NPM : 22221007
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T berkat rahmat, karunia dan kemurahanNya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Studi Kepemimpinan Islam yang berjudul Kepemimpinan dalam Islam ini tepat
pada waktunya. Tidak lupa terimakasih kami ucapkan kepada dosen Studi Kepemimpinan Islam bapak
Moch. Taufiq Ridho, M.Pd
Makalah Kepemimpinan dalam Islam disusun dari berbagai sumber baik Al-Qur`an, Hadits, dan berbagai
buku sehingga menghasilkan makalah yang in shaa Allah dapat dipertanggungjawabkan isinya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya.
Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah
ini.
Dengan ini penyusun mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penyusun
2
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan...............................................................................................1
- Latar Belakang............................................................................................1
- Tujuan.........................................................................................................3
Bab 2 Pembahasan...............................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
Pemimpin negara adalah faktor penting dalam kehidupan bernegara. Jika pemimpin negara itu
jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya
tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.
Oleh karena itulah Islam memberikan pedoman dalam memilih pemimpin yang baik.
Dalam Al Qur‟an, Allah SWT memerintahkan ummat Islam untuk memilih pemimpin yang baik
dan beriman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan
musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita
Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada
kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu
beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan
mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara
rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih
mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di
antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah TERSESAT dari jalan yang
lurus.”(QS. 60. Al-Mumtahanah : 1)
Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi
dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa
mengabdi dan beribadah kepada-Nya seperti yang tercantum dalam Q.S Al-Baqarah : 30
Artinya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."
4
Kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran bukan sekedar kontrak sosial antara sang
pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi merupakan ikatan perjanjian antara dia dengan Allah
swt. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata
untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab melayani rakyat. Semakin tinggi
kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Bukan
sebaliknya, digunakan sebagai peluang untuk memperkaya diri, bertindak zalim dan sewenang-
wenang. Balasan dan upah seorang pemimpin sesungguhnya hanya dari Allah swt di akhirat
kelak, bukan kekayaan dan kemewahan di dunia.
Dengan mengetahui hakikat kepemimpinan di dalam Islam serta kriteria dan sifat-sifat
apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, maka kita wajib untuk memilih pemimpin
sesuai dengan petunjuk AlQuran dan Hadits. Kaum muslimin yang benar-benar beriman kepada
Allah dan beriman kepada Rasulullah saw dilarang keras untuk memilih pemimpin yang tidak
memiliki kepedulian dengan urusan-urusan agama (akidahnya lemah) atau seseorang yang
menjadikan agama sebagai bahan permainan/kepentingan tertentu. Sebab pertanggungjawaban
atas pengangkatan seseorang pemimpin akan dikembalikan kepada siapa yang mengangkatnya
(masyarakat tersebut). Dengan kata lain masyarakat harus selektif dalam memilih pemimpin dan
hasil pilihan mereka adalah "cermin" siapa mereka. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi saw yang
berbunyi: "Sebagaimana keadaan kalian, demikian terangkat pemimpin kalian”
1.3 Tujuan
1. Mengetahui makna kepemimpinan menurut para pakar
2. Mengetahui makna kepemimpinan menurut islam
3. Mengetahui dasar kepemimpinan dalam islam
5
4. Mengetahui konsep kepemimpinan dalam islam
5. Mengetahui kriteria pemimpin menurut islam
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan pemimpin.
BAB II PEMBAHASAN
UPI, 2007)
Menurut James A.F. Stoner kepemimpinan didefinisikan sebagai proses pengarahan dan
mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok.
Kepemimpinan yang efektif tergantung dari landasan manajerial yang kokoh. Lima landasan
kepemimpinan yang kokoh menurut Chapman adalah :
- cara berkomunikasi
- pemberian motivasi
- kemampuan memimpin
- pengambilan keputusan
- kekuasaan yang positif
6
(Umar, 1998)
1. kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat
tertentu seperti : kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability).
2. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan (activity) pempimpin yang tidak dapat dipisahkan
dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.
3. Kepemimpinan adalah sebagai proses antar hubungan atau interakssi antara pemimpin, pengikut
dan situasi.
7
disiasiakan, maka nantikanlah kehancurannya,: ketika ditanya “Bagaimana menyia-
nyiakannya?” Beliau menjawab “ apabila wewenang pengelolaan
(kepemimpinan) diserahkan kepada orang yang tidak mampu.”
Kepemimpinan didalam islam adalah suatu hal yang inheren, serta merupakan salah
satu sub sistem dalam sistem islam yang mencakup pengaturan seluruh aspek kehidupan secara
prinsip. Islam mengatur niatamal-tujuan sekaligus sumber kehidupan, otak manusia, kemudian
mengatur proses hidup, perilaku, dan tujuan hidup. Dalam islam seorang pemimpin dan yang
dipimpin harus mempunyai keberanian untuk menegakkan kebenaran yang dilaksanakan melalui
prinsip kepemimpinan, yaiutu melaksanakan kewajiban kepemimpinan dengan penuh tanggung
jawab seorang pemimpin dan melaksanakan hak berpartisipasi bagi yang dipimpin (Feisal, 1995).
Sejak dini, hendaknya setiap manusia selalu menanamkan keyakinan bahwa dirinya
ِ رع
terlahir sebagai pemimpin, sebagaimana sabda Rasulullah : يته ِ ٌ ُُكل ُك ْم ر ٍاع ُكموُك ُّل َم ْسئ
ول َع ْن
Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan
peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa
mengabdi dan beribadah kepada-Nya sebagaimana tercantum dalam surah Al-baqarah : 30
Artinya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."
8
Tasmara (2002) menyatakan bahwa memimpin bukan hanya mempengaruhi agar orang
lain mengikuti apa yang diinginkannya. Bagi seorang muslim, memimpin berarti memberikan
arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah. Mereka menampilkan diri sebagai teladan dan
memberikan inspirasi bagi bawahannya untuk melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan ilahi
sehingga mereka memimpin berdasarkan visi atau mampu melihat ke masa depan (visionary
leadership). Kepemimpinan juga berarti sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dirinya
sendiri dan orang lain melalui keteladanan, nilai-nilai, serta prinsip yang akan membawa
kebahagiaan dunia dan akhirat (Principle centered leadership).
Artinya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
9
untuk melaksanakan tugas-tugas dalam memimpin, membimbing dan mengajak umat
kearah yang lebih baik dalam artian sama-sama membangun.
Kepemimpinan itu wajib ada, baik secara syar‟i ataupun secara „aqli. Adapun secara
syar‟i misalnya tersirat dari firman Allah tentang doa orang-orang yang selamat pada surah Al-
Furqan : 74
Artinya :
10
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami
dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-
orang yang bertakwa.
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Di dalam konsep (manhaj) Islam, pemimpin merupakan hal yang sangat final dan
fundamental. Ia menempati posisi tertinggi dalam bangunan masyarakat Islam. Dalam kehidupan
berjama'ah, pemimpin ibarat kepala dari seluruh anggota tubuhnya. Ia memiliki peranan yang
strategis dalam pengaturan pola (minhaj) dan gerakan (harakah). Kecakapannya dalam
memimpin akan mengarahkan ummatnya kepada tujuan yang ingin dicapai, yaitu kejayaan dan
kesejahteraan ummat dengan iringan ridho Allah. Pemimpin digambarkan sebagai seseorang
yang rela berkorban/mengorabankan dirinya demi keberlangsungan umat dalam mencapai ridho
Allah seperti dalam surah Al-baqarah : 207
Artinya :
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah;
dan Allah Maha Penyantun kepada hambahamba-Nya.
11
sejarah, ketika Rasulullah saw. wafat, maka para shahabat segera mengadakan musyawarah
untuk menentukan seorang khalifah. Hingga jenazah Rasulullah pun harus tertunda
penguburanya selama tiga hari. Para shahabat ketika itu lebih mementingkan terpilihnya
pemimpin pengganti Rasulullah, karena kekhawatiran akan terjadinya ikhlilaf (perpecahan) di
kalangan ummat muslim kala itu. Hingga akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah yang
pertama setelah Rasulullah saw. wafat.
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH
saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban,
bukan kesempatan dan kemuliaan.
3. Laki-Laki
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin
dari kaum wanita.
12
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-
laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah
yang ta‟at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun
curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena
Allah telah memelihara “
Radhiyallahu‟anhu,
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin.
Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu
akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu
bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim)
”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).
13
7. Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum
Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin
itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”
9. Tegas ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idamidamkan oleh rakyatnya.
Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan
yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT
dan rasulnya.
selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki
STAF. STAF disini bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh
pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah Sidiq(jujur), Tablig(menyampaikan),
amanah(dapat dipercaya), fatonah(cerdas).
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Menentukan Pemimpin Jika kita menyimak
terhadap perjalanan siroh nabawiyah (sejarah nabi-nabi) dan berdasarkan petunjuk Al-Qur'an
(Qs. 39 : 23) dan Al-Hadits (Qs. 49 : 7), maka kita dapat menyimpulkan secara garis besar
beberapa kriteria dalam menentukan pemimpin.
Beberapa faktor yang menjadi kriteria yang bersifat general dan spesifik dalam
menentukan pemimpin tersebut adalah antara lain :
14
A. Faktor Keulamaan
✓ Dalam Qs. 35 : 28, Allah menerangkan bahwa diantara hamba-hamba Allah, yang
paling takut adalah al-„ulama. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pemimpin
tersebut memiliki kriteria keulamaan, maka dia akan selalu menyandarkan
segala sikap dan keputusannya berdasarkan wahyu (Al-Qur'an). Dia takut untuk
melakukan kesalahan dan berbuat maksiat kepada Allah.
✓ Berdasarkan Qs. 16 : 43, maka seorang pemimpin haruslah ahlu adz-dzikri (ahli
dzikir) yaitu orang yang dapat dijadikan rujukan dalam menjawab berbagai
macam problema ummat.
15
✓ Hadits ini mengandung isyarat bahwa seorang pemimpin haruslah orang yang
mampu menguasai dirinya dan emosinya. Bersikap lembut, pemaaf, dan tidak
mudah amarah. Dalam mengambil sikap dan keputusan, ia lebih
mengutamakan hujjah Al-Qur'an dan Al-Hadits, daripada hanya sekedar nafsu
dan keinginan-nya. Ia akan menganalisa semua aspek dan faktor yang
mempengaruhi penilaian dan pengambilan keputusan.
C. Faktor Kepeloporan
16
D. Faktor Keteladanan
✓ Seorang calon pemimpin haruslah orang yang memiliki figur keteladanan dalam
dirinya, baik dalam hal ibadah, akhlaq, dsb.
✓ Berdasarkan Qs. 33 : 21, maka seorang pemimpin haruslah menjadikan Rasulullah
sebagai teladan bagi dirinya. Sehingga, meskipun tidak akan mencapai titik
kesempurnaan, paling tidak ia mampu menampilkan akhlaq yang baik layaknya
Rasulullah.
✓ Berdasarkan Qs. 68 : 4, maka seorang pemimpin haruslah memiliki akhlaq yang
mulia (akhlaqul karimah), sehingga dengannya mampu membawa perubahan dan
perbaikan dalam kehidupan sosial masyarakat.
✓ Faktor akhlaq adalah masalah paling mendasar dalam kepemimpinan. Walaupun
seorang pemimpin memiliki kecerdasan intelektual yang luar biasa, tetapi apabila
tidak dikontrol melalui akhlaq yang baik, maka ia justru akan membawa kerusakan
(fasada) dan kehancuran.
17
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat
tertentu seperti : kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan
(capability).
2. Kepemimpinan dalam Islam merupakan Sunnatullah / ketetapan Allah SWT, yang telah
menjadikan manusia sebagai pemimpin.
3. Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan
peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa
mengabdi dan beribadah kepada-Nya sebagaimana tercantum dalam surah Al-baqarah : 30
4. Sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah Sidiq (jujur), Tablig (menyampaikan), amanah
(dapat dipercaya), fatonah (cerdas).
5. Dalam memilih pemimpin harus memperhatikan kriteria dan faktorfaktor yang berpedoman
pada Al-Qur`an dan Hadits.
3.2 Saran
Bagi penyusun makalah selanjutnya sebaiknya mencari referensi buku yang lebih banyak
dan menampilkan lebih banyak contoh sehingga makalah lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Ad-Dahduh, Salman Nashif. 2004. Buku Pintar Muslim. Solo : Pustaka Arafah.
Husein, Umar. 1998. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung :
Penerbit Mizan.
Stogdill, Ralph M. 1974. Handbook of Leadership : A Survey of Theory and Research. New York : Free
Press.
Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta : Gema Insani Press.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 2. Bandung : PT
IMTIMA.
18
19