Anda di halaman 1dari 19

Makalah Manajement Syariah

“PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM”

NAMA : AFIF NURFAUZAN

NPM : 22221007

PRODI : EKONOMI SYARIAH

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


UNIVERSITAS LATANSA MASHIRO
RANGKAS BITUNG
2023
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T berkat rahmat, karunia dan kemurahanNya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Studi Kepemimpinan Islam yang berjudul Kepemimpinan dalam Islam ini tepat
pada waktunya. Tidak lupa terimakasih kami ucapkan kepada dosen Studi Kepemimpinan Islam bapak
Moch. Taufiq Ridho, M.Pd

Makalah Kepemimpinan dalam Islam disusun dari berbagai sumber baik Al-Qur`an, Hadits, dan berbagai
buku sehingga menghasilkan makalah yang in shaa Allah dapat dipertanggungjawabkan isinya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya.
Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah
ini.

Dengan ini penyusun mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Rangkasbitung, 17 November 2023

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................i

Daftar isi ..............................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan...............................................................................................1

- Latar Belakang............................................................................................1

- Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

- Tujuan.........................................................................................................3

Bab 2 Pembahasan...............................................................................................4

- Kepemimpinan menurut para pakar ...................................................4 -


- Kepemimpinan menurut islam...........................................................6 -
- Dasar kepemimpinan dalam islam.......................................................8 -
- Konsep kepemimpinan dalam islam....................................................9 -
- Kriteria pemimpin menurut islam.............................................................11
- faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan pemimpin............15

Bab 3 Kesimpulan dan saran


- Kesimpulan..............................................................................................20
- Saran .......................................................................................................20
Daftar Pustaka...................................................................................................21

BAB I PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang
Pemimpin negara adalah faktor penting dalam kehidupan bernegara. Jika pemimpin negara itu
jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya
tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.

Oleh karena itulah Islam memberikan pedoman dalam memilih pemimpin yang baik.
Dalam Al Qur‟an, Allah SWT memerintahkan ummat Islam untuk memilih pemimpin yang baik
dan beriman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan
musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita
Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada
kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu
beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan
mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara
rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih
mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di
antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah TERSESAT dari jalan yang
lurus.”(QS. 60. Al-Mumtahanah : 1)

Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi
dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa
mengabdi dan beribadah kepada-Nya seperti yang tercantum dalam Q.S Al-Baqarah : 30

Artinya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."

4
Kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran bukan sekedar kontrak sosial antara sang
pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi merupakan ikatan perjanjian antara dia dengan Allah
swt. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata
untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab melayani rakyat. Semakin tinggi
kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Bukan
sebaliknya, digunakan sebagai peluang untuk memperkaya diri, bertindak zalim dan sewenang-
wenang. Balasan dan upah seorang pemimpin sesungguhnya hanya dari Allah swt di akhirat
kelak, bukan kekayaan dan kemewahan di dunia.

Dengan mengetahui hakikat kepemimpinan di dalam Islam serta kriteria dan sifat-sifat
apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, maka kita wajib untuk memilih pemimpin
sesuai dengan petunjuk AlQuran dan Hadits. Kaum muslimin yang benar-benar beriman kepada
Allah dan beriman kepada Rasulullah saw dilarang keras untuk memilih pemimpin yang tidak
memiliki kepedulian dengan urusan-urusan agama (akidahnya lemah) atau seseorang yang
menjadikan agama sebagai bahan permainan/kepentingan tertentu. Sebab pertanggungjawaban
atas pengangkatan seseorang pemimpin akan dikembalikan kepada siapa yang mengangkatnya
(masyarakat tersebut). Dengan kata lain masyarakat harus selektif dalam memilih pemimpin dan
hasil pilihan mereka adalah "cermin" siapa mereka. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi saw yang
berbunyi: "Sebagaimana keadaan kalian, demikian terangkat pemimpin kalian”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah kepemimpinan menurut para pakar?
2. Bagaimanakah kepemimpinan menurut islam?
3. Apakah dasar kepemimpinan dalam islam?
4. Bagaimana konsep kepemimpinan dalam islam?
5. Bagaimana kriteria pemimpin menurut islam?
6. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam menentukan pemimpin?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui makna kepemimpinan menurut para pakar
2. Mengetahui makna kepemimpinan menurut islam
3. Mengetahui dasar kepemimpinan dalam islam

5
4. Mengetahui konsep kepemimpinan dalam islam
5. Mengetahui kriteria pemimpin menurut islam
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan pemimpin.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kepemimpinan Menurut Pakar


Kepemimpinan merupakan proses pemberian pengaruh yang tidak memaksa. Pemimpin
mempunyai pengikut yang secara sukarela melakukan tugas-tugasnya dengan keahlian dan
intelektualnya sebagai sumber kekuasaan. Kekuasaan tersebut digunakan untuk memelihara
fleksibilitas dan memperkenalkan perubahan. Mereka cenderung menyukai perubahan dan
menganggap konflik adalah wajar, bahkan harus ada. Bagi pemimpin, kegagalan adalah hal yang
biasa dan merupakan konsekuensi dari proses belajar. Apabila ia merasa gagal ia harus belajar
dan berani mengakui kegagalannya. Pemimpin yang baik, tidak hanya mengakui kegagalan yang
ia lakukan tetapi ia berusaha keras untuk memperbaiki kegagalan yang pernah dilakukannya.
Pemimpin yang berhasil ia selalu berpikir, berorientasi, dan mengambil keputusan untuk jangka
panjang dan bertanggung jawab. Mereka tidak akan memerintah dan mengendalikan pengikut,
melainkan mengajak untuk melakukan yang terbaik, memberikan arahan dan kebebasan
berkreasi pada pengikutnya untuk mencapai tujuan bersama (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan
FIP-

UPI, 2007)
Menurut James A.F. Stoner kepemimpinan didefinisikan sebagai proses pengarahan dan
mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok.
Kepemimpinan yang efektif tergantung dari landasan manajerial yang kokoh. Lima landasan
kepemimpinan yang kokoh menurut Chapman adalah :

- cara berkomunikasi
- pemberian motivasi
- kemampuan memimpin
- pengambilan keputusan
- kekuasaan yang positif

6
(Umar, 1998)

Menurut Wahjosumidjo (1987) butir-butir pengertian dari berbagai kepemimpinan pada


hakikatnya memberikan makna :

1. kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat
tertentu seperti : kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability).
2. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan (activity) pempimpin yang tidak dapat dipisahkan
dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.
3. Kepemimpinan adalah sebagai proses antar hubungan atau interakssi antara pemimpin, pengikut
dan situasi.

Menurut Stogdill (1974) kepemimpinan dapat dirumuskan kedalam berbagai macam


definisi tergantung darimana titik tolak pemikirannya. Ia menyebutkan bahwa kepemimpinan
adalah :

1. Suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham


2. Suatu bentuk persuasi dan inspirasi
3. Suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh
4. Tindakan atau perilaku
5. Titik sentral proses kegiatan kelompok
6. Hubungan kekuatan/kekuasaan
7. Sarana pencapaian tujuan
8. Suatu hasil dari interaksi
9. Peran yang dipolakan
10. Sebagai inisiasi (permulaan struktur)

2.2 Kepemimpinan Menurut Islam


Shihab (1996) menjelaskan bahwa islam menyebutkan kepemimpinan dengan berbagai
istilah atau nama, diantaranya iamamah, ri`ayah, imarah, dan wilayah, yang semuanya itu pada
hakikatnya adalah amanah (tanggung jawab). Nabi S.A.W bersabda : “Apabila amanat

7
disiasiakan, maka nantikanlah kehancurannya,: ketika ditanya “Bagaimana menyia-
nyiakannya?” Beliau menjawab “ apabila wewenang pengelolaan
(kepemimpinan) diserahkan kepada orang yang tidak mampu.”
Kepemimpinan didalam islam adalah suatu hal yang inheren, serta merupakan salah
satu sub sistem dalam sistem islam yang mencakup pengaturan seluruh aspek kehidupan secara
prinsip. Islam mengatur niatamal-tujuan sekaligus sumber kehidupan, otak manusia, kemudian
mengatur proses hidup, perilaku, dan tujuan hidup. Dalam islam seorang pemimpin dan yang
dipimpin harus mempunyai keberanian untuk menegakkan kebenaran yang dilaksanakan melalui
prinsip kepemimpinan, yaiutu melaksanakan kewajiban kepemimpinan dengan penuh tanggung
jawab seorang pemimpin dan melaksanakan hak berpartisipasi bagi yang dipimpin (Feisal, 1995).

Sejak dini, hendaknya setiap manusia selalu menanamkan keyakinan bahwa dirinya
ِ ‫رع‬
terlahir sebagai pemimpin, sebagaimana sabda Rasulullah : ‫يته‬ ِ ٌ ُ‫ُكل ُك ْم ر ٍاع ُكموُك ُّل َم ْسئ‬
‫ول َع ْن‬

“setiap pribadi adalah pemimpin dan kelak akan dipertanyakan tentang


kepemimpinannya.” (HR. Muslim)

Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan
peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa
mengabdi dan beribadah kepada-Nya sebagaimana tercantum dalam surah Al-baqarah : 30

Artinya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."

8
Tasmara (2002) menyatakan bahwa memimpin bukan hanya mempengaruhi agar orang
lain mengikuti apa yang diinginkannya. Bagi seorang muslim, memimpin berarti memberikan
arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah. Mereka menampilkan diri sebagai teladan dan
memberikan inspirasi bagi bawahannya untuk melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan ilahi
sehingga mereka memimpin berdasarkan visi atau mampu melihat ke masa depan (visionary
leadership). Kepemimpinan juga berarti sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dirinya
sendiri dan orang lain melalui keteladanan, nilai-nilai, serta prinsip yang akan membawa
kebahagiaan dunia dan akhirat (Principle centered leadership).

2.3 Dasar Kepemimpinan dalam Islam


1. Q.S Al-Baqarah : 30

Artinya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

2. Hadits tentang kepemimpinan

‫ئول َع ْن َر ِعيَّتِ ِه‬


ٌ ‫ُكل ُك ْم َر ٍاع َو ُُكلُّ ُك ْم َم ْس‬
“setiap pribadi adalah pemimpin dan kelak akan dipertanyakan tentang
kepemimpinannya.” (HR. Muslim)

3. Hadits pemimpin adalah pengabdi


Rasulullah SAW bersabda : ”Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka”
(HR. Abu Na'im). Pemimpin adalah pelayan ummat, orang yang bertugas dan diamanahkan

9
untuk melaksanakan tugas-tugas dalam memimpin, membimbing dan mengajak umat
kearah yang lebih baik dalam artian sama-sama membangun.

4. Hadits pemimpin adalah perisai


Dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : ”Sesungguhnya seorang pemimpin itu
merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia
memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan
memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan
mendapatkan akibatnya”.

5. Hadits wajibnya kepemimpinan


"Jika keluar tiga orang dalam satu perjalanan, maka hendaklah salah seorang dari mereka
menjadi pemimpinnya." (HR. Abu Dawud dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah).

2.4 Konsep Kepemimpinan dalam Islam


Kepemimpinan dalam Islam merupakan Sunnatullah / ketetapan Allah SWT, yang telah
menjadikan manusia sebagai pemimpin. Kepemimpinan telah terlebih dahulu diperkenalkan
dalam Islam jauh sebelum para ahli mengemukakannya. Kepemimpinan dalam Islam adalah
kepemimpinan yang didasarkan atas metode kenabian dalam rangka menciptakan kultur
masyarakat madani memperoleh Ridha Illahi.

Kepemimpinan itu wajib ada, baik secara syar‟i ataupun secara „aqli. Adapun secara
syar‟i misalnya tersirat dari firman Allah tentang doa orang-orang yang selamat pada surah Al-
Furqan : 74

Artinya :

10
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami
dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-
orang yang bertakwa.

Demikian pula firman Allah dalam surah An-Nisaa‟ : 59

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Di dalam konsep (manhaj) Islam, pemimpin merupakan hal yang sangat final dan
fundamental. Ia menempati posisi tertinggi dalam bangunan masyarakat Islam. Dalam kehidupan
berjama'ah, pemimpin ibarat kepala dari seluruh anggota tubuhnya. Ia memiliki peranan yang
strategis dalam pengaturan pola (minhaj) dan gerakan (harakah). Kecakapannya dalam
memimpin akan mengarahkan ummatnya kepada tujuan yang ingin dicapai, yaitu kejayaan dan
kesejahteraan ummat dengan iringan ridho Allah. Pemimpin digambarkan sebagai seseorang
yang rela berkorban/mengorabankan dirinya demi keberlangsungan umat dalam mencapai ridho
Allah seperti dalam surah Al-baqarah : 207

Artinya :
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah;
dan Allah Maha Penyantun kepada hambahamba-Nya.

Seorang pemimpin merupakan sebuah perisai yang melindungi kaummnya, kedudukan


seorang pemimpin sangatlah penting. Bahkan digambarkan dalam sejarah Islam (Tarikh Islam)
mengenai pentingnya kedudukan pemimpin dalam kehidupan ummat muslim. Kita lihat dalam

11
sejarah, ketika Rasulullah saw. wafat, maka para shahabat segera mengadakan musyawarah
untuk menentukan seorang khalifah. Hingga jenazah Rasulullah pun harus tertunda
penguburanya selama tiga hari. Para shahabat ketika itu lebih mementingkan terpilihnya
pemimpin pengganti Rasulullah, karena kekhawatiran akan terjadinya ikhlilaf (perpecahan) di
kalangan ummat muslim kala itu. Hingga akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah yang
pertama setelah Rasulullah saw. wafat.

2.5 Kriteria Pemimpin Menurut Islam


Pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting, karenanya siapa saja yang menjadi
pemimpin tidak boleh dan jangan sampai menyalahgunakan kepemimpinannya untuk hal-hal
yang tidak benar. Karena itu, para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus memahamii
hakikat kriteria seorang pemimpin dalam pandangan Islam yang secara garis besar yaitu :

1. Beriman dan Beramal Shaleh


Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa,
selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang
membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat.
Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal
soleh.

2. Niat yang Lurus


“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap
orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya
karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut”.

Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH
saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban,
bukan kesempatan dan kemuliaan.

3. Laki-Laki
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin
dari kaum wanita.

12
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-
laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah
yang ta‟at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun
curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena
Allah telah memelihara “

“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan


(kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.”(Hadits Riwayat AlBukhari dari Hadits
Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).

4. Tidak Meminta Jabatan


Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah

Radhiyallahu‟anhu,
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin.
Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu
akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu
bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim)

5. Berpegang pada Hukum Allah


Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah berfirman:

”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).

6. Memutuskan Perkara Dengan Adil


Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan
datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh
keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah
dalam kitab Al-Kabir).

13
7. Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum
Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin
itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”

8. Tidak Menerima Hadiah


Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai
maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu,
hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah
bersabda,

” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).

9. Tegas ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idamidamkan oleh rakyatnya.
Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan
yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT
dan rasulnya.

10. Lemah Lembut


Doa Rasullullah : "Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia
mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku
lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya"

selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki
STAF. STAF disini bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh
pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah Sidiq(jujur), Tablig(menyampaikan),
amanah(dapat dipercaya), fatonah(cerdas).

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Menentukan Pemimpin Jika kita menyimak
terhadap perjalanan siroh nabawiyah (sejarah nabi-nabi) dan berdasarkan petunjuk Al-Qur'an
(Qs. 39 : 23) dan Al-Hadits (Qs. 49 : 7), maka kita dapat menyimpulkan secara garis besar
beberapa kriteria dalam menentukan pemimpin.

Beberapa faktor yang menjadi kriteria yang bersifat general dan spesifik dalam
menentukan pemimpin tersebut adalah antara lain :

14
A. Faktor Keulamaan

✓ Dalam Qs. 35 : 28, Allah menerangkan bahwa diantara hamba-hamba Allah, yang
paling takut adalah al-„ulama. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pemimpin
tersebut memiliki kriteria keulamaan, maka dia akan selalu menyandarkan
segala sikap dan keputusannya berdasarkan wahyu (Al-Qur'an). Dia takut untuk
melakukan kesalahan dan berbuat maksiat kepada Allah.

✓ Berdasarkan Qs. 49 : 1, maka ia tidak akan gegabah dan membantah atau


mendahului ketentuan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Dalam
pengambilan keputusan, ia selalu merujuk kepada petunjuk Al-Qur'an dan Al-
Hadits.

✓ Berdasarkan Qs. 29 : 49, maka seorang pemimpin yang berkriteria ulama,


haruslah memiliki keilmuan yang dalam di dalam dadanya (fii shudur). Ia selalu
menampilkan ucapan, perbuatan, dan perangainya berdasarkan sandaran ilmu.

✓ Berdasarkan Qs. 16 : 43, maka seorang pemimpin haruslah ahlu adz-dzikri (ahli
dzikir) yaitu orang yang dapat dijadikan rujukan dalam menjawab berbagai
macam problema ummat.

B. Faktor Intelektual (Kecerdasan)

✓ Seorang calon pemimpin haruslah memiliki kecerdasan, baik secara emosional


(EQ), spiritual (SQ) maupun intelektual (IQ).
✓ Dalam hadits Rasulullah melalui jalan shahabat Ibnu Abbas
r.a, bersabda : "Orang yang pintar (al-kayyis) adalah orang yang mampu
menguasai dirinya dan beramal untuk kepentingan sesudah mati, dan orang
yang bodoh (al-„ajiz) adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya dan
pandai berangan-angan atas Allah dengan segala anganangan." (HR. Bukhari,
Muslim, Al-Baihaqy)

15
✓ Hadits ini mengandung isyarat bahwa seorang pemimpin haruslah orang yang
mampu menguasai dirinya dan emosinya. Bersikap lembut, pemaaf, dan tidak
mudah amarah. Dalam mengambil sikap dan keputusan, ia lebih
mengutamakan hujjah Al-Qur'an dan Al-Hadits, daripada hanya sekedar nafsu
dan keinginan-nya. Ia akan menganalisa semua aspek dan faktor yang
mempengaruhi penilaian dan pengambilan keputusan.

✓ Berdasarkan Qs. 10 : 55, mengandung arti bahwa dalam mengambil dan


mengajukan diri untuk memegang suatu amanah, haruslah disesuaikan dengan
kapasitas dan kapabilitas (kafa'ah) yang dimiliki (Qs. 4 : 58).
✓ Rasulullah berpesan : "Barangsiapa menyerahkan suatu urusan kepada yang
bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya."

C. Faktor Kepeloporan

✓ Berdasarkan Qs. 39 : 12, maka seorang pemimpin haruslah memiliki sifat


kepeloporan. Selalu menjadi barisan terdepan (pioneer) dalam memerankan
perintah Islam.
✓ Berdasarkan Qs. 35 : 32, maka seorang pemimpin haruslah berada pada posisi
hamba-hamba Allah yang bersegera dalam berbuat kebajikan (sabiqun bil
khoiroti bi idznillah)
✓ Berdasarkan Qs. 6 : 135, maka seorang pemimpin tidak hanya ahli di bidang
penyusunan konsep dan strategi (konseptor), tetapi haruslah juga orang yang
memiliki karakter sebagai pekerja (operator). Orang yang tidak hanya pandai
bicara, tetapi juga pandai bekerja.
✓ Berdasarkan Qs. 6 : 162 - 163, maka seorang pemimpin haruslah orang yang
tawajjuh kepada Allah. Menyadari bahwa semua yang berkaitan dengan dirinya,
adalah milik dan untuk Allah. Sehingga ia tidak akan menyekutukan Allah, dan
selalu berupaya untuk mencari ridho Allah (Qs. 2 : 207)
✓ Berdasarkan Qs. 3 : 110, sebagai khoiru ummah (manusia subjek) maka seorang
pemimpin haruslah orang yang selalu menyeru kepada yang ma'ruf, mencegah
dari perbuatan yang mungkar, dan senantiasa beriman kepada Allah.

16
D. Faktor Keteladanan

✓ Seorang calon pemimpin haruslah orang yang memiliki figur keteladanan dalam
dirinya, baik dalam hal ibadah, akhlaq, dsb.
✓ Berdasarkan Qs. 33 : 21, maka seorang pemimpin haruslah menjadikan Rasulullah
sebagai teladan bagi dirinya. Sehingga, meskipun tidak akan mencapai titik
kesempurnaan, paling tidak ia mampu menampilkan akhlaq yang baik layaknya
Rasulullah.
✓ Berdasarkan Qs. 68 : 4, maka seorang pemimpin haruslah memiliki akhlaq yang
mulia (akhlaqul karimah), sehingga dengannya mampu membawa perubahan dan
perbaikan dalam kehidupan sosial masyarakat.
✓ Faktor akhlaq adalah masalah paling mendasar dalam kepemimpinan. Walaupun
seorang pemimpin memiliki kecerdasan intelektual yang luar biasa, tetapi apabila
tidak dikontrol melalui akhlaq yang baik, maka ia justru akan membawa kerusakan
(fasada) dan kehancuran.

E. Faktor Manajerial (Management)

✓ Berdasarkan Qs. 61 : 4, maka seorang pemimpin haruslah memahami ilmu


manajerial (meskipun pada standar yang minim). Memahami manajemen
kepemimpinan, perencanaan, administrasi, distribusi keanggotaan, dsb.
✓ Seorang pemimpin harus mampu menciptakan keserasian, keselarasan, dan
kerapian manajerial lembaganya (tandhim), baik aturan-aturan yang bersifat
mengikat, kemampuan anggota, pencapaian hasil, serta parameterparameter
lainnya.
✓ Dengan kemampuan ini, maka akan tercipta tanasuq (keteraturan), tawazun
(keseimbangan), yang kesemuanya bermuara pada takamul (komprehensif)
secara keseluruhan.

17
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan

1. Kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat
tertentu seperti : kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan
(capability).

2. Kepemimpinan dalam Islam merupakan Sunnatullah / ketetapan Allah SWT, yang telah
menjadikan manusia sebagai pemimpin.

3. Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan
peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa
mengabdi dan beribadah kepada-Nya sebagaimana tercantum dalam surah Al-baqarah : 30
4. Sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah Sidiq (jujur), Tablig (menyampaikan), amanah
(dapat dipercaya), fatonah (cerdas).

5. Dalam memilih pemimpin harus memperhatikan kriteria dan faktorfaktor yang berpedoman
pada Al-Qur`an dan Hadits.

3.2 Saran
Bagi penyusun makalah selanjutnya sebaiknya mencari referensi buku yang lebih banyak
dan menampilkan lebih banyak contoh sehingga makalah lebih menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Ad-Dahduh, Salman Nashif. 2004. Buku Pintar Muslim. Solo : Pustaka Arafah.

Husein, Umar. 1998. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama

Qur`an Player (ProgramWawan S, 2005)

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung :
Penerbit Mizan.

Stogdill, Ralph M. 1974. Handbook of Leadership : A Survey of Theory and Research. New York : Free
Press.

Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta : Gema Insani Press.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 2. Bandung : PT
IMTIMA.

Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

18
19

Anda mungkin juga menyukai