Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEJIK

VISI, MISI, TUJUAN DAN TIPOLOGI STRATEGI


Dosen Pengampu : Faisal, SE, M.Si, Ph.D, CMA, CRP

DISUSUN OLEH :
KELAS : REGULAR PAGI 36 B

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
A. Pendahuluan
Strategi memainkan peranan penting dalam memilih akuntansi manajemen dan sistem
akuntansi manajemen yang efektif yang dapat menilai kemajuan organisasi mengenai
prioritas strategis. Strategi manajemen didukung oleh sistem pengendalian manajemen yang
sesuai dan terfokus (MCS) dalam onteks lingkungan persaingan tertentu terhadap organisasi.
Pengembangan dan penerapan MCS diperlukan untuk mengevaluasi dan mengendalikan
strategi persaingan organisasi dalam memperoleh kesempatan dan menghadapi tantangan
utama yang dihadapi oleh akuntan manajemen dalam merancang sistem yang dapat
memberikan keunggulan ekstra untuk bisa menang, karena organisasi dengan strategi berbeda
memerlukan MCS yang berbeda pula.

B. Pernyataan Visi
Pernyataan visi sebuah organisasi memberikan gambaran terhadap apa yang terlihat
oleh manajemen puncak sebagai alasan untuk eksistensi suatu perusahaan. Visi tersebut
menggambarkan tentang apa yang menjadi harapan perusahaan. Visi merupakan deskripsi
yang ideal dan bagian dari gambaran masa depan yang potensial yang diharapkan oleh pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan dalam membantu pencapaiannya. Visi adalah impian
setiap orang dalam organisasi yang bisa menghubungkan dan memanfaatkan waktu mereka
dan usaha- usaha untuk mencapainya (Digman, 1999).

C. Pernyataan Misi
Pernyataan misi dari sebuah organisasi menggambarkan tentang hambatan jangka
panjang terakhir untuk dicapai. Hal tersebut merefleksikan apa yang terjadi pada perusahaan
saat ini dan hal- hal yang dirasa perlu oleh konsumen atau unsur- unsur yang terkait. Setiap
perusahaan dan unit- unit bisnis utamanya, memiliki salah satu misi bisnis baik eksplisit atau
implisit. Misi bisnis dari suatu perusahaan memungkinkan manajemen untuk memilih
strategi- strategi bisnis dalam menyelesaikan objek- objek yang berkaitan dengan organisasi.
Pernyataan misi perusahaan memberikan sebuah pernyataan yang singkat, penulisan deskripsi
dari seluruh tujuan dari perusahaan. Wheelen dan Hunger (1998) telah mengklasifikasikan
pernyataan misi organisasi dalam arti "luas" atau "sempit". Pernyataan misi dalam arti luas
mengacu pada pernyataan umum organisasi yang mengacu pada para pengguna informasi,
seperti pemegang saham, pelanggan dan karyawan, sedangkan pernyataan misi dalam arti
sempit menggambarkan bisnis utama organisasi.
D. Strategi Organisasional
Strategi didefinisikan oleh (Mintzberg, 1978) sebagai sebuah pola atau aliran dari
keputusan mengenai sebuah domain terhadap yang mungkin akan terjadi pada perusahaan di
masa yang akan datang. Strategi adalah proses yang dilakukan oleh para manajer dalam
organisasi, menggunakan sebuah horison waktu dari tiga sampai lima tahun, mengevaluasi
peluang dari lingkungan luar, dan juga kekuatan dari dalam, dan sumber daya untuk
memutuskan tujuan, sebaik seperti sebuah aturan dari tindakan rencana- rencana untuk
menyelesaikan tujuan- tujuan tersebut. Chandler (1962) mendefinisikan strategi sebagai
penentuan dasar tujuan jangka panjang dan tujuan perusahaan serta penerapan tindakan dan
alokasi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan.

Dengan demikian strategi dapat dilihat sebagai seperangkat tindakan terpadu yang
bertujuan untuk mengamankan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Strategi
memfokuskan perhatian perusahaan pada aspek produk dan layanan yang harus diandalkan
untuk mendorong perusahaan menuju pencapaian tujuannya. Dapat dilihat bahwa strategi
secara keseluruhan adalah proses membangun pertahanan melawan kekuatan kompetitif atau
temuan posisi di industri di mana kekuatannya paling lemah. Oleh karena itu, strategi
persaingan yang masuk akal harus dirancang untuk membangun keunggulan kompetitif bisnis
yang relatif.

E. Tujuan Stratejik
Tujuan adalah target yang spesifik. Istilah dari tujuan sering digunakan untuk
mendeskripsikan sebuah pernyataan awal dan akhir dari apa yang ingin dicapai dan tidak ada
kriteria waktu untuk penyelesaian. Sebuah tujuan perusahaan adalah sebuah hasil yang
spesifik, dimana perusahaan berusaha untuk mencapai atau mempertahakan. Tujuan sebuah
perusahaan dipilih untuk mengimplementasikan strategi perusahaan atau untuk meluruskan
perusahaan agar lebih erat dengan visi dan misinya. Salah satu contoh dari sebuah tujuan
organisasi adalah untuk meningkatkan laba. Sebuah tujuan organisasi tidak diperhitungkan
secara spesifik.

Sebuah perusahaan bekerja kembali dari misi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dalam perusahaan komersial, dimana tujuan keuangan mendominasi, tujuan
adalah dalam hal return on investment (ROI), atau return on equity (ROE), earnings per
share (EPS), dan sebagainya.
Ketika tujuan- tujuan sebuah perusahaan adalah mengatur sebuah tujuan jangka
panjang, katakanlah untuk periode antara tiga dan lima tahun, periode tersebutlah yang
kemudian disebut sebagai tujuan strategi. Salah satu contoh tujuan strategi yaitu pada
perusahaan sereal multinasional:

1) Orang: menarik, memilih dan mempertahankan orang-orang berkualitas tinggi;


memberikan pelatihan; peluang pengembangan dan pertumbuhan; promosikan jabatan
kapanpun memungkinakan; kenali prestasi dan pemberian penghargaan.
2) Keuntungan dan pertumbuhan: tumbuh dan memperluas bisnis inti; memperkuat
kepemimpinan global; unggul dalam pengenalan produk yang memenuhi kebutuhan
konsumen.
3) Kepuasan dan kualitas konsumen: mengupayakan yang terbaik, seperti yang
didefinisikan oleh pelanggan internal dan eksternal; menjalankan kemitraan dengan
pelanggan perusahaan, pemasok dan karyawan perusahaan untuk mencapai tujuan
bersama
4) Integritas dan etika: terlibat dalam praktik bisnis yang adil dan jujur; saling
menghormati satu sama lain, pelanggan perusahaan, pemasok, pemegang saham dan
komunitas di mana perusahaan beroperasi.
5) Tanggung jawab sosial: menghasilkan produk berkualitas dan memasarkannya secara
bertanggung jawab; mendorong orang-orang perusahaan untuk berpartisipasi dalam
program komunitas dan menginvestasikan sumber daya perusahaan, manusia dan
keuangan, dalam organisasi yang menguntungkan masyarakat.

F. Objektif
Objektif adalah hasil yang dicari di masa yang akan datang atau tujuan- tujuan dan
harapan- harapan yang diinginkan dimasa yang akan datang. Objektif adalah hasil akhir dari
aktivitas perusahaan yang direncanakan. Objektif adalah target yang diinginkan dalam
cakupan dari visi untuk merealasikan misi (Viljoen dan Dann, 2000). Objektif organisasi
dapat dipecah menjadi tujuan pencapaian terukur yang akan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu. Pada level perusahaan, objektif bisa dibagi ke dalam pernyataan visi dan misi,
dan sebuah pernyataan tujuan, setiap pernyataan visi dan misi direfleksikan ke dalam level-
level yang berbeda pada abstraksi dan ketelitian.
G. Keputusan Stratejik
Mintzberg, quinn dan Voyer (1995,p.7) mendeskripsikan keputusan strategi, sebagai
berikut: Keputusan stratejik adalah keputusan yang menentukan keseluruhan arahan
perusahaan dan kelangsungan hidup utamanya sehubungan dengan perubahan yang dapat
diprediksi, tidak dapat diprediksi, dan tidak dapat diketahui yang mungkin terjadi di
lingkungan sekitar yang paling penting.

Dalam memformulasi sebuah strategi perusahaan, ada tiga tipe keputusan strategi yang
dibuat, yakni:

1) Bisnis apa yang akan dioperasikan dalam perusahaan?


2) Bagaimana seharusnya perusahaan bersaing dalam bisnis?
3) Sistem apa yang seharusnya dimiliki perusahaan di lingkungannya untuk mendukung
strategi yang kompetitif?

Keputusan stratejik yang efektif dalam sebuah perusahaan, adalah sebagai berikut:

1) Berurusan dengan batas- batas organisasi


2) Menghubungkan kemudian mencocokan aktivitas perusahaan dengan sumber daya
perusahaan
3) Membutuhkan kesesuaian dari aktivitas organisasi denan sumber daya
4) Memiliki implikasi sumber daya utama untuk perusahaan
5) Dipengaruhi oleh nilai- nilai dan ekspektasi yang menerjemahkan strategi organisasi
6) Mempengaruhi arah jangka panjang perusahaan

Tahap utama dari keputusan stratejik adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan strategi- strategi bisnis


2) Mengkomunikasikan strategi- strategi tersebut diseluruh bagian perusahaan
3) Mengembangkan dan melakukan taktik- taktik untuk mengimplementasikan strategi
tersebut
4) Mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen kontrol untuk
memonitor keberhasilan dari tahap- tahap implementasi, dan karenanya keberhasilan
tersebut disampaikan dalam pertemuan strategi objektif.

H. Strategi Unit Bisnis

Strategi unit bisnis didefinisikan sebagai berikut: Subunit organisasi atau yang
memiliki seperangkat produk atau jasa yang berbeda yang dijual ke pelanggan / kelompok
pelanggan, bertahan menghadapi dari pesaing yang jelas dan misi yang berbeda dari unit-unit
operasi lain dalam perusahaan. Mengikuti pertumbuhan Lynch dan Cross (1991), Strategi
unit bisnis adalah bisnis yang terpisah dalam jumlah besar, perusahaan biasanya beragam,
memiliki konsep bisnis dan misi yang berbeda, memiliki pesaing mereka sendiri, terutama
dari pihak eksternal dan membuat keputusan manajemen yang independen.

Perusahaan bisnis menggunakan tiga tipe strategi, yaitu :

1) Corporate strategy
Strategi ini menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan menentukan bisnis apa yang
diinginkan oleh perusahaan. Strategi perusahaan berkaitan dengan tiga isu utama:
strategi terarah (pertumbuhan, stabilitas, atau penghematan), strategi portofolio
(industri atau pasar produk), dan pola asuh (sistem alokasi sumber daya dan
kegiatan koordinasi antar lini produk unit bisnis.
2) Competitive (business unit) strategy
Strategi ini terjadi pada unit bisnis, divisi atau level produk, dan hal itu mengacu
pada bagaimana sebuah perusahaan bersaing dalam masing- masing tipe aktivitas
dan mencoba untuk mencapai keuntungan yang relatif kompetitif terhadap para
pesaingnya.
3) Functional (operational) strategy
Kepedulian terhadap strategi perusahaan yang berkaitan dengan berbagai fungsional
atau aktifitas operasional, seperti perekrutan, pemasaran, penyaluran, dan iklan.

I. Macam-Macam Tipe Tipologi Strategi


1) Simons Strategy Typology
Simons (1990) memecah konsep strategi perusahaan menjadi empat bidang
berikut:
a) Strategi as proses.
Strategi ini menggambarkan aktivitas manajerial yang melekat dalam
membentuk harapan dan tujuan dan memfasilitasi kerja organisasi dalam
mencapai tujuan tersebut.

b) Strategi sebagai posisi kompetitif


Ini mengacu pada bagaimana perusahaan bersaing di pasarnya, yaitu
karakteristik produk dan pasar yang dipilih oleh perusahaan untuk membedakan
dirinya dari pesaingnya dan mendapatkan keuntungan.
c) Strategi tingkat bisnis
Ini mengacu pada bagaimana perusahaan bersaing dalam bisnis tertentu dan
memposisikan dirinya di antara pesaingnya.
d) Strategi tingkat perusahaan
Hal ini berkaitan dengan penentuan bisnis atau bisnis apa yang dipilih oleh
perusahaan untuk bersaing dan cara yang paling efektif untuk mengalokasikan
sumber daya yang langka di antara unit bisnis.

Di masing-masing bidang yang dijelaskan di atas ada ketidakpastian strategis.


Simons (1990) berpendapat bahwa meskipun perusahaan yang bersaing di industri
yang sama menghadapi ketidakpastian potensial yang sama (perubahan peraturan
pemerintah, intensitas persaingan, kemajuan teknologi baru, sifat pelanggan dan
pemasok, mempengaruhi siklus dan keragaman dalam lini produk), ketidakpastian
strategi perusahaan yang kuat adalah yang sangat penting.

Manajer harus memberi peringkat informasi dari yang paling kritis ke yang
paling tidak kritis. Hal ini memungkinkan manajemen untuk memperhatikan
ketidakpastian strategis yang mereka rasa harus mereka pantau untuk memastikan
bahwa tujuan perusahaan tercapai.

2) Miles and Snows Strategy Typology (1978)


Miles dan snow (978) mengemukakan bahwa organisasi secara sadar
mengembangkan citra untuk menunjukkan bagaimana dan mengapa struktur dan
proses organisasi mencerminkan keputusan tentang pasar dan bagaimana keputusan
ini membuka jalan untuk pengembangan di masa depan. Perkembangan citra ini
dapat dilihat sebagai usaha organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dengan mengikuti siklus yang melibatkan pengambilan keputusan
terkait tiga masalah potensial berikut ini:

a) Masalah wirausaha melibatkan penentuan strategi manajemen pasar produk.


b) Masalah teknik berhubungan dengan menciptakan sistem untuk menghasilkan
distribusi produk perusahaan.
c) Masalah administratif melibatkan area 'struktur proses dan inovasi' perusahaan.

Miles dan Snow juga percaya bahwa organisasi memberlakukan di lingkungan


mereka sendiri bahwa tidak ada dua strategi organisasi yang sama, yaitu organisasi
memiliki rangkaian produk atau layanan tersendiri dan oleh karena itu keputusan
akan didukung oleh teknologi, struktur, dan proses perusahaan itu sendiri. Terlepas
dari individualitas ini, Miles dan Snow telah mengidentifikasi pola perilaku dalam
industri tunggal dan telah mengembangkan empat tipe perusahaan, yang mengikuti
jenis perilaku tertentu, yaitu :

a) Defender type strategy


Defender mencari stabilitas dengan memproduksi hanya sejumlah produk
terbatas yang ditujukan pada suatu segmen sempit dari seluruh pasar yang
potensial.
b) Prospector type strategy
Prospectors adalah hampir kebalikannya dari defenders. Kekuatan mereka
adalah menemukan dan mengeksploitasi produk baru dan peluang pasar. Inovasi
mungkin lebih penting daripada keuntungan besar. Keberhasilan prospectors
bergantung pada upaya mengembangkan dan mempertahankan kapasitas untuk
melakukan survey yang luas atas kondisi lingkungan, kecenderungan dan
kejadian.
c) Analyzers or mixed strategy
Analyzers mencoba mengambil yang terbaik dari kedua strategi tersebut di atas.
Mereka mencoba meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang untuk
memperoleh laba. Strategi mereka adalah hanya bergerak ke produk baru atau
pasar baru, setelah keberhasilannya dibuktikan oleh prospectors. Analyzers hidup
dari imitasi. Mereka mengambil alih ide-ide yang sukses dari prospectors dan
kemudian menirunya.
d) Reactor strategy
Reactors mewakili strategi sisa. Nama tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan
pola-pola yang tidak konsisten dan tidak stabil yang timbul jika salah satu dari
ketiga strategi lainnya dikejar secara tidak benar.

3) Porters Competitive Strategy (1980)


Porter percaya bahwa ada banyak tipe strategi yang berbeda dengan sistem
pengendalian karyawan yang spesifik. Michael porter (1980) berpendapat bahwa
tidak terdapat banyak jenis strategis yang berbeda secara spesifik dari sistem kontrol
yang digunakan. Dia mengusulkan sistem bisnis unit untuk mengalahkan organisasi
lain dalam industri tertentu yakni dengan biaya rendah (low cost) dan diferensiasi.
a) Keunggulan biaya (low cost), adalah strategi mengefisienkan seluruh biaya
produksi sehingga menghasilkan produk atau jasa yang bisa dijual lebih murah
dibandingkan pesaing. Strategi harga murah ini fokusnya pada harga, jadi
biasanya produsen tidak terlalu perduli dengan berbagai faktor pendukung dari
produk ataupun harga yang penting bisa menjual produk atau jasa dengan harga
murah kepada konsumen. Warung Tegal misalnya mengandalkan strategi harga.
Mereka tidak perduli dengan kenyamanan orang ketika makan, bahkan juga
dengan kebersihan, yang penting bisa menawarkan menu makanan lengkap
dengan harga yang sangat bersaing.
b) Diferensiasi, adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan
penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Strategi diferensiasi mengisyaratkan
perusahaan mempunyai jasa atau produk yang mempunyai kualitas ataupun
fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing.

Michael porter mengidentifikasi lima dasar kekuatan kompetitif yang


menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri yaitu :

a) Ancaman pelaku bisnis yang baru (threat of entry)


Kekuatan tawar menawar pelaku bisnis yang baru terkait dengan apakah
memasuki industri tersebut gampang atau tidak. Apakah ada hambatan yang
besar (barrier to entry), misalnya dari sisi investasi, teknologi, orang,
pengetahuan, dan lain-lain. Jika hambatan masuknya kecil, kemungkinan pemain
baru akan masuk juga sangat besar, artinya setiap saat dalam suatu industri akan
terjadi persaingan yang sangat ketat.
b) Ancaman produk pengganti (threat from subtitute product)
Produk pengganti adalah produk lain di luar produk sejenis yang mempunyai
fungsi hampir sama dengan produk atau jasa perusahaan yang bisa saling
menggantikan. Jasa penerbangan misalnya, produk penggantinya adalah jasa
transportasi darat dan laut. Kekuatan tawar produk pengganti besar jika terdapat
harga yang sangat berbeda antara produk utama dengan produk pengganti.
c) Kekuatan tawar menawar pembeli (bargaining power of consumers)
Di sini adalah bagaimana pembeli mendapatkan informasi dan penawaran yang
beragam dari berbagai produsen. Dengan tawaran yang begitu banyak di pasar,
pembeli memang akan mempunyai kekuatan tawar menawar yang lebih besar
karena punya cukup banyak pilihan.
d) Kekuatan tawar menawar pemasok (bargaining power of supplier)
Pemasok dalam hal ini adalah perusahaan yang memberikan bahan mentah,
orang atau tenaga kerja, teknologi dan yang lainnya yang mendukung suatu
produksi. Pemasok akan memiliki kekuatan yang besar jika sesuatu yang dipasok
merupakan hal penting dan tidak banyak perusahaan lain menyedikan, tetapi jika
banyak perusahaan lain menyedikan maka kekuatan pemasok tidak terlalu besar.
e) Pesaing yang sudah ada (rivalry among existing competitor)
Persaingan dalam industri meliputi banyaknya pesaing langsung dalam bisnis
yang dijalankan. Banyaknya persaingan di sini dibandingkan dengan faktor
kebutuhan masyarakat akan produk ataupun jasa yang ditawarkan. Jika supply
sudah terlalu banyak dan melebihi demand yang ada, maka kondisi persaingan
sudah sangat ketat.
4) Mintzbergs five Ps for strategy
Mintzberg menjelaskan strategi organisasi oleh Mintzbergs five Ps.
Menurutnya Strategi adalah:
a) Rencana, ketika itu memberikan sebuah kesadaran yang dimaksudkan pada
kegiatan sebagai sebuah pedoman untuk berurusan dengan sebuah situasi
b) Cara, jika strategi itu adalah sebuah manufer spesifik untuk mengecoh para
pesaing
c) Pola, dalam sebuah aliran dari kegiatan untuk sebuah strategi yang
dimaksudkan untuk direalisasikan
d) Posisi, adalah sebuah posisi perusahaan dalam lingkungan bisnisnya
e) Perspektif, merupakan sebuah jalan yang digunakan dalam mengamati hal- hal
yang ada dalam pikiran pihak yang membuat perasaan tertarik.

J. Tipologi Misi Bisnis

Tipologi misi bisnis menghubungkan kenyataan yang ada dengan tujuan strategi yang
dikejar. Hal itu merupakan sebuah rangkaian kesatuan yang sebenarnya dengan membangun
pada salah satu tujuan dan mencapai pada tujuan yang lainnya. Pangsa pasar adalah sebuah
tujuan terpenting dimana tujuan strategi adalah untuk membangun, bahkan jika pada biaya
jangka pendek dalam hasil keuangan.

Organisasi membangun misi dengan menggunakan kemungkinan untuk mengalami


ketergantungan yang lebih besar dengan individu eksternal. Misi yang membangun
menandakan tambahan investasi modal (ketergantungan lebih besar pada pasar modal),
perluasan kapasitas (ketergantungan lebih besar pada teknologi), peningkatan pangsa pasar
(ketergantungan lebih besar pada pelanggan dan pesaing) dan peningkatan volume produksi
(ketergantungan lebih besar pada bahan baku pemasok dan pasar tenaga kerja). Dalam jangka
panjang, kekuatan pasar kompetitif mencegah perusahaan melewati kenaikan biaya kepada
pelanggan, dan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan hanya muncul dengan memiliki
produktivitas lebih tinggi dari pesaing atau dengan menawarkan produk dan layanan khusus.
Dengan demikian biaya mungkin kurang signifikan dalam membangun daripada dalam
keadaan untuk mencapai hasil, karena itu dengan membangun unit lebih mungkin untuk
menempatkan penekanan lebih besar untuk menjaga tingkat produksi sampai tingkat yang
dianggarkan danmengidentifikasi kegagalan dalam mencapai hasil. Sebaliknya, hasil operasi
perusahaan adalah pasar produk yang stabil dan sempit.

K. Strategi dan Ketidakpastian Lingkungan

Ketidakpastian lingkungan mengacu pada ketidakmampuan perusahaan untuk


memprediksi secara akurat efek dari berbagai aspek lingkungan eksternal perusahaan, seperti
pelanggan, pemasok, deregulasi dan gloabalisasi, proses teknologi, pesaing, peraturan
pemerintah, lingkungan ekonomi dan hubungan industrial. Dalam hal ini penekanannya pada
persepsi manajer atas lingkungan organisasi mereka seperti keadaan ekonomi, politik, hukum,
persaingan dalam teknologi, dan tentu saja dari ketidakpastian lingkungan yang sebenarnya.

Dalam berbagai literatur, saat ini di berbagai daerah menunjukkan bahwa


ketidakpastian lingkungan dari sebagian besar perusahaan telah meningkat pesat pada 1990-
an yang didorong oleh faktor-faktor seperti percepatan dalam tingkat penyebaran teknologi,
regulasi yang lebih besar dan globalisasi (Hamel dan Prahalad, 1994; Cooper 1995; Goldman
dkk, 1995.). Perusahaan beradaptasi dengan ketidakpastian ini dengan mengadopsi, struktur
strategi dan sistem (termasuk evaluasi kinerja) yang memungkinkan fleksibilitas yang tetap
membuka pilihan dan kemampuan merespon cepat ketidakpastian lingkungan yang terjadi.
Ada hubungan antara strategi dan ketidakpastian lingkungan. Sebagai contoh, perusahaan
fokus pada mencari cara untuk mengurangi produksi dan biaya distribusi, untuk memotong
biaya pemasaran dan untuk meningkatkan kualitas produk dengan tujuan jangka pendek
untuk memaksimalkan keuangan, mereka akhirnya mengalamai ketidakpastian ketika
perusahaan bersaing membangun dominasi dalam pangsa pasar dengan memperkenalkan
produk baru dan mengembangkan pasar baru mereka, maka sudah jelas akan menghadapi
ketidakpastian yang tinggi. Dengan demikian tingkat ketidakpastian yang tinggi bagi
perusahaan harus diikuti dengan membangun strategi dan biaya relatif rendah ketika strategi
akan dikejar.

Anda mungkin juga menyukai