Anda di halaman 1dari 20

DASAR HUKUM WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

DASAR HUKUM WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

Pertama kali diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 23  Para
persero firma diwajibkan mendaftarkan akta itu dalam register yang disediakan untuk itu
pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan Negeri) daerah hukum tempat kedudukan
perseroan itu. Selanjutnya pasal 38 KUHD : Para persero diwajibkan untuk mendaftarkan
akta itu dalam keseluruhannya beserta ijin yang diperolehnya dalam register yang diadakan
untuk itu pada panitera raad van justitie dari daerah hukum kedudukan perseroan itu, dan
mengumumkannya dalam surat kabar resmi.

Dari kedua pasal di atas firma dan perseroan terbatas diwajibkan mendaftarkan akta
pendiriannya pada pengadilan negeri tempat kedudukan perseroan itu berada, selanjutnya
pada tahun 1982 wajib daftar perusahaan diatur dalam ketentuan tersendiri yaitu UUWDP
yang tentunya sebagai ketentuan khusus menyampingkan ketentuan KUHD sebagai
ketentuan umum. Dalam pasal 5 ayat 1 UUWDP diatur bahwa setiap perusahaan wajib
didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di kantor pendaftaran perusahaan.

Pada tahun 1995 ketentuan tentang PT dalam KUHD diganti dengan UU No.1 Tahun 1995,
dengan adanya undang-undang tersebut maka hal-hal yang berkenaan dengan PT seperti yang
diatur dalam pasal 36 sampai dengan pasal 56 KUHD beserta perubahannya dengan Undang-
Undang No. 4 tahun 1971 dinyatakan tidak berlaku.

Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan UUWDP pada tahun 1998 diterbitkan Keputusan
Menperindag No.12/MPP/Kep/1998 yang kemudian diubah dengan Keputusan Menperindag
No.327/MPP/Kep/7/1999 tentang penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan serta Peraturan
Menteri Perdagangan No. 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Wajib Daftar
Perusahaan. Keputusan ini dikeluarkan berdasarkan pertimbangan bahwa perlu diadakan
penyempurnaan guna kelancaran dan peningkatan kualitas pelayanan pendaftaran
perusahaan, pemberian informasi, promosi, kegunaan pendaftaran perusahaan bagi dunia
usaha dan masyarakat, meningkatkan peran daftar perusahaan serta menunjuk penyelenggara
dan pelaksana WDP. (I.G.Rai Widjaja, 2006: 273)

Jadi dasar penyelenggaraan WDP sebelum dan sewaktu berlakunya UUPT yang lama baik
untuk perusahaan yang berbentuk PT, Firma, persekutuan komanditer, Koperasi, perorangan
ataupun bentuk perusahaan lainnya diatur dalam UUWDP dan keputusan menteri yang
berkompeten.

Dalam konteks ini, antara UUWDP dengan UUPT baru kalau kita membandingkan ketentuan
dalam pasal 29 ayat I UUPT baru bahwa dinyatakan :

(I) Daftar Perseroan diselenggarakan Menteri

Adapun pengertian Menteri dalam pasal I angka 16 UUPT yang baru adalah sebagai barikut:

Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan hak asasi
manusia.
Sedangkan kalau kita membandingkan dengan ketentuan pasal 21 ayat I UUPT lama
beserta penjelasannya :

(I) Direksi perseroan wajib mendaftarkan dalam Daftar perusahaan

a. Akta pendirian beserta surat pengesahan Menteri Kehakiman.

b. Akta perubahan anggaran dasar beserta surat persetujuan Menteri Kehakiman.

c. Akta perubahan anggaran dasar beserta laporan kepada Menteri Kehakiman.

Ketentuan Wajib Daftar Perusahaan


1. Dasar Pertimbangan Wajib Daftar Perusahaan

a. Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan perkembangan


kegiatan ekonomi pada khususnya yang menyebabkan pula berkembangnya dunia usaha dan
perusahaan, memerlukan adanya Daftar Perusahaan yang merupakan sumber informasi resmi
untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas dan hal-hal yang menyangkut
dunia usaha dan perusahaan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan di wilayah Negara
Republik Indonesia,

b. Adanya Daftar Perusahaan itu penting untuk Pemerintah guna melakukan pembinaan,
pengarahan, pengawasan dan menciptakan iklim dunia usaha yang sehat karena Daftar
Perusahaan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari setiap kegiatan
usaha sehingga dapat lebih menjamin perkembangan dan kepastian berusaha bagi dunia
usaha,

c. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas perlu adanya Undang-undang tentang
Wajib Daftar Perusahaan.

Ketentuan Umum Wajib Daftar Perusahaan

Dalam Pasal 1 UU Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan, ketentuan-ketentuan umum yang wajib dipenuhi dalam wajib daftar perusahaan
adalah :

a. Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan
ketentuan Undang-undang ini dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-
hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang
berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan;
Daftar catatan resmi terdiri formulir-formulir yang memuat catatan lengkap mengenai hal-hal
yang wajib didaftarkan;

b. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah
Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba;
Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki atau bernaung dibawah lembaga-
lembaga sosial, misalnya, yayasan.
c. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan sesuatu jenis perusahaan;
Dalam hal pengusaha perseorangan, pemilik perusahaan adalah pengusaha yang
bersangkutan.

d. Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang
perekonomian, yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan
dan atau laba;

e. Menteri adalah Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang perdagangan.

TUJUAN DAN SIFAT WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN


Daftar Perusahaan bertujuan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari
suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang
berkepentingan mengenai identitas, data, serta keterangan lainnya tentang perusahaan yang
tercantum dalam Daftar Perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha ( Pasal 2 ).
Tujuan daftar perusahaan :
· Mencatat secara benar-benar keterangan suatu perusahaan meliputi identitas, data serta
keterangan lain tentang perusahaan.
· 1. )Menyediakan informasi resmi untuk semua pihak yangberkepentingan.
· 2.) Menjamin kepastian berusaha bagi dunia usaha.
3.) Menciptakan iklim dunia usaha yang sehat bagi dunia usaha.
· 4.) Terciptanya transparansi dalam kegiatan dunia usaha.
Daftar Perusahaan bersifat terbuka untuk semua pihak. Yang dimaksud dengan sifat terbuka
adalah bahwa Daftar Perusahaan itu dapat dipergunakan oleh pihak ketiga sebagai sumber
informasi ( Pasal 3 ).
Tujuan Wajib Daftar Perusahaan
Maksud diadakannya usaha pendaftaran perusahaan ialah tidak hanya untuk mencegah agar
supaya khalayak ramai terhadap suatu nama perusahaan mendapatkan suatu gambaran yang
keliru mengenai perusahaan yang bersangkutan, tetapi terutama untuk mencegah timbulnya
gambaran sedemikian rupa sehingga pada umumnya gambaran itu mempengaruhi terjadinya
perbuatan-perbuatan ekonomis pihak-pihaik yang berminat mengadakan perjanjian
Sifat Wajib Daftar Perusahaan
Wajib Daftar Perusahaan bersifat terbuka. Maksudnya ialah bahwa Daftar Perusahaan itu
dapat dipergunakan oleh pihak ketiga sebagai sumber informasi. Setiap orang yang
berkepentingan dapat memperoleh salinan atau petikan resmi dari keterangan yang tercantum
dalam Daftar Perusahaan tertentu, setelah membayar biaya administrasi yang ditetapkan oleh
Menteri Perdagangan.

CARA ,TEMPAT DAN WAKTU PENDAFTARAN PERUSAHAAN

Menurut Pasal 9 :

a. Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang ditetapkan oleh
Menteri pada kantor tempat pendaftaran perusahaan.

b. Penyerahan formulir pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan, yaitu :


1. di tempat kedudukan kantor perusahaan;
2. di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu perusahaan atau kantor
anak perusahaan;
3. di tempat kedudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan yang mempunyai
wewenang untuk mengadakan perjanjian.

c. Dalam hal suatu perusahaan tidak dapat didaftarkan sebagaimana dimaksud dalam ayat b
pasal ini, pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan di Ibukota Propinsi
tempat kedudukannya. Pendaftaran wajib dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
setelah perusahaan mulai menjalankan usahanya. Sesuatu perusahaan dianggap mulai
menjalankan usahanya pada saat menerima izin usaha dari instansi teknis yang berwenang
( Pasal 10 ).

Pendaftaran Perusahaan dilakukan oleh Pemilik atau Pengurus/Penanggung Jawab atau


Kuasa Perusahaan yang sah pada KPP Tingkat II ditempat kedudukan perusahaan. Tetapi
kuasa tersebut tidak termasuk kuasa untuk menandatangani Formulir Pendaftaran Perusahaan.

Pendaftaran Perusahaan dilakukan dengan cara mengisi Formulir Pendaftaran Perusahaan


yang diperoleh secara Cuma-Cuma dan diajukan langsung kepada Kepala KPP Tingkat II
setempat dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut :

a. Perusahaan Berbentuk PT :

1. Asli dan copy Akta Pendirian Perusahaan serta Data Akta Pendirian Perseroan yang
telah diketahui oleh Departemen Kehakiman.
2. Asli dan copy Keputusan Perubahan Pendirian Perseroan (apabila ada).
3. Asli dan copy Keputusan Pengesahan sebagai Badan Hukum.
4. Copy Kartu Tanda Penduduk atau Paspor Direktur Utama atau penanggung jawab.
5. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan itu yang
diterbitkan oleh Instansi yang berwenang.

b. Perusahaan Berbentuk Koperasi :

1. Asli dan copy Akta Pendirian Koperasi


2. Copy Kartu Tanda Penduduk Pengurus
3. Copy surat pengesahan sebagai badan hokum dari Pejabat yang berwenang.
4. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan itu yang
diterbitkan oleh Instansi yang berwenang.

c. Perusahaan Berbentuk CV :

1. Asli dan copy Akta Pendirian Perusahaan (apabila ada)


2. Copy Kartu Tanda Penduduk atau Paspor penanggung jawab / pengurus.
3. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan itu yang
diterbitkan oleh Instansi yang berwenang.

d. Perusahaan Berbentuk Fa :

1. Asli dan copy Akta Pendirian Perusahaan (apabila ada)


2. Copy Kartu Tanda Penduduk atau Paspor penanggung jawab / pengurus.
3. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan itu yang
diterbitkan oleh Instansi yang berwenang.

e. Perusahaan Berbentuk Perorangan :

1. Asli dan copy Akta Pendirian Perusahaan (apabila ada).


2. Copy Kartu Tanda Penduduk atau Paspor penanggung jawab / pemilik.
3. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan itu yang
diterbitkan oleh Instansi yang berwenang.

f. Perusahaan Lain :

1. Asli dan copy Akta Pendirian Perusahaan (apabila ada).


2. Copy Kartu Tanda Penduduk atau Paspor penanggung jawab perusahaan.
3. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan itu yang
diterbitkan oleh Instansi yang berwenang.

g. Kantor Cabang, Kantor Pembantu dan Perwakilan Perusahaan :

1. Asli dan copy Akta Pendirian Perusahaan (apabila ada) atau Surat Penunjukan atau
surat keterangan yang dipersamakan dengan itu, sebagai Kantor Cabang, Kantor
Pembantu dan Perwakilan.
2. Copy Kartu Tanda Penduduk atau Paspor penanggung jawab perusahaan.
3. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan itu yang
diterbitkan oleh Instansi yang berwenang atau Kantor Pusat Perusahaan yang
bersangkutan.

2.HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)

A. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual

Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang diberikan kepada orang-orang atas hasil dari
buah pikiran mereka. Biasanya hak eksklusif tersebut diberikan atas penggunaan dari hasil
buah pikiran si pencipta dalam kurun waktu tertentu. Buah pikiran tersebut dapat terwujud
dalam tulisan, kreasi artistik, simbol-simbol, penamaan, citra, dan desain yang digunakan
dalam kegiatan ko-mersil.

PRINSIP HAKI

Prinsip-prinsip yang terdapat dalam sistem HaKI untuk menyeimbangkan kepentingan


individu dengan kepentingan masyarakat adalah sebagai berikut :

Prinsip – prinsip yang terdapat dalam hak kekayaan intelektual adalah prinsip ekonomi,
prinsip keadilan, prinsip kebudayaan, dan prinsip social.

1. Prinsip Ekonomi (The Economic Argument)


Berdasarkan prinsip ini HaKI memiliki manfaat dan nilai ekonomi serta berguna bagi
kehidupan manusia. Nilai ekonomi pada HaKI merupakan suatu bentuk kekayaan bagi
pemiliknya, pencipta mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap karyanya seperti
dalam bentuk pembayaran royalti terhadap pemutaran musik dan lagu hasil ciptaannya.
Prinsip ekonomi, yakni hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif suatu kemauan daya pikir
manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang akan memeberikan keuntungan
kepada pemilik yang bersangkutan.

2. Prinsip Keadilan (The Principle of Natural Justice)


Berdasarkan prinsip ini, hukum memberikan perlindungan kepada pencipta berupa suatu
kekuasaan untuk bertindak dalam rangka kepentingan yang disebut hak. Pencipta yang
menghasilkan suatu karya berdasarkan kemampuan intelektualnya wajar jika diakui hasil
karyanya.

Prinsip keadilan, yakni di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja
membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra yang akan mendapat perlindungan dalam pemiliknya.

3. Prinsip Kebudayaan (The Cultural Argument)


Berdasarkan prinsip ini, pengakuan atas kreasi karya sastra dari hasil ciptaan manusia
diharapkan mampu membangkitkan semangat dan minat untuk mendorong melahirkan
ciptaan baru. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan,
seni dan sastra sangat berguna bagi peningkatan taraf kehidupan, peradaban dan martabat
manusia. Selain itu, HaKI juga akan memberikan keuntungan baik bagi masyarakat, bangsa
maupun negara.

Prinsip kebudayaan, yakni perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni untuk
meningkatkan kehidupan manusia.

4. Prinsip Sosial (The Social Argument)


Berdasarkan prinsip ini, sistem HaKI memberikan perlindungan kepada pencipta tidak hanya
untuk memenuhi kepentingan individu, persekutuan atau kesatuan itu saja melainkan
berdasarkan keseimbangan individu dan masyarakat. Bentuk keseimbangan ini dapat dilihat
pada ketentuan fungsi sosial dan lisensi wajib dalam undang-undang hak cipta Indonesia.

Prinsip social ( mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara ), artinya hak yang
diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu merupakan satu kesatuan sehingga
perlindungan diberikan bedasarkan keseimbangan kepentingan individu dan masyarakat.

DASAR HUKUM HAKI

Dasar hukum mengenai HaKI di Indonesia diatur dengan undang-undang Hak Cipta no.19
tahun 2003, undang-undang Hak Cipta ini melindungi antara lain atas hak cipta program atau
piranti lunak computer, buku pedoman penggunaan program atau piranti lunak computer dan
buku-buku (sejenis) lainnya. Terhitung sejak 29 Juli 2003, Pemerintah Republik Indonesia
mengenai Perlindungan Hak Cipta, peerlindungan ini juga mencakup :

 · Program atau Piranti lunak computer, buku pedoman pegunaan program atau piranti
lunak computer, dan buku-buku sejenis lainnya.
 · Dari warga Negara atau mereka yang bertempat tinggal atau berkedudukan di
Amerika Serikat, atau
 · Untuk mana warga Negara atau mereka yang bertempat tinggal atau berkedudukan
di Amerika Serikat memiliki hak-hak ekonomi yang diperoleh dari UNDANG-
UNDANG HAK CIPTA, atau untuk mana suatu badan hukum (yang secara langsung
atau tak langsung dikendalikan, atau mayoritas dari saham-sahamnya atau hak
kepemilikan lainnya dimiliki, oleh warga Negara atau mereka yang bertempat tinggal
atau berkedudukan di Amerika Serikat) memiliki hak-hak ekonomi itu;
 · Program atau piranti lunak computer, buku pedoman penggunaan program atau
piranti lunak computer dan buku-buku sejenis lainnya yang pertama kali diterbitkan di
Amerika Serikat.

Jika seseorang melakukan suatu pelanggaran terhadap hak cipta orang lain maka orang
tersebut dapat dikenakan tuntutan pidana maupun gugatan perdata. Jika anda atau perusahaan
melanggar hak cipta pihak lain, yaitu dengan sengaja dan tanpa hak memproduksi,
meniruataumenyalin, menerbitkan atau menyiarkan, memperdagangkanataumengedarkan
atau menjual karya-karya hak cipta pihak lain atau barang-barang hasil pelanggaran hak cipta
(produk-produk bajakan) maka anda telah melakukan tindak pidana yang dikenakan sanksi-
sanksi pidana sebagai berikut,

PENGERTIAN HAK CIPTA,HAK PATEN,HAK MEREK

1. Hak Cipta

Hak Cipta merupakan istilah legal yang menjelaskan suatu hak yang diberikan pada pencipta
atas karya literatur dan artistik mereka. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan
perlindungan atas hak cipta dan untuk mendukung serta memberikan penghargaan atas buah
kreativitas.

Karya-karya yang dicakup oleh Hak Cipta termasuk: karya-karya literatur seperti novel,
puisi, karya pertunjukan, karta-karya referensi, koran dan program komputer, data-base, film,
komposisi musik, dan koreografi, sedangkan karya artistik seperti lukisan, gambar, fotografi
dan ukiran, arsitektur, iklan, peta dan gambar teknis.

Kategori ini mencakup karya-karya literatur dan artistik seperti novel, puisi, karya panggung,
film, musik, gambar, lukisan, fotografi dan patung, serta desain arsitektur. Hak yang
berhubungan dengan hak cipta termasuk artis-artis yang beraksi dalam sebuah pertunjukan,
produser fonogram dalam rekamannya, dan penyiar-penyiar di program radio dan televisi.

2.Paten

Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan atas sebuah penemuan, dapat berupa produk
atau proses secara umum, suatu cara baru untuk membuat sesuatu atau menawarkan solusi
atas suatu masalah dengan teknik baru.

Paten memberikan perlindungan terhadap pencipta atas penemuannya. Perlindungan tersebut


diberikan untuk periode yang terbatas, biasa-nya 20 tahun. Perlindungan yang dimaksud di
sini adalah penemuan tersebut tidak dapat secara komersil dibuat, digunakan, disebarkan atau
di jual tanpa izin dari si pencipta.

3.Merek

Merek adalah suatu tanda tertentu yang dipakai untuk mengidentifi-kasi suatu barang atau
jasa sebagai-mana barang atau jasa tersebut dipro-duksi atau disediakan oleh orang atau
perusahaan tertentu. Merek membantu konsumen untuk mengidentifikasi dan membeli
sebuah produk atau jasa berdasarkan karakter dan kualitasnya, yang dapat teridentifikasi dari
mereknya yang unik.

WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN


Dasar hukum wajib Daftar Perusahaan

Wajib daftar perusahaan dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 1982.


Pendaftaran perusahaan ini penting bagi pemerintah guna melakukan pembinaan,
pengarahan, pengawasan dan menciptakan iklim dunia usaha yang sehat.

Selain itu wajib daftar perusahaan ini memudahkan untuk sewaktu-waktu dapat mengikuti
secara seksama keadaan perkembangan sebenarnya dari dunia usaha di wilayah Negara
Republik Indonesia secara menyeluruh, termasuk tentang perusahaan asing.

Bagi dunia usaha, daftar perusahaan penting untuk mencegah dan menghindari praktek-
praktek usaha yang tidak jujur (persaingan, penyelundupan dll)

Selain itu daftar perusahaan buat dunia usaha bermanfaat untuk menciptakan keterbukaan
antar perusahaan, memudahkan mencari mitra bisnis, mendasarkan investasi pada perkiraan
yang jelas, meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Tujuan Undang-Undang tentang wajib daftar perusahaan adalah memberikan perlindungan


kepada perusahaan-perusahaan yang menjalankan usahanya secara jujur dan terbuka, serta
pembinaan kepada dunia usaha dan perusahaan, khususnya golongan ekonomi lemah.

Ketentuan Wajib Daftar Perusahaan

Daftar Perusahaan → daftar catatan resmi yang diadakan berdasarkan ketentuan undang-
undang dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor
pendaftaran perusahaan.

Perusahaan → setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap
dan terus-mneerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba.

Pengusaha → setiap orang perorangan atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan
sesuatu jenis perusahaan.
 

Usaha → setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian, yang
dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

Menteri → menteri yang bertanggung jawab dalam bidang perdagangan.

Tujuan dan Sifat Wajib Daftar Perusahaan

→memcatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan
merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai
identitas, data, serta keterangan lainnya tentang perusahaan dalam rangka menjamin
kepastian berusaha

Daftar perusahaan bersifat terbuka untuk semua pihak

Sifat terbuka → daftar perusahaan itu dapat dipergunakan oleh pihak ketiga sebagai sumber
informasi.

Kewajiban Pendaftaran

Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan, Pendaftaran wajib didaftarkan
oleh pemiliknya atau pengurus perusahaan yang bersangkutan atau dapat diwakilkan kepada
orang lain dengan memberikan surat kuasa yang sah.

Jika perusahaan dimiliki oleh beberapa orang, maka pendaftaran boleh dilakkan oleh salah
seorang dari pemilik perusahaan tersebut.

Badan Usah Yang Tidak Perlu Menjadi Wajib Daftar

1. Setiap perusahaan Negara berbentuk perjan → yang dikecualikan dari kewaiban pendaftran
adalah peusahaan-perusahaan yang tidak bertujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.
2. Setiap perusahaan kecil perorangan yang dijalankan oleh sendiri atau hanya
memperkerjakan anggota keluarga terdekat serta tidak memerlukan izin usaha dan tidak
merupakan badan hukum atu suatu persekutuan. Perusahaan kecil perorangan yang
melakukan kegiatan dan atau memperoleh keuntungan yang benar-benar hanya sekedar
untuk mmenuhi keperluan nafkah sehari-hari. Anggota terdekat disini adalh termasuk ipar
dan menantu.
3. Usaha diluar bidang ekonomiyang tidak bertujuan mencari profit:

Pendidikan formal, pendidikan non formal, rumah sakit.

4. Yayasan

Bentuk badan usaha yang masuk dalam wajib daftar perusahaan:

1. Badan hukum
2. Persekutuan
3. Perorangan
4. Perum
5. Perusahaan Daerah, perusahaan perwakilan asing

Cara & Tempat serta Waktu Pendaftaran

Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang ditetapka oleh menteri
pada kantor tempat pendaftaran.

Pendaftaran dilakukan di Kantor departemen perindustrian dan Perdagangan atau Dinas yang
membidangi Perdagangan Kabupaten/Kota selaku kantor pendaftaran Perusahaan (KPP)

Caranya:

 Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan


 Membayar biaya administrasi
 Pendaftaran Perusahan wajib dilakukan oelh pemilik/pengurus/penanggung jawab atau kuas
perusahaan.

Pendaftaran wajib dilakukan dalam jangkawaktu 3 bulan setelah perusahaan mulai


menjalankan usahanya. Suatu perusahaan dianggap mulai menjalankan usahanya pada saat
menerima izin usaha dari instansi teknis yang berwenang.

Hal-Hal Yang Didaftarkan

 Pengenalan tempat
 Data umum perusahaan
 Legalitas perusahaan
 Data pemegang saham
 Data kegiatan perusahaan
 

Kepada perusahaan yang telah disahkan pendaftarannya dalam daftar perusahaan diberikan
tanda daftar perusahan yang berlaku untuk jangka waktu 5 tahun sejak tanggal
dikeluarkannya dan wajib dipebaharui sekurang-kurangnya 3 bulan sebelum tanggal
berlakuya berakhir.

Apabila tanda daftar perusahaan hilang, pengusaha berkewajiban untuk mengajukan


permintaan tertulis kepada kantor pendaftaran perusahaan untuk memperolehpenggantinya
dalam waktu selambat-lambatnya 3 bulan setelah kehilangan itu.

Apabila            ada perubahan atas hal yang didaftarkan, wajib dilaporkan pada kantor tempat
pendaftaran perusahaan dengan menyebutkan alas an perubahan tersebut disertai tanggal
perubahan tersebut dalm waktu 3 bulan setelah terjadi perubahan itu.

Apabila ada pengalihan pemilikan atau pengurusan atsa perusahaan atau kantor cabang,
kantor pembantu, agen dan perwakilannya, pemilik atau pengurus lama berkewajiban untuk
melaporkan.

Apabila terjadi pembubaran perusahaan atau kantor cabang, kantor pembantu atau
perwakilannya, pemilik atau pengurus maupun likuidaror berkewjiban untuk melaporkanya.

Ketentuan Pidana

Sanksi Pidana kejahatan (Pasal 32 UU-WDP) karena pengusaha dengan sengaja atau
kelalaiannya tidak memenuhi kewajiban UU-WDP diancam pidana penjara selama-
lamanya 3 (tiga) bulan kurungan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 3.000.000,-
(tiga juta rupiah).

Sanksi Pidana pelanggaran (Pasal 33 UU-WDP) karena pengusaha melakukan atau


menyuruh melakukan pendaftaran secara keliru atau tidak lengkap dalam memenuhi
kewajiban UU-WDP diancam pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan kurungan
atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)

Sanksi Pidana pelanggaran (Pasal 34 UU-WDP) karena pengusaha tidak memenuhi


kewajiban untuk menghadap atau menolak untuk menyerahkan atau mengajukan
sesuatu persyaratan atau keterangan lain untuk pendaftaran dalam Daftar Perusahaan
diancam pidana penjara selama-lamanya 2 (dua) bulan kurungan atau pidana denda
setinggi-tingginya Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).
PERUSAHAAN

MENURUT UU NOMOR 3 TAHUN 1982

Oleh Budi Setyawan

A.PENDAHULUAN

Peran pemerintah dalam dunia usaha adalah menciptakan iklim usaha yang sehat. Hal
tersebut guna meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Apabila dunia usaha berjalan secara
sehat dan investasi di Indonesia meningkat maka secara umum kondisi perekonomian
Indonesia akan meningka. Dengan meningkatkan dan kondusifnya kondisi perekonomian
maka masyarakat akan berada dalam kondisi yang lebih baik (sejahtera). Hal tersebut
merupakan salah satu perwujudan dari tujuan negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam
alenia ke-4 pembukaan UUD 1945. Tujuan negara Indonesia adalah: melindungi segenap
bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menciptakan perdamaian dunia.[1] Menciptakan iklim usaha yang sehat dalam perekonomian
nasional merupakan upaya untuk memajukan kesejahteraan umum.

Banyak faktor yang mempengaruhi iklim dunia usaha. Secara umum ahli hukum ekonomi
membaginya dalam dua bentuk yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Pada dasarnya unsur-
unsur modal, teknologi, manajemen dan skill sebagai faktor internal yang merupakan motor
bagi pengembangan suatu perusahaan di samping faktorfaktor eksternal. Faktor-faktor
eksternal yang juga dapat mendorong pengembangan perusahaan, termasud korporasi antara
lain iklim berusaha, situasi kondusif dalam berusaha dan fasilitas yang dapat diperoleh.
Kedua faktor tersebut dapat bersinergi dalam rangka mencapai suatu pengmbangan pelaku
ekonomi yang bersangkutan, sehingga mencapai titik puncak tertentu.[2]

Berkembangnya jumlah, bentuk dan jenis badan usaha tentunya harus diatur secara baik
dalam daftar perusahaan. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kesamaan nama,
memudahkan dalam pencarian data, membantu apabila terjadi tindak pidana atau pelanggaran
hukum perdata maupun hukum administrasi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.

B. PERMASALAHAN

            Makalah ini membahas prosedur atau tata cara wajib daftar perusahaan menurut UU
Nomor 3 Tahun 1982.

C.PEMBAHASAN

Daftar Perusahaan sebagai suatu sumber informasi resmi mengenai identitas dan hal-hal
tentang dunia usaha dan perusahaan. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945
pembangunan nasional kegiatan bidang ekonomi nasional khususnya yang dewasa ini sudah
semakin meningkat, maka Undang-undang tentang Wajib Daftar Perusahaan sudah dirasakan
sangat perlu. Perlindungan kepada perusahaan-perusahaan yang menjalankan usahanya
secara jujur dan terbuka merupakan salah satu tujuan utama dari Undang-undang tentang
Wajib Daftar Perusahaan.

Dengan demikian Pemerintah dapat memperoleh informasi secara seksama mengenai


keadaan dan perkembangan yang sebenarnya tentang dunia usaha wilayah Negara Republik
Indonesia yang sangat berguna untuk menyusun dan menetapkan kebijaksanaan dalam rangka
memberikan bimbingan, pembinaan, dan

pengawasan atas dunia usaha, serta dalam menciptakan iklim usaha yang sehat dan tertib.
Disamping untuk kepentingan tersebut.di atas Daftar Perusahaan sekaligus dapat
dipergunakan sebagai pengaman pendapatan Negara, karena dengan wajib daftar perusahaan
itu dapat diarahkan dan diusahakan terciptanya iklim usaha yang sehat dan tertib. Bagi dunia
usaha, Daftar Perusahaan adalah penting mencegah dan menghindari praktek-praktek usaha
tidak jujur (persaingan curang, penyelundupan dan lain sebagainya). Sebagaimana telah
disampaikan di muka, salah satu tujuan utama Daftar Perusahaan adalah untuk melindungi
perusahaan yang dijalankan secara jujur (“the goeder trouw”). Daftar perusahaan dapat
dipergunakan sebagai sumber informasi untuk kepentingan usahanya.

Demikian pula untuk pihak ketiga yang berkepentingan akan informasi semacam itu. Karena
Daftar Perusahaan merupakan sumber informasi resmi mengenai identitas dan hal-hal yang
menyangkut dunia usaha dan perusahaan yang didirikan, bekerja dan berkedudukan di
wilayah Negara Republik Indonesia, maka kepada semua pihak yang berkepentingan
diberikan kesempatan agar dengan secara mudah dapat mengetahui dan meminta keterangan-
keterangan yang diperlukan mengenai hal-hal yang sebenarnya tentang suatu perusahaan.
Jadi dengan adanya Daftar Perusahaan dapat dicegah atau dihindarkan timbulnya perusahaan-
perusahaan dan badan-badan usaha yang tidak bertanggung jawab serta dapat merugikan
masyarakat. Suatu hal yang penting pula adalah bahwa kewajiban pendaftaran perusahaan
mempunyai sifat mendidik pengusaha-pengusaha supaya dalam segala tindakan menjalankan
usahanya bersikap jujur dan terbuka karena keteranganketerangan yang diberikan adalah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga perusahaan yang mendaftarkan itu sendiri
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat.

Selain untuk masyarakat pada umumnya dan para pengusaha khususnya, karena Daftar
Perusahaan bertujuan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari setiap
kegiatan usaha yang dijalankan secara benar, maka Daftar Perusahaan dapat merupakan alat
pembuktian yang sempurna terhadap setiap pihak ketiga sepanjang tidak dibuktikan
sebaliknya. Pengaturan penyelenggaraan dan pelaksanaan Wajib Daftar Perusahaan menurut
Undang-undang ini dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Departemen yang bertanggung
jawab dalam bidang perdagangan. Karena pada dasarnya setiap kegiatan perusahaan apapun
yang dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba berusaha mencapai
tujuannya dengan cara memperdagangkan barang dan atau jasa yang hanya dapat
dilaksanakan berdasarkan izin usaha dagang.[3]

Adanya Daftar Perusahaan itu penting untuk Pemerintah guna melakukan pembinaan,
pengarahan, pengawasan dan menciptakan iklim dunia usaha yang sehat karena Daftar
Perusahaan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat seeara benar dari setiap kegiatan
usaha sehingga dapat lebih menjamin perkembangan kepastian berusaha bagi dunia usaha.[4]
Dikecualikan dari wajib daftar ialah:[5]
1)      Setiap Perusahaan Negara yang berbentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN) seperti diatur
dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969.

2)      Setiap Perusahaan Kecil Perorangan yang dijalankan oleh pribadi pengusahanya sendiri
atau dengan mempekerjakan hanya anggota keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak
memerlukan izin usaha dan tidak merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan.

Cara dan tempat serta waktu pendaftaran:

(1)   Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang ditetapkan oleh
Menteri pada kantor tempat pendaftaran perusahaan.

(2)   Penyerahan formulir pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan yaitu:

1. di tempat kedudukan kantor perusahaan;


2. di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu perusahaan atau kantor
anak perusahaan;
3. di tempat kedudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan yang mempunyai
wewenang untuk mengadakan perjanjian.

(3)   Waktu pendaftaran dilakukan 3 (tiga) bulan setelah perusahaan selesai menjalankan
usahanya.

Hal-hal yang wajib didaftarkan berbeda-beda tergantung pada jenis badan usahanya, yaitu:

1. 1.      Perseroan Terbatas

Apabila perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas, selain memenuhi ketentuan perundang-


undangan tentang Perseroan Terbatas, hal-hal yang wajib didaftarkan adalah:

1. 1. nama perseroan; 2. merek perusahaan;


2. 1. tanggal pendirian perseroan; 2. jangka waktu berdirinya perseroan;
3. 1. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha perseroan; 2. izin-izin usaha yang
dimiliki;
4. 1. alamat perusahaan pada waktu perseroan didirikan dan setiap perubahannya; alamat
setiap kantor cabang, kantor pembantu dan agen serta perwakilan perseroan;
5. berkenaan dengan setiap pengurus dan komisaris:
1. nama lengkap dan setiap alias-aliasnya; setiap namanya dahulu apabila
berlainan dengan huruf e angka 1;
2. nomor dan tanggal tanda bukti diri;
3. alamat tempat tinggal yang tetap;
4. alamat dan negara tempat tinggal yang tetap apabila tidak bertempat tinggal
tetap di wilayah Negara Republik Indonesia;
5. tempat dan tanggal lahir; .
6. negara tempat lahir apabila dilahirkan di luar wilayah Negara Republik
Indonesia;
7. kewarganegaraan pada saat pendaftaran;
8. setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka 8;
9. tanda tangan;
10. tanggal rnulai menduduki jabatan;
11. lain-lain kegiatan usaha dari setiap pengurus dan komisaris; ‘
12. 1. modal dasar; 2. banyaknya dan nilai nominal masing-masing saham; 3.
besarnya modal yang ditempatkan; 4. besarnya modal yang disetor;
13. 1. tanggal dimulainya kegiatan usaha; 2. tanggal dan nomor pengesahan badan
hukum; 3. tanggal pengajuan permintaan pendaftaran

Apabila telah diterbitkan saham atas nama yang maupun belum disetor secara penuh, di
samping hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, wajib didaftarkan hal-hal
mengenai setiap pemilik pemegang saham-saham itu yaitu:

1. nama lengkap dan setiap alias-aliasnya;


2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan ayat (2) angka 1;
3. nomor dan tanggal tanda bukti diri;
4. alamat tempat tinggal yang tetap;
5. alamat dan negara tempat tinggal yang tetap apabila tidak bertempat tinggal di
wilayah Negara Republik Indonesia;
6. tempat dan tanggal lahir;
7. negara tempat lahir apabila dilahirkan diluar wilayah Negaram Republik Indonesia;
8. kewarganegaraan;
9. setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan ayat (2) angka 8,
10. jumlah saham yang dimiliki,
11. jumlah uang yang disetorkan atas tiap saham.

Catatan:

Pada waktu mendaftarkan wajib diserahkan salinan resmi akta pendirian. Hal-hal yang wajib
didaftarkan, khusus bagi Perseroan Terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat
dengan perantaraan pasar modal, diatur lebih lanjut oleh Menteri.

1. 2.      Koperasi

Apabila perusahaan berbentuk Koperasi, hal-hal yang wajib didaftarkan adalah:

1. 1. nama koperasi; , 2. nama perusahaan apabila berlainan dengan huruf a angka 1; 3.


merek perusahaan.
2. tanggal pendirian;
3. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha;
4. alamat perusahaan berdasarkan akta pendirian; berkenaan dengan setiap pengurus,
dan anggota badan pemeriksa: 1. nama lengkap dan setiap alias- aliasnya; 2. setiap
namanya dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka 1; 3. nomor dan tanggal
tanda bukti diri; 4. alamat tempat tinggal yang tetap; 5. tanda tangan; 6. tanggal mulai
menduduki jabatan;
5. lain-lain kegiatan usaha dari setiap pengurus dan anggota badan pemeriksa;
6. 1. tanggal dimulainya kegiatan usaha; 2. tanggal pengajuaan permintaan pendaftaran.
7. Pada waktu pendaftaran juga wajib diserahkan salinan resmi akta pendirian koperasi
yang disahkan serta salinan surat pengesahan dari pejabat yang berwenang untuk itu.

 
1. 3.      Persekutuan Komanditer

Apabila perusahaan berbentuk Persekutuan Komanditer, hal-hal yang wajib didaftarkan


adalah:

1. tanggal pendirian dan jangka waktu berdirinya persekutuan;


2. 1. nama persekutuan dan atau nama perusahaan ; 2. merek perusahaan;
3. 1. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha persekutuan; 2. izin-izin usaha yang
dimiliki;
4. 1. alamat kedudukan persekutuan dan atau alamat perusahaan; 2. Alamat  setiap
kantor cabang, kantor pembantu, dan agen serta perwakilan persekutuan;
5.  jumlah sekutu yang diperinci dalam jumlal sekutu aktip dan jumlah sekutu pasip;
6. berkenaan dengan setiap sekutu aktip dan pasip; 1. nama lengkap dan setiap alias-
aliasnya; 2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan f angka 1; 3. nomor dan
tanggal tanda bukti diri; 4. alamat tempat tinggal yang tetap; 5. alamat dan negara
tempat tinggal yang tetap apabila tidak bertempat tinggal tetap di Negara Republik
Indonesia; 6. tempat dan tanggal lahir; 7. negara tempat lahir apabila dilahirkan diluar
wilayah Negara Republik Indonesia; 8. kewarganegaraan pada saat pendaftaran; 9.
setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan huruf f angka 8;
7.  lain-lain kegiatan usaha dari setiap sekutu aktip dan pasip;
8. besar modal dan atau.nilai barang yang disetorkan oleh setiap sekutu aktip dan pasip;
9. 1. tanggal dimulainya kegiatan persekutuan; 2. tanggal masuknya setiap sekutu aktip
dan pasip yang baru bila terjadi setelah didirikan persekutuan; 3. tanggal pengajuan
permintaan pendaftaran.
10. tanda tangan dari setiap sekutu aktip yang berwenang menandatangani untuk
keperluan persekutuan;

Catatan:

Apabila perusahaan berbentuk Persekutuan Komanditer atas saham, selain hal-hal


sebagaimana dirriaksud dalam ayat (1) pasal ini, juga wajib didaftarkan hal-hal mengenai
modal yaitu:

1. besarnya modal komanditer;


2. banyaknya saham dan besarnya masing-masing saham;
3. besarnya modal yang ditempatkan;
4. besarnya modal yang disetor.

Pada waktu mendaftarkan wajib diserahkan salinan resmi akta pendirian yang

disahkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu.

1. 4.      Persekutuan Firma

Apabila perusahaan berbentuk Persekutuan Firma, hal-hal yang wajib didaftarkan adalah:

1. 1. tanggal pendirian persekutuan; 2. jangka waktu berdirinya persekutuan apabila ada;


2. l. nama persekutuan atau nama perusahaan; 2. merek perusahaan apabila ada;
3. 1. kegiatan pokok dari lain-lain kegiatan usaha persekutuan; 2. izin-izin usaha yang
dimiliki;
4. 1. alamat kedudukan persekutuan; 2. alamat setiap kantor cabang, kantor pembantu
dan agen serta perwakilan persekutuan;
5. berkenaan dengan setiap sekutu: 1. nama lengkap dan setiap alias-aliasnya; 2. setiap
namanya dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka l; 3. nomor dan tanggal tanda
bukti diri; 4. alamat tempat tinggal yang tetap; 5. alamat dan negara tempat tinggal
yang apabila tidak tinggal tetap di wilayah Negara Republik Indonesta; 6. tempat dan
tanggal lahir; 7. negara tempat lahir apabila dilahirkan, diluar wilayah Negara
Republik lndonesia; 8. kewarganegaraan pada saat pendaftaran; 9. setiap
kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka 8.
6. lain-lain kegiatan usaha dari setiap sekutu;
7. jumlah modal (tetap) persekutuan,
8. 1. tanggal dimulaiya kegiatan persekutuan; 2. tanggal masuknya setiap sekutu yang
baru yang terjadi setelah didirikan persekutuan; 3. tanggal pengajuan permintaan
pendaftaran.
9. tanda tangan dari setiap sekutu (yang berwewenang menandatangani untuk keperluan
persekutuan).

Catatan:

Apabila perusahaan berbentuk Persekutuan Firma memiliki akta pendirian, pada waktu
mendaftar wajib diserahkan salinan-salinan resmi akta pendirian yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang untuk itu.

1. 5.      Perusahaan Perorangan

Apabila perusahaan berbentuk perorangan hal-hal yang wajib didaftarkan adalah :

1. 1. nama lengkap pemilik atau pengusaha dan setiap alias-aliasnya; 2. setiap namanya
dahulu apabila berlainan dengan huruf a angka 1; 3. namor dan tanggal tanda bukti
diri,
2. 1. alamat tempat tinggal yang tetap, 2. alamat dan negara tempat tinggal yang tetap,
apabila tidak bertempat tinggal tetap di wilayah Negara Republik Indonesia;
3. 1. tempat dan tanggal lahir pemilik atau pengusaha; 2. negara tempat lahir apabila
dilahirkan di luar wilayah Negara Republik Indonesia,
4. 1. kewarganegaraan pemilik atau pengusaha pada saat pendaftaran; 2. setiap
kewarganegaraan pemilik atau pengusaha dahulu apabila berlainan. dengan huruf d
angka l;
5. nama perusahaan dan merek perusahaan apabila ada;
6. 1. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha; 2. izin-izin usaha. yang dimiliki;
7. 1. alamat kedudukan perusahaa; 2. alamat setiap kantor cabang, kantor pembantu, dan
agen serta perwakilan perusahaan apabila ada,
8. jumlah modal tetap perusahaan apabila ada; i. l. tanggal dimulai kegiatan perusahaan;
2. tanggal pengajuan permintaan pendaftaran.
Catatan:

Apabila perusahaan berbentuk usaha perorangan memiliki akta pendirian pada waktu
mendaftarkan wajib menyerahkan salinan-salinan resmi akta pendirian yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang untuk itu.

1. 6.      Bentuk Usaha Lain

Apabila perusahaan berbentuk usaha lainnya di luar dari pada sebagaimana dimaksud, dalam
Pasal-pasal 11, 12, 13, 14 dan 15 Undang-undang ini, hal-hal yang wajib didaftarkan adalah:

1. nama dan merek perusahaan;


2. tanggal pendirian perusahaan;
3. 1. kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha perusahaan; 2. izin-izin usaha yang
dimiliki;
4. l. alamat perusahaan berdasarkan akta pendirian; 2. alamat setiap kantor cabang,
kantor pembantu dan agen serta perwakilan perusahaan;
5. berkenaan dengan setiap pengurus dan komisaris atau pengawas:
1. nama lengkap dan setiap alias-aliasnya;
2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan huruf e angka l;
3. nomor dan tanggal tanda bukti diri;
4. alamat tempat tinggal yang tetap;
5. alamat dan negara tempat tinggal yang tetap, apabila tidak bertempat tinggal
tetap di wilayah Negara Republik Indonesia;
6. tempat dan tanggal lahir; negara tempat lahir apabila dilahirkan diluar wilayah
Negara Republik Indonesia;
7. kewarganegaraan pada saat pendaftaran;
8. tanda tangan;
9. tanggal mulai menduduki jabatan;
10. lain-lain kegiatan usaha dari setiap pengurus dan komisaris atau pengawas;
11. 1. modal dasar; 2. besarnya modal yang ditempatkan; besarnya modal yang
disetorkan;
12. 1. tanggal dimulainya kegiatan perusahaan; 2. tanggal pengajuan permintaan
pendaftaran;

Catatan:

Pada waktu mendaftarkan wajib diserahkan salinan resmi akta pendirian dan lain-lain surat
pernyataan pengesahan dari pejabat yang berwenang untuk itu.

D.PENUTUP

Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan perkembangan


kegiatan ekonomi pada khususnya yang menyebabkan pula berkembangnya dunia usaha dan
perusahaan, memerlukan adanya Daftar Perusahaan yang merupakan sumber informasi resmi
untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas dan hal-hal yang menyangkut
dunia usaha dan perusahaan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan di wilayah Negara
Republik Indonesia. Adanya Daftar Perusahaan itu penting untuk Pemerintah guna
melakukan pembinaan, pengarahan, pengawasan dan menciptakan iklim dunia usaha yang
sehat karena Daftar Perusahaan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat seeara benar
dari setiap kegiatan usaha sehingga dapat lebih menjamin perkembangan kepastian berusaha
bagi dunia usaha.

Ketentuan hukum tertulis tentang wajib daftar perusahaan telah diatur dalam UU Nomor 3
Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Undang-Undang ini mengatur secara rinci
mengenai tata cara, waktu dan tempat pendaftaran perusahaan; tujuan pendaftaran
perusahaan; prosedur pendaftaran, penyelesaian perselisihan, penghapusan dan perubahan
daftar perusahaan, dan ketentuan pidana bagi perusahaan yang tidak mendaftarkan usahanya
dalam daftar perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan:

 UUD 1945.
 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata (KUH Perdata).
 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
 UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
 UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN
 UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Buku

 Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan, Kencana Media Group, Cet. Ke-
3, Jakarta, 2007.

Makalah

 Prof. Dr. Sri Rejeki Hartono, SH, Makalah Seminar dan Lokakarya Pembangunan
Hukum Nasional VIII, Denpasar, 14-18 Juli 2003.

Anda mungkin juga menyukai