Anggota Kelompok:
DEDY KUSUMA 12030118410022
IKHSAN 12030118410020
SITI SYAHADAH 12030118410032
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2005, Uni Eropa (UE) mulai mensyaratkan perusahaan yang
tergabung dalam negara-negara anggotanya mencatatkan sahamnya di bursa efek
Uni Eropa-diatur untuk menyiapkan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan
IFRS. Australia, Selandia Baru dan Israel pada dasarnya mengadopsi IFRS sebagai
standar nasional mereka. Kanada, yang sebelumnya tunduk Prinsip Akuntansi yang
berlaku umumnya US (GAAP), bersama-sama dengan Amerika siap untuk
1
melakukan konvergensi, dan berencana meminta entitas publik untuk menerapkan
IFRS pada tahun 2011. Dewan Standar Akuntansi Jepang (ASBJ) dan Dewan
Standar Akuntansi Internasional (IASB) juga berencana untuk konvergensi pada
tahun 2011. Dalam sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini oleh Federasi
Akuntan Internasional (IFAC), sebagian besar pemimpin jasa akuntansi dari
seluruh dunia menyepakati bahwa sudah diperlukan suatu standar pelaporan
keuangan internasional sejalan dengan perkembangan ekonomi.
1.3 Tujuan
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh
dunia tanpa hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi
yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki
efisiensi alokasi local.
2. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan
mengenai merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat
disebarkan dalam mengembangkan standard global yang berkualitas
tertinggi.
3
B. PERKEMBANGAN IFRS DAN IASB
pendahulu dari IASB. IASC didirikan pada Juni 1973. Organisasi merupakan
kesepakatan dari lembaga akuntansi nasional yang mewakili sepuluh Negara, yaitu
dan Amerika Serikat. IASC berkembang dan terakhir memiliki anggota 143
lembaga akuntansi yang merepresentasikan lebih dari 2 juta akuntan. Pada tahun
Pada tahun 2001, IASC berganti menjadi IASB. Semua IAS yang telah
diterbitkan diadopsi IASB. Standar baru yang diterbitkan oleh IASB diberi nama
IFRS. Dengan demikian, IFRS meliputi semua IAS termasuk juga interpretasi
pemakai laporan keuangan dan partisipan dari berbagai pasar modal seluruh
4
3. Untuk bekerja sama dengan dewan standar nasional dari berbagai Negara
IASB terdiri dari 14 anggota dan masingmasing memiliki satu suara. Dari
jumah tersebut 12 orang anggota penuh waktu (full time) dan 2 orang paruh waktu
(part time). Masing-masing anggota memiliki jangka waktu lima tahun dan dapat
dipilih kembali satu kali. Persyaratan untuk menjadi anggota IASB adalah memiliki
pemilihan anggota dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak ada dominasi tertentu
salah satu lembaga yang berpartisipasi dalam penyusunan standar. Lembaga ini
SAC mewakili wilayah regional dan memiliki berbagai macam latar belakang,
pemakai, penyusun, akademisi, analis, regulator, dan profesi akuntansi. Peran SAC
adalah memberikan nasihat kepada IASB atas prioritas dan program kerja yang
akan dilakukan. IASB melakukan konsultasi dengan SAC terlebih dahulu sebelum
memutuskan proyek yang akan diamsukkan dalam agenda yang akan dibahas.
5
IFRIC, yang sebelumnya bernama SIC, merupakan lembaga yang
sesuai standar. Interpretasi yang telah disetujui dipublikasikan oleh IASB. Semua
interpretasi dalam bentuk SIC yang dikeluarkan dibawah supervise IASC diadopsi
oleh IASB.
revisi standar akuntansi dan standar tersebut akan digunakan oleh negaranegara
anggota IOSCO.
Uni Eropa mewajibkan semua entitas yang terdaftar di pasar modal seluruh
Negara Uni Eropa menggunakan IFRS pada tahun 2005. Negara-negara lain
yang menjual surat berharganya di pasar modal atau entitas fidusia. Untuk entitas
adopsi penuh tanpa pengecualian, beberapa Negara dengan bahasa inggris sebagai
nomor standar local di Negara tersebut, seperti Inggris, Australia, dan Hong Kong.
6
Proses kedua adalah melakukan adaptasi dari IFRS kedalam standar akuntansi
disesuaikan dengan kondisi yang ada. Namun, proses adaptasinya dijelaskan secara
transparan dan akuntabel. Proses tersebut disebut sebagai due process yang
memiliki komponen:
penyusun standar.
pemakainya.
lebih panjang dari IFRS, karena telah mulai dikembangkan pada awal abad ke 19.
7
Terminology yang mengeluarkan standar akuntansi yang disebut Accounting
Research Bulletins (ARBs). ARBs merupakan bentuk awal standar akuntansi di AS.
Pada tahun 1957, CAP diganti dengan Accounting Principles Board (APB) yang
mengeluarkan standar akuntansi yang disebut APB Opinion. Pada tahun 1973, APB
beranggotakan tujuh orang staf yang dipilih oleh Financial Accounting Foundation.
“convergence” yang diinginkan IASB adalah “the same word by word in English”.
Hal ini dilakukan oleh IASB dengan dasar pertimbangan bahwa pengaturan yang
Dengan demikian, dalam pemahaman IASB juga tidak akan ada masalah “time
Inggris. Begitu IFRS disahkan IASB maka badan penyusun standar nasional
IAI perlu melakukan pemetaan IFRS/IAS yang belum diadopsi, atau yang
sudah direvisi di IASB, namun belum direvisi di Indonesia. Sampai dengan akhir
8
tahun 2004 ada 24 standar yang harus dikerjakan Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) untuk mencapai status full compliant dengan IFRS, yaitu: 6
IFRS yang belum diadopsi dan 18 standar yang perlu direvisi. Ada 11 interpretasi
yang dikeluarkan IASB, namun baru satu yang sudah diadopsi oleh DSAK IAI.
IASC mulai bekerja dengan IOSCO, di mana FASB mulai berkepentingan dengan
IASC. Usaha IOSCO membuat paspor tunggal bagi secondary listing, serta peranan
dunia, memiliki arti terpenting bagi penerbit asing berkenaan dengan pasar AS.
Komisi Eropa kemudian memberi dorongan yang besar bagi IASB ketika
terdaftar di seluruh Uni Eropa untuk menggunakan IFRS yang dimulai tahun 2005
sebagai bagian dari inisiatif untuk membangun suatu pasar keuangan tunggal Eropa.
Dimulai 1 Januari 2005, seluruh perusahaan Uni Eropa yang memiliki sekuritas
yang terdaftar pada suatu pasar modal Uni Eropa harus menyiapkan catatan-catatan
konsolidasi (grup) yang sesuai dengan IFRS. Tujuan ini dikonkritkan dengan
persetujuan atas Regulasi IFRS di bulan Juni 2002 oleh the European Council of
Dengan adanya IFRS dapat membuat suatu standar seragam terhadap pelaporan
9
2.1 International Financial Reporting Standard (IFRS)
10
2.1.2 Pengertian IFRS
International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar
pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional yang
dikeluarkan oleh International Accounting Standard Boards (IASB), sebuah
lembaga internasional yang bertujuan untuk mengembangkan suatu standar
akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, diterapkan, dan diterima secara
internasional. IFRS disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional atau IASB, Komisi Masyarakat Eropa atau EC, Organisasi
Internasional Pasar Modal atau IOSOC, dan Federasi Akuntansi Internasional atau
IFAC.
11
4. Berdiri Interpretasi Committee atau SIC – yang diterbitkan sebelum 2001.
5. Kerangka Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan.
2.1.5 Elemen Laporan Keuangan Berdasar IFRS
1. Neraca
2. Laporan Laba Komperhensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan pada Perioda Komparatif
2.1.6 Pembahasan Standar dalam IFRS
The Conceptual Framework for Financial Reporting
12
IAS 8 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
IAS 10 Events after the Reporting Periode
IAS 11 Construction Contracts
IAS 12 Income Taxes
IAS 16 Property, Plant, and Equipment
IAS 17 Leases
IAS 18 Revenue
IAS 19 Employee Benefits
IAS 20 Accounting for Governments Grants and Disclosure Of
Government Assistance
IAS 21 The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
IAS 23 Borrowing Costs
IAS 24 Related Party Disclosures
IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans
IAS 27 Separate Financial Statements
IAS 28 Investments in Associates and Joint Ventures
IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
IAS 32 Financial Instruments: Presentation
IAS 33 Earnings per Share
IAS 34 Interim Financial Reporting
IAS 36 Impairment of Assets
IAS 37 Provisions, Contigent Liabilities and Contigent Assets
IAS 38 Intangible Assets
IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement
IAS 40 Investment Property
IAS 41 Agriculture
13
27 Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa,
saat ini membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85
negara-negara membutuhkan IFRS pelaporan untuk semua, perusahaan domestik
yang terdaftar. Sedangkan di Indonesia sendiri baru akan diadopsi mulai tahun
2012. Adapun Standar Akuntansi yang menjadi dua kekuatan besar dunia :
1. Amerika yaitu FASB dan US GAAP
2. Internasional atau Eropa, yaitu IFRS.
14
7. Tahun 1998, IFAC / IASC memperluas kenggotaan menjadi 140 bodies di
101 negara.
8. Tahun 1999, G7 Finance Ministers and IMF Support IASs Strengthen
International Financial Structure.
9. Tahun 2000, IASB new chairman Sir David Tweedie appointed.
10. Tahun 2001, IASB dilahirkan sebagai pengganti IASC. Isinya untuk
melakukan convergensi ke global Accounting standards dengan kualitas :
Single Set and High Quality.
a. Transparant dan komparabel Laporan Keuangan.
b. Berguna bagi pemain Pasar Modal dunia.
11. Tahun 2003, pertama kali IFRS diadopsi
12. Tahun 2003 – 2017, IFRS mengalami perubahan sesuai dengan keadaan
lingkungan bisnis.
2.2.3 Standar Akuntansi di Indonesia
Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi
yang dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya
Belanda.Sampai tahun 1955, Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi
atau peraturan tentang standar keuangan.
1. Tahun 1974, Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat
oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi.
2. Tahun 1984, Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar
Akuntansi.
3. Akhir Tahun 1984, Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang
bersumber dari IASC.
4. Sejak Tahun 1994, IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.
5. Tahun 2008, diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat
diselesaikan.
6. Tahun 2012, Indonesia mulai mengadopsi IFRS secara bertahap.
7. Tahun 2012 – 2017 Melalui perubahan atau penyesuaian peraturan didalam
SAK. Sehingga Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia adalah SAK
berbasis IFRS.
15
2.3 Pentingnya Kesamaan Pemahaman Konsep Standar Pelaporan
Keuangan
1. Lingkungan sosial
Horrison dan McKinnon (1986) mengembangkan suatu kerangka pikir
untuk menjelaskan bagaimana sistem pelaporan akuntansi berubah.
Berdasarkan kerangka tersebut, perubahan pada akuntansi merupakan
produk dari interaksi kejadian-kejadian dilapangan dan interaksi antara
praktik akuntansi dan lingkungan sosial.
2. Ekonomi
a. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Perubahan
struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan
menampilkan sisi lain dari system akuntansi, antara lain dengan
mulai memperhitungkan depresiasi mesin. Industri jasa juga
memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud
seperti merk, goodwill, dan sumber daya manusia.
b. Tingkat inflasi. Timbulnya hyperinflation di beberapa Negara
dikawasan Amerika Selatan membuat adanya pemikiran untuk
menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari
pendekatan hystorical cost.
c. Sumber pendanaan. Kebutuhan akan informasi dan
pertanggungjawaban kepada public lebih besar ditemui pada
perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari
pemegang saham eksternal dibandingkan dengan perusahaan
dengan sumber pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga.
d. Sistem perpajakan. Negara-negara seperti perancis dan Jerman
menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar
penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara seperti
Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang
telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan
16
utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan
untuk pemegang saham.
3. Politik
Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada
system akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan
politik dinegara tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan
terpusat (Central Planning) atau swastanisasi (Private Interprises).
4. Budaya
Olet (1983) menyatakan bahwa bahasa merupakan variabel budaya yang
paling penting. Bahasa merupakan pondasi untuk mempromosikan budaya.
Memandang akuntansi adalah bahasa bisnis. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa prinsip akuntansi akan bervariasi tergantung dari variasi budaya yang
dimiliki oleh negara yang bersangkutan.
17
Berdasarkan hal ini, kecil kemungkinan dan kurang feasible untuk membuat
suatu standar akuntansi internasional yang lengkap dan komprehensif. Konsep yang
ternyata lebih populer dibandingkan standardisasi untuk menjembatani berbagai
macam standar akuntansi di berbagai negara adalah konsep harmonisasi.
Harmonisasi standar akuntansi diartikan sebagai meminimumkan adanya
perbedaan standar akuntansi di berbagai negara (Iqbal 1997:35). Harmonisasi juga
bisa diartikan sebagai sekelompok negara yang menyepakati suatu standar
akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak
mengikuti standar harus diungkapkan dan direkonsiliasi dengan standar yang
disepakati bersama.
18
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan
Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance
comparability).
2. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui
pasar modalsecara global.
4. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi
kesempatan untuk melakukan earning management.
19
7. Terutama bagi pendidikan tinggi yang memiliki sekolah atau fakultas
ekonomi, pembelajaran akuntansi harus disesuaikan dengan IFRS sejak
dini, sehingga pada saat bergelut di dunia kerja tahun 2012 tidak mengalami
“kebingungan”
20
COSO dalamstandar auditnya. Padahal menurut IAI, PSAK Indonesia
sudah mulai berkiblat kepada IFRS mulai tahun 1994. IAI telah menetapkan
tahun 2012 Indonesia sudah mengadopsi penuh IFRS, khusus untuk
perbankan diharapkan tahun 2010.
2.4 Kerangka Kerja IASB – Framework For The Preparation And
Presentation Of Financial Statement (The Framework – Conceptual
Framework)
21
Sementara itu karateristik kualitas informasi dibedakan menjadi dua jenis
karateristik kualitas yaitu fundamental qualitative charateristics yaitu relevance
serta faithful representation dan enhancing qualitative characteristic yaitu
comparability, timeliness, verifiability, dan understanability. Fokus utamanya
adalah Decision Usefulness yaitu kemampuan untuk berdayaguna dalam
pengambilan keputusan. Oleh karena itu informasi keuangan yang berdayaguna jika
memiliki kualitas Relevance dan Faithful Representation. Kedua kualitas ini sangat
penting, informasi keuangan yang relevance tetapi jika informasi tersebut tidak
memenuhi faitful representation maka informasi tersebut tidak berguna. Sebaliknya
informasi itu hanya memiliki nilai yang rendah jika tidak relevance.
2.4.1 Relevance
Untuk membuat beda dalam proses pengambilan keputusan maka informasi
itu harus relevance. Relevance dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan adalah
informasi tersebut harus memiliki nilai prediksi (predictive value) dan nilai
konfirmasi (confirmatory value). Jika laba bersih beserta komponennya dapat
dikomfirmasi untuk pengharapan investor tentang kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan kas dimasa datang, maka laba bersih tersebut memiliki nilai
konfirmatori bagi investor. Nilai konfirmatori ini juga dapat digunakan meramal
kemampuan perusahaan menghasilkan kas dimasa datang. Kemampuan prediksi
adalah penting dalam konsep kualitas laba yaitu kemampuan laba yang dilaporkan
perusahaan untuk meramalkan laba perusahaan dimasa datang.
22
kesalahan yang materil (free from material error). Gambaran suatu
fenomena ekonomi itu complete jika mengandung semua informasi yang
perlu untuk faithful representation fenomena ekonomi tersebut.
menghilangkan sebagian dari informasi akan menyebabkan gambaran yang
salah atau menyesatkan dan membantu pengguna informasi.
Faithful representation juga mengasumsikan bahwa informasi yang
diandalkan itu harus bebas dan tidak bias. Informasi keuangan tidak boleh
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam mencapai hasil yang
diinginkan. Dalam hal ini netralitas (neutrality) sangat berkaitan dengan
pengembangan standar akuntansi. Perubahan dalam standar akuntansi dapat
berakibat terhadap konsekuensi ekonomi yang salah bagi perusahaan,
investor, kreditur, dan kelompok yang lain. Pengembangan standar
akuntansi diarahkan untuk tujuan masyarakat secara keseluruhan dan tidak
diarahkan kepada kepentingan kelompok tertentu. Dewan menghadapi
kesulitan dalam menyeimbangkan antara netralitas dan konsekuensi
ekonomi. Standar akuntansi baru mungkin menyenangka kelompok tertentu
dan merugikan kelompok yang lain. Ketidakpastian merupakan kenyataan
hidup, jika kita mengukur banyak item informasi keuangan didalam laporan
keuangan maka estimasi merupakan hal yang umum. Kita tidak dapat
memastikan bahwa semua pengukuran kita itu tanpa ada kesalahan. Namun
demikian informasi itu harus bebas dari kesalahan material (free from
material error) supaya berdaya guna.
23
Verifiability adalah consensus diantara perbedaan ukuran. Harga pokok
historis sebidang tanah di neraca umumnya dapat diuji kembali (verifiability)
karena harga pokok tersebut dapat ditelusur kembali ke transaksi awalnya saat
perolehan. Namun nilai wajar dari tanah tersebut sulit untuk diuji (verify). Istilah
obyektif sering dikaitkan dengan variability. Harga pokok historis tanah adalah
objektif dan mudah diuji kembali, tetapi nilai wajar tanah adalah subyektif yang
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu pengukur. Pengukuran yang subyektif
sangat sulit diuji kembali yang akhirnya kurang handal bagi pemakai laporan
keuangan.
Timeliness (tepat waktu) juga penting untuk informasi yang berdaya guna
dalam pengambilan keputusan. Informasi tepat waktu jika tersedia kepada pemakai
cukup awal yang memungkin mereka untuk proses pengambilan keputusan.
Kebutuhan informasi tepat waktu memerlukan perusahaan menyediakan informasi
kepada pemakai eksternal secara periodic.
24
Information. Disamping itu juga telah menggarap tahap B, C dan D yaitu dalam
tahun 2011 telah menerbitkan discussion paper tahap B tentang the definition of the
elements of financial statement, recognition dan derecognitionl. Discussion paper
tahap C tentang measurement concept dan exposure draft tahap D tentang concept
of a reporting entity. Malangnya sejak tahun 2010 proyek bersama antara FASB
dan IASB dihentikan dan sejak tahun 2012 IASB mengembangkan sendiri kerangka
konseptualnya.
1. Aktiva (Assets). Aktiva adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas
sebagai hasil dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi di masa datang
diharapkan mengalir ke entitas tersebut.
2. Hutang (Liabilities). Hutang adalah kewajiban entitas yang timbul dari
peristiwa di masa lalu, penyelesaiannya diharapkan terjadi dengan aliran
keluar sumber daya entitas yang mempunyai manfaat ekonomi.
3. Ekuitas (Equity). Ekuitas adalah hak sisa (nominal residual interest) atas
aktiva suatu entitas setelah dikurang semua hutang dalam nilai nominal.
Sedangkan menurut IFRS kinerja keuangan suatu entitas disajikan dalam
laporan laba komprehensif yang terdiri dari laporan laba/rugi dan laporan
laba komprehensif yang lain. Laporan kinerja keuangan meliputi elemen-
elemen berikut:
Pendapatan (Revenue). Pendapatan adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk aliran masuk atau
kenaikan aktiva, atau penurunan hutang yang disebabkan oleh
kenaiikan dalam ekuitas. Namun, tidak termasuk kontribusi yang
dilakukan oleh pemilik, partner atau pemegang saham.
Biaya (Expense). Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama
periode akuntansi dalam bentuk aliran keluar, atau deplesi dari
aktiva atau timbulnya hutang yang disebabkan oleh penurunan
25
ekuitas. Namun, bukan distribusi kepada pemilik atau pemegang
saham.
Sedangkan yang diakui dalam laporan laba komprehensif lainnya terbatas seperti
berikut ini :
IFRS menyatakan bahwa item didalam laporan keuangan dapat diakui jika :
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dan
kondisi hukum, sosial dan ekonomi suatu negara tertentu. Hal-hal tersebut
menyebabkan suatu standar akuntansi di suatu negara berbeda dengan di negara
lain. Globalisasi yang tampak antara lain dari kegiatan perdagangan antar negara
serta munculnya perusahaan multinasional mengakibatkan timbulnya kebutuhan
akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di seluruh dunia.
Pembentukan IASB merupakan salah satu usaha harmonisasi standar
akuntansi yaitu untuk membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di
berbagai negara menjadi semakin kecil. Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan
standar akuntansi yang berlaku di setiap negara dan juga tidak menutup
kemungkinan bahwa standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASC
diadopsi menjadi standar akuntansi nasional suatu negara
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan secara
sukarela mengadopsi standard pelaporan keuangan Internasional atau IFRS.
Banyak Negara yang telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan
IFRS sebagai dasar standard nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab
permintaan investor institusional dan pengguna laporan keuangan lainnya. Banyak
pro dan kontra dalam penerapan standard internasional, namun seiring waktu,
Standard internasional telah bergerak maju, dan menekan Negara-negara yang
kontra.
27
DAFTAR PUSTAKA
www.ifrs.go.id