Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DRA. HJ. NOOR AINAH. M.PD.


ISLAM

LATAR BELAKANG, FONDASI, DAN TEORI-TEORI


KEPEMIMPINAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

LOKAL MPI-A

FAJAR FIRDAUS 210101050301


PUTRI MAULIDA HASANAH 210101050089
NURUL PERMATA SARI 210101050095

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
BANJARMASIN
2023 M/ 1444 H
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini dapat terwujud atas
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dra. Hj. Noor Ainah, M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan
Pendidikan Islam yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini.
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu juga
halnya dengan kami. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Kami pun menerima
dengan lapang dada kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca
agar kami dapat membenahi diri.
Walaupun demikian, kami berharap dengan disusunnya makalah ini kami
dapat memberikan sedikit gambaran mengenai latar belakang, fondasi, dan teori-
teori terkait kepemimpinan.

Banjarmasin, 25 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1


A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 3


A. Latar Belakang Kepemimpinan ..................................... 3
B. Fondasi Kepemimpinan................................................. 5
C. Teori-Teori Kepemimpinan........................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................... 11


Kesimpulan.......................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap
sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu
organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggung jawaban. Masalah
kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas
di sepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini yang
semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari
pemimpin yang baik (good leader).
Kepemimpinan yang kuat diperlukan agar organisasi dapat mencapai
sasarannya. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk
melakukan pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Kepemimpinan
adalah sebuah alat atau sarana atau suatu proses dalam organisasi untuk membujuk
orang lain agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela dalam mencapai
sasaran organisasi.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk
menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat
menggerakkan orang yaitu ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Dengan
adanya ancaman, maka bawahan akan takut dan mematuhi semua perintah atasan.
Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas daripada kekuasaan karena
kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan sekedar melakukan apa
yang atasan inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi.
Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan kepemimpinan
dalam suatu kelompok organisasi. Contohnya bila terjadi suatu konflik atau
perselisihan antara orang-orang dalam kelompok tersebut, maka pemimpin
organisasi mencari alternative pemecahannya supaya terjadi kesepakatan dan
aturan untuk dapat ditaati bersama. Pendidikan memiliki posisi penting dalam
kehidupan manusia.Mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia,

1
maka Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, memberikan perhatian serius
terhadap perkembangan pendidikan bagi kelangsungan hidup manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang kepemimpinan?
2. Bagaimana fondasi kepemimpinan?
3. Bagaimana teori-teori dalam kepemimpinan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui fondasi kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui teori-teori dalam kepemimpinan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Kepemimpinan


Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks
dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan
mencapai visi, misi, dan tugas, yang mana dengan hal tersebut membawa organisasi
menjadi lebih maju dan bersatu inilah yang menjadikan latar belakang adanya suatu
kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Seorang pemimpin itu melakukan proses
ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan,
nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran kemahiran yang dimilikinya.
Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok
sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang
perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang
mempengaruhi mereka, dan kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota
kelompok mengubah motivasi kepentingan anggota lainnya dalam kelompok.
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau
pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan
tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses
bagaimana menata dan mencapai kinerja untuk mencapai keputusan seperti
bagaimana yang diinginkannya. Kepemimpinan adalah suatu rangkaian bagaimana
mendistribusikan pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu.1
Harbani mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan penuh
pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu.
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai
tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga
diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan,

1
Rensis Linkert, New Patterns Of Management, (New York, Mcgraw Hill: 1961), Hal.30
3
kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai
tujuan bersama, dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi,
memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi.2
kepemimpinan yang dibangun harus berlandaskan pada suatu prinsip ketika
membuat keputusan, sehingga persoalan-persoalan dapat terjawab yang pada
intinya dengan bermusyawarah, berkomunikasi dengan baik. Masalah musyawarah
ini hanyalah dibatasi terhadap urusan-urusan duniawi yang tidak ada wahyunya,
bukan persoalan agama. Akan tetapi perintah ini dimaksudkan untuk mendidik
umatnya betapa musyawarah ini merupakan suatu yang sangat penting dalam
Pendidikan umat Islam.
Firman Allah SWT Pada Al-Qur’an surah An-Nur Ayat 55 menjelaskan
tentang kemimpinan sebagai berikut:
Artinya: Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang
beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka
dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan)
mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap)
menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun.
Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-
orang yang fasik.
Tafsir Ibnu Katsir
Ini adalah janji Allah kepada Rasul-Nya bahwa Dia akan menjadikan umat
ini sebagai khalifah di muka bumi, yaitu menjadi pemimpin umat manusia dan
penguasa mereka. di tangan mereka lah negeri-negeri akan menjadi baik. Umat
manusia tunduk kepada mereka. Dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan)
mereka setelah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa, menjadi
hakim di tengah manusia. Allah swt telah melaksanakan janji ini, segala puji dan

2
Harbani, Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, (Bandung, Alfabeta:2008, hal. 5
4
karunia hanyalah milik-Nya. Dalam kitab ash-Shahih diriwayatkan, bahwa
Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya Allah membentangkan bumi kepadaku sehingga aku dapat melihat
belahan timur dan belahan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan
mencapai belahan bumi yang telah dibentangkan kepadaku itu.” Imam Muslim
meriwayatkan dari Jabir bin Samurah ra. ia berkata: Aku mendengar Rasulullah
saw. bersabda: “Urusan manusia akan senantiasa berjalan [dengan baik] selama
diperintah oleh dua belas pemimpin.” Lalu beliau mengucapkan perkataan yang
samar kudengar, lalu kutanyakan kepada ayahku tentang apa yang diucapkan
Rasulullah saw. tadi. Ayahku berkata: kulluHum min Quraisyin (“Seluruhnya dari
suku Quraisy”) hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari.3

B. Fondasi Kepemimpinan
Sebagai seorang pemimpin alangkah baiknya memiliki fondasi
kepemimpinan yang baik yang mana didalam perspektif Islam sebagai ajaran
keagamaan, memahami bahwa status kepemimpinan yakni sebuah pelimpahan
wewenang yang di amanahkan oleh Allah SWT, kepada manusia tertentu.
Berikut adalah fondasi dasar yang harus dimiliki dalam sebuah
kepemimpinan:
1. Memiliki integritas, yaitu bersifat tegas dan jujur, baik tercermin dari
sifatsifat pribadinya maupun dalam pelaksanaan prinsip-prinsip moralnya.
2. Adil, yaitu harus bersikap adil terhadap kebenaran dan tidak ada perbedaan
perlakuan kepada siapapun.
3. Memilki kemampuan, yaitu mampu melaksanakan tugasnya dan mampu
melaksanakan hubungan kemanusiaan dengan baik.
4. Memiliki intuisi, yaitu mampu melaksanakan tugasnya dan mampu
melaksanakan hubungan kemanusiaan dengan baik.

3
Riduan Rizki Rahayu, Zuhud Suriono, “Tafsir Ayat-Ayat Al-Quran Tentang
Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan Islam”, Jurnal Educational Research and Social
Studies, Vol. 2, No.1, (januari 2021), 135-139.
5
5. Reliabilitas, yaitu memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang
lain dalam melaksanakan komitmennya. (Isti Fatonah, 2013: 120)
Khalifah (Ulil Amri) yang berarti wakil. Pemimpin tertinggi dalam
masyarakat Islam. Kepemimpinan bukan kekuasaan, bukan jabatan dan
kewenangan yang mesti dibanggakan. Kepemimpinan bukan pula barang dagangan
yang dapat diperjual belikan. Hakekat kepemimpinan dalam pandangan Islam
adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik dan dipertanggung jawabkan
bukan saja di dunia tapi juga di hadapan Allah nanti di akhirat. Kepemimpinan yang
tidak dijalankan secara professional dan proporsional adalah penghianatan terhadap
Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Barang siapa yang memimpin suatu urusan kaum muslimin lalu ia
mengangkat seseorang padahal ia menemukan orang yang lebil pantas untuk
kepentingan ummat islam dari orang itu, maka dia telah berhianat kepada Allah
dan Rasul- Nya. (HR. Hakim)
Tidak ada seorangpun pemimpin yang diminta oleh Allah memimpin rakyat
yang mati sedang dia curang terhadap rakyatnya kecuali Allah mengharamkan
atas dirinya mencium bau surga. (HR. Muslim)
Seorang khalifah merupakan pemimpin tertinggi dalam agama Islam, dalam
arti yang lebih luas, dinisbahkan kepada setiap individu yang disebut manusia
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dimuka bumi ini. (Kurniatus
Sa'adah) tipe ideal seorang pemimpin, telah dicontohkan oleh Raulullah saw, yang
bersikap tegas dan lembut. Kualitas kepribadian Rasulullah saw sebagai seorang
pemimpin inilah, yang telah berhasil membentuk kepribadian para sahabat, yang
awalnya keras dan anarki khas kebudayaan jahiliyah bangsa Arab, berubah menjadi
pribadi yang tegas terhadap lawan dan lembut terhadap sesama. (Mawardi. 1994;5)
Salah satu konsep kepemimpinan dalam Islam ialah wilayatul al-imam,
yang oleh Al-Mawardi didefenisikan sebagai penganti kenabian dalam memelihara
agama, dan mengatur kehidupan umat manusia dimuka bumi ini.

6
C. Teori-Teori dalam Kepemimpinan
Berikut adalah beberapa teori-teori dalam kepemimpinan:
1. Teori Great Man dan Teori Big Bang
Teori Great Man dan Teori Big Bang merupakan teori yang usianya
sudah cukup tua. Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan
bakat atau bawaan seseorang sejak lahir dari kedua orang tuanya. Teori
Great Man (Orang Besar) berasumsi bahwa pemimpin dilahirkan bukan
diciptakan. Teori ini melihat bahwa kekuasaan berada pada sejumlah orang
tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin
atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menepati posisi sebagai
pemimpin. Dengan kata lain para pemimpin menurut teori ini berasal dari
keturunan tertentu (di Indonesia disebut keturunan berdarah biru). Yang
berhak menjadi pemimpin, sedang orang lain tidak ada pilihan selain
menjadi pihak yang dipimpin. Misalnya ungkapan yang mengatakan “asal
raja menjadi raja” yang dapat diartikan menurut teori ini bahwa anak raja
pasti memiliki bakat untuk menjadi raja sebagai pemimpin rakyatnya.4
Bennis dan Nanus (1993:3) juga menyatakan bahwa dalam
perkembangan berikutnya, teori kepemimpinan berdasarkan bakat
cenderung ditolak dan lahirlah teori Big Bang. Teori kepemimpinan yang
baru di zamannya itu menyatakan bahwa suatu peristiwa besar menciptakan
atau dapat menciptakan seseorang menjadi pemimpin. Teori ini
mengintegrasikan antara situasi dan pengikut atau anggota organisasi
sebagai jalan yang dapat mengantarkan seseorang menjadi pemimpin.
Situasi yang dimaksud adalah kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa
besar seperti revolusi, pemberontakan, reformasi dan lain-lain.
2. Teori Sifat atau Karakteristik Kepribadian (Traits Theories)
Teori ini hampir sama dengan teori Great Man, meskipun berbeda
dalam mengartikan bakat yang dimiliki seseorang pemimpin. Teori Great

4
Siti Muspiroh, A. Bachrun Rifai, dan Herman Herman, “Kepemimpinan Ustadz Iwan
Hermawan Dalam Mengembangkan Pondok Pesantren Salafiyah Al-Mu’awanah,” Tadbir: Jurnal
Manajemen Dakwah, Vol. 2, No. 1 (30 Maret 2017), 39.
7
Man menekankan bakat dalam arti keturunan, bahwa seorang menjadi
pemimpin karena memiliki kromosom (pembawa sifat) dari orang tuanya
sebagai pemimpin. Dari pertemuan sel telur (ovum) di dalam rahim seorang
calon ibu dengan spermatozoid seorang calon ayah terdapat gen-gen yang
terdapat kromosom (pembawa sifat) berupa bakat yang diwariskan pada
seorang anak. Diantaranya terdapat bakat memimpin yang dominan. Contoh
yang populer adalah seorang anak raja diasumsikan memiliki bakat ayahnya
untuk menjadi raja sebagai seorang pemimpin.5
Sedangkan teori sifat atau karakteristik kepribadian berasumsi
bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat-sifat atau
karakteristik kepribadian yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin,
meskipun orang tuanya khususnya ayahnya bukan seorang pemimpin.
Dengan kata lain, teori ini berasumsi bahwa keefektifan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat atau karakteristik kepribadian tertentu yang tidak saja
bersumber dari bakat, tetapi juga yang diperoleh dari pengalaman dan hasil
belajar.
Menurut Robbins dan Judge, teori kepemimpinan berdasarkan sifat
adalah teori yang mempertimbangkan kualitas dan karakteristik pribadi
yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Contoh dari sifat ini
adalah berwibawa, berani mengambil resiko, jujur, adil, mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, memperhatikan kepentingan
bawahan, mempunyai visi yang realistis dan sebagainya.6
3. Teori Perilaku (Behavior Theories)
Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang
pemimpin yang efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas,
berkomunikasi dan memotivasi bawahan. Menurut teori ini, seseorang bisa
belajar dan mengembangkan diri menjadi seorang pemimpin yang efektif,
tidak tergantung pada sifat-sifat yang sudah melekat padanya. Jadi seorang

5
Muspiroh, Rifai, dan Herman, 39.
6
James L. Gibson, ed., Organizations: behavior, structure, processes, 14th ed (Dubuque,
IA: McGraw-Hill, 2011), 300.
8
pemimpin bukan dilahirkan untuk menjadi pemimpin, namun untuk
menjadi seorang pemimpin dapat dipelajari dari apa yang dilakukan oleh
pemimpin yang efektif ataupun dari pengalaman.
Teori ini mengutarakan bahwa pemimpin harus dipandang sebagai
hubungan diantara orang-orang, bukan sifat-sifat atau ciri-ciri seorang
individu. Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan
oleh kemampuan pemimpin dalam hubungan berinteraksi dengan segenap
anggotanya. Selain itu, teori ini juga beranggapan bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau
dilatih.
4. Teori Kontingensi atau Teori Situasional
Teori Kontingensi dikembangkan oleh Fiedler, model kontingensi
dari efektifitas kepemimpinan memiliki dalil bahwa prestasi kelompok
tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan situasi yang
mendukung. Kepemimpinan dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari
oleh kekuatan dan pengaruh. Fiedler memberikan perhatian mengenai
pengukuran orientasi kepemimpinan dari seorang individu. Ia
mengembangkan LeastPrefemd Co-Worker (LPC) Scale untuk mengukur
dua gaya kepemimpinan:
a) Gaya berorientasi tugas, yang mementingkan tugas atau otoritatif.
b) Gaya berorientasi hubungan, yang mementingkan hubungan
kemanusiaan.
Sedangkan kondisi situasi terdiri dari tiga faktor utama, yaitu:
a) Hubungan pemimpin-anggota, yaitu derajat baik/buruknya
hubungan antara pemimpin clan bawahan.
b) Struktur tugas, yaitu derajat tinggi/ rendahnya strukturisasi,
standarisasi clan rincian tugas pekerjaan.
c) Kekuasaan posisi, yaitu derajat kuat/lemahnya kewenangan dan
pengaruh pemimpin atas variable-variabel kekuasaan, seperti
memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi.
9
Teori atau model kontingensi (Fiedler, 1967) sering disebut teori
situasional karena teori ini mengemukakan kepemimpinan yang tergantung
pada situasi. Atas dasar teori ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil
dalam memimpin dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan
tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya berubah sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin tersebut dipindahkan ke
situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah pula.7

7
Stephen Robbins, Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi, Hadyana
Pujaatmaka (Jakarta: Prenhallindo, 1996), 45.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks
dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan
mencapai visi, misi, dan tugas, yang mana dengan hal tersebut membawa organisasi
menjadi lebih maju dan bersatu inilah yang menjadikan latar belakang adanya suatu
kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Seorang pemimpin itu melakukan proses
ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan,
nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran kemahiran yang dimilikinya.
Fondasi dasar dalam sebuah kepemimpinan:
1. Memiliki integritas
2. Adil
3. Memilki kemampuan.
4. Memiliki intuisi
5. Reliabilitas
Teori-teori dalam kepemimpinan:
1. Teori Great Man dan Teori Big Bang
2. Teori Sifat atau Karakteristik Kepribadian (Traits Theories)
3. Teori Perilaku (Behavior Theories)
4. Teori Kontingensi atau Teori Situasional

11
DAFTAR PUSTAKA

Linkert.Rensis, 1961, New Patterns Of Management, New York: Mcgraw Hill.


Harbani, Pasolong. 2008. Kepemimpinan Birokrasi, Bandung: Alfabeta.
Zuhud Suriono, Zuhud, Rizki Rahayu, Riduan, “Tafsir Ayat-Ayat Al-Quran
Tentang Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan Islam”, Jurnal
Educational Research and Social Studies, Vol. 2, No.1, 2021.
Muspiroh, Siti, A. Bachrun Rifai, dan Herman Herman. “Kepemimpinan Ustadz
Iwan Hermawan Dalam Mengembangkan Pondok Pesantren Salafiyah Al-
Mu’awanah.” Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah 2, no. 1, 2017.
Gibson, James L., ed. Organizations: behavior, structure, processes. 14th ed.
Dubuque, IA: McGraw-Hill, 2011.
Robbins, P. Stephen. Perilaku Organisasi: Konsep Kontroversi dan Aplikasi
terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Prenhallindo, 1996.

12

Anda mungkin juga menyukai