Pajak Pertabahan
Nilai (PPN) disebutkan bahwa barang kebutuhan pokok yang sangat
dibutuhkan oleh rakyat banyak termasuk jenis barang yang tidak dikenai pajak
pertambahan nilai. Sedangkan untuk pendapatan bunga memiliki tax exposure
jika dilihat dari nama akun tersebut. Tax exposure yang dapat muncul adalah

Universitas Indonesia
67

PPh pasal 23 pasal 4 ayat (1) huruf F yaitu sebesar 15%. Namun PT PALYJA
tidak mengenakan pajak atas munculnya akun pendapatan bunga tersebut
karena menganggap munculnya akun tersebut hanyalah sebagai pendekatan
pencatatan akuntansi saja, selain itu didukung pula dengan prinsip pajak yaitu
form over substance yaitu karena penerpan ISAK 16 tidak dibarengi dengan
perubahan perjanjian konsesi dimana pada perjanjian konsesi PT PALYJA
masih memiliki hak untuk mengakui aset tetap atas aktivitas pengembangan
aset konsesi. Pada prinsip pajak form itu digambarkan pada segi legal yaitu
perjanjian. Sedangkan substance adalah pencatatan yang dilakukan
perusahaan dalam pendekatan pencatatan akuntansinya.

4.3.3. Analisis Perpajakan terkait Kegiatan Utama PT PALYJA


Pada penerapan ISAK 16 terdapat akun-akun yang baru muncul dalam laporan
laba rugi, seperti pendapatan konstruksi dan pendapatan bunga. Hal tersebut
sebagai wujud penyesuaian atas peralihan pencatatan dari aset tetap menjadi aset
keuangan (piutang konsesi).
Munculnya akun penapatan konstruksi dapat menimbulkan tax exposure
jika hanya dilihat dari nama akun tersebut. Dimana akun pendapatan konstruksi
pada laporan laba rugi PT PALYJA dapat dikenapan pajak penghasilan (PPh) 23
dengan tarif 4%, karena PT PALYJA tidak memiliki kualifikasi usaha sehingga
akan dikenakan PPh final dengan tarif 4% sesuai dengan Peraturan Pemerintah
nomor 51 tahun 2008. Namun PT PALYJA tidak mengenakan pajak atas nilai
pendapatan tersebut dengan alasan pencatatan pendapatan tersebut hanyalah
pendekatan akuntansi sebagai bentuk penyesuaian terhadap penerapan ISAK 16.
Menurut analisis Penulis hal ini sudah tepat, karena alasan pencatatan
pendapatan konstruksi tersebut selain karena pendekatan akuntansi saja juga
karena alasan tidak diubahnya isi dari perjanjian konsesi jasa dimana PT PALYJA
masih mengakui aset tetap atas konstruksi yang dibangun.
Sedangkan untuk munculnya pendapatan bunga juga dapat menimbulkan
tax exposure jika hanya dilihat dari nama akun tersebut. Dimana akun pendapatan
bunga sesuai dengan kitab Undang-Undang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (1)
huruf f disebutkan bahwa “bunga termasuk pemium, diskonto, dan imbalan karena

Universitas Indonesia
68

jaminan pengembalian utang.” Dalam isi pasal tersebut dapat disimpulkan


pendapatan bunga yang muncul akibat pencatatan aset keuangan adalah objek
pajak penghasilan. Namun PT PALYJA tidak mengenakan pajak atas nilai
pendapatan tersebut dengan alasan pencatatan pendapatan tersebut hanyalah
pendekatan akuntansi sebagai bentuk penyesuaian terhadap penerapan ISAK 16.
Menurut analisis Penulis hal ini sudah tepat, karena alasan pencatatan
pendapatan bunga tersebut selain karena pendekatan akuntansi saja juga karena
alasan tidak diubahnya isi dari perjanjian konsesi jasa dimana PT PALYJA masih
mengakui aset tetap atas konstruksi yang dibangun.

4.3.4. Isu Perpajakan terkait Rekonsiliasi Pajak Sebelum Penerapan


ISAK 16
Rekonsiliasi pajak pada periode sebelum penerapan ISAK 16 dilakukan dengan
dasar pencatatan yang masih menggunakan PSAK 16. Dalam rekonsiliasi pajak
yang terjadi terdapat koreksi positif dan negatif pada akun beda temporer dan
beda permanen. Pada Tabel 4.11 dapat dilihat rekonsiliasi pajak untuk tahun buku
2012 jika menggunakan dasar pencatatan PSAK 16.
Pada tabel 4.11 di bawah merupakan rekonsiliasi fiskal atas laporan laba
rugi komprehensif tahun 2012 menurut pencatatan PSAK 16. Pada rekonsiliasi
fiskal di atas yang menjadi sorotan utama pada penulisan ini adalah koreksi terkait
aset tetapnya saja, sedangkan untuk koreksi yang lain tidak menjadi bahasan
dalam penulisan ini.
Terdapat koreksi positif atas penyusutan pada rekonsiliasi fiskal atas
laporan laba rugi komprehensif menurut PSAK 16. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan penggunaan dasar masa manfaat atas aset tetap menurut PT PALYJA
dengan menurut Pajak.
Dengan demikian nilai laba sebelum pajak menurut pajak setelah koreksi
beda temporer dan beda tetap yang terdapat dalam rekonsiliasi laporan laba rugi
komprehensif menurut PSAK 16 adalah sebesar Rp286.658.641.057.

Universitas Indonesia
69

Tabel 4.11 Rekonsiliasi Pajak 2012 menurut PSAK 16

Rekonsiliasi Fiskal - PSAK 16 ke Fiskal 2012 (Rp)


Laba sebelum pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi
komprehensif - PSAK 16 259.877.281.885
Beda temporer
Penyusutan 13.979.173.364
Penyisihan Imbalan Kerja 6.208.753.418
Penyesuaian Nilai Wajar
Terhadap Instrumen Keuangan (6.857.437.407)
Amortisasi Biaya Emisi
Obligasi (284.237.084)
Beda Tetap
Bunga Obligasi 24.072.716.520
Kesejahteraan Karyawan 7.533.984.409
Representasi Dan Jamuan 2.259.272.911
Lain-Lain 1.256.866.904
Pendapatan Bunga (Final) (21.387.733.863)
Estimasi Penghasilan Kena Pajak 286.658.641.057

Sumber: Hasil Olahan Penulis


4.3.5. Isu Perpajakan terkait Rekonsiliasi Pajak Setelah Penerapan ISAK 16
Pada rekonsiliasi pajak setelah adanya penerapan ISAK 16 PT PALYJA tetap
mengelola pencatatan lama yaitu pencatatan dengan PSAK 16 untuk rekonsiliasi
pajaknya. Hal ini didasarkan atas prinsip pajak yaitu form over substance, karena
penerapan ISAK 16 hanya sebagai pendekatan akuntansi saja sedangkan dalam
rekonsiliasi pajak tetap menggunakkan perhitungan rekonsiliasi dengan PSAK 16.

Pembukuan
Tahap 1 Rekonsiliasi Fiskal
PSAK 16

Nilai-nilai penghasilan kena


Pembukuan
Tahap 2 Rekonsiliasi pajak, akun beda temporer
ISAK 16
dan permanen jadi acuan

Gambar 4.12 Tahapan Rekonsiliasi Setelah Penerapan ISAK 16


Sumber: Hasil Olahan Penulis

Universitas Indonesia
70

Atas dasar tersebut PT PALYJA melakukan rekonsiliasi pajak pada


periode setelah menerapkan ISAK 16 dengan menggunakan 2 tahap seperti yang
tertera pada Gambar 4.12 di atas. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada
rekonsiliasi pada tahap 2 berikut.

Tabel 4.12 Rekonsiliasi Pajak 2012 Menurut ISAK 16

Rekonsiliasi Pajak 2012 ISAK 16 ke Fiskal (Rp)


Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Menurut Laporan Laba Rugi
Komprehensif – ISAK 16 278.904.639.694
Beda Temporer
Penyusutan 13.979.173.364
Penyisihan Imbalan Kerja 6.208.753.418
Penyesuaian Perlakuan Konsesi (9.811.892.785)
Penyesuaian Nilai Wajar
Terhadap Instrumen Keuangan (6.857.437.407)
Amortisasi biaya emisi obligasi (284.237.084)
Beda Tetap
Bunga Obligasi 24.072.716.520
Kesejahteraan Karyawan 7.533.984.409
Representasi Dan Jamuan 2.259.272.911
Lain-lain (7.958.598.135)
Pendapatan Bunga (Final) (21.387.733.863)
Estimasi Penghasilan Kena Pajak 286.658.641.057

Sumber: Catatan 15 Laporan Keuangan PT PALYJA 2012

Rekonsiliasi pajak pada tahap pertama yaitu sama seperti yang tertera pada
Tabel 4.11, setelah itu rekonsiliasi dilakukan dengan mengganti laba sebelum
pajak yang sebelumnya didasarkan pada catatan PSAK 16 diganti dengan dasar
pembukuan ISAK 16 seperti dapat dilihat ppada Tabel 4.12 di atas, lalu ada juga
penyesuaian perlakuan konsesi dan penyesuaian lain-lain. Dengan demikian
penghasilan kena pajak yang tertera pada tahap 1 memiliki nilai yang sama
dengan penghasilan kena pajak pada tahap 2.
Dalam Tabel 4.12 di atas dapat diamati munculnya penyesuaian perlakuan
konsesi sebagai koreksi negatif sebesar Rp9.811.892.785 pada koreksi beda
temporer dan koreksi negatif sebesar Rp7.958.598.135 pada koreksi beda tetap.

Universitas Indonesia
71

Akun ini muncul sebagai penyesuaian terkait penerapan ISAK 16. Koreksi negatif
pada akun penyesuaian perlakuan akuntansi sebesar Rp9.811.892.785 didapat dari
penjelasan pada Tabel 4.13 di bawah ini.

Tabel 4.13 Perhitungan Nilai Penyesuaian Perlakuan Konsesi

Tarif
Akun Saldo Pajak Nilai Dampak
Aset Tetap (1.637.565.144.264) 25% (409.391.286.066)
Akumulasi Depresiasi 782.228.592.798 25% 195.557.148.199
Piutang Konsesi 936.426.563.259 25% 234.106.640.815
Pajak Tangguhan Atas Penyesuaian Konsesi per 2012 20.272.502.948
Pajak Tangguhan Atas Penyesuaian Konsesi per 2011 17.819.529.752
Manfaat Pajak 2012 2.452.973.196
Nilai Beda Temporer Penyesuaian Perlakuan Konsesi 9.811.892.784.53

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Tabel 4.13 di atas dijelaskan bahwa penerapan ISAK 16 berakibat pada
akun-akun aset tetap, akumulasi depresiasi dan piutang konsesi. Akun aset tetap
dan akumulasi depresiasi dihapuskan dan diganti dengan piutang konsesi. Atas
dampak tersebut masing-masing saldo akun tersebut dikalikan 25% untuk
mengetahui dampak pajak tangguhannya. Didapat nilai sebesar Rp20.272.502.948
untuk pajak tangguhan dari penyesuaian perlakuan konsesi. Nilai tersebut
dikurangkan pada saldo nilai dampak penerapan ISAK 16 tahun 2011 sebesar
Rp17.819.529.752. Dengan demikian diketahui nilai tambahan tahun 2012 sebesar
Rp2.452.973.196. Nilai tersebut menjadi kewajiban pajak tangguhan pada
perhitungan pajak tangguhan tahun 2012. Hal ini tertera pada Tabel 4.14 sebgai
berikut.

Universitas Indonesia
72

Manfaat Pajak Tangguhan (Rp) 2012


Penyusutan 3.494.793.341
Penyisihan Imbalan Kerja Karyawan
- Bersih 1.552.188.355
Penyesuaian Perlakuan Konsesi (2.452.973.196)
Penyesuaian Nilai Wajar Terhadap
Instrumen Keuangan (1.714.359.352)
Amortisasi Biaya Emisi Obligasi Dan
Biaya Perolehan Pinjaman Bank (71.059.271)
Manfaat Pajak Tangguhan – Bersih 808.589.877

Tabel 4.14 Manfaat Pajak Tangguhan 2012


Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan 2012 Poin 15d.

Pada Tabel 4.14 di atas tercantum nilai kewajiban pajak tangguhan sebesar
Rp2.452.973.196 yang mana nilai tersebut merupakan hasil perhitungan pada
tabel 4.13 di atas. Nilai manfaat pajak tangguhan bersih pada tabel 4.14 di atas
adalah hasil pengkalian atas nilai yang terdapat dalam beda temporer pada Tabel
4.13 dengan tarif pajak sebesar 25%. Dengan demikian diketahui nilai beda
temporer pada akun penyesuaian perlakuan konsesi sebesar Rp9.811.892.785
sebagai koreksi negatif.
Sedangkan untuk nilai koreksi negatif pada akun lain-lain sebesar
Rp7.958.598.135 yang dikategorikan beda tetap adalah hasil penyeimbang agar
nilai akhir dari rekonsiliasi fiskal atas laporan laba rugi komprehensif menurut
ISAK 16 sesuai dengan nilai akhir pada rekonsiliasi fiskal atas laporan laba rugi
komprehensif menurut PSAK 16 yaitu sebesar Rp286.658.641.057. Nilai tersebut
mengapa tidak dikategorikan sebagai beda temporer karena menurut PT PALYJA
perbedaan tersebut tidak dapat ditangguhkan sehingga dikategorikan sebagai beda
permanen.

4.3.6. Analisis Perpajakan terkait Rekonsiliasi Pajak


Menurut analisis Penulis rekonsiliasi fiskal yang dilakukan PT PALYJA
sebagaimana sudah dijelaskan pada Bab 3 pada prinsipnya sudah tepat, karena
alasan penggunaan hasil perhitungan rekonsiliasi fiskal pada pencatatan PSAK 16
sesuai dengan prinsip pajak yaitu form over substance. Dalam hal ini pajak tidak

Universitas Indonesia
73

mengakui pembukuan dengan ISAK 16 karena pembukuan dengan ISAK 16


menekankan pada prinsip akuntansi yaitu substance over form.
Rekonsiliasi yang dilakukan dalam dua tahap juga dinilai sudah tepat
dengan melakukan rekonsiliasi fiskal dengan pencatatan dengan PSAK 16 lalu
dilanjutkan dengan rekonsiliasi fiskal dengan pembukuan ISAK 16. Karena hasil
penghasilan kena pajak antara kedua tahap tersebut tidak nilai yang berbeda.
Hanya saja terdapat perbedaan antara laba sebelum pajak menurut pencatatan
PSAK 16 dengan pembukuan ISAK 16, nilai penyesuaian perlakuan konsesi pada
beda temporer, dan nilai lain-lain pada beda tetap.
Hanya saja pada terdapat risiko yang dapat timbul atas rekonsiliasi fiskal
yang dilakukan dalam dua tahap tersebut, dimana pada rekonsiliasi fiskal tersebut
menggunakan dua dasar yaitu dengan dasar pencatatan PSAK 16 dan dengan
pembukuan ISAK 16. Sebagaimana diketahui laporan keuangan yang diaudit per
tahun 2012 adalah laporan keuangan yang menggunakan ISAK 16, bukan PSAK
16. Hal ini menjadi resiko karena menimbulkan kemungkinan salah saji pada
pencatatan PSAK 16 dimana pemeliharaan pencatatan tersebut menjadi dasar
dalam langkah awal rekonsiliasi fiskal yang dilakukan pada tahun 2012. Namun
menurut wawancara dengan pihak PT PALYJA risiko tersebut sudah diminalisir
dengan melakukan audit terhadap pencatatan dengan PSAK 16. Hasil rekonsiliasi
fiskal dalam tahap satu yang menjadi dasar dalam rekonsiliasi fiskal tahap dua
menurut analisa panulis dirasa sudah tepat.
Sebagaimana sudah disebutkan dalam analisis terkait nilai piutang konsesi
di atas terdapat beberapa koreksi atas nilai yang tertera dalam laporan keuangan
tahun 2012 versi ISAK 16. Koreksi-koreksi yang relevan pada rekonsiliasi fiskal
tahap dua di atas, seperti disebutkan dalam Tabel 4.15 di bawah ini.

Tabel 4.15 Perbedaan Nilai pada Rekonsiliasi Fiskal Tahap 2

Saldo Menurut PT
Akun Saldo Menurut Penulis
PALYJA
Laba Sebelum Pajak 278,904,639,694 281,855,929,870
Penyesuaian Perlakuan Konsesi 9,811,892,785 17,213,873,161
Lain-lain (7,958,598,135) (3,507,907,920)

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Universitas Indonesia
74

Pada perbedaan laba sebelum pajak terdapat selisih antara perhitungan


menurut PT PALYJA dengan perhitungan menurut Penulis, nilai tersebut karena
perbedaan pada pendapatan jasa pada tahun 2012 menurut Penulis yaitu sebesar
Rp940.393.982.525 sedangkan menurut PT PALYJA sebesar Rp937.442.692.349.
Perbedaan pada nilai penyesuaian perlakuan konsesi terjadi karena
perbedaan nilai piutang konsesi dimana jika menurut perusahaan nilai piutang
konsesi adalah Rp936.426.563.259 sedangkan saldo piutang konsesi menurut
Penulis adalah Rp943.828.543.635. perbedaan ini mengakibatkan perbedaan pada
saldo koreksi negatif pada beda temporer.

Tabel 4.16 Perhitungan Penyesuaian Perlakuan Konsesi

Akun Saldo Tarif Pajak Nilai Dampak


Aset Tetap (1.637.565.144.264) 25% (409.391.286.066)
Akumulasi
Depresiasi 782.228.592.798 25% 195.557.148.199
Piutang Konsesi 943.828.543.635 25% 235.957.135.909
Pajak Tangguhan Atas Penyesuaian Konsesi per 2012 22.122.998.042
Pajak Tangguhan Atas Penyesuaian Konsesi per 2011 17.819.529.752
Manfaat Pajak Tagguhan 2012 4.303.468.290
Nilai Beda Temporer Penyesuaian Perlakuan Konsesi 17.213.873.161.08

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Tabel 4.16 di atas dapat dilihat bahwa dengan koreksi pada nilai
saldo piutang konsesi sebesar Rp943.828.543.635 mengakibatkan perubahan pada
nilai beda temporer dari penyesuaian perlakuan konsesi menjadi sebesar
Rp17.213.873.161. sebagai koreksi negatif.
Sedangkan yang terakhir untuk perbedaan nilai lain-lain sebesar
Rp3.507.907.920 sebagai koreksi negatif didapat dari hasil penyeimbang dari
rekonsiliasi fiskal dalam tahap dua setelah koreksi yang dilakukan oleh Penulis.
Berikut adalah rekonsiliasi fiskal yang telah dikoreksi oleh Penulis.

Universitas Indonesia
75

Tabel 4.17 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2012 Tahap 2

Rekonsiliasi Pajak - ISAK 16 ke Fiskal 2012


Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Menurut Laporan Laba Rugi
Komprehensif 281.855.929.870
Beda Temporer
Penyusutan 13.979.173.364
Penyisihan Imbalan Kerja 6.208.753.418
Penyesuaian Perlakuan Konsesi (17.213.873.161)
Penyesuaian Nilai Wajar
Terhadap Instrumen Keuangan (6.857.437.407)
Amortisasi Biaya Emisi Obligasi (284.237.084)
Beda Tetap
Bunga Obligsi 24.072.716.520
Kesejahteraan Karyawan 7.533.984.409
Representasi Dan Jamuan 2.259.272.911
Lain-Lain (3.507.907.920)
Pendapatan Bunga (Final) (21.387.733.863)
Estimasi Penghasilan Kena Pajak 286.658.641.057

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada Tabel 4.17 di atas menampilkan rekonsiliasi fiskal tahap dua yang
telah dikoreksi pada nilai laba sebelum pajak, penyesuaian perlakuan konsesi pada
beda temporer dan pada beda tetap di akun lain-lain. Hal ini sesuai koreksi pada
Tabel 4.15 di atas.

Universitas Indonesia
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
5.1.1. Kesimpulan untuk Penerapan ISAK 16 di PT PALYJA
Pada 1 Januari 2012 ISAK 16 tentang perjanjian konsesi jasa berlaku efektif, PT
PALYJA pun sudah mempersiapkan diri untuk melakukan pencatatan ISAK 16
agar bisa dilaksanakan mulai tahun buku 2012. Sebelumnya diketahui bahwa
untuk perjanjian antara publik ke swasta diketahui memiliki alternatif pencatatan
seperti sudah disebutkan dalam Tabel 2.1. PT PALYJA mengambil keputusan
untuk menerapkan ISAK 16 pada pembukuannya karena isi perjanjian konsesi
jasa dengan PAM Jaya dinilai sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam ISAK
16.
Pada ISAK 16 paragraf 11 dinyatakan bahwa pihak operator atau dalam
kasus ini PT PALYJA tidak diperkenankan mencatat aset tetap atas aset yang
dibangun, namun bisa dicatat dengan aset keuangan atau aset takberwujud.
Penentuan pencatatan dengan aset keuangan atau aset takberwujud ditentukan
berdasarkan skema penerimaan kas atau imbalan yang diterima operator atas jasa
yang diberikan. Jika kas atau imbalan diterima dari pemberi konsesi maka
pencatatan dilakukan dengan aset keuangan, sedangkan bila kas diterima dari
pelanggan langsung maka pencatatan diakui sebagai aset takberwujud. Pada kasus
ini PT PALYJA mengakui aset keuangan sebagai peralihan pencatatannya karena
PT PALYJA menerima kas atau imbalan atas jasa yang diberikan diterima dari
pemberi konsesi bukan dari pelanggan.
Pada penyusunan laporan keuangan PT PALYJA menggunakan aplikasi
program komputer untuk memudahkan pencatatan, namun pada pengukuran nilai
piutang konsesi dalam penerapan ISAK 16 perhitungannya tidak menggunakan
aplikasi program komputer. Perhitungan dilakukan secara manual dengan
menggunakan Microsoft Excel. Langkah perhitungan secara manual yang
dilakukan PT PALYJA karena aplikasi program komputer yang tersedia belum
bisa melakukan perhitungan piutang konsesi. Hal ini dinilai memiliki risiko salah

76 Universitas Indonesia
77

perhitungan yang tinggi, karena dalam pengukuran piutang konsesi harus


dilakukan pada setiap penambahan pembangunan yang memiliki rate bunga dan
nilai umur yang berbeda.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penerapan ISAK 16 di PT PALYJA
adalah sudah tepat bahwa pencatatan atas perjanjian konsesi jasa dengan PAM
Jaya dicatat dengan ISAK 16 jika Penulis tinjau dari isi perjanjian konsesinya.
Selain itu pada pencatatan yang dilakukan sesuai ketentuan aset keuangan juga
sudah dianggap sudah tepat karena sesuai pada ketentuan di paragraf 16 di ISAK
16. Untuk koreksi yang dilakukan PT PALYJA atas laporan keuangan sebelum
penerapan ISAK 16 yang disajikan kembali dinilai sudah tepat, karena
penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan seperti dihapusnya nilai aset tetap,
munculnya penyesuaian pada aset pajak tangguhan, munculnya nilai aset
takberwujud dan piutang konsesi adalah sebagai wujud penyesuaian penerapan
ISAK 16 yang tidak lagi mengakui aset tetap dan mengakui aset keuangan.
Sedangkan dalam pengukuran yang dilakukan dengan manual pada prinsipnya
tidak masalah, namun dengan pencatatan manual tersebut terdapat risiko salah
yang tinggi pada perhitungan aset keuangannya.

5.1.2. Kesimpulan untuk Pencatatan ISAK 16 di PT PALYJA


Pada pencatatan 16 di PT PALYJA difikuskan pada pengakuan, pengukuran dan
penyajian. Pada prinsipnya pencatatan yang dilakukan PT PALYJA terkait
penerapan ISAK 16 sudah sesuai dengan ketentuan ISAK 16 namun untuk nilai
yang tertera terkait pengakuan, pengukuran dan penyajian nilainya salah.
Hal ini mungkin dikarenakan pencatatan terkait penerpan ISAK 16 yang
dilakukan secara manual dengan Microsoft Excel yang memiliki banyak risiko
salah hitung, oleh karena itu dengan melihat tingginya risiko salah perhitungan.
Penulis akhirnya melakukan pengukuran ulang berdasarkan informasi
yang diberikan oleh pihak PT PALYJA meliputi tingkat bunga, periode amortisasi
dan penambahan konstruksi setiap bulannya. Hasilnya dapat disimpulkan ada
perbedaan sebagaimana disebutkan pada Tabel 4.7 perbedaan yang terdapat pada
perhitungan penulis dengan hasil perhitungan PT PALYJA telah didiskusikan dan
PT PALYJA mengakui adanya kesalahan pada pengukuran nilai piutang

Universitas Indonesia
78

konsesinya baik dari sisi amortisasi, pendapatan bunga, pendapatan jasa, dan saldo
piutang konsesi. Pada analisis perbedaan yang terjadi, diketahui rumus yang
dipergunakan PT PALYJA dalam mengukur piutang konsesi terdapat kesalahan,
sehingga kesalahan tersebut berakibat pada salah saji seperti disebutkan pada
Tabel 4.7.

5.1.3. Kesimpulan untuk Isu Perpajakan terkait Penerapan ISAK 16 di PT


PALYJA
Pada kesimpulan isu perpajakan terkait penerapan ISAK 16 dapat dilihat dalam
dua bagian, yang pertama adalah isu perpajakan terkait akun-akun yang baru
muncul setelah penerpan ISAK 16 yang kedua adalah isu perpajakan terkait
rekonsiliasi fiskal setelah penerapan ISAK 16.
Pada bagian pertama terkait munculnya akun-akun baru setelah penerapan
ISAK 16 adalah dapat disimpulkan terdapat dua akun baru yang muncul dalam
kasus ini, yaitu munculnya pendaptan bunga dan pendpatan konstruksi. Jika
mengacu pada Undang-Undang Pajak Penghasilan, timbulnya akun pendapatan
konstruksi pada pembukuan ISAK 16 sebenarnya dapat memunculkan tax
exposure. Dalam hal ini jika ditinjau PT PALYJA tidak memiliki kualifikasi
usaha konstruksi sehingga dapat dikenakan PPh 23 dengan tarif 4%.
Selain itu terdapat akun pendapatan bunga atas piutang konsesi. Pada akun
ini sebenarnya memiliki tax exposure jika ditinjau dalam Undang-Undang Pajak
Penghasilan pasal 4 ayat (1) huruf f disebutkan bahwa “bunga termasuk pemium,
diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.” Dalam isi pasal
tersebut dapat disimpulkan pendapatan bunga yang muncul akibat pencatatan aset
keuangan adalah objek pajak penghasilan.
Namun pada penerapannya PT PALYJA tidak mengenakan pajak atas
pendapatan konstruksi dan pendapatan bunga tersebut, karena dengan alasan
pencatatan pendapatan-pendapatan tersebut hanyalah pendekatan pencatatan
akuntansi sebagai bentuk penyesuaian terhadap penerapan ISAK 16. Selain itu
atas dasar prinsip pajak yaitu form over substance maka pajak tidak mengakui
pembukuan dengan ISAK 16 karena dalam perjanjian dengan PAM Jaya masih

Universitas Indonesia
79

mengakui aset tetap. Sehingga akun pendpatan konstruksi dan pendapatan bunga
pada pembukuan ISAK 16 tidak dikenakan pajak.
Pada bagan kedua terkait rekonsiliasi fiskal setelah penerapan ISAK 16
PT PALYJA melakukan dua tahap rekonsiliasi seperti disebutkan pada Gambar
3.14. Pada tahap pertama dilakukan rekonsiliasi seperti yang dilakukan pada
tahun-tahun sebelumnya yaitu melakukan rekonsiliasi fiskal dengan dasar
pencatatan yang PSAK 16. Setelah didapat akun beda temporer, beda tetap dan
penghasilan kena pajak menurut fiskal nilai-nilai tersebut dibawa kembali ke
rekonsiliasi tahap kedua. Pada tahap kedua nilai laba sebelum pajak yang
sebelumnya menggunakan laba sebelum pajak menurut PSAK 16 diganti dengan
laba sebelum pajak menurut ISAK 16, selain itu selisih nilai aset tetap dan piutang
konsesi antara pencatatan dengan PSAK 16 dan ISAK 16 dianggap sebagai beda
temporer, sehingga nilai selisih tersebut masuk dalam kategori beda temporer
dengan nama akun penyesuaian perlakuan konsesi. Setelah memasukkan akun
penyesuaian perlakuan konsesi, nilai penghasilan kena pajak pada rekonsiliasi
fiskal tahap kedua belumlah mencerminkan nilai yang sama pada rekonsiliasi
fiskal tahap pertama, sehingga untuk menyamakannya dimasukkan nilai beda
temporer pada lain-lain sebagai balancing. Dengan demikianlah rekonsiliasi fiskal
pada tahap dua tersebut yang dilaporkan pada SPT Pajak tahunan PT PALYJA
setelah penerpan ISAK 16.
Kesimpulan atas isu perpajakan terkait penerapan ISAK 16 adalah pada
bagian pertama sudah tepat, karena atas dasar prinsip pajak yaitu form over
substance, maka pajak tidak mengakui pembukuan dengan ISAK 16. Oleh karena
itu langkah PT PALYJA melakukan dua pembukuan sebagai alat pembantu
pembuktian jika dilakukan pemeriksaan pajak. Pada bagian kedua secara substansi
juga sudah tepat. Karna nilai-nilai beda temporer dan beda tetap pada rekonsiliasi
fiskal tahap pertama dibawa ke rekonsiliasi fiskal tahap kedua. Sedangkan untuk
tambahan pada beda temporer yaitu penyesuaian perlakuan konsesi juga dianggap
sudah tepat karna menggunkan balance sheet approach untuk mendapatkan
selisih nilai tersebut. Hanya saja nilai laba sebelum pajak, penyesuaian perlakuan
konsesi dan lain-lain pada rekonsiliasi fiskal tahap dua harus dikoreksi karena
adanya kesalahan pengukuran piutang konsesi.

Universitas Indonesia
80

5.2. Saran
5.2.1. Saran untuk PT PALYJA
Sebagai bahan masukan atau saran untuk PT PALYJA atas hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut.
a. Melakukan pembaruan terhadap aplikasi program komputer agar pencatatan
atas pengukuran piutang konsesi dapat dilakukan, sehingga tidak perlu
perhitungan maual lagi untuk menghindari salah perhitungan.
b. Mencatatkan nilai pendapatan jasa pada pengukuran piutang konsesi pada
Catatan atas Laporan Keuangan.

5.2.2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya


Sebagai bahan masukan atau saran untuk penelitian selanjutnya atas hasil
penelitian ini adalah untuk mengkaji atas kasus serupa seperti perjanjian PAM
Jaya dengan PT PALYJA, namun pihak operatornya menggunakan dana pinjaman
Bank untuk mendanai konstruksinya. Penelitian ini selain dapat ditinjau dari sisi
PSAK 26 untuk pengukuran aset keuangan atau aset takberwujud juga dapat
ditinjau dari segi hukum bisnis atas pengalihan pencatatan aset tetap menjadi aset
keuangan atau aset takberwujud. Dimana pada aspek hukum bisnis aset tetap
biasanya dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman Bank, namun dengan adanya
ISAK 16 yang tidak boleh mengakui aset tetap aspek perjanjian pinjaman dengan
bank menjadi menarik untuk diteliti.

Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI

Bisnis Utama. 2015. (online). (http://id.palyja.co.id/bisnis-utama/, diakses 12


Februari 2015).
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). ISAK No. 16 Perjanjian Konsesi Jasa. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). PSAK No. 23 Pendapatan. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). PSAK No. 34 Kontrak Konstruksi. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). PPSAK No. 11 Pencabutan PSAK 39
Akuntansi Kerja Sama Operasi.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). PSAK No. 50 Instrumen Keuangan: Penyajian.
Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). PSAK No. 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). PSAK No. 60 Instrumen Keuangan:
Pengungkapan. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Replubik Indonesia. 2010. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). Jakarta
Layanan Pelanggan. 2015. (online). (http://id.palyja.co.id/layanan-pelanggan/,
diakses 12 Februari 2015).
Profil PALYJA. 2015. (online). (http://id.palyja.co.id/profil/tentang-palyja/,
diakses 12 Februari 2015).
PT PALYJA. 2011. Laporan Keuangan. Jakarta
PT PALYJA. 2012. Laporan Keuangan. Jakarta
PT PALYJA. 2012. Laporan Tahunan. Jakarta
Republik Indonesia. 2011. Inpres Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional.
Replubik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air
Replubik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

81 Universitas Indonesia
82

Replubik Indonesia. 2010 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / MENKES


/ PER / IV / 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Replubik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736 /
MENKES / PER / VI / 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air
Minum
Sejarah PAM Jaya. 2015. (online). (http://www.pamjaya.co.id/, diakses 12
Februari 2015).

Universitas Indonesia
PT PAM Lyonnaise Jaya

Laporan keuangan beserta laporan auditor independen


pada tanggal–tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal–tanggal
31 Desember 2012 dan 2011/
Financial statements with independent auditors’ report
as of December 31, 2012 and 2011 and
January 1, 2011/December 31, 2010 and
for the years ended December 31, 2012 and 2011
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL STATEMENTS
BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
PADA TANGGAL-TANGGAL AS OF DECEMBER 31, 2012 AND 2011 AND
31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN JANUARY 1, 2011/DECEMBER 31, 2010
1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 DAN AND FOR THE YEARS ENDED
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR DECEMBER 31, 2012 AND 2011
31 DESEMBER 2012 DAN 2011

Daftar Isi Table of Contents

Halaman/
Page
Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report

Laporan Posisi Keuangan…………………………… 1-2 ...……………………Statements of Financial Position

Laporan Laba Rugi Komprehensif……………......... 3 …..….……….Statements of Comprehensive Income

Laporan Perubahan Ekuitas………………………..... 4 ..............................Statements of Changes in Equity

Laporan Arus Kas……………………………………... 5 …........………………...…Statements of Cash Flows

Catatan atas Laporan Keuangan……………………. 6-75 ...……..………….Notes to the Financial Statements

***************************
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 and January 1, 2011/December 31, 2010
(Disajikan dalam rupiah) (Expressed in rupiah)

1 Januari 2011/
31 Desember 2011/ 31 Desember 2010/
December 31, 2011 January 1, 2011/
(Disajikan Kembali December 31, 2010
- Catatan 31)/ (Disajikan Kembali
Catatan/ 31 Desember 2012/ (As Restated - - Catatan 31)/
Notes December 31, 2012 Note 31) (As Restated - Note 31)

ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS


2b,2c,2n,4,5,
Kas dan bank 27,28,29,30 353.734.511.542 256.929.272.856 251.785.754.005 Cash on hand and in banks
Piutang usaha - setelah dikurangi
estimasi volume tagihan air Trade receivables - net of estimated
yang tidak tertagih sebesar uncollectible portion
Rp344.765.537.772 pada tahun 2012, of billed volume of
Rp304.223.813.335 pada tahun Rp344,765,537,772 in 2012,
2011 dan Rp267.325.103.280 2i,2n,6, Rp304,223,813,335 in 2011 and
pada tahun 2010 23,28,29 164.393.325.079 173.186.893.969 167.220.388.195 Rp267,325,103,280 in 2010
Penerimaan tagihan yang ditahan 2n,7,28,29 79.371.781.905 183.642.764.406 54.861.860.923 Bill collections retained
Piutang lain-lain 2n,28,29 - 73.861.868 15.572.603 Other receivables
Persediaan - setelah dikurangi
penyisihan untuk persediaan Inventories - net of allowance
usang sebesar Rp1.792.704.664 for inventory losses of
pada tahun 2012, Rp1,792,704,664 in 2012,
2011 dan 2010 2d,8 39.264.095.726 26.330.107.748 18.454.659.215 2011 and 2010
Dana yang disisihkan 2b,2n,17,28,29 - 3.500.000.000 3.500.000.000 Sinking fund
Biaya dibayar di muka 2e 7.634.314.046 10.796.478.270 11.304.091.998 Prepaid expenses
Uang muka 6.202.405.998 3.367.326.409 3.791.608.836 Advances

JUMLAH ASET LANCAR 650.600.434.296 657.826.705.526 510.933.935.775 TOTAL CURRENT ASSETS

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS


Piutang PAM Jaya 2n,9,28,29 381.832.432.578 361.150.695.670 294.831.721.076 Receivables from PAM Jaya
2c,2n,5,
Piutang pihak-pihak berelasi 27,28,29 1.553.158.239 945.188.346 956.705.576 Due from related parties
Piutang konsesi 2f,10,31 936.426.563.259 912.972.531.581 888.722.643.010 Concession receivables
Aset tidak berwujud – setelah dikurangi Intangible assets -
akumulasi amortisasi sebesar net of accumulated amortization
Rp14.839.938.763 pada tahun 2012, of Rp14,839,938,763 in 2012,
Rp10.311.745.033 pada tahun 2011 Rp10,311,745,033 in 2011
dan Rp9.642.965.802 pada and Rp9,642,965,802
tahun 2010 2g,11,31 19.021.128.686 21.314.220.664 20.711.761.889 in 2010
2n,12,19,
Piutang Bank Dunia 28,29 - 384.742.607 762.999.957 Receivable from the World Bank
Aset pajak tangguhan - bersih 2k,15 30.283.986.483 29.420.780.875 27.417.016.602 Deferred tax assets - net
Dana jaminan 2b,2n,17,28,29 - 2.068.011.889 2.040.908.619 Security fund
Aset keuangan tidak lancar lainnya 2n,27,28,29 2.002.552.869 1.818.588.523 1.794.546.336 Other non-current financial assets
Aset tidak lancar lainnya 2e - - 795.491.996 Other non-current assets

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 1.371.119.822.114 1.330.074.760.155 1.238.033.795.061 TOTAL NON-CURRENT ASSETS

JUMLAH ASET 2.021.720.256.410 1.987.901.465.681 1.748.967.730.836 TOTAL ASSETS

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian The accompanying notes form an integral part of these
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara financial statements.
keseluruhan.

1
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued)
31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
dan 1 Januari 2010/31 Desember 2010 and January 1, 2011/ December 31, 2010
(Disajikan dalam rupiah) (Expressed in rupiah)

1 Januari 2011/
31 Desember 2011/ 31 Desember 2010/
December 31, 2011 January 1, 2011/
(Disajikan Kembali December 31, 2010
- Catatan 31)/ (Disajikan Kembali
Catatan/ 31 Desember 2012/ (As Restated - - Catatan 31)/
Notes December 31, 2012 Note 31) (As Restated - Note 31)

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS JANGKA PENDEK SHORT-TERM LIABILITIES


2n,13,27,
Hutang usaha 28,29,30 49.055.543.978 46.205.391.623 71.067.388.497 Trade payables
2n,14,27
Hutang lain-lain 28,29,30 40.883.356.434 45.254.551.476 45.470.929.678 Other payables
Hutang pajak 2k,15 29.217.307.069 51.022.854.051 18.916.385.557 Taxes payable
Biaya masih harus dibayar 2n,16,28,29 101.339.308.570 74.725.564.328 72.604.642.545 Accrued expenses
Hutang bank - bagian yang jatuh 2h,2n,18,28 Current maturities of long-term
tempo dalam waktu satu tahun 29,30 36.400.000.000 - - bank loan
1b,2h,2n,17,
Hutang obligasi 28,29,30 - 99.893.586.686 - Bonds payable

JUMLAH LIABILITAS TOTAL SHORT-TERM


JANGKA PENDEK 256.895.516.051 317.101.948.164 208.059.346.277 LIABILITIES

LIABILITAS JANGKA PANJANG LONG-TERM LIABILITIES


Hutang obligasi - bersih setelah
dikurangi bagian yang jatuh 1b,2h,2n,17, Bonds payable - net of current
tempo dalam waktu satu tahun 28,29,30 - - 99.767.782.534 maturities
Hutang bank jangka panjang-bersih Long-term bank
setelah dikurangi bagian yang 2h,2n,18, loan - net of current
jatuh tempo dalam waktu satu tahun 28,29,30 416.384.106.141 337.037.256.539 336.500.505.707 maturities
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2l,20 37.565.914.649 31.138.698.308 25.123.276.580 Employee benefits liability
2c,2n,5,27,
Hutang pihak-pihak berelasi 28,29 41.670.583.539 41.304.148.769 35.675.717.394 Due to related parties

JUMLAH LIABILITAS JANGKA TOTAL LONG-TERM


PANJANG 495.620.604.329 409.480.103.616 497.067.282.215 LIABILITIES

JUMLAH LIABILITAS 752.516.120.380 726.582.051.780 705.126.628.492 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY
Modal saham - nilai nominal Capital stock - Rp500,000 par value
Rp500.000 per saham 21 per share
Modal dasar, ditempatkan dan Authorized, issued and fully
disetor penuh - 401.260 saham 200.630.000.000 200.630.000.000 200.630.000.000 paid - 401,260 shares
Pendapatan komprehensif lain 2l, 20 (163.847.192) - - Other comprehensive income
Saldo laba Retained earnings
Telah ditentukan
penggunaannya 21 600.000.000 500.000.000 400.000.000 Appropriated
Belum ditentukan
penggunaannya 31 1.068.137.983.222 1.060.189.413.901 842.811.102.344 Unappropriated

EKUITAS BERSIH 1.269.204.136.030 1.261.319.413.901 1.043.841.102.344 NET EQUITY

JUMLAH LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND


EKUITAS 2.021.720.256.410 1.987.901.465.681 1.748.967.730.836 EQUITY

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian The accompanying notes form an integral part of these
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara financial statements.
keseluruhan.

2
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal Years Ended
31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah) (Expressed in rupiah)

2011
(Disajikan Kembali
Catatan/ - Catatan 31)/
2012 Notes As Restated – Note 31)

PENDAPATAN - BERSIH 1.114.826.769.147 2i,23,31 1.129.090.119.893 REVENUES - NET

BEBAN LANGSUNG 2i,24 DIRECT COSTS


Biaya penggunaan air dan bahan kimia 262.372.678.907 231.373.096.073 Cost of water and chemicals used
Production and distribution
Beban produksi dan distribusi 193.282.968.157 179.885.467.657 expenses
Biaya pengembangan dan Cost of concession asset
pembaharuan aset konsesi 105.270.287.551 2g,11,31 124.396.755.556 development and refurbishment

Jumlah beban langsung 560.925.934.615 535.655.319.286 Total direct costs

LABA KOTOR 553.900.834.532 593.434.800.607 GROSS PROFIT

BEBAN USAHA 2c,2i,5,25 OPERATING EXPENSES


Umum dan administrasi 166.958.178.215 164.693.048.039 General and administrative
Pelayanan pelanggan 67.951.412.884 66.040.859.962 Customer service
Amortisasi 4.371.266.293 2g,11,25,31 6.224.248 Amortization

Jumlah beban usaha 239.280.857.392 230.740.132.249 Total operating expenses

LABA USAHA 314.619.977.140 362.694.668.358 INCOME FROM OPERATIONS

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2i OTHER INCOME (EXPENSES)


Pendapatan bunga 21.387.733.863 20.300.825.600 Interest income
Laba (rugi) Gain (loss)
selisih kurs - bersih (3.614.317.092) 2j 822.786.433 on foreign exchange - net
Beban pendanaan (49.868.947.728) 2h,17,18 (57.066.367.763) Financing cost
Lain-lain - bersih (3.619.806.489) (5.477.787.094) Others - net

Beban lain-lain - bersih (35.715.337.446) (41.420.542.824) Other expenses - net

LABA SEBELUM PAJAK


PENGHASILAN 278.904.639.694 321.274.125.534 INCOME BEFORE INCOME TAX

MANFAAT (BEBAN) PAJAK INCOME TAX BENEFIT


PENGHASILAN 2k,15 (EXPENSE)
Kini (71.664.660.250) (85.799.578.250) Current
Tangguhan 808.589.877 2.003.764.273 Deferred

Beban pajak penghasilan - bersih (70.856.070.373) (83.795.813.977) Income tax expense - net

LABA TAHUN BERJALAN 208.048.569.321 237.478.311.557 INCOME FOR THE YEAR

KERUGIAN KOMPREHENSIF OTHER COMPREHENSIVE


LAIN LOSS
Kerugian aktuarial atas Actuarial loss on employee
imbalan kerja setelah pajak (163.847.192) 2l, 20 - benefits after tax

LABA KOMPREHENSIF NET COMPREHENSIVE


BERSIH 207.884.722.129 237.478.311.557 INCOME

LABA PER SAHAM DASAR 518.080 2m 591.832 BASIC EARNINGS PER SHARE

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian The accompanying notes form an integral part of these
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara financial statements.
keseluruhan.

3
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal Years Ended December 31, 2012 and 2011
31 Desember 2012 dan 2011 (Expressed in rupiah)
(Disajikan dalam rupiah)

Modal Saham -
Modal Dasar,
Ditempatkan, dan Saldo Laba/
Disetor Penuh/ Retained Kerugian
Capital Earnings Komprehensif
Stock Lain/ Ekuitas
Authorized, Telah ditentukan Belum ditentukan Other Bersih/
Catatan/ Issued Penggunaannya/ Penggunaannya/ Comprehensive Net
Notes and Fully Paid Appropriated Unappropriated Loss Equity

Saldo 31 Desember 2010 Balance as of December 31, 2010


(Dilaporkan sebelumnya) 200.630.000.000 400.000.000 798.640.361.337 - 999.670.361.337 (Previously reported)

Penyesuaian berkaitan dengan Adjustment relating to implementation


penerapan Interpretasi Standar of Interpretation of Financial
Akuntansi Keuangan (ISAK) Accounting Standards (ISAK)
No. 16 dan ISAK No. 22 - - 44.170.741.007 - 44.170.741.007 No. 16 and ISAK No. 22

Saldo 31 Desember 2010 Balance as of December 31, 2010


(Disajikan kembali) 31 200.630.000.000 400.000.000 842.811.102.344 - 1.043.841.102.344 (As restated)

Laba bersih tahun 2011 - - 237.478.311.557 - 237.478.311.557 Net income for 2011

Tambahan pembentukan Additional appropriation


dana cadangan 21 - 100.000.000 (100.000.000) - - for reserve fund

Dividen kas 22 - - (20.000.000.000) - (20.000.000.000) Cash dividend

Saldo 31 Desember 2011 Balance as of December 31, 2011


(Disajikan kembali) 31 200.630.000.000 500.000.000 1.060.189.413.901 - 1.261.319.413.901 (As restated)

Laba bersih tahun 2012 - - 208.048.569.321 - 208.048.569.321 Net income for 2012

Tambahan pembentukan Additional appropriation


dana cadangan 21 - 100.000.000 (100.000.000) - - for reserve fund

Kerugian aktuarial atas imbalan Actuarial loss on employee


kerja setelah pajak penghasilan 2l, 20 - - - (163.847.192) (163.847.192) benefits - net of income tax

Dividen kas 22 - - (200.000.000.000) - (200.000.000.000) Cash dividend

Saldo 31 Desember 2012 200.630.000.000 600.000.000 1.068.137.983.222 (163.847.192) 1.269.204.136.030 Balance as of December 31, 2012

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian The accompanying notes form an integral part of these
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara financial statements.
keseluruhan.

4
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


LAPORAN ARUS KAS STATEMENTS OF CASH FLOWS
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal Years Ended
31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah) (Expressed in rupiah)

2011
(Disajikan Kembali
Catatan/ - Catatan 31)/
2012 Notes As Restated - Note 31)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERATING


OPERASI ACTIVITIES
Penerimaan kas dari pelanggan 1.193.605.944.216 1.013.864.965.612 Cash receipts from customers
Penerimaan dari pendapatan bunga 21.461.595.731 20.300.825.600 Receipt of interest income
Pembayaran kas kepada pemasok Cash payments to suppliers and
dan karyawan dan untuk beban employees and for other
operasional lainnya (691.810.047.576) (796.133.764.274) operating expenses

Pembayaran untuk: Payments for:


Pajak (93.524.822.977) (53.693.109.760) Taxes
Beban pendanaan (43.297.233.331) (56.755.812.775) Financing cost

Kas bersih yang diperoleh dari Net cash provided by operating


aktivitas operasi 386.435.436.063 127.583.104.403 activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTING


INVESTASI ACTIVITIES
Pengembangan Cost of concession
aset konsesi (107.721.572.390) 10 (106.781.192.881) assets development
Perolehan aset tak berwujud (2.235.101.751) 11 (1.271.238.006) Acquisition of intangible assets
Penurunan (kenaikan) piutang Decrease (increase) in amount
pihak-pihak berelasi (607.969.893) 5 11.517.230 due from related parties

Kas bersih yang digunakan Net cash used in investing


untuk aktivitas investasi (110.564.644.034) (108.040.913.657) activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM FINANCING


PENDANAAN ACTIVITIES
Penerimaan hutang bank jangka Proceeds of long-term
panjang 115.000.000.000 18 - bank loan
Penurunan dana yang disisihkan 3.500.000.000 17 - Decrease in sinking fund
Penurunan (kenaikan) dana Decrease (increase) in
jaminan 2.068.011.889 17 (27.103.270) security fund
Pembayaran dividen kas (200.000.000.000) 22 (20.000.000.000) Payment of cash dividend
Pembayaran hutang obligasi (100.000.000.000) 17 Repayment of bonds payable
Peningkatan hutang Increase in amount
pihak-pihak berelasi (2.422.245.742) 5 6.269.089.372 due to related parties

Kas bersih yang digunakan Net cash used in


untuk aktivitas pendanaan (181.854.233.853) (13.758.013.898) financing activities

KENAIKAN BERSIH NET INCREASE IN


KAS DAN BANK 94.016.558.176 5.784.176.848 CASH ON HAND AND IN BANKS

Dampak neto perubahan Net effect of changes in


nilai tukar atas exchange rates on cash
kas dan setara kas 2.788.680.510 (640.657.997) and cash equivalents

SALDO KAS DAN BANK CASH ON HAND AND IN BANKS


PADA AWAL TAHUN 256.929.272.856 4 251.785.754.005 AT BEGINNING OF YEAR

SALDO KAS DAN BANK CASH ON HAND AND IN BANKS


PADA AKHIR TAHUN 353.734.511.542 4 256.929.272.856 AT END OF YEAR

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian The accompanying notes form an integral part of these
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara financial statements.
keseluruhan.

5
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

1. UMUM 1. GENERAL

a. Pendirian Perusahaan a. The Company’s Establishment

PT PAM Lyonnaise Jaya (“Perusahaan”) PT PAM Lyonnaise Jaya (“the Company”) was
didirikan pada tanggal 14 Agustus 1987 sesuai established under the laws of the Republic of
dengan perundang-undangan Negara Indonesia on August 14, 1987 originally under
Republik Indonesia, dengan nama PT Garuda the name PT Garuda Dipta Semesta based on
Dipta Semesta berdasarkan akta notaris deed No. 106 which was notarized by Benny
Benny Kristianto, S.H., No. 106. Akta pendirian Kristianto, S.H. The deed of establishment was
Perusahaan ini telah disahkan oleh Menteri approved by the Ministry of Justice in its
Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2- decision letter No. C2-991-HT.01.01.TH.88
991-HT.01.01.TH.88 tanggal 6 Februari 1988 dated February 6, 1988 and was published in
dan telah diumumkan dalam Berita Negara Supplement No. 2745 of State Gazette No. 55
No. 55 Tambahan No. 2745 tanggal 11 Juli dated July 11, 1997. The Company
1997. Selanjutnya, Perusahaan mengubah subsequently changed its status to become a
statusnya menjadi perusahaan yang didirikan company established within the framework of
dalam kerangka Undang-undang Penanaman the Foreign Investment Law, and increased its
Modal Asing, dan meningkatkan modal dasar, authorized, issued and fully paid capital stock.
ditempatkan dan disetor penuh. Perubahan - These changes were approved by the Capital
perubahan ini disetujui oleh Badan Koordinasi Investment Coordinating Board (“BKPM”) in its
Penanaman Modal (BKPM) dalam Surat decision letter No. 80/V/PMA/1997 dated
Keputusan No. 80/V/PMA/1997 tanggal October 1, 1997. As a result of these changes
1 Oktober 1997. Sebagai akibat perubahan- and to comply with Law No. 1 of 1995
perubahan tersebut dan agar sesuai dengan (“Company Law”), the Company’s Articles of
Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Association was changed into a new one
Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar which was notarized under deed No. 45 dated
Perusahaan telah diubah dengan akta notaris October 29, 1997 of Amrul Partomuan Pohan,
Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM., No. 45 S.H., LLM. The change of the Articles of
tanggal 29 Oktober 1997. Perubahan Association was approved by the Ministry of
Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Justice in its decision letter No. C2-
Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan 12.501.HT.01.04.TH.97 dated December 2,
No. C2-12.501.HT.01.04.TH.97 tanggal 1997 and was published in Supplement
2 Desember 1997 dan telah diumumkan dalam No. 1694 of State Gazette No. 24 dated
Berita Negara No. 24, Tambahan No. 1694 March 24, 1998.
tanggal 24 Maret 1998.

Perubahan nama Perusahaan dari PT Garuda The change in name from PT Garuda Dipta
Dipta Semesta menjadi PT PAM Lyonnaise Semesta to PT PAM Lyonnaise Jaya was
Jaya dilakukan berdasarkan Keputusan Rapat carried out based on a resolution of the
Umum Pemegang Saham Perusahaan yang Company’s stockholders which was notarized
diaktakan dengan akta notaris Amrul under deed No. 4 dated July 1, 1998 of Amrul
Partomuan Pohan, S.H., LLM., No. 4 tanggal Partomuan Pohan, S.H., LLM. The change
1 Juli 1998. Perubahan ini telah disetujui oleh was approved by the Ministry of Justice in its
Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan decision letter No. C2-9059.HT.01-04-TH.98
No. C2-9059.HT.01-04-TH.98 tanggal 17 Juli dated July 17, 1998 and was published in
1998 dan telah diumumkan dalam Berita Supplement No. 5769 of State Gazette No. 82
Negara No. 82, Tambahan No. 5769, tanggal dated October 13, 1998. This was approved by
13 Oktober 1998. Perubahan ini telah disetujui the BKPM in its decision letter
oleh BKPM dalam Surat Keputusan No. 1139/III/PMA/1998 dated August 20, 1998.
No. 1139/III/PMA/1998 tanggal 20 Agustus The Company has also obtained a permanent
1998. Perusahaan juga telah memperoleh izin business license based on Head of BKPM
bisnis permanen berdasarkan Keputusan Decreee No.81/T/PU dated January 16, 2006.
Kepala BKPM No.81/T/PU/ tanggal 16 Januari
2006.

6
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

a. Pendirian Perusahaan (lanjutan) a. The Company’s Establishment (continued)

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami The Company’s Articles of Association has
beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta been amended several times, most recently
notaris Benny Kristianto, S.H., No. 28 tanggal based on deed No. 28 dated December 9,
9 Desember 2010 yang meliputi perubahan 2010 of Benny Kristianto, S.H., concerning the
pemegang saham. Perubahan Anggaran changes in the stockholders’ composition. This
Dasar Perusahaan tersebut telah disetujui oleh recent amendment was approved by the
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Ministry of Justice and Human Rights in its
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU- decision letter No. AHU-AH.01.10-32534 dated
AH.01.10-32534 tanggal 20 Desember 2010. December 20, 2010.

Sesuai dengan persetujuan BKPM dan Based on the BKPM approval and the
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Company’s Articles of Association, the
kegiatan Perusahaan meliputi penyediaan air Company’s scope of activities is to conduct
dan kegiatan lainnya yang berhubungan business in the field of water supply and carry
dengan penyaluran, produksi dan distribusi air. out related activities such as water
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial transmission, production and distribution. The
pada tahun 1998. Company started commercial operations in
1998.

Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sentral The Company’s office is located in Sentral
th
Senayan I, Lantai 7, Jl. Asia Afrika No. 8, Senayan I, 7 Floor, Jl. Asia Afrika No. 8,
Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan Jakarta. As of December 31, 2012 and 2011,
2011, jumlah karyawan Perusahaan masing- the Company had 1,404 employees and 1,413
masing berjumlah 1.404 orang dan 1.413 employees, respectively (unaudited).
orang (tidak diaudit).

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi The composition of the Company’s boards of
Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 commissioners and directors as of
sebagai berikut: December 31, 2012 was as follows:

Dewan Komisaris Board of Commissioners


Presiden Komisaris - Angky Utarya Tisnadisastra - President Commissioner
Wakil Presiden Komisaris - Charles Chaumin - Vice-President Commissioner
Komisaris - Bernard Lafrogne - Commissioner
Komisaris - Jean Marc Turchini - Commissioner
Komisaris - Irawan Santoso - Commissioner
Komisaris Independen - Ongky Sukasah - Independent Commissioner

Direksi Board of Directors


Presiden Direktur - Christophe Comte - President Director
Wakil Presiden Direktur - Herawati Prasetyo - Vice-President Director
Direktur - Luc Martin - Director
Direktur - Budi Susilo - Director

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi The composition of the Company’s boards of
Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 commissioners and directors as of
adalah sebagai berikut: December 31, 2011 was as follows:

Dewan Komisaris Board of Commissioners


Presiden Komisaris - Angky Utarya Tisnadisastra - President Commissioner
Wakil Presiden Komisaris - Charles Chaumin - Vice-President Commissioner
Komisaris - Bernard Lafrogne - Commissioner
Komisaris - Jean Marc Turchini - Commissioner
Komisaris - Irawan Santoso - Commissioner
Komisaris Independen - Ongky Sukasah - Independent Commissioner

7
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

a. Pendirian Perusahaan (lanjutan) a. The Company’s Establishment (continued)

Direksi Board of Directors


Presiden Direktur - Philippe Folliasson - President Director
Wakil Presiden Direktur - Herawati Prasetyo - Vice-President Director
Direktur - Luc Martin - Director
Direktur - Budi Susilo - Director

Susunan Komite Audit pada tanggal The composition of the Company’s Audit
31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai Committee as of December 31, 2012 and 2011
berikut: was as follows:

Ketua - Ongky Sukasah - Chairman


Anggota - Lindawati Gani - Member
Anggota - Iril Hiswara - Member

b. Penawaran Umum Obligasi Perusahaan b. The Company’s Public Offering of Bonds

Pada bulan Juli 2005, Perusahaan melakukan In July 2005, the Company made a public
penawaran umum obligasi (“Obligasi PAM offering of its bonds (“PAM Lyonnaise Jaya
Lyonnaise Jaya I tahun 2005 Dengan Tingkat Fixed Rate Bonds I Year 2005”) with total
Bunga Tetap”) dengan nilai nominal nominal value of Rp650 billion, which consisted
keseluruhan Rp650 miliar, yang terdiri atas of series A bonds with annual interest rate of
obligasi seri A dengan tingkat bunga tetap 12.375%, series B bonds with annual interest
12,375% per tahun, obligasi seri B dengan rate of 12.750%, series C bonds with annual
tingkat bunga tetap 12,750% per tahun, interest rate of 13.375% and series D bonds
obligasi seri C dengan tingkat bunga tetap with annual interest rate of 13.875%. The
13,375% per tahun dan obligasi seri D dengan bonds had several maturity dates from July
tingkat bunga tetap 13,875% per tahun. Jatuh 2007 to July 2012 (Note 17).
tempo obligasi-obligasi tersebut berbeda-beda
mulai dari bulan Juli 2007 hingga bulan
Juli 2012 (Catatan 17).

c. Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan c. Cooperation Agreement with Perusahaan


Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Jakarta
Perusahaan telah mengadakan Perjanjian The Company entered into a Cooperation
Kerjasama (“Perjanjian”) dengan Perusahaan Agreement (“Agreement”) with Perusahaan
Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota
Jakarta (“PAM Jaya”) pada tanggal 6 Juni Jakarta (“PAM Jaya”) on June 6, 1997,
1997, di mana Perusahaan diberikan hak whereby the Company was granted the
tunggal untuk melaksanakan program exclusive right to implement a program for the
pengembangan pelayanan air di Wilayah purpose of developing water services in the
Barat DKI Jakarta (“Proyek”). Western Region of DKI Jakarta (“the Project”).

8
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

c. Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan c. Cooperation Agreement with Perusahaan


Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota
Jakarta (lanjutan) Jakarta (continued)
Pada tanggal 28 Januari 1998, Perusahaan On January 28, 1998, the Company entered
mengadakan perubahan (addendum) atas into an Addendum to the Agreement with PAM
Perjanjian dengan PAM Jaya, yang Jaya, whereby the term of the Agreement was
menetapkan jangka waktu Perjanjian adalah fixed to be valid for a period of twenty-five (25)
selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak years starting on February 1, 1998 to
tanggal 1 Februari 1998 sampai dengan January 31, 2023.
tanggal 31 Januari 2023.

Pada tahun 2001, Perusahaan dan PAM Jaya In 2001, the Company and PAM Jaya
mengadakan peninjauan kembali atas renegotiated the terms and conditions of the
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat dari original Agreement and signed the Amended
Perjanjian dan menandatangani Perjanjian and Restated Cooperation Agreement
Kerjasama Yang Diubah dan Yang Dinyatakan (Revised Agreement) on October 22, 2001.
Kembali pada tanggal 22 Oktober 2001 The Revised Agreement covers, among
(Perjanjian Revisi). Perjanjian Revisi meliputi, others, the following:
beberapa hal diantaranya, sebagai berikut:

1. Pembagian Pendapatan 1. Revenue Sharing

Berdasarkan Perjanjian Revisi, semua Based on the Revised Agreement, all


pendapatan yang dibagi, yang diperoleh shared revenues generated and collected
dan diterima dari Proyek akan dibagi from the Project shall be distributed to
antara PAM Jaya dan Perusahaan sesuai PAM Jaya and the Company in the
dengan ketentuan-ketentuan sebagai following order:
berikut:
i. Pendapatan yang dibagi untuk PAM i. PAM Jaya’s revenue share (First
Jaya (Kebutuhan Pihak Pertama) Party Primary Requirements) shall be
adalah jumlah dalam rupiah yang the rupiah amount consisting of
terdiri dari pembayaran kepada PAM payments required to be made to
Jaya (dikenal sebagai “Kebutuhan PAM Jaya (known as “Primary
Utama”), kepada Menteri Keuangan Requirements”), the Ministry of
(dikenal sebagai “Kebutuhan Finance (known as “Debt Service
Pembayaran Hutang”), kepada DKI Requirements”), DKI Jakarta (known
Jakarta (dikenal sebagai “Kebutuhan as “DKI Jakarta Requirements”) and
DKI Jakarta”) dan sebagai Beban Regulatory Body costs (known as
Badan Pengatur (dikenal sebagai “Regulatory Body Financial
”Kebutuhan Pembiayaan Badan Requirements”) as defined in the
Pengatur”) seperti yang ditetapkan Revised Agreement.
pada Perjanjian Revisi.

ii. Pendapatan bagian Perusahaan ii. The Company’s revenue share shall
adalah jumlah yang mana lebih kecil be the lesser of:
dari:
· Hasil dari pendapatan yang · The result of the shared revenue
dibagi dikurang bagian less PAM Jaya’s revenue share
pendapatan PAM Jaya atau; and;
· Hasil dari volume air yang · The result of water billed and
ditagih dan dibayar dikali imbalan collected multiplied by the water
yang berlaku pada bulan dimana charge applicable for the month
pelanggan ditagih. at which the customer is billed.

9
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

c. Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan c. Cooperation Agreement with Perusahaan


Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota
Jakarta (lanjutan) Jakarta (continued)

1. Pembagian Pendapatan (lanjutan) 1. Revenue Sharing (continued)

iii. Jumlah sisa atas pendapatan yang iii. Any excess shared revenues after
dibagi setelah dikurangi dengan deducting items i and ii shall be
nomor i dan ii (apabila ada), akan applied to monies owing (shortfall and
digunakan untuk membayar uang other outstanding monies) to the
yang masih terhutang (shortfall dan Company in accordance with the
uang yang masih terhutang lainnya) Revised Agreement.
kepada Perusahaan sesuai dengan
Perjanjian Revisi.

iv. Jika masih ada jumlah sisa setelah iv. Any excess amounts following the
diberlakukannya nomor i, ii dan iii, application of items i, ii and iii shall be
maka akan dibayarkan kepada PAM paid to PAM Jaya.
Jaya.

Pendapatan yang dibagi terdiri dari Shared revenues consist of revenues from
volume air yang ditagih dan dibayar, water billed and collected, meter fees
imbalan meteran dari pelanggan, imbalan charged to customers, fixed charges and
tetap dan pendapatan lain yang other revenues stipulated in the
ditetapkan dalam Perjanjian. Agreement.

Pendapatan yang tidak dibagi Perusahaan Unshared revenues of the Company


meliputi biaya sambungan pelanggan, consist of revenue from customer
denda untuk keterlambatan pembayaran connections, penalties for late payment of
piutang dan pemulihan piutang tak receivables and any bad debts recovered
tertagih pada setiap waktu selama jangka at any time during the term of the
waktu Perjanjian, bagian dari piutang yang Agreement, a portion of outstanding
belum diselesaikan yang berkaitan receivables relating to the volume of water
dengan jumlah volume air yang ditagih billed multiplied by the prevailing water
dikalikan dengan imbalan air yang berlaku charge as at the expiration of the term of
pada saat berakhirnya Perjanjian Revisi the Revised Agreement which will be
yang akan ditagih oleh PAM Jaya, biaya collected by PAM Jaya, charges on
pemutusan atau penyambungan kembali, disconnections or reconnections, fifty
50% (lima puluh persen) dari denda dan percent (50%) of all fines and penalties
penalti selain denda atas pemutusan atau other than the charges on disconnections
penyambungan kembali yang dikenakan or reconnections imposed on customers
kepada pelanggan dan bagian bunga atas and the interest accruing on the
jumlah dana yang terdapat pada rekening outstanding amount of an escrow account.
escrow.

Perjanjian ini juga mengatur tentang The Agreement provides that an escrow
rekening escrow yang menampung semua account be maintained into which all sums
penerimaan kas dari para pelanggan yang collected from trade customers shall be
akan didistribusikan sesuai dengan deposited for the purpose of distribution in
ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian accordance with the terms of the Revised
Revisi. Rekening escrow dikelola oleh Agreement. The escrow account shall be
agen escrow yang dapat diterima oleh operated by an escrow agent acceptable
PAM Jaya dan Perusahaan sesuai to PAM Jaya and the Company under
dengan ketentuan-ketentuan dan syarat- terms and conditions provided in the
syarat dalam Perjanjian Rekening Escrow. Escrow Account Agreement. Unless
Kecuali diatur lain dalam Perjanjian Revisi, provided in the Revised Agreement, each
setiap perintah untuk penarikan dana dari instruction for withdrawing funds from the
rekening escrow akan diverifikasi oleh escrow account shall be verified by PAM
PAM Jaya sebelum berita acara terkait Jaya before the relevant “berita acara” is
ditandatangani oleh kedua belah pihak. signed by both parties.

10
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)


c. Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan c. Cooperation Agreement with Perusahaan
Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota
Jakarta (lanjutan) Jakarta (continued)
1. Pembagian Pendapatan (lanjutan) 1. Revenue Sharing (continued)

Royal Bank of Scotland plc (dahulu ABN Royal Bank of Scotland plc (formerly ABN
Amro Bank N.V.) ditunjuk menjadi agen Amro Bank N.V.) was appointed as the
escrow untuk periode 5 (lima) tahun escrow agent for the first five (5) years
pertama sejak tanggal 1 Februari 1998. starting on February 1, 1998. Since
Sejak 1 Februari 2003, PT Bank Negara February 1, 2003, PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk telah Indonesia (Persero) Tbk has succeeded
menggantikan Royal Bank of Scotland plc Royal Bank of Scotland plc as the escrow
sebagai agen escrow untuk sisa periode agent for the remainder of the term of the
Perjanjian Revisi. Revised Agreement.

Pada tanggal 28 September 2005, On September 28, 2005, the Company


Perusahaan menandatangani nota entered into an MOU on Payment of
kesepahaman dengan PAM Jaya Ministry of Finance (“MOF”) Price Cap,
mengenai pembayaran Price Cap kepada shortfall and other outstanding monies
Menteri Keuangan (Menkeu), shortfall with PAM Jaya, which covers, among
dan jumlah terhutang lainnya yang others, the amount of additional payment
meliputi antara lain, jumlah tambahan of PAM Jaya’s liabilities to the MOF and
pembayaran pinjaman PAM Jaya kepada the payment of shortfall and other
Menkeu dan pembayaran shortfall dan outstanding monies (Note 9).
jumlah terhutang lainnya (Catatan 9).

2. Aset yang diserahkan PAM Jaya 2. Assets Handed Over by PAM Jaya

Kepemilikan atas aset yang diserahkan The ownership of the assets handed over
PAM Jaya kepada Perusahaan tetap by PAM Jaya to the Company remains
berada pada PAM Jaya dan oleh karena with PAM Jaya and such assets are
itu, aset-aset tersebut tidak diakui sebagai therefore not included as part of the
bagian dari aset tetap Perusahaan. Biaya Company’s fixed assets. The cost of
pemugaran dan renovasi atas aset restoration and refurbishment made to
tersebut dicatat serta akan these assets is recorded in the
didepresiasikan atau diamortisasikan Company’s financial and accounting
dalam pembukuan Perusahaan. records and is available for depreciation
Perusahaan berhak atas penguasaan dan or amortization by the Company. The
penggunaan secara eksklusif atas Company has exclusive possession and
aset-aset tersebut selama jangka waktu use of these assets during the term of the
Perjanjian. Agreement.

PAM Jaya tidak dapat menjual, PAM Jaya cannot sell, lease, charge,
menyewakan, membebankan, assign, transfer, dispose of or create any
memindahkan, mengalihkan, melepaskan security interest in any of these assets
atau menjaminkan aset yang ada tanpa without the consent of the Company, and
persetujuan dari Perusahaan dan berlaku vice versa, except as agreed upon in
juga sebaliknya, kecuali disepakati secara writing by both parties. In addition, the
tertulis oleh kedua belah pihak. Selain itu, Company shall maintain these assets and
Perusahaan harus memelihara aset all assets acquired by the Company in
tersebut dan semua aset yang diperoleh good working order and condition, in
Perusahaan dalam keadaan baik dan accordance with good operating practices.
dapat digunakan sesuai dengan praktek
pengoperasian yang baik.

11
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

c. Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan c. Cooperation Agreement with Perusahaan


Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota
Jakarta (lanjutan) Jakarta (continued)
2. Aset yang diserahkan PAM Jaya 2. Assets Handed Over by PAM Jaya
(lanjutan) (continued)

Berdasarkan Perubahan Kedua atas Based on the Second Addendum to the


Perjanjian Kerjasama tanggal 21 Cooperation Agreement dated December
Desember 2006 Pasal V (MOU No. 13) 21, 2006 Article V (MOU No. 13)
yang mengubah Klausula 16.1 Perjanjian amending Clause 16.1 of the 2001
Kerjasama 2001, hak atas aset bergerak Restated Cooperation Agreement, title to
baru berada pada Perusahaan hingga the new movable assets shall vest in the
berakhirnya jangka waktu Perjanjian. Company until expiry of the Agreement.
Perolehan dan pelepasan aset bergerak Acquisition and disposal of the new
baru harus dilaporkan kepada PAM Jaya movable assets shall be reported to PAM
satu kali dalam satu tahun. Hasil dari Jaya once a year. The proceeds of
pelepasan setiap aset bergerak baru disposal shall be used for the Project.
harus digunakan untuk proyek.

3. Opsi PAM Jaya untuk membeli 3. PAM Jaya’s Option to Purchase


Sepuluh tahun setelah pelaksanaan Ten years after the execution of the
Perjanjian Revisi, dengan pemberitahuan Revised Agreement, upon prior 12-month
secara tertulis 12 bulan sebelumnya, PAM written notice, PAM Jaya has the
Jaya, memiliki hak kontraktual untuk contractual right to purchase all of the
membeli seluruh hak Perusahaan, hak Company’s rights, titles and interests in
kepemilikan dan kepentingan Perusahaan the Project for a financial consideration
dalam Proyek dengan pembayaran suatu equivalent to a Base Termination Price
imbalan keuangan sebesar Harga Dasar plus the net present value of the average
Pengakhiran ditambah nilai bersih of the actual and projected pretax income
sekarang (net present value) dari rata-rata of the Project until the remaining years of
aktual dan proyeksi laba sebelum pajak the Cooperation Agreement.
dari Proyek sampai akhir waktu Perjanjian
Revisi.

Harga Dasar Pengakhiran dihitung dari The Base Termination Price is calculated
nilai buku bersih dari aset baru, aset tidak based on the net book value of the new
berwujud yang ditetapkan dan persediaan assets, specified intangible assets and
barang dan barang yang habis dipakai inventory and consumables made,
yang dibuat, dibiayai dan diperoleh, financed and acquired, constructed or
dibangun, atau diperbaharui oleh refurbished by the Company in respect of
Perusahaan berkenaan dengan Proyek the Project and all monies outstanding to
dan seluruh uang yang terhutang kepada the Company based on the Agreement
Perusahaan berdasarkan Perjanjian serta plus direct costs and expenses incurred
biaya dan pengeluaran langsung yang by the Company arising from the
dikeluarkan oleh Perusahaan akibat termination of the Agreement.
pengakhiran kerjasama.

12
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

c. Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan c. Cooperation Agreement with Perusahaan


Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota
Jakarta (lanjutan) Jakarta (continued)

4. Penyerahan kembali seluruh kegiatan 4. Hand-back of Entire Operations


operasional

Setelah tanggal berakhirnya jangka waktu Upon the expiration of the term or
atau berlakunya pengakhiran Perjanjian effective termination of the Revised
Revisi ini, Perusahaan wajib Agreement, the Company shall effect a
melaksanakan pengalihan secara penuh full and effective transfer under the law
dan efektif berdasarkan peraturan and hand back to PAM Jaya all of its
perundang-undangan dan menyerahkan rights, titles and interests in the Project
kembali kepada PAM Jaya semua hak, and in any new assets the ownership of
hak milik dan kepentingan dalam Proyek which has not been transferred to PAM
dan setiap aset baru yang kepemilikannya Jaya during the term of the Revised
belum dialihkan kepada PAM Jaya selama Agreement, free of any lien, charge or
jangka waktu Perjanjian Revisi, bebas dari encumbrance.
setiap hak gadai, jaminan atau
pembebanan.

Pada tanggal 24 Desember 2004, Perusahaan On December 24, 2004, the Company entered
telah mengadakan perubahan pertama into the First Addendum to the Revised
(addendum) atas Perjanjian Revisi dengan Agreement with PAM Jaya, which covers,
PAM Jaya yang meliputi, antara lain, among others, revisions to water charge,
penyesuaian imbalan air, tarif konsultasi teknik know-how fee rate, investment program and
(know-how fee rate), program investasi dan the agreed amount of the shortfall and other
kesepakatan atas jumlah defisit pendapatan outstanding monies owed for the period from
(shortfall) dan saldo terhutang lainnya untuk February 1, 1998 until June 30, 2004.
periode sejak tanggal 1 Februari 1998 sampai
dengan tanggal 30 Juni 2004.

Pada tanggal 9 Desember 2005, Perusahaan, On December 9, 2005, the Company,


PT Aetra Air Jakarta (dahulu PT Thames PAM PT Aetra Air Jakarta (formerly PT Thames
Jaya) dan PAM Jaya menandatangani nota PAM Jaya) and PAM Jaya signed a
kesepahaman (“Nota”) mengenai penyesuaian Memorandum of Understanding (“MOU”) on
dari sisi hukum terhadap Perjanjian Kerjasama the Legal Adjustments of the Cooperation
dengan PAM Jaya. Pokok-pokok penyesuaian Agreement with PAM Jaya. The principles of
terhadap Perjanjian Revisi sebagaimana adjustments of the Revised Agreement as
dinyatakan dalam nota kesepahaman ini akan stated in this MOU will become the basis for
menjadi dasar untuk melakukan preparing further addendum to the Revised
addendum atas Perjanjian Revisi tanggal Agreement dated October 22, 2001. This MOU
22 Oktober 2001. Nota kesepahaman ini covered, among others, mechanism of
mencakup, antara lain, mekanisme penyiapan preparing financial projection, mechanism of
proyeksi keuangan, mekanisme denda atas technical target penalty and online data access
target teknis dan akses data online oleh by PAM Jaya.
PAM Jaya.

Nota tahun 2005 ini telah diatur dalam The 2005 MOU has been formalized in the
Perubahan Kedua Perjanjian Kerjasama pada Second Addendum to the Cooperation
tanggal 21 Desember 2006. Agreement dated December 21, 2006.

13
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

c. Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan c. Cooperation Agreement with Perusahaan


Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota
Jakarta (lanjutan) Jakarta (continued)

Sesuai dengan Perjanjian Revisi dan atas In accordance with the Revised Agreement
permintaan Gubernur DKI Jakarta and as requested by the Governor of DKI
berdasarkan surat No. 2014/-1.774.126 Jakarta based on his letter No. 2014/-
tanggal 31 Agustus 2006, Badan Pengawasan 1.774.126 dated August 31, 2006, the
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Government audit body (BPKP) conducted an
melakukan audit operasional atas beberapa operational audit on some of the Company’s
aspek operasional Perusahaan untuk periode operational aspects for the period from
April 2001 sampai dengan Juni 2006 yang April 2001 until June 2006 which included
mencakup fungsi proses penagihan, billing, collection, investment report, capital
penerimaan, laporan investasi, belanja modal, expenditures, operational expenditures and
belanja operasional dan pinjaman. BPKP telah loans process function. BPKP already
menyelesaikan tahap pertama dari Audit accomplished the first phase of its Operational
Operasional yang hasilnya terangkum dalam Audit the results of which are covered in its
Laporan No. LAP-2233/PW09/04/2004 tanggal Report No. LAP-2233/PW09/04/2004 dated
13 Maret 2007. March 13, 2007.

Pada tanggal 20 Oktober 2008, Perusahaan On October 20, 2008, the Company entered
telah mengadakan perubahan addendum into the Third Addendum to the Revised
ketiga mengenai rebasing dalam Perjanjian Agreement with PAM Jaya
Revisi No. 001/PALYJA/X/2008 untuk periode No. 001/PALYJA/X/2008 regarding rebasing
2008 sampai dengan 2012 (Perjanjian Revisi for the period 2008-2012 (Revised Agreement
tanggal 20 Oktober 2008). Perjanjian revisi dated October 20, 2008). This revised
tersebut meliputi, antara lain, mekanisme agreement covers, among others,
kompensasi akibat ketidaktercapaian target compensation mechanism due to unachieved
teknis khususnya volume terjual, penyesuaian technical targets, particularly in volume sold,
imbalan air, program investasi dan revisions to water charge, investment program
kesepakatan atas jumlah defisit pendapatan and the agreed amount of the shortfall and
(shortfall) dan saldo terhutang lainnya sampai other outstanding monies up to June 30, 2008
dengan 30 Juni 2008 (Catatan 9). (Note 9).

Pada tanggal 10 Juli 2009, Perusahaan telah On July 10, 2009, the Company entered into
mengadakan nota kesepahaman dengan PAM MOU No. 017/PALYJA-PAM/V/2009 with PAM
Jaya No. 017/PALYJA-PAM/V/2009 mengenai Jaya regarding implementation of Clause 7 of
implementasi Pasal 7 atas perubahan ketiga the Third Addendum to the Revised
Perjanjian Kerjasama. Nota kesepahaman ini Agreement. This memo covers, among others,
mencakup, antara lain, penerapan Peraturan implementation of Provincial Regulation
Daerah (PERDA) 11 Tahun 1993 Pasal 21 (PERDA) 11 Year 1993 Clause 21 on the
mengenai prosedur pemutusan sambungan disconnection procedures for handling late
pelanggan yang terlambat melakukan payment by customers (Notes 7 and 9).
pembayaran (Catatan 7 dan 9).

d. Persetujuan dan Pengesahan Penerbitan d. Approval and Authorization for the


Laporan Keuangan Issuance of Financial Statements
Penerbitan laporan keuangan Perusahaan The issuance of the financial statements of the
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan Company for the years ended December 31,
2011 telah disetujui dan disahkan oleh Direksi 2012 and 2011 was approved and authorized
pada tanggal 8 Februari 2013. by the Board of Directors on February 8, 2013.

14
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES
a. Dasar penyusunan laporan keuangan a. Basis of preparation of the financial
statements
Laporan keuangan disusun sesuai dengan The financial statements have been prepared
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia in accordance with Indonesian Financial
(“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Accounting Standards (“SAK”), which
Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan comprise the Statements and Interpretations
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan issued by the Financial Accounting Standards
Indonesia (“DSAK”). Seperti diungkapkan Board of the Indonesian Institute of
dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, Accountants (“DSAK”). As disclosed further in
beberapa interpretasi standar akuntansi baru the relevant succeeding notes, several new
dan revisi dan telah diterbitkan, telah and amended and published accounting
diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012. standards interpretations were adopted
effective January 1, 2012.

Laporan keuangan disusun sesuai dengan The financial statements are prepared in
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan accordance with Statement of Financial
(“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Accounting Standards (“PSAK”) No. 1
Laporan Keuangan”. (Revised 2009), “Presentation of Financial
Statements”.

PSAK No.1 (Revisi 2009) mengatur penyajian PSAK No. 1 (Revised 2009) regulates
laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan presentation of financial statements as to,
pelaporan, komponen laporan keuangan, among others, the objective, component of
penyajian secara wajar, materialitas dan financial statements, fair presentation,
agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset materiality and aggregation, offsetting,
lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka distinction between current and non-current
pendek dan jangka panjang, informasi assets and short-term and long-term liabilities,
komparatif, konsistensi penyajian dan comparative information and consistency, and
memperkenalkan pengungkapan baru, antara introduces new disclosures such as key
lain, sumber estimasi ketidakpastian dan estimations and judgments, capital
pertimbangan, pengelolaan permodalan, management, other comprehensive income,
pendapatan komprehensif lainnya, departures from accounting standards and
penyimpangan dari standar akuntansi statement of compliance.
keuangan dan pernyataan kepatuhan.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam The accounting policies adopted in the
penyusunan laporan keuangan adalah selaras preparation of the financial statements are
dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan consistent with those made in the preparation
dalam penyusunan laporan keuangan of the Company’s financial statements for the
Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada year ended December 31, 2011, except for the
tanggal 31 Desember 2011, kecuali bagi adoption of several amended PSAKs and
penerapan beberapa PSAK dan ISAK yang ISAKs effective January 1, 2012 as disclosed
telah direvisi yang berlaku efektif sejak tanggal in this note and in succeeding notes to the
1 Januari 2012 seperti yang telah diungkapkan financial statements.
pada catatan ini dan catatan atas laporan
keuangan terkait.
Laporan keuangan disusun berdasarkan The financial statements have been prepared
konsep akrual dengan menggunakan konsep on the accrual basis using the historical cost
biaya historis, kecuali untuk penerapan concept of accounting, except for some
beberapa PSAK yang menggunakan konsep application of PSAK which requires different
pengukuran yang berbeda seperti yang telah concept of measurement as discussed in the
diungkapkan di dalam catatan atas laporan succeeding notes to the financial statements.
keuangan.

15
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

a. Dasar penyusunan laporan keuangan a. Basis of preparation of the financial


(lanjutan) statements (continued)

Laporan arus kas yang disusun dengan The statements of cash flows, which have been
menggunakan metode langsung, menyajikan prepared using the direct method, present
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank receipts and disbursements of cash on hand
yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas and in banks classified into operating, investing
operasi, investasi dan pendanaan. and financing activities.

Mata uang pelaporan yang digunakan pada The reporting currency used in the financial
laporan keuangan ini adalah rupiah Indonesia statements is the Indonesian rupiah (Rp),
(Rp), yang merupakan mata uang fungsional which is the Company’s functional currency.
Perusahaan.

b. Setara kas b. Cash equivalents

Deposito berjangka dengan jangka waktu 3 Time deposits with maturities of three (3)
(tiga) bulan atau kurang sejak tanggal months or less at the time of placement and
penempatan dan tidak digunakan sebagai which are not pledged as collateral are
jaminan diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. considered as “Cash Equivalents”.

Deposito berjangka yang digunakan sebagai Time deposits which are pledged as collateral
jaminan atas hutang jangka panjang, fasilitas for long-term debts, letter of credit facilities and
letter of credit dan bank garansi atau dibatasi bank guarantees or restricted for security fund
penggunaannya sebagai dana jaminan dan and sinking fund are presented either as
dana yang disisihkan disajikan sebagai dana sinking fund, security fund, or as part of other
yang disisihkan, dana jaminan, atau sebagai non-current financial assets.
bagian dari aset keuangan tidak lancar
lainnya.

c. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi c. Transactions with related parties

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan Effective January 1, 2011, the Company
menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), applied PSAK No. 7 (Revised 2010), “Related
“Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK Party Disclosures”. The revised PSAK requires
revisi ini mensyaratkan pengungkapan disclosures of related party relationships,
hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak transactions and outstanding balances,
berelasi, termasuk komitmen dalam laporan including commitments in the financial
keuangan. statements.

Transaksi ini dilakukan berdasarkan The transactions are made based on terms
persyaratan yang disetujui oleh kedua belah agreed by the parties. Such terms may not be
pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin the same as those of the transactions between
tidak sama dengan transaksi lain yang unrelated parties.
dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak
berelasi.

Rincian saldo dan transaksi yang material All significant transactions and balances with
dengan pihak-pihak berelasi disajikan dalam related parties are disclosed in Note 5 to the
Catatan 5 atas laporan keuangan. financial statements.

16
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

d. Persediaan d. Inventories

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang Inventories are stated at the lower of cost or
lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai net realizable value. Cost is determined by the
realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan weighted-average method. Allowance for
dengan metode rata-rata tertimbang. inventory losses is provided to reduce the
Penyisihan untuk persediaan usang carrying value of inventories to their net
ditetapkan untuk menurunkan nilai tercatat realizable value.
persediaan ke nilai realisasi bersihnya.

e. Biaya dibayar di muka e. Prepaid expenses

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama Prepaid expenses are amortized over their
masa manfaat menggunakan metode garis beneficial periods using the straight-line
lurus. Bagian jangka panjang dari biaya method. The long-term portion of prepaid
dibayar di muka disajikan dalam “Aset Tidak expenses is classified under “Other Non-
Lancar Lainnya”. current Assets”.

f. Perjanjian konsesi jasa f. Concession arrangements cost


Mulai tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan Starting January 1, 2012, the Company has
mengadopsi Interpretasi Standar Akuntansi adopted Interpretation of Financial Accounting
Keuangan (ISAK) No. 16, “Perjanjian Konsesi Standards (ISAK) No. 16, “Service Concession
Jasa” yang memberikan pedoman akuntansi Arrangements”, which provides guidance on
untuk operator atas perjanjian konsesi jasa the accounting by operators for public-private
Pemerintah Swasta, dan ISAK No. 22, service concession arrangements and ISAK
“Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan”. No. 22, “Service Concession Arrangements:
Sebagaimana diatur dalam ISAK No. 22, Disclosures”. As specified in ISAK No. 22, a
sebuah perjanjian jasa konsesi pada umumnya service concession arrangement generally
melibatkan pengalihan aset oleh pemberi involves a transfer of asset by the concession-
konsesi kepada pemegang hak konsesi grantor to the concession holder for the entire
selama masa konsesi dengan hak sebagai duration of the concession with the following
berikut: rights:
(a) memberikan jasa kepada publik; (a) to offer services enabling the public to
access major economic and social
services;
(b) memperoleh aset tidak berwujud atau aset (b) in certain cases, to use tangible and
keuangan sebagai imbalan atas komitmen intangible assets and/or specified financial
yang diberikan oleh pemegang hak assets, in exchange for the commitment
konsesi; made by the concession-holder;
(c) memberikan jasa sesuai yang diatur (c) to offer services in accordance with
dalam perjanjian kerjasama selama certain terms and conditions during the
periode konsesi; dan length of the concession; and
(d) mengembalikan aset/hak kepada pemberi (d) if the need arises, to return the rights
konsesi pada akhir periode konsesi. received at the beginning of the
concession and/or acquired during the
concession.
Operator mengakui aset keuangan selama The operator shall recognize a financial asset
operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat to the extent that it has an unconditional
untuk menerima kas atau aset keuangan lain contractual right to receive cash or another
dari pemberi konsesi untuk jasa konstruksi; financial asset from or at the direction of the
pemberi konsesi memiliki sedikit, jika ada, grantor for the construction services; the
diskresi untuk menghindari pembayaran, grantor has little, if any, discretion to avoid
biasanya karena perjanjian dapat dipaksakan payment, usually because the agreement is
secara hukum. enforceable by law.

17
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)
f. Perjanjian konsesi jasa (lanjutan) f. Concession arrangements cost (continued)

Operator memiliki hak tanpa syarat untuk The operator has an unconditional right to
menerima kas jika pemberi konsesi secara receive cash if the grantor contractually
kontraktual menjamin untuk membayar guarantees to pay the operator (a) specified or
operator (a) jumlah tertentu atau dapat determinable amounts or (b) the shortfall, if
ditentukan; atau (b) kekurangan (shortfall), jika any, between amounts received from users of
ada, antara jumlah yang diterima dari the public service and specified or
pengguna jasa publik dan jumlah tertentu atau determinable amounts, even if payment is
dapat ditentukan, walaupun jika pembayaran contingent on the operator ensuring that the
bergantung pada adanya kepastian dari infrastructure meets specified quality or
operator apakah infrastruktur telah memenuhi efficiency requirements.
persyaratan kualitas atau efisiensi tertentu.

Berdasarkan evaluasi atas perjanjian Based on the assessment of the revised


kerjasama revisi, Perusahaan menggunakan cooperation agreement, the Company used
metode aset keuangan karena adanya garansi the financial assets model since a guaranteed
atas Internal Rate of Return (IRR) yang Internal Rate of Return (IRR) is received by
diterima Perusahaan sebagaimana ditunjukkan the Company as represented by the existence
dengan adanya saldo shortfall dan proses of shortfall balance and the rebasing process
rebasing setiap 5 tahun selama masa konsesi every 5 years during the concession period
(Catatan 2i dan 10). (Notes 2i and 10).
g. Aset tidak berwujud g. Intangible assets

Aset tidak berwujud diukur sebesar nilai Intangible assets are measured on initial
perolehan pada pengakuan awal. Setelah recognition at cost. Following initial recognition,
pengakuan awal, aset tidak berwujud dicatat the intangible assets are carried at cost less
pada nilai perolehan dikurangi akumulasi any accumulated amortization and any
amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. accumulated impairment loss. The useful lives
Umur manfaat asset tidak berwujud dinilai of intangible assets are assessed to be either
apakah terbatas atau tidak terbatas. Aset tidak finite or indefinite. Intangible assets with finite
berwujud dengan umur terbatas diamortisasi lives are amortized over their useful economic
selama umur manfaat ekonomi dan dievaluasi lives and assessed for impairment whenever
apabila terdapat indikator adanya penurunan there is an indication that the intangible assets
nilai untuk aset tidak berwujud. Periode dan may be impaired. The amortization period and
metode amortisasi untuk asset tidak berwujud the amortization method for intangible assets
dengan umur terbatas ditelaah setidaknya with finite useful lives are reviewed at least at
setiap akhir tahun tutup buku. the end of each financial year.

Nilai perolehan aplikasi program komputer The costs of computer software application are
diamortisasi selama periode 4 tahun amortized over a period of 4 years using the
menggunakan metode garis lurus. straight-line method.

Jumlah tercatat aset tidak berwujud dihentikan An item of intangible assets is derecognized
pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat upon disposal or when no future economic
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang benefits are expected from its use or disposal.
diharapkan dari penggunaan atau Any gain or loss arising on derecognition of the
pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari asset (calculated as the difference between
penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai the net disposal proceeds and the carrying
perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan amount of the asset) is credited or charged to
dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau operations in the year the asset is
dibebankan pada operasi tahun aset tersebut derecognized.
dihentikan pengakuannya.

18
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

g. Aset tidak berwujud (lanjutan) g. Intangible assets (continued)


Nilai yang dapat diperoleh kembali atas aset The recoverable amount of an intangible asset
tidak berwujud diestimasi apabila terdapat is estimated whenever events or changes in
peristiwa atau perubahan keadaan yang circumstances indicate that its carrying amount
memberikan indikasi bahwa nilai aset tidak may not be fully recoverable. Impairment in
berwujud mungkin tidak sepenuhnya dapat intangible asset value, if any, is recognized as
diperoleh kembali. Apabila terjadi penurunan loss in the statements of comprehensive
nilai aset tidak berwujud, kerugian atas income.
penurunan nilai aset tidak berwujud diakui
pada laporan laba rugi komprehensif.

h. Biaya perolehan pinjaman dan biaya emisi h. Unamortized loan arrangement and bonds
obligasi yang belum diamortisasi issuance costs

Biaya yang terjadi sehubungan dengan Expenses incurred in connection with the
perolehan pinjaman dikurangkan langsung dari issuance of debt are deducted from the
nilai perolehan pinjaman yang diterima. Selisih proceeds thereof. The difference between the
antara perolehan pinjaman bersih yang net proceeds and the nominal value of the
diterima dengan nilai nominal pinjaman diakui debt is recognized as premium or discount that
sebagai premium atau diskonto yang akan should be amortized using the straight-line
diamortisasi menggunakan metode garis lurus method over the term of the debt.
selama jangka waktu pinjaman tersebut.

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan Costs incurred in connection with the issuance
penerbitan obligasi dan perolehan pinjaman of bonds and loan arrangement were deferred
ditangguhkan dan diamortisasi dengan and are being amortized using the effective
menggunakan metode suku bunga efektif interest rate method over the term of the debt.
selama jangka waktu pinjaman tersebut.

Saldo biaya emisi obligasi dan biaya perolehan The balances of deferred bonds issuance
pinjaman ditangguhkan dicatat sebagai costs and unamortized loan arrangement costs
pengurang terhadap saldo hutang obligasi dan are presented as deduction from the
saldo Hutang bank jangka panjang. outstanding bonds payable and long-term
bank loan, respectively.

i. Pengakuan pendapatan dan beban i. Revenue and expense recognition

Berdasarkan Perjanjian, Perusahaan berhak Pursuant to the Agreement, the Company is


atas sejumlah rupiah (imbalan air) untuk setiap entitled to a rupiah amount (water charge) for
3 3
meter kubik (m ) air yang ditagih dan dibayar every cubic meter (m ) of water billed and
oleh pelanggan. Dengan adanya liabilitas collected from customers. On the basis of its
Perusahaan untuk menagih pembayaran dan collection responsibilities and risk, the
risiko yang terkait dengan penagihan tersebut, Company recognizes as revenue the billed
Perusahaan mengakui pendapatan volume sold during the year, which is or will be
berdasarkan jumlah volume air yang ditagih effectively collected based on detailed
selama setahun setelah memperhitungkan collection track record and prudent judgment.
jumlah yang secara efektif akan tertagih
berdasarkan catatan historis dan penilaian
yang hati-hati.
.

19
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

i. Pengakuan pendapatan dan beban i. Revenue and expense recognition


(lanjutan) (continued)

Sesuai dengan model asset keuangan dalam In accordance with the financial assets model
ISAK No. 16, “Perjanjian Konsesi Jasa”, under ISAK No. 16, “Service Concession
Perusahaan akan mengakui pendapatan dari Arrangements”, the Company recognizes
pengembangan aset konsesi yang diserahkan revenue on development of concession assets
oleh PAM Jaya kepada Perusahaan. Selain which were handed over by PAM Jaya to the
itu, Perusahaan juga mengakui pendapatan Company. In addition, the Compay also
bunga atas piutang pengembangan aset recognizes interest income on receivables
konsesi (piutang konsesi) dengan tingkat from development of concession assets
bunga sebesar rata-rata tertimbang biaya (concession receivables) using interest rate
modal perusahaan. based on the weighted average cost of capital.

Pendapatan atas tagihan air sebagaimana Revenue on water charge pursuant to the
diatur dalam Perjanjian, terlebih dahulu Agreement is allocated to interest income on
dialokasikan sebagai pendapatan bunga atas concession receivables and reduced by the
piutang konsesi dan dikurangi dengan amortization of concession receivables. The
amortisasi piutang konsesi, akan dicatat remaining portion is recorded as service
sebagai pendapatan jasa konsesi. concession revenue.

Estimasi volume tagihan air yang tidak tertagih The estimated uncollectible portion of billed
akan disajikan sebagai pengurang dari piutang volume is recorded as a deduction from trade
usaha dan pendapatan untuk mencerminkan receivables and revenues to reflect the
estimasi tagihan kepada pelanggan yang estimated collectible portion of the water billed
dapat tertagih. to customers.

Beban diakui pada saat terjadinya. Expenses are recognized when incurred.

j. Transaksi dan saldo dalam mata uang j. Foreign currency transactions and
asing balances

Mulai tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan Starting January 1, 2012, the Company
menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), adopted PSAK No. 10 (Revised 2010),
“Transaksi dalam Mata Uang Asing”. “Transactions in Foreign Currencies”.

Penerapan PSAK No. 10 (Revisi 2010) tidak The adoption of PSAK No. 10 (Revised 2010)
menimbulkan perubahan yang besar terhadap has no significant impact on the financial
pelaporan keuangan dan pengungkapan reporting and disclosures in the financial
dalam laporan keuangan. statements.

Transaksi dalam mata uang asing dicatat Transactions in currencies other than the
dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs rupiah are recorded at the prevailing rates of
yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. exchange in effect on the date of the
Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset transactions. At the statements of financial
dan liabilitas moneter dalam mata uang asing position date, monetary assets and liabilities in
dijabarkan ke dalam rupiah dengan foreign currencies are translated at the middle
menggunakan kurs tengah yang ditetapkan exchange rates last quoted by Bank Indonesia
oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. on such date. The resulting net foreign
Laba atau rugi kurs yang terjadi diakui pada exchange gains or losses are recognized in
laporan laba rugi komprehensif. the statements of comprehensive income.

20
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

j. Transaksi dan saldo dalam mata uang j. Foreign currency transactions and
asing (lanjutan) balances (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan The exchange rates used as of December 31,
2010, kurs yang digunakan adalah sebagai 2012, 2011 and 2010 were as follows:
berikut:

2012 2011 2010

1 Dolar Amerika Serikat 9.670 9.068 8.991 1 United States dollar


1 Euro 12.810 11.739 11.956 1 euro
1 Dolar Singapura 7.907 6.974 6.981 1 Singapore dollar
1 Dolar Australia 10.025 9.203 9.142 1 Australian dollar
1 Yen Jepang 113 117 110 1 Japanese yen

k. Pajak penghasilan k. Income tax

Mulai tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan Starting January 1, 2012, the Company
menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), adopted PSAK No. 46 (Revised 2010),
“Pajak Penghasilan”. “Accounting for Income Tax”.
Penerapan PSAK No. 46 (Revisi 2010) tidak The adoption of PSAK No. 46 (Revised 2010)
menimbulkan perubahan yang besar terhadap has no significant impact on the financial
pelaporan keuangan dan pengungkapan reporting and disclosures in the financial
dalam laporan keuangan. statements.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan Current tax expense is provided based on the
estimasi penghasilan kena pajak tahun estimated taxable income for the year.
berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan Deferred tax assets and liabilities are
diakui atas perbedaan temporer antara aset recognized for temporary differences between
dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk the financial and the tax bases of assets and
tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. liabilities at each reporting date. Future tax
Manfaat pajak di masa mendatang, seperti benefits, such as the carry-forward of unused
saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui tax losses, are also recognized to the extent
apabila besar kemungkinan atas manfaat that realization of such benefits is probable.
pajak tersebut dapat direalisasikan.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan An amendment to tax obligation is recorded
diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak when an assessment is received, or, if
(“SKP”) diterima atau, apabila mengajukan appealed, when the result of the appeal is
keberatan, pada saat hasil keberatan atas determined.
Surat Ketetapan Pajak tersebut telah
ditetapkan.

l. Imbalan kerja karyawan l. Employee benefits

Perusahaan memiliki dua tipe karyawan yang The Company has two types of employees,
terdiri atas karyawan langsung dan karyawan namely direct-hire employees and employees
yang diperbantukan dari PAM Jaya seconded from PAM Jaya (Note 20).
(Catatan 20).

Perusahaan mengakui liabilitas imbalan kerja The Company has recognized its unfunded
karyawan yang tidak didanai untuk karyawan employee benefits liability for its direct-hire
langsung, sesuai dengan Undang-undang employees in accordance with Labor Law
Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal No. 13/2003 dated March 25, 2003 (“the
25 Maret 2003 (“Undang-undang”). Law”). The Company has recognized long-
Perusahaan mengakui penghargaan cuti besar service leave benefits for its direct-hire
untuk karyawan langsung berdasarkan masa employees based on their service years.
kerja karyawan tersebut.
21
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

l. Imbalan kerja karyawan (lanjutan) l. Employee benefits (continued)

Program pensiun manfaat pasti “Dana Pensiun A defined benefit pension plan, “Dana Pensiun
PAM Seluruh Indonesia (Dapenmapamsi)” PAM Seluruh Indonesia (Dapenmapamsi)”,
telah didirikan oleh PAM Jaya untuk para has been established by PAM Jaya for its
karyawannya termasuk kepada para karyawan employees including those who have been
yang diperbantukan kepada Perusahaan. seconded to the Company. Costs are funded
Liabilitas imbalan kerja karyawan didanai dan and consist of employees’ share computed at
terdiri dari iuran karyawan sebesar 5% dari gaji 5% of their basic annual salaries plus their
pokok mereka ditambah tunjangan istri dan wife’s and children’s allowances and the
anak selama setahun dan bagian Perusahaan Company’s share as determined by the
yang ditentukan oleh aktuaris Dapenmapamsi. Dapenmapamsi’s actuary.
Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan Effective January 1, 2012, the Company
menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010) adopted PSAK No. 24 (Revised 2010),
“Imbalan Kerja”. Revisi PSAK ini antara lain “Employee Benefits”. This revised PSAK
memperbolehkan entitas untuk menerapkan allows an entity to implement a systematic and
metode sistematis atas pengakuan yang lebih faster recognition of actuarial gain/loss either
cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang through direct recognition in the current period
antara lain dengan melakukan pengakuan as other comprehensive income or using the
langsung keuntungan/kerugian aktuaria yang 10% corridor approach. The Company has
terjadi pada periode berjalan ke dalam determined to choose the direct recognition of
pendapatan komprehensif lain atau actuarial gain/loss as other comprehensive
menggunakan metode 10% koridor. income.
Perusahaan memilih untuk mengakui secara
langsung keuntungan/kerugian aktuaria
melalui pendapatan komprehensif lain.

Penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tidak The adoption of PSAK No. 24 (Revised 2010)
menimbulkan perubahan yang besar terhadap has no significant impact on the financial
pelaporan keuangan dan pengungkapan reporting and disclosures in the financial
dalam laporan keuangan. statements.
Penentuan beban imbalan kerja menurut The cost of providing employee benefits under
Undang-undang ditentukan dengan the Law is determined using the projected-unit-
menggunakan metode perhitungan aktuaria credit method. Further, past service costs
projected-unit-credit. Selanjutnya, beban jasa arising from the introduction of a defined
lalu yang berasal dari pengenalan suatu benefit plan or changes in the benefits payable
program manfaat pasti atau perubahan of an existing plan are required to be
liabilitas manfaat dari program yang ada saat amortized over the period until the benefits
ini harus diamortisasi selama jangka waktu concerned become vested.
tertentu sampai dengan imbalan tersebut
menjadi hak karyawan (“vested”).
Pada tahun 2001, dalam surat keputusan In 2001, in a joint decision letter signed by the
bersama yang ditandatangani oleh Direktur President Director of the Company and PAM
Utama Perusahaan dan PAM Jaya, Jaya, the Company offered the Golden
Perusahaan menawarkan Program Pensiun Handshake Program to seconded employees
Dini (Golden Handshake Program) kepada from PAM Jaya in accordance with the
para karyawan yang diperbantukan dari PAM Cooperation Agreement. Under the Golden
Jaya sesuai dengan Perjanjian Kerjasama. Handshake Program, seconded employees
Dalam Program Pensiun Dini, para karyawan are entitled to receive a certain amount
yang diperbantukan berhak untuk menerima computed based on the provisions of the
jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan
Decree of the Minister of Manpower (Kep-
Keputusan Menteri Tenaga Kerja (Kep-Men)
Kep-150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000 Men) Kep-150/Men/2000: “Settlement of Labor
mengenai “Penyelesaian Pemutusan Dismissal and the Determination of Severance
Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pay, Gratuity and Compensations by
Pesangon, Penghargaan Masa Kerja dan Companies” dated June 20, 2000 (“Kep-
Ganti Kerugian di Perusahaan” (“Kep-Men Men 150”).
150”).
22
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

l. Imbalan kerja karyawan (lanjutan) l. Employee benefits (continued)


Program ini berlaku hingga adanya The Program is valid until cancelled by the
pembatalan oleh Direktur Utama Perusahaan President Director of the Company and PAM
dan PAM Jaya (Catatan 20). Pada tanggal Jaya (Note 20). As of December 31, 2008,
31 Desember 2008, berdasarkan surat based on the Company’s management
keputusan manajemen perusahaan tanggal decision letter dated January 29, 2008, the
29 Januari 2008, Perusahaan memutuskan Company had decided to postpone the
untuk menunda persetujuan atas permintaan approval of the seconded employees’ request
para karyawan yang diperbantukan dalam for the Golden Handshake Program (GHS)
program pension dini (GHS) yang dimulai pada starting March 1, 2008 until further notice. As
tanggal 1 Maret 2008 hingga keputusan of December 31, 2012, the postponement of
selanjutnya. Pada tanggal 31 Desember 2012, the approval remained.
keputusan tersebut masih ditunda.

m. Laba per saham dasar m. Basic earnings per share

Mulai tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan Starting January 1, 2012, the Company
menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), adopted PSAK No. 56 (Revised 2011),
“Laba Per Saham”. Penerapan PSAK No. 56 “Earnings Per Share”. The adoption of PSAK
(Revisi 2011) tidak menimbulkan perbedaan No. 56 (Revised 2011) has no significant
yang besar terhadap pelaporan keuangan dan impact on the financial reporting and
pengungkapan dalam laporan keuangan. Laba disclosures in the financial statements. Basic
per saham dasar dihitung dengan membagi earnings per share amount is calculated by
laba tahun berjalan dengan jumlah rata-rata dividing income for the year by the weighted
tertimbang saham yang ditempatkan dan average number of issued and fully paid
disetor penuh selama tahun yang shares outstanding during the year of 401,260
bersangkutan, yaitu sebesar 401.260 saham shares each in 2012 and 2011.
masing-masing pada tahun 2012 dan 2011.

n. Instrumen keuangan n. Financial instruments

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan Effective January 1, 2012, the Company
menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), adopted PSAK No. 50 (Revised 2010),
“Instrumen Keuangan: Penyajian”, dan PSAK “Financial Instruments: Presentation”, and
No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: PSAK No. 55 (Revised 2011), “Financial
Pengakuan dan Pengukuran”, serta PSAK Instruments: Recognition and Measurement”,
No. 60, “Instrumen Keuangan: and PSAK No. 60, “Financial Instruments:
Pengungkapan”, yang menggantikan PSAK Disclosures”, which superseded PSAK
No. 50 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments:
Penyajian dan Pengungkapan" dan PSAK Presentation and Disclosures”, and PSAK
No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments:
Pengakuan dan Pengukuran”. Recognition and Measurement”.

PSAK No. 50 (Revisi 2006) direvisi sehingga PSAK No. 50 (Revised 2006) was revised to
hanya mengatur penyajian instrumen cover presentation of financial instruments,
keuangan, sedangkan prinsip pengungkapan while the principles for disclosures of financial
instrument keuangan dipindahkan ke PSAK instruments are transferred to PSAK No. 60.
No. 60.

PSAK No. 55 (Revisi 2011) tersebut tidak PSAK No. 55 (Revised 2011) has no impact
memberikan pengaruh bagi laporan keuangan on the financial statements upon initial
pada saat penerapan awal, sedangkan adoption, while the adoption of PSAK No. 50
penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2010) dan (Revised 2010) and PSAK No. 60 has impact
PSAK No. 60 yang direvisi tersebut on the disclosures made in the financial
memberikan pengaruh bagi pengungkapan statements.
dalam laporan keuangan.

23
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)
n. Instrumen keuangan (lanjutan) n. Financial instruments (continued)
i. Aset keuangan i. Financial assets
Pengakuan awal Initial recognition
Aset keuangan dalam ruang lingkup Financial assets within the scope of
PSAK No. 55 (Revisi 2011) PSAK No. 55 (Revised 2011) are
diklasifikasikan sebagai aset keuangan classified as financial assets at fair value
yang dinilai pada nilai wajar melalui laba through profit or loss, loans and
atau rugi, pinjaman yang diberikan dan receivables, held-to-maturity investments
piutang, investasi yang dimiliki hingga and available-for-sale financial assets.
jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia
untuk dijual.

Perusahaan menentukan klasifikasi aset The Company determines the


keuangan pada saat pengakuan awal dan, classification of its financial assets at
jika diperbolehkan dan sesuai, akan initial recognition and, where allowed and
dievaluasi kembali setiap akhir tahun appropriate, re-evaluates this designation
keuangan. Pada saat pengakuan awal, at each financial year end. Financial
aset keuangan diukur pada nilai wajar. assets are recognized initially at fair value
Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai plus, in the case of investments not at fair
wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar value through profit or loss, directly
tersebut ditambah dengan biaya transaksi attributable transaction costs.
yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pembelian atau penjualan aset keuangan Purchases or sales of financial assets that
yang memerlukan penyerahan aset dalam require delivery of assets within a time
kurun waktu yang telah ditetapkan oleh frame established by regulation or
peraturan dan kebiasan yang berlaku di convention in the marketplace (regular
pasar (pembelian secara reguler) diakui way purchases) are recognized on the
pada tanggal perdagangan, seperti trade date, i.e., the date that the buyers or
tanggal perusahaan berkomitmen untuk sellers commit to purchase or sell the
membeli atau menjual aset. assets.

Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 As of December 31, 2012, 2011 and
dan 2010, aset keuangan Perusahaan 2010, the Company’s financial assets
mencakup kas dan bank, piutang usaha, include cash on hand and in banks, trade
penerimaan tagihan yang ditahan, piutang receivables, bill collections retained, other
lain-lain, dana yang disisihkan, piutang receivables, sinking fund, receivables
PAM Jaya, piutang pihak-pihak berelasi, from PAM Jaya, due from related parties,
piutang Bank Dunia, dana jaminan, dan receivable from the World Bank, security
aset keuangan tidak lancar lainnya. fund, and other non-current financial
assets.

Perusahaan menetapkan bahwa semua The Company has determined that all of
aset keuangan tersebut dikategorikan those financial assets are categorized as
sebagai pinjaman yang diberikan dan loans and receivables. As of December
piutang. Pada tanggal 31 Desember 2012, 31, 2012, the Company did not have any
Perusahaan tidak memiliki aset keuangan financial assets at fair value through profit
yang dinilai pada nilai wajar melalui laba or loss, available-for-sale financial assets
atau rugi, aset keuangan tersedia untuk and held-to-maturity investments.
dijual dan investasi yang dimiliki hingga
jatuh tempo.

24
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

n. Instrumen keuangan (lanjutan) n. Financial instruments (continued)

i. Aset keuangan (lanjutan) i. Financial assets (continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement

Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables are non-derivative
adalah aset keuangan non derivatif financial assets with fixed or determinable
dengan pembayaran tetap atau telah payments that are not quoted in an active
ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi market. Such financial assets are carried
di pasar aktif. Aset keuangan tersebut at amortized cost using the effective
dicatat pada biaya perolehan yang interest rate method. Gains and losses
diamortisasi menggunakan metode tingkat are recognized in the statements of
bunga efektif. Laba atau rugi comprehensive income when the loans
komprehensif diakui dalam laporan laba and receivables are derecognized or
rugi pada saat pinjaman dan piutang impaired, as well as through the
dihentikan pengakuannya atau mengalami amortization process.
penurunan nilai, serta melalui proses
amortisasi.

ii. Liabilitas keuangan ii. Financial liabilities

Pengakuan awal Initial recognition

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup Financial liabilities within the scope of
PSAK No. 55 (Revisi 2011) PSAK No. 55 (Revised 2011) are
diklasifikasikan sebagai liabilitas classified as financial liabilities at fair
keuangan yang diukur pada nilai wajar value through profit or loss, loans and
melalui laba atau rugi, hutang dan borrowings, or as derivatives designated
pinjaman, atau derivatif yang telah as hedging instruments in an effective
ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang hedge, as appropriate. The Company
efektif, jika sesuai. Perusahaan determines the classification of its
menentukan klasifikasi liabilitas keuangan financial liabilities at initial recognition.
pada saat pengakuan awal.
Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan Financial liabilities are recognized initially
diukur pada nilai wajar dan, dalam hal at fair value and, in the case of loans and
hutang dan pinjaman, termasuk biaya borrowings, include directly attributable
transaksi yang dapat diatribusikan secara transaction costs.
langsung.
Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 As of December 31, 2012, 2011 and
dan 2010, liabilitas keuangan Perusahaan 2010, the Company’s financial liabilities
mencakup hutang usaha, hutang lain-lain, include trade payables, other payables,
biaya masih harus dibayar, hutang accrued expenses, bonds payable, long-
obligasi, Hutang bank jangka panjang, term bank loan, and due to related parties.
dan hutang pihak-pihak berelasi.
Perusahaan menetapkan bahwa semua The Company has determined that all of
liabilitas keuangan tersebut dikategorikan those financial liabilities are categorized
sebagai hutang dan pinjaman. as loans and borrowing.
Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement
Setelah pengakuan awal, hutang dan After initial recognition, interest-bearing
pinjaman yang dikenakan bunga diukur loans and borrowings are subsequently
pada biaya perolehan diamortisasi dengan measured at amortized cost using the
menggunakan metode suku bunga efektif. effective interest rate method.

25
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)
n. Instrumen keuangan (lanjutan) n. Financial instruments (continued)
iii. Saling hapus instrumen keuangan iii. Offsetting of financial instruments

Aset keuangan dan liabilitas keuangan Financial assets and financial liabilities
saling hapus dan nilai bersihnya disajikan are offset and the net amount reported in
dalam laporan posisi keuangan jika, dan the statements of financial position if, and
hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan only if, there is a currently enforceable
hukum untuk melakukan saling hapus legal right to offset the recognized
atas jumlah yang telah diakui dari aset amounts and there is an intention to settle
keuangan dan liabilitas keuangan tersebut on a net basis, or to realize the assets and
dan terdapat intensi untuk menyelesaikan settle the liabilities simultaneously.
dengan menggunakan dasar neto, atau
untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara
bersamaan.
iv. Nilai wajar instrumen keuangan iv. Fair value of financial instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang The fair value of financial instruments that
secara aktif diperdagangkan di pasar are actively traded in organized financial
keuangan ditentukan dengan mengacu markets is determined by reference to
pada kuotasi harga pasar yang berlaku quoted market bid prices at the close of
pada penutupan pasar pada akhir periode business at the end of the reporting
pelaporan. Untuk instrumen keuangan period. For financial instruments where
yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, there is no active market, fair value is
nilai wajar ditentukan dengan determined using valuation techniques.
menggunakan teknik penilaian. Teknik Such techniques may include using recent
penilaian tersebut meliputi penggunaan arm’s length market transaction, reference
transaksi pasar terkini yang dilakukan to the current fair value of another
secara wajar (arm’s length market instrument that is substantially the same,
transactions), referensi atas nilai wajar discounted cash flow analysis, or other
terkini dari instrumen lain yang secara valuation models.
substantial sama, analisis arus kas yang
didiskonto, atau model penilaian lainnya.

Penyesuaian risiko kredit Credit risk adjustment

Perusahaan menyesuaikan harga di pasar The Company adjusts the price in the
yang lebih menguntungkan untuk observable market to reflect any
mencerminkan adanya perbedaan risiko differences in counterparty credit risk
kredit pihak yang bertransaksi antara between instruments traded in that market
instrumen yang diperdagangkan di pasar and the ones being valued for financial
tersebut dengan instrumen yang dinilai asset positions. In determining the fair
untuk posisi aset keuangan. Dalam value of financial liability positions, the
penentuan nilai wajar posisi liabilitas Company's own credit risks associated
keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait with the instruments are taken into
dengan instrumen keuangan tersebut ikut account.
diperhitungkan.

26
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

n. Instrumen keuangan (lanjutan) n. Financial instruments (continued)

v. Biaya perolehan yang diamortisasi dari v. Amortized cost of financial instruments


instrumen keuangan

Biaya perolehan yang diamortisasi diukur Amortized cost is computed using the
dengan menggunakan metode suku effective interest rate method less any
bunga efektif dikurangi penyisihan allowance for impairment and principal
penurunan nilai dan pembayaran atau repayment or reduction. The calculation
pengurangan pokok. Perhitungan ini takes into account any premium or
mencakup seluruh premi atau diskonto discount on acquisition and includes
pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaction costs and fees that are an
transaksi serta komisi yang merupakan integral part of the effective interest rate.
bagian tak terpisahkan dari suku bunga
efektif.

vi. Penurunan nilai aset keuangan vi. Impairment of financial assets

• Aset keuangan dicatat sebesar biaya · Financial assets carried at amortized


perolehan yang diamortisasi cost

Jika terdapat bukti obyektif bahwa If there is objective evidence that an


kerugian penurunan nilai telah terjadi, impairment loss has occurred, the
jumlah kerugian tersebut diukur amount of the loss is measured as
sebagai selisih antara nilai tercatat the difference between the asset’s
aset dengan nilai kini estimasi arus carrying amount and the present
kas masa datang (tidak termasuk value of estimated future cash flows
kerugian kredit di masa mendatang (excluding future expected credit
yang belum terjadi). Nilai kini estimasi losses that have not yet been
arus kas masa datang didiskonto incurred). The present value of the
dengan menggunakan suku bunga estimated future cash flows is
efektif awal dari aset keuangan discounted at the financial asset’s
tersebut. Jika pinjaman yang original effective interest rate. If a
diberikan memiliki suku bunga loan has a variable interest rate, the
variabel, maka tingkat diskonto yang discount rate for measuring
digunakan untuk mengukur setiap impairment loss is the current
kerugian penurunan nilai adalah suku effective interest rate.
bunga efektif yang berlaku.

Nilai tercatat atas aset keuangan The carrying amount of the financial
dikurangi melalui penggunaan pos asset is reduced through the use of
cadangan penurunan nilai dan jumlah an allowance for impairment account
kerugian yang terjadi diakui dalam and the amount of the loss is
laporan laba rugi komprehensif. recognized in the statements of
Pendapatan bunga selanjutnya diakui comprehensive income. Interest
sebesar nilai tercatat yang diturunkan income continues to be accrued on
nilainya berdasarkan tingkat suku the reduced carrying amount based
bunga efektif awal dari aset on the original effective interest rate
keuangan. Pinjaman yang diberikan of the financial asset. Loans and
dan piutang beserta dengan receivables, together with the
cadangan terkait dihapuskan jika associated allowance, are written off
tidak terdapat kemungkinan yang when there is no realistic prospect of
realistis atas pemulihan di masa future recovery and all collateral has
mendatang dan seluruh agunan telah been realized or has been transferred
terealisasi atau dialihkan kepada to the Company.
Perusahaan.

27
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

n. Instrumen keuangan (lanjutan) n. Financial instruments (continued)

vi. Penurunan nilai aset keuangan vi. Impairment of financial assets


(lanjutan) (continued)

Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi If, in a subsequent year, the amount of the
kerugian penurunan nilai aset keuangan estimated impairment loss increases or
bertambah atau berkurang karena decreases because of an event occurring
peristiwa yang terjadi setelah penurunan after the impairment was recognized, the
nilai diakui, maka kerugian penurunan previously recognized impairment loss is
nilai yang diakui sebelumnya bertambah increased or reduced by adjusting the
atau berkurang dengan menyesuaikan allowance for impairment account. If a
pos cadangan penurunan nilai. Jika di future write-off is later recovered, the
masa mendatang penghapusan tersebut recovery is recognized in profit or loss.
dapat dipulihkan, jumlah pemulihan
tersebut diakui pada laba atau rugi.

vii. Penghentian pengakuan aset dan vii. Derecognition of financial assets and
liabilitas keuangan liabilities

Aset keuangan Financial assets

Penghentian pengakuan atas suatu aset A financial asset (or where applicable, a
keuangan (atau, apabila dapat diterapkan part of a financial asset or part of a group
untuk bagian dari aset keuangan atau of similar financial assets) is derecognized
bagian dari kelompok aset keuangan when: (1) the rights to receive cash flows
sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual from the asset have expired; or (2) the
atas arus kas yang berasal dari aset Company has transferred its rights to
keuangan tersebut berakhir; atau (2) receive cash flows from the asset or has
Perusahaan memindahkan hak untuk assumed an obligation to pay the received
menerima arus kas yang berasal dari aset cash flows in full without material delay to
keuangan tersebut atau menanggung a third party under a “pass-through”
kewajiban untuk membayar arus kas yang arrangement; and either
diterima tersebut tanpa penundaan yang
signifikan kepada pihak ketiga melalui
suatu kesepakatan penyerahan dan salah
satu diantara
(a) Perusahaan secara substansial (a) the Company has transferred
memindahkan seluruh risiko dan manfaat substantially all the risks and rewards of
atas kepemilikan aset keuangan tersebut, the asset, or (b) the Company has neither
atau (b) Perusahaan secara substansial transferred nor retained substantially all
tidak memindahkan dan tidak memiliki the risks and rewards of the asset, but has
seluruh risiko dan manfaat atas transferred control of the asset.
kepemilikan aset keuangan tersebut,
namun telah memindahkan pengendalian
atas aset tersebut.

28
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES (continued)

n. Instrumen keuangan (lanjutan) n. Financial instruments (continued)


vii. Penghentian pengakuan aset dan vii. Derecognition of financial assets and
liabilitas keuangan (lanjutan) liabilities (continued)
Liabilitas keuangan Financial liabilities

Liabilitas keuangan dihentikan A financial liability is derecognized when


pengakuannya ketika liabilitas yang the obligation under the liability is
ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau discharged or cancelled or has expired.
dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika When an existing financial liability is
liabilitas keuangan awal digantikan replaced by another from the same lender
dengan liabilitas keuangan lain dari on substantially different terms, or the
pemberi pinjaman yang sama dengan terms of an existing liability are
ketentuan yang berbeda secara substantially modified, such an exchange
substansial, atau modifikasi secara or modification is treated as a
substansial atas liabilitas keuangan yang derecognition of the original liability and
saat ini ada, maka pertukaran atau the recognition of a new liability, and the
modifikasi tersebut dicatat sebagai difference in the respective carrying
penghapusan liabilitas keuangan awal dan amounts is recognized in profit or loss.
pengakuan liabilitas keuangan baru dan
selisih antara nilai tercatat liabilitas
keuangan tersebut diakui dalam laba atau
rugi.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI 3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS,


DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN ESTIMATES AND ASSUMPTIONS
Penyusunan laporan keuangan Perusahaan The preparation of the Company’s financial
mensyaratkan manajemen untuk membuat statements requires management to make
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang judgments, estimates and assumptions that affect
mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas the reported amounts of revenues, expenses,
pendapatan, beban, aset dan liabilitas, serta assets and liabilities, and the disclosure of
pengungkapan liabilitas kontinjensi, pada akhir contingent liabilities, at the end of the reporting
periode pelaporan. Namun, ketidakpastian period. However, uncertainty about these
estimasi dan asumsi ini dapat menyebabkan assumptions and estimates could result in
hasil yang memerlukan penyesuaian material outcomes that require a material adjustment to
atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang the carrying amount of the asset or liability
berdampak pada tahun mendatang. affected in future years.
a. Pertimbangan a. Judgment
Dalam proses penerapan kebijakan In the process of applying the Company’s
akuntansi Perusahaan, manajemen telah accounting policies, management has made
membuat pertimbangan-pertimbangan judgment on the determination of the
penentuan mata uang fungsional Company’s functional currency, apart from
perusahaan berikut ini, yang terpisah dari judgements, including estimations and
pertimbangan-pertimbangan, estimasi dan assumptions, which have the most
asumsi, yang memiliki pengaruh paling significant effect on the amounts recognized
signifikan terhadap jumlah yang dicatat in the financial statements.
dalam laporan keuangan.

Mata uang fungsional dari entitas-entitas The functional currency of an entity is the
dalam Perusahaan adalah mata uang dari currency of the primary economic
lingkungan ekonomi primer dimana entitas environment in which the entity operates. It
beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata is the currency that mainly influences the
uang yang mempengaruhi pendapatan dan revenue and cost of rendering services.
beban dari jasa yang diberikan.

29
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI 3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS,


DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

b. Estimasi dan Asumsi b. Estimates and Assumptions

Asumsi kunci mengenai masa depan dan The key assumptions concerning the future
sumber kunci lainnya untuk estimasi and other key sources of estimation
ketidakpastian pada akhir periode pelaporan uncertainty at the end of the reporting period
yang memiliki risiko signifikan yang that have a significant risk of causing a
menyebabkan penyesuaian material material adjustment to the carrying amounts
terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas of assets and liabilities within the next
dalam tahun pelaporan berikutnya financial year are discussed below:
dijabarkan sebagai berikut:

· Penentuan nilai wajar dari aset · Determination of fair values of financial


keuangan dan liabilitas keuangan assets and financial liabilities

Ketika nilai wajar dari aset keuangan When the fair values of financial assets
dan liabilitas keuangan dicatat dalam and financial liabilities recorded in the
laporan posisi keuangan tidak dapat statements of financial position cannot
diambil dari pasar yang aktif, maka nilai be derived from active markets, their fair
wajarnya ditentukan dengan values are determined using valuation
menggunakan teknik penilaian termasuk techniques including the discounted
model discounted cash flow. Masukan cash flow model. The inputs to these
untuk model tersebut dapat diambil dari models are taken from observable
pasar yang dapat diobservasi, tetapi markets where possible, but where this
apabila hal ini tidak dimungkinkan, is not feasible, a degree of judgments is
sebuah tingkat pertimbangan required in establishing fair values. The
disyaratkan dalam menetapkan nilai judgments include considerations of
wajar. Pertimbangan tersebut mencakup inputs such as liquidity risk, credit risk
penggunaan masukan seperti risiko and volatility. Changes in assumptions
likuiditas, risiko kredit dan volatilitas. about these factors could affect the
Perubahan dalam asumsi mengenai reported fair values of financial
faktor-faktor tersebut dapat instruments.
mempengaruhi nilai wajar dari
instrumen keuangan yang dilaporkan.

· Estimasi masa manfaat aset tidak · Estimating useful lives of intangible


berwujud assets

Perusahaan mengestimasi masa The Company estimates the useful lives


manfaat dari aset tidak berwujud of its intangible assets based on
berdasarkan utilisasi dari aset yang expected asset utilization as anchored
diharapkan dapat didukung dengan on business plans and strategies that
rencana dan strategi usaha yang juga also consider expected future
mempertimbangkan perkembangan technological developments and market
teknologi di masa depan dan perilaku behavior. The estimation of the useful
pasar. Estimasi dari masa manfaat aset lives of intangible assets is based on the
tidak berwujud adalah berdasarkan Company’s collective assessment of
penelaahan Perusahaan secara kolektif industry practice, internal technical
terhadap praktek industri, evaluasi evaluation and experience with similar
teknis internal dan pengalaman untuk assets.
aset yang setara.

30
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI 3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS,


DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

· Realisasi dari aset pajak tangguhan · Realizability of deferred tax assets


Perusahaan melakukan penelaahan The Company reviews the carrying
atas nilai tercatat aset pajak tangguhan amounts of deferred tax assets at the
pada setiap akhir periode pelaporan dan end of each reporting period and
mengurangi nilai tersebut sampai reduces these to the extent that it is no
sebesar kemungkinan aset tersebut longer probable that sufficient taxable
tidak dapat direalisasikan, dimana income will be available to allow all or
penghasilan kena pajak yang tersedia part of the deferred tax assets to be
memungkinkan untuk penggunaan utilized. The Company’s assessment on
seluruh atau sebagian dari aset pajak the recognition of deferred tax assets on
tangguhan tersebut. Penelaahan deductible temporary differences is
Perusahaan atas pengakuan aset pajak based on the level and timing of
tangguhan untuk perbedaan temporer forecasted taxable income of the
yang dapat dikurangkan didasarkan subsequent reporting periods. This
atas tingkat dan waktu dari penghasilan forecast is based on the Company’s
kena pajak yang ditaksirkan untuk past results and future expectations on
periode pelaporan berikutnya. Taksiran revenues and expenses as well as
ini berdasarkan hasil pencapaian future tax planning strategies. However,
Perusahaan di masa lalu dan ekspektasi there is no assurance that the Company
di masa depan terhadap pendapatan will generate sufficient taxable income to
dan beban, sebagaimana juga dengan allow all or part of the deferred tax
strategi perencanaan perpajakan di assets to be utilized.
masa depan. Tetapi tidak terdapat
kepastian bahwa Perusahaan dapat
menghasilkan penghasilan kena pajak
yang cukup untuk memungkinkan
penggunaan sebagian atau seluruh
bagian dari aset pajak tangguhan
tersebut.

· Estimasi cadangan untuk kerugian · Estimating allowance for impairment


penurunan nilai atas piutang usaha loss on trade receivables

Apabila terdapat bukti objektif bahwa If there is an objective evidence that an


rugi penurunan nilai telah terjadi atas impairment loss has been incurred on
piutang usaha, Perusahaan trade receivables, the Company
mengestimasi cadangan untuk kerugian estimates the allowance for impairment
penurunan nilai atas piutang usaha losses related to its trade receivables
yang secara khusus diidentifikasi ragu- that are specifically identified as doubtful
ragu untuk ditagih. Tingkat cadangan for collection. The level of allowance is
ditelaah oleh manajemen dengan dasar evaluated by management on the basis
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat of factors that affect the collectibility of
tertagihnya piutang tersebut. the receivables.

31
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI 3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS,


DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

· Estimasi cadangan untuk kerugian · Estimating allowance for impairment


penurunan nilai atas piutang usaha loss on trade receivables

Dalam kasus ini, Perusahaan In such a case, the Company uses


menggunakan pertimbangan judgment based on the best available
berdasarkan fakta-fakta terbaik yang facts and circumstances, including but
tersedia dan situasi-situasi, termasuk not limited to, the length of the
tetapi tidak terbatas pada, lama Company’s relationship with the
hubungan Perusahaan dengan customers and the customers’ credit
pelanggan dan status kredit pelanggan status based on third-party credit reports
berdasarkan laporan dari pihak ketiga and known market factors, to record
dan faktor-faktor pasar yang telah specific reserves for customers against
diketahui, untuk mengakui pencadangan amounts due in order to reduce the
spesifik untuk pelanggan terhadap Company’s receivables to amounts that
jumlah yang jatuh tempo untuk it expects to collect. These specific
menurunkan piutang Perusahaan ke reserves are re-evaluated and adjusted
jumlah yang diharapkan dapat ditagih. as additional information received
Pencadangan secara spesifik ini affects the amounts estimated. In
ditelaah dan disesuaikan jika terdapat addition to specific allowance against
informasi tambahan yang diterima yang individually significant receivables, the
mempengaruhi jumlah yang Company also assesses a collective
diestimasikan. Sebagai tambahan atas impairment allowance against credit
cadangan terhadap piutang yang secara exposure of its customers which are
individual signifikan, Perusahaan juga grouped based on common credit
meneliti cadangan penurunan nilai characteristic, which group, although not
secara kolektif terhadap risiko kredit specifically identified as requiring a
pelanggan mereka yang dikelompokkan specific allowance, has a greater risk of
berdasarkan karakteristik kredit yang default than when the receivables were
sama, yang meskipun tidak diidentifikasi originally granted to customers. This
secara spesifik memerlukan cadangan collective allowance is based on
tertentu, memiliki risiko yang lebih besar historical loss experience using various
tidak tertagih dibandingkan dengan factors such as historical performance of
piutang yang diberikan kepada the customers within the collective
pelanggan. Cadangan secara kolektif ini group, deterioration in the markets in
dihitung berdasarkan pengalaman which the customers operate, and
kerugian historis dengan menggunakan identified structural weaknesses or
faktor yang bervariasi seperti kinerja deterioration in the cash flows of
historis dari pelanggan dalam group customers.
kolektif, penurunan kinerja pasar
dimana pelanggan beroperasi, dan
kelemahan struktural yang diidentifikasi
atau penurunan kinerja arus kas dari
pelanggan.

32
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI 3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS,


DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

· Estimasi beban pensiun dan imbalan · Estimation of pension cost and other
kerja lainnya employee benefits

Beban dari program pensiun manfaat The cost of defined benefit plan and the
pasti dan nilai kini dari kewajiban present value of pension obligation are
pensiun ditentukan dengan determined using projected-unit-credit
menggunakan metode projected-unit- method. Actuarial valuation includes
credit. Penilaian aktuaris termasuk making various assumptions which
membuat variasi asumsi yang terdiri consist of, among other things, discount
dari, antara lain, tingkat diskonto, tingkat rates, expected rates of return on plan
pengembalian dana pensiun yang assets, rates of compensation increases
diharapkan, tingkat kenaikan and mortality rates. Actual results that
kompensasi dan tingkat kematian. Hasil differ from the Company’s assumptions
aktual yang berbeda dengan asumsi are recognized as income or expense
Perusahaan diakui sebagai pendapatan when the net cumulative unrecognized
atau beban ketika akumulasi laba atau actuarial gains and losses at the end of
rugi aktuarial bersih pada akhir masa the previous reporting period exceed
periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% of the higher of the present value
10% dari mana yang lebih tinggi antara of defined benefit obligation and the fair
nilai kini dari kewajiban manfaat pasti value of plan assets at that date. Due to
dan nilai wajar dari dana pensiun pada the complexity of the valuation, the
tanggal tersebut. Dikarenakan underlying assumptions and its long-
kompleksitas dari penilaian, dasar term nature, a defined benefit obligation
asumsi dan periode jangka panjang, is highly sensitive to changes in
kewajiban manfaat pasti sangat sensitif assumptions.
terhadap perubahan asumsi.

Perusahaan percaya bahwa asumsi While the Company believes that its
mereka adalah memadai dan tepat, assumptions are reasonable and
perbedaan signifikan dalam appropriate, significant differences in the
pengalaman aktual Perusahaan atau Company’s actual experience or
perubahan signifikan dalam asumsi significant changes in its assumptions
dapat mempengaruhi secara material may materially affect the costs and
beban dan kewajiban pensiun dan obligations of pension and other long-
imbalan kerja jangka panjang lainnya. term employee benefits. All assumptions
Semua asumsi ditelaah pada setiap are reviewed at each reporting date.
tanggal pelaporan.

· Pengakuan pendapatan · Revenue recognition


Berdasarkan Perjanjian Revisi, In accordance with the Revised
pendapatan Perusahaan berdasarkan Agreement, the Company’s revenue is
volume air yang ditagih kepada dan based on water billed to and collected
dibayar oleh pelanggan. from customers.

Perusahaan menggunakan estimasi dan The Company uses estimation and


asumsi untuk menghitung volume air assumptions to calculate the water
yang dibayar oleh pelanggan untuk volume collected for the current month.
tagihan air bulan berjalan. Hal ini This is done because the data on actual
dilakukan karena jumlah aktual tagihan water bill collected are received only in
air yang dibayar baru dapat diperoleh the following month. Estimation and
pada bulan berikutnya. Estimasi dan assumptions that are used by the
asumsi yang digunakan oleh Company is based on historical
Perusahaan mengacu pada data-data collection data on water billed compared
historis penerimaan pembayaran to total water billed.
tagihan air dibandingkan jumlah tagihan
air.
33
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI 3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS,


DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

· Biaya Penggunaan air curah olahan · Cost of bulk treated water

Perusahaan menggunakan estimasi dan The Company uses estimation and


asumsi dalam menghitung harga air assumptions to calculate the price of
curah olahan. bulk treated water.

Harga air curah olahan yang harus The price of bulk treated water which
dibayar oleh Perusahaan untuk tahun has to be paid by the Company for the
berjalan merupakan kesepakatan antara current year is based on an agreement
PAM Jaya dan PDAM Tirta Kerta between PAM Jaya and PDAM Tirta
Raharja Kabupaten Tangerang. Kerta Raharja Kabupaten Tangerang.
Perusahaan sebagai operator tidak The Company as operator is not
terlibat dalam penentuan harga air involved in the negotiation process of
curah olahan. the bulk treated water price.

Kesepakatan mengenai harga air curah Since an agreement on the price of bulk
olahan tersebut pada umumnya terjadi treated water is reached after year-end
terjadi setelah tanggal laporan akhir closing date, the Company accrues the
tahun berjalan, Perusahaan mencatat price of bulk treated water based on the
harga air curah olahan pada tahun best estimation and assumptions using
berjalan berdasarkan estimasi dan historical data.
asumsi terbaik dengan mengacu pada
data-data historis.

· Ketidakpastian liabilitas perpajakan · Uncertain tax exposure

Dalam situasi tertentu, Perusahaan In certain circumstances, the Company


tidak dapat menentukan secara pasti may not be able to determine the exact
jumlah liabilitas pajak mereka pada saat amount of its current or future tax
ini atau masa depan karena proses liabilities due to ongoing investigations
pemeriksaan, atau negosiasi dengan by, or negotiations with, the taxation
otoritas perpajakan. Ketidakpastian authority. Uncertainties exist with
timbul terkait dengan interpretasi dari respect to the interpretation of complex
peraturan perpajakan yang kompleks tax regulations and the amount and
dan jumlah dan waktu dari penghasilan timing of future taxable income. In
kena pajak di masa depan. Dalam determining the amount to be
menentukan jumlah yang harus diakui recognized in respect of an uncertain
terkait dengan liabilitas pajak yang tidak tax liability, the Company applies similar
pasti, Perusahaan menerapkan considerations as it would use in
pertimbangan yang sama yang akan determining the amount of a provision to
mereka gunakan dalam menentukan be recognized in accordance with PSAK
jumlah cadangan yang harus diakui No. 57, “Provisions, Contingent
sesuai dengan PSAK No. 57, “Provisi, Liabilities and Contingent Assets”. The
Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Company makes an analysis of all tax
Kontinjensi”. Perusahaan membuat positions related to income taxes to
analisa untuk semua posisi pajak terkait determine if a tax liability for
dengan pajak penghasilan untuk unrecognized tax benefit should be
menentukan jika liabilitas pajak untuk recognized.
manfaat pajak yang belum diakui harus
diakui.

34
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

4. KAS DAN BANK 4. CASH ON HAND AND IN BANKS

Akun ini terdiri dari: This account consists of the following:

2012 2011 2010

Kas Cash on hand


Dolar Amerika Serikat (US$39.027 United States dollar (US$39,027
pada tahun 2012, US$39.192 in 2012, US$39,192
pada tahun 2011 dan US$37.889 in 2011 and US$37,889
pada tahun 2010) 377.391.090 355.393.056 340.659.999 in 2010)
Rupiah 180.538.081 193.471.371 248.357.909 Rupiah
Dolar Singapura (Sin $6.667 Singapore dollar (Sin$6,667
pada tahun 2012, Sin$4.680 in 2012, Sin$4,680
pada tahun 2011 dan Sin$1.689 in 2011 and Sin$1,689
tahun 2010) 52.717.243 32.638.320 11.793.810 in 2010)
Dolar Australia (AUD3.275 pada Australian dollar (AUD3,275 in
tahun 2012, 2011 dan tahun 2010) 32.833.152 30.139.825 29.941.720 2012, 2011 and 2010)
Euro (EUR2.498 pada tahun 2012, Euro (EUR2,498 in 2012,
EUR1.101 pada tahun 2011 EUR1,101 in 2011
dan EUR786 pada tahun 2010) 32.002.105 12.924.639 9.398.925 and EUR786 in 2010)
Mata uang asing lainnya 25.332.879 21.740.488 21.592.993 Other foreign currencies

Jumlah kas 700.814.550 646.307.699 661.745.356 Total cash on hand

Bank Cash in banks


Pihak-pihak berelasi (Catatan 5) Related party (Note 5)
Rupiah Rupiah
PT Bank Permata Tbk 81.456.701.654 96.321.164.575 121.052.289.514 PT Bank Permata Tbk

Pihak ketiga Third parties


Rupiah Rupiah
Deutsche Bank AG 251.144.241.953 145.594.474.869 112.322.416.187 Deutsche Bank AG
PT Bank Central Asia Tbk 14.788.332.124 12.470.352.594 16.275.202.832 PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Bumiputera PT Bank Bumiputera
Indonesia Tbk 45.785.025 45.132.846 44.282.507 Indonesia Tbk
Euro Euro
Deutsche Bank AG Deutsche Bank AG
(EUR372.105 pada (EUR372,105
tahun 2012, EUR115.579 in 2012, EUR115,579
pada tahun 2011 dan in 2011 and
EUR61.619 pada EUR61,619
tahun 2010) 4.766.617.760 1.356.781.881 736.691.080 in 2010)
Dolar Amerika Serikat United States dollar
Deutsche Bank AG (US$86.041 Deutsche Bank AG
pada tahun 2012, (US$86,041in 2012,
US$54.594 pada tahun US$54,594 in 2011
2011 dan US$77.092 and US$77,092)
pada tahun 2010) 832.018.476 495.058.392 693.126.529 in 2010

Jumlah bank - pihak ketiga 271.576.995.338 159.961.800.582 130.071.719.135 Total cash in banks - third parties

Jumlah bank 353.033.696.992 256.282.965.157 251.124.008.649 Total cash in banks

Jumlah kas dan bank 353.734.511.542 256.929.272.856 251.785.754.005 Total cash on hand and in banks

5. TRANSAKSI DAN AKUN DENGAN PIHAK-PIHAK 5. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH


BERELASI RELATED PARTIES

Perusahaan, dalam kegiatan usaha normal, In the normal course of business, the Company
melakukan beberapa transaksi dengan pihak-pihak entered into transactions with related parties. The
berelasi. Transaksi-transaksi dan saldo akun significant transactions and related account
signifikan yang terkait dengan pihak-pihak berelasi balances with related parties are as follows:
adalah sebagai berikut:

35
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

5. TRANSAKSI DAN AKUN DENGAN PIHAK-PIHAK 5. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH


BERELASI (lanjutan) RELATED PARTIES (continued)
Persentase Terhadap Jumlah
Aset (%)/
Jumlah/Amount Percentage to Total Assets (%)

2012 2011 2010 2012 2011 2010

Piutang pihak-pihak berelasi Due from related parties


GDF-Suez 1.553.158.239 945.188.346 952.391.876 0,077 0,048 0,0545 GDF-Suez
PT Tirta Lyonnaise Medan - - 4.313.700 - - 0,0002 PT Tirta Lyonnaise Medan

Jumlah 1.553.158.239 945.188.346 956.705.576 0,077 0,048 0,0547 Total

Persentase Terhadap Jumlah


Liabilitas (%)/
Jumlah/ Percentage to Total
Amount Liabilities (%)

2012 2011 2010 2012 2011 2010

Hutang pihak-pihak berelasi Due to related parties


Suez ENVIRONNEMENT 31.377.470.488 32.649.741.944 29.142.765.744 4,169 4,494 4,133 Suez ENVIRONNEMENT
PT Sigap Astria Prima 5.268.794.135 2.724.647.133 5.174.259.087 0,700 0,375 0,734 PT Sigap Astria Prima
PT Serasi Autoraya 1.744.890.970 1.864.563.247 - 0,232 0,257 - PT Serasi Autoraya
PT Astra Graphia 1.029.158.100 2.057.446.425 - 0,137 0,283 - PT Astra Graphia
Suez ENVIRONNEMENT Suez ENVIRONNEMENT
CIRSEE 353.773.362 424.278.340 668.903.857 0,047 0,058 0,095 CIRSEE
GDF-Suez 190.020.823 174.128.322 177.351.591 0,025 0,024 0,025 GDF-Suez
Lain-lain 1.706.475.661 1.409.343.358 512.437.115 0,227 0,194 0,072 Others

Jumlah 41.670.583.539 41.304.148.769 35.675.717.394 5,537 5,685 5,059 Total

Persentase Terhadap Beban yang


Bersangkutan (%)/
Jumlah/ Percentage to Total Related
Amount Expenses (%)

2012 2011 2010 2012 2011 2010

Beban usaha Operating expenses


Suez ENVIRONNEMENT 34.154.831.058 32.754.343.356 30.974.501.223 14,27 13,48 16,38 Suez ENVIRONNEMENT
PT Sigap Astria Prima 10.763.642.475 10.505.825.893 7.310.151.474 4,49 4,32 3,87 PT Sigap Astria Prima
PT Serasi Autoraya 5.946.261.195 3.064.643.678 2.654.825.000 2,49 1,26 1,40 PT Serasi Autoraya
PT Astra Graphia 586.940.200 992.692.272 1.272.540.139 0,25 0,41 0,67 PT Astra Graphia
Lain-lain 107.469.055 249.240.762 317.859.032 0,04 0,10 0,17 Others

Jumlah 51.559.143.983 47.566.745.961 42.529.876.868 21,54 19,57 22,49 Total

a. Perjanjian Penggunaan Keahlian Teknik a. Know-how License Agreement


(Know-how License Agreement)

Pada tanggal 15 Januari 1998, Perusahaan On January 15, 1998, the Company entered
mengadakan Perjanjian Penggunaan Keahlian into a Know-how License Agreement with
Teknik dengan Suez ENVIRONNEMENT di Suez ENVIRONNEMENT whereby Suez
mana Suez ENVIRONNEMENT menyetujui ENVIRONNEMENT agreed to grant the
memberikan hak yang bersifat tidak ekslusif Company non-exclusive and non-transferable
(non-exclusive) dan tidak dapat right and license to use the licensed know-how
dipindahtangankan (non-transferable) kepada solely in connection with the Project.
Perusahaan untuk menggunakan lisensi The Company agreed to pay Suez
penggunaan keahlian teknik yang hanya ENVIRONNEMENT an annual know-how fee
berkaitan dengan Proyek. Sebagai as compensation, equivalent to 4 percent of
kompensasi, Perusahaan menyetujui untuk the Company’s annual revenues. The Know-
membayar beban tahunan atas lisensi how License Agreement was amended on
penggunaan keahlian teknik kepada Suez October 10, 2005 to reduce the annual know-
ENVIRONNEMENT sebesar 4 persen dari how fee from 4% to 2.5% starting in 2004 up to
pendapatan tahunan Perusahaan. Perjanjian 2012, 2% starting in 2013 up to 2017 and 1%
Penggunaan Keahlian Teknik telah diubah from the year 2018 and onwards in
pada tanggal 10 Oktober 2005, untuk accordance with the Addendum dated
mengurangi beban keahlian teknik tahunan December 24, 2004 to the Revised
dari 4% menjadi 2,5% mulai dari 2004 hingga Agreement.
2012, 2% mulai dari 2013 hingga 2017,
36
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

5. TRANSAKSI DAN AKUN DENGAN PIHAK-PIHAK 5. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH


BERELASI (lanjutan) RELATED PARTIES (continued)

a. Perjanjian Penggunaan Keahlian Teknik a. Know-how License Agreement (continued)


(Know-how License Agreement) (lanjutan)

dan 1% dari tahun 2018 dan seterusnya sesuai


dengan Addendum Perjanjian Revisi tanggal
24 Desember 2004.

b. GDF-Suez (dahulu Suez) dan Suez b. GDF-Suez (formerly Suez) and Suez
ENVIRONNEMENT memberikan bantuan ENVIRONNEMENT provided to the Company
tertentu kepada Perusahaan untuk berbagai certain assistance on various matters such as
macam bidang antara lain sumber daya human resources, treasury, law, technical
manusia, keuangan, hukum, teknik dan matters and management.
manajemen.

Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan As of December 31, 2012, 2011 and 2010, the
2010, liabilitas yang terjadi akibat bantuan liabilities arising from the assistance provided,
yang diberikan masing-masing sebesar which amounted to Rp2,250,269,844,
Rp2.250.269.844, Rp2.218.940.868 dan Rp2,218,940,868 and Rp2,455,893,561,
Rp2.455.893.561, disajikan sebagai bagian respectively, are shown as part of Due to
dari Hutang pihak-pihak berelasi. Related Parties.

c. Perusahaan mempunyai rekening bank di c. The Company maintains rupiah bank account in
PT Bank Permata Tbk dalam bentuk rupiah PT Bank Permata Tbk with balance amounting
senilai masing – masing sebesar to Rp81,456,701,654, Rp96,321,164,575 and
Rp81.456.701.654, Rp96.321.164.575 dan Rp121,052,289,514 as of December 31, 2012,
Rp121.052.289.514 per 31 Desember 2012, 2011 and 2010, respectively, which represents
2011 dan 2010, dengan persentase masing- 3.99%, 4.97% and 6.92%, respectively, of total
masing terhadap jumlah aset adalah sebesar assets.
3,99%, 4,97% dan 6,92%.

d. Berikut adalah pihak-pihak berelasi karena d. The following related parties either have the
memiliki pemegang saham induk atau same ultimate shareholders or shareholders as
pemegang saham yang sama dengan those with the Company and other related
Perusahaan dan pihak-pihak berelasi lainnya: parties:

Pihak-pihak berelasi Relasi/Relationship Related party


GDF-Suez Pemegang saham induk/Ultimate stockholder GDF-Suez
PT Tirta Lyonnaise Medan Pemegang saham sama/Same stockholder PT Tirta Lyonnaise Medan
Suez ENVIRONNEMENT Pemegang saham sama/Same stockholder Suez ENVIRONNEMENT
PT Astra Graphia Pemegang saham induk yang sama/Same ultimate stockholder PT Astra Graphia
Suez ENVIRONNEMENT CIRSEE Pemegang saham sama/Same stockholder Suez ENVIRONNEMENT CIRSEE
PT Sigap Astria Prima Pemegang saham induk yang sama/Same ultimate stockholder PT Sigap Astria Prima
PT Serasi Auto Raya Pemegang saham induk yang sama/Same ultimate stockholder PT Serasi Auto Raya
PT Degremont Pemegang saham induk yang sama/Same ultimate stockholder PT Degremont
PT Bank Permata Tbk Pemegang saham induk yang sama dengan Astratel/ PT Bank Permata Tbk
Same ultimate stockholder with Astratel

Pihak-pihak berelasi Jenis transaksi/Transaction types Related party

PT Tirta Lyonnaise Medan Jasa teknis/Technical service PT Tirta Lyonnaise Medan


Suez ENVIRONNEMENT Jasa teknis/Technical service Suez ENVIRONNEMENT
PT Astra Graphia Jasa penyewaan peralatan kantor/Office equipment rental service PT Astra Graphia
Suez ENVIRONNEMENT CIRSEE Jasa teknis/Technical service Suez ENVIRONNEMENT CIRSEE
PT Sigap Astria Prima Jasa keamanan/Security service PT Sigap Astria Prima
PT Serasi Auto Raya Jasa penyewaan kendaraan/Vehicle rental service PT Serasi Auto Raya
PT Degreemont Jasa teknis/Technical service PT Degreemont
PT Bank Permata Tbk Jasa keuangan dan perbankan/ PT Bank Permata Tbk
Financial and banking service

37
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

6. PIUTANG USAHA 6. TRADE RECEIVABLES

Rincian akun ini adalah sebagai berikut: The details of this account are as follows:
2012 2011 2010

Tagihan air yang belum dibayar 509.158.862.851 477.410.707.304 434.545.491.475 Water billed to be collected
Estimasi volume tagihan air Estimated uncollectible portion
yang tidak tertagih (344.765.537.772) (304.223.813.335) (267.325.103.280) of billed volume

Piutang usaha - bersih 164.393.325.079 173.186.893.969 167.220.388.195 Trade receivables - net

Tagihan air yang belum dibayar merupakan tagihan Water billed to be collected represents billings to
air kepada pelanggan berdasarkan tarif yang customers based on tariffs approved by the
disetujui oleh Pemerintah DKI Jakarta. Government of DKI Jakarta.

Estimasi volume tagihan air yang tidak tertagih The estimated uncollectible portion of billed volume
disajikan sebagai pengurang atas piutang usaha is presented as a deduction to trade receivables to
untuk mencerminkan estimasi jumlah yang dapat reflect the estimated amount the Company is
diterima Perusahaan dari jumlah tagihan air expected to receive from the total water billings to
kepada pelanggan (Catatan 23). customers (Note 23).

Analisa umur piutang usaha untuk tagihan air yang The aging analysis of trade receivables on water
belum dibayar disajikan sebagai berikut: billed to be collected is presented below:

2012 2011 2010

Lancar 209.891.979.739 201.972.750.846 199.726.416.720 Current


Jatuh tempo Overdue
1-30 hari 13.255.830.791 10.411.217.516 11.747.362.968 1-30 days
31-60 hari 7.187.167.832 7.232.998.764 6.162.614.081 31-60 days
Lebih dari 60 hari 278.823.884.489 257.793.740.178 216.909.097.706 Over 60 days

Jumlah 509.158.862.851 477.410.707.304 434.545.491.475 Total

Mutasi dari estimasi volume tagihan air yang tidak The changes in the estimated uncollectible portion
tertagih adalah sebagai berikut: of billed volume are as follows:

2012 2011 2010

Saldo awal tahun 304.223.813.335 267.325.103.280 213.546.445.984 Balance at beginning of year


Penambahan selama tahun berjalan 50.817.752.444 49.053.320.214 60.750.707.787 Additions during the year
Pemulihan selama tahun berjalan (10.276.028.007) (12.154.610.159) (6.972.050.491) Reversals during the year

Saldo akhir tahun 344.765.537.772 304.223.813.335 267.325.103.280 Balance at end of year

Estimasi volume tagihan air yang tidak tertagih The estimated uncollectible portion of billed volume
merupakan saldo akumulasi dari tahun 1998 (saat represents cumulative balance from 1998 (start of
dimulainya Perjanjian Kerjasama - Catatan 1c). the Cooperation Agreement - Note 1c).

Berdasarkan analisa dari status saldo piutang Based on the review of the status of trade
usaha pada akhir tahun, manajemen Perusahaan receivables at the end of the year, the Company’s
berkeyakinan bahwa piutang usaha - bersih dapat management is of the opinion that the net trade
tertagih. receivables are fully collectible.

Pada tanggal 31 Desember 2012, tidak ada piutang As of December 31, 2012, there are no trade
usaha yang dijaminkan untuk pinjaman tertentu. receivables that have been pledged as collateral
for certain loans.

38
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

7. PENERIMAAN TAGIHAN YANG DITAHAN 7. BILL COLLECTIONS RETAINED


Akun ini merupakan jumlah uang tunggakan yang This account represents collections of overdue bills
telah tertagih dari pelanggan selama bulan from customers during the period August 2010 -
Agustus 2010 - Desember 2012 yang ditahan oleh December 2012 which have been retained by PAM
PAM Jaya sehubungan dengan Penerapan Jaya in connection with the implementation of
PERDA 11 Tahun 1993 mengenai prosedur PERDA 11 Year 1993 on the disconnection
pemutusan sambungan pelanggan yang terlambat procedures for handling late payments by
melakukan pembayaran. Penerapan PERDA 11 customers. The implementation procedures of
Tahun 1993 tersebut telah disepakati oleh PAM PERDA 11 Year 1993 have been agreed by PAM
Jaya dan Perusahaan dalam Nota Kesepahaman Jaya and the Company under a Memorandum of
dengan PAM Jaya (Nota) tanggal 10 Juli 2009. Understanding (“MOU”) dated July 10, 2009.
Dalam Nota ini kedua belah pihak sepakat atas Pursuant to the MOU, PAM Jaya and the Company
prosedur operasional pelaksanaan ketentuan have agreed upon the operational procedures for
Pasal 21 PERDA 11 Tahun 1993 mengenai the implementation of Clause 21 of PERDA 11
prosedur pemutusan sambungan pelanggan yang Year 1993 regarding disconnection procedures for
terlambat melakukan pembayaran berdasarkan handling late payments by customers based on
kriteria pelanggan tertentu (Catatan 1c). Baik Nota certain criteria (Note 1c). However, neither the
maupun PERDA 11 Tahun 1993 tidak ada MOU nor the PERDA 11 Year 1993 has any
ketentuan mengenai penahanan atas provision on retention for non-compliance.
ketidakpatuhan.
Pada tanggal 14 Agustus 2012, PAM Jaya dan On August 14, 2012, PAM Jaya and the Company
Perusahaan menandatangani berita acara signed the minutes of settlement for bill collections
penyelesaian penerimaan tagihan yang ditahan retained during the period August 2010 –
untuk periode Agustus 2010 – Desember 2011. December 2011. As jointly agreed, the shortfall
Seperti yang disepakati bersama, Perusahaan shall be reduced by Rp30,026,135,830 (Notes 9
telah setuju untuk melakukan pengurangan and 32), and the Company will be paid for the
shortfall sebesar Rp30.026.135.830 (Catatan 9 outstanding bill collections retained for the same
dan 32), sehingga Perusahaan dapat menerima period.
seluruh tagihan yang ditahan selama periode
tersebut.

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa atas The Company’s management is of the opinion that
jumlah uang penagihan yang ditahan dapat ditagih the balance of bill collections retained is fully
sepenuhnya. collectible.

8. PERSEDIAAN 8. INVENTORIES
Persediaan terdiri dari: Inventories consist of:
2012 2011 2010

Pipa dan peralatan untuk


jaringan distribusi 36.911.705.169 25.377.909.452 17.955.101.963 Pipes and fittings for distribution network
Bahan kimia untuk pengolahan air 4.145.095.221 2.744.902.960 2.292.261.916 Chemical products for water treatment

Jumlah 41.056.800.390 28.122.812.412 20.247.363.879 Total


Penyisihan untuk persediaan usang (1.792.704.664) (1.792.704.664) (1.792.704.664) Allowance for inventory losses

Bersih 39.264.095.726 26.330.107.748 18.454.659.215 Net

Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa The Company’s management is of the opinion that
jumlah penyisihan untuk persediaan usang adalah the allowance for inventory losses is adequate to
cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas cover possible losses of inventories and the
persediaan usang dan nilai persediaan yang ada carrying values of inventories already reflect their
telah mencerminkan nilai realisasi bersih. net realizable values.

39
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

8. PERSEDIAAN (lanjutan) 8. INVENTORIES (continued)

Persediaan diasuransikan terhadap risiko Inventories are covered by insurance against


kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan losses from fire and other risks under blanket
suatu paket polis asuransi yang meliputi pula aset policies also covering concession assets (Note 10).
konsesi di dalamnya (Catatan 10). Manajemen The Company’s management believes that
Perusahaan berpendapat bahwa nilai the coverage is adequate to cover possible
pertanggungan asuransi tersebut adalah losses arising from such risks.
cukup untuk menutup kemungkinan
kerugian atas persediaan yang mungkin timbul
akibat risiko-risiko tersebut.

9. PIUTANG PAM JAYA 9. RECEIVABLES FROM PAM JAYA


Piutang PAM Jaya terdiri dari: Receivables from PAM Jaya consist of:
2012 2011 2010

Kekurangan penerimaan bagian


pendapatan (shortfall) 407.646.656.783 393.822.357.282 325.388.347.688 Shortfall
Jumlah terhutang lainnya (other monies) 30.389.060.553 30.389.060.553 30.389.060.553 Other monies

Jumlah 438.035.717.336 424.211.417.835 355.777.408.241 Total


Penyesuaian nilai wajar (56.203.284.758) (63.060.722.165) (60.945.687.165) Adjustment to fair value

Bersih 381.832.432.578 361.150.695.670 294.831.721.076 Net

a. Shortfall a. Shortfall
Akun ini merupakan perbedaan antara tarif This account represents the difference
yang ditagih dari dan baik yang belum atau between the tariff billed which is either
sudah dibayar oleh pelanggan dikurangi collected or not yet collected from customers
dengan Kebutuhan Utama Pihak Pertama minus First Party Primary Requirements and
dengan imbalan air yang diterima Perusahaan water charge on volume of water billed. The
(water charge) atas volume yang sudah ditagih details of this account follow:
dan dibayar. Rincian akun ini adalah sebagai
berikut:
2012 2011 2010

Ditagih dan dibayar


oleh pelanggan 324.317.036.918 315.947.462.364 251.713.811.955 Billed to and collected from customers
Ditagih tetapi belum dibayar Billed to but not yet
oleh pelanggan 83.329.619.865 77.874.894.918 73.674.535.733 collected from customers

Jumlah 407.646.656.783 393.822.357.282 325.388.347.688 Total

Besarnya kisaran tarif yang dikenakan kepada The tariff rates charged to customers and the
pelanggan dan imbalan air yang diterima average rates of water charge received by the
3
Perusahaan untuk setiap meter kubik (m3) air Company per cubic meter (m ) of water are as
adalah sebagai berikut: follows:
2012 2011 2010

Tarif 1.050-14.650 1.050-14.650 1.050-14.650 Tariff


Imbalan air Water charge
Januari-Desember 7.248,15 7.248,15 7.248,15 January-December

40
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

9. PIUTANG PAM JAYA (lanjutan) 9. RECEIVABLES FROM PAM JAYA (continued)

a. Shortfall (lanjutan) a. Shortfall (continued)

Sejak tahun 2010, PAM Jaya memutuskan Since 2010, PAM Jaya decided to prevent the
untuk menghentikan indeksasi imbalan air application of water charge indexation
otomatis sebagaimana ditetapkan dalam automatically granted under the Revised
Perjanjian Revisi. Oleh karena itu untuk Agreement. Accordingly, for the first and
semester satu dan dua tahun 2011 dan 2010 second semesters of 2011 and 2010, the
Perusahaan tetap menggunakan indeksasi Company used the second semester of 2009
imbalan air yang berlaku pada semester dua agreed water charge indexation amounting to
3
tahun 2009 sebesar Rp7.248,15 per meter Rp7,248.15 per cubic meter (m ).
3
kubik (m ).
PAM Jaya menghentikan indeksasi atas PAM Jaya prevented the automatic indexation
imbalan air otomatis untuk menegosiasikan of water charge to renegotiate the Revised
kembali Perjanjian Revisi terutama dalam Agreement particularly in reducing the internal
menurunkan internal rate of return (IRR) rate of return (IRR) as mentioned in PAM
sebagaimana disampaikan PAM Jaya dalam Jaya’s letter No. 382/-072 dated February 23,
surat No. 382/-072 tanggal 23 Februari 2010. 2010.

Sampai dengan tanggal laporan ini, proses Until the date of this report, the renegotiation
renegosiasi masih berjalan dan belum process has been taking place and the existing
menghasilkan kesepakatan baru sehingga Revised Agreement remains valid, which
tindakan PAM Jaya untuk menghentikan proses makes PAM Jaya’s action to prevent the water
indeksasi imbalan air yang telah diatur dalam charge indexation process as stipulated in the
Perjanjian Revisi merupakan pelanggaran Revised Agreement to be considered as a
Perjanjian Revisi yang telah disepakati dan breach of the Revised Agreement which was
ditandatangani oleh Perusahaan dan PAM previously agreed to and signed by PAM Jaya
Jaya. and the Company.

Berdasarkan perhitungan indeksasi imbalan air Based on the indexation of water charge under
secara kontraktual berdasarkan Perjanjian the Revised Agreement, as proposed to PAM
Revisi yang telah disampaikan kepada PAM Jaya, the rates of water charge per cubic
Jaya, tingkat imbalan air setiap kubik meter meter should become as follows:
seharusnya akan menjadi sebagai berikut:

2012 2011 2010

Semester I 8.425,40 7.957,87 7.488,23 1st Semester


Semester II 8.629,29 8.101,78 7.548,61 2nd Semester

Jika indeksasi tahun 2012, 2011 dan 2010 If the 2012, 2011 and 2010 indexations were
digunakan, maka shortfall per 31 Desember applied, the shortfall as of December 31, 2012,
2012, 2011 dan 2010 akan mengalami 2011 and 2010 would have increased (Note
kenaikan (Catatan 23). 23).

41
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

9. PIUTANG PAM JAYA (lanjutan) 9. RECEIVABLES FROM PAM JAYA (continued)

a. Shortfall (lanjutan) a. Shortfall (continued)

Mutasi Piutang PAM Jaya untuk air yang The movements of the receivable from PAM
ditagih dan dibayar adalah sebagai berikut: Jaya for water billed and collected are as
follows:
2012 2011 2010

Saldo awal tahun 315.947.462.364 251.713.811.955 204.499.977.164 Balance at beginning of year

Jumlah kas yang diterima dari Total cash collected


pelanggan di from customers available
rekening escrow (1.215.874.614.928) (1.156.590.230.371) (1.099.971.845.535) in the escrow account
Kebutuhan Pihak Pertama 139.020.940.381 148.032.499.996 125.772.707.920 First Party Requirements
Bagian perusahaan
- imbalan air 1.120.640.460.481 1.072.791.380.784 1.021.412.972.406 Company’s share - water charge
Pengembalian keuntungan Refund of proceeds
penjualan aset (4.330.099.200) - - from assets disposal
Penalti atas target teknis (1.060.976.350) - - Technical penalty
Penyelesaian uang
tunggakan yang tertagih (30.026.135.830) - - Settlement of overdue bill collection

Kenaikan bersih selama Net increase


tahun berjalan 8.369.574.554 64.233.650.409 47.213.834.791 during the year

Saldo akhir tahun 324.317.036.918 315.947.462.364 251.713.811.955 Balance at end of year

Berdasarkan Surat Gubernur DKI Jakarta Based on the Governor of DKI Jakarta Support
No. 3126/072 tanggal 24 Desember 1997 Letter No. 3126/072 dated December 24, 1997
sebagaimana diubah dengan Surat as amended by Letter No. 1283/-1.778.1 dated
No. 1283/-1.778.1 tanggal 4 Mei 2001, May 4, 2001, the Government will cause PAM
Pemerintah akan membantu PAM Jaya, pihak Jaya, its successors and permitted assigns, to
penggantinya dan para penerima pengalihan discharge the PAM Jaya obligations under the
hak yang diizinkan dari pihak tersebut, untuk Agreement which are due and payable and
melepaskan PAM Jaya dari liabilitas yang jatuh unsatisfied by PAM Jaya. Based on the
tempo dan terhutang dan belum dapat Ministry of Finance Letter No. S-684/MK-
dipenuhi oleh PAM Jaya sebagaimana 01/1997 dated December 26, 1997, the
dijelaskan dalam Perjanjian. Berdasarkan Government of the Republic of Indonesia will
Surat Menteri Keuangan No. S-684/MK- support DKI Jakarta, its successors and
01/1997 tanggal 26 Desember 1997, permitted assignees, in fulfilling its payment
Pemerintah Republik Indonesia akan obligations under a Letter of Support which are
membantu DKI Jakarta, pihak pengganti dan due and payable and unsatisfied by DKI
para penerima pengalihan hak yang diizinkan Jakarta after DKI Jakarta has first used all
dari pihak tersebut, dalam hal pemenuhan available resources to fulfill the payment of
kewajiban mereka sesuai dengan surat such obligations.
pernyataan bantuan yang berlaku apabila DKI
Jakarta, setelah menggunakan semua sumber
yang tersedia untuk melakukan pembayaran
liabilitas-liabilitas tersebut, masih belum dapat
memenuhi liabilitas yang ada.

42
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

9. PIUTANG PAM JAYA (lanjutan) 9. RECEIVABLES FROM PAM JAYA (continued)


b. Jumlah terhutang lainnya b. Other monies
Jumlah terhutang lainnya pada tanggal Other monies as of December 31, 2012, 2011
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 terdiri and 2010 consist of:
atas:
Kelebihan beban usaha aktual terhadap Actual operating expenditure
proyeksi beban usaha exceeding approved
yang telah disetujui 80.752.403.396 operating budget
Penyesuaian tarif retroaktif Retroactive price adjustment
air curah olahan 52.291.837.099 of bulk treated water
Penggantian pembayaran Seconded employees’
uang pesangon 36.808.631.304 severance payments
Pembayaran uang pensiun Seconded employees’
karyawan yang diperbantukan 34.003.365.404 pension payments
Total pembayaran 203.856.237.203 Total reimbursements
Dikurangi kompensasi atas: Less compensation for:
Kerugian kekurangan pendapatan (165.963.000.000) Loss for revenue shortage
Denda atas keterlambatan
pembayaran Dapenmapamsi late
Dapenmapamsi (5.246.526.732) payment penalty
Denda atas kontrak untuk Contractual penalties for
tahun 2005-2007 (2.257.649.918) years 2005-2007
Bersih 30.389.060.553 Net

i. Berdasarkan Perjanjian Revisi, selama i. Based on the Revised Agreement, during the
Periode Transisi (22 Oktober 2001 sampai Transition Period (October 22, 2001 until
dengan tanggal 31 Desember 2002), December 31, 2002), the Company was
Perusahaan berhak memperoleh entitled to be reimbursed for the excess of
penggantian atas kelebihan beban usaha actual operating expenses recognized over
aktual yang dibebankan melampaui proyeksi the projected operating expenses (Schedule
beban usaha (Lampiran 6 dari Perjanjian 6 of the Revised Agreement).The total
Revisi). Jumlah kelebihan beban usaha amount of the excess of actual operating
aktual melampaui proyeksi beban usaha expenses over the projected operating
selama Periode Transisi adalah sebesar expenses during the Transition Period
Rp80.752.403.396, di mana terdapat amounted to Rp80,752,403,396, of which
Rp39.800.000.000 yang berasal dari tahun Rp39,800,000,000 pertains to 2001. In 2001,
2001. Pada tahun 2001, Perusahaan the Company recognized Rp16,816,875,000
mengakui sebesar Rp16.816.875.000 atau or 42% of this amount based on the
42% dari jumlah awal yang dapat ditagih Company’s management’s estimate of the
berdasarkan estimasi manajemen amount recoverable at that time. The
Perusahaan pada saat itu. Sisa 58% yang remaining 58% pertaining to 2001 and the
berasal dari tahun 2001 dan seluruh entire reimbursements pertaining to 2002
penggantian yang berasal dari tahun 2002 totaling Rp63,935,528,396 were recognized
sejumlah Rp63.935.528.396 diakui sebagai as income in 2008 upon official acceptance
pendapatan pada tahun 2008 saat jumlah thereof by PAM Jaya.
tersebut telah diakui secara formil oleh PAM
Jaya.
ii. Perjanjian Revisi tanggal 22 Oktober 2001 ii. The Revised Agreement dated October 22,
(Catatan 1c) juga mengatur apabila terjadi 2001 (Note 1c) provides that, in the event that
perubahan atas beban air baku atau air there is a change in the cost of raw water or
curah olahan yang diterapkan secara bulk treated water that is implemented
retroaktif atau sebelum hari terakhir dalam retroactively or before the last day of a
satu semester (dimana perubahan tersebut semester (wherein the changes are not
tidak dimasukkan pada formula covered in the indexation formula for that
penghitungan indeksasi pada semester semester), the Company is entitled to the
tersebut), Perusahaan berhak untuk
43
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

9. PIUTANG PAM JAYA (lanjutan) 9. RECEIVABLES FROM PAM JAYA (continued)

b. Jumlah terhutang lainnya (lanjutan) b. Other monies (continued)

mendapatkan penggantian sebesar bagian reimbursement of the portion not covered by


yang tidak dimasukkan ke dalam formula the indexation formula (Schedule 5 of the
penghitungan indeksasi tersebut (Lampiran 5 Revised Agreement). As of December 31,
dari Perjanjian Revisi). Pada 31 Desember 2012, the outstanding amount of the excess
2012, jumlah kelebihan beban aktual atas of actual cost over the cost applied in the
beban yang dimasukkan pada penghitungan indexation formula amounted to
formula indeksasi sebesar Rp87,542,789,042. In 2008, the Company
Rp87.542.789.042. Pada tahun 2008, recognized Rp52,291,837,099 as income,
Perusahaan mengakui sejumlah and up to 2010, the additional amount of the
Rp52.291.837.099 dan sampai dengan 2012, excess of actual cost over the cost applied in
tambahan jumlah kelebihan beban aktual the indexation formula amounted to
atas beban yang dimasukkan pada Rp35,250,951,943. This additional amount
penghitungan formula indeksasi sebesar will be recognized as income at the time its
Rp35.250.951.943. Jumlah ini akan diakui reimbursement is officially accepted by PAM
sebagai pendapatan pada saat penggantian Jaya.
diakui secara formil oleh PAM Jaya.
iii.Perusahaan juga berhak memperoleh iii. The Company is also entitled to be
penggantian untuk pembayaran uang reimbursed for the severance payments
pesangon karyawan PAM Jaya yang made to employees of PAM Jaya seconded
diperbantukan kepada Perusahaan selama to the Company during the Transition Period.
Periode Transisi. Namun manajemen Management, however, believes that all
Perusahaan berkeyakinan bahwa semua payments made from the effective date of the
pembayaran uang pesangon yang terjadi Agreement until the transfer process of PAM
sejak tanggal efektif Perjanjian sampai Jaya employees seconded to the Company
dengan berakhirnya proses pekaryawan has been completed (end process of the
PAM Jaya yang diperbantukan kepada Single Status Implementation), not only
Perusahaan (akhir dari proses Penerapan during the Transition Period, should be
Status Tunggal), tidak hanya selama Periode reimbursed. As of December 31, 2008, based
Transisi, juga mendapat penggantian. Pada on the Company’s management decision
tanggal 31 Desember 2008, berdasarkan letter dated January 29, 2008, the Company
surat keputusan manajemen Perusahaan had decided to postpone the approval of the
tanggal 29 Januari 2008, Perusahaan seconded employees’ request for the Golden
memutuskan untuk menunda persetujuan Handshake Program (GHS) starting March 1,
atas permintaan para karyawan yang 2008 until further notice.
diperbantukan dalam program pensiun dini
(GHS) yang dimulai pada tanggal 1 Maret
2008 hingga keputusan selanjutnya.

Pada tanggal 31 Desember 2008, jumlah As of December 31, 2008, the total amount of
pembayaran uang pesangon kepada severance payments to employees of PAM
karyawan PAM Jaya untuk periode Februari Jaya for the period from February 1998 until
1998 sampai dengan Desember 2008 adalah December 2008 amounted to
sebesar Rp36.808.631.304. Sampai dengan Rp36,808,631,304. Until December 31, 2007,
tanggal 31 Desember 2007, Perusahaan the Company had recognized as receivable
telah mengakui piutang penggantian atas the disbursements made during the
pembayaran selama Periode Transisi Transition Period amounting to
sebesar Rp14.243.077.127 yang diakui sejak Rp14,243,077,127, which had been
tahun 2002. Sisanya sejumlah outstanding since 2002. The remaining
Rp22.565.554.177 telah diakui sebagai amount of Rp22,565,554,177 was
pendapatan pada tahun 2008 pada saat recognized as income in 2008 at the time the
penggantian telah diakui secara formil oleh reimbursement thereof was officially accepted
PAM Jaya. by PAM Jaya.

44
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

9. PIUTANG PAM JAYA (lanjutan) 9. RECEIVABLES FROM PAM JAYA (continued)

b. Jumlah terhutang lainnya (lanjutan) b. Other monies (continued)

iv. Berdasarkan surat dari PT PAM Jaya iv. Based on PAM Jaya letter No. 713/072 dated
No. 713/072 tanggal 25 April 2007 dan April 25, 2007 and agreement dated June 9,
perjanjian antara Perusahaan dan PAM Jaya 2006 between the Company and PAM Jaya,
tanggal 9 Juni 2006, Perusahaan juga the Company is also entitled to be
berhak memperoleh penggantian untuk reimbursed for the payment of the Company’s
pembayaran bagian iuran Perusahaan ke share to Dana Pensiun PAM Seluruh
Dana Pensiun PAM Seluruh Indonesia Indonesia (Dapenmapamsi) as determined by
(Dapenmapamsi) seperti yang telah Dapenmapamsi’s actuary. As of December
ditentukan oleh aktuaris Dapenmapamsi. 31, 2012, the total amount of the Company’s
Pada tanggal 31 Desember 2012, bagian share paid to Dapenmapamsi
iuran Perusahaan yang dibayarkan amounted to Rp57,109,465,674. The
kepada Dapenmapamsi berjumlah payment of the outstanding liability to
Rp57.109.465.674. Pembayaran liabilitas Dapenmapamsi related to pension fund
kepada Dapenmapamsi yang terkait dengan obligation prior to June 30, 2006 amounting
kewajiban dana pensiun (pension fund to Rp34,003,365,404 (including penalty) was
obligation) hingga sebelum tanggal 30 Juni recognized as income in 2008 at the time the
2006 sebesar Rp34.003.365.404 (termasuk reimbursement thereof was officially accepted
denda) diakui sebagai pendapatan di 2008 by PAM Jaya, while the late payment penalty
pada saat terjadi penggantian, sementara for delay in paying contribution to
pembayaran denda atas keterlambatan Dapenmapamsi for the period 1999-2005
pembayaran kewajiban pensiun ke amounting to Rp5,246,526,732 was charged
Dapenmapamsi selama periode 1999-2005 to current operations in 2008 because this
sebesar Rp5.246.526.732 dibebankan pada amount could not be reimbursed from PAM
periode berjalan tahun 2008 karena jumlah Jaya. The additional payment to
tersebut tidak mendapatkan penggantian dari Dapenmapamsi for the period 2009-2012
PAM Jaya. Tambahan pembayaran pada amounting to Rp23,106,100,270 will be
Dapenmapamsi selama periode 2009-2012 recognized as income at the time its
sebesar Rp23.106.100.270 akan diakui reimbursement is officially accepted by PAM
sebagai pendapatan pada saat penggantian Jaya.
diakui secara formil oleh PAM Jaya.

v. Berdasarkan Perjanjian Revisi tanggal v. Based on Revised Agreement dated October


20 Oktober 2008 (Catatan 1c) mengenai 20, 2008 (Note 1c) regarding rebasing for the
rebasing untuk periode tahun 2008-2012, subsequent period 2008-2012, the Company
Perusahaan diwajibkan membayar sejumlah has to pay compensation of loss for revenue
kompensasi kerugian atas kekurangan shortage due to the unachieved technical
pendapatan karena tidak tercapainya target targets, in particular, volume sold for the
teknis, terutama jumlah volume yang terjual operating period 2004-2007 amounting to
pada periode operasi tahun 2004-2007 Rp165,963,000,000. This amount was offset
sebesar Rp165.963.000.000. Nilai against the reimbursements in sections i - iv
kompensasi ini akan di offset dengan above. The compensation amount is
reimbursement pada section i - iv di atas. calculated at 70% of the difference between
Nilai kompensasi kerugian dihitung the projected revenue and the actual
berdasarkan 70% selisih antara nilai proyeksi revenue.
pendapatan dengan pendapatan aktual.

Ketentuan mengenai perhitungan Terms regarding compensation calculation


kompensasi tersebut tidak diatur dalam are not covered in the Revised Agreement
Perjanjian Revisi sampai dengan Perubahan until the Second Addendum to the Revised
Kedua Perjanjian Revisi. Agreement.

45
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

9. PIUTANG PAM JAYA (lanjutan) 9. RECEIVABLES FROM PAM JAYA (continued)


b. Jumlah terhutang lainnya (lanjutan) b. Other monies (continued)

Berdasarkan perjanjian antara Perusahaan Based on an agreement dated July 10, 2009
dan PAM Jaya tanggal 10 Juli 2009, between the Company and PAM Jaya, the
Perusahaan diwajibkan membayar sejumlah Company has to pay compensation of loss for
kompensasi kerugian atas kekurangan revenue shortage amounting to
pendapatan Perusahaan berkaitan dengan Rp967,695,151 due to the implementation of
pelaksanaan PERDA 11 tahun 1993 sebesar PERDA 11 Year 1993 by offsetting such
Rp967.695.151 yang pembayarannya di compensation against the balance of other
kompensasikan dengan saldo jumlah monies account.
terhutang lainnya.
vi. Perjanjian Revisi tanggal 20 Oktober 2008 vi. The Revised Agreement dated
(Catatan 1c), juga mengatur Perusahaan October 20, 2008 (Note 1c) also required the
untuk membayar kompensasi denda kontrak Company to pay compensation for
terkait penalti atas ketidak tercapainya contractual penalties relating to penalty on
sambungan baru dan target lainnya untuk unachieved new connection targets and other
periode tahun 2005-2007 sebesar targets for the period 2005 to 2007 amounting
Rp2.257.649.918. to Rp2,257,649,918.

Menurut analisa dari status saldo piutang PAM Based on the review of the status of the
Jaya pada akhir tahun, manajemen Perusahaan receivables from PAM Jaya at the end of the year,
berkeyakinan bahwa piutang PAM Jaya dapat the Company’s management is of the opinion that
ditagih sepenuhnya. the receivables from PAM Jaya are fully collectible.

10. PIUTANG KONSESI 10. CONCESSION RECEIVABLES


Mutasi akun ini untuk tahun yang berakhir pada The movements of this account for the years
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 ended December 31, 2012 and 2011 are as
adalah sebagai berikut : follows :

2012 2011

Saldo awal (Catatan 31) 912.972.531.581 888.722.643.010 Beginning balance (Note 31)
Penambahan tahun berjalan (Catatan 23) 57.924.523.144 66.259.212.002 Additions during the year (Note 23)
Pendapatan bunga (Catatan 23) 160.001.278.091 152.855.607.171 Interest income (Note 23)
Amortisasi (Catatan 2i) (194.471.769.557) (194.864.930.602) Amortization (Note 2i)
Saldo akhir 936.426.563.259 912.972.531.581 Ending balance

Akun ini merupakan reklasifikasi retrospektif This account represents the retrospective
menjadi piutang konsesi yang sebelumnya dicatat reclassification as concession receivables of the
dalam akun asset tetap untuk semua pengeluaran previously recorded fixed assets representing all
modal kecuali pengeluaran yang terkait dengan capital expenditure, except software acquisition
perolehan perangkat lunak dicatat sebagai aset which is recorded as intangible assets (Note 11),
tidak berwujud (Catatan 11), untuk pengembangan on the enhancement of concession assets due to
aset konsesi sehubungan dengan penerapan implementation of the financial assets model under
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) ISAK No. 16, “Service Concession Arrangements”,
No. 16, “Perjanjian Konsesi Jasa”, dan ISAK and ISAK No. 22, “Service Concession
No. 22, “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan”. Arrangements: Disclosures”. Capital expenditure
Sementara pengeluaran modal yang terkait dengan related to identical renewal of concession assets is
pembaharuan yang identik dengan aset konsesi charged to statements of comprehensive income.
dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif.
Nilai tercatat aset konsesi (sebelumnya dicatat The carrying values of the concession assets
sebagai aset tetap (Catatan 1.c.3) sebesar (previously recorded as fixed assets (Note 1.c.3)
Rp865.366.660.869 pada tahun 2011 dan are Rp865,366,660,869 in 2011 and
Rp849.754.074.345 pada tahun 2010 (Catatan 31). Rp849,754,074,345 in 2010 (Note 31). Additions to
Penambahan aset konsesi dalam tahun 2012 concession assets in 2012 amounted to
berjumlah Rp109.956.674.120. Rp109,956,674,120.

46
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

10. PIUTANG KONSESI (lanjutan) 10. CONCESSION RECEIVABLES (continued)

Aset konsesi yang dikelola dalam perjanjian The concession assets which are operated under
kerjasama revisi dan persediaan (Catatan 8) the Revised Agreement and inventories (Note 8)
diasuransikan dari risiko kebakaran dan risiko are covered by insurance against losses from fire
lainnya berdasarkan suatu paket polis asuransi and other risks under blanket policies for
dengan nilai pertanggungan sebesar US$288,728,718 and Rp565,944,400,000 each in
US$288.728.718 dan Rp565.944.400.000 pada 2012, 2011 and 2010.
tahun 2012, 2011 dan 2010.

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai The Company’s management believes that the
pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup insurance coverages are adequate to cover
untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset possible losses from fire and other risks.
yang mungkin timbul akibat risiko kebakaran dan
risiko lainnya.

11. ASET TIDAK BERWUJUD 11. INTANGIBLE ASSETS

Aset tidak berwujud terdiri dari: Intangible assets consist of:


Saldo Saldo
31 Desember 31 Desember
2011/ 2012/
Balance as of Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Balance as of
December 31, 2011 Additions Disposals Reclassifications December 31, 2012

Mutasi 2012 2012 Movements


Biaya perolehan Cost
Perangkat lunak 31.625.965.698 2.235.101.751 - - 33.861.067.449 Software

Akumulasi amortisasi Accumulated amortization


Perangkat lunak 10.311.745.034 4.528.193.729 - - 14.839.938.763 Software

Nilai tercatat 21.314.220.664 19.021.128.686 Net carrying value

Saldo Saldo
31 Desember 31 Desember
2010/ 2011/
Balance as of Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Balance as of
December 31, 2010 Additions Disposals Reclassifications December 31, 2011

Mutasi 2011 2012 Movements


Biaya perolehan Cost
Perangkat lunak 30.354.727.691 1,271,238,007 - - 31.625.965.698 Software

Akumulasi amortisasi Accumulated amortization


Perangkat lunak 9.642.965.802 668.779.232 - - 10.311.745.034 Software

Nilai tercatat 20.711.761.889 21.314.220.664 Net carrying value

Saldo Saldo
31 Desember 31 Desember
2009/ 2010/
Balance as of Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Balance as of
December 31, 2009 Additions Disposals Reclassifications December 31, 2010

Mutasi 2010 2012 Movements


Biaya perolehan Cost
Perangkat lunak 26.810.834.503 3.543.893.188 - - 30.354.727.691 Software

Akumulasi amortisasi Accumulated amortization


Perangkat lunak 9.400.120.538 242.845.264 - - 9.642.965.802 Software

Nilai tercatat 17.410.713.965 20.711.761.889 Net carrying value

Amortisasi aset tidak berwujud yang dibebankan Amortization charged to operations amounted to
pada usaha adalah sebesar Rp4.528.193.729 Rp4,528,193,729 in 2012, Rp668,779,232 in
pada tahun 2012, Rp668.779.232 pada tahun 2011 and Rp242,845,264 in 2010.
2011 dan Rp242.845.264 pada tahun 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, The Company’s management is of the opinion that
manajemen Perusahaan berpendapat bahwa tidak there has been no impairment in the value of
terdapat penurunan nilai atas nilai tercatat aset intangible assets as of December 31, 2012, 2011
tidak berwujud tersebut. and 2010.

47
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

12. PIUTANG BANK DUNIA 12. RECEIVABLE FROM THE WORLD BANK

Akun ini merupakan nilai klaim atas penggantian This account represents claim on reimbursement
dalam rangka pelaksanaan program Global relating to the implementation of the Global
Partnership on Output-based Aid (“GPOBA”) dari Partnership on Output-based Aid (“GPOBA”) from
Bank Dunia untuk pengembangan pelayanan air the World Bank for the development of water
untuk komunitas berpenghasilan rendah service for low income communities (Note 19).
(Catatan 19).

Piutang ini telah diterima sepenuhnya pada bulan This receivable was fully collected in January
Januari 2012. 2012.

13. HUTANG USAHA 13. TRADE PAYABLES

Hutang usaha merupakan hutang kepada pihak Trade payables represent liabilities to third parties
ketiga atas pembelian berikut: for the purchase of the following:
2012 2011 2010

Air Baku dan Air Curah Olahan: Raw and Bulk Treated Water:
Perusahaan Daerah Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
(PDAM) Tirta Kerta Raharja Tirta Kerta Raharja
Kabupaten Tangerang 26.810.560.923 30.098.308.853 55.539.552.697 Kabupaten Tangerang
Perum Jasa Tirta II 3.359.797.986 4.430.488.187 2.507.483.579 Perum Jasa Tirta II
Lain-lain: Others:
PT Rusli Vinilon Sakti 5.059.278.950 1.062.695.781 2.261.020.895 PT Rusli Vinilon Sakti
PT Pacinesia Chemical Industry 2.145.596.600 960.935.600 901.859.200 PT Pacinesia Chemical lndustry
PT Khlorin Inti 1.748.484.700 675.532.200 1.509.432.000 PT Khlorin Inti
PT Aneka Punditirta 1.143.278.772 1.017.697.842 - PT Aneka Punditirta
PT Anugerah Inti Mulia 1.113.133.500 754.942.500 - PT Anugerah Inti Mulia
PT Roda Niaga Kokoh Nusantara 1.057.826.720 - - PT Roda Niaga Kokoh Nusantara
PT Tri Cemerlang Sejahtera 993.532.987 - - PT Tri Cemerlang Sejahtera
PT Mecoindo 942.665.340 - - PT Mecoindo
PT Sanika Mitra Prima 867.885.587 611.378.012 1.027.362.797 PT Sanika Mitra Prima
PT Anggun Permai Sempurna 664.680.101 664.680.101 664.680.100 PT Anggun Permai Sempurna
CV Sumber Rizki 503.306.500 573.164.450 - CV Sumber Rizki
PT Sud Chemie Indonesia - - 1.456.476.000 PT Sud Chemie Indonesia
Lain-lain (masing-masing
di bawah Rp500 juta) 2.645.515.312 5.355.568.097 5.199.521.229 Others (below Rp500 million each)

Jumlah 49.055.543.978 46.205.391.623 71.067.388.497 Total

Analisa umur hutang usaha disajikan berikut ini: The aging analysis of trade payables is presented
below:
2012 2011 2010

Lancar 48.777.117.185 45.876.116.702 70.611.509.100 Current


Telah jatuh tempo Overdue
Lebih dari 30 hari 278.426.793 329.274.921 455.879.397 Over 30 days

Jumlah 49.055.543.978 46.205.391.623 71.067.388.497 Total

Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang The details of trade payables based on their
adalah sebagai berikut: original currencies are as follows:

2012 2011 2010

Rupiah 49.001.047.684 44.516.631.766 70.151.079.723 Rupiah


Euro (EUR4.043 pada tahun 2012 Euro (EUR4,043 in 2012 and
dan EUR28.307 pada tahun 2011) 51.783.859 332.295.873 - EUR28,307 in 2011)
Dolar Amerika Serikat (US$280 United States dollar
pada tahun 2012, US$149.588 (US$280 in 2012,
pada tahun 2011dan US$101.914 US$149,588 in 2011 and
pada tahun 2010) 2.712.435 1.356.463.984 916.308.774 US$101,914 in 2010)

Jumlah 49.055.543.978 46.205.391.623 71.067.388.497 Total

48
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

14. HUTANG LAIN-LAIN 14. OTHER PAYABLES

Akun ini merupakan hutang kepada pihak ketiga This account represents liabilities to third-party
yang merupakan pemasok atas pengadaan aset suppliers of fixed assets and services, with details
tetap dan jasa, dengan rincian sebagai berikut: as follows:
2012 2011 2010

PT Oracle Indonesia 6.439.014.015 5.605.033.490 - PT Oracle Indonesia


PT Kalibening Jaya Abadi 5.410.541.052 5.192.955.405 5.314.052.272 PT Kalibening Jaya Abadi
PT Gapura Kencana Perkasa 3.253.381.215 1.423.857.476 908.402.912 PT Gapura Kencana Perkasa
PT Wibawa Tata Rizky 3.142.420.989 1.669.645.601 2.113.695.277 PT Wibawa Tata Rizky
PT Idee Murni Pratama 2.866.425.843 1.149.594.295 1.244.799.337 PT Idee Murni Pratama
PT Persada Priyatna 2.763.148.549 2.151.841.391 2.884.755.043 PT Persada Priyatna
PT Kusuma Baja 2.329.887.054 1.445.211.167 - PT Kusuma Baja
PT Synergy Mitra Sejati 2.211.224.709 1.166.641.224 870.818.039 PT Synergy Mitra Sejati
PT Graha Humanindo Manajemen 2.062.438.648 1.295.577.486 - PT Graha Humanindo Manajemen
PT Manna Raya 1.735.781.815 2.237.124.975 1.957.302.135 PT Manna Raya
PT Demak Matio Lestari 1.518.089.493 2.012.518.913 717.635.131 PT Demak Matio Lestari
PT Mandala Surya Wiraputra 1.230.101.031 1.462.089.458 583.199.782 PT Mandala Surya Wiraputra
PT Mahardika Era Demi Karya 642.576.270 662.624.167 564.055.842 PT Mahardika Era Demi Karya
PT Ultra Delta Maju 632.045.086 1.372.800.000 - PT Ultra Delta Maju
PT Bona Simbol Sejahtera - 1.243.554.205 644.313.280 PT Bona Simbol Sejahtera
PT Marlanco - 1.141.199.766 1.173.000.658 PT Marlanco
PT Risti Pratamindo - 1.035.127.424 792.963.664 PT Risti Pratamindo
PT Tirba Wirara Abadi - 977.342.512 748.771.035 PT Tirba Wirara Abadi
PT Biro Irata - 924.333.193 1.486.794.047 PT Biro Irata
PT Torishima Guna Engineering - 821.295.020 - PT Torishima Guna Engineering
PT Padimun Golden - 562.332.681 - PT Padimun Golden
Lain-lain (masing-masing
di bawah Rp500 juta) 4.646.280.665 9.701.851.627 23.466.371.224 Others (below Rp500 million each)

Jumlah 40.883.356.434 45.254.551.476 45.470.929.678 Total

Analisa umur hutang lain-lain disajikan berikut ini: The aging analysis of other payables is presented
below:

2012 2011 2010

Lancar 39.251.842.118 43.881.830.701 43.824.037.033 Current


Telah jatuh tempo Overdue
1-30 hari 832.349.054 310.321.085 873.481.636 1-30 days
31-60 hari 63.984.240 1.989.399 128.140.177 31-60 days
61-90 hari 116.469.288 288.812.461 55.080.000 61-90 days
Lebih dari 90 hari 618.711.734 771.597.830 590.190.832 Over 90 days

Jumlah 40.883.356.434 45.254.551.476 45.470.929.678 Total

Rincian hutang lain-lain berdasarkan mata uang The details of other payables based on their
adalah sebagai berikut: original currencies are as follows:
2012 2011 2010

Rupiah 37.739.086.184 44.360.093.579 44.955.589.999 Rupiah


Dolar Amerika Serikat (US$292.782 United States dollar
pada tahun 2012, US$83.549 (US$292,782 in 2012,
pada tahun 2011 dan US$35.005 US$83,549 in 2011 and
pada tahun 2010) 2.831.197.272 757.622.332 314.729.955 US$35,005 in 2010)
Euro (EUR24.440 pada tahun
2012, EUR11.155 pada Euro (EUR24,440 in 2012,
tahun 2011 dan EUR16.779 EUR11,155 in 2011 and
pada tahun 2010) 313.072.978 130.948.545 200.609.724 EUR16,779 in 2010)
Yen Jepang Japanese yen
(JPY39.766 pada tahun 2011) - 4.652.622 - (JPY39,766)
Dolar Singapura (Sin$177 pada Singapore dollar
tahun 2011) - 1.234.398 - (Sin$177)

Jumlah 40.883.356.434 45.254.551.476 45.470.929.678 Total

49
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

15. PERPAJAKAN 15. TAXATION

a. Hutang pajak terdiri dari: a. Taxes payable consist of:


2012 2011 2010

Estimasi hutang pajak penghasilan 16.932.086.402 12.370.694.542 4.781.865.695 Estimated corporate income tax payable
Pajak penghasilan Income tax
Pasal 21 4.899.993.374 3.973.964.159 1.410.918.028 Article 21
Pasal 23 420.681.317 315.282.916 378.664.801 Article 23
Pasal 25 - 6.203.786.924 5.922.475.048 Article 25
Pasal 26 1.493.304.308 587.702.811 2.352.328.780 Article 26
Pajak pertambahan nilai (bersih) 5.471.241.668 27.571.422.699 4.070.133.205 Value added tax (net)

Jumlah 29.217.307.069 51.022.854.051 18.916.385.557 Total

b. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak b. A reconciliation between income before


penghasilan, seperti yang disajikan pada income tax, as shown in the statements of
laporan laba rugi komprehensif, dengan comprehensive income, and estimated taxable
estimasi penghasilan kena pajak Perusahaan income for the years ended December 31,
untuk tahun yang berakhir pada tanggal- 2012 and 2011 follows:
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah
sebagai berikut:
2012 2011

Laba sebelum pajak penghasilan Income before income tax per


menurut laporan laba rugi statements of comprehensive
komprehensif 278.904.639.694 321.274.125.534 income
Beda temporer: Temporary differences:
Penyusutan aset konsesi 13.979.173.364 9.599.306.204 Depreciation of concession assets
Penyisihan imbalan Provision for employee
kerja karyawan - bersih 6.208.753.418 6.015.421.728 benefits – net
Penyesuaian perlakuan konsesi (9.811.892.785) (9.239.760.823) Concession treatment adjustment
Penyesuaian nilai wajar Fair value adjustment
terhadap instrumen to financial
keuangan (6.857.437.407) 2.115.035.000 instruments
Amortisasi biaya emisi Amortization
obligasi dan biaya perolehan of bonds issuance cost
pinjaman bank (284.237.084) (474.945.016) and loan arrangement cost
Beda tetap: Permanent differences:
Beban yang tidak dapat dikurangkan Non-deductible expenses
Bunga obligasi 24.072.716.520 18.800.277.298 Bonds interest expense
Kesejahteraan karyawan 7.533.984.409 7.351.758.053 Employee benefits
Representasi dan jamuan 2.259.272.911 1.584.208.779 Representation and entertainment
Lain-lain (7.958.598.135) 6.473.711.881 Others
Pendapatan bunga yang Interest income already
dikenakan pajak final (21.387.733.863) (20.300.825.600) subjected to final tax

Estimasi penghasilan
kena pajak 286.658.641.042 343.198.313.038 Estimated taxable income

50
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

15. PERPAJAKAN (lanjutan) 15. TAXATION (continued)

c. Perhitungan estimasi beban pajak penghasilan c. Computation of current income tax expense
kini dan estimasi hutang pajak penghasilan and estimated corporate income tax payable:
adalah sebagai berikut:
2012 2011

Estimasi penghasilan Estimated corporate


kena pajak (dibulatkan) 286.658.641.000 343.198.313.000 income tax (rounded off)

Beban pajak penghasilan kini 71.664.660.250 85.799.578.250 Current income tax expense

Pajak penghasilan dibayar dimuka Prepayment of income tax


Pasal 25 (54.732.573.848) (73.428.883.708) Article 25

Estimasi hutang Estimated corporate


pajak penghasilan 16.932.086.402 12.370.694.542 income tax payable

Perusahaan akan menyampaikan Surat The Company will file its 2012 annual
Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak tahun corporate tax return (SPT) to the Tax Office
2012 kepada Kantor Pajak berdasarkan based on the computation as presented
perhitungan di atas. above.

Tidak terdapat hasil pemeriksaan dan Surat There are no significant tax assessment
Ketetapan Pajak (“SKP”) yang signifikan yang results and tax decision letters issued by the
dikeluarkan oleh Kantor Pajak untuk tahun Tax Office for the years ended December 31,
yang berakhir pada tanggal-tanggal 2012 and 2011.
31 Desember 2012 dan 2011.

d. Manfaat pajak penghasilan tangguhan: d. Deferred income tax benefit:

2012 2011

Penyusutan 3.494.793.341 2.399.826.551 Depreciation


Penyisihan imbalan Provision for
kerja karyawan - bersih 1.552.188.355 1.503.855.432 employee benefits - net
Penyesuaian perlakuan konsesi (2.452.973.196) (2.309.940.206) Concession treatment adjustment
Penyesuaian nilai wajar terhadap Fair value adjustment to
instrumen keuangan (1.714.359.352) 528.758.750 financial instruments
Amortisasi biaya emisi obligasi Amortization of bonds issuance cost
dan biaya perolehan pinjaman bank (71.059.271) (118.736.254) and loan arrangement cost

Manfaat pajak
penghasilan tangguhan - bersih 808.589.877 2.003.764.273 Deferred income tax benefit - net

e. Aset pajak tangguhan: e. Deferred tax assets:


2012 2011 2010

Penyusutan 22.610.449.400 19.115.656.059 16.715.829.508 Depreciation


Penyesuaian nilai wajar Fair value adjustment to financial
terhadap instrumen keuangan 14.050.821.189 15.765.180.541 15.236.421.791 instruments
Liabilitas imbalan kerja karyawan 9.336.862.932 7.784.674.577 6.280.819.145 Employee benefits liability
Bonus karyawan 4.550.292.685 4.550.292.685 4.550.292.685 Accrued bonus
Penyisihan untuk Allowance for inventory
persediaan usang 448.176.166 448.176.166 448.176.166 losses
Pendapatan komprehensif lain 54.615.731 - - Other comprehensive income
Penyesuaian perlakuan konsesi (20.272.502.948) (17.819.529.752) (15.509.589.546) Concession treatment adjustment
Amortisasi biaya emisi obligasi Amortization of bonds
dan amortisasi biaya issuance cost and
perolehan pinjaman bank (494.728.672) (423.669.401) (304.933.147) loan arrangement cost

Aset pajak tangguhan – bersih 30.283.986.483 29.420.780.875 27.417.016.602 Deferred tax assets - net

51
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

15. PERPAJAKAN (lanjutan) 15. TAXATION (continued)

f. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak f. The reconciliation between income before
penghasilan yang dikalikan dengan tarif pajak income tax multiplied by the applicable tax
yang berlaku dan beban pajak penghasilan - rate and income tax expense - net as shown in
bersih seperti yang terdapat pada laporan laba the statements of comprehensive income for
rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir the years ended December 31, 2012 and 2011
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan is as follows:
2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Laba sebelum pajak penghasilan 278.904.639.694 321.274.125.534 Income before income tax

Beban pajak penghasilan


dengan tarif yang berlaku 69.726.159.913 80.318.531.384 Tax expense at the applicable rate

Efek pajak atas beda tetap Tax effects on permanent differences


Beban yang tidak dapat Non-deductible
dikurangkan 6.476.843.926 8.552.488.993 expenses
Pendapatan bunga yang telah Interest income already
dikenakan pajak final (5.346.933.466) (5.075.206.400) subjected to final tax

Beban pajak
penghasilan - bersih 70.856.070.373 83.795.813.977 Income tax expense - net

16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR 16. ACCRUED EXPENSES

Akun ini terdiri dari akrual atas: This account consists of accruals for the following:
2012 2011 2010

Gaji dan imbalan kerja 27.674.933.843 2.047.329.489 14.069.401.782 Salaries and benefits
Tagihan kontraktual 25.850.606.260 24.720.049.364 19.533.255.713 Contractual claims
Pajak daerah 18.610.216.915 15.108.949.041 13.493.949.049 District tax
Beban bunga 12.575.888.888 13.172.250.001 13.524.250.000 Interest
Listrik dan telepon 2.801.177.799 2.928.865.227 2.710.510.765 Electricity and telephone
Pelayanan pelanggan 2.506.692.469 3.149.734.632 1.935.646.845 Customer service
Jasa profesional 1.682.671.153 3.176.546.074 1.500.282.165 Professional fees
Lain-lain 9.637.121.243 10.421.840.500 5.837.346.226 Others

Jumlah 101.339.308.570 74.725.564.328 72.604.642.545 Total

Biaya masih harus dibayar untuk tagihan Accruals for contractual claims represent the
kontraktual merupakan liabilitas Perusahaan Company’s liabilities arising from penalties
sehubungan dengan penalti yang dikenakan incurred for not meeting certain implementation
karena tidak memenuhi beberapa pedoman guidelines in the Revised Agreement (Note 1c).
pelaksanaan dari Perjanjian Revisi (Catatan 1c).
Pada tahun 2012, Perusahaan mencatat kewajiban In 2012, the Company recorded pension liabilities
pensiun kepada DAPENMAPAMSI sebesar amounting to Rp23,989,338,363 payable to
Rp23.989.338.363 akibat terjadinya defisit aset DAPENMAPAMSI due to shortage of defined
program manfaat pasti bagi karyawan benefit program assets for seconded employees.
diperbantukan.

52
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

17. HUTANG OBLIGASI 17. BONDS PAYABLE

Rincian hutang obligasi pada tanggal 31 Desember The details of outstanding bonds payable as of
2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: December 31, 2011 and 2010 are as follows:
2011 2010
Nilai nominal 100.000.000.000 100.000.000.000 Nominal amount
Biaya emisi hutang obligasi
yang belum diamortisasi (106.413.314) (232.217.466) Unamortized bonds issuance cost
Bersih 99.893.586.686 99.767.782.534 Net
Dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam waktu satu tahun (99.893.586.686) - Less current maturities
Bagian jangka panjang - 99.767.782.534 Long-term portion

Pada tanggal 12 Juli 2005, Perusahaan On July 12, 2005, the Company issued “PAM
menerbitkan “Obligasi PAM Lyonnaise Jaya I tahun Lyonnaise Jaya Fixed Rate Bonds I Year 2005”
2005 Dengan Tingkat Bunga Tetap” dengan nilai with total nominal amount of Rp650 billion with
nominal sebesar Rp650 miliar, dengan rincian details as follows:
sebagai berikut:

Tingkat suku
bunga tahunan/ Tanggal jatuh
Nilai nominal/ Annual interest tempo/
Seri Nominal amount rate Maturity date Series

A 175.000.000.000 12,375% 12 Juli/July 12, 2007 A


B 175.000.000.000 12,750% 12 Juli/July 12, 2008 B
C 200.000.000.000 13,375% 12 Juli/July 12, 2010 C
D 100.000.000.000 13,875% 12 Juli/July 12, 2012 D

Jumlah 650.000.000.000 Total

Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan setiap Interest on the bonds was paid quarterly every
tanggal 12 Januari, 12 April, 12 Juli dan 12 Oktober January 12, April 12, July 12 and October 12 of
setiap tahun, pembayaran bunga pertama jatuh each year, the first of which was due on October
tempo pada tanggal 12 Oktober 2005 dan yang 12, 2005, and the last interest was due on July 12,
terakhir pada tanggal 12 Juli 2012. 2012.

Obligasi ini dicatatkan di Bursa Efek Indonesia The bonds had been listed on the Indonesia Stock
(dahulu Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 12 Juli Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange)
2005. Perusahaan memperoleh peringkat idA since July 12, 2005. The Company had obtained
(Single A; Stable Outlook) dari PT Pemeringkat idA (Single A; Stable Outlook) rating on the bonds
Efek Indonesia (Pefindo) berdasarkan surat from PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
No. 733/PEF-Dir/VI/2011 tanggal 1 Juni 2011. based on its letter No. 733/PEF-Dir/VI/2011 dated
June 1, 2011.
Obligasi ini diterbitkan berdasarkan ketentuan- The issuance of these bonds was based on the
ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan provisions of the PAM Lyonnaise Jaya Fixed Rate
Obligasi PAM Lyonnaise Jaya Dengan Tingkat Bonds Trusteeship Agreement notarized under
Bunga Tetap dengan Akta Notaris Imas Fatimah, Deed No. 30 dated May 16, 2005 of Imas Fatimah,
S.H., No. 30 tanggal 16 Mei 2005, yang telah S.H., and the first, second and third amendments
mengalami perubahan pertama, kedua dan ketiga thereof notarized under Deed No. 33 dated
masing-masing dengan Akta No. 33 tanggal June 16, 2005, Deed No. 55 dated June 27, 2005
16 Juni 2005, Akta No. 55 tanggal 27 Juni 2005 and Deed No. 32 dated October 14, 2005,
dan Akta No. 32 tanggal 14 Oktober 2005, oleh respectively, of the same notary. PT Bank Mandiri
notaris yang sama. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, (Persero) Tbk, a non-related party, was the
pihak yang tidak berelasi, ditunjuk sebagai Wali appointed Trustee for the bonds.
Amanat untuk emisi obligasi.

53
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

17. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) 17. BONDS PAYABLE (continued)


Berdasarkan Perjanjian Administrasi Rekening Based on an Account Administration Agreement
tanggal 16 Juni 2005, Perusahaan dan Wali dated June 16, 2005, the Company and the
Amanat menunjuk Deutsche Bank AG sebagai Trustee had appointed Deutsche Bank AG as the
pengelola rekening dana jaminan. administrator of the security fund account.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, As of December 31, 2011 and 2010, the cash
jumlah uang kas yang telah ditempatkan pada money which had been placed in the Company’s
rekening Perusahaan di Deutsche Bank AG, bank account at Deutsche Bank AG, Jakarta
Jakarta masing-masing sebesar Rp2.068.011.889 Branch amounted to Rp2,068,011,889 and
dan Rp2.040.908.619 yang merupakan 2% dari Rp2,040,908,619, respectively, which represented
jumlah hutang obligasi. Saldo tersebut disajikan 2% of the outstanding bonds. The balance is
pada Aset Tidak Lancar - Dana Jaminan. presented under Non-current Assets as Security
fund.
Selama periode obligasi, Perusahaan tidak During the term of the bonds, the Company was
diperkenankan melakukan hal-hal berikut ini tanpa prohibited from executing any of the following
izin tertulis terlebih dahulu dari Wali Amanat: actions without the written permission from the
Trustee:
a. Membuat hutang baru yang mengakibatkan a. Initiate debt, which would result in a violation
dilanggarnya rasio keuangan sebagaimana of the financial ratios as set out in the
diatur dalam Perjanjian Perwaliamatan, kecuali Trusteeship Agreement unless the new debt
jika hutang baru tersebut untuk melunasi was to be used as full settlement of the total
seluruh hutang obligasi. bonds payable.
b. Memberikan pinjaman dan/atau kredit atau b. Provide loans and/or credit facilities to the
hutang kepada afiliasi atau pihak ketiga dalam Company’s affiliates or third parties, which
jumlah keseluruhan lebih dari 25% (duapuluh amounted to more than 25% of the Company’s
lima persen) dari ekuitas Perusahaan. equity.
c. Memberikan jaminan dan/atau agunan atas c. Issue a guarantee or create a security upon
aset Perusahaan yang ada sekarang maupun the Company’s existing and future assets
yang diperoleh dikemudian hari kecuali kondisi unless certain conditions are met.
tertentu telah dipenuhi.
d. Membayar atau membagikan dividen secara d. Distribute cash dividend to the Company’s
tunai kepada pemegang saham Perusahaan stockholders unless certain conditions are
kecuali kondisi tertentu telah dipenuhi. met.
e. Menjual, menyewakan, mengalihkan atau e. Sell, lease or transfer the Company’s assets in
melepaskan, sebagian atau seluruh aset part or in full exceeding the amount of Rp10
Perusahaan dalam jumlah lebih dari Rp10 billion within one financial year or not more
miliar dalam satu tahun buku atau tidak lebih than Rp50 billion until the full settlement of the
dari Rp50 miliar sampai dengan pelunasan bonds.
pokok hutang obligasi.
f. Melakukan konsolidasi atau merger dengan f. Execute merger or consolidation with another
perusahaan lain. company.
g. Melakukan akuisisi saham atau aset dari pihak g. Acquire shares or assets of other parties which
lain, yang memiliki kegiatan usaha yang tidak had different nature of business from that of
sama dengan kegiatan usaha Perusahaan. the Company.
h. Melakukan kegiatan usaha selain jasa h. Perform business other than the provision of
penyediaan air bersih. clean water.
i. Melakukan investasi dalam bentuk saham atau i. Invest in shares or shares portfolio of another
portofolio saham pada perusahaan lain untuk company for trading purposes.
diperjualbelikan.
j. Mengikat diri dalam kontrak manajemen yang j. Enter into a management contract which may
dapat mengakibatkan kegiatan Perusahaan result in the Company’s operations to be
dilakukan oleh pihak lain. handled by another party.
Selama periode hutang obligasi, Perusahaan juga During the term of the bonds, the Company was
berkewajiban untuk mentaati persyaratan berikut: also bound to comply with the following:
a. Dalam hal Perusahaan memperoleh hasil a. Should the Company obtain a rating for the
+ +
pemeringkatan obligasi dibawah idBBB , bonds of lower than idBBB , the Company
Perusahaan wajib menyediakan sejumlah should provide certain amount of fund to
dana pelunasan untuk jaminan pelunasan secure the bonds settlement.
hutang obligasi.
54
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

17. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) 17. BONDS PAYABLE (continued)

b. Memelihara rasio keuangan sebagai berikut: b. Maintain some financial ratios as follows:
i. Rasio “Hutang” terhadap “Ekuitas” tidak i. Debt to equity ratio of not more than 2.5:1.
lebih dari 2,5:1.
ii. Rasio “EBITDA” terhadap “biaya bunga” ii. EBITDA to interest expense ratio of not
yang tidak kurang dari 2:1 jika less than 2:1 if the Company did not
Perusahaan tidak membuat hutang baru; obtain new indebtedness or
atau
iii. Rasio “EBITDA” ditambah “kas” terhadap iii. EBITDA plus cash to interest expense
biaya bunga ditambah jumlah pokok plus the bonds’ principal outstanding ratio
obligasi yang terhutang tidak kurang dari of not less than 1:1 if the Company
1:1 bila Perusahaan membuat hutang obtained new indebtedness or received
baru atau memperoleh penambahan additional indebtedness.
hutang.
c. Melaksanakan semua kewajiban pajak sesuai c. Full compliance with all tax obligations in
dengan peraturan di bidang perpajakan. accordance with tax regulations.
d. Jika Suez ENVIRONNEMENT memutuskan d. Should Suez ENVIRONNEMENT decide to
untuk mengurangi kepemilikannya di reduce its ownership in the Company to lower
Perusahaan hingga lebih rendah dari 51%, than 51%, the Company should obtain
Perusahaan harus memperoleh persetujuan approval from the Trustee, subject to
dari Wali Amanat mengacu pada ketentuan- conditions as stipulated in the Trusteeship
ketentuan pada Perjanjian Perwaliamanatan. Agreement.

Berdasarkan hasil rapat pemegang obligasi pada Based on a resolution in the bondholders’ meeting
tanggal 11 September 2007, para pemegang which was held on September 11, 2007, the bond-
obligasi menghapuskan point b (iii) dan merevisi holders waived point b (iii) and revised point b (ii)
point b (ii) di atas menjadi rasio “EBITDA” terhadap above into “EBITDA to interest expense ratio of not
“biaya bunga” yang tidak kurang dari 2:1. Selain less than 2:1”. In addition, the bondholders also
itu, pemegang obligasi juga membebankan charged consent fee computed at 0.3% of the
“consent fee” sebesar 0,3% dari obligasi yang outstanding bonds, which fee was paid on
belum dilunasi yang telah dibayarkan pada tanggal October 17, 2007.
17 Oktober 2007.

Perusahaan telah memenuhi batasan-batasan The Company had complied with the covenants
yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut. requirements stipulated in the trustee agreements.

Perusahaan diwajibkan menyisihkan dana untuk The Company was required provide a sinking fund
pembayaran bunga obligasi setiap 30 hari sebelum for interest payment every 30 days prior to an
jatuh tempo pembayaran bunga sebesar tidak interest payment date in an amount not less than
kurang dari jumlah bunga obligasi yang akan jatuh the bond interest which will become due. The
tempo. Dana yang disisihkan ditempatkan dalam sinking fund was deposited in a bank and the
deposito bank dan sertifikat asli deposito tersebut original certificate of deposit was retained by the
dipegang oleh Wali Amanat. Jika Perusahaan tidak Trustee. Should the Company be unable to pay the
dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar interest on its due date, the Company authorized
bunga pada saat jatuh tempo, Perusahaan akan the Trustee to withdraw and use the deposited
memberikan wewenang kepada Wali Amanat untuk fund for the interest payment.
menarik dan menggunakan dana deposito tersebut
untuk pembayaran bunga.

Berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan, pada Based on the Trusteeship Agreement, as of


tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan December 31, 2011 and 2010, the Company
telah menyisihkan dana (sinking fund) untuk had deposited Rp3,500,000,000 each in a sinking
pelunasan bunga obligasi pada tanggal 12 Januari fund for the payment of bond interest due on
2012 dan 2011 masing-masing sebesar January 12, 2012 and 2011, respectively. As of
Rp3.500.000.000. Pada tanggal 31 Desember December 31, 2011 and 2010, the fund had been
2012 dan 2011 dana tersebut ditempatkan sebagai placed in time deposit at PT Bank Mandiri
deposito berjangka di PT Bank Mandiri (Persero) (Persero) Tbk with interest at the rate of 6.5% per
Tbk dengan tingkat bunga deposito sebesar 6,5% annum.
per tahun.

55
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

17. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) 17. BONDS PAYABLE (continued)

Pada bulan Juli 2012, Perusahaan telah membayar In July 2012, the Company fully paid the
penuh hutang obligasi sebesar oustanding’s balance of the bonds payable
Rp100.000.000.000. amounting to Rp100,000,000,000.

18. HUTANG BANK JANGKA PANJANG 18. LONG-TERM BANK LOAN

Rincian hutang jangka panjang Asian Development The details of outstanding long-term loan from the
Bank (ADB) pada tanggal 31 Desember 2012, Asian Development Bank (ADB) as of
2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: December 31, 2012, 2011 and 2010 are as follows:
2012 2011 2010

Hutang bank 455.000.000.000 340.000.000.000 340.000.000.000 Loan drawdown


Biaya perolehan pinjaman yang
belum diamortisasi (2.215.893.859) (2.962.743.461) (3.499.494.293) Unamortized loan arrangement cost

Bersih 452.784.106.141 337.037.256.539 336.500.505.707 Net


Dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun 36.400.000.000 - - Less current maturities

Bagian jangka panjang 416.384.106.141 337.037.256.539 336.500.505.707 Long-term portion

Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan dan ADB On March 18, 2008, the Company and ADB
mengadakan perjanjian fasilitas hutang jangka entered into a term loan facility agreement
panjang senilai Rp455.000.000.000 (“Facility covering Rp455,000,000,000 (“Facility
Agreement”) yang diubah dengan perjanjian Agreement”) which was amended by a
tambahan (“Supplemental Agreement”) tanggal Supplemental Agreement dated May 22, 2008.
22 Mei 2008. ADB menyetujui untuk memberikan ADB agreed to make available to the Company the
fasilitas kredit sampai dengan 18 Maret 2012 term loan facility up to March 18, 2012, upon the
sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku terms and subject to the conditions contained in
pada Facility Agreement. the Facility Agreement.

Pembayaran bunga hutang ADB dibayarkan secara Interest on the ADB loan is paid quarterly every
kuartalan setiap tanggal 3 Januari, 3 April, 3 Juli, January 3, April 3, July 3 and October 3 of each
dan 3 Oktober setiap tahun. Tingkat suku bunga year. Interest rate used can be fixed or floating, as
yang digunakan dapat bersifat tetap (fixed) atau follows:
mengambang (floating).

a. Pada suku bunga tetap (fixed), Perusahaan a. In a fixed rate loan, the Company shall pay
membayar bunga dengan tingkat suku bunga interest in rupiah at the Rupiah Benchmark
rupiah yang berlaku (“Benchmark Rate”) Rate plus swap spread.
ditambah marjin swap pada saat penarikan
pinjaman.
b. Pada suku bunga mengambang (floating), b. In a floating rate loan, the applicable rate shall
tingkat suku bunga ditentukan berdasarkan be the Rupiah Benchmark Rate as of the
tingkat suku bunga rupiah yang berlaku immediately preceding interest payment date
(“Benchmark Rate”) pada tanggal pembayaran plus swap spread obtained by ADB for the
bunga sebelumnya ditambah marjin swap interest period for a rupiah/dollar swap
yang ditentukan oleh ADB untuk transaksi transaction. The Company shall pay interest in
pada suatu periode bunga rupiah/dollar. dollar at the rate based on six-month dollar
Perusahaan membayar bunga dalam mata LIBOR obtained by ADB.
uang dollar pada suku bunga yang ditentukan
oleh ADB berdasarkan tingkat bunga LIBOR
dalam mata uang dolar untuk periode enam
bulan.

56
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

18. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) 18. LONG-TERM BANK LOAN (continued)

Tingkat suku bunga yang digunakan adalah The interest rates used are fixed rates at 13.70%
tingkat suku bunga tetap (fixed) masing-masing (11.70% swap rate plus 2% margin), 10.40% (8.4%
sebesar 13,70% (11,70% tarif swap ditambah 2% swap rate plus 2% margin) and 8.60% (6.60%
marjin), 10,40% (8,4% tarif swap ditambah 2% swap rate plus 2% margin) each for drawdowns in
marjin), dan 8,60% (6,60% tarif swap ditambah 2% 2008 amounting to Rp120 billion, in 2010
marjin), masing-masing untuk penarikan pada amounting to Rp220 billion and in 2012 amounting
tahun 2008 sebesar Rp120 miliar, pada tahun to Rp115 billion, respectively.
2010 sebesar Rp220 miliar dan pada tahun 2012
sebesar Rp115 miliar.
Pembayaran kembali pokok pinjaman ADB The principal repayment of the ADB loan is made
dilakukan tiap semester yaitu setiap tanggal semi-annually every January 3 and July 3. The first
3 Januari dan 3 Juli. Pembayaran pertama pokok loan repayment will be due on January 3, 2013,
pinjaman akan jatuh tempo yaitu pada tanggal and the last loan repayment will be due on July 3,
3 Januari 2013 dan pembayaran terakhir pada 2018 with the amounts of the loan due as follows:
tanggal 3 Juli 2018, dengan nilai sebagai berikut:
st
a. Persentase nilai pinjaman yang jatuh tempo a. Percentage of loans due on the 1 principal
pada pembayaran pertama pada tanggal repayment date on January 3, 2013 until the
th
3 Januari 2013 hingga pembayaran ke-11 11 principal repayment date on January 2018
(sebelas) pada Januari 2018 masing-masing is 8% each or 88% for all 11 repayment dates.
adalah sebesar 8% atau 88% untuk
keseluruhan sebelas tanggal pembayaran.
th
b. Persentase nilai pinjaman yang jatuh tempo b. Percentage of loans due on the 12 principal
pada pembayaran ke-12 (dua belas) pada repayment date on July 3, 2018 is 12%.
tanggal 3 Juli 2018 adalah sebesar 12%.

Selama jangka waktu pinjaman, Perusahaan juga During the term of the loan, the Company is also
harus memenuhi ratio keuangan dengan bound to maintain some financial ratios as follows:
ketentuan sebagai berikut:
a. Rasio antara hutang terhadap ekuitas kurang a. Debt to equity ratio shall be less than 2.5:1.
dari 2,5:1.
b. Debt Service Cover Ratio tidak kurang dari b. Debt service cover ratio shall be at least 1.2:1.
1,2:1.
c. Forecast Debt Service Cover Ratio tidak c. Forecast debt service cover ratio shall be at
kurang dari 1,2:1. least 1.2:1.
d. Interest Cover Ratio tidak kurang dari 2:1. d. Interest cover ratio shall not be less than 2:1.

Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 As of December 31, 2012, 2011 and 2010, the
Perusahaan telah memenuhi batasan-batasan Company has complied with the loan covenants.
yang diwajibkan dalam seluruh perjanjian-
perjanjian pinjaman di atas.

19. IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING 19. SIGNIFICANT AGREEMENTS

Pada tanggal 1 November 2007, Perusahaan dan On November 1, 2007, the Company and the
Bank Dunia menandatangani perjanjian mengenai World Bank entered into Global Partnership on
pelaksanaan Global Partnership on Output-based Output-based Aid Grant Agreement (“Grant
Aid Grant Agreement (“Perjanjian Hibah”). Dalam Agreement”), whereby the World Bank allocated a
perjanjian tersebut, Bank Dunia akan memberikan grant amounting to US$2,573,140 to assist the
bantuan sebesar US$2.573.140 untuk membantu Company in financing a project of connecting poor
Perusahaan membiayai proyek pengembangan communities in Western Jakarta to the pipe water
pelayanan air bersih untuk masyarakat distribution network. The Company may withdraw
berpenghasilan rendah di daerah Barat Jakarta. the proceeds of the grant in accordance with the
Perusahaan dapat mengambil dana hibah tersebut terms and conditions set in the Grant Agreement.
sesuai dengan ketentuan dan kondisi sesuai yang On August 4 and October 29, 2010, the Company
diatur dalam Perjanjian Hibah. Pada tanggal received the amounts claimed from the World Bank
4 Agustus dan 29 Oktober 2010, Perusahaan of Rp11,362,452,675 and Rp3,787,484,226,
menerima klaim dari Bank Dunia sebesar respectively.
Rp11.362.452.675 dan Rp3.787.484.226.
57
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

20. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN 20. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY

Akun ini terdiri atas: This account consists of the following:

2012 2011 2010

Liabilitas imbalan kepada karyawan Employee benefits liability to direct-hire


langsung berdasarkan Undang-undang employees based on Labor Law
Tenaga Kerja No. 13/2003 32.029.165.398 26.092.092.799 21.005.617.683 No. 13/2003
Penghargaan cuti besar untuk Long-leave award for direct-hire
karyawan langsung 5.536.749.251 5.046.605.509 4.117.658.897 employees

Jumlah 37.565.914.649 31.138.698.308 25.123.276.580 Total

Perusahaan menyediakan imbalan kepada para The Company provides benefits for its direct
karyawan langsung yang mencapai masa pensiun employees who achieve the retirement age at 56
pada umur 56 tahun berdasarkan ketentuan dari years old based on the provisions of Labor Law
Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal No. 13/2003 dated March 25, 2003. The benefits
25 Maret 2003. Liabilitas imbalan kerja tersebut are unfunded.
tidak didanai.

Tabel berikut ini meringkas komponen-komponen The following tables summarize the components of
dari beban imbalan karyawan yang diakui dalam employee benefits expense recognized in the
laporan laba rugi komprehensif dan jumlah yang statements of comprehensive income and the
diakui pada laporan posisi keuangan sebagai amounts recognized in the statements of financial
liabilitas imbalan kerja karyawan. Liabilitas imbalan position as employee benefits liability. The
kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012, employee benefits liability as of December 31,
2011 dan 2010 tersebut dihitung oleh PT Eldridge 2012, 2011 and 2010 was determined by PT
Gunaprima Solution, aktuaris independen, yang Eldridge Gunaprima Solution, an independent
tercantum masing-masing dalam laporan- actuary, in its reports dated January 28, 2013,
laporannya tanggal 28 Januari 2013, 12 Januari January 12, 2012 and January 5, 2011,
2012 dan 5 Januari 2011. respectively.

a. Karyawan langsung a. Direct employees

Imbalan kerja karyawan untuk tahun yang Employee benefits expense for the years
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember ended December 31, 2012, 2011 and 2010
2012, 2011 and 2010, adalah sebagai berikut: consists of the following:

2012 2011 2010

Beban jasa saat ini 4.030.782.734 3.681.111.975 2.914.216.938 Current service expense
Beban bunga 2.079.211.878 1.712.605.533 1.729.677.599 Interest expense
Amortisasi beban jasa lalu Amortization of unrecognized
yang belum diakui - non-vested 26.499.459 26.480.330 26.480.330 past service cost - non-vested

Jumlah beban tahun berjalan 6.136.494.071 5.420.197.838 4.670.374.867 Total employee benefits expense

Liabilitas imbalan kerja karyawan yang The employee benefits liability recognized is
terhutang sebagai berikut: computed as follows:
2012 2011 2010 2009 2008

Nilai kini dari liabilitas Present value of defined


imbalan pasti 32.244.654.099 29.911.969.027 21.689.984.776 16.816.753.797 12.745.429.337 benefit obligation
Beban jasa masa lalu Unrecognized
yang belum diakui past service cost -
- non-vested benefits (215.488.701) (241.988.160) (268.468.490) (294.948.820) (321.429.150) non-vested benefits
Kerugian aktuarial yang Unrecognized
belum diakui - (3.577.888.068) (415.898.603) 149.857.142 (94.581.057) actuarial loss

Liabilitas imbalan Employee benefits


kerja karyawan 32.029.165.398 26.092.092.799 21.005.617.683 16.671.662.119 12.329.419.130 liability

58
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

20. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN 20. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY (continued)
(lanjutan)

a. Karyawan langsung (lanjutan) a. Direct employees (continued)

Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan adalah Movements of employee benefits liability:
sebagai berikut:
2012 2011 2010

Saldo awal tahun 26.092.092.799 21.005.617.683 16.671.662.119 Balance at beginning of year


Penyisihan selama tahun berjalan 6.136.494.071 5.420.197.838 4.670.374.867 Provisions during the year
Pembayaran selama tahun berjalan (417.884.395) (333.722.722) (336.419.303) Payments during the year
Pendapatan komprehensif lain 218.462.923 - - Other comprehensive income
Saldo akhir tahun 32.029.165.398 26.092.092.799 21.005.617.683 Balance at end of year

Asumsi utama yang digunakan untuk The principal assumptions used in determining
menentukan liabilitas imbalan kerja karyawan the employee benefits liability as of
pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan December 31, 2012, 2011 and 2010 are as
2010 adalah sebagai berikut: follows:
2012 2011 2010

Usia pension normal 56 56 56 Normal retirement age


Tingkat diskonto 7,0% 7,0% 8,0% Discount rate
Tingkat kenaikan gaji 8,0% 8,0% 8,0% Salary growth rate
Tabel tingkat mortalitas di Indonesia (TMI-II)/
Tingkat mortalitas Indonesian Mortality Table (TMI-II) Mortality rate
Tingkat perputaran karyawan
0 -19 0,10 0,10 0,10 0 -19
20 - 29 0,10 0,10 0,10 20 - 29
30 - 39 0,05 0,05 0,05 30 - 39
40 - 44 0,03 0,03 0,03 40 - 44
45 - 49 0,02 0,02 0,02 45 - 49
50 - 55 0,01 0,01 0,01 50 - 55
Tingkat cacat permanen 10% tabel TMI-II 10% tabel TMI-II 10% tabel TMI-II Disability

Perubahan satu poin persentase dalam tingkat A one-percentage point change in the
diskonto yang diasumsikan akan memiliki assumed discount rate would have the
dampak sebagai berikut: following effects:

2012 2011

Kenaikan/ Penurunan/ Kenaikan/ Penurunan/


Increase Decrease Increase Decrease

Dampak pada agregat Effect on the


biaya jasa kini aggregate current
dan biaya bunga 6.112.856.984 6.112.856.984 5.393.717.508 5.393.717.508 service cost and interest cost
Dampak kewajiban Effect on the defined
manfaat pasti 28.779.967.825 36.301.659.484 26.800.880.981 33.564.364.730 benefit obligation

b. Karyawan yang diperbantukan dari PAM b. Seconded employees


Jaya

Berdasarkan Perjanjian Revisi tanggal Based on the Revised Agreement dated


22 Oktober 2001 (Catatan 1c), Perusahaan October 22, 2001 (Note 1c), the Company
menerapkan rencana restrukturisasi untuk adopted an employee restructuring plan for
karyawan yang diperbantukan dari PAM Jaya the seconded employees from PAM Jaya,
(Seconded Employees) di mana kepada wherein the seconded employees were given
karyawan yang diperbantukan ditawarkan the following options:
opsi-opsi sebagai berikut:
a. Menjadi karyawan tetap Perusahaan. a. To become permanent employees of the
Company.
b. Menjadi karyawan tetap Perusahaan b. To become permanent employees of the
dengan memiliki Nomor Pegawai yang Company, with an Identification Number
dikeluarkan oleh PAM Jaya. issued by PAM Jaya.
59
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

20. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN 20. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY (continued)
(lanjutan)
b. Karyawan yang diperbantukan dari PAM b. Seconded employees (continued)
Jaya (lanjutan)

c. Mengundurkan diri dari PAM Jaya dan c. To resign from PAM Jaya and not become
tidak menjadi karyawan Perusahaan. an employee of the Company.
Jika karyawan yang diperbantukan menolak In case the seconded employees decline to
untuk menjadi karyawan tetap Perusahaan, become the Company’s permanent
Perusahaan akan memberikan imbalan kerja employees, the Company should provide
karyawan kepada karyawan yang employee benefits to them. Based on the joint
diperbantukan. Berdasarkan surat keputusan decision letter dated May 10, 2001 of the
bersama Direktur Utama Perusahaan dan President Director of the Company and PAM
PAM Jaya tanggal 10 Mei 2001, Perusahaan Jaya, the Company should pay benefits to the
akan membayar imbalan kerja karyawan seconded employees based on Kep-Men 150.
sesuai dengan Kep-Men 150.

Berdasarkan instruksi Gubernur DKI Jakarta Based on the Governor of DKI Jakarta
No. 145 Tahun 2003 tanggal 15 Juli 2003 Instruction No. 145 Year 2003 dated July 15,
kepada Direktur Utama PAM Jaya, Gubernur 2003 to the President Director of PAM Jaya,
mengubah opsi tersebut di atas menjadi the Governor changed the above-mentioned
sebagai berikut: options to become as follows:
a. Menjadi karyawan tetap Perusahaan, atau a. To become permanent employees of the
Company, or
b. Mengundurkan diri dari PAM Jaya dan b. To voluntarily resign from PAM Jaya and
menerima imbalan kerja karyawan. receive employee benefits.
Pada tanggal 29 Januari 2008, Perusahaan On January 29, 2008, the Company decided to
memutuskan untuk menunda persetujuan atas postpone starting March 1, 2008 until further
permintaan karyawan yang diperbantukan notice the approval of the seconded
terkait program pensiun dini (GHS) sejak employees’ request for the golden handshakes
tanggal 1 Maret 2008 hingga pemberitahuan program (GHS).
selanjutnya.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa Management believes that all expenses
seluruh beban yang terjadi akibat penerapan incurred in the implementation of the employee
dari program restrukturisasi karyawan untuk restructuring plan for the seconded employees
karyawan yang diperbantukan akan dipulihkan can be recovered from the funds in the reserve
dengan dana yang terdapat pada rekening accounts discussed in the Cooperation
cadangan yang dijelaskan dalam Perjanjian Agreement or tariff excess accounts or such
Kerjasama atau rekening kelebihan tarif atau other means acceptable by the Company and
dengan cara lain yang disetujui oleh PAM Jaya (Note 9). The method of recovery is
Perusahaan dan PAM Jaya (Catatan 9). stated in the Revised Agreement.
Metode pemulihan dinyatakan dalam
Perjanjian Revisi.

21. MODAL SAHAM 21. CAPITAL STOCK


Para pemegang saham pada tanggal 31 Desember The stockholders as of December 31, 2012, 2011
2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: and 2010 are as follows:
Jumlah Saham
Ditempatkan
dan Disetor
Penuh/ Persentase
Number of Kepemilikan (%)/
Pemegang saham/ Shares Issued Percentage of Nilai/
Stockholders and Fully Paid Ownership (%) Amount
Suez ENVIRONNEMENT 204.643 51 102.321.500.000 Suez ENVIRONNEMENT
PT Astratel Nusantara 196.617 49 98.308.500.000 PT Astratel Nusantara

Jumlah 401.260 100 200.630.000.000 Total

60
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

21. MODAL SAHAM (lanjutan) 21. CAPITAL STOCK (continued)


Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Based on a resolution in the stockholders’
Pemegang Saham yang diselenggarakan pada extraordinary general meeting held on
tanggal 24 November 2010, para pemegang November 24, 2010, the stockholders approved the
saham menyetujui pengalihan 76.239 saham yang transfer of 76,239 shares owned by Citigroup
dimiliki Citigroup Financial Product Inc. kepada Financial Products Inc. to PT Astratel Nusantara.
PT Astratel Nusantara. Perubahan ini telah This change was approved by the Capital
mendapat persetujuan dari Badan Koordinasi Investment Coordinating Board (BKPM) in its
Penanaman Modal (BKPM) berdasarkan resolution No. 1570/A.8.2010 dated December 3,
keputusan No. 1570/A.8/2010 pada tanggal 2010.
3 Desember 2010.
Berdasarkan rapat umum pemegang saham In the annual stockholders’ meetings held on April
tahunan yang diadakan pada tanggal 11 April 11, 2012, April 20, 2011 and May 11, 2010, the
2012, 20 April 2011 dan 11 Mei 2010, para stockholders resolved to appropriate retained
pemegang saham menyetujui untuk earnings for reserve fund amounting to
mencadangkan saldo laba sebagai dana cadangan Rp100,000,000 each for the years 2011, 2010 and
masing-masing sebesar Rp100.000.000 untuk 2009, respectively.
tahun 2011, 2010 dan 2009.

Pada tanggal 25 Oktober 2012, Perusahaan On October 25, 2012, the Company submitted a
menyampaikan permohonan persetujuan tertulis request for the written consent of PAM Jaya in
kepada PAM Jaya sehubungan dengan rencana connection with the proposed sale and transfer of
penjualan dan pengalihan kepemilikan Suez the 51% equity ownership of Suez Environnement
Environnement sebesar 51% kepada Manila Water in the Company to Manila Water Company. As of
Company. Pada tanggal 31 Desember 2012, December 31, 2012, the Company has not
Perusahaan belum menerima persetujuan tertulis received the written consent from PAM Jaya yet.
dari PAM Jaya.
22. DIVIDEN KAS 22. CASH DIVIDEND
Berdasarkan keputusan sirkular pemegang saham Based on the circular resolution of stockholders
tanggal 19 Oktober 2012, menyetujui keputusan dated October 19, 2012, the stockholders agreed
dewan direksi untuk membagikan dividen interim to a resolution of the board of directors to distribute
sebesar Rp200.000.000.000 yang telah dibagikan interim dividend amounting to Rp200,000,000,000,
sebesar Rp70.000.000.000 pada bulan Juli 2012 of which Rp70,000,000,000 was distributed in July
dan Rp130.000.000.000 pada bulan Oktober 2012. 2012 and Rp130,000,000,000 was distributed in
October 2012.
Berdasarkan rapat umum pemegang saham In the annual general meeting of the stockholders
tahunan pada tanggal 20 April 2011, para held on April 20, 2011, the stockholders agreed to
pemegang saham menyetujui pembagian dividen distribute cash dividend for the year 2010
tunai untuk tahun 2010 sebesar Rp60.000.000.000 amounting to Rp60,000,000,000 out of which
dimana Rp40.000.000.000 telah dibagikan sebagai Rp40,000,000,000 was distributed as interim
dividen interim berdasarkan keputusan pemegang dividend based on the stockholders' circular
saham tanggal 15 Desember 2010. Sisa resolution dated December 15, 2010. The
pembayaran dividen sebesar Rp20.000.000.000 remaining cash dividend amounting to
telah dibagikan kepada para pemegang saham Rp20,000,000,000 was distributed to stockholders
pada tanggal 30 Juni 2011. on June 30, 2011.

61
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

23. PENDAPATAN - BERSIH 23. REVENUES - NET


Rincian pendapatan adalah sebagai berikut: The details of revenues - net are as follows:
2012 2011

Pendapatan jasa konsesi 937.442.692.349 946.874.010.775 Revenue from service concession


Pendapatan bunga atas Interest income on
piutang konsesi 160.001.278.091 152.855.607.171 concession receivables
Pendapatan pengembangan Revenue from development of
aset konsesi 57.924.523.144 66.259.212.002 concession assets
Jumlah 1.155.368.493.584 1.165.988.829.948 Total
Dikurangi estimasi volume tagihan
air yang tidak tertagih - bersih Less estimated uncollectible portion of
(Catatan 6) 40.541.724.437 36.898.710.055 billed volume - net (Note 6)
Bersih 1.114.826.769.147 1.129.090.119.893 Net

Pendapatan dari tiap pelanggan tidak ada yang There are no revenues from any individual
jumlahnya melebihi 10% dari pendapatan bersih customers which exceeded 10% of net revenues in
pada tahun 2012 dan 2011. 2012 and 2011.
Estimasi volume tagihan air yang tidak tertagih The estimated uncollectible portion of billed volume
dihitung berdasarkan persentase tertentu dari is computed based on a certain percentage of
pendapatan atas tagihan imbalan air yang revenues from water charge billed which is
diperkirakan tidak tertagih berdasarkan catatan expected to be uncollectible based on historical
historis penagihan. Akun ini disajikan sebagai track collection record. This is presented as a
pengurang dari pendapatan dan piutang usaha deduction from revenues and trade receivables to
untuk mencerminkan estimasi jumlah yang tertagih reflect the estimated collectible amount which is
yang digunakan sebagai dasar pengakuan the basis for the Company’s revenue recognition
pendapatan Perusahaan (Catatan 2i dan 6). (Notes 2i and 6).

Sejak tahun 2010, PAM Jaya memutuskan Since 2010, PAM Jaya decided to prevent the
menghentikan indeksasi imbalan air otomatis application of water charge indexation
sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Revisi. automatically granted under the Revised
Oleh karena itu untuk semester satu dan dua tahun Agreement. Accordingly, for the first and second
2012 dan 2011 Perusahaan tetap menggunakan semesters of 2012 and 2011, the Company used
indeksasi imbalan air yang berlaku pada semester the second semester of 2009 agreed water charge
dua tahun 2009 sebesar Rp7.248,15 per meter indexation amounting to Rp7,248.15 per cubic
3 3
kubik (m ). meter (m ).

Berdasarkan perhitungan indeksasi imbalan air Based on the indexation of water charge under the
secara kontraktual berdasarkan Perjanjian Revisi Revised Agreement, as proposed to PAM Jaya, the
yang telah disampaikan kepada PAM Jaya, tingkat rates of water charge per cubic meter should
imbalan air setiap meter kubik seharusnya akan become Rp8,425.4 and Rp8,629.29 for the first and
menjadi masing-masing sebesar Rp8.425,4 dan second semesters, respectively, of 2012, and
Rp8.629,29 untuk semester pertama dan kedua Rp7,957.87 and Rp8,101.78 for the first and
tahun 2012, Rp7.957,87 dan Rp8.101,78 untuk second semesters, respectively, of 2011.
semester pertama dan kedua tahun 2011.

Jika indeksasi tahun 2012 dan 2011 digunakan, If the 2012 and 2011 indexations were applied, the
maka pendapatan jasa konsesi per 31 Desember revenue from service concession for the years
2012 dan 2011 akan mengalami kenaikan (Catatan ended December 31, 2012 and 2011 would have
9a). increased (Note 9a).

62
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

24. BEBAN LANGSUNG 24. DIRECT COSTS


Rincian beban langsung adalah sebagai berikut: The details of this account are as follows:

2012 2011

Biaya penggunaan air dan bahan kimia: Cost of water and chemicals used:
Air curah olahan Treated bulk water
Perusahaan Daerah Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Air Minum (PDAM) Tirta Kerta
Raharja Kabupaten Tangerang 193.755.047.956 174.172.659.633 Raharja Kabupaten Tangerang
Bahan kimia 35.974.485.751 26.695.785.955 Chemicals
Air baku Raw water
Perum Jasa Tirta II 32.643.145.200 30.504.650.485 Perum Jasa Tirta II
262.372.678.907 231.373.096.073
Beban produksi dan distribusi: Production and distribution expenses:
Upah tenaga kerja langsung 88.931.756.543 82.111.059.567 Direct labor
Perbaikan dan pemeliharaan 40.864.671.946 33.936.078.822 Repairs and maintenance
Listrik dan bahan bakar 31.968.893.242 31.518.494.761 Electricity and fuel
Sewa 8.837.580.203 5.727.260.258 Rental
Laboratorium 1.770.924.831 1.010.086.392 Laboratory
Pos dan telekomunikasi 775.506.719 989.348.538 Postage and telecommunication
Lain-lain 20.133.634.673 24.593.139.319 Others
193.282.968.157 179.885.467.657
Biaya pengembangan Cost of concession
aset konsesi 57.924.523.145 66.259.212.002 asset development
Biaya pembaharuan Cost of concession
aset konsesi 47.345.764.406 58.137.543.554 asset refurbishment
Jumlah 560.925.934.615 535.655.319.286 Total

25. BEBAN USAHA 25. OPERATING EXPENSES

Rincian beban usaha adalah sebagai berikut: The details of operating expenses are as follows:

2012 2011

Umum dan Administrasi: General and Administrative:


Gaji, upah dan kesejahteraan Salaries, wages and employee
karyawan (Catatan 20) 79.483.289.254 57.952.402.137 benefits (Note 20)
Penggunaan keahlian teknik (Catatan 5a) 34.154.831.058 32.754.343.356 Know-how fee (Note 5a)
Keamanan 11.124.968.232 10.611.482.897 Security
Sewa 7.141.789.361 5.906.016.442 Rent
Jasa profesional 6.499.390.692 6.652.624.595 Professional fees
Pajak dan lisensi 5.440.405.736 24.912.253.030 Taxes and licenses
Asuransi 5.308.287.135 5.291.858.770 Insurance
Perbaikan dan pemeliharaan 3.600.850.461 5.181.696.908 Repairs and maintenance
Perjalanan dinas 3.538.901.156 2.668.623.820 Travelling
Pos dan telekomunikasi 1.851.354.294 1.630.966.852 Postage and telecommunication
Representasi dan jamuan 1.843.702.204 2.392.666.766 Representation and entertainment
Alat-alat tulis 1.792.201.918 2.015.872.094 Subscription and stationery
Iklan dan promosi 1.308.131.923 3.465.961.601 Advertising and promotion
Rumah tangga kantor 869.229.089 1.025.499.377 Household supplies
Transportasi 555.087.983 515.023.963 Transportation
Listrik dan air 239.272.899 231.142.949 Electricity and water
Beban bank 195.861.113 244.513.524 Bank charges
Lain-lain 2.010.623.707 1.240.098.958 Others

166.958.178.215 164.693.048.039

63
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

25. BEBAN USAHA (lanjutan) 25. OPERATING EXPENSES (continued)


2012 2011

Pelayanan pelanggan: Customer Service:


Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan 42.993.100.723 41.315.357.724 Salaries, wages and employee benefits
Penagihan dan percetakan 15.130.364.626 15.216.737.535 Bills and printing
Pembacaan meteran air 9.737.848.407 9.408.420.973 Meter reading
Lain-lain 90.099.128 100.343.730 Others

67.951.412.884 66.040.859.962

Amortisasi 4.371.266.293 6.224.248 Amortization


Jumlah 239.280.857.392 230.740.132.249 Total

26. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 26. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES


a. Pada tanggal 31 Desember 2012, komitmen a. As of December 31, 2012, commitments on
untuk pengeluaran investasi sebesar capital expenditures amounting to Rp107,303
Rp107.303 juta merupakan perjanjian kontrak million represent contractual agreements for
untuk pembelian, instalasi dan perawatan aset procurement, installation and maintenance of
tetap yang belum diselesaikan. fixed assets which have not been completed.
b. Pada tanggal 21 November 2012, 14 orang b. On November 21, 2012, 14 individuals
yang berdomisili di Jakarta diwakili oleh domiciled in Jakarta represented by their
perwakilan mereka yang tergabung dalam Tim counsels joined in Tim Advokasi Hak Atas Air
Advokasi Hak Atas Air ("Penggugat") (the Right to Water Advocacy Team) (the
mengajukan "Gugatan Warga Negara" di "Plaintiffs") filed a “Citizen Lawsuit” at Central
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, terhadap Jakarta District Court, against several
beberapa Tergugat (Presiden Republik Defendants (President of the Republic of
Indonesia, Wakil Presiden Republik Indonesia, Indonesia, Vice President of the Republic of
Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Keuangan, Indonesia, Minister of Public Works, Minister
Gubernur DKI Jakarta, DPRD DKI Jakarta, of Finance, DKI Jakarta Governor, Regional
PAM Jaya) dan Perusahaan sebagai "Turut House of Representatives DKI Jakarta, PAM
Tergugat I". Dalam gugatan mereka, terdaftar Jaya) and the Company as "Co-Defendant I".
di bawah Kasus Perdata In their lawsuit, registered under Civil Case
No. 527/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Pst, Penggugat No. 527/Pdt.G/2012/PN.Jkt. Pst, the Plaintiffs
meminta untuk "menghentikan kebijakan request to “terminate policy on privatization of
privatisasi air minum di Jakarta". Sampai drinking water in Jakarta”. As of December 31,
dengan tanggal 31 Desember 2012, belum ada 2012, no court action has been initiated.
tindak lanjut hukum dari pengadilan.

c. Pada tanggal 24 Juli 2002, Perusahaan c. On July 24, 2002, the Company was sued by
dituntut oleh Ir. Suhardi, karyawan yang Ir. Suhardi, PAM Jaya’s employee seconded to
diperbantukan PAM Jaya kepada Perusahaan the Company, for returning him to PAM Jaya,
karena mengembalikan karyawan tersebut ke offering early termination and not paying his
PAM Jaya, menawarkan pemutusan hubungan salary from July 1998. Ir. Suhardi claimed
kerja lebih awal dan tidak membayar gajinya material and immaterial damages of
sejak bulan Juli 1998. Ir. Suhadi menuntut Rp343,484,986 and Rp3,000,000,000,
ganti rugi atas kerugian materiil dan non- respectively. On January 8, 2003, the Central
materiil masing-masing sebesar Jakarta Court rejected the lawsuit. On
Rp343.484.986 dan Rp3.000.000.000. Pada March 7, 2003, the plaintiff filed an appeal with
tanggal 8 Januari 2003, Pengadilan Jakarta the Jakarta High Court. As of December 31,
Pusat menolak tuntutan hukum tersebut. Pada 2012, the Jakarta High Court has not rendered
tanggal 7 Maret 2003, penggugat mengajukan its decision on this case.
banding atas putusan pengadilan tersebut ke
Pengadilan Tinggi Jakarta. Sampai dengan
tanggal 31 Desember 2012, Pengadilan Tinggi
Jakarta belum membuat putusan atas kasus
ini.

64
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

26. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) 26. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES


(continued)

d. Pada tanggal 13 Juni 2008, PAM Jaya digugat d. On June 13, 2008, PAM Jaya was sued by
oleh 1.055 orang karyawan yang diperbantukan 1,055 of its employees seconded to the
pada Perusahaan dan PT Aetra Air Jakarta Company and PT Aetra Air Jakarta (formerly
(dahulu PT Thames PAM Jaya) mengenai PT Thames PAM Jaya) regarding the alleged
diskriminasi atas pembayaran tunjangan antara discrimination in the payment of allowances
karyawan yang ditugaskan di kantor pusat PAM between the employees assigned to the head
Jaya dengan karyawan yang diperbantukan ke office of PAM Jaya and those seconded to the
Perusahaan dan PT Aetra Air Jakarta. Gugatan Company and PT Aetra Air Jakarta. The
tersebut didaftarkan di Pengadilan Hubungan lawsuit was filed in the Industrial Relations
Industri di wilayah pengadilan Jakarta Pusat, Court of the District Court of Central Jakarta,
dimana PAM Jaya sebagai pihak tergugat dan whereby PAM Jaya as defendant and the
Perusahaan serta PT Aetra Air Jakarta sebagai Company and PT Aetra Air Jakarta as co-
turut tergugat. Para penggugat menuntut defendants were sued for alleged
pembayaran uang kompensasi atas upah yang underpayment of allowances for the period
tidak dibayarkan sejak Juni 1998 sampai from June 1998 up to December 2008 with a
dengan Desember 2008 senilai total value of Rp224,276,308,500. These
Rp224.276.308.500. Para karyawan ini employees had previously filed a similar
sebelumnya telah mengajukan tuntutan serupa lawsuit which was rejected by the Jakarta
tetapi ditolak Pengadilan Negeri Jakarta pada District Court in 2004.
tahun 2004.
Pada tanggal 19 Februari 2009, Pengadilan On February 19, 2009, the Industrial Relations
Hubungan Industri di wilayah pengadilan Court of the District Court of Central Jakarta
Jakarta Pusat memutuskan untuk issued its decision in favor of the seconded
mengabulkan gugatan karyawan yang employees. Based on this decision, PAM Jaya,
diperbantukan tersebut dan mengharuskan PT Aetra Air Jakarta and the Company should
PAM Jaya, PT Aetra Air Jakarta dan pay the seconded employees the total amount
Perusahaan membayar uang kompensasi of Rp101,307,895,930 and it should be shared
tersebut sebesar Rp101.307.895.930. Pada among PAM Jaya, PT Aetra Air Jakarta and the
tanggal 13 Maret 2009, PAM Jaya, PT Aetra Company. On March 13, 2009, PAM Jaya,
Air Jakarta dan Perusahaan mengajukan PT Aetra Air Jakarta and the Company filed an
kasasi ke Mahkamah Agung. Pada tanggal appeal to the Supreme Court on the decision of
4 November 2009 kasasi tersebut dikabulkan the Industrial Relations Court of the District
oleh Mahkamah Agung dan membebaskan Court of Central Jakarta. On November 4,
PAM Jaya, PT Aetra Air Jakarta dan 2009, the Supreme Court issued a decision
Perusahaan dari gugatan karyawan yang against the previous decision of the Industrial
diperbantukan tersebut. Relations Court of the District Court of Central
Jakarta and acquitted PAM Jaya, PT Aetra Air
Jakarta and the Company.
Pada tanggal 17 September 2010, karyawan On September 17, 2010, the seconded
yang diperbantukan tersebut mengajukan employees submitted a request for judicial
peninjauan kembali ke Mahkamah Agung. review to the Supreme Court of Indonesia. The
Perusahaan telah memasukkan Kontra Company submitted its counter-memorandum
Memorandum pada tanggal 23 Desember on December 23, 2010. As of December 31,
2010. Sampai dengan 31 Desember 2012, 2012, no decision has been made on this case.
belum ada keputusan menyangkut kasus ini.

65
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

26. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) 26. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES


(continued)
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa Management believes that, from a purely legal
dari sudut pandang hukum, tuntutan yang standpoint, the lawsuit does not have a legal
diajukan tak mempunyai dasar hukum yang basis considering that the payment of
jelas karena pembayaran gaji karyawan PAM allowances applies only to PAM Jaya
Jaya yang terkait dengan tuntutan tersebut employees at the PAM Jaya head office. The
hanya berhubungan dengan karyawan PAM private partners (the Company and PT Aetra
Jaya yang ditugaskan di Kantor Pusat, Air Jakarta), based on the Secondment
sedangkan Mitra PAM Jaya (yaitu Perusahaan Agreement, have an authority to set up their
dan PT Aetra Air Jakarta) berdasarkan own mechanism through the existing
Perjanjian Secondment mempunyai wewenang remuneration system for the salary adjustment
untuk mengatur mekanisme penggajian untuk of the seconded employees.
karyawan yang diperbantukan oleh PAM Jaya.

27. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG 27. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN
ASING FOREIGN CURRENCIES

Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing Monetary assets and liabilities denominated in
serta nilai ekuivalen dalam rupiah dengan foreign currencies and their rupiah equivalents
menggunakan rata-rata kurs jual dan kurs beli yang using the average buying and selling rates of
ditetapkan oleh Bank Indonesia pada masing- export bills published by Bank Indonesia at each
masing tanggal laporan posisi keuangan adalah statement of financial position date are as follows:
sebagai berikut:
2012
Jumlah dalam
Mata Uang Asing/
Amount in Setara Rupiah/
Foreign Currencies Rupiah Equivalents
Aset Assets
Kas dan bank EUR 374.603 4.798.619.865 Cash on hand and in banks
US$ 125.068 1.209.409.566
AUD 3.275 32.833.152
Sin$ 6.667 52.717.243

Piutang pihak-pihak berelasi EUR 108.121 1.385.025.783 Due from related parties
US$ 3.725 36.021.234

Aset keuangan tidak lancar lainnya US$ 193.439 1.870.559.868 Other non-current financial assets

Jumlah Aset 9.385.186.711 Total Assets

Liabilitas Liabilities
Hutang usaha US$ 280 2.712.435 Trade payables
EUR 4.043 51.790.830
Hutang lain-lain US$ 292.782 2.831.197.272 Other payables
EUR 24.440 313.072.978

Hutang pihak-pihak berelasi EUR 2.603.810 33.354.817.634 Due to related parties

Jumlah Liabilitas 36.553.591.149 Total Liabilities

Liabilitas Bersih 27.168.404.438 Net Liabilities

66
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

27. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG 27. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN
ASING (lanjutan) FOREIGN CURRENCIES (continued)

2011
Jumlah dalam
Mata Uang Asing/
Amount in Setara Rupiah/
Foreign Currencies Rupiah Equivalents
Aset Assets
Kas dan bank EUR 116.680 1.369.706.520 Cash on hand and in banks
US$ 93.786 850.451.448
AUD 3.275 30.139.825
Sin$ 4.680 32.638.320

Piutang pihak-pihak berelasi EUR 66.421 779.716.119 Due from related parties
US$ 3.725 33.778.300

Aset keuangan tidak lancar lainnya US$ 182.366 1.653.694.888 Other non-current financial assets

Jumlah Aset 4.750.125.420 Total Assets

Liabilitas Liabilities
Hutang usaha US$ 149.588 1.356.463.984 Trade payables
EUR 28.307 332.295.873
Hutang lain-lain US$ 83.549 757.622.332 Other payables
EUR 11.155 130.948.545
JPY 39.766 4.652.622
Sin$ 177 1.234.398

Hutang pihak-pihak berelasi EUR 2.952.341 34.657.530.999 Due to related parties

Jumlah Liabilitas 37.240.748.753 Total Liabilities

Liabilitas Bersih 32.490.623.333 Net Liabilities

2010
Jumlah dalam
Mata Uang Asing/
Amount in Setara Rupiah/
Foreign Currencies Rupiah Equivalents
Aset Assets
Kas dan bank US$ 114.981 1.033.786.528 Cash on hand and in banks
EUR 62.405 746.090.005
AUD 3.275 29.941.720
Sin$ 1.689 11.793.803

Piutang pihak-pihak berelasi EUR 66.821 798.897.844 Due from related parties
US$ 3.725 33.491.475

Aset keuangan tidak lancar lainnya US$ 182.366 1.639.653.335 Other non-current financial assets

Jumlah Aset 4.293.654.710 Total Assets

67
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

27. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG 27. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN
ASING (lanjutan) FOREIGN CURRENCIES (continued)

2010
Jumlah dalam
Mata Uang Asing/
Amount in Setara Rupiah/
Foreign Currencies Rupiah Equivalents

Liabilitas Liabilities
Hutang usaha US$ 101.914 916.306.526 Trade payables

Hutang lain-lain EUR 35.005 418.514.701 Other payables


US$ 16.779 150.859.180
Hutang pihak-pihak berelasi EUR 2.551.196 30.501.559.919 Due to related parties
Jumlah Liabilitas 31.987.240.326 Total Liabilities

Liabilitas Bersih 27.693.585.616 Net Liabilities

Mata uang rupiah telah mengalami fluktuasi nilai The rupiah has depreciated in value, except in
kecuali dalam Dolar Singapura dan Australia dari relation to the Singapore and Australian dollars,
tanggal 31 Desember 2012 sampai dengan tanggal from December 31, 2012 to February 8, 2013 (date
8 Februari 2013 (tanggal penyelesaian laporan of completion of these financial statements) based
keuangan) berdasarkan kurs tengah mata uang on the middle rates of exchange published by Bank
asing yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia seperti Indonesia as shown below:
yang tercantum di bawah ini:

Setara Rupiah/
Rupiah Equivalents
31 Desember 2012/ 8 Februari 2013/
Mata Uang Asing (Satu Unit) December 31, 2012 February 8, 2013 Foreign Currencies (One Unit)

Dolar Amerika Serikat 9.670 9.685 U.S. dollar


Euro 12.810 12.986 Euro
Dolar Singapura 7.907 7.811 Singapore dollar
Dolar Australia 10.025 9.965 Australian dollar

Apabila aset dan liabilitas dalam mata uang asing Had the assets and liabilities denominated in
pada tanggal 31 Desember 2012 dinilai kembali foreign currencies as of December 31, 2012 been
menggunakan nilai tukar mata asing pada tanggal reflected using the above middle rates of exchange
8 Februari 2013 (tanggal penyelesaian laporan as of February 8, 2013 (date of completion of these
keuangan), maka liabilitas bersih dalam mata uang financial statements), the net foreign currency-
asing seperti yang tercantum di atas akan naik denominated liabilities, as presented above, would
lebih sebesar Rp378 juta. have increased by approximately Rp378 million.

68
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

28. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN 28. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS

Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi The following table sets out the carrying values
nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan and estimated fair values of the Company’s
pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010. financial instruments as of December 31, 2012,
2011 and 2010.
Nilai Tercatat/Carrying Values Nilai Wajar/Fair Values

2012 2011 2010 2012 2011 2010

Aset keuangan Financial Assets


Kas dan bank 353.734.511.542 256.929.272.856 251.785.754.005 353.734.511.542 256.929.272.856 251.785.754.005 Cash on hand and in banks
Piutang usaha 164.393.325.079 173.186.893.969 167.220.388.195 164.393.325.079 173.186.893.969 167.220.388.195 Trade receivables
Penerimaan tagihan yang ditahan 79.371.781.905 183.642.764.406 54.861.860.923 79.371.781.905 183.642.764.406 54.861.860.923 Bill collections retained
Piutang lain-lain - 73.861.868 15.572.603 - 73.861.868 15.572.603 Other receivables
Dana yang disisihkan - 3.500.000.000 3.500.000.000 - 3.500.000.000 3.500.000.000 Sinking fund
Piutang PAM Jaya 381.832.432.578 361.150.695.670 294.831.721.076 381.832.432.578 361.150.695.670 294.831.721.076 Receivables from PAM Jaya
Piutang pihak-pihak berelasi 1.553.158.239 945.188.346 956.705.576 1.453.911.428 825.564.107 835.623.702 Due from related parties
Piutang Bank Dunia - 384.742.607 762.999.957 - 336.049.093 666.433.712 Receivable from the World Bank
Dana jaminan - 2.068.011.889 2.040.908.619 - 1.806.281.674 1.843.944.704 Security fund
Aset keuangan tidak lancar Other non-current financial
lainnya 2.002.552.869 1.818.588.523 1.794.546.336 2.002.552.868 1.818.588.523 1.794.546.336 assets

Jumlah 982.887.762.212 983.700.020.134 777.770.457.290 982.788.515.400 983.269.972.166 777.355.845.256 Total

Liabilitas Keuangan Financial Liabilities


Hutang usaha 49.055.543.978 46.205.391.623 71.067.388.497 49.055.543.978 46.205.391.623 71.067.388.497 Trade payables
Hutang lain-lain 40.883.356.434 45.254.551.476 45.470.929.678 40.883.356.434 45.254.551.476 45.470.929.678 Other payables
Biaya masih harus dibayar 101.339.308.570 74.725.564.328 72.604.642.545 101.339.308.570 74.725.564.328 72.604.642.545 Accrued expenses
Hutang obligasi - 99.893.586.686 99.767.782.534 - 102.430.000.000 106.782.800.000 Bonds payable
Hutang bank - bagian yang jatuh tempo Current maturities of
dalam waktu satu tahun 36.400.000.000 - - 80.973.255.242 - - long-term bank loan
Hutang bank jangka panjang - bersih Long-term bank
setelah dikurangi bagian yang loan - net of current
jatuh tempo dalam waktu satu tahun 416.384.106.141 337.037.256.539 336.500.505.707 408.346.551.965 380.563.403.247 335.123.075.295 maturities
Hutang pihak-pihak berelasi 41.670.583.539 41.304.148.769 35.675.717.394 39.007.833.249 36.076.643.173 31.160.553.231 Due to related parties

Jumlah 685.732.898.662 644.420.499.421 661.086.966.355 719.605.849.438 685.255.553.847 662.209.389.246 Total

Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana Fair value is defined as the amount at which the
instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam instrument could be exchanged in a current
transaksi jangka pendek antara pihak yang transaction between knowledgeable willing parties
berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang in an arm's length transaction, other than in a
memadai melalui suatu transaksi yang wajar, forced or liquidation sale. Fair values are obtained
selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan from quoted market prices, discounted cash flow
likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga models and option pricing models, as appropriate.
pasar, model arus kas diskonto dan model
penentuan harga opsi yang sewajarnya.

Instrumen keuangan yang disajikan di dalam Financial instruments presented in the statements
laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai of financial position are carried at their fair values,
wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah otherwise, they are presented at carrying values
tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai as either these are reasonable approximations of
wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur fair values or their fair values cannot be reliably
secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi measured. The following methods and
di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai assumptions are used to estimate the fair value of
wajar untuk masing-masing kelas instrumen each class of financial instruments:
keuangan:
a. Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai a. Financial instruments carried at fair value or
wajar atau biaya perolehan diamortisasi amortized cost

Piutang PAM Jaya dicatat sebesar biaya The receivables from PAM Jaya are carried at
perolehan yang diamortisasi menggunakan amortized cost using the effective interest rate
metode suku bunga efektif dan tingkat method and the discount rates used are the
diskonto yang digunakan adalah suku bunga current market incremental time deposit rate.
deposito.
Nilai wajar dari piutang pihak-pihak berelasi, The fair values of due from related parties,
piutang Bank Dunia, dana jaminan, dan receivable from the World Bank, security fund
hutang pihak-pihak berelasi dihitung and due to related parties are calculated by
menggunakan dengan mendiskontokan arus discounting future scheduled cash flow
kas yang harus dibayar di masa datang payments using current market incremental
menggunakan suku bunga deposito. time deposit rates.

69
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

28. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN 28. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS
(lanjutan) (continued)

Nilai wajar dari hutang bank jangka panjang - The fair value of long-term bank loan - net of
bersih setelah dikurangi bagian yang jatuh current maturities is calculated by discounting
tempo dalam waktu satu tahun dihitung future scheduled cash flow payments at
dengan mendiskontokan arus kas yang harus market interest rate, and bonds payable are
dibayar di masa datang sesuai dengan skedul valued using market value available in the
pembayaran pada tingkat bunga pasar dan bonds market.
hutang obligasi dinilai dengan menggunakan
nilai pasar yang terdapat pada pasar obligasi.

b. Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat b. Financial instruments with carrying amounts
yang mendekati nilai wajarnya that approximate their fair values
Nilai wajar untuk kas dan bank, piutang usaha, The fair values of cash on hand and in banks,
penerimaan tagihan yang ditahan, piutang lain- trade receivables, bill collections retained,
lain, dana yang disisihkan, hutang usaha, other receivables, sinking fund, trade
hutang lain-lain, dan biaya masih harus payables, other payables, accrued expenses
dibayar mendekati nilai tercatatnya karena and current maturities of long-term bank loan
bersifat jangka pendek. approximate their carrying values due to their
short-term nature.

Aset keuangan tidak lancar lainnya dicatat sebesar Other non-current financial assets are carried at
biaya historisnya karena nilai wajarnya tidak dapat historical cost because their fair value cannot be
diukur secara handal. Tidak praktis untuk reliably measured. It is not practical to estimate the
mengestimasi nilai wajar dari uang jaminan karena fair value of security deposits because there are no
tidak ada jangka waktu pembayaran yang pasti fixed repayment terms although they are not
walaupun tidak diharapkan untuk dikembalikan expected to be settled within 12 months after the
dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal statement of financial position date.
laporan posisi keuangan.

29. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN 29. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
RISIKO KEUANGAN AND POLICIES
Instrumen keuangan utama Perusahaan terdiri dari The Company's principal financial instruments
Instrumen aset keuangan dan instrumen liabilitas comprise financial assets and financial liabilities.
keuangan. Instrumen aset keuangan terdiri atas Financial asset instruments consist of cash on
kas dan bank, piutang usaha, penerimaan tagihan hand and in banks, trade receivables, bill
yang ditahan, piutang lain-lain, dana yang collections retained, other receivables, sinking
disisihkan, piutang PAM Jaya, piutang pihak-pihak fund, receivables from PAM Jaya, due from related
berelasi, piutang Bank Dunia, dana jaminan, dan parties, receivable from the World Bank, security
aset keuangan tidak lancar lainnya. Instrumen fund, and other non-current financial assets.
liabilitas keuangan terdiri atas hutang usaha, Financial liability instruments consist of trade
hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, payables, other payables, accrued expenses,
hutang obligasi, hutang bank jangka panjang, dan bonds payable, long-term bank loan, and due to
hutang pihak-pihak berelasi. related parties.

Tujuan utama dari instrumen keuangan tersebut The main purpose of these financial instruments is
adalah untuk mengumpulkan dana untuk kegiatan to raise funds for the Company's operations. The
operasional Perusahaan. Aset dan liabilitas financial assets and liabilities such as trade
keuangan seperti piutang usaha dan hutang usaha, receivables and trade payables are directly derived
langsung muncul dari kegiatan usahanya. from operations.

Telah menjadi kebijakan Perusahaan bahwa tidak It is and has been the Company's policy that no
akan ada perdagangan dalam instrumen keuangan trading in financial instruments shall be
yang akan dilakukan. undertaken.

70
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

29. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN 29. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

Risiko utama dari instrumen keuangan Perusahan The main risks arising from the Company's
adalah risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang financial instruments are interest rate risk, foreign
asing, risiko likuiditas dan risiko harga komoditas. currency risk, liquidity risk and commodity price
Penelaahan dan persetujuan kebijakan oleh risk. The board of directors reviews and approves
Dewan Direksi untuk mengelola masing-masing policies for managing each of these risks, which
risiko ini dijelaskan secara detail sebagai berikut: are described in more detail as follows:
a. Risiko tingkat suku bunga a. Interest rate risk
Risiko tingkat suku bunga Perusahan terutama The Company's interest rate risk mainly arises
timbul dari pinjaman untuk tujuan modal kerja from loans for working capital and investment
dan investasi. Pinjaman yang dimiliki purposes. Loans obtained by the Company
perusahaan terdiri atas obligasi dan pinjaman consist of bonds and long-term bank loan with
bank jangka panjang dengan suku bunga fixed interest rate. This condition mitigates the
tetap. Kondisi ini dapat menghindari risk of interest rate fluctuation.
Perusahaan dari perubahan tingkat suku
bunga.

b. Risiko mata uang asing b. Foreign currency risk


Mata uang pelaporan Perusahaan adalah The Company’s reporting currency is the
rupiah. Perusahaan dapat menghadapi risiko rupiah. The Company faces foreign exchange
nilai tukar mata uang asing karena beberapa risk as the costs of certain key purchases of
biaya utama seperti biaya keahlian tehnik dan services such as know-how fee and
biaya konsultan utamanya dalam mata uang consultancy fee are either denominated in euro
euro atau harga yang secara signifikan or whose price is significantly influenced by
dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan their benchmark price movements in foreign
harganya dalam mata uang asing (terutama currencies (mainly euro) as quoted in the
euro) seperti yang dikutip dari pasar international markets. To the extent that the
internasional. Apabila pembelian Perusahaan revenue and purchases of the Company are
di dalam mata uang selain rupiah, dan tidak denominated in currencies other than rupiah,
seimbang dalam hal kuantum dan/atau and are not evenly matched in terms of quantity
pemilihan waktu, Perusahaan harus and/or timing, the Company has exposure to
menghadapi risiko mata uang asing. foreign currency risk.
Perusahaan tidak mempunyai kebijakan The Company does not have any formal
lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran hedging policy for foreign exchange exposure
mata uang asing mengingat jumlah considering the transaction volume is not
transaksinya tidak material. material.

Analisis sensitivitas untuk risiko nilai mata Sensitivity analysis for foreign currency risk
uang asing
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, As of December 31, 2012 and 2011, had the
jika nilai tukar rupiah terhadap euro menurun/ exchange rate of the rupiah against the euro
meningkat sebanyak 10% dengan semua depreciated/ appreciated by 10% with all other
variabel konstan, pendapatan sebelum pajak variables held constant, income before tax for
untuk tahun yang berakhir pada tanggal- the years then ended would have been
tanggal tersebut masing-masing sebesar Rp2,791 million and Rp3,297 million
Rp2.791 juta dan Rp3.297 juta lebih lower/higher, respectively, mainly as a result of
rendah/tinggi, terutama sebagai akibat foreign exchange losses/gains on cash on
kerugian/keuntungan selisih kurs kas dan hand and in banks, trade receivables, trade
bank, piutang usaha, hutang usaha dan payables and other payables.
hutang lain-lain.

71
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

29. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN 29. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

c. Risiko likuiditas c. Liquidity risk


Perusahaan mengelola profil likuiditasnya The Company manages its liquidity profile to
untuk dapat mendanai pengeluaran modalnya be able to finance its capital expenditure and
dan mengelola hutang yang jatuh tempo service its maturing debts by maintaining
dengan mengatur kas dan ketersediaan sufficient cash and the availability of funding
pendanaan melalui jumlah fasilitas kredit through an adequate amount of committed
berkomitmen yang cukup. credit facilities.

Kenaikan nilai atas shortfall (Catatan 9) yang The increasing amount of the shortfall (Note 9)
merupakan perbedaan tarif yang dikenakan which represents the difference between the
pelanggan dengan imbalan air yang diterima tariff charged to customers and water charge
Perusahaan setelah dikurangi bagian minus First Party Requirement which will be
Kebutuhan Pihak Pertama dimana shortfall borne by PAM Jaya, affects the liquidity
tersebut akan ditanggung oleh PAM Jaya, position of the Company. Based on the
mempengaruhi likuiditas Perusahaan. Cooperation Agreement, this shortfall will be
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama, shortfall ini repaid by tariff increase mechanism through
akan dibayarkan melalui mekanisme kenaikan the DKI Jakarta Governor’s decree.
tariff yang ditetapkan melalui Keputusan
Gubernur DKI Jakarta.

Pembayaran shortfall hanya akan terjadi jika Shortfall payment will only occur when there is
terjadi kenaikan tarif yang cukup untuk meliputi an increase in water tariff which is sufficient to
imbalan air yang diterima perusahaan dan cover water charge and First Party
Kebutuhan Pihak Pertama. Namun demikian, Requirements. However, it is hard to estimate
kenaikan ini sulit diestimasi kapan terjadinya. when this increase will occur. This condition
Hal ini menimbulkan resiko likuditas leads to liquidity risk to the Company.
Perusahaan.
Perusahaan secara regular mengevaluasi The Company regularly evaluates its projected
proyeksi arus kas dan terus menerus menilai and actual cash flow information and
kondisi pada pasar keuangan untuk continuously assesses conditions in the
kesempatan mengejar inisiatif penggalangan financial markets for opportunities to pursue
dana. Inisiatif-inisiatif ini termasuk hutang bank fund-raising initiatives. These initiatives may
dan pinjaman dan isu pasar modal. include bank loans and borrowings and debt
market issues.

d. Risiko harga komoditas d. Commodity price risk

Perusahaan terkena dampak risiko harga The Company’s exposure to commodity price
komoditas terutama diakibatkan oleh risk relates primarily to the purchase of the
pembelian bahan baku utama seperti air. major raw materials such as water. The prices
Harga bahan baku tersebut secara langsung of these raw materials are directly controlled by
dipengaruhi oleh sedikitnya supplier air. a few suppliers.
Harga air baku dan air curah olahan Raw water and bulk treated prices are decided
ditetapkan oleh Perum Jasa Tirta II dan PDAM by Perum Jasa Tirta II and PDAM Tangerang
Tangerang selaku supplier air curah dan air as the Company’s raw water and bulk treated
baku. Kenaikan harga ini dicover melalui water suppliers. Any price increase is
indeksasi imbalan air yang diterima recovered through indexation of water charge
perusahaan yang dilakukan setiap enam bulan which is done once in six months.
sekali.

72
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

29. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN 29. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

d. Risiko harga komoditas (lanjutan) d. Commodity price risk (continued)

Kebijakan Perusahaan untuk meminimalkan The Company’s policy is to minimize the risks
risiko yang berasal dari fluktuasi harga arising from the fluctuations in the commodity
komoditas adalah mencari sumber air baku prices by searching for other water sources
lainnya seperti Kali Pesanggrahan. Sebagai such as the Pesanggrahan River. In addition,
tambahan, Perusahaan juga meminimalkan the Company may seek to mitigate its risks by
risiko kenaikan harga melalui mekanisme passing on the price increases through water
penyesuaian water charge. charge adjustment mechanism.

Analisis sensitivitas untuk risiko harga Sensitivity analysis for commodity price risk
komoditas
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, As of December 31, 2012 and 2011, had the
jika harga jual air curah olahan menurun/ selling price of bulk treated water increased/
meningkat sebanyak 10%, dengan semua decreased by an additional 10%, with all other
variabel konstan, pendapatan sebelum pajak variables held constant, income before tax for
untuk tahun yang berakhir pada tanggal- the years then ended would have been
tanggal tersebut masing-masing sebesar Rp19,375 million and Rp17,417 million
Rp19.375 juta dan Rp17.417 juta lebih lower/higher, respectively, mainly as a result of
rendah/tinggi, terutama sebagai akibat increase/decrease in water cost.
kenaikan/penurunan biaya bahan baku air.

30. MANAJEMEN RISIKO PERMODALAN 30. CAPITAL RISK MANAGEMENT

Tujuan Perusahaan dalam mengelola The Company’s objective on capital management


permodalannya adalah untuk menjaga rasio is to ensure that it maintains healthy capital ratios
permodalan yang cukup sehat untuk mendukung to support its operational activities and optimize
operasional Perusahaan dan mengoptimalkan nilai value added to the stockholders including
tambah kepada pemegang saham termasuk juga maintaining strong credit rating in order to have
menjaga peringkat kredit yang baik agar dapat lower cost of capital from financial institutions.
memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan
dengan biaya yang lebih murah.

Perusahaan mengelola struktur permodalan dan The Company manages its capital structure and
membuat penyesuaian seiring dengan perubahan makes adjustment to it in light of changes in
ekonomi maupun kebutuhan operasional. Untuk economic conditions and operational activities as
menjaga struktur permodalan, Perusahaan secara well. To support its capital structure, the Company
berkesinambungan menjaga efisiensi biaya continuously keeps operational expenses at an
operasional, melakukan investasi pada jaringan efficient level, invests in network which gives
yang memberikan nilai tambah secara optimal dan optimum value added and, if necessary, adjusts the
jika perlu, melakukan penyesuaian terhadap dividend payment to the stockholders.
deviden yang akan dibagikan kepada pemegang
saham.

Perusahaan mengawasi struktur permodalan The Company monitors its capital structure using
dengan menggunakan gearing ratio, yang gearing ratio, which is net debt divided by total
diperoleh dengan membagi pinjaman bersih stockholders’ equity. Net debt consists of long-term
dengan jumlah ekuitas pemegang saham. bank loan, bonds payable, trade payables and
Pinjaman bersih terdiri atas hutang bank jangka other payables, less cash on hand and in banks.
panjang, hutang obligasi, hutang usaha dan hutang
lain-lain, dikurangi kas dan bank.

73
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

30. MANAJEMEN RISIKO PERMODALAN (lanjutan) 30. CAPITAL RISK MANAGEMENT (continued)

2012 2011 2010

Hutang bank jangka panjang - bersih Long-term bank


setelah dikurangi bagian yang loan - net of current
jatuh tempo dalam waktu satu tahun 416.384.106.141 337.037.256.539 336.500.505.707 maturities
Hutang usaha 49.055.543.978 46.205.391.623 71.067.388.497 Trade payables
Hutang lain-lain 40.883.356.434 45.254.551.476 45.470.929.678 Other payables
Hutang bank - bagian yang jatuh Current maturities of
tempo dalam waktu satu tahun 36.400.000.000 - - long-term bank loan
Hutang obligasi - 99.893.586.686 99.767.782.534 Bonds payable
Dikurangi: Less:
Kas dan bank (353.734.511.542) (256.929.272.856) (251.785.754.005) Cash on hand and in banks

Pinjaman bersih 188.988.495.011 271.461.513.468 301.020.852.411 Net debt

Jumlah ekuitas 1.269.204.136.030 1.261.319.413.901 1.043.841.102.344 Total stockholders’ equity

Gearing ratio 15% 22% 29% Gearing ratio

31. PENYAJIAN KEMBALI AKUN 31. RESTATEMENT OF ACCOUNTS

Akun-akun berikut pada laporan keuangan tahun The following accounts in the 2011 and 2010
2011 dan 2010 telah disajikan kembali sebagai financial statements have been restated as a result
akibat penerapan ISAK No. 16, “Perjanjian Konsesi of the implementation of ISAK No. 16, “Service
Jasa“, dan ISAK No. 22, “Perjanjian Konsesi Jasa: Concession Arrangements”, and ISAK No. 22,
Pengungkapan”, yang berlaku efektif 1 Januari “Service Concession Arrangements: Disclosures”,
2012 (Catatan 2f dan 10). starting January 1, 2012 (Notes 2f and 10).

2011 Pengaruh
Sesuai laporan penyajian 2011
terdahulu/ kembali/ Setelah
As previously Restatement disajikan kembali/
Akun reported effect As restated Account

LAPORAN POSISI STATEMENT OF FINANCIAL


KEUANGAN POSITION
Aset tidak lancar: Non-current assets:
Piutang konsesi - 912.972.531.581 912.972.531.581 Concession receivables
Aset pajak tangguhan - bersih 47.240.310.627 (17.819.529.752) 29.420.780.875 Deferred tax assets - net
Aset tidak berwujud – bersih - 21.314.220.664 21.314.220.664 Intangible assets - net
Aset tetap - bersih 865.366.660.869 (865.366.660.869) - Fixed assets - net
Saldo laba: Retained earnings:
Belum ditentukan
penggunaannya (1.009.088.852.277) (51.100.561.624) (1.060.189.413.901) Unappropriated

LAPORAN LABA STATEMENT OF


KOMPREHENSIF COMPREHENSIVE INCOME
Pendapatan - bersih (1.087.887.223.629) 41.202.896.264 1.129.090.119.893 Revenue - net
Beban langsung: Direct costs:
Biaya pengembangan dan Cost of concession assets
pembaharuan aset konsesi - 124.396.755.556 124.396.755.556 development and refurbishment
Penyusutan dan amortisasi 92.439.844.363 (92.433.620.115) 6.224.248 Depreciation and amortization
Manfaat pajak tangguhan (4.313.704.479) 2.309.940.206 (2.003.764.273) Deferred income tax benefit

LAPORAN ARUS STATEMENT OF


KAS CASH FLOWS
Perolehan aset tetap (108.052.430.887) 108.052.430.887 - Acquisition of fixed assets
Pengembangan Cost of concession
aset konsesi - (106.781.192.881) (106.781.192.881) assets development
Perolehan aset tetap - (1.271.238.006) (1.271.238.006) Acquisition of intangible assets

74
The original financial statements included herein are in Indonesian
language.

PT PAM LYONNAISE JAYA PT PAM LYONNAISE JAYA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Pada tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 As of December 31, 2012 and 2011 and
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan untuk January 1, 2011/December 31, 2010 and
tahun yang berakhir pada for the years ended
tanggal - tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

31. PENYAJIAN KEMBALI AKUN (lanjutan) 31. RESTATEMENT OF ACCOUNTS (continued)

2010 Pengaruh
Sesuai laporan penyajian 2010
terdahulu/ kembali/ Setelah
As previously Restatement disajikan kembali/
Akun reported effect As restated Account

LAPORAN POSISI STATEMENT OF FINANCIAL


KEUANGAN POSITION
Aset tidak lancar: Non-current assets:
Piutang konsesi - 888.722.643.010 888.722.643.010 Concession receivables
Aset pajak tangguhan - bersih 42.926.606.149 (15.509.589.547) 27.417.016.602 Deferred tax assets - net
Aset tidak berwujud - bersih - 20.711.761.889 20.711.761.889 Intangible assets - net
Aset tetap - bersih 849.754.074.345 (849.754.074.345) - Fixed assets - net
Saldo laba: Retained earnings:
Belum ditentukan
penggunaannya (798.640.361.337) (44.170.741.007) (842.811.102.344) Unappropriated

32. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA 32. SUBSEQUENT EVENTS

Pada tanggal 14 Januari 2013, Perusahaan dan On January 14, 2013, the Company and PAM Jaya
PAM Jaya mengadakan kesepakatan penarikan entered into an agreement for the release of the
bagian Perusahaan atas pendapatan dari rekening Company’s revenue share which was retained as
tunggakan dimana Perusahaan akan dikenakan penalty for the collection of water billings after 5
penalti atas tagihan pelanggan yang tertagih days from their due dates.
setelah 5 hari dari tanggal jatuh tempo.

Atas dasar kesepakatan tersebut, PAM Jaya Based on the agreement, PAM Jaya agreed to
menyetujui pencairan penerimaan tagihan yang release the bill collections retained for the year
ditahan selama tahun 2012 sebesar 2012 amounting to Rp79,731,781,905 (Note 7).
Rp79.731.781.905 (Catatan 7).

Pada tanggal 15 Januari 2013, Perusahaan telah On January 15, 2013, the Company received the
menerima pencairan penerimaan tagihan yang payment of the bill collections retained.
ditahan.

33. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN 33. COMPLETION OF THE FINANCIAL


STATEMENTS

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas The management of the Company is responsible
penyusunan laporan keuangan ini yang for the preparation of the accompanying
diselesaikan pada tanggal 8 Februari 2013. financial statements that were completed on
February 8, 2013.

75

Anda mungkin juga menyukai