MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Manajemen Masjid
Dosen Pengampu : Dr. H. Nase, S.Ag., MM
Andri Hendrawan, M.Ag
Disusun oleh :
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
kami yaitu bapak Dr. H. Nase, S.Ag., MM dan bapak Andri Hendrawan, M.Ag selaku dosen
mata kuliah Manajemen Masjid. Selain itu, makalah ini juga untuk menambah wawasan
tentang Manajemen Kepribadian bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. H. Nase, S.Ag., MM dan bapak
Andri Hendrawan, M.Ag selaku dosen mata kuliah Manajemen Masjid yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sesama kelompok satu yang sudah bersama-
sama saling membantu untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih terdapat banyak kesalahan,
karena keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan.
Kelompok 3
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masjid merupakan nanah pada kegiatandanberibadahumat Muslim.Sejakzaman
dahulu, mesjid telah mengalami perkembangan mulai dari desadi dalam daripada
bangunannya, dan di masyarakat. Haltersebut merupakan salah satu faktor dari keadaan
sosial budaya masyarakat dan perkembangan mode dari zaman ke zaman. Sejak zaman
Rasulullah sampai sekarang, mesjid ambil peberlari dan fungsi penting dalam dinamika
kehidupan di masyarakat umat Muslim. Busjid digunakan sebagai sarana tempat beribadah,
latihan, tempat menimba ilmu, pusat dakwah, kaderisaya, pusat budaya, dan lain sebagainya
yang berkaitan dengan pengembangan daripadadiri umat muslim.
Perkembangan mesjid pada zaman saat ini sungguh pesas Masjid hampir dapat
ditemukan di semua tempat baik di kota kotabesar, fasilitas umum, repenyimpanan, bahkan
1
sampai keplosok desa. Kampus sebagai salah satu pionirpendidikanjuga memiliki mesjid
bahkan lebih dari satu. Masjid gunung menjadi salah satu fasilitator dalam mengoptimalisasi
fungsi dan betapa pun dalam mendidik mahasiswa dalam ranah perkembangan sebuah latihan
sebagai umat muslim di lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar,
sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. MenurutEffendy (1989) mendefinisikan
efektivitas sebagai berikut:”Komunikasi yang prosesnyamencapai tujuan yang direncanakan
sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktuyang ditetapkan dan jumlah personil yang
ditentukan” (Effendy, 1989:14).
Kata masjid itu sendiri berasal dari kata sajada-yasjudu-masjidan (tempat sujud). Sidi
Gazalba menguraikan tentang masjid; dilihat dari segi harfiah masjid memanglah tepat
sembahyang. Perkataan masjid berasal dari bahasa Arab. Kata pokoknya sujadan, fi’il
madinya sajada (ia sudah sujud) fi’il sajada diberi awalan ma, sehingga terjadilah isim
makan. Isim makan ini menyebabkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu, masjida.
Jadi ejaan aslinya adalah masjid (dengan a). Pengambil alih kata masjid oleh bahasa
Indonesia umumnya membawa proses perubahan bunyi a menjadi e, sehingga terjadilah
bunyi mesjid. Perubahan bunyi dari ma menjadi me, disebabkan tanggapan awalan me dalam
bahasa Indonesia. Bahwa hal ini salah, sudah tentu kesalahan umum seperti ini dalam
indonesianisasi kata-kata asing sudah biasa. Dalam ilmu bahasa sudah menjadi kaidah kalau
3
suatu penyimpangan atau kesalahan dilakukan secara umum ia dianggap benar. Menjadilah
ia kekecualian.
Masjid berasal dari kata sajada yang berarti tempat sujud. Sementara itu, masjid
merupakan kata benda yang memiliki arti tempat bersujud. Sehingga dapat dimaknai bahwa
masjid adalah sebuah tempat untuk bersujud umat muslim kepada Allah SWT.
Arti masjid dikhususkan sebagai tempat yang disediakan untuk mengerjakan shalat
lima waktu, sehingga tanah lapang yang biasa digunakan untuk mengerjakan shalat hari raya
Idul Fitri, Idul Adha, dan lainnya tidak dinamakan masjid. Menurut istilah yang dimaksud
masjid adalah suatu bangunan yang memiliki batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan
beribadah kepada Allah seperti shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya.
Masjid yang pertama kali di bangun di dunia ialah masjid Quba. Saat itu Rasulullah
SAW dalam perjalanan hijrah dari Mekkah menuju Madinah, kemudian Nabi mendirikan
masjid untuk pertama kalinya di perkampungan Quba. Masjid yang dibangun pada 8 Rabiul
Awwal atau 23 September 622 Masehi ini memiliki sejarah penting bagi perkembangan umat
muslim.
Hingga kini, masjid tersebut masih menjadi tujuan ziarah bagi para jamaah haji.
Selain memiliki sejarah penting, bahkan ada sebuah riwayat Nabi yang menyatakan apabila
seorang muslim mengunjungi Masjid Quba untuk melakukan ibadah shalat maka pahala yang
didapatkan sama dengan melakukan umrah. Tak heran, Masjid Quba selalu dipadati oleh para
pengunjung.
4
mengarahkan segenap Muslimin dan Muslimat untuk semakin memperkokoh
keutuhan persatuan dan persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah).
• Fungsi masjid sebagai Pewaris nilai – nilai ajaran agama Islam, dengan
memposisikan masjid menjadi tempat pengajaran, pendidikan Islam dan
pengembangan ilmu.
• Fungsi Dakwah, yakni masjid dapat dimanfaatkan para Da’i (Muballigh dan
Muballighat) untuk memberikan fatwa atau nasehat agama kepada segenap umat
Islam di sekitarnya.
• Sebagai penghimpun khasanah ilmu pengetahuan dengan menempatkan sarana
perpustakaan, masjid juga berfungsi sebagai tempat kegiatan proses belajar
mengajar dalam memperdalam ilmu agama Islam. Di mana setiap muslim berhak
untuk memberikan atau mendapatkan ilmu melalui kajian-kajian agama yang
diadakan di masjid.
• Masjid dapat berfungsi sebagai tempat bermusyawarah terhadap berbagai
persoalan umat. Dalam perkembangan umat muslim saat ini, kita tahu banyak
masjid yang telah digunakan umat muslim untuk membahas berbagai persoalan ke-
umat-an. Misalnya di Palestina, di mana masjid berfungsi sebagai tempat perjuangan
pembebasan dan tempat merumuskan gerakan.
• Sebagai Tempat Perlindungan. Fungsi masjid lainnya yaitu sebagai tempat
berlindung. Ketika terjadi bencana atau musibah, masjid menjadi salah satu tempat
yang paling banyak digunakan sebagai tempat perlindungan. Pasalnya, setiap muslim
akan merasa aman dan tentram ketika berada di dalam masjid.
5
kehidupan masyarakat Muslim. Oleh karena itu, efektivitas manajemen dalam
mengoptimalkan fungsi-fungsi masjid menjadi sangat penting.
Manajemen yang efektif dapat membantu memastikan bahwa semua aspek masjid
dijalankan dengan baik. Hal ini mencakup pengelolaan keuangan, fasilitas, sumber daya
manusia, dan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial yang diselenggarakan di dalam masjid.
Untuk mencapai efektivitas manajemen yang optimal, beberapa langkah yang dapat diambil
adalah sebagai berikut.
• Penting untuk memiliki struktur organisasi yang jelas dalam masjid. Struktur
organisasi yang jelas memastikan bahwa tugas dan tanggung jawab didelegasikan
dengan baik. Hal ini membantu memastikan bahwa semua aspek masjid
dijalankan dengan baik dan dapat menghindari tumpang tindih tugas.
• Menetapkan tujuan dan sasaran yang jelas dapat membantu memandu keputusan
manajemen dan memastikan bahwa semua aspek masjid bekerja menuju tujuan
yang sama. Tujuan dan sasaran ini harus disusun dengan mempertimbangkan
kebutuhan masyarakat Muslim dan tujuan masjid sebagai pusat kegiatan spiritual
dan sosial.
• Menyusun rencana strategis adalah hal penting dalam mengoptimalkan fungsi-
fungsi masjid. Rencana strategis membantu mengidentifikasi sumber daya yang
diperlukan dan memetakan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai
tujuan dan sasaran masjid. Rencana ini harus disusun dengan mempertimbangkan
perubahan sosial dan kebutuhan masyarakat Muslim.
• Pengelolaan sumber daya secara efektif sangat penting dalam manajemen masjid
yang efektif. Hal ini mencakup pengelolaan keuangan, fasilitas, dan sumber daya
manusia. Pengelolaan yang efektif akan membantu memastikan bahwa sumber
daya masjid digunakan secara bijak dan efisien.
6
• Mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan masjid dapat membantu
meningkatkan efektivitas manajemen. Partisipasi masyarakat sangat penting
dalam menjalankan sebuah masjid yang efektif. Memotivasi masyarakat untuk
terlibat dalam kegiatan masjid dan memfasilitasi partisipasi mereka dapat
membantu memperkuat komunitas dan meningkatkan efektivitas manajemen.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen yang efektif sangat penting dalam mengoptimalkan fungsi-fungsi masjid.
Menerapkan langkah-langkah di atas akan membantu manajemen masjid untuk menjadi lebih
efektif dan memberikan nilai tambah bagi komunitas yang dilayani. Hal ini akan membantu
memastikan bahwa masjid dapat terus berfungsi sebagai pusat kegiatan spiritual dan sosial
bagi umat Muslim di seluruh dunia.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi ya ng menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
keterbatasannya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Rifqi. 2020. Optimalisasi Fungsi Manajemen Dalam Meningkatkan Peran Dan Fungsi
Masjid. Jurnal Manajemen Dakwah. Vol.5 (3).
https://web.syekhnurjati.ac.id/lp2m/2021/10/07/fungsi-masjid-dan-peranannya-dalam-
perkembangan-umat-muslim/
https://id.scribd.com/doc/198225623/Manajemen-Yang-Efektif
https://www.academia.edu/3724853/Efektivitas_Manajemen