Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DAKWAH KEPADA PEGAWAI

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah : Kajian Islam Profesi
Dosen pengampu : Riza A. Novanto, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh :
Mylisa Yustisia 180711019
Deliya Prastika 180711005
Elisa 180711025

KELAS 5A
S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TA 2020/2021
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan petunjuk
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Dakwah Kepada Pegawai”.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Kajian Islam Profesi Bapak Riza A. Novanto, S.Pd.I, M.Pd yang telah memberikan tugas
makalah ini kepada kami. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. untuk itu
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Dakwah Kepada Pegawai”
ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi terhadap pembaca.

Cirebon, 23 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................................1

B.     Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C.    Tujuan Pembahasan...............................................................................................................1

BAB II...................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................................................................2

I. Pengertian Dakwah, Dakwah kepada pegawai................................................................2

II. Aspek-aspek Dakwah kepada pegawai.............................................................................3

III. Konsep Dakwah kepada pegawai.....................................................................................5

BAB III..................................................................................................................................................9

PENUTUP.............................................................................................................................................9

A.    KESIMPULAN......................................................................................................................9

B.     SARAN.................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dakwah merupakan ajaran Agama islam yang harus di sebar luaskan keseluruh penjuru
umat Islam yang ada di muka bumi, dakwah itu sendiri biasanya dilakukan kepada
masyarakat melalui pengajian di mesjid. Namun dakwah saat ini dilakukan di lembaga atau
diperusahaan yang mencakup seluruh kegiatan lisan dan perbuatan, dakwah yang dilakukan
diperusahaan yaitu untuk memberi motivasi, dorongan kepada para karyawan perusahaan
dalam mempelajari serta memahami ajaran Islam. Berbicara tentang dakwah di perusahaan
umum memang mempunyai ciri khas sendiri. Karena orang-orang yang berkecimpung
didalamnya adalah orang-orang profesional dan karyawan yang bekerja diperusahaan yaitu
untuk meningkatkan produktifitas perusahanaan serta terikat dengan aturan perusahaannya.
Karyawan yang bekerja di perusahaan tidak sebatas melaksankan tugasnya sebagai karyawan
namun dengan adanya kegiatan dakwah di perusahaan maka karyawan dituntut untuk
mengikuti kegiatan dakwah yaitu untuk meningkatkan motivas kerja melalui kegiatan
dakwah tersebut. kegiatan dakwah ini tidak terlepas dari sumber daya manusianya yakni para
pengurus mengaktifkan kegiatan dakwah serta karyawan yang selalu rutin mengikuti kegiatan
dakwah tersebut.

B.     Rumusan Masalah

1.  Apa Pengertian Dakwah, Dakwah kepada pegawai ?


2. Apa Aspek-aspek dakwah kepada pegawai?
3.  Apa Konsep dakwah kepada pegawai?

C.    Tujuan Pembahasan

1.    Untuk mengetehui Pengertian dakwah, dakwah kepada pegawai


2.   Untuk mengetahui Aspek-aspek dakwah kepada pegawai
3.    Untuk mengetahui Konsep dakwah kepada pegawai

1
BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Dakwah Kepada Pegawai


Dakwah merupakan sebuah kata dari bahasa Arab dalam bentuk mashdar. Kata
dakwah berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan. Yang berarti seruan, panggilan, undangan
atau do’a (Enjang dan aliyudin., 2009: 3). Dakwah Islam adalah tugas suci yang
dibebankan kepada setiap muslim dimana saja ia berada, sebagimana tertaktub dalm Al-
Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah SAW., Kewajiban dakwah menyerukan, dan
menyampaikan agama Islam kepada masyarakat (Munzier dan Harjani., 2015: 5). Dakwah
merupakan ajaran Agama islam yang harus di sebar luaskan keseluruh penjuru umat Islam
yang ada di muka bumi, dakwah itu sendiri biasanya dilakukan kepada masyarakat melalui
pengajian di mesjid. Namun dakwah saat ini dilakukan di lembaga atau diperusahaan yang
mencakup seluruh kegiatan lisan dan perbuatan, dakwah yang dilakukan diperusahaan
yaitu untuk memberi motivasi, dorongan kepada para karyawan perusahaan dalam
mempelajari serta memahami ajaran Islam.
Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam tata-pergaulan umat Islam, kata
dakwah tentunya bukanlah barang baru, sebab dakwah merupakan salah satu diantara kata
yang begitu familier di telinga mereka. Namun untuk memahami dakwah lebih
komprehensif tentunya ditentukan kajian yang lebih mendalam, karena dakwah telah
menjadi ilmu pengetahuan. Dakwah merupakan kegiatan yang sudah cukup tua, yaitu
sejak adanya tugas dan fungsi yang harus dilemban oleh manusia di belantara kehidupan
dunia ini. Karena kegiatan dakwah sebagai proses penyelamatan umat manusia dari
berbagai persoalan yang merugikan kehidupannya. Pada dasarnya dakwah merupakan
kegiatan untuk mengajak umat manusia dari kehidupan yang jauh dari agama agar lebih
baik dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan, karena dakwah untuk
menyampaikan pesan-pesan tertentu dan mengajak kepada hal yang baik tentu akan
menjauhkannya kepada hal yang buruk. dalam dakwah orang yang menyampaikan pesan
kepada objek dakwah disebut dengan da’I sedangkan orang yang menerima atau objek
dakwah disebut mad’u.
Karyawan atau pegawai merupakan orang yang berarti dalam perusahaan, karena
memberikan jasa kepada perusahaan yang membutuhkan jasa tenaga kerjanya. yang mana
karyawan memberikan jasa kepada perusahaan dan karyawan itu sendiri mendapatkan
balas jasa yang disebut dengan gaji. Karyawan adalah orang yang menjual jasa (pikiran
atau tenaga) dan mendapatkan kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu
(Hasibuan, 2002: 3). Karyawan yang menjual jasanya terhadap perusahaan maka akan
mendapatkan imbalan yang sesuai dengan kinerjanya dan dapat dilihat dari semangat kerja
karyawannya. Namun saat ini karyawan sering kali mengeluh dengan pekerjaannya karena
tidak mendapatkan semangat kerja atau motivasi kerja dilingkungan sangat kurang, untuk
itu perusahaan sangat penting memikirkan motivasi kerja untuk karyawannya. Jadi dari
pengertian di atas maka dapat didefinisikan bahwa dakwah kepada pegawai adalah orang

2
yang memberikan pesan yang baik terhadap orang yang menerima pesan atau objek
dakwah tersebut yaitu pegawai atau karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
atau memotivasi para pekerja menjadi seorang pegawai yang lebih baik dalam melakukan
pekerjaannya.

II. Aspek-aspek Dakwah Kepada Pegawai

A. Di Perusahaan
Berbicara tentang dakwah di perusahaan umum memang mempunyai ciri khas
sendiri. Karena orang-orang yang berkecimpung didalamnya adalah orang-orang
profesional dan karyawan yang bekerja diperusahaan yaitu untuk meningkatkan
produktifitas perusahanaan serta terikat dengan aturan perusahaannya. Karyawan yang
bekerja di perusahaan tidak sebatas melaksankan tugasnya sebagai karyawan namun
dengan adanya kegiatan dakwah di perusahaan maka karyawan dituntut untuk mengikuti
kegiatan dakwah yaitu untuk meningkatkan motivasi kerja melalui kegiatan dakwah
tersebut. kegiatan dakwah ini tidak terlepas dari sumber daya manusianya yakni para
pengurus mengaktifkan kegiatan dakwah serta karyawan yang selalu rutin mengikuti
kegiatan dakwah tersebut.
Perusahaan tentu saja memiliki program kerja yang baik untuk meningkatkan
prestasi perusahaan. dalam hal ini sumber daya manusia sangat berperan penting dalam
perusahaan, baik yang bergerak dibidang produksi atau yang lainnya. faktor sumber daya
manusia perlu mendapatkan prioritas pertama dalam pengelolaan yang sesuai dengan
yang diharapkan oleh perusahaan. oleh karena itu perusahaan perlu memikirkan
bagaimana cara mengembangkan sumber daya manusia untuk mendapatkan kemajuan
yang baik dan bagaiamana cara karyawan mendapatkan motivasi kerja untuk
meningkatkan produktifitas yang tinggi. Perusahaan ini memilih salah satu cara agar
karyawan memiliki tingkat motivasi kerja yang tinggi yaitu dengan cara meningkatkan
semangat kerja karyawan melalui spiritualnya.

B. Di Rumah Sakit
Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan pelanggan menyebabkan
layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan profesionalisme di bidang medis dan
perawatan tetapi juga pelayanan penunjang medik. Fungsi pelayanan penunjang medik
seperti radiologi, laboratorium, rehabilitasi medis, medical check up, rekam medis,
farmasi, gizi, dan pelayanan spiritual adalah untuk mendukung pelayanan medik.
Pelayanan spiritual yang dimaksud identik dengan pelayanan rohani kepada pasien. Hal
ini menjadi penting karena pasien akan dibantu dengan adanya perhatian (attention),
dukungan (sustaining), perdamaian (reconciling), bimbingan (guilding), penyembuhan
luka batin (inner-healing), serta doa (praying). Apabila pasien terlayani aspek rohaninya
maka akan terjadi keseimbangan dalam hidup dan berdampak positif untuk menjalani
pengobatan penyakitnya.
Di rumah sakit banyak pegawai yang menggeluti bidang keahliannya masing-
masing, baik di bidang kesehatan, administrasi, keuangan, maupun kerohanian. Rumah
sakit merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam kesehatan masyarakat.
3
Diharapkan memiliki pelayanan yang baik dan memuaskan bagi para pasien dan
keluarganya. Layanan rumah sakit yang optimal dibutuhkan para pasien untuk membantu
proses penyembuhan atas penyakit yang dideritanya. Seluruh pegawai ikut berperan
penting di dalamnya. Khususnya bagi petugas bimbingan rohani yang memberikan
motivasi dan siraman rohani yang dapat menenangkan jiwa pasien dan keluarganya
supaya lekas sembuh. Umumnya bagi seluruh pegawai rumah sakit dalam memberikan
pelayanan secara umum. Dalam Islam berdakwah dapat dilakukan dimana saja dan
berbagai bidang, salah satunya adalah melalui rumah sakit Islam.
Untuk menjadikan semua itu tentunya dibutuhkan suatu keterampilan dalam
pengelolaan suatu lembaga dalam hal ini menjalankan lembaga yang baik. Yang tidak
kalah pentingnya dalam bidang penyelenggaraan pembinaan rohani Islam. Bagian Syi’ar,
Dakwah dan Marketing (SYIDAMAR) memegang peran penting dalam aspek
ketenangan jiwa seorang pegawai, petugas, maupun pengurus bagian kerohanian itu
sendiri, maka dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada RS. Islam
Surakarta selain dituntut untuk lebih profesional dalam bekerja juga sangat diperlukan
terbinanya mental spiritual yang dilandasi oleh norma-norma keagamaan. Inilah
merupakan salah satu tugas dari pembinaan rohani Islam yaitu memberikan pelayanan
kepada pegawai sehingga tugas dari bagian SYIDAMAR ini sangat mulia dan terpuji.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pegawai,
petugas pembinaan rohani Islam di RS. Islam memegang peran penting untuk
memberikan ketenangan jiwa dan menambah keyakinan pegawai terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Selain itu, pembinaan rohani islam juga berperan untuk meningkatkan
pengamalan ajaran agama Islam. Rumah sakit pada masa lalu berbeda dengan yang
sekarang. Dulu, rumah sakit lebih condong ke kepentingan sosial dari pada bisnis. Kini,
sesuai dengan perkembangan jaman, semakin banyak rumah sakit yang dikelola oleh
pihak swasta dan, bagaimanapun juga mereka mengharapkan pemasukan keuangan yang
wajar untuk menutupi biaya operasional dan modal penyediaan fasilitas rumah sakit.
Dengan pengelolaan yang lebih profesionalitas tidak berarti rumah sakit sama sekali
kehilangan sifat sosialnya (Sugiarto, 1999: 48).
Pada dasarnya sistem di rumah sakit dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
manajerial dan operasional. Sistem manajerial berarti mengelola rumah sakit melalui
sistem administrasi. Dalam sistem ini para petugas yang terlibat di dalamnya dapat
berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pasien atau pengunjung rumah
sakit, sementara dalam sistem operasional sebagian besar petugasnya langsung
berhubungan dengan pasien (Sugiarto, 1999: 49). Dengan sistem operasional, maka
semua pihak yang bekerja di rumah sakit akan berperan penting dalam pelayanan yang di
berikan kepada pasien dan keluarganya. Banyak orang yang pergi ke seorang petugas
kesehatan, tetapi hanya sedikit orang yang senang melakukannya. Dan hampir setiap
orang mempunyai keluhan yang menakutkan tentang kunjungannya ke berbagai macam
petugas kesehatan. Keluhan atau kepuasan tersebut tergantung pada keadaan rumah sakit
atau tempat praktek dokter, jenis tenaga kesehatan (dokter, perawat, apoteker, psikolog
dan seterusnya), dan struktur sistem keperawatan kesehatan (biaya-biaya, sistem
asuransi, tingkat kepadatan di tempat konsultasi atau rumah sakit, kemampuan dan
prasarana pusat kesehatan, dan seterusnya) (Sugiarto, 1999: 49-50).
4
Selain sebagai tempat bekerja atau mencari rizki, bekerja di rumah sakit Islam juga
menjadi lapangan dalam membentuk ketahanan spiritual dan akhlak mulia. Karena
menurut Musa Asyari “Terbentuknya kepribadian yang baik tidak hanya di tentukan oleh
kualitas pendidikan dan prestasi yang berhubungan dengan profesi dan dunia kerja, akan
tetapi ditentukan juga oleh faktor-faktor yang 5 berhubungan erat dengan inner life-nya,
suasana batin dan semangat hidup yang bersumber kepada iman. Oleh karena itu, salah
satu hal yang dicari sebagai sumber untuk menumbuhkan etos kerja adalah agama”
(Asyari, 1997: 35).

III. Konsep Dakwah Kepada Pegawai

A. Kegiatan Dakwah
Kegiatan dakwah merupakan serangkaian unsur-unsur dakwah yang terdiri dari da’i,
mad’u, maudu, uslub, wasilah alDakwah, mad’u dan tujuan dakwah. Oleh karena itu
sejak awal Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa berdakwah sangat di wajibkan bagi umat
muslim yang ada di buka bumi ini, namun dalam pekerjaan kita membutuhkan motivasi
untuk mendapatkan hasil atau tujuan yang baik yang dibutuhkan oleh diri sendiri maupun
oleh mad’u yang menerima pesan dakwah. dalam konteks dakwah terdapat beberapa
macam diantaranya :
1. Dakwah Nasiyah yaitu dakwah kepada diri sendiri atau proses perubahan diri
baik perubahan jasmani dan rohani agar tetap dijalan Allah SWT.
2. Dakwah Fardiyah yaitu dakwah kepada satu orang atau langsung bertatap muka
untuk membuat objek dakwah atau mad’unya menjadi lebih baik.
3. Dakwah fi’ah qolillah yaitu dakwah untuk kelompok yang biasanya disebut
dengan komunitas.
4. Dakwah Hizbiyah yaitu dakwah kepada lembaga atau organisasi bertujuan untuk
mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
5. Dakah Ummah yaitu dakwah kepada objeknya yang bersifat massa atau
masyarakat umum.
6. Dakwah Syu’ubiyah dan Qabailiyah yaitu dakwah sudah berlangsung dalam
konteksnya dakwah antar budaya.

 Di Perusahaan
Dalam membina hubungan keluarga yang baik dengan karyawannya pihak
perusahaan perusahaan telah melakukan berbagai kegiatan untuk menambah motivasi
kerjanya salah satunya dengan diadanya kegiatan dakwah. Kegiatan dakwah yang
dilaksanakan di perusahaan bisa termasuk kedalam dakwah untuk organisasi dan
lembaga, sebab karyawan yang mengikuti kegiatan dakwahnya sudah cukup banyak.
Dalam kegiatan dakwahnya yaitu menyampaikan pesan dakwah, praktik, dan diakhiri
dengan tanya jawab. Tujuannya yaitu untuk membangkitkan semangat kerja
karyawan.
Adapun kegiatan dakwah diperusahaan biasanya yang berlabelkan islami atau
kegiatan dakwah yang dilaksanakan di perkantoran yang sudah diberikan izin
melaksanakan kegiatan dakwah tersebut. Namun, kegiatan dakwah di perkantoran
5
tidak semua karyawan mengikuti kegiatan dakwah hanya beberapa orang tertentu
yang mengikuti kegiatan dakwah di perkantoran, karena kegiatan dakwah
diperkantoran dilaksanakan ketika jam istirahat, berbeda dengan perusahaan yang
berlabelkan islami yang sudah memiliki jadwal untuk kegiatan dakwah tersebut.
Contoh kegiatan dakwah yang dilakukan perusahaan antara lain pengajian mingguan,
ceramah mengenai pembahasan Al-Qur’an atau spiritual lainnya, taushiyah, hafalan
surah pendek, one day/week one juz, dan kajian kerohanian.

 Di Rumah Sakit
Dalam membina hubungan keluarga yang baik dengan pegawainya maka, pihak
rumah sakit telah melakukan berbagai kegiatan untuk menambah motivasi kerjanya
salah satunya dengan diadanya kegiatan dakwah. Dalam kegiatan dakwahnya yaitu
menyampaikan pesan dakwah, praktik, dan diakhiri dengan tanya jawab. Salah satu
kegiatan dakwah yang dilakukan yang dilaksanakan oleh rumah sakit yaitu pembinaan
rohani islam. pembinaan rohani Islam adalah segala upaya atau tindakan yang
mewujudkan kegiatan dalam memperbaiki, mengarahkan serta meningkatkan kondisi
atas keadaan jiwa seseorang berdasarkan alQur’an dan Hadits. Dalam pelaksanaan
bimbingan layanan rohani kepada pegawai di RS Islam bertujuan untuk
menumbuhkan etos kerja yang memiliki ketahanan spiritual dan akhlak yang mulia
sehingga pengamalan ajaran agama Islam pegawai meningkat dan diterapkan dalam
melayani pasien dan keluarganya. Kegiatan yang dilakukan petugas bina rohani Islam
untuk meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam pegawai yaitu dengan
memberikan pelatihan baca-tulis al-Qur’an (tartil dan tajwid), hafalan juz’amma,
hafalan bacaan solat dan artinya, hafalan do’a sehari-hari.
 Bentuk Pembinaan Rohani Islam
Berdasarkan pengertian dari pembinaan rohani Islam itu sendiri, maka
menurut Ainur Rahim Faqih, pembinaan atau bimbingan rohani Islam dapat
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut:
a. Bimbingan Langsung Yaitu komunikasi langsung di mana
pembimbing dan klien langsung bertatap muka. Dalam bimbingan
langsung, pembimbing dapat menggunakan teknik:
i. Individual, cara ini memungkinkan pembimbing dan klien
berbicara langsung empat mata. Hal ini dapat dilakukan pada
saat percakapan pribadi, kunjungan ke rumah, kunjungan dan
observasi kerja klien.
ii. Kelompok, pembimbing melakukan komunikasi langsung
dengan klien dalam kelompok. Hal yang dapat diterapkan
dalam bimbingan kelompok adalah diskusi kelompok,
karyawisata, sosiodarma, dan group teaching.
b. Bimbingan Tidak Langsung Adalah bimbingan yang dilakukan melalui
media komunikasi masa. Bimbingan tidak langsung dapat pula
dilakkan secara individual maupun kelompok. Teknik yang digunakan
adalah:

6
i. Individual, dilakukan melalui surat, telepon, fax, email dan lain
sebagainya.
ii. Kelompok, dapat dilakukan melalui papan bimbingan, surat
kabar atau majalah, brosur, radio atau televisi (Nasution, 1987:
24).

Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan langsung adalah pembimbing dan


yang dibimbing bertemu bertatap muka secara langsung. Sedangkan
bimbingan tidak langsung yaitu bimbingan yang dilaksanakan antara
pembimbing dan yang dibimbing tidak bertemu secara langsung. Melainkan
dengan melalui media baik telpon, surat, brosur dll.
 Metode Pembinaan Rohani Islam
a) Metode Ceramah
b) Metode Tanya jawab/dialog

Jadi yang dimaksud dengan metode pembinaan rohani Islam adalah suatu cara
yang ditempuh dalam rangka mengoptimalkan kemampuan atau potensi
keimanan dan ketakwaan seseorang untuk mengatasi segala kesulitan yang
dialami terbimbing.

B. Motivasi kerja
Motivasi adalah aktifitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang diinginkan (Fahmi, 2016: 107). Motivasi berasal dari kata lain motif
menurut Sardiman (2007) mengemukakan bahwa kata motif diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. Oleh karena itu seseorang yang memiliki
motivasi tinggi adalah orang yang ingin mencapai tujuan yang diinginkannya, dan
seseorang yang memiliki tujuan tertentu dalam melakukan suatu pekeerjaan maka orang
tersebut akan melakukan pekerjaan itu dengan antusias karena menginginkan tujua yang
baik, karena motivasi dapat dikatakan sebagai pendukung suatu perbuatan yang
seseorang lakukan sehingga menyebabkan seseorang itu memiliki kesiapan dalam
melakukan kegiatan terutama dalam kegiatan bekerja untuk meningkatkan motivasi kerja
karyawan.
Motivasi muncul dari luar diri seseorang, kemudian selanjutnya mendorong orang
tersebut untuk membangun dan menumbuhkan semangat motivasi dari dirinya untuk
mengubah sikap yang dimilikinya kearah yang lebih baik ( Fahmi, 2016 : 108). Motivasi
kerja terjadi di leingkungan kerja yang terdapat pada suatu organisasi, namun
keberhasilan atau kegagalan biasanya dikaitkan dengan motivasi kerja guru, karena pada
dasarnya manusia sangat cenderung tergantung kepada harapannya, apabila harapannya
tidak berhasil makan motivasinya akan berkurang. Namun sebaliknya ketika hasilnya
sesuai dengan harapan maka motivasinya akan bertambah. Motivasi yang muncul dari
luar yaitu motivasi yang diberikan oleh orang lain baik personal ataupun dari kelompok

7
yaitu baik melalui perbuatan atau perkataan sehingga dapat membangun motivasi
seseorang untuk mengubah dirinya ke arah yang lebih baik.
Dalam berdakwah tentu saja dapat memberikan motivasi kepada orang lain karena
berdakwah terdapat pesan-pesan dakwah yang di dalamnya memiliki materi yang
membangkitkan orang lain untuk ke arah yang lebih baik lagi. Dakwah bisa dimana saja
dan untuk siapa saja sehingga berdakwah untuk perusahaan atau rumah sakit harus
menyesuaikan dalam memberikan materi untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan.
Dalam proses berdakwah dapat di lihat dari mad’unya memperhatikan dan selanjutnya
memahami pesan dakwah yang disampaikan lalu mad’unya menerima dengan baik
sehingga respon yang didapatkan yaitu mad’u siap untuk merubah sikapnya ke arah yang
lebih baik, selain dari dalam diri sendiri begitu juga untuk orang lain yaitu
menumbuhkan motivasi menjadi lebih baik lagi. Sebagaimana yang tertera dalam Surat
Ar-Ra’d ayat 11 tersebut: 

ِ ُ‫لَهُ ُم َعقِّبَاتٌ ِمنْ بَ ْي ِن يَ َد ْي ِه َو ِمنْ َخ ْلفِ ِه يَ ْحفَظُونَهُ ِمنْ أَ ْم ِر هللاِ إِنَّ هللاَ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّى يُ َغيِّ ُروا َما بِأ َ ْنف‬
‫س ِه ْم‬
‫ال‬ٍ ‫سو ًءا فَاَل َم َر َّد لَهُ َو َما لَ ُه ْم ِمنْ دُونِ ِه ِمنْ َو‬ ُ ‫ َوإِ َذا أَ َرا َد هللاُ بِقَ ْو ٍم‬  

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia.” (QS Ar-Ra’d: 11).

Ayat ini digunakan sebagai ayat motivasi bahwa Allah tidak akan mengubah nasib
seseorang menjadi lebih baik kecuali dengan usaha dan jerih payahnya sendiri. Dengan
demikian kegiatan dakwah dapat mendorong semangat dalam menjalankan suatu tugas
sehingga muncullah respon terhadap keinginan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diharapkan melalui motivasi yang sangat tinggi, oleh karena itu kegiatan dakwah yang
dilaksanakan dapat menumbuhkan semangat motivasi kerja karyawan sehingga muncul
kekuatan yang berpengaruh atau respon baik dalam bekerja.

C. Faktor-faktor Dalam Melaksanakan Dakwah Kepada Pegawai


1. Faktor pendukung
a. Sumber daya manusia (SDM) berkualitas
b. Materi untuk meningkatkan kinerja pegawai
c. Partisipasi aktif pegawai

2. Faktor penghambat
a. Petugas yang mempunyai double job.
b. Kurangnya minat pegawai.

8
BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Setelah penulis uraikan pembahasan mengenai dakwah kepada pegawai pada bab-bab
sebelumnya, maka kemudian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
 Dakwah merupakan ajaran Agama islam yang harus di sebar luaskan
keseluruh penjuru umat Islam yang ada di muka bumi, dakwah itu sendiri
biasanya dilakukan kepada masyarakat melalui pengajian di mesjid. Namun
dakwah saat ini dilakukan di lembaga atau diperusahaan yang mencakup
seluruh kegiatan lisan dan perbuatan, dakwah yang dilakukan diperusahaan
yaitu untuk memberi motivasi, dorongan kepada para karyawan perusahaan
dalam mempelajari serta memahami ajaran Islam.
 Dakwah kepada pegawai adalah orang yang memberikan pesan yang baik
terhadap orang yang menerima pesan atau objek dakwah tersebut yaitu
pegawai atau karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja atau
memotivasi para pekerja menjadi seorang pegawai yang lebih baik dalam
melakukan pekerjaannya.
 Dalam dakwah kepada pegawai memiliki beberapa aspek dan konsep
tersendiri dalam membangun potensi diri dan meningkatkan kinerja pegawai
untuk menjadi yang lebih baik lagi.

B.     SARAN
Setelah kita mempelajari pengertian, aspek dan konsep dakwah kepada pegawai
semoga dapat menambah wawasan dalam ilmu keagamaan, khususnya dalam berdakwah..
Mohon maaf atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan saran
sangat dibutuhkan dalam pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik dan benar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ustadz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Qur’an an-Nasimiyyah, Semarang,


Jawa Tengah.

http://eprints.walisongo.ac.id/6433/

http://www.rsboromeus.com/pastoralcare

http://digilib.uinsgd.ac.id/15351/4

10
11

Anda mungkin juga menyukai