Anda di halaman 1dari 15

PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI DAKWAH

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dalam mata kuliah
Administrasi Dakwah Dosen pengampu Dr. Umi Halwati S.Sos.I., M.Ag.

Disusun oleh:

1. Muhammad Adnan Mubarok 1224030075


2. Nadila Juliani 1224030082

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang senantiasa melimpahkan berkah. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Dengan memohon ridha serta petunjuk-Nya, kami dengan rendah hati menyajikan
makalah ini yang berjudu “Prinsip-prinsip administrasi dakwah." Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam rangka memenuhi mata kuliah
administrasi dakwah diprogram studi manajemen dakwah.

Dalam penyusunan makalah ini, kami berusaha untuk mengumpulkan,


menganalisis, dan menyajikan informasi yang relevan sehubungan dengan topik
yang dibahas. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan,
namun kami berharap bahwa pembaca dapat memperoleh manfaat dan wawasan
baru dari isi yang disajikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan kecil kami dalam
perbendaharaan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Akhir kata, kami memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan
hidayah- Nya kepada kita semua. Amin.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Bandung, 20 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Prinsip Dasar Administrasi Dakwah..........................................................2
2.2 Prinsip Administrasi dakwah Mempengaruhi Efektivitas dan Efisiensi
Kegiatan Dakwah di Masyarakat.....................................................................6
2.3 Hambatan dan Tantangan yang Dihadapi Dalam Menerapkan Prinsip
Administrasi Dakwah.........................................................................................8
BAB III KESIMPULAN......................................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dakwah merupakan salah satu perintah yang diemban oleh umat Muslim
untuk menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat luas. Praktik dakwah
telah menjadi bagian integral dari kehidupan umat Islam sejak zaman
Rasulullah Muhammad SAW dan terus berkembang hingga saat ini. Dalam
mengemban tugas dakwah, diperlukan suatu sistem administrasi yang
terstruktur dan efektif guna mencapai tujuan dakwah dengan baik.
Prinsip administrasi dakwah menjadi landasan penting dalam mengatur
dan melaksanakan berbagai kegiatan dakwah. Prinsip ini mengacu pada
serangkaian aturan dan nilai yang membimbing proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan dakwah agar dapat
mencapai hasil yang optimal. Penerapan prinsip administrasi dakwah tidak
hanya mempermudah pengelolaan kegiatan dakwah, tetapi juga memastikan
keberlanjutan dan kesinambungan dakwah di tengah masyarakat.
Dalam konteks ini, makalah ini bertujuan untuk mengulas secara
mendalam tentang prinsip administrasi dakwah.Diharapkan makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas
kegiatan dakwah di tengah masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja prinsip dasar administrasi dakwah yang relevan dengan konteks
dakwah pada masa kini?
2. Bagaimana penerapan prinsip administrasi dakwah dapat mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi kegiatan dakwah di masyarakat?
3. Apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam menerapkan
prinsip administrasi dakwah, dan bagaimana cara mengatasinya?

1.3 Tujuan Makalah


1. Menganalisis secara mendalam prinsip dasar administrasi dakwah yang
relevan dengan konteks dakwah pada masa kini.
2. Menjelaskan bagaimana penerapan prinsip administrasi dakwah dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan dakwah di masyarakat.
3. Mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam
menerapkan prinsip administrasi dakwah serta menyajikan solusi untuk
mengatasi tantangan tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Dasar Administrasi Dakwah
Dakwah adalah penyebaran ajaran agama Islam dengan harapan agar
orang melaksanakannya dengan sepenuh hati. Dakwah juga merupakan ajakan
atau seruan untuk keinsafan atau upaya untuk mengubah keadaan menjadi lebih
baik dan sempurna, baik untuk individu maupun masyarakat. Perencanaan,
pengawasan, pengarahan, atau pengorganisasian yang dilakukan oleh beberapa
pihak untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan disebut
administrasi.

Administrasi Dakwah yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,


melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu
tujuan yang didalamnya ada upaya untuk mengajak atau menyeru orang pada
jalan kebaikan/jalan yang benar yaitu agama Islam. (sutisna, 2011)

a. Prinsip-prinsip Administrasi

Menurut Henry Fayol prinsip Administrasi ada 9 tetapi di sini peneliti


akan mencantumkan 5 yaitu:

a) Pembagian Kerja yaitu Pekerjaan harus dibagi menjadi unsur-unsur yang lebih
kecil sehingga meningkatkan produktivitas karena dengan di bagi menjadi unsur
yang lebih kecil memusatkan para pekerja yang sesuai dengan keahlian

b) Keseimbangan Wewenang dan Tanggung Jawab yaitu Setiap Karyawan


diberikan wewenang untuk melakukan suatu pekerjaan. Tetapi suatu hal yang
perlu diingat, wewenang tersebut berasal dari suatu Tanggung Jawab. Oleh karena
itu, Wewenang dan Tanggung Jawab harus seimbang, makin besar wewenangnya
makin besar pula pertanggung jawabannya.

c) Disiplin yaitu rasa hormat dan taat pada peranan dan tujuan organisasi.

d) Kesatuan Komando yaitu karyawan atau bahawan hanya menerima perintah


dan bertanggung jawaban pada satu atasan.

e) Kompensasi yang Adil yaitu Upah atau Gaji yang di dasarkan pada tugas yang
dibebankan nya. Biasanya kompensasi yang dimaksud ini dapat berupa Finansial
maupun non-Finansial.

Prinsip-prinsip administrasi memang ada dan tetap berlaku yaitu dengan


batasan, prinsip-prinsip bekerja dalam suasana administrasi manapun tanpa

2
memandang budaya, fungsi lingkungan, misi ataupun kerangka institusional serta
tanpa pengecualian.

b. Prinsip-prinsip Dakwah

Menurut (Effendy,2006) ada 5 prinsip dakwah tetapi peneliti akan


mencantumkan 3 yaitu:

1) Da’i harus menyadari bahwa masyarakat membutuhkan waktu untuk dapat


memahami pesan dakwah, oleh karena itu dakwah pun harus memerhatikan
tahapan-tahapan,

2) Dalam menghapapi kesulitan, Da’i harus bersabar, jangan bersedih atas


kekafiran masyarakat dan jangan sesak nafas terhadap tipu daya mereka (QS. An-
Nahl : 127).

3) Da’i harus memperhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu prioritas
pertama berdakwah sehubungan dengan hal-hal yang bersifat universal, yakni
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) amar makruf, kemudian
mencegah nahi mungkar (QS. Ali-Imran: 104).

Adapun prinsip dakwah di tengah masyarakat berbagai budaya yakni:

1. Prinsip Universalitas

Universalitas dakwah di sini bahwa objek dakwah Islam adalah semua


manusia tanpa mengenal batasan budaya, etnis dan sebagainya. Islam memandang
semua orang mempunyai kewajiban untuk mendengar bukti dan menerima
kebenaran. Islam mengandung ajaran-ajaran dasar yang berlaku untuk semua
tempat dan zaman. Dakwah menyeru semua manusia kepadaNya, karena manusia
adalah makhluk-Nya. (Syukriadi Sambas & Acep Aripuddin)

2. Prinsip Liberation (Pembebasan)

Pembebasan dalam konteks ini memiliki dua makna yaitu, 1) bagi da’i-daiyah
yang melaksanakan tugas dakwah harus bebas dari segala macam teror yang
mengancam keselamatannya, terbebas dari segala kekurangan materi untuk
menghindari fitnah yang merusak citra da’i dan harus benar-benar yakin bahwa
kebenaran ini hasil penilaiannya sendiri. 2) Kebebasan terhadap mad’u tidak ada
paksaan dalam agama. Dengan demikian jelas bahwa dakwah tidak bersifat
memaksa apalagi tindakan intimidasi dan teror, kendatipun terjadi perbedaan
antara da’i dan mad’u. Prinsip ini merupakan prinsip kebebasan yang merupakan
ciri manusia yang paling spesifik. Dan yang lebih penting dari prinsip
pembebasan di

3
sini memberikan pesan kepada kita semua untuk tidak memperbudak orang lain.
Hal ini disebabkan Allah menciptakan setiap orang dalam keadaan merdeka.

3. Prinsip Rasionalitas

Prinsip rasionalitas merupakan respons asasi terhadap masyarakat yang


menggunakan prinsip amal hidupnya dengan prinsipprinsip rasional seperti yang
sedang terjadi pada masyarakat sekarang. Hubungan antara individu dengan
masyarakat lainnya terikat kontrak dalam situasi fungsional terutama
ukuranukuran yang bersifat kebutuhan materi.

Untuk posisi da’i dalam perannya menghadapi mad’u yang rasional ini adalah
mengembangnya dengan pendekatan-pendekatan yang rasional, baik dalam Vol 1
No 1 Tahun 2023 P 1-75 pemahaman nilai agama maupun praktek keagamaan.
Sikap proaktif seorang da’i dalam proses bimbingannya serta ikut berpartisipasi
dalam setiap perkembangan yang terjadi di masyarakat adalah bentuk empirik
sikap rasional.

4. Prinsip Kearifan

Prinsip ini sebagai suatu cara pendekatan dakwah yang mengacu pada kearifan
pertimbangan budaya, sehingga orang lain tidak merasa tersinggung atau merasa
dipaksa untuk menerima suatu gagasan atau ide tertentu terutama menyangkut
perubahan diri dan masyarakat ke arah yang lebih baik.

Kearifan atau bijaksana adalah sikap mendalam sebagai hasil renungan yang
teraktualisasikan pada cara-cara tertentu untuk mempengaruhi orang lain atas
dasar pertimbangan psiko sosiokultural mad’u secara rasional. Kearifan adalah
suatu syarat mutlak suksesnya pencapaian tujuan dakwah. Da’i yang hendak
sukses dalam melakukan dakwah ialah yang sanggup menyesuaikan dan
memposisikan dirinya dalam mengatasi segala keadaan yang dihadapi.

5. Prinsip Penegakan Etika

Prinsip penegakan etika atas dasar kearifan budaya yang mengacu pada
pemikiran teologi Qur’ani, yaitu prinsip moral dan etik yang diturunkan dari
isyarat Al-Qur’an dan Sunnah tentang nilai baik dan buruk, tentang keharusan
perilaku etika melaksanakan dakwah Islam termasuk di dalamnya dakwah antar
budaya.

Dalam QS. Ali-Imran 159, artinya “maka disebabkan rahmat dari Allah-
lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka. Mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
4
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepadaNya”. Ayat tersebut menunjukkan keharusan
penegakan etika dalam dakwah, termasuk dakwah pada masyarakat antar budaya,
dan untuk aplikasinya seperti: menumbuhkan kasih sayang dan sikap layyinah
(membuka kelembutan hati).

c. Prinsip – prinsip administrasi dakwah

Prinsip-prinsip Administrasi Dakwah: Karena belum ada pakar atau ahli yang
membahas prinsip-prinsip administrasi dakwah secara khusus, peneliti
menggabungkan prinsip-prinsip administrasi dan dakwah. Dari diskusi awal
tentang prinsip administrasi, peneliti membahas prinsip-prinsip seperti pembagian
kerja, disiplin, kesatuan komando, keseimbangan wewenang dan tanggung jawab,
dan kompensasi yang adil. Untuk prinsip-prinsip dakwah, Da'i harus menyadari
bahwa orang membutuhkan waktu untuk memahami pesan dakwah, bersabar saat
menghadapi tantangan, dan mengingat bahwa prioritas utama dakwah adalah
menyeru kebajikan dan mencegah nahi mungkar.
(Al-Shidiqi, 2023)Jadi prinsip-prinsip Administrasi Dakwah yaitu:
1. Dimana Da’i atau sekelompok manusia (sedikitnya 2 orang) untuk ditata atau
pembagian tugas dalam lingkup dakwah.
2. Adanya tanggung jawab setiap para Da’i dalam melaksanakan tugas nya.
3. Adanya sebuah kerjasama para Da’i atau sekelompok orang.
4. Penataan atau pengaturan dari kerjasama tersebut.
5. Adanya tujuan yang hendak di capai para Da’i dalam menyampaikan dakwah
nya

Prinsip dasar administrasi dakwah yang relevan dengan konteks dakwah pada
masa kini dapat mencakup beberapa hal sebagai berikut:
1. Keterbukaan (Transparansi): Administrasi dakwah pada masa kini harus
didasarkan pada prinsip keterbukaan dalam segala aspek, termasuk dalam
pengelolaan dana, pengambilan keputusan, dan komunikasi dengan
masyarakat. Transparansi ini penting untuk membangun kepercayaan dan
menjaga akuntabilitas dalam kegiatan dakwah.
2. Adaptabilitas: Dakwah pada masa kini harus dapat beradaptasi dengan
perkembangan zaman, teknologi, dan perubahan sosial. Administrasi
dakwah perlu fleksibel dalam menghadapi berbagai tantangan dan
memanfaatkan peluang yang muncul untuk menyebarkan pesan dakwah
dengan lebih efektif.
3. Profesionalisme: Administrasi dakwah harus dilaksanakan secara
profesional dengan memperhatikan standar etika dan kompetensi yang

5
tinggi. Hal ini mencakup pengelolaan sumber daya, peningkatan kualitas
kader dakwah, dan pembinaan kepemimpinan yang berkualitas.
4. Kolaborasi: Dakwah pada masa kini membutuhkan kolaborasi antara
berbagai pihak, baik internal maupun eksternal, seperti organisasi dakwah,
pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat umum. Administrasi
dakwah perlu mendorong kerjasama lintas sektor guna mencapai tujuan
dakwah secara lebih efektif dan efisien.
5. Penggunaan Teknologi: Administrasi dakwah perlu memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyebarkan pesan
dakwah secara luas dan menyeluruh. Penggunaan media sosial, website,
aplikasi mobile, dan teknologi lainnya dapat menjadi sarana efektif dalam
mencapai target audiens dakwah.
6. Evaluasi dan Pemantauan: Administrasi dakwah pada masa kini harus
dilengkapi dengan sistem evaluasi dan pemantauan yang teratur untuk
mengukur efektivitas kegiatan dakwah, mengevaluasi pencapaian tujuan,
dan melakukan perbaikan berkelanjutan.
7. Inklusivitas: Administrasi dakwah harus memperhatikan prinsip
inklusivitas, yakni mengakomodasi keberagaman masyarakat dan
memastikan bahwa pesan dakwah dapat diterima oleh berbagai lapisan
masyarakat tanpa diskriminasi.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar administrasi dakwah ini,
diharapkan dakwah pada masa kini dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan
relevan dalam menjangkau dan membimbing masyarakat menuju jalan yang
benar.

2.2 Prinsip Administrasi dakwah Mempengaruhi Efektivitas dan


Efisiensi Kegiatan Dakwah di Masyarakat
Administrasi dakwah masih relevan di zaman sekarang karena gaya hidup
modern yang memerlukan perubahan karena kemajuan teknologi, transportasi,
dan komunikasi yang cepat. Kemudian, masalah seperti kemiskinan, pencurian,
konsumsi narkoba, minuman keras, dan seks bebas mengganggu kehidupan
masyarakat modern. Permasalahan-permasalahan ini tidak dapat diatasi melalui
pengajaran konvensional. Oleh karena itu, dakwah harus langsung berinteraksi
dengan mereka dengan berbagai cara baru, seperti dakwah dinamis yang inovatif.
Selain itu, administrasi dakwah relevan karena nilai-nilai agama dan budaya selalu
berubah, entah itu secara lambat atau langsung. Untuk menyelesaikan masalah
yang ada, dakwah dinamis harus dilakukan. Selain itu, ada banyak metode
dakwah yang berbeda yang digunakan, seperti dakwah bil hikmah, dakwah
Mau’izatil Hasanah dan Mujadalah, dan sebagainya.

6
Nilai-nilai telah berubah karena kemajuan IPTEK dalam teknologi informasi
dan komunikasi. Perpaduan kebudayaan Barat dan Islam menunjukkan nilai-nilai
yang baik, yang membuat Islam lebih kaya dengan nilai-nilai sains dan teknologi.
Namun, dampak negatifnya jelas, yaitu moralitas umat Islam merosot, dan mereka
cenderung menerima dan mengadopsi nilai-nilai Barat tanpa memfilternya
terlebih dahulu.
John Naisbit menunjukkan dalam Mega Trend 2000 bahwa kecenderungan
masyarakat saat ini dibagi menjadi 3F: fun (hiburan), food (makanan), dan fashion
(pakaian). Tidak seperti Jalaluddin Rahmat (1996:71), yang meramalkan lima F:
iman, ketakutan, tindakan, fiksi, dan formulasi. Menurut Emile Dukheim dalam
buku yang ditulis oleh Soejono Soekanto (1974:217), pluralisme, yaitu perbedaan
individu, membuat masyarakat modern bermasyarakat, saling membantu, dan
saling membutuhkan satu sama lain. Menurutnya, kebebasan individu, toleransi
terhadap keyakinan individu, dan kemampuan mereka untuk mengatur hidup
mereka semakin penting dalam kehidupan masyarakat modern. Pada saat yang
sama, aspek-aspek kehidupan yang dipegang oleh kesadaran kolektif semakin
jauh dan semakin terpencil.
(Pratiknya,2012:113), dakwah harus disusun dengan cara yang
memungkinkannya menangani tantangan zaman. Ini menunjukkan bahwa dakwah
tidak hanya digunakan untuk merehabilitasi dampak negatif yang disebabkan oleh
perkembangan zaman, tetapi juga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk
mengontrol perkembangan zaman. Dalam melakukan dakwah, Anda harus
memperhatikan lima karakteristik globalisasi, yaitu: transfer nilai yang intensif
dan ekstensif, transfer teknologi yang masif dengan berbagai konsekuensi,
mobilitas dan kegiatan manusia yang tinggi dan padat, dan kecenderungan budaya
global kontemporer, yaitu kehidupan yang materialistis, hedonistik, dan
menentang nilai agama.

7
2.3 Hambatan dan Tantangan yang Dihadapi Dalam Menerapkan
Prinsip Administrasi Dakwah
a. Hambatan dan tantangan Administrasi

Menurut Philip J. Cooper menyebutkan banyaknya tantangan yang dihadapi


dari administrasi public seperti : keberagaman (diversity), akuntabilitas
(accountability), masyarakat sipil (civil society), privatisasi, birokratisasi,
demokrasi, pengayaan kembali (re-engineering), pemberdayaan akibat pesatnya
perkembangan teknologi dan ototnomi daerah. Owen juga menambahkan bahwa
krisis manajemen, kondisi budaya administrasi.

b. Hambatan dakwah dimasa kini

(Kiky,2018) Dalam era globalisasi saat ini, Kepala Kantor Wilayah


Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Saiful Mujab, menegaskan bahwa
seorang pendakwah atau dai harus siap menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Ada empat tantangan utama yang dihadapi oleh seorang dai, menurutnya.

Pertama, tantangan kemudahan akses. Dengan berkembangnya teknologi


dan konektivitas yang semakin mudah, akses informasi pun menjadi lebih cepat
dan luas. Hal ini mengharuskan seorang dai untuk mampu memanfaatkan media
dan teknologi dengan bijaksana untuk menyampaikan pesan dakwahnya secara
efektif.

Kedua, tantangan kemajemukan tokoh. Dalam konteks yang semakin


pluralistik, terdapat banyak tokoh dan pemikir yang memiliki pandangan dan
pendekatan yang beragam terhadap agama dan kehidupan. Seorang dai perlu
mampu berinteraksi dan berdialog dengan berbagai tokoh dan kelompok agar
pesan dakwahnya dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.

Ketiga, tantangan kemajemukan kultur. Masyarakat Indonesia kaya akan


budaya dan tradisi yang beragam. Seorang dai perlu memahami dan menghargai
keragaman budaya ini dalam menyampaikan pesan dakwahnya agar dapat berbaur
dan diterima oleh masyarakat dengan lebih baik.

Keempat, tantangan kemampuan berpikir kritis masyarakat. Di tengah arus


informasi yang begitu deras, masyarakat dituntut untuk memiliki kemampuan
berpikir kritis dalam menyaring dan menilai informasi yang diterima. Seorang dai
harus mampu memberikan pemahaman yang mendalam serta mendorong
masyarakat untuk berpikir secara kritis terhadap pesan dakwah yang
disampaikannya.

Dengan memahami dan menghadapi keempat tantangan tersebut, seorang


dai diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam menyebarkan

8
pesan dakwah yang membawa manfaat bagi masyarakat luas, terutama di era
globalisasi ini.

c. Hambatan Prinsip Administrasi Dakwah Saat Ini

Beberapa hambatan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan prinsip dasar


administrasi dakwah yang relevan dengan konteks dakwah pada masa kini antara
lain:

1. Keterbatasan Sumber Daya: Salah satu hambatan utama adalah


keterbatasan sumber daya, baik itu dalam hal dana, tenaga, maupun
teknologi. Kurangnya dana dapat membatasi kemampuan untuk
mengembangkan program dakwah yang efektif, sementara keterbatasan
tenaga dan teknologi dapat menghambat kemampuan untuk mencapai
target audiens yang lebih luas.
2. Tantangan Teknologi: Meskipun teknologi dapat menjadi alat yang sangat
berguna dalam menyebarkan pesan dakwah, namun tidak semua orang
memiliki akses yang sama terhadap teknologi tersebut. Tantangan seperti
akses internet yang terbatas atau kurangnya literasi digital dapat
mengurangi efektivitas penggunaan teknologi dalam administrasi dakwah.
3. Perubahan Sosial dan Budaya: Masyarakat pada masa kini sering
mengalami perubahan sosial dan budaya yang cepat. Hal ini dapat menjadi
hambatan dalam menyusun pesan dakwah yang relevan dan dapat diterima
oleh masyarakat, serta dalam memperoleh dukungan dari berbagai lapisan
masyarakat.
4. Ketidakstabilan Politik dan Konflik: Lingkungan politik dan konflik di
beberapa wilayah dapat menghambat pelaksanaan dakwah dengan aman
dan efektif. Ketidakstabilan politik dapat menyebabkan pembatasan
terhadap kegiatan dakwah atau bahkan ancaman terhadap para pelaku
dakwah.
5. Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan: Tingkat pengetahuan dan
pendidikan yang rendah di beberapa masyarakat dapat menjadi hambatan
dalam menyampaikan pesan dakwah yang kompleks atau dalam
menerapkan prinsip-prinsip administrasi dakwah yang canggih.
6. Tingkat Kebutuhan yang Berbeda: Masyarakat memiliki kebutuhan dan
preferensi yang beragam, sehingga sulit untuk menyusun program dakwah
yang dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut dengan memperhatikan
prinsip-prinsip administrasi yang relevan.
7. Resistensi terhadap Perubahan: Beberapa pihak mungkin menghadapi
resistensi terhadap perubahan, baik itu dalam hal penggunaan teknologi

9
baru, pengembangan metode dakwah yang lebih efektif, atau adopsi
prinsip- prinsip administrasi yang lebih transparan dan akuntabel.

Mengatasi hambatan-hambatan ini memerlukan kerja keras, komitmen,


dan kerjasama antara berbagai pihak terkait dalam upaya meningkatkan
efektivitas administrasi dakwah pada masa kini.

10
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Dari paparan tentang prinsip dasar administrasi dakwah, prinsip-prinsip


administrasi yang relevan dengan konteks dakwah pada masa kini, serta hambatan
dan tantangan yang dihadapi dalam menerapkan prinsip administrasi dakwah,
dapat disimpulkan bahwa administrasi dakwah memiliki peran yang penting
dalam efektivitas dan efisiensi kegiatan dakwah di masyarakat. Dengan
memahami prinsip-prinsip dasar administrasi dakwah dan mengatasi hambatan
yang ada, diharapkan dakwah pada masa kini dapat dilaksanakan dengan lebih
efektif dan relevan dalam menjangkau serta membimbing masyarakat menuju
jalan yang benar.

3.2 Saran
Untuk meningkatkan efektivitas administrasi dakwah, perlu dilakukan
langkah-langkah seperti meningkatkan keterbukaan dan transparansi dalam
kegiatan dakwah, beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi,
meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan dakwah, memperkuat
kerjasama antar berbagai pihak terkait, memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi secara optimal, serta secara aktif melakukan evaluasi dan pemantauan
terhadap kegiatan dakwah yang dilakukan. Selain itu, penting juga untuk terus
mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin timbul, seperti keterbatasan sumber
daya, perubahan sosial dan budaya, serta resistensi terhadap perubahan. Dengan
demikian, dakwah dapat lebih efektif dalam menyampaikan pesan kebaikan dan
membangun masyarakat yang lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

AL-Shidiqi Infadzah. (2023). PERAN ADMINISTRASI DAKWAH DALAM


PENGEMBANGAN ILMU DAKWAH. Triwikrama: Jurnal Multidisiplin Ilmu
Sosial, 1(1),3-6.

(Suparta, Munzier & Harjani Hefni (ed), Metode Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2003).

Sutisna Ahmad. (2011). Pengertian Administrasi Dakwah. Jawa barat, Bandung.

Kompasmania.com. (2021). Dampak dan Problematika dalam Perkembangan


Administrasi Publik Indonesia di Era 4.0. Diakses pada 22 maret 2024, dari
Dampak dan Problematika dalam Perkembangan Administrasi Publik Indonesia di
Era 4.0 Halaman 2 - Kompasiana.com

(Husein Muhammad, Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender
(Yogyakarta: LkiS, 2001).

(Muh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009)., Edisi Revisi, Cet.
II, 13-17)

12

Anda mungkin juga menyukai