Anda di halaman 1dari 18

Pasal 26

1)

Soal :

Pemotongan wajib pajak berdasarkan ketentuan pasal 26, wajib


dilakukan oleh ?

Jawab :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2)

Badan pemerintah.
Subjek pajak dalam negeri.
Penyelenggara kegiatan.
Bentuk usaha tetap (BUT).
Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
Pembeli yang ditunjuk sebagai pemotong pasal 26.
Soal :

Ringga adalah karyawan asing pada perusahaan PT Aby Consult.


Ringga bertempat tinggal kurang dari 185 hari. Ringga sudah beristri
dan mempunyai seorang anak. Dalam bulan April 2011, ringga
memperoleh gaji US$7,000 sebulan. Kurs yang berlaku adalah Rp
10.500,- per US$ 1.

Jawab :
Penghitungan PPh pasal 26:
Penghasilan bruto berupa gaji sebulan:
7.000 x Rp 10.500,- = Rp 73.500.000,Penerapan tarif:
20% x Rp 73.500.000,- = Rp 14.700.000,-

Jadi, PPh pasal 26 atas gaji Ringga bulan April 2011


adalah Rp 14.700.000,3)

KASUS 1

Laba BUT Taiwan


PPh pasal 17

Rp 100.000.000,Rp 12.500.000,-

Laba setelah PPh

Rp 87.500.000,-

Tax Treaty 5%

Jawab:
Laba BUT Taiwan

Rp 100.000.000,-

PPh pasal 17

Rp 12.500.000,-

Laba setelah PPh

Rp 87.500.000,-

PPh pasal 26

5% x Rp 87.500.000,- = Rp

4.375.000,-

Jika laba setelah PPh sebesar Rp 87.500.000,- ditanamkan kembali di


Indonesia sesua ketentuan, maka laba setelah PPh tidak dipotong PPh
pasal 26

4)

Kasus 2

PT. ANS mengasuransian gedungnya kepada perusahaan asuransi Luar


Negeri dengan membayar jumlah premi asurasi selama tahun 2003
sebesar Rp 10.000.000,- Berapa PPh pasal 26?

Jawab:
PPh pasal 26 yang dipungut PT. ANS = 20% X 50% X Rp 10.000.000,=Rp 1.000.000,-

5)

Soal

Seorang atlet dari Brunei Darussalam yang ikut mengambil bagian


dalam perlombaan lari maraton SEA Games Indonesia. Dia
memenangkan perlombaan tersebut dan mendapatkan uang sebesar
68,000 BND. Kurs yang berlaku adalah Rp.7.394 per 1 BND
Berapa PPh pasal 26 untuk atlet tersebut ?
Jawab :
Pendapatan bruto 68,000 x 7,394 = Rp. 502.792.000,Penerapan tarif : 20 % x 502.792.000 = Rp. 100.558.400,-

PPh pasal 26 atas pendapatan atlet tersebut adalah sebesar Rp.


100.558.400

Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar


negeri ( Keputusan Menteri Keuangan No. 624/KMK.04/1994),yaitu:
a. 20% X 50% X Premi yang dibayarkan kepada perusahaan
asuransi di Luar Negeri
b. 20 % X 10% X Premi yang dibayarkan kepada perusahaan
asuransi di Luar Negeri oleh perusahaan yang berkedudukan
di Indonesia
c. 20% X 5% X Premi yang dibayarkan kepada perusahaan
asuransi di Luar Negeri oleh perusahaan reasuransi yang
berkedudukan di Indonesia
F. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
Perjanjian pajak antara dua negara (bilateral) yang mengatur
mengenai pembagian hak pemajakan atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh oleh penduduk dari salah satu atau kedua negara pihak
pada persetujuan ( Both Contracting State), dimana pembagian hak
pemajakan tersebut diatur dengan tujuan untuk mencegah seniminal
mungkin terjadinya pengenaan pajak berganda.
CONTOH SOAL PPH PASAL 26
1. PT.Fast food di Indonesia membayarkan royalti kepada PT.Fast Food
yang ada di USA atas lisensi yang diberikan sebesar Rp. 2.000.000.000.
Berapa PPh yang dipotong atas royalti tersebut?
JAWAB:
PPh Pasal 26 yang dipotong : 20% X 2.000.000.000 = Rp. 400.000.000

TARIF PAJAK DAN CARA MENGHITUNG PPN DAN PPnBM


Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah (PPnBM)
PPN dan PPnBM yang terutang dihitung dengan cara mengalikan Tarif
Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
Tarif PPN & PPnBM
1. Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen)
2. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling
tinggi 75% (tujuh puluh lima persen)
3. Tarif PPN dan PPnBM atas ekspor BKP adalah 0% (nol persen).
Dasar Pengenaan Pajak
Dasar Pengenaan Pajak adalah dasar yang dipakai untuk menghitung
pajak yang terutang, yaitu: Jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai
Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai Lain yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan.
1. Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), tidak termasuk PPN yang
dipungut dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur
Pajak.
2. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya
yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena

penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), tidak termasuk pajak yang


dipungut dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur
Pajak.
3. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar
penghitungan Bea Masuk ditambah pungutan lainnya yang
dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan Pabean untuk Impor BKP, tidak termasuk
PPN yang dipungut menurut Undang-undang.
4. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya
yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.
5. Nilai Lain adalah suatu jumlah yang ditetapkan sebagai Dasar
Pengenaan Pajak dengan Keputusan Menteri Keuangan, yaitu;
a. Untuk pemakaian sendiri BKP dan atau JKP adalah Harga
Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
b. Untuk pemberian cuma-cuma BKP dan atau JKP adalah
Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
c. Untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar
adalah perkiraan Harga Jual rata-rata;
d. Untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil ratarata per judul film;
e. Untuk persediaan BKP yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan, adalah harga pasar yang wajar;
f. Untuk aktifva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan sepanjang PPN atas perolehan aktiva
tersebut menurut ketentuandapat dikreditkan, adalah harga
pasr wajar;
g. Untuk kendaraan bermotor bekas adalah 10% (sepuluh
persen)dari Harga Jual.
h. Untuk penyerahan jasa biro perjalananatau jasa biro
pariwisata adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan
atau jumlah yang seharusnya ditagih.
i. Untuk jasa pengiriman paket adalah 10% (sepuluh persen)
dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih;
j. Untuk jasa anjak piutang adal 5% (lima persen) dari jumlah
seluruh imbalan yang diterima berupa service charge,
provisi, dan diskon;
k. Untuk penyerahan BKP dan atau JKP dari Pusat ke Cabang
atau sebaliknya dan penyerahan BKP dan atau JKP antar
cabang adalah Harga Jual atau Penggantian setelah
dikurangi laba kotor.
l. Untuk penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau
melalui juru lelang adalah harga lelang.
Contoh Cara Menghitung PPN dan PPnBM

1. PKP A dalam bulan Januari 2001 menjual tunai Barang Kena


Pajak kepada PKB B dengan harga jual Rp. 25.000.000,00
PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP A = 10% x Rp.
25.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
PPN sebesar Rp. 2.500.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran
yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak A.
2. PKP B dalam bulan Pebruari 2001 melakukan penyerahan Jasa
Kena Pajak dengan memperoleh Penggantian sebesar Rp.
15.000.000,00
PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP B = 10% x Rp.
15.000.000,00 = Rp. 1.500.000,00
PPN sebesar RP. 1.500.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran yang
dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak B.
3. Pengusaha Kena Pajak C mengimpor Barang Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean dengan Nilai Impor sebesar RP.
35.000.000,00
PPN yang dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai = 10% x
Rp. 35.000.000,00 = Rp. 3.500.000,00
4. Pengusaha Kena Pajak D menimpor Barang Kena Pajak yang
tergolong Mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp. 50.000.000,00
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut selain
dikenakan PPN juga dikenakan PPnBM misalnya dengan tarif 20%
(dua puluh persen).
Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor Barang Kena
Pajak yang tergolong mewah tersebut adalah:
a. Dasar Pengenaan Pajak Rp. 50.000.000,00
b. PPN = 10% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 5.000.000,00
c. PPn BM = 20% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 10.000.000,00
Kemudian PKP D menggunakan BKP yang diimpor tersebut sebagai
bagian dari suatu BKP yang atas penyerahannya dikenakan PPN 10%
dan PPnBM dengan tarif misalnya 35% (tiga puluh lima persen).

Oleh karena PPnBM yang telah dibayar atas BKP yang diimpor tersebut
tidak dapat dikreditkan, maka PPnBM sebesar Rp. 10.000.000,00 dapat
ditambahkan ke dalam harga BKP yang dihasilkan oleh PKP D atau
dibebankan sebagai biaya.
Misalnya PKP D menjual BKP yang dihasilkannya kepada PKP X
dengan harga jual Rp. 150.000.000,00 maka penghitungan PPN dan
PPnBM yang terutang adalah:
a. Dasar Pengenaan Pajak Rp. 150.000.000,00
b. PPN = 10% x Rp. 150.000.000,00 = Rp. 15.000.000,00
c. PPnBM =35% x Rp. 150.000.000,00 = Rp. 52.500.000,00
PKP D dapat mengkreditkan PPN sebesar Rp. 5.000.000,00 yang
dibayar pada saat impor BKP tersebut terhadap PPN sebesar Rp.
15.000.000,00
Sedangkan PPnBM sebesar Rp. 10.000.000,00 tidak dapat dikreditkan
baik dengan PPN sebesar Rp. 15.000.000,00 maupun dengan PPnBM
sebesar Rp. 52.500.000,00

PBB

1.

Tuan Bonco seorang mahasiswa DIII perpajakan Unibraw pada tahun 2007 hanya
memiliki sebuah objek pajak berupa bumi di kawasan Soekarno-Hatta, Malang dan
diketahui Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi tersebut sebesar Rp. 10.000.000.
Berapakah Besar PBB yang terhutang pada tahun 2007 milik Tuan Bonco !
Jawab :
Karena besarnya NJOP kurang dari Rp. 12.000.000,- maka objek pajak tidak
dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan.

2.

Tuan Ponco seorang pengusaha terkenal memiliki 2 buah rumah pada tahun 2007,
objek pertama terletak di desa Wlingi, Blitar dan Objek kedua terletak di desa Bendo,
Blitar. Diketahui bahwa untuk objek pertama NJOP Bumi sebesar Rp. 8.000.000,dam NJOP Bangunan sebesar Rp. 7.500.000,-. Untuk Objek yang kedua diketahui
NJOP bumi sebesar Rp. 9.000.000,- dan NJOP Bangunan sebesar Rp. 6.000.000,Hitung PBB terhutang tahun 2007 Tuan Ponco atas kedua objek tersebut !
Jawab:
PBB Terhutang = Tarif (0,5%) x NJKP
NJKP = NJOP NJOPTKP
Dimana NJOP = NJOP Bumi + NJOP Bangunan
NJOP Di desa Wlingi
NJOP Bumi
= Rp. 8.000.000,NJOP Bangunan = Rp. 7.500.000,Total
Rp. 15.500.000,-

Merupakan NJOP terbesar

NJOP di desa Bendo


NJOP Bumi
= Rp. 9.000.000,NJOP Bangunan = Rp. 6.000.000,Total
Rp. 15.000.000,-

Desa Wlingi :
NJOP Bumi
=
NJOP Bangunan =
NJOP sbg dasar pengenaan PBB
NJOPTK

Rp. 8.000.000,Rp. 7.500.000,Rp. 15.500.000,- (NJOP Terbesar)


Rp. 12.000.000

NJOP utk
Perhitungan PBB

Desa Bendo :
NJOP Bumi
NJOP Bangunan
NJOP sbg dasar pengenaan PBB
NJOPTK
NJOP utk
Perhitungan PBB

Rp. 3.500.000,-

= Rp. 9.000.000,= Rp. 6.000.000,Rp. 15.000.000,Rp.


0,- (-)
Rp. 15.000.000,-

PBB Terhutang = Tarif x NJKP


= 0,5% x 20% x Rp. 18.500.000,= Rp. 18.500
3.

Tuan Poneng adalah seorang pengusaha terkenal memiliki 2 buah rumah yang
terletak di Blitar. Objek pertama terletak di jalan semeru dan objek kedua terletak di
jalan raya rinjani. Diketahui objek pertama NJOP bumi sebesar Rp. 1.000.000.000,- (1
M) dan NJOP bangunan Rp. 3.500.000,- (3,5 M) sedangkan untuk yang kedua
diketahui NJOP bumi sebesar Rp. 1.000.000.000,- (1 M) dan NJOP Bangunan sebesar
Rp. 4.500.000.000,- (4,5 M). Hitunglah PBB terhutang Tuan Poneng atas kedua objek
tersebut.
Jawab :
NJOP terbesar adalah terletak pada NJOP di Jalan Raya Rinjani dengan :
NJOP Bumi
= Rp. 1. 000.000.000,NJOP Bangunan = Rp. 4.500.000.000,- +
NJOP sbg dasar
Pengenaan PBB = Rp. 5.500.000.000,NJOPTKP
= Rp.
12.000.000,- (-)
NJOP utk
Perhitungan PBB Rp. 5.488.000.000,Jl. Semeru :
NJOP Bumi
= Rp. 1.000.000.000,NJOP bangunan = Rp. 3.500.000.000,- +
NJOP sbg dasar
Pengenaan PBB = Rp. 4.500.000.000,NJOPTKP
= Rp.
0,- (-)
NJOP utk
Perhitungan PBB = Rp. 4.500.000.000,-

NJOP = NJOP Bumi + NJOP Bangunan = Rp. 5.488.000.000 + Rp.


4.500.000.000,- =
Rp.9.988.000.000.
PBB Terhutang = Tarif x NJKP = Tarif x (NJOP-NJOPTKP)
= 0,5% x 40% x 9.988.000.000.
= Rp. 19.970.000,-

4.

Tuan Boni seorang pegawai negeri yang memiliki 2 buah rumah pada suatu
Kawasan Real Estate bernama Pondok Indah. Objek pertama terletak di Pondok Indah
Estate dengan NJOP sebesar Rp. 28.000.000,- dan NJOP Bangunan sebesar Rp.
23.500.000,- Untuk Objek kedua terletak di Puncak Dieng dengan NJOP Bumi
sebesar Rp. 31,000,000,- dan NJOP Bangunan sebesar Rp. 10.000.000,-. Hitunglah
PBB terhutang pada tahun 2007 dari Tuan Boni !
Jawab :
Rumah di kawasan Pondok Indah :
NJOP Bumi
= Rp. 28.000.000,NJOP Bangunan = Rp. 23.500.000,Total NJOP
= Rp. 41. 500.000
Rumah di kawasan Puncak Dieng :
NJOP Bumi
= Rp, 31.000.000,NJOP Bangunan = Rp, 10.000.000,Total NJOP
= Rp. 41.000.000,NJOP terbesar terletak Pada Rumah Di kawasan Pondok Indah.
NJOP Bumi
= Rp. 28.000.000,NJOP Bangunan
= Rp. 23.500.000,NJOP sbg dasar
Pengenaan PBB
= Rp. 41. 500.000,NJOPTKP
= Rp 12. 000.000,- (-)
NJOP utk
Perhitungan PBB
Rp 29.500.000,-.
Kemudian untuk Pondok Dieng Estate :
NJOP Bumi
NJOP Bangunan

= Rp. 31.000.000,= Rp. 10.000.000,-

NJOP sbg dasar


Pengenaan PBB
NJOPTKP

= Rp. 41.000.000,= Rp.


0,- (-)

NJOP utk
Perhitungan PBB

Rp. 41.000.000,-

PBB Terhutang = Tarif x NJKP = Tarif x (NJOP-NJOPTKP)


= 0,15% x 20% x Rp. 70.500.000,= Rp. 70,500,-

contoh soal lain :


1.

Wajib Pajak Miliki Objek Pajak yang NJOPnya kurangd ari NJOPTKP

Wajib Pajak Dinda memiliki objek pajak berupa bumi dengan nilai sebagai berikut :
Nilai Jual Objek Pajak Rp. 5.000.000. Diumpamakan NJOPTKP adalah sebesar Rp.
8.000.000.
Diminta

hitunglah

besarnya

PBB

Jawab :
Nilai Jual objek Pajak (NJOP)
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
NJOP sebagai dasar pengenaan Pajak
PBB

2.

Rp. 5.000.000
Rp. 8.000.000
Nihil
Nihil

Wajib pajak memiliki objek pajak yang NJOPnya kurang dari 1 milyar

Wajib pajak verlya mempunyai objek pajak berupa :


a.

Tanah seluas 2.000 Rp 200.000

b.

Bangunan seluas 700m persegi dengan nilai jual Rp.200.000/m2

terutang

c.

Taman mewah seluas 500 m persegi dengan nilai jual Rp.40.000

d.
Pagar mewah sepanjang 75 m persegi dan tinggi rata2 pagar 2 m denagn nilai
jual Rp. 400.000
e.

NJOPTKP diumpamakan Rp.8.000.000

Ditanya : Hitung besarnya PBB?


Jawab :
a.

Perhitungan nilai jual objek pajak

1.

Tanah 2.000 x Rp. 200.000

= Rp.400.000.000

2.

Bangunan 700 x Rp.200.000

= 140.000.000

3.

Taman 500 x 40.000

= 20.000.000

4.

Pagar mewah 75 x 400.000

NJOP sebagai dasar pengenaan pajak


NJOPTKP

= 590.000.000
8.000.000

NJOP sebagai dasar perhitungan pajak


NJKP 20%*
PBB terutang

= 30.000.000

= 582.000.000
= 116.400.000

0,5% x x116.400.000

= 582.000.

*NJKP 20% karna NJOP sebagai dasar perhitungan pajak < 1.000.000.000
Dan kasus diatas termasuk WP PBB pedesaan dan perkotaan

3.
WP beni memiliki objek pajak berupa tanah dan bangunan dengan NJOP
sebagai berikut :
Tanah

=.Rp. 800.000.000

Bangunan

= 700.000.000

NJOPTKP

= 8.000.000

Diminta : Hitunglah PBB ?


JAWAB :
Perhitungan nilai jual objek pajak
Tanah

= 800.000.000

Bangunan

= 700.000.000

NJOP sebagaid asar pengenaan pajak

= 1.500.000.000

NJOPTKP

NJOP untuk perhiutngan pajak

8.000.000

= 1.492.000.000

NJKP 40% X 1.492.000.000

596.800.000

PBB terhutnag 0,5% x 596.800.000

2.984.000

4.
WP dodi memiliki objek pajak bumi dan bangunan dengan NJOP sebagai
berikut :
Bumi
Bangunan
Pagar mewah
NJOPTKP
Ditanya : Hitunglah PBB?
JAWAB

Rp. 120.000.000
90.000.000
40.000.000
8.000.000

Perhitungan nilai julak kena pajak


Bumi

120.000.000

Tanah

90.000.000

Pagar mewah
NJOP sebagai dasar pengenaan pajak
NJOPTKP
NJOP untuk perhitungan pajak
NJKP 20% X 242.000.000
PBB terutang 0,5% 48.400.000

40.000.000
250.000.000
8.000.000
242.000.000
48.400.000
242.000

5.
Pada awal tahun 2010 tuan dani mempunyai tanah dan bangunan yang
mempunyai harga jual untuk tanah ditaksir 70.000.000. dan bangunan 45.000.000.
pada tanggal 20 januari 2011 tuan dani membeli tanah baru dan dijadikan satu dengan
tanah yang lama dengan harga 85.000.000. pada tahun itu pula diatas tanah itu
didirikan bangunan yang digabungkan dengan bangunan lama yang menghabiskan
biaya 50.000.000 bila diumpamakan NJOPTKP adalah 8.000.000
Diminta: hitunglah PBB?
JAWAB:
Perhitungan NJKP
Tanah

70.000.000

Bangunan

45.000.000

NJOP sebagai dasar pengenaan pajak


NJOPTKP
NJOP untuk perhitungan pajak

115.000.000
8.000.000
107.000.000

NJKP 20% X 107.000.000

21.400.000

PBB 0,5% X 21.400.000

107.000

(objek pajak yang dimasukkan dalam perhitungan hanya bumi dan bangunan yang
sudah dimilki pada tanggal 1 januari 2010. Karna dalam aturan PBB OP yang
dimasukkan dalam perhitungan hanya memperhatikan keadaan pada awal tahun.
Sehingga wajib pajak yang baru dibeli tidak diperhitungkan. Objek pajak tersebut
baru dimasukkan sebagai objek pajak tahun berikutnya.

6.
Wajib pajak memiliki objek pajak didua tempat (NJOPTKP hanya untuk 1 objek
pajak yang terbesar)
Verlya memiliki objek pajak berupa bumi dan bangunan masing-masing di desa A dan
B.
Desa A :
Bumi

9.000.000

BANGUNAN

8.000.000

Desa B :
Bumi

6.000.000

Bangunan
NJOPTKP

7.000.000
8.000.000

Diminta : hitunglah PBB?


JAWAB
A.

Desa A

Bumi
Bangunan

9.000.000
8.000.000

NJOP sebagai dasar pengenaan pajak


NJOPTKP
NJOP untuk perhitungan pajak
B.

17.000.000
8.000.000
9.000.000

Desa B

Bumi

6.000.000

Bangunan
NJOP sebagai dasar pengenaan pajak

7.000.000
13.000.000

NJOPTKP
NJOP untuk perhitungan pajak

NJKP = 20% X X(9.000.000 + 13.000.000)


= 4.400.000
PBB

= 0,5% 4.400.000
= 22.000

0
13.000.000

BPHTB
1. Wajib Pajak A membeli sebidang tanah di Kota Malang seharga Rp. 100 juta,

NJOP PBB pada tahun terjadinya transaksi adalah Rp.95 juta. Jika NJOPTKP
kota Malang atas transaksi tersebut sebesar Rp. 60 juta, maka tentukan
BPHTB yang terutang atas perolehan hak Tersebut !
Jawab :
NPOP
NPOPTKP
NPOPKP

= Rp. 100.000.000,= Rp. 60.000.000,= Rp. 40.000.000,-

BPHTB = (NPOP NPOPTKP) x Tarif


BPHTB = NPOPKP x Tarif
BPHTB Terhutang = (100.000.000 60.000.000) x 5%
= Rp. 40.000.000 x 5%
= Rp. 2.000.000,2. Seorang anak memperoleh warisan dari ayahnya dengan nilai pasar Rp.
500.000.000,- NJOP yang tercantum dalam SPPT Rp. 800.000.000,-. NPOP
TKP Rp. 300.000.000,- Berapa Besarnya BPHTBnya ?
Jawab :
NPOP
= Rp. 800.000.000,NPOP TKP
= Rp. 300.000.000,NPOP KP
= Rp. 500.000.000,BPHTB yang seharusnya terhutang = 5% x Rp. 500.000.000 = Rp.
25.000.000,BPHTB Terhutang = 50% x Rp. 25.000.000,- = Rp. 12.500.000,3. Budi menerima hibah wasiat dari ayak kandungnya sebidang tanah dan
bangunan dengan nilai pasar Rp. 500.000.000,-, SPPT NJOP-nya Rp.
450.000.000 Apabila NPOPTKP ditetapkan Rp. 300.000.000, maka
BPHTBnya adalah :
Jawab :
NPOP
= Rp. 500.000.000,NPOPTKP
= RP. 300.000.000,NPOPKP
= Rp. 200.000.000,BPHTB yang seharusnya terhutang = 5% x Rp. 200.000.000 = Rp.
10.000.000,-

BPHTB Terhutang = 50% x Rp. 10.000.000 = Rp. 5.000.000,4. Suatu Yayasan Panti Asuhan Anak yatim memperoleh hibah wasiat
sebidang
Tanah dan Bangunan dengan nilai pasar Rp. 1.000.000.000,00. SPPT
dengan NJOP Rp. 900.000.000. Apabila NPOP TKP Rp. 300.000.000, maka
BPHTB adalah :
Jawab :
NPOP
NPOPTKP
NPOPKP

= Rp. 1.000.000.000,= Rp. 300.000.000,= Rp. 700.000.000,-

BPHTB seharusnya terhutang = 5% x Rp. 700.000.000,- = Rp. 35.000.000,BPHTB yang terhutang = 50% x Rp. 35.000.000,- = Rp. 17.500.000,5. PERUM perumnas memperoleh hak pengelolaan atas tanah seluas 10 ha
dengan NPOP RP. 1.000.000,-. BPHTB adalah :
Jawab :
NPOP
NPOPTKP
NPOPKP

= Rp. 1.000.000.000,=
60.000.000,= Rp. 940.000.000,-

BPHTB Terhutang = 5% x Rp. 940.000.000,- = Rp. 47.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai