Penggunaan laba residu sebagai ukuran kinerja akan mencegah kerugian. Laba
residu untuk setiap proyek dihitung sebagai berikut:
Laba
Proyek I
Laba operasi (tingkat pengembalian minimum aktiva operasi
=
=
=
rata-rata)
$1.300.000 (0,10 $10.000.000)
$1.300.000 - $1.000.000
$300.000
Proyek II
Laba operasi (tingkat pengembalian minimum aktiva operasi
=
=
=
rata-rata)
$640.000 (0,10 $4.000.000)
$640.000 - $400.000
$240.000
residu
Laba
residu
Kedua proyek memiliki laba residu positif. Untuk tujuan perbandingan, laba
residu divisi untuk setiap alternatif tersebut diidentifikasikan sebagai berikut:
Alternatif
Hanya
Hanya
Memilih
memilih
memilih
kedua
proyek I
proyek II
proyek
Tidak
memilih
kedua
Aktiva operasi
Laba operasi
Pengembalian
$60.000.000
$ 8.800.000
$54.000.000
$ 8.140.000
$64.000.000
$ 9.440.000
proyek
$50.000.000
$ 7.500.000
minimum*
Laba residu
6.000.000
$ 2.800.000
5.400.000
$ 2.740.000
6.400.000
$ 3.040.000
5.000.000
$ 2.500.000
*0,10
aktiva
operasi
Divisi B
$ 2.500.000
$
300.000
(200.000)
$
100.000
4%
Ada kecenderungan untuk menyatakan kinerja Divisi A lebih baik daripada Divisi
B karena laba residunya tiga kali lebih besar. Divisi A jauh lebih besar dari pada
Divisi B dan memiliki aktiva enam kali lebih banyak. Salah satu cara yang
memungkinkan
untuk
mengoreksi
kelemahan
ini
adalah
menghitung
pengembalian atas investasi dan laba residu, serta menggunakan kedua ukuran
tersebut untuk evaluasi kerja.
EVA=laba operasi setelah pajak( persentase biaya modal aktual total modal yang dipakai)
Celimar company memperoleh laba bersih tahun lalu seperti yang
ditunjukkan pada laporan laba rugi berikut ini:
Penjualan
Harga pokok penjualan
$480.000
222.000
Margin kotor
$258.000
Beban penjualan dan administrasi
210.000
Laba operasi
$ 48.000
Dikurang: pajak penghasilan (@30%)
14.000
Laba bersih
$ 33.000
Jumlah modal yang dipakai = $300.000. biaya modal aktual celimar
company adalah 10%
EVA=laba operasi setelah pajak ( persentase biayamodal aktual total modal yang dipakai )
0,10 $ 300.000
$ 33.600
$ 33.600$ 300.000
$ 3.600
mampu
memngaruhi
tingkat
laba
yng
dihasilkan
perusahaan
atau tidak. Dalam sebuah kebijakan penetapan harga transfer, kedua pandangan
dari divisi penjual dan divisi pembeli harus dipertimbangkan.
Berikut harga-harga yang ditetapkan disetiap divisi:
1. Harga transfer minimum, yaitu harga transfer yang akan membuat
keadaan divisi penjual tidak menjadi lebih buruk jika barang dijual pada
divisi internal daripada dijual pada pihak luar
2. Harga transfer maksimum, yaitu harga transfer yang akan membuat divisi
pembeli tidak menjadi lebih buruk, jika suatu input dibeli dari divisi
internal daripada jika barang yang sama dibeli secara eksternal.
Transfer internal sebaiknya dilakukan saat biaya peluang (harga minimum) divisi
penjual lebih rendah dari biaya peluang (harga maksimum) divisi pembeli.
Harga Pasar
Jika terdapat harga pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang
ditransfer, maka harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. Harga
pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer.
$15
5
3
5
Biaya penuh
$28
Harga transfer ini tidak memungkinkan adanya laba untuk divisi penjual. Divisi
matras mungkin akan mengurangi produksi untuk matras dari tempat tidur lipat
dan meningkatkan produksi matras yang akan dijual ke pihak luar. Untuk
mengurangi keinginan ini, manajemen puncak bisa mendefinisikan biaya sebagai
biaya plus. Anggaplah perusahaan mengizinkan penetapan harga transfer
sesuai biaya plus 10%. Jadi harga transfer adalah $30,80