MANAJEMEN PENDIDIKAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaannirrahiim..
Segala puji bagi Allah subhanahu wata`ala, Tuhan semesta alam yang telah melim
pahkannikmat dan karunia yang luar biasa dan tak dapat dihitung jumlahnya, dan Tuhan
semesta alam yang telah menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad shallaahu `alaihi
wassallam sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi umat manusia. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad shallaahu `alaihi wassallam
yang telah membimbing manusia dan mengajarkan Alquraan sehingga dapat membawa
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan cahaya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kesalahan, sehingga masukan dan saran, serta kritik yang bersifat membangun senantiasa
diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca terkait Manajemen Kepemimpinan
Pendidikan, serta mendapatkan ridha Allah subhanahu wata`ala.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A...Kesimpulan ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kepemimpinan pendidikan ?
2. Apa fungsi dan tipe kepemimpinan pendidikan ?
3. Apa syarat – syarat kepemimpinan pendidikan ?
4. Bagaimana keterampilan yang harus dimiliki pemimpin ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kepemimpinan pendidikan
2. Untuk mengetahui fungsi dan tipe kepemimpinan pendidikan
3. Untuk mengetahui syarat – syarat kepemimpinan pendidikan
4. Untuk mengetahui keterampilan yang harus dimili pemimpin
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Baharudin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori dan Praktik, (Jogjakarta:AR-RUZZ
MEDIA,2012), h.48
6
bagian berikut ini akan dikemukakan beberapa defenisi dan beberapa pendapat dan
analisis terhadap defenisi-defenisi para ahli tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Thoha (2012:32), secara sederhana kepemimpinan diartikan sebagai
pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan.
b. Menurut Anwar (2013:91), kepemimpinan merupakan usaha yang dilakukan
oleh seseorang dengan segenap kemampuan untuk memengaruhi, mendorong,
mengarahkan, dan menggerakkan orang – orang yang dipimpinnya supaya
mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam
mencapai tujuan – tujuan terterntu.
c. Menurut Dubrin (2005:4) kepemimpinan adalah Upaya atau cara emengaruhi
orang dengan petunjuk atau perintah (komunikasi) yang menyebabkan orang
lain merespon atau bertindak dan menimbulkan perubahan positif untuk
mencapai tujuan.
B. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah:
1. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerja sama dengan penuh
rasa kebebasan.
2. Pemimpin ikut serta dalam memberikan ransangan dan bantuan kepada anggota.
3. Pemimpin membantu kelompok tentang apa tindakan yang akan diambil
selanjutnya.
4. Pemimpin bertanggung jawab dalam pengembangan anggota.
5. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama.
Menurut Rivai & Mulyadi (2003: 34) secara operasional fungsi pemimpin
pendidikan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu:
1. Fungsi Instruksi, Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan
di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan dengan efektif.
2. Fungsi Konsultasi, Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Konsultasi itu
dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback) untuk
memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dan dilaksanakan.
3. Fungsi Partisipasi, Dalam hal ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang
yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
7
melaksanakannya. Partisipasi dalam hal ini akan dilakukan secara terkendali dan
terarah berupa kerja sama dan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok
orang lain.
4. Fungsi Delegasi, Dilaksanakan dengan memberi pelimpahan wewenang dalam
membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan mapupun tanpa
persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini pada dasarnya berarti kepercayaan.
5. Fungsi Pengendalian, Fungsi ini bermaksud bahwa kepemimpinan yang
sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal.
C. Tipe – Tipe Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan yang efektif dan efisien akan terwujud apabila dijalankan
berdasarkan fungsi dan tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin harus
berusaha menjadi bagian dari situasi kelompok atau organisasi yang dipimpinnya
(Northouse, 2018). Dalam mewujudkan tujuan dan fungsi kepemimpinan secara
internal maka akan berlangsung suatu aktifitas kepemimpinan dan aktifitas tersebut
akan dipilah-pilah maka akan terlihat secara jelas kepemimpinan dengan pola masing-
masing. Pemimpin sebagai mahluk Tuhan yang mempunyai karakter yang berbeda-
beda dapat menentukan jalannya sendiri.
Organisasi yang dipimpinnya dapat digotongkan da1am berbagai tipe atau bentuk
yang dikemukakan oleh beberapa pendapat dari para ahli sebagai berikut :
1. Tipe Otoritas (Autocrat)
Otokrat berasal dari perkataan "utus" (sendiri) dan "kratos" (kekuasaan) jadi
otokrat berarti penguasaan obsolut. Kepemimpinan otoritas berdasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan yang mutlak yang harus dipatuhi (Siagian, 2007). Dimana
setiap perintah dan kebijakan yang ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan
bawahannya dan harus dilakukan. Seorang pemimpin yang autokratik adalah
seorang yang sangat egois, egoisme yang sangat besar akan mendorongnya
memutarbalikan kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai dengan keinginannya
apa yang secara subjektif diinterprestasikan sebagai kenyataan. Menurut Terry,
pemimpin yang bertipe otoriter biasanya bekerja secara sungguhsungguh, teliti
dan cermat. Dimana pemimpin bekerja menurut peraturan kebijakan yang berlaku,
meskipun sedikit kaku dan segala intruksinya harus dipatuhi oleh para bawahan
8
(Siswanto dan Hamid. Dalam Mattayang, 2019). Para bawahan tidak berhak untuk
mengomentari apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin karena pemimpin
menganggap bahwa dialah yang bertindak sebagai pengemudi yang akan
bertanggung jawab atas segala kompleksitas organisasi. Berdasarkan nilai-nilai
demikian, seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan berbagai sikap yang
menonjolkan "kekuasaan" antara lain:
a. Kencenderungan dalam memperlakukan para bawahan sama dengan alat-
alat lain dalam organisasi atau instansi lain.
b. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa
mengkaitkan pelaksana tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para
bawahan.
c. Pengabaian peran bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Tipe Peternalistik
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam
kehidupan organisasi dapat diwarnai oleh harapan para pengikutnya. Harapan itu
pada umumnya terwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan
sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layaknya dijadikan sebagai tempat
bertanya dan untuk memperoleh petunjuk. Ditinjau dari segi nilai organisasi yang
dianut biasanya seorang pemimpin yang peternalistik mengutamakan nilai
kebersamaan, dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang
peternalistik kepentingan bersama dan perlakuan terlihat sangat menonjol. Artinya
seorang pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk memperlakukan semua
orang yang terdapat dalam organisasi seadil dan serata mungkin.
3. Tipe Kharismatik
Tipe kepemimpinan yang kharismatik ini pada dasarnya merupakan tipe
kepemimpinan yang didasarkan pada kharisma seseorang. Biasanya kharisma
seseorang itu dapat mempengaruhi orang lain. Dengan kharisma yang dimiliki
seseorang, orang tersebut akan mampu mengarahkan bawahannya. Seorang
pemimpin yang karismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang
sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan
para pengikutnya. Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seorang pemimpin
yang di kagumi oleh orang banyak pengikut tersebut tidak selalu menjelaskan
secara kongkrit mengapa tipe pemimpin yang kharismatik sangat dikagumi. Orang
9
cenderung mengatakan bahwa orangorang tertentu yang memiliki "kekuatan
ajaib" dan menjadikan orang-orang tertentu di pandang sebagai pemimpin
kharismatik. Dalam anggota organisasi atau instansi yang di pimpin oleh orang
kharismatik, tidak mempersoalkan nilai-nilai yang dianut, sikap perilaku dan gaya
yang digunakan oleh pemimpin yang kharismatik mengunakan otokratik para
bawahan tetap mengikuti dan tetap setia pada seorang pemimpin yang kharismatik.
4. Tipe Kepemimpinan
Demokratis Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasihat dan
sugesti bawahan. Seorang pemimpin yang berdemokratis dihormati dan disegani
bukan ditakuti karena perilaku pemimpin demokratis dalam kehidupan
organisasional mendorong pada bawahannya menumbuh kembangkan daya
inovasi dan kreativitasnya.
Dengan sungguh-sungguh pemimpin demokratis mendengarkan pendapat,
saran bahkan kritik dari orang lain, terutama dari bawahannya. Tipe
kepemimpinan demokratis merupakan faktor manusia sebagai faktor utama yang
terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi. Tipe demokrasi ini lebih
menunjukan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat serta perilaku
menunjukan dan mengembangkan organisasi atau kelompok. Seorang pemimpin
mengikut sertakan seluruh anggota kelompok dalam mengambil keputusan.
Pemimpin perusahaan yang bersifat demikian akan selalu menghargai pendapat
atau kreasi bawahannya. Pemimpin memberikan sebagian para bawahannya turut
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program yang akan dicapai.
5. Tipe Militeristis
Tipe kepemimpinan yang biasa memakai cara yang lazim digunakan dalam
kemiliteran. Pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Dalam mengerakan bawahan lebih sering mempergunakan system perintah.
b. Dalam mengerakan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya.
c. Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan.
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
10
e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
6. Tipe Laissez Faire (laissez-faire style of leadership)
Pada tipe “laissez faire” ini, pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-
luasnya kepada setiap anggota staf di dalam tata prosedur dan apa yang akan
dikerjakan untuk pelaksanaan tugas-tugas jabatan mereka. Mereka mengambil
keputusan dengan siapa ia hendak bekerjasama. Dalam penetapannya menjadi hak
sepenuhnya dari anggota kelompok atau staf lembaga pendidikan itu.
Pemimpin ingin turun tangan bilamana diminta oleh staf, apabila mereka
meminta pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang bersifat teknis, maka
barulah ia mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi apa yang dikatakannya
sama sekali tidak mengikat anggota. Mereka boleh menerima atau mengolah
pendapat tersebut.
Apabila hal ini kita jumpai disekolah, maka dalam hal ini bila akan
menyelenggrakan rapat guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak pimpinan
(Kepala Sekolah), tetapi bisa dilakukan tanpa acara. Rapat bisa dilakukan selagi
anggota/guru-guru dalam sekolah tersebut menghendakinya2.
D. Syarat-syarat Kepemimpinan Pendidikan
Ada beberapa syarat untuk menjadi pemimpin pendidikan yaitu :
1. Rendah hati dan sederhana.
2. Jujur adil dan dapat dipercaya.
3. Tahan terhadap kritik dan mampu mengendalikan emosi.
4. Memiliki keahlian dan skill yang sesuai dengan kemampuannya.
1) Seorang pemimipin harus memiliki kepribadian yang baik dan terpuji, antara lain :
periang, ramah, pemberani, memiliki integritas, jujur, percaya diri, adil, amanah.
2) Paham dan menguasai tujuan yang hendak dicapai dan mampu
mengkomunikasikan kepada anggota/ bawahan dan seluruh stake holders.
2
Marlina, L. 2013. Tipe-Tipe Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan. Jurnal Ta’dib Vol. XVIII, No. 02
11
3) Memiliki wawasan yang luas dibidang tugasnya dan bidang-bidang lainnya yang
relevan
4) Berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip umum kependidikan yaitu: konstruktif,
kooperatif, kreatif, pastirsipatif, pendelegasian yang baik dan proporsional,
memahami dan menerapkan prinsip pancasila yang dikembangkan Ki Hajar
Dewantara.
E. Keterampilan yang harus dimiliki pemimpin
1) Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin harus mampu menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki
keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang
baik. Untuk hal itu antara lain ia harus menguasai bagaimana menyusun rencana
(planning) bersama secara berkelompok, mengajak anggota berpartisipasi,
memberi bantuan kepada anggota kelompok, memupuk “moral” kelompok,
bersama-sama dalam hal membuat keputusan, menghindarkan “working on the
group” dan “working for the group” dan mengembangkan “working with within
the group”, membagi dan menyerahkan tanggung jawab, dan sebagainya.Untuk
memperoleh keterampilan diatas perlu pengalaman, dan karena itu pemimpin
harus benar-benar banyak bergaul, bekerja sama, dan berkomunikasi dengan orang
yang dipimpinnya. Yang menjadi point of view adalah jangan sekedar tahu, tetapi
harus dapat melaksanakan serta melakukan eksekusi yang jitu dan pas demi
kemaslahatan pendidikan.
2) Keterampilan dalam hubungan insani (sesama manusia)
Hubungan insani merupakan hubungan antar sesama manusia.Ada dua macam
hubungan yang biasa kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari yaitu (1) hubungan
fungsional atau hubungan formal, yaitu hubungan yang dikarena tugas resmi atau
pekerjaan resmi (2) hubungan pribadi atau hubungan informal atau hubungan
personal, adalah hubungan yang tidak didasarkan atau tugas resmi atau pekerjaan,
akan tetapi lebih bersifat kekeluargaan dan kekerabatan.Yang menjadi point of
view dalam hubungan ini adalah apakah itu hubungan fungsional atau hubungan
personal, adalah saling menghargai.
3) Keterampilan dalam proses kelompok
Artinya dari proses kelompok ialah bagaimana meningkatkan keaktifan dan
partisipasi para anggota kelompok setinggi-tingginya sehingga potensi yang
12
dimiliki para anggota kelompok itu dapat digunakan secara maksimal. Inti dari
proses kelompok adalah hubungan insani dan tangung jawab bersama. Pemimpin
mampu menjadi penengah, pendamai, dan menjadi moderator yang baik dalam
menyelesaikan masalah bukan menghakimi.
4) Keterampilan dalam administrasi personal
Administrasi personil merupakan segala usaha/cara menggunakan keahlian
(skills) dan kesanggupan yang dimiliki oleh anggota secara efektif dan efisien.
Berikut kegiatan dalam administrasi personil adalah seleksi, pengangkatan,
penempatan,penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan dan pengembangan
serta kesejahteraan.Menemukan yang paling penting dari kegiatan diatas ialah
kegiatan seleksi dalam memilih orang yan paling sesuai dengan tugas dan
pekerjaannya yang berpedoman pada “The right man in The right place”.
5) Keterampilan dalam menilai
Penilaian adalah segala usaha untuk mengetahui sampai dimana suatu kegiatan
sudah dapat dilaksanakan atau sampai dimana suatu tujuan sudah dicapai. Hal
yang dinilai biasanya adalah cara kerja, hasil kerja dan orang yang
mengerjakannya. Adapun cara dan prosedur evaluasi adalah menentukan tujuan
penilaian, menetapkan aturan dan ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan data-
data yang dapat diolah menurut kriteria yang ditentukan, pengolahan data, dan
menyimpulkan hasil penilaian. Melalui evaluasi,guru dapat dibantu dalam menilai
hasil kinerjanya sendiri, mengetahui kekurangan dan kelebihannya.Selain guru,
personalia yang harus dievaluasi seperti pegawai tata usaha, guru BK, petugas
(karyawan).3
3
Doni Juni Prinansa. 2007, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung : Alfabeta.
13
BAB III
KESIMPULAN
Kepemimpinan secara umum didefenisikan sebagai kemampuan dalam kesiapan yang
dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima
pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu
tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi
orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama (mengolaborasi dan mengolaborasikan
potensinya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Andang. 2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
15