PENDAHULUAN
Pada dasarnya organisasi dibentuk untuk menciptakan perubahan, yang dapat
berupa perubahan kekayaan yang bersifat materi atau kekayaan yang bersifat
nonmateri. Bagi organisasi yang bermotif laba, organisasi dibentuk untuk
menciptakan kekayaan yang bersifat materi dan kesejahteraan bagi pemangku
kepentingannya (stakeholders-nya).
Orang bergabung dalam organisasi pada dasarnya karena ia ingin
mewujudkan tujuan yang tidak mungkin dapat dicapai melalui usahanya sendiri.
Oleh karena itu, organisasi merupakan kumpulan orang yang bekerja sama untuk
mewujudkan tujuan bersama.
Organisasi sebagai kumpulan orang ini memerlukan manajer untuk
memimpin perjalanan dalam mewujudkan tujuan organisasi. Keberhasilan
organisasi mewujudkan tujuannya sebagian besar ditentukan oleh managerial skill
yang dimiliki oleh manajer yang memimpin perjalanan dalam mewujudkan tujuan
organisasi.
Dua puluh tahun yang lalu, siapa pun yang dipilih untuk menduduki jabatan
manajerial, tidak menghadapi lingkungan yang kompetitif, sehingga seolah-olah
siapa saja yang bergelar kesarjanaan (sarjana apa saja) atau dipandang memiliki
kompetensi lebih (kompetensi apa pun) dibandingkan dengan orang-orang di
sekitarnya, dipandang memenuhi kualifikasi untuk menduduki posisi manajerial.
Dalam menghadapi lingkungan bisnis global sekarang ini, yang di dalamnya
kompetisi sangat tajam, masyarakat seharusnya berpikir keras dalam memilih
individu yang akan diserahi peran sebagai manajer. Mereka perlu mendapatkan
keyakinan bahwa individu yang diserahi peran untuk mengelola sumber daya yang
dipercayakan oleh masyarakat, memiliki kompetensi memadai dalam pengelolaan
sumber daya tersebut. Kita tidak akan menyerahkan mobil sedan mewah kepada
pengemudi yang tidak memiliki keterampilan mengemudi, mengingat tingginya
nilai mobil mewah tersebut. Begitu pula kita tidak akan menyerahkan pengelolaan
perusahaan atau bagiannya kepada manajer yang tidak memiliki managerial skill
memadai, mengingat besarnya sumber daya yang dipertaruhkan di dalam suatu
organisasi atau bagiannya tersebut.
Perlu disadari pula bahwa kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa sangat
ditentukan oleh tingginya managerial skill yang dimiliki oleh anak-anak bangsa
tersebut, baik di dalam posisi manajerial di perusahaan, pemerintahan, maupun di
dalam organisasi kemasyarakatan yang lain.
Setelah secara mendalam diuraikan perubahan lingkungan bisnis yang
dihadapi oleh perusahaan di masa depan (Bab 2), berbagai mindsets yang
mencerminkan lingkungan bisnis tersebut (Bab 3 s.d. Bab 8), berbagai komponen
yang membentuk struktur SPPM yang pas dengan lingkungan bisnis tersebut (Bab
9 s.d. Bab 18), berbagai tahap proses SPPM yang pas dengan mindsets dan
struktur SPPM tersebut (Bab 19 s.d. Bab 29), mulai Bab 30 sampai dengan Bab 34
diuraikan managerial skills yang diperlukan untuk menjalankan SPPM tersebut.
Untuk membangun managerial skills yang diperlukan dalam menjalankan
SPPM diperlukan suatu rerangka reskilling manajer. Rerangka ini memberikan
panduan untuk melakukan pemutakhiran (updating) dan peningkatan (upgrading)
skills yang diperlukan oleh manajer dalam menjalankan SPPM. Mengingat SPPM
senantiasa harus di update dan di upgrade, sesuai dengan tuntutan perubahan yang
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 2
terjadi di lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh perusahaan, maka
perusahaan senantiasa memerlukan rerangka untuk reskilling manajer, agar
kompetensi para manajernya sesuai dengan tuntutan SPPM yang digunakan oleh
perusahaan.
Bab ini menyoroti kelemahan cara yang ditempuh oleh masyarakat di dalam
memilih dan mendidik serta melatih keterampilan manajerial dan menguraikan
bagaimana value-added management—pengelolaan yang bertujuan untuk
menghasilkan value bagi pemangku kepentingan—menjamin keberhasilan
organisasi dalam mewujudkan tujuannya. Dengan menggunakan conceptual
framework yang fit dengan kebutuhan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh
organisasi pada umumnya, manajer akan mampu secara efektif menghasilkan
value di dalam mengelola organisasi, sehingga organisasi dapat berperan sebagai
wealth-creating institution.i Dengan managerial skill memadai, para manajer akan
mampu memanfaatkan berbagai sumber daya organisasi untuk menghasilkan
value bagi pemangku kepentingan, sehingga kelangsungan hidup dan
pertumbuhan organisasi akan terjamin dalam jangka panjang.
TUJUAN
Tujuan proses pengelolaan bisnis dan organisasi yang dilakukan oleh manajer
melalui setiap komponen struktur SPPM dan setiap tahap proses SPPM adalah:
1. Dihasilkannya kinerja keuangan luar biasa berkesinambungan (sustainable
outstanding financial performance).
2. Terbangunnya customer capital melalui penyediaan produk/jasa yang bernilai
tambah bagi customer, pembangunan hubungan berkualitas dengan customer,
dan pembangunan citra bagus perusahaan dipandang dari sudut customer.
2. Terbangunnya operation management processes, customer management
processes, innovation processes, dan regulatory and environmental processes
yang produktif dan cost effective.
3. Terbangunnya modal manusia, modal informasi, dan modal organisasi.
Terbangunnya proses yang produktif dan cost effective. Proses yang produktif
dan cost effective merupakan kompetensi inti yang harus dibangun oleh para
manajer untuk menjadikan perusahaan mereka memiliki keunggulan kompetitif
dalam memperebutkan pilihan customer. Produktivitas proses yang digunakan
untuk menghasilkan produk/jasa menjanjikan keunggulan kompetitif perusahaan,
karena produktivitas dapat meningkatkan secara signifikan value yang diperoleh
customer. Cost effectiveness proses juga menjanjikan keunggulan kompetitif,
karena peningkatan cost effectiveness proses hanya dapat dicapai melalui
keberhasilan pengurangan atau penghilangan non-value added activities, sehingga
perusahaan hanya mengkonsumsi sumber daya untuk value added activities bagi
customer.
Proses pengelolaan bisnis dan organisasi yang dilakukan oleh manajer
ditujukan untuk terbangunnya proses yang produktif dan cost effective agar
perusahaan mampu meningkatkan inovasi yang mendatangkan laba dan
melakukan pengurangan biaya secara strategik (strategic cost reduction), sehingga
menjanjikan arus masuk pendapatan luar biasa berkesinambungan ke dalam
perusahaan dan mengurangi biaya secara signifikan.
1
Di Jaman Internet ini, words of mouth akan tersebar secara luas dalam kecepatan cahaya tanpa dapat
dilawan oleh produser. Berbeda dengan media massa (cetak dan layar kaca), berita buruk tentang perusahaan
dapat dilawan dengan berita baik atau penjelasan dari produser untuk melawan informasi buruk. Melalui
jaringan Internet, bad news travel much faster than good news, tanpa dapat dilawan dengan informasi baik
dari produser.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 9
bekerja sama secara sinergistik dalam mewujudkan visi perusahaan. Modal
organisasi terdiri dari dua komponen: (1) struktur organisasi nirbatas
(boundaryless organization) dan (2) organisasi yang berkapabilitas untuk belajar
(learning organization), berkapasitas untuk berubah (capacity for change), dan
berakuntabilitas tinggi.
Kompetensi dan komitmen karyawan tidak cukup untuk memberdayakan
karyawan. Pemberdayaan karyawan adalah pemberian wewenang bagi karyawan
untuk melakukan pengambilan keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya tanpa otorisasi eksplisit dari manajer atasannya. Pemberdayaan
karyawan memerlukan empat komponen: (1) kompetensi karyawan, (2)
kewenangan karyawan untuk pengambilan keputusan, (2) informasi berkualitas
sebagai basis pertimbangan karyawan dalam pengambilan keputusan, (3) sistem
penghargaan bagi karyawan. Dari keempat komponen yang diperlukan untuk
pemberdayaan karyawan, modal informasi diperlukan untuk memberdayakan
karyawan melakukan pertimbangan berbasis informasi (informed judgment) dalam
proses pengambilan keputusan.
Proses pengelolaan bisnis dan organisasi yang dilakukan oleh manajer
ditujukan untuk terbangunnya modal manusia, modal informasi, dan modal
organisasi agar operation management processes, customer management
processes, innovation processes, dan regulatory and environmental processes
dapat secara produktif dan cost effective menghasilkan more value added bagi
customer, sehingga perusahaan mampu menghasilkan kinerja keuangan luar biasa
berkesinambungan.
RANGKUMAN
Dalam menghadapi lingkungan bisnis global sekarang ini, organisasi memerlukan
manajer yang memiliki managerial skill memadai untuk mampu menghasilkan
value bagi pemangku kepentingan. Managerial skill yang sangat diperlukan oleh
setiap organisasi yang menghadapi lingkungan bisnis turbulen dan kompetitif
adalah: (1) keterampilan di dalam menciptakan bisnis dan mengembangkan
organisasi yang mendukung bisnis tersebut, (2) keterampilan di dalam mengelola
perubahan, dan (3) keterampilan di dalam mengelola sisi bayangan organisasi.
Dengan menggunakan rerangka konseptual yang jelas tentang pengelolaan
untuk menghasilkan (1) customer capital, (2) proses yang produktif dan cost
effective, (3) modal manusia, modal informasi, dan modal organisasi, serta (4)
kinerja keuangan luar biasa berkesinambungan bagi kelangsungan hidup dan
pertumbuhan organisasi, manajer memiliki shared model yang dapat digunakan
untuk mengkomunikasikan proses pengelolaan yang dilaksanakan terhadap
organisasi. Untuk menghasilkan manajer yang memiliki managerial skill memadai
diperlukan pendidikan dan pelatihan yang efektif.
Pendidikan dan pelatihan manajer seharusnya tidak difokuskan kepada “how
to do.” Pendidikan dan pelatihan manajer perlu direkayasa kembali, dengan cara
mengubah orientasi pendidikan dan pelatihan, dari fokus ke “how to do,” ke fokus
baru “what to do.”
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 15
PERTANYAAN
1. Pada dasarnya, apakah yang menjadi tujuan orang bergabung ke dalam
organisasi?
2. Pada umumnya, di masa lalu masyarakat menganut paham yang salah dalam
memilih orang untuk memegang peran sebagai manajer. Sebutkan
kelemahan-kelemahan cara yang dipakai oleh masyarakat dalam memilih
orang untuk memegang peran sebagai manajer.
3. Umumnya masyarakat memilih orang untuk menjadi manajer karena orang
tersebut memiliki kompetensi di bidang lain, bukan karena orang tersebut
memiliki kompetensi manajerial. Lakukan pengamatan terhadap lingkungan
Saudara dan kemudian berikan contoh untuk membuktikan kecenderungan
masyarakat dalam memilih manajer tersebut.
3. Manajemen merupakan profesi di dunia ini yang tidak memerlukan persiapan
pelatihan dan pengembangan khusus. Setujukah Saudara dengan pernyataan
tersebut? Jelaskan jawaban Saudara.
4. Jelaskan bagaimana perusahaan pada umumnya mengembangkan
keterampilan manajerial para manajernya dan jelaskan pula bagaimana
dampak kelemahan pengembangan keterampilan manajerial seperti itu.
5. Sebutkan mengapa reskilling manajer diperlukan oleh perusahaan.
6. Agar manajer dapat menjalankan value-adding role di dalam organisasi,
jelaskan bagaimana rerangka konseptual untuk mengembangkan keterampilan
manajerial mereka.
7. Agar value adding, kemana kah tujuan proses manajemen diarahkan?
8. Di dalam pendidikan dan pelatihan manajer, terdapat dua pendekatan:
pendekatan keterampilan proses (process skill approach) dan pendekatan isi
(content approach).
a. Jelaskan setiap pendekatan tersebut.
b. Manakah di antara dua pendekatan tersebut yang efektif untuk
menghasilkan manajer yang value adding? Jelaskan jawaban Saudara.
9. Agar value adding, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh manajer
adalah kemampuan untuk mengelola perubahan. Mengapa keterampilan
dalam mengelola perubahan diperlukan oleh manajer untuk mengelola
perusahaan?
10. Agar value adding, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh manajer
adalah kemampuan untuk mengelola sisi bayangan organisasi. Mengapa
keterampilan dalam mengelola sisi bayangan organisasi diperlukan oleh
manajer untuk mengelola perusahaan?
END NOTES
i Gerard Egan, Adding Value: A Systematic Guide To Business-Driven Management and Leadership (San
Francisco: Jossey-Bass Publishers, 1993), p. 9.
ii Egan, pp. 2-6.
iii Egan, p. 14.
iv \Egan, p. 15.