Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETIKA BISNIS

IMPLEMENTASI PERILAKU BISNIS PROFESIONAL

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Kelas B

Viasary Sandika Argelia 2016210172

Octa Briyani Anggre Fariska 2016210182

Rica Kurnia Ramadani 2016210183

Charisma Nadila Putri 2016210192

Diana Nur Indah Purnamasari 2016210193

Thalia Nafilalita Juventia 2016210233

Frida Lusiana 2016210247

STIE PERBANAS SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.Kami
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Surabaya, 19 Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ETIKA DAN ETIKA BISNIS

Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah, baik -
buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang etika perusahaan,
etika kerja dan etika perorangan, yang menyangkut hubungan-hubungan sosial antara
perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika perusahaan menyangkut hubungan
perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya dengan
perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan
karyawannya, dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan. Etika bisnis
memiliki definisi yang hampir sama dengan etika profesi, namun secara lebih rinci. Etika
bisnis adalah perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan,
agen, atau perwakilan suatu perusahaan.

Etika Bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip/aturan/norma yang harus diikuti


apabila menjalankan bisnis (Jeff Madura, 2001). Etika bisnis terkait dengan masalah penilain
terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha
(bisnis). Kebenaran disini yang dimaksud adalah etika standar yang secara umum dapat
diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat, perusahaan dan individu.

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIKA

1. Perbedaan Budaya
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan Negara lain. Hal yang
sama, daerah atau kota tertentu berbeda perilaku bisnisnya dengan daerah lain.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik seseorang memahami suatu
situasi, semakin baik pula kesempatannya dalam membuat keputusan-keputusan yang
etis. Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat diterima dalam pandangan hukum,
termasuk masalah etika.
2. Perilaku Organisasi
Dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi standar-standar perilaku.
Banyak organisasi menyadari betul perlunya menetapkan peraturan-peraturan
perusahaan terkait perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk memperkenalkan
dan memberi pemahaman tentang permasalahan etika.

5
2.3 ETIKA BISNIS DAN AKUNTANSI
Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode
etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan
Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada
akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan
masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien,
pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa
yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur
dalam kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan
kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan.

2.4 CONTOH KASUS MELANGGAR ETIKA BISNIS

Contoh kasus Etika Profesi Akuntansi Mulyana W Kusuma – Anggota KPU 2004

Kasus anggota KPU ini terjadi pada tahun 2004, Mulyana W Kusuma yan menjadi
seorang anggota KPU (Komisi Pemilihan Umum) diduga telah menyuap anggota BPK
(Badan Pemeriksa Keuangan) yang ketika itu melaksanakan audit keuangan terhadap
pengadaan logistik pemilu. Logistik pemili tersebut berupa kotak suara, amplop suara, surat
suara, tinta, serta tekhnologi informasi. Setelah pemeriksaan dilaksanakan, BPK meminta
untuk dilakukan suatu penyempurnaan laporan. Setelah penyempurnaan laporan dilakukan,
BPK menyatakan bahwa laporan yang dihasilkan lebih baik dari laporan sebelumnya, kecuali
mengenai laporan teknologi informasi. Maka disepakati laporan akan dilakukan periksaan
kembali satu (1) bulan setelahnya.

Setelah satu bulan terlewati ternyata laporannya tak kunjung selesai dan akhirnya
diberikan tambahan waktu. Di saat penambahan waktu ini terdengar kabar mengenai
penangkapan Mulyana W Kusuma. Dia ditangkap karena tuduhan akan melakukan tindakan
penyuapan kepada salah satu anggota tim auditor dari BPK, yaitu Salman Khairiansyah. Tim
KPK bekerja sama dengan pihak auditor BPK dalam penangkapan tersebut. Menurut
Khoiriansyah, dia bersama Komisi Pemberantas Korupsi mencoba merangkap usaha
penyuapan yang dilakukan oleh Mulyana menggunakan perekam gambar pada 2 kali
pertemuan.

6
Penangkapan Mulyana ini akhirnya menimbulkan pro-kontra. Ada pihak yang
memberikan pendapat Salman turut berjasa dalam mengungkap kasus ini, tetapi lain pihak
memberikan pendapat Salman tak sewajarnya melakukan tindakan tersebut karena hal yang
dilakukan itu melanggar kode etik.

2.5 HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MENCIPTAKAN ETIKA


BISNIS
Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan
hal sebagai berikut :
1. Pengendalian Diri, Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka
masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk
apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan
jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan
tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika
bisnis yang “etik”.
2. Menciptakan Persaingan yang Sehat, Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang
lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan
golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar
mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu
dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam
dunia bisnis tersebut.
3. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan
terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk
permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan
nama bangsa dan negara.
4. Memelihara Kesepakatan, Memelihara kesepakatan atau menumbuh kembangkan
Kesadaran dan rasa Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu
usaha menciptakan etika bisnis. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas
semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
Sumber : https://noviantiriskaa.wordpress.com/2017/01/04/perilaku-etika-dalam-bisnis/

7
2.6 LINGKUNGAN BISNIS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIKA

Banyak perusahaan yang kurang sukses dalam berusaha dikarenakan kurang jujur
terhadap konsumen dan tidak menjaga atau memelihara kepercayaan yang telah diberikan
oleh konsumen. Dalam hal ini peran manajer sangat penting dalam mengambil keputusan-
keputusan bisnis secara etis. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
etika dalam bisnis berikut :

1. Leadership, Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan


keputusan yang beretika dan perilaku yang beretika. Tanggung jawab utama dari
seorang pemimpin adalah membuat keputusan yang beretika dan berperilaku yang
beretika pula. Ada beberapa hal yang harus dilakukang oleh seorang pemimpin yang
beretika yaitu :
- Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannya dan
organisasi.
- Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa bangga akan
perilakunya.
- Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan yang
diambilnya dan dirinya sendiri.
- Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etika sepanjang
waktu, bukan hanya bila dia merasa nyaman untuk melakukannya.
- Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memiliki ketangguhan
untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.
- Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting.
Dengan kata lain dia tetap menjaga perspektif

https://www.academia.edu/35667521/PERILAKU_ETIKA_DALAM_BISNIS

8
BAB III

PENUTUP

9
KESIMPULAN

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai