MAKALAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Penyusun,
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan................................... 3
B. Pendekatan Kepemimpinan.......................................................... 4
C. Model Kepemimpinan.................................................................. 6
D. Model Kepemimpinan Abad ini................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu seni, kesanggupan, atau teknik untuk
membuat sekelompok orang bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut
atau simpatisan dalam organisasi informal mengikuti atau menaati segala apa yang
dikehendakinya, membuat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk
mengikutinya, bahkan berkorban untuknya.
Keberhasilan suatu organisasi atau kelembagaan dihasilkan buah dari
pekerjaan yang ditanggungjawabkan oleh seorang pemimpin yang mana pemimpin
tersebut pasti mempunyai sifat-sifat kepemimpinan yang mendukung suatu pekerjaan
agar tercapainya tujuan dan cita-cita yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau
lembaga.
Keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi ataupun lembaga termasuk
di dalamnya lembaga pendidikan dalam tugas dan fungsinya dituntut untuk memiliki
kebijaksanaan dan wawasan yang luas, terampil dalam berbagai disiplin ilmu. Maka,
keberhasilan kerja yang diciptakan oleh seorang pemimpin akan mempengaruhi
kinerja bawahannya untuk menentukan kemajuan untuk mencapainya kesuksesan
individu maupun bersama. Namun, selain memiliki wawasan dan kebijaksanaan
tidaklah cukup untuk seorang pemimpin.
Seorang pemimpin dituntut terampil dalam ilmu agama, mampu menanamkan
sikap dan pandangan serta wajib menjadi suri tauladan pemimpin yang baik serta
menjadi tauladan bagi bawahannya dan orang disekitarnya. Tidak semua pemimpin
yang kita sering temui memiliki sifat kepemimpinan yang sesuai dengan pemimpin
tersebut. Pada dasarnya, sifat kepemimpinan tersebut ada karena telah diwariskan
atau diturunkan dari yang sebelumnya, bukan atas dasar latihan.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang mempunyai sifat kepemimpinan ada
baiknya kita mengetahui masalah yang berkaitan dengan kepemimpinan ada
beberapa pendekatan yang dilakukan. Maka dari itulah saya menyusun makalah ini
guna menambah wawasan dan menambah pengetahunan yang kaitannya dengan
Pendekatan dan Model Kepemimpian.
1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini meliputi;
1. Untuk mengetahui pengertian pemimpin dan kepemimpinan
2. Untuk mengetahui apa saja pendekatan kepemimpinan
3. Untuk mengatahui apa saja model kepemimpina
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Adapun keberhasilan menjadi seorang yang pemimpin dan
berkemimpinan tentu ada ciri-ciri khusus yaitu kepemimpinan yang baik
memiliki sifat yang manusiawi, memandang jauh kedepan (visioner), inspiratif
(kaya kan gagasan), dan percaya diri. Dengan kata lain, pendidikan yang baik
akan selalu memiliki pemimpin yang baik pula yaitu pemimpin yang sesuai
dengan ciri-ciri kepemimpinan.
B. Pendekatan kepemimpinan
Setelah kita mengetahui arti pemimpin dan kepemimpinan yang
didalamnya telah menunjukkan kepada kita bahwa dalam mempelajari masalah
kepemimpinan terdapat beberapa pendekatan atau teori. Pendekatan itu
dibedakan menjadi lima macam, yaitu teori kepemimpinan awal yang terdiri atas
pendekataan bawaan, sifat-sifat fisik, dan pendekatan latihan; teori
kepemimpinan sifat; teori kepemimpinan situasional; teori kepemimpinan
kontigensi; dan teori kepemimpinan path goal.
Akan tetapi carrol dan tosi merangkum pendapat-pendapat para ahli
seperti tersebut diatas menjadi tiga pendekatan/teori kepemimpinan saja, yaitu:
pendekatan sifat, pendekatan perilaku, dan pendekatan situasional. Ketiga
pendekatan kepemimpinan inilah yang akan menjadi fokus pembicaraan.
1. Pendekatan Sifat-Sifat
Telah dikemukakan bahwa keberhasilan atau kegagalan seorang
pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh
seorang pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seseorang karena pembawaan atau
keturunan.
Jadi menurut pendekatan ini, seseorang menjadi pemimpin karena sifat-
sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih. Thierauf dan
kawan-kawan mengemukakan 16 sifat kepemimpinan yang baik, yaitu
kecerdasan, inisiatif, daya khayal, bersemangat, optimisme, individualisme,
keberanian, keaslian, kesediaan menerima, kemampuan berkomunikasi, rasa
perlakuan yang wajar terhadap sesama, kepribadian, keuletan, manusiawi,
kemampuan mengawasi, dan ketenangan diri.
4
Meskipun telah banyak penelitian tentang sifat-sifat kepemimpinan,
hingga saat ini para peneliti tersebut tidak berhasil menemukan satu atau
sejumlah sifat yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan
membedakan pemimpin dan bukan pemimpin.
2. Pendekatan Perilaku
Berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin
ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin
yang bersangkutan yang tampak dalam kegiatan sehari-hari. Seperti cara
membimbing dan mengawas hingga membina bawahan, cara mengambil
keputusan, dan sebagainya.
Pendekatan perilaku inilah yang selanjutnya melahirkan berbagai teori
tentang tipe atau gaya kepemimpinan. Beberapa teori adalah
a. Teori Tannenbaum dan Schmid
Dilukiskan sebagai suatu kontinum yaitu dua gaya kepemimpinan
yang ekstrem, yaitu otokratis dan laissez faire. Otokratis yaitu tekanan
orientasinya diarahkan kepada tugas atau tercapainya tujuan organisasi atau
lembaga. sedangkan laissez faire yaitu orientasinya lebih kepada memberikan
kesempatan kepada bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
b. Teori Ohio
Mempelajari bagaimana seseorang pemimpin menjalankan tugasnya.
Dari hasil penelitiannya dikemukakan adanya dua macam perilaku
kepemimpinan yaitu initiating structure ( sturktur tugas ) dan consideration
(tenggang rasa).
5
3) Lebih banyak melakukan pengaraha
4) Memiliki sikap bersahabat
5) Mengutamakan pengarahan diri, disiplin diri, dan pengontrolan diri.
3. Pendekatan Situasional
Pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan
suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku dan sifat-sifat pemimpin
saja, karena tiap-tiap organisasi itu memiliki ciri-ciri khusus dan unik.
Pendekatan situasional atau kontingensi didasarkan pada asumsi bahwa
keberhasilan seorang pemimpin selain ditentukan oleh sifat-sifat dan perilaku
pemimpin juga dipengaruhi oleh situasi yang ada dalam organisasi.
C. Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan didasarkan pada pendekatan yang mengacu kepada
hakikat kepemimpinan yang berlandaskan pada perilaku dan keterampilan
seseorang yang berbaur, kemudian membentuk gaya kepemimpinan yang
berbeda. Beberapa model kepemimpinan yaitu:
1. Model kepemimpinan Kontingensi Fielder
Teori ini dikembangkan oleh fiedler dan chemers. Keberhasilan
pemimpin bergantung pada diri pemimpin maupun kepada keadaan organisasi.
Menurut fiedler tak ada gaya kepemimpinan yang cocok untuk semua situasi,
serta ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu hubungan antara
pimpinan dan bawahan, struktur tugas serta kekuasaan yang berasal dari
organisasi
Berdasarkan tiga dimensi tersebut, fiedler menentukan dua jenis gaya
kepemimpinan yaitu, gaya kepemimpinan yang mengutamakan tugas dimana
ketika pemimpin merasa puas jika tugas bisa dilaksanakan. Selanjutnya gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pada hubungan kemanusiaan yang
menunjukkan bahwa efektifitas kepemimpinan bergantung pada tingkat
pembauran antara gaya kepemimpinan dengan tingkat kondisi yang
menyenangkan dalam situasi tertentu.
6
2. Model Kepemimpinan Tiga Dimensi
Ada tiga dimensi yang dapat dipakai untuk menentukan gaya
kepemimpinan, yaitu perhatian pada produksi atau tugas, perhatian pada orang,
dan dimensi efektifitas dan gaya tersebut dapat menjadi efektif dan tidak efektif,
tergantung pada situasi.
Gaya yang efektif yaitu:
a. Eksekutif adalah seorang pemimpin yang menjadi motivator bagi bawahannya
tanpa mengenal perbadaan yang dimiliki setiap individu
b. Developer adalah seorang pimpinan yang mempunyai kepercayaan yang
tinggi terhadap orang-orang yang bekerja dalam organisasinya, dan sangat
memperhatikan pengembangan mereka sebagai individu.
c. Otokratis yang baik (benevolent autocrat) adalah pimpinan ini mengetahui
secara tepat apa yang ia inginkan dan bagaimana memperoleh yang
diinginkan tersebut tanpa menyebabkan ketidakseganan di pihak lain.
d. Birokrat adalah pimpinan ini sangat tertarik pada peraturan-peraturan dan
menginginkan peraturan tersebut dipelihara serta melakukan control situasi
secara teliti.
7
3. Model Kepemimpinan Situasional
Teori ini merupakan pengembangan dari model kepemimpinan tiga
dimensi, yang didasarkan pada hubungan antara tiga faktor, yaitu perilaku tugas
(task behavior), perilaku hubungan (relationship behavior) dan kematangan
(maturity).
Perilaku tugas merupakan pemberian petunjuk oleh pemimpin terhadap
anak buah meliputi penjelasan tertentu. Perilaku hubungan merupakan ajakan
yang disampaikan oleh pemimpin melalui komunikasi dua arah yang meliputi
mendengar dan melibatkan anak buah dalam pemecahan masalah. Adapun
kematangan adalah kemampuan dan kemauan anak buah dalam
mempertanggungjawabkan pelaksanan tugas yang dibebankan kepadanya. Dari 3
faktor tersebut, tingkat kematangan anak buah merupakan faktor yang paling
dominan.
Fielder berpendapat bahwa gaya kepemimpinan sangat ditentukan oleh
motivasi pemimpin, kelompok akan menjadi efektif apabila terjadi hubungan
antara gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi kelompok yang
menyenangkan.
8
sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Kepemimpinan Transaksional
Merupakan salah satu gaya yang intinya menekankan transaksi diantara
pemimpin dan bawahan. Memungkinakan pemimpin memotivasi dan
memengaruhi bawahan dengan cara mempertukarkan reward denga kerja tertentu
dengan kata lain menekankan proses hubungan pertukaran yang bernilai
ekonomis untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai dengan
kontrak yang telah mereka setujui bersama.
Maka, dapat disimpulka bahwa perbedaan utama antara kepemimpinan
transformasional dengan kepemimpinan transaksional dapat didefiniskan yakni
transformasional menjelaskan hubungan antara atasan dan bawahan yang didasari
dengan nilai-nilai, keyakinan dan asumisi-asumsi mengenai visi dan misi
organisasi. Sedangkan transaksional yaitu hubungan antara atasan dan bawahan
berupa proses transaksi dan pertukaran yang bersifat ekonomis.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan pada dasarnya adalah kemampuan menggerakkan,
memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan
tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian
mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan. Kemampuan
mengambil keputusan itu mengandung arti apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya.
Setelah mempelajari apa arti kepemimpinan, maka di dalam kepemimpinan
tersebut memiliki pendekatan-pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan sifat-sifat
2. Pendekatan perilaku
3. Pendekatan situasional
Juga ada bentuk dari model-model kepemimpinan, yaitu:
1. Model kepemimpinan kontingensi fielder
2. Model kepemimpinan tiga dimensi
3. Model kepemimpinan situasional
B. Saran
Materi mengenai pendekatan kepemimpinan yang penulis paparkan dalam
makalah ini hanyalah sebagian kecil dari pemahaman penulis. Oleh karenanya,
penulis mengharapkan pembaca untuk membaca lebih banyak referensi mengenai
pendekatan kepemimpinan untuk mendapatkan ilmu yang lebih luas. Penulis juga
menerima masukkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan
penulis nantinya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11