OLEH :
1. AXEL WIBAWA (117202030)
2. ROSIDA CRISTINA SARI (117202045)
3. JIMMY HARTADI (117202040)
4. NICHOLAS TAURINO (117202043)
halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 4
1.2............................................................................Perumusan Masalah
6
1.3................................................................................................Tujuan
7
2
III. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 32
5.1. Kesimpulan........................................................................................... 32
5.2. Saran..................................................................................................... 33
3
I. PENDAHULUAN
atau lebih. Hal ini sering dilakukan oleh perusahaan saat mengalami kesulitan
keuangan. Selain itu, alasan untuk perusahaan melakukan merger adalah untuk
menambah nilai bagi perusahaan. Karena perusahaan kecil yang sulit bersaing dengan
perusahaan yang sudah mapan akan memiliki posisi yang lebih baik dan menjadi
pinjaman.
Akuisisi adalah suatu pengambilalihan kepemilikan dan kontrol manajemen oleh satu
perusahaan terhadap perusahaan yang lain. Nilai atau keuntungan dari melakukan
kegiatan. merger dan akuisisi diharapkan tidak hanya terjadi pada jangka pendek
dalamnya. Bahkan untuk melakukan kegiatan merger atau akuisisi diperlukan biaya
yang besar dan tidak menjamin masalah akan terselesaikan. Proses integrasi pada
perusahaan yang melakukan kedua kegiatan ini juga sering tidak cepat dan harmonis
4
Menurut Setiawan dan Anton (2004), menjelaskan lima macam alasan perusahaan
c) Untuk mencapai skala ekonomi tertentu sehingga dapat menjadi lowest cost
producer.
d) Untuk memperoleh sumber bahan baku yang murah (dari hulu ke hilir).
e) Untuk mendapatkan akses pasar atau dana yang relatif murah karena
kapasitas hutang yang semakin besar serta kemampuan baik dalam hal
terdapat riset gap dari penelitian terdahulu. Penelitian dilakukan oleh Hadiningsih
(2007), menyebutkan bahwa pengaruh merger dan akuisisi terhadap return saham
mengalami signifikan abnormal return, sedangkan penelitian yang dibuat oleh Hackbart
dan Morellec (2004), menyebutkan bahwa merger dan akuisisi tidak menunjukkan
akuisisi terhadap return saham perusahaan akuisitor dan non akuisitor dalam sektor
industri yang sama di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa
perusahaan akuisitor dan non akuisitor memperoleh abnormal return negatif sekitar
tanggal pengumunan merger dan akuisisi. Mereka menemukan bahwa terdapat transfer
informasi terhadap non akuisitor atas pengumuman merger dan akuisisi oleh akuisistor.
Wibowo dan Pakereng (2001), meneliti tentang pengaruh informasi merger dan
akuisisi terhadap return saham perusahaan akuisitor dan non akuisitor. Hasil penelitian
6
I.3. Tujuan Penelitan
akuisisi
7
II. PEMBAHASAN
2.1.1 Merger
1. Abdul Moin
perusahaan atau lebih yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup
sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar.
aktiva.
2. Zaki Baridwan
lain dimana perusahaan yang diambil alih tersebut tidak lagi menjadi perusahaan
yang berdiri sendiri, namun sudah menjadi bagian dari perusahaan yang telah
mengambil alih.
dilakukan oleh satu perusahaan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan
8
Berdasarkan bentuk korelasi yang terjadi antara dua atau lebih
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, secara garis besar merger dan
tekstil dengan perusahaan baju) atau justru tidak ada hubungan sama sekali
kategori tersebut sendiri masih dibagi dalam beberapa tipe dimana ada 2 tipe
perusahaan yang diakuisisi tidak ada lagi dan menjadi bagian dari perusahaan
9
Digital. Compaq kemudian bergabung dengan Hewlett-Packard pada 2002.
Simbol ticker pra-merger Compaq adalah CPQ. Ini digabungkan dengan simbol
ticker (HWP) Hewlett-Packard untuk membuat simbol ticker (HPQ) saat ini.
2.1.2 Akuisisi
kerja acquirere.
1. P.S. Sudarsanan
lain, dan para pemegang saham dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi
2. Made Sudana
berdiri sendiri.
10
Menurut PSAK No. 22, arti akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan
perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering
digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk
saham yang ada. Contoh dari transaksi ini adalah akuisisi John Hancock
dengan yang lain atau menggunakan uang tunai untuk membeli saham
perusahaan target.
2.1.3. Konsolidasi
atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru
dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar (PP No. 27,
yang dilakukan oleh satu Perseroan/Badan Usaha atau lebih untuk meleburkan
diri dengan cara mendirikan satu Perseroan/Badan Usaha baru yang karena
11
hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan/Badan Usaha yang
namun tindakan perusahaan pada intinya sama, yaitu dua perusahaan atau lebih
bergabung menjadi satu perusahaan. Oleh karena itu istilah merger sering
dipakai secara bergantian untuk ketiga istilah tersebut diatas. Diamerika Serikat,
transaksi atau konsolidasi hak kepemilikan dan kontrol perusahaan baik dalam
1. Pertumbuhan
menempuh cara merger, akan terhindar dari resiko pengadaan produk baru.
Selain itu, juga bisa maju bersama dengan perusahaan pesaing sekaligus
2. Sinergi
12
Perusahaan bisa mencapai sinergi ketika merger menghasilkan tingkat
skala ekonomi. Sinergi akan tampak jelas ketika melakukan merger dengan
perusahaan yang berada dalam bisnis yang sama sehingga biaya operasi menjadi
berlebihan.
3. Peningkatan Dana
tinggi maka akan terjadi peningkatan daya pinjam dan penurunan kewajiban
rendah.
dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi pada manajemen
atau kurangnya teknologi. Hal itu mungkin disebabkan karena perusahaan tidak
mampu membayar tenaga ahli untuk itu. Bergabung dengan perusahaan yang
memiliki tim manajemen dan teknologi yang bagus, bisa menjadi solusinya.
5. Pertimbangan Pajak
ke depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Jika perusahaan memiliki
laba untuk menutup kerugian pajak. Pada kasus seperti ini, perusahaan yang
13
2.3 Jenis dan Prosedur Merger
1. Merger Horizontal
perusahaan atau lebih dimana jenis usahanya masih sama. Misalnya, merger
perusahaan antara perusahaan roti, merger antara perusahaan jasa keuangan, dan
lain-lain.
2. Merger Vertical
3. Konglomerat
menghasilkan produk yang tidak ada kaitanya satu sama lainnya. Misalnya
14
2.3.2. Prosedur Merger
Secara garis besar prosedur tentang merger yang umum adalah sebagai berikut:
a) Friendly Merger
belah pihak berunding bersama dan hasil perudingan akan diusulkan pemilik
3. Jika manajer kedua perusahaan tersebut setuju, maka mereka akan memberikan
b) Hostile Takeover
Proses ini terjadi jika perusahaan target yang akan dimerger tersebut
knight, dan poison pill. Hal ini sependapat dengan (Husnan dan Enny, 2015)
apabila dirasa bahwa manajemen perusahaan yang akan di akuisisi tidak diajak
hostile merger.
15
2.4 Sinergi Melakukan Merger
scale apabila rata-rata biaya berkurang seiring dengan peningkatan total output.
Dengan kata lain, economic of scale terjadi ketika produksi semakin tinggi
menghindarkan double fixed cost. Economic of scale dalam jangka pendek juga
dapat dicapai melalui re-alokasi output dalam unit operasi yang berbeda dalam
diperoleh dari merger bila peningkatan ouput lebih dari dua kali lipat
peningkatan semua input. Hal ini dapat terjadi bila sebuah perusahaan yang lebih
besar dan lebih kuat secara finansial berinvestasi pada teknologi baru yang
16
memproduksi dua produk secara terpisah menjadi lebih rendah ketika diproduksi
Menurut Roller et al., (2006), financial synergy tidak menghasilkan cost saving
diperoleh dengan penghematan pada suku bunga (cost of capital). Seringkali perusahaan
yang berukuran relatif kecil tidak dapat meminjam dengan tinggat suku bunga yang
kompetitif. Perusahaan tersebut juga sering kali mendapat batasan penarikan pinjaman
yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena adanya batasan atas regulasi dari bank
dalam pemberian kredit, batasan yang dimaksud bisa terjadi karena kurangnya
likuiditas, solvabilitas, jumlah asset, maupun reputasi publik yang dimiliki perusahaan.
mendapatkan kredit modal yang lebih rendah bila dibandingkan jika perusahaan tersebut
telah diakuisisi oleh perusahaan terkemuka nasional seperti Astra International maupun
perusahaan juga mendapatakan daya tawar yang lebih kuat dibandingkan jika
perusahaan tidak diakusisi oleh perusahaan besar. Biasanya daya tawar yang diperoleh
dengan pihak bank berupa penetapan suku bunga pinjaman, ataupun jangka waktu
pinjaman. Pencapaian cost of capital yang rendah merupakan inti utama dari motif
Bertumbuh merupakan motif yang paling umum dalam merger dan akuisisi.
17
pertumbuhan profit margin dan pertumbuhan lainnya. Hal ini dialami Exxon-Mobil
setelah merger antara Exxon dan Mobil dimana pertumbuhan pendapatan yang sangat
tersebesar di industri minyak di tahun 2009 dengan mencetak pendapatan sebesar $459
juta. Keinginan perusahaan untuk bertumbuh adalah motif paling dasar bagi
bertumbuh melalui merger dan akuisisi, perusahaan mempunyai alternatif lain, yaitu
melalui internal atau organic growth, dimana perusahaan tersebut dapat bertumbuh
kecenderungan pilihan ini biasanya lebih lambat dibandingkan melalui merger dan
akuisisi.
akan terjadi dengan lebih cepat karena merger umumnya dilakukan dengan perusahaan
yang memiliki skill yang telah terbukti baik di bidang tersebut. Dengan begitu,
perusahaan tidak perlu memulai dari nol dalam mencari sumber daya manusia yang
sendiri, ada tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi sehingga resiko menjadi lebih
besar. Walau demikian, merger seringkali membutuhkan modal yang lebih besar
sehingga hal ini menjadi tambahan resiko tersendiri bagi perusahaan yang memilih
18
Dari beberapa penelitian seperti Tower Watson (2012), Davis (2009) dan
Limieux (2007) dalam melakukan Merger dan Akuisisi tentu banyak sekali faktor yang
seperti yang dilakukan oleh Mallikarjunappa dan Nayak (2007), Tower Watson (2012),
Davis (2009) dan Limieux (2007) menunjukkan terdapat 20 faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan dalam merger dan akuisisi. Dari dua puluh faktor tersebut
kemudian di rangkum menjadi tiga kelompok besar yaitu aspek due diligence, budaya
dan kepemimpinan.
19
2.5.1 Aspek Due Diligence
dan risiko bisnis yang terkait dengan merger atau akuisisi, yang dilakukan kedua
belah pihak terlepas sebagai pihak yang membeli, menjual, atau menggabungkan
perusahaan. Due diligence dilakukan bukan tanpa adanya tujuan. Berikut ini
1. Untuk memastikan harga dan metode pembayaran yang tepat jika sepakat
4. Untuk mengevaluasi kondisi fisik peralatan dan juga properti berwujud dan
kesepakatan
akuisisi menurut Mallikarjunapa dan Nayak (2007) yang terkait dalam due
diligence adalah kelengkapan dan kecukupan due diligence. Due diligence yang
20
merger. Ada 2 hal menurut Lemieux (2007) yang penting dalam due diligence
akan mempengaruhi keberhasilan suatu due diligence, yaitu jumlah orang yang
Due diligence harus dilakukan dalam waktu yang cukup dan realistis
untuk memperoleh data-data dan informasi yang memadai untuk menilai apakah
dunia bisnis. Seringkali due diligence dilakukan dalam tempo yang terlalu
singkat atau biasanya proses due diligence dilakukan tidak sampai selesai,
karena masing-masing pihak terlalu percaya satu sama lain. Ada kemungkinan
perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang besar dan sukses, tetapi tidak
diketahui pihak luar, seperti kecurangan dalam pelaporan keuangan, yang tentu
saja tidak bisa diketahui melalui due diligence yang dilakukan dalam waktu
yang singkat.
Jumlah orang yang melakukan due diligence juga sebaiknya tidak terlalu
banyak namun cukup untuk mendapatkan informasi yang cukup dan berguna
dalam proses due diligence demi keberhasilan merger atau akuisisi dalam jangka
budaya dari organisasi tersebut. Budaya merupakan keyakinan yang membentuk suatu
norma perilaku dan menentukan yang dapat dilakukan didalam sebuah organisasi.
21
Budaya dapat didefinisikan sebagai sistem kepercayaan yang tertanam dalam
masyarakat dan tercermin dalam perilaku organisasi dan orang-orang. Budaya adalah
sebuah pemikiran yang membedakan anggota satu kelompok dari kelompok. lainnya.
Budaya ini secara tidak langsung mengatur bagaimana suatu organisasi harus bertindak.
Faktor budaya di dalam Merger dan Akusisi dapat dilihat melalui perspektif budaya
Salah satu dari faktor dalam teori merger dan akuisi yakni perbedaan budaya
antar partisipan. Budaya adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dalam sebuah merger
atau akuisisi. Baik national culture maupun corporate culture memberikan dampak
terhadap kinerja organisasi. Pemikiran dalam hal integrasi dalam merger dan akuisi,
bahwa budaya dari perusahaan yang menggabungkan usahanya dengan perusahaan lain
Peleburan budaya setelah merger dan akuisisi dianggap sebagai atribut penting
untuk mencapai sebuah keberhasilan. Hal itu juga menjadi saksi bahwa orang-orang
perusahaan yang mengakuisi dan yang diakuisisi dapat dievaluasi secara positif atau
benar-benar ditolak. Sebagian besar setelah dilakukan merger dan akuisisi, manajemen
Tentu dalam hal ini sangat penting bagi perusahaan yang mengakuisisi untuk mengerti
yakni dengan interaksi, komunikasi dan cultural learning. Adanya sebuah interaksi
22
2.5.3. Aspek Kepemimpinan
berfokus kepada kebutuhan orang dan organisasi yang dipimpin. Gaya kepemimpinan
bukanlah sesuatu yang harus dicoba terus menerus, untuk melihat mana yang sesuai
kebutuhan dari situasi yang ada di perusahaan (Murray, 2013). Terdapat 4 tipe gaya
1. Autocratic
berani menentang pemimpin yang memiliki tipe autocratic. Contoh negara yang
2. Participative
kepemimpinan yang menghargai masukan dari anggota tim dan rekan kerja,
tetapi untuk tanggung jawab keputusan akhir tetap ada pada pemimpin tersebut.
23
3. Transactional
karyawan dan dengan hasil kinerja tersebut akan menentukan apakah manajer
dan karyawan mendapat reward atau hukuman. Tujuan yang akan dicapai telah
ditetapkan bersama–sama, dan semua pihak setuju untuk mengikuti arah dan
kepemimpinan ini manajer memiliki otoritas untuk meninjau hasil kinerja dan
tujuan.
4. Transformational
kepemimpinan ini adalah adanya pendelegasian tugas untuk setiap tim yang ada
di perusahaan
dalam mengatur dan mengelola sebuah perusahaan, dimana ada kelebihan dan
bekerja sama dengan perusahaan di negara lain, sehingga membuat merger dan
24
akuisisi menjadi salah satu strategi yang digunakan untuk memperbesar pasar
perusahaan tersebut.
Merger itu kombinasi dari dua perusahaan dan hanya satu perusahaan
kepemimpinan yang akan digunakan, dan salah satu pihak wajib untuk
perusahaan masih berdiri, salah satu perusahaan hanya memiliki beberapa persen
akuisisi yang paling penting adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan
bersama. Jadi gaya kepemimpinannya boleh berbeda, asalkan tujuan yang sudah
25
Pengambilalihan terhadap asset atau saham oleh bidder terhadap target ini dapat
saham atau kombinasi ketiganya. Menurut (PASK No.22) transaksi akuisisi dapat
dilakukan dengan mengeluarkan saham, kas, atau campuran (kas dan saham).
Penggunaan kas sebagai alat pembayaran adalah yang paling sering dilakukan
kepada pemegang saham perusahaan target atas penyerahan saham atau aktiva. Setelah
perusahaan target ditentukan, akuisisi dengan kas lebih mudah dilakukan dengan
sumber dana dari perusahaan yaitu laba ditahan, menjual saham baru kepada pemegang
saham lama dengan hutang. Pertama laba ditahan, pembayaran dilakukan melalui
dilakukan secara tunai dengan mengeluarkan saham atau menjual saham baru kepada
pemegang saham lama saja. Ketiga, seluruh transaksi dilakukan dengan hutang yaitu
mengeluarkan/menjual obligasi.
Transaksi akuisisi atas dasar saham ini ditandai dengan penyerahan sebagian
saham milik akuisitor sebesar saham perusahaan target yang dibelinya. Pada umumnya
saham yang diserahkan tersebut merupakan saham akuisitor. Namun demikian dapat
terjadi bahwa saham yang diserahkan tersebut bukan merupakan saham milik akuisitor,
melainkan berupa saham perusahaan anak milik akuisitor ataupun saham perusahaan
lain yang dibeli oleh akuisitor dari bursa saham. Barter saham dengan saham ini dapat
terjadi antara dua perusahaan atau lebih yang sering disebut pertukaran saham silang.
26
2.7.3. Pembiayaan Dengan LBO (Leverage Buy Out)
seluruh saham (buy-out) perusahaan target, yang dilunasi dengan surplus cash flow atau
pun dengan cara mengumpulkan dana dari hasil penjualan aktiva, yang seringkali
karena memiliki dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Banyak pihak yang
dirugikan, sekaligus diuntungkan, dari peristiwa merger dan akuisisi. Dampak yang
merugikan bisa kita lihat dari sisi karyawan karena kebijakan ini sering disertai dengan
pemutusan hubungan kerja (PHK) yang jumlahnya barangkali sangat banyak. Selain itu
keputusan merger dan akusisi tidak terlepas dari permasalahan, diantaranya biaya untuk
melaksanakan merger dan akuisisi sangat mahal, dan hasilnya belum tentu pasti sesuai
1. Kesulitan integrasi
hubungan kerja yang efektif dan memutuskan masalah mengenai status eksekutif
27
Kegagalan untuk memenuhi proses studi kelayakan yang efektif sering
bidang keuangan yang disebut junk bond, pilihan perhitungan melalui sejauh
obligasi). Pada awal abad 21, junk bond jarang digunakan untuk mendanai
akuisisi.
hanya ketika transaksi menghasilkan sinergi pribadi (private sinergi), yang dihasilkan
ketika adanya kombinasi dan integrasi atas aset perusahaan yang menghasilkan suatu
pribadi tercipta ketika aset perusahaan saling melengkapi dengan suatu cara yang unik,
tipe khusus dari aset yang saling melengkapi tersebut tidak mungkin dikombinasikan
28
5. Terlalu banyak diversifikasi
mengalami over diversifikasi. Tingkatan dimana hal ini terjadi pada berbagai
perusahaan bisa beragam. Alasan dari banyaknya variasi adalah bahwa tiap perusahaan
penurunan kinerja biasanya terjadi akibat over diversifikasi, setelah unit bisnis yang
Manajer yang terlalu fokus pada akuisisi dalam menilai hasil yang dicapai
melalui penggunaan strategi akuisisi, dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui
7. Terlalu besar
dalam berbagai fungsi organisasi. Dengan kata lain, pada beberapa level
29
hukum atas peraturan yang dibentuk untuk menjamin konsistensi keputusan dan
dan tindakan dalam hal ini dapat menguntungkan perusahaan, terutama dalam
“manfaat lebih” yang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semuanya
terbukti. Secara spesifik, keunggulan dan manfaat merger dan akuisisi antara
Kelebihan Merger
Kekurangan Merger
Kelebihan Akuisisi
1. Akuisisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang
saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran bidding firm,
mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak bidding firm.
30
2. Dalam akusisi saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung
dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer
mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada
halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.
Kekurangan Akuisisi
dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara
2. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi
merger.
2.10 Restrukturisasi
menerapkan salah satu jenis restrukturisasi pada satu saat. Namun perusahaan
31
2.10.1 Restrukturisasi Portofolio/Aset
semakin baik yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan meliputi setiap aset, lini
bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic Business Unit), maupun anak perusahaan.
32
2.10.2 Restrukturisasi Modal/Keuangan
data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, maka akan diketahui
sistem operasional, atau hal lainnya yang berkaitan dengan masalah manajerial dan
dapat diperoleh dengan berbagai cara. Diantaranya adalah dengan pelaksanaan yang
lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik, dan kompetensi staff
33
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan paper yang telah dibuat adalah sebagai
berikut:
telah ada. Cara semacam ini disebut sebagai akuisisi atau merger. Karena itu, keputusan
investasi, maka pertimbangan yang perlu dipegang adalah apakah investasi tersebut
akan menaikkan kekayaan pelaku investasi atau tidak. Dengan demikian alasan untuk
melakukan diversifikasi atau untuk meningkatkan EPS, kita sebut sebagai alasan yang
meragukan. Satu-satunya alasan yang dapat diterima adalah karena dengan akuisisi
tersebut kemakmuran pemilik perusahaan menjadi lebih besar. Kemakmuran yang lebih
besar akan ditunjukan dari apakah manfaat akuisisi tersebut lebih besar dari biaya
akuisisi.
penukaran saham, maka identifikasi biaya akuisisi pun perlu dikaitkan dengan cara
pembayaran akuisisi. Apabila akuisisi dilakukan dengan cara pertukaran saham maka
bekas pemegang saham perusahaan yang diakusisi sekarang menjadi pemegang saham
setelah akuisisi akan ikut dinikmati dan ditanggung mereka. Akuisisi dapat dilakukan
34
berasal dari pihak manajemen perusahaan yang diakuisisi. Hal ini dapat dimengeri,
karena merekalah yang kemungkinan besar akan kehilangan posisi mereka. Karena itu
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan paper yang telah dibuat adalah sebagai
berikut:
dan akuisisi di Indonesia dengan isu saat ini mengenai merger Gojek dan
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apa saja kendala-kendala pada saat
35
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Moin. 2003. Merger, Akusisi dan Divestasi. Jilid 1.Yogyakarta : Ekonisia.
Davis, W. 2009. The Importance of Due Diligence Investigations: Failed Mergers and
Acquisitions of the United States Company. Ankara Bar Review.
Hackbart, Dirk; Miao, Jianjun, dan Erwan Morellec. 2004. Capital Structur
Credit Risk, and Macroeconomic Condition. Journal of Finance. Hal 1-39
Blomington: Indiana University.
Hadiningsih, Murni. 2007. Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan
Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta (BEJ). SKRIPSI. Sarjana Jurusan Manajemen
Keuangan, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2015. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Ketujuh. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mallikarjunappa, T., & Nayak, P. 2007. Why Do Mergers and Acquisitions Quite Often
Fail? Journal of AIMS International.
Setiawan, Anton. 2004. Beberapa Aspek Dalam Merger Dan Akuisisi. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan. Vol. 2. No. 1. April.
36
Sudarsanan, 1999, The Essence of Merger dan Akuisisi, Andi, Yogyakarta.
Roller, L., Stennek, J., & Verboven, F. 2006. Efficiency Gains from Mergers, in
European Merger Control: Do We Need and Efficiency Defence. Edward Elgar.
Tarigan, Joshua., Swenjiadi Yenewan dan Grace Natalia. 2016. Merger dan
Akuisisi: Dari Perspektif Strategis dan Kondisi Indonesia (Pendekatan
Konsep dan Studi Kasus. Ekuilibria: Jogjakarta.
Tower Watson. 2012. Organisations Face a Huge Retention Risk with Nearly Two-
thirds of the Indonesian Workforce Not Highly Engaged. Diakses dari
https://www.towerswatson.com/en-ID/Press/2012/09/organisations-face-ahuge-
retention-risk-with-nearly-two-thirds-of-the-indonesian- workforce (10 Maret
2021).
Wibobo, Amin dan Y. M. Pakareng. 2001. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi
terhadap Return Saham Perusahaan Akuisitor dan Non Akuisitor dalam sektor
Industri yang Sama di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia
16(4) hal 372-387.
37