KEPENDIDIKAN ISLAM
REVISI MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ MANAJEMEN KEPEMIMPINAN & KEPENDIDIKAN ISLAM “
Dosen Pengampu
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Muhammad Syarifuddin 17160107
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo’a dan
memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh
di sisi Allah SWT. Amin.
Akhirnya kami tetap berharap semoga tugas makalah ini menjadi butir-butir
amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca.
Amin.
(Muhammad Syarifuddin)
ii
DAFTAR ISI
II. PEMBAHASAN
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN KEPENDIDIKAN ISLAM
- Pengertian Kepemimpinan ……….........……………………...…………… 3
- Tipe-Tipe Kepemimpinan …….……………………..…………………… 5
- Prinsip Dasar Pemimpin …….……………………..……………..……… 7
- Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam 11
pendidikan Islam ………..……………………….……………………….
iii
BAB I
PANDAHULUAN
Dalam hal pendahuluan kita fokuskan dulu pada kepemimpinan secara umum
(Global), karena model-model kepemimpinan adalah sebuah anak cabang dari teori
kepemimpinan itu sendiri. Menurut Sarros dan Butchatsky (1996),kepemimpinan dapat
didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktifitas
anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan
manfaat individu danorganisasi. Berdasarkan definisi diatas kepemimpinan memiliki
beberapa implikasi,antara lain:
❖ Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para karyawan atau
bawahan, para karyawan atau bawahan harus memilikikemauan untuk menerima
arahan dari pemimpin.
❖ Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaannya mampu
menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Kekuasaan itu
dapat bersumber dari: Hadiah, hukuman,otoritas dan charisma.
❖ Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggungjawab
yang tulus, pengetahuan, keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan, kepercayaan
pada diri sendiri dan orang lain dalammembangun organisasi.Kepemimpinan sering
disamakan dengan managemen, kedua konsep tersebut berbeda. Perbedaan antara
pemimpin dan manager dinyatakan secara jelasoleh Bennis dan Nannus (1995).
Pemimpin berfokus pada mengerjakan yang benar, sedangkan manager memusatkan
perhatian pada mengerjakan secara tepat.
Dalam sebuah pendidikan tentunya diperlukan adanya sebuah pemimpin dalam
menghandel dan bertanggungjawab atas tugas yang diberikan pada anggota pendidikan.
Terutama dalam pendidikan islam adanya pemimpin diperlukan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang sesungguhnya terutanma dalam membentuk ahklak dan kebaikan guna
menjaga muka bumi yang diamahkan kepada manusia. Pemimpin sendiri dianggap
penting bagi umat Islam karena memang tugas manusia sebagai penjaga dan pemimpin
dunia. Dengan demikian perlu kita pahami apa itu pemimpin terutama dalam sebuah
lembaga pendidikan untuk pencapaian yang diinginkan.
1
2
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Kepemimpinan
Ada baiknya apabila kita awali pemahaman kita mengenai kepemimpinan ini
dengan mengeksplorasi ulang secara singkat pengertian, perbedaan, dan saling hubungan
antara pemimpin dan manajer, serta antara kepemimpinan dan manajemen.
1
Nanang Fattah, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996) hal. 88.
3
4
in a way that creates images and expetations about the direction a bussiness should
take. Leaders influence changes in the way people think about what is desireable,
prosible or necessary”; sedangkan managers ,on the other hand tend to viewwork as a
means of achieving goals based on the action taken by workers”.
Pernyataan ini mengandung makna bahwa kepemimpinan terdiri dari dua hal yakni
proses dan properti. Proses darikepemimpinan adalah penggunaan pengaruh secara tidak
memaksa, untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan dari para anggota yang
diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi. Properti dimaksudkan, bahwa
kepemimpinan memiliki sekelompok kualitas dan atau karakteristik dari atribut-atribut
yangdirasakan serta mampu mempengaruhi keberhasilan pegawai. Secara praktis,
kepemimpinan dirumuskan sebagai suatu seni memobilisasi orang-orang lain (bawahan
dan pihak lain) pada suatu upaya untuk mencapaiaspirasi dan tujuan organisasi.
B. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses
kepemimpinannya terjadi adanya suatu perbedaan antara pemimpin yang satu dengan
yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa
pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi6, yaitu :
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini,
segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk
itu dilakukan secara lisan ataulangsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang
bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi
baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya
bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-
peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis
menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan
kelompoknya berusaha bertanggungjawab tentang terlaksananya tujuan bersama.
Agar setiap anggota turut bertanggungjawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam
segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap
anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini
dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin
dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah
seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6
2
Maman Ukas, Konsep Pemimpin,(Bandung : Ossa Promo, 1999,) hal. 261-262.
3
Ibid, hal. 262-263.
7
Dalam pandangan Islam seorang pemimpin harus mempunyai beberapa sifat yang
ada dalam ketauladan pada Nabi kita Muhammad SAW, seorang pemimpin yang muslim
dan mu’min harus mempunyai 4 (empat) sifat utama kekuatan akhlaq Rasul dan Nabi
kita Muhammad SAW yaitu : 1) Siddiq, 2) Tabligh, 3) Amanah dan 4) Fathonah.
1. Siddiq
Seorang pemimpin dalam Islam harus mempunyai sifat Siddiq yang berarti jujur,
mempunyai integritas yang tinggi dan selalu berusaha untuk tidak berbuat suatu
kesalahan yang dapat menghilangkan rasa kepercayaan ummat atau kaumnya
terhadapnya.
2. Tabligh
Pemimpin harus selalu menyampaikan tentang kebenaran yang seharusnya
disampaikan kepada orang yang dipimpinnya. Dia harus komunikatif dan tidak boleh
menyembunyikan hal-hal yang seharusnya disampikan.
3. Amanah
Berarti dapat dipercaya. Dapat dipercaya dalam setiap perkataan atau pun dalam
setiap perbuatannya. Pemimpin yang baik dalam Islam harus selalu ‘Istiqomah dalam
mengemban amanahnya’.
4. Fathonah
Berarti cerdas, mempunyai pengetahuan/intelektual yang tinggi dan selalu bersikap
professional dalam menghadapi setiap masalah.
berikut; pertama, hikmah, ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
nasehat yang baik lagi bijaksana (QS. al-Nahl:125). Kedua, diskusi, jika ada perbedaan
dan ketidaksamaan pandangan, maka seorang pemimpin menyelesaikan dengan diskusi
dan bertukar pikiran (QS. al-Nahl:125)
ۡ َ ظ ِۃ ۡال َح
َ ک ِب ۡال ِح ۡک َم ِۃ َو ۡال َم ۡو ِع
ع ۡن َ ک ہ َُو ا َ ۡعلَ ُم ِب َم ۡن
َ ض َّل َ ِ سنَ ِۃ َو َجادِل ُہ ۡم ِبالَّتِ ۡی ہ
َ ی اَ ۡح
َ َّسنُ ؕ ا َِّن َرب َ س ِب ۡی ِل َر ِب َ ع اِلی ُ ا ُ ۡد
َس ِب ۡی ِلہ َو ہ َُو ا َ ۡعلَ ُم ِب ۡال ُمہۡ ت َ ِد ۡین
َ
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Hikmah: ialah Perkataan yang tegas
dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
Dia banyak menyebut Allah".
Pepatah mengatakan, satu ketauladanan yang baik lebih utama dari seribu satu
nasehat. Memang kesan dari sebuah keteladanan lebih melekat dan membekas dibanding
hanya sekedar nasehat seorang pemimpin.
Keempat, musyawwarah, adalah suatu bentuk pelibatan seluruh komponen
masyarakat secara proporsional dalam keikutsertaan dalam pengambilan sebuah
keputusan atau kebijaksanaan (QS. Ali Imran:159)
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya".
9
Dengan musyawwarah, maka tidak ada suatu permasalahan yang tak dapat
diselesaikan. Tentu dengan prinsip-prinsip bilhikmah wamauidhatil khasanah yang harus
dipegang teguh oleh setiap komponen pemerintah atau imamah.
Kelima, adl, tidak memihak pada salah satu pihak. Pemimpin yang berdiri pada
semua kelompok dan golongan, (QS.al-Nisa’:58)
ش َہدَآ َء ِ ہّللِ َو لَ ۡو َعلی اَ ۡنفُ ِس ُک ۡم ا َ ِو ۡال َوا ِلدَ ۡی ِن َو ۡاۡلَ ۡق َر ِب ۡینَ ۚ ا ِۡن یَّ ُک ۡن َغنِیًّا اَ ۡو
ُ یا َیُّ َہا الَّ ِذ ۡینَ ا َمنُ ۡوا ُک ۡونُ ۡوا قَ ہو ِم ۡینَ بِ ۡال ِق ۡس ِط
َّللاَ کَانَ بِ َما ت َعۡ َملُ ۡونَ َخبِ ۡیرا اّللُ اَ ۡولی بِ ِہ َما فَ ََل تَتَّ ِبعُوا ۡال َہوی اَ ۡن ت َعۡ ِدلُ ۡوا ۚ َو ا ِۡن ت َۡلوا ا َ ۡو تُعۡ ِرض ُۡوا فَا َِّن ہ فَ ِق ۡیرا فَ ہ
ُشنَـَٔانُ قَو ٍم َعلَ ٓى أ َ َّۡل تَع ِدلُوا ٱع ِدلُوا ه َُو أَق َرب ُ ِٓیَأَیُّ َها ٱلَّذِینَ َءا َمنُوا ُكونُوا قَ َّو ِمینَ ِ َّّلل
َ ش َهدَآ َء بِٱل ِقس ِط َو َۡل یَج ِر َمنَّ ُكم
َیر ِب َما ت َع َملُون ٌ ًۢ ِللتَّق َوى َوٱتَّقُوا ٱ َّّللَ ِإ َّن ٱ َّّللَ َخ ِب
10
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
Dia banyak menyebut Allah".
Yang terjadi justru sebaliknya, Umar bin Khattab lebih menampakkan diri sebagai
sosok yang low profil high produc. Tak salah kiranya bila banyak rakyatnya dan pejabat
negara lain yang terkecoh dengan penampilan fisiknya dan tak mengira bahwa yang
berdiri dihadapannya adalah seorang khalifah yang disegani dan dicintai rakyatnya.
Dua sosok pemimpin penerus Rasulallah yang berbeda karakter tersebut, disaat
sama-sama diberi amanah untuk memimpin umat dan mengelola roda pemerintahan yang
tampak adalah sosok pemimpin yang banyak dipengaruhi dan diwarnai oleh nilai-nilai
al-Qur’an dan al-Hadits. Tidak sebagai pemimpin yang dipengaruhi dan dikuasai oleh
karakter pribadi dan hawa nafsu.
Kedelapan, sinergis membangun kebersamaan. Mengoptimalkan sumber daya
insani yang ada. Hebatnya Rasulullah salah satunya adalah kemampuan beliau dalam
mensinergikan dan membangun kekuatan dan potensi yang dimiliki umatnya. Para
sahabat dioptimalkan keberadaannya. Keberbedaan potensi yang dimiliki sahabat dan
umat dikembangkan sedemikian rupa, sehingga menjadi pribadi-pribadi yang tangguh
baik mental maupun spritualnya.
Berbagai misi kenegaraan dipercayakan Rasulallah kepada para sahabatnya seperti
misi ke Habasyah, Yaman, Persia dan Rumawi. Muncullah sosok-sosok sahabat seperti
Abu Dzar Al-Ghifari, Mu’adz bin Jabal, Salman al-Farisi dan Amr bin Ash. Dalam usia
yang relatif muda, mereka sudah memimpin berbagai ekspedisi kenegaraan dan berbagai
pertempuran penting.(Mukhlis 2016)
4
Atabik Ali, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998), Cet. 9, hal.
214
12
5
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993),
hal.322
6
Bramastyo Dhieka Anugerah, Kriteria Pemimpin Dalam Islam, hal. 11
13
7
Nanag Fattah,Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996) hal. 102..
8
Ibid
14
9
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Remaja Rosda Karya,1987) hal.
38-39.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pemimpin hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuanuntuk
memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya denganmenggunakan
kekuasaan. Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menunutun,
menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan
selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan tertentu.
2. Menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-
tipe kepemimpinan menjadi6, yaitu :Tipe kepemimpinan pribadi, Tipe kepemimpinan
non pribadi, Tipe kepemimpinan otoriter, Tipe kepemimpinan demokratis, Tipe
kepemimpinan paternalistis, Tipe kepemimpinan menurut bakat. Sedangkan dalam
pandangan Islam seorang pemimpin harus mempunyai beberapa sifat yang ada dalam
ketauladan pada Nabi kita Muhammad SAW, seorang pemimpin yang muslim dan
mu’min harus mempunyai 4 (empat) sifat utama kekuatan akhlaq Rasul dan Nabi kita
Muhammad SAW yaitu : 1) Siddiq, 2) Tabligh, 3) Amanah dan 4) Fathonah.
3. Pada sebuah lembaga sekolah pemimpin diduduki oleh kepala sekolah yang
bertanggung jawab serta membimbing dalam sebuah lembaga pendidikan. Dalam
kaitanya kepemimpinan islam seorang kepala sekolahn bukan hanya mampu
memimimpin namun wajib memiliki criteria kepemimpinan dalam prespektif islam
yakni melaksanakan tanggung jawabnya dengan benar sebagaimana sikap amanah
dalam mengemban kepemimpinanya. Bertanggung jawab dalam segala hal yang
diperbuat maupun diperbuat bawahanya, serta melaksanakan tugasnya dengan
menganut syariat-syariat Islam.
B. Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri.
Jika saja lembaga sekolah memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi
luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin,
pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya
adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita
15
16
tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat
pula yang dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA
17