MILENIAL
Kode : K
Disusun Oleh :
Safitri
CABANG LANGKAT
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’aatnya di
akhir nanti.
Penulis mengucap kan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan
Sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Implementasi Kepemimpinan Rasulullah
Di Era Milenial”.
Penulis Tentunya Menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangannya. Untuk itu,
penulis mengharapkan krtik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi nantinya.
Demikian makalah saya ini, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
Safitri
i
DAFTAR ISI
B. Milenial ............................................................................................................ 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan telah berkembang sejalan dengan kemajuan peradaban
manusia sejak zaman para Nabi dan nenek moyang. Kerjasama antara manusia
berdasarkan unsur kepemimpinan sudah mulai diciptakan pada masa itu . Adanya
kepemimpinan dapat membantu para pemimpin dalam mengembangkan wawasan,
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan para anggota timnya. Selain itu
pemimpin juga dapat membentuk karakter anggota timnya menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Setiap anak cucu Adam yang dilahirkan kebumi telah memiliki fitrah
untuk menjadi seorang pemimpin (khalifah), baik itu menjadi pemimpin negara,
daerah, keluarga, hingga menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Dengan
demikian diharapkan setiap manusia mampu bertanggung jawab dalam
menjalankan tugasnya dengan baik seraya mengabdikan diri kepada Allah SWT.
Kepemimpinan juga merupakan suatu hal yang sangat penting didalam pendidikan
Islam, seorang pemimpin mejadi pemeran utama dalam mengembangkan mutu
serta prestasi di bidang pendidikan. Baik itu di madrasah, sekolah Islam, bahkan
pesantren sekalipun. Kemampuan seorang pemimpin di lembaga pendidikan Islam
dapat dilihat dari pencapaiannya dalam meraih prestasi, selain itu juga
kemampuannya untuk menerapkan sebagaimana kepemimpinan Rasulullah SAW
atau yang disebut dengan going back to basic Faishol (2020:39).
Penelitian mengenai kepemimpinan telah banyak dikaji oleh para
akademisi, seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Mashar yang
mengkaji mengenai Nilai-nilai Profetik dalam Kepemimpinan Modern pada
Manajemen Kerja yang mana aspek kepemimpinan memiliki kesan negatif seperti
kepemimpinan yang memiliki karakter otoriter dan ademokrtis. Selain itu terdapat
krisis keteladanan, lemahnya kinerja pemimpin, dan kurangnya efektifitas seorang
pemimpin, hal tersebut dapat terjadi karena karakter kepemimpinan yang
diterapkan tidak merujuk pada kepemimpinan pendidikan Islam Fauzi (2019:60).
Dengan hadirnya tulisan ini diharapkan dapat memberikan ilmu
pengetahuan yang mengkaji tentang karakteristik kepemimpinan yang telah di
1
terapkan oleh Rasulullah dan karakteristik kepemimpinan di era modern, dengan
demikian kita bias melihat apakah model kepemimpinan yang telah dicontohkan
Rasul masih tetap menjadi acuan dalam kepemimpinan era moderen khususnya
untuk kaum milenial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kepemimpinan?
2. Apa itu Era Milenial?
3. Bagaimana Kepemimpinan Rasululullah?
4. Bagaimana menerapkan Kepemimpinan Rasulullah di Era milenial?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa itu Kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui Apa itu Era Milenial.
3. Untuk mengetahui Bagaimana Kepemimpinan Rasululullah.
4. Untuk mengetahui Bagaimana menerapkan Kepemimpinan Rasulullah di
Era milenial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Robbins (2016 : 127) bahwa “Pemimpin (leader) adalah
seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dan memiliki otoritas manajerial.
Kepemimpinan (leadership) merupakan proses memimpin sebuah kelompok itu
dalam mencapai tujuannya. Kepemimpinan adalah apa yang dilakukan
pemimpin”.
Menurut Taryaman (2016 : 7) secara umum dapat dikatakan bahwa
“Kepemimpinan adalah suatu ilmu dan seni untuk mempengaruhi orang lain atau
sekelompok individu untuk saling bekerja sama, tidak saling menjatuhkan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi”.
Menurut Sutrisno (2014 : 213) “Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan
seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing,
memengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang
diharapkan”.
Menurut Vincent Gaspersz dan Mallapiseng mengemukakan bahwa
“Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang atau sekelompok orang (tim)
lain, menginspirasikan, memotivasi, dan mengarahkan aktivitas mereka untuk
mencapai sasaran dan tujuan”.
Berdasarkan pengertian Kepemimpinan Menurut para ahli diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa Kepemimpinan merupakan Proses kegiatan
seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan cara memimpin serta
mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dan tidak saling menjatuhkan satu
sama lain agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Kepemimpinan atau Leadership termasuk ilmu terapan atau applied
science dari ilmu-ilmu social sebab prinsip-prinsip dan rumusan-rumusannya
bermanfaat meningkatkan kesejahteraan manusia. Sebagai Langkah awal untuk
mempelajari dan memenuhi segala sesuatu berkaitan dengan aspek-aspek
kepemimpinan dan permasalahannya.
Oleh karena Kepemimpinan menyentuh berbagai segi kehidupan manusia,
seperti cara hidup kesempatan berkarya, bermasyarakat, dan bahkan bernegara,
3
kiranya usaha sadar untuk semakin mendalami berbagai segi kepemimpinan yang
efektif itu perlu dilakukan dan bahkan ditingkatkan terus menerus oleh para
ilmuan yang menekuni dan mengandrungi dengan tanpa henti-hentinya.
Mengumpulkan data dalam akumulasi teori-teori tentang kepemimpinan.
Jadi dengan kepemimpinan, dapat membantu para pemimpin dalam
mengembangkan wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan para
anggota timnya. Selain itu pemimpin juga dapat membentuk karakter anggota
timnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
a. Otoriter
4
Pemimpin mungkin akan kesulitan dalam mengambil keputusan karena
banyaknya gagasan yang harus dipertimbangkan.
c. Delegatif
d. Transformasional
Pemimpin yang mengadaptasi gaya leadership ini sangat
bersemangat untuk melakukan perubahan di dalam kelompoknya. Oleh
karena itu, mereka umumnya memiliki sifat yang enerjik, cerdas, dan
konsisten dalam memberikan semangat kepada setiap anggota timnya.
Namun, hal ini harus diimbangi dengan umpan balik yang konsisten serta
komunikasi secara terus menerus untuk mewujudkan perubahan yang
diinginkan seluruh karyawan.
e. Transaksional
5
Penerapan sistem reward and punishment tersebut sebenarnya akan
memberikan motivasi lebih kepada karyawan saat bekerja. Sayangnya, hal
ini hanya berorientasi pada tujuan jangka pendek saja LPM (2023:2).
B. Milenial
a. Pengertian Milenial
Istilah milenial pertama kali hadir diketahui dari seorang penulis
bernama William Strauss dan Neil Howe. keduanya dianggap sebagai
pencipta dari istilah milenial pada tahun 1987. Ketika istilah tersebut
pertama kali muncul, anak-anak yang lahir pada tahun 1987 mulai masuk
pra sekolah dan media-media mulai menyebut kelompok anak tersebut
terhubung ke dalam istilah millennium Wiliam Strauss (2000;30).
Milenial atau sering disebut generasi Y adalah sekelompok orang
yang lahir setelah generasi X. Mereka lahir pada kisaran 1980 hingga
2000-an. Riset yang dilakukan oleh lembaga Alvara Research Center
mengatakan generasi milenial menyimpan potensi besar untuk bisnis.
b. Fakta-fakta tentang generasi milenial
1. Istilah Milenial diciptakan Tahun 1991
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa istilah milenial
pertama kali diciptakan oleh Neil Howe dan William Strauss yang
penelitiannya terkait milenial pun menjadi acuan untuk banyak
penelitian. Keduanya menciptakan istilah milenial tersebut pada tahun
1991 untuk menyebut kelompok yang lahir pada sekitar tahun 1982
hingga 2004 dalam bukunya yang berjudul Generations.
2. Kebanyakan dari Milenial menghabiskan 85 persen waktunya untuk
menggunakan gadget
Generasi milenial disebut sebagai generasi yang pertama kali
berkenalan atau mengenal teknologi. Mulai dari televisi, radio maupun
teknologi lainnya. Oleh karena itu, generasi milenial cenderung
menghabiskan kebanyakan waktunya dengan menggunakan gadget,
seperti ponsel pintar dan lain sebagainya.
3. Meraih pendapatan yang lebih kecil dibandingkan baby boomer.
6
Fakta lain dari generasi milenial ialah mengenai pekerjaannya. Baby
boomers yaitu orang tua dari generasi milenial cenderung memiliki
pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi milenial.
Studi lain yang dilakukan oleh Young Invicible menunjukkan bahwa
generasi milenial dapat menghasilkan gaji atau memperoleh
pendapatan sebesar 20 persen lebih sedikit daripada orang tua mereka
yang termasuk dalam generasi baby boomers.
4. Gemar Melakukan pengembangan diri
Fakta keempat dari generasi milenial, ialah menyukai
pengembangan diri . Generasi milenial cenderung tertarik dalam hal
pengembangan diri. Hal tersebut terbukti dengan sebuah studi yang
dilakukan pada tahun 2015.
Studi tersebut menunjukan bahwa sebanyak 95 persen generasi
milenial memiliki resolusi untuk tahun baru serta melaksanakan proses
pengembangan diri, agar ia mampu menjadi pribadi yang lebih baik
dari sebelumnya.
5. Memiliki Pendidikan tinggi dibandingkan generasi sebelumnya
Dibandingkan generasi sebelumnya, generasi milenial memiliki
pendidikan yang lebih tinggi. Sekitar 40 persen dari generasi milenial,
diketahui memiliki tingkat pendidikan serta gelar sarjana lebih tinggi,
apabila dibandingkan dengan gen x yang saat itu memiliki usia yang
sama dengan generasi milenial.
6. Memiliki Sifat egois atau Self centered.
Generasi milenial memiliki sisi positif serta sisi negatifnya. Salah
satu sisi negatif yang dimiliki oleh generasi milenial ialah memiliki
sifat egois. Hal tersebut didukung dengan temuan dari penelitian yang
dilakukan pada tahun 2016.
7
generasi narsis, sesuai dengan karakteristik yang sempat disebutkan
oleh Howe dan Strauss.
7. Memiliki sisi positif yaitu peduli dengan lingkungan
Selain memiliki sisi negatif, generasi milenial tentu memiliki sisi
positif. Salah satunya ialah peduli terhadap lingkungan. Hal tersebut
dijelaskan pada sebuah penelitian dengan skala besar yang melibatkan
lebih dari 20 ribu responden dari generasi milenial yang berasal dari
181 negara.
Dari penelitian besar tersebut, ditemukan bahwa generasi milenial
menunjukkan perhatiannya pada lingkungan sekitar. Contohnya seperti
efek global warming, perubahan iklim hingga isu-isu terkait gender
bahkan kaum minoritas.
8. Memiliki hobi beramal
Fakta kedelapan ini ditunjukkan melalui sebuah survei yang
melibatkan generasi milenial. Dalam survei tersebut, ditemukan bahwa
84 persen dari generasi milenial, selalu memberikan sumbangan
maupun amal tahunan. Semantara itu, 70 persen dari generasi milenial
bahkan rela menyumbangkan waktu maupun bakat demi tujuan sosial,
seperti menunjukan kepedulian pada lingkungan, menjadi volunteer
untuk mengajar anak yang kurang mampu dan lain sebagainya.
9. Generasi Milenial gemar membaca buku
Sebagai generasi yang memiliki pendidikan lebih tinggi
dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi milenial adalah
kelompok yang suka membaca buku. Meskipun banyak waktunya
digunakan untuk bermain gadget, akan tetapi generasi milenial ini
pintar membagi waktu, agar mereka tetap bisa membaca buku.
Pada tahun 2016 sendiri, kebanyakan dari generasi milenial telah
membaca lima buku setidaknya dalam satu tahun. Selain itu, generasi
milenial adalah kelompok yang sering mengunjungi perpustakaan
umum dibandingkan dengan generasi lain.
8
Meskipun memiliki hubungan erat dengan gawai dan teknologi
canggih, akan tetapi generasi milenial rupanya lebih suka membaca
buku cetak dibandingkan buku online Arum Rifda (2022 : 2).
9
wawasan yang luas dan mendalam. Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja
pemimpin tersebut. Sifat fatanah bukan hanya ditujukan kepada seorang
pemimpin, akan tetapi seluruh umat manusia hendaklah memiliki
kecerdasan serta kebijaksanaan dan menggunakan intelektualitas dengan
tepat, Irwan Misbach (2017:33).
4. Shiddiq (jujur dan benar). kejujuran merupakan keselarasan ucapan
dengan fakta yang terjadi, dengan demikian seorang pemimpin dalam
penyampaiannya yang benar dan jujur akan selalu mendapatkan
kepercayaan dari bawahannya, Tiara Mirela (2021:62).
10
prisnsip, apa yang kita anggap benar yg sesuai dengan aturannya harus kita
yakini bahwa itu memang benar, jangan mudah terpengaruh oleh orang
lain, karna itu perbanyak membaca, literasi itu sangat penting, perdalam
ilmu agama, dan sangat penting perdalam ajaran Al-Qur’an dan Hadist,
dengan kita mempelajarinya kita tidak mudah terkecoh oleh orang lain,
karna kita sudah mempunyai referensi untuk mempertahankan sebuah
kebenaran tersebut.
Selanjutnya sebagai pemimpin Terhadap orang banyak, sebagaai
Masyaraat yang berpendidikan dan menekuni dunia pendidikan, kita dapat
mempersiapkan menjadi diri menjadi seorang pemimpin.
Seorang pemimpin di lembaga pendidikan sebaiknya memiliki beberapa
karakter yang baik, karena mereka akan membawa suatu lembaga pendidikan
untuk berkembang sesuai dengan perubahan zaman, Nurul Faiqoh (2020:26).
Sehingga terdapat beberapa karakteristik kepemimpinan di era modern, antara
lain, Muhammad Arsyam (2020:4):
1. Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Masyarakat. Hubungan yang terjalin
antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangat signifikan. Karena
suatu lembaga pendidikan pasti berdiri di tengah pemukiman penduduk.
2. Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Karakter. Karakter biasanya
dikaitkan dengan memberi contoh, menciptakan lingkungan, dan
pembiasaan atas suatu hal. Oleh karenanya, segala sesuatu yang
didengar, dirasakan, dilihat, dan kemudian diterapkan oleh anggota di
suatu lembaga pendidikan dapat mempengaruhi karakter, kepribadian
dan budaya organisasi.
3. Kecerdasan Emosional dalam Pengendalian Konflik. Seorang pemimpin
harus memiliki keahlian untuk memahami dan mengendalikan emosi,
baik emosinya sendiri maupun emosi orang lain. Salah satu tujuan
pengendalian emosi adalah agar dapat membangun hubungan positif
dengan orang lain. Pengendalian konflik dengan mengupayakan
kecerdasan emosional bukanlah bakat yang dimiliki seseorang untuk
menjadi modal sebagai seorang pemimpin, melainkan keterampilan yang
harus dibangun secara terus menerus dan konsisten, karena untuk selalu
11
membangun hubungan yang positif dengan orang lain, seorang pemimpin
harus memiliki keahlian memahami dan mengendalikan emosi, baik
emosinya sendiri maupun emosi orang lain, Faiqoh (2020:26)
4. Menjadi sosok pemimpin yang baik harus mampu menguasai seluruh
aspek pada setiap anggotanya, memahami bawahannya walaupun
terdapat perbedaan suku, ras, bahkan berbeda dalam segi kepercayaan
yang dianutnya. Hal ini sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah pada
saat melakukan hijrah ke Madinah, Rasul menghadapi masyarakat
heterogen yang mana menjadi tantangan tersendiri untuk menyebarkan
ajaran Islam ketika itu, Mubasyaroh (2018:95).
Berdasarkan pemaparan diatas, Rasulullah SAW sudah sangat
pantas disebut sebagai pemimpin yang baik bagi manusia di seluruh
dunia karena Rasulullah memiliki karakteristik sesuai dengan komponen
kepemimpinan transformasional. Selain itu, Rasulullah juga memiliki
sifat personal yang dapat dikategorikan dalam sifat yang harus dimiliki
seorang pemimpin berdasarkan komponen kepemimpinan
transformasional.
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Penjamin Mutu. 5 Jenis Gaya Kepemimpinan & Skill Yang harus
dikuasai , https://lpm.uma.ac.id/5-jenis-gaya-kepemimpinan-skill-wajib-
yang-harus-dikuasai/ diakses pada tanggal 21 september 2023
14
Sutrisno. (2014). Determinan Komitmen dan kinerja Karyawan. Yogyakarta: Cv.
Budi Utama.
15