BASED
MANAGEMENT
Dini Julianti 022117175
Alisya Nur Aulia 022117179
Rachmelia Syaliha 022117181
Reza Putra Ramadon 022117187
Zulfahmi Rizki Rau H 022117193
Eneng Ropiah 022117203
1
Lingkungan bisnis dan turbulen
PENDAHULUA sekarang ini menuntut perubahan radikal
metode yang digunakan manajemen
N ACTIVITY untuk mengelola proses bisnis, dari
pengelolaan bisnis berbasis fungsi ke
BASED pengelolaan bisnis berbasis aktivitas.
Jika perusahaan salah dalam memilih
MANAGEMENT metode yang digunakan dalam
mengelola proses bisnis untuk
memasuki lingkungan bisnis yang
kompetitif dan turbulen, maka
kelangsungan hidup perusahaan akan
dipertaruhkan
2
Konsep ABM
AKTIVITAS
sekaligus :
2) mengurangi biaya
4
POSISI ABM
DALAM
RESOURSE
MANAJEMENT SYSTEM
5
MENGAPA AKTIVITAS DIJADIKAN SEBAGAI FOCUS
PENGELOLAAN ?
Aktivitas merupakan Aktivitas Memadukan Ukuran Kinerja Keuangan
penyebab biaya dan Nonkeuangan
1. Personel menggali informasi Aktivitas mengonsumsi sumber daya yang diukur dengan
berlimpah tentang aktivitas data nonkeuangan dan keuangan, dan dengan teknologi
2. Fokus pengelolaan di letakan pada informasi, data tersebut (keuangan dan nonkeuangan) dapat
aktivitas diidentifikasi secara jelas dengan aktivitas yang
bersangkutan
2. 4.
Pembagian aktivitas Penghilangan Aktivitas
(activity sharing) (activity elimination)
9
ABM terdiri atas dua kelompok kegiatan
12
Moving time adalah waktu yang digunakan
customer untuk mendapatkan layanan dari
perusahaan. Moving time mencerminkan
aktivitas yang dilakukan oleh customer yang
Pengurangan tidak bernilai tambah bagi mereka. Dengan
atau demikian, untuk mengurangi atau
menghilangkan, moving time yang tidak
penghilangan bernilai tambah bagi customer, usaha
moving time strategik yang ditempuh manajemen
merupakan kebalikan dari cara lama
(memecah layanan bagi customer ke dalam
fungsi-fungsi) yaitu dengan
mengintegrasikan proses layanan kepada
customer melalui: (1) cellular
manufacturing dan (2) one point of
13
contact
Cellular manufacturing
Diterapkan pada layanan customer dalam perusahaan jasa seperti perusahaan Asuransi. Dalam bisnis layanan
kesehatan, customer memperoleh layanan kompleks dengan cepat melalui sekali kontak dengan para spesialis,
layanan bagi pasien dengan one point of contact ini disebut dengan disease management-pasien memperoleh
layanan dari berbagai dokter spesialis yang bekerja sama secara lintas disiplin dalam mendiagnosa dan
melakukan tindakan medis terhadap problem yang dihadapi pasien
14
One point of contact
dapat diwujudkan dengan mengubah struktur organisasi dari fungsional hirarkhis ke cross-
functional organization. Gambar 27.7 melukiskan struktur organisasi lintas fungsional.
Struktur organisasi lintas fungsional sebagaimana dilukiskan pada Gambar 27.7 tersebut
bermanfaat untuk
Pengurangan atau penghilangan waiting/storage time
1.
2.
3.
Pengungkapan informasi lengkap
tentang aktivitas melalui process Pengembangan rencana improvement
value analisys terhadap aktivitas berdasarkan informasi
tentang aktivitas yang diperoleh dari
process value analisys
22
ABM hanya dapat dilaksanakan jika personel
perusahaan memiliki pengetahuan tentang
aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan
2. Pergeseran paradigma terhadap organisasi
produk dan jasa bagi customer. Oleh karena itu,
proses bagi customer perlu dianalisis ke dalam
a. Functional View memandang organisasi
berbagai aktivitas
sebagai “a collectionof functional boxes”
Efektifitas 1.
b. Process View memandang organisasi
sebagai “A pool of shared competencies and
resources” dengan paradigma baru “process
view”, proses bisnis dikelola secara terpadu,
sehingga perusahaan mampu menyediakan
layanan kompleks dan cepat untuk
customer
BPA
subproses
A
Identifikasi
business process 1 BP 2
A Identifikasi subproses
dan aktivitas
B
Identifikasi
Aktivitas
Identifikasi subproses
27
BPA adalah melaksanakan process value
analysis pengidentifikasian komponen value
dan non value added activities dalam suatu
proses. Pada langkah ini, berbagai aktivitas
yang membentuk subproses dan proses
ditentukan nilainya dipandang dari sudut
Process customer. Ada dua langkah penting dalam
process value analysis ini : Penghitungan cycle
Value Analysis effectiveness setiap aktivitas.
Pengumpulan informasi lengkap tentang
aktivitas
Penggolongan aktivitas ke dalam tiga
golongan: real value added activities (RVA),
business value added activities (BVA), dan non
value added activities (NVA)
28
Penggolongan Aktivitas
RV 1
A
Aktivitas yang tidak menambah nilai pandang dari
sudut customer, namun diperlukan oleh bisnis
2 BV
A
Aktivitas yang dipandang dari sudut customer
akhir, diperlukan untuk menghasilkan keluaran
yang diharapkan oleh customer tersebut
NV 3
A
Aktivitas yang tidak diperlukan baik dari
sudut pandang customer maupun bisnis.
29
Kriteria menentukan apakah suatu aktivitas
menambah nilai atau tidak bagi customer
Perubahan keadaan
Perubahan keadaan tidak dapat
tesebut dapat dicapai
dicapai melalui aktivitas
sebelumnya melalui aktiivitas
Value sebelumnya
added Non value
activity Added activity
Aktivitas tersebut tidak
Aktivitas tersebut memungkinkan
aktivitas lain dapat dilaksanakan memungkinkan aktivitas
lain dapat dilaksanakan
Cycle effectiveness adalah ukuran yang menunjukkan
seberapa besar nilai suatu aktivitas bagi pemenuhan
kebutuhan customer
cycle
komponen sebagaimana dilukiskan pada gambar 27.3,
pada gambar tersebut dilukiskan berbagai jenis waktu
yang membentuk cycle time dan dua jenis aktivitas
31
Pengumpulan informasi lengkap tentang aktivitas
Customer aktivitas
Resource informasi penting yang perlu diidentifikasi
berkaitan dengan aktivitas adalah
driver quantity
customer.
kuantitas
sumber daya yang tersedia untuk
dikonsumsi Flowchart aktivitas
aktivitas.
Resource Behaviour gambar yang melukiskan arus pekerjaan yang
dilaksanakan dalam suatu aktivitas Flowchart
sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya
menyediakan informasi ringkas tentang aktivitas
konsumsi aktivitas oleh cost object.
dalam bentuk grafik
Identifikasi masalah 1
Identifikasi penyebab 2
masalah
Penyelesaian masalah 3
Masukan
Kesenjangan (Seperti material dan informasi)
Ketidakstabilan
Teknologi
Fishbone diagram dapat digunakam untuk
merinci lebih lanjut penyebab masalah yang
Fishbone diagram diidentifikasi. Contoh masalah dalam proses
pembelian yang memakan waktu identifikasi yang
Identifikasi Penyebab lama di empat faktor adalah : metode, SDM,
masalah masukan, dan teknologi. Identifikasi masalah ini
kemudian dianalisis lebih lanjut dan diidentifikasi
penyebab masalahnya sebagaimana diidentifikasi
penyebab masalahnya
35
Contoh penyelesaian masalah
Perencanaa pengadaan 1
Penerimaan barang 5
komponen penyebab non-value
Manajer bagian pembelian added activities:
merencanakan improvement 1. Perusahaan akan menggunakan
terhadap sistem pembelian strategi “vendor managed
baru. Dari seluruh transaksi inventory”
pembelian setiap tahun 80% 2.
Tanggung jawab atas penyediaan
bahan baku dipikul oleh pemasok,
merupakan transaksi
sehingga perusahaan dalam
pembelian bahan baku. keadaan zero inventory Utang
Rencana improvement yang 3. usaha sebagai akibat transaksi
akan diimplementasikan dalam pembelian bahan diakui pada saat
tahun anggaran 2008 bahan baku diserah kan oleh
ditunjukan untuk mengurangi pemasok ke pabrik untuk dipakai
waiting/storage time
Setelah dapat diidentifiksi yang
Dari improvement dengan
menjadi target untuk dihilangkan,
langkah strategic “vendor
langkah selanjutnya adalah
managed inventory” tersebut,
perkiraan jumlah rupiah yang
dua akatifitas ini direncanakan
dapat di hasilkan sebagai akibat
akan dihilangkan karena
penghilangan aktivitas penerbitan
customer yang memanfaatkan
order pembelian dan aktivitas
keluaran kedua aktivitas tersebut
penerimaan barang.
akan menjadi tidak ada.
Untuk itu, pengambil keputusan
1. Aktivitas penerbitan order
perlu melakukan akses ke database
pembelian
untuk aktivitas penerbitan order
2. Aktivitas penerimaan
pembelian dan aktivitas
barang
penerimaan barang
Jika misalkan perubahan sistem pembelian
dengan langkah strategi “vendor managed
inventory” dalam contoh tersebut
diperkirakan akan mengakibatkan Untuk mengitung Target Cost
pengurangan aktivitas seleksi dan evaluasi Reductions yang berasal dari
pemasok maka dengan melakukan analisis berkurangnya aktivitas seleksi dan
terhadap data base aktivitas dapat di
perkirakan target cost reductions dari
evaluasi pemasok, kalikan
pengurangan tersebut dengan langkah kuantitas berkurangnya resource
langkah sebagai berikut driver quantity yang dihitung
1. Prakirakan jumlah berkurang resource pada butir (a) dengan resource
driver quantity yang dikonsumsi oleh driver rate yang bersangkutan
aktivitas seleksi dan evaluasi pemasok
sebagai akibat implementasi “Vendor
Managed Inventory”
HUBUNGAN ANTARA ACTIVITY-BASED BUDGETING, ACTIVITY-BASED MANAGEMENT
DAN ACTIVITY-BASED COST SYSTEM
MINDSET YANG MELANDASI MANAJEMEN BERBASIS AKTIVITAS