Anda di halaman 1dari 22

KEBIJAKAN MONETER

Pengertian
Kebijakan Moneter

UU No. 3 tahun 2004


kebijakan yang ditetapkan dan
dilaksanakan oleh Bank Indonesia
untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah yang dilakukan
antara lain melalui pengendalian
jumlah uang beredar dan suku bunga
Tujuan
Kebijakan

Moneter
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu
kebijakan yang bertujuan untuk mencapai:

keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang


tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan)
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran)
serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga
stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan
kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang.
1. Menjaga Kestabilan Ekonomi,
Artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan
jasa yang tersedia.

2. Menjaga Stabilitas Harga,


Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan
jumlah uang yang tersedia di pasar. Ada kalanya harga naik atau turun tidak beraturan,
sehingga perubahan harga dapat memengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila
harga cenderung naik terus-menerus, orang akan membelanjakan semua uangnya yang
mengakibatkan terjadinya gejala ekonomi yang disebut inflasi

3. Meningkatkan kesempatan kerja,


Pada saat perekonomian stabil, pengusaha akan mengadakan investasi untuk
menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan
kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja masyarakat.

4. Keseimbangan Neraca Pembayaran,


Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Jika negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing, harga-harga barang
ekspor akan menjadi lebih murah, sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan
jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan
dan neraca pembayaran. 
Fungsi Kebijakan Moneter

1.Membuka luas lapangan pekerjaan

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang stabil

3. Meningkatkan neraca pembayaran

4. Mempertahankan kestabilan nilai tukar mata uang

5. Memperbaiki kestabilan harga barang dan jasa

6. Menurunkan laju inflasi

7. Menjaga iklim investasi di suatu negara


Indikator kebijakan moneter
Jenis –Jenis
Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter kontraktif Kebijakan moneter ekspansif


(Monetary contractive policy) (Monetary expansive policy)

Suatu kebijakan dalam rangka


menambah jumlah uang yang
Suatu kebijakan dalam rangka beredar. Kebijakan ini dilakukan
mengurangi jumlah uang yang untuk mengatasi pengangguran
beredar. Kebijakan ini dilakukan dan meningkatkan daya beli
pada saat perekonomian masyarakat (permintaaN) pada
mengalami inflasi saat perekonomian mengalami
resesi atau depresi
INSTRUMEN
KEBIJAKAN
MONETER
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan


yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau
menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini
dilakukan dengan cara menjual sertifikat Bank
Indonesia (SBI) atau membeli sertifikat Bank
Indonesia (SBI) di pasar modal

Bank Indonesia

INFLASI Menjual Surat Berharga


(untuk mengurangi jumlah uang yang beredar)

DEFLASI Membeli Surat Berharga

(untuk menambah jumlah uang yang beredar)


10
Kebijakan Diskonto (Discount Policy)

Kebijakan Diskonto adalah kebijakan yang dilakukan


dengan cara menaikan atau menurunkan tingkat suku
bunga kredit yang dibayar bank umum kepada Bank
Indonesia.

Jika diskonto maka biaya peminjaman dari Bank Indonesia semakin tinggi

sehingga keinginan bank umum untuk meminjam


dana akan berkurang

Jika diskonto maka biaya peminjaman dari Bank Indonesia semakin rendah

sehingga keinginan bank umum untuk meminjam


dana akan bertambah

Kebijakan ini mempengaruhi penentuan tingkat suku bank kredit bank umum yang
diberikan kepada masyarakat.
Kebijakan Cadangan Kas
Kebijakan cadangan kas minimum berkaitan dengan
penentuan cadangan kas bank umum sesuai ketentuan
yang berlaku. Kebijakan ini akan berpengaruh terhadap
jumlah uang yang beredar.

Jika ingin menambah jumlah uang beredar, Bank Indonesia


akan menurunkan ketentuan cadangan kas minimum bank
umum. Kebijakan ini mendorong bank umum untuk
menyalurkan kredit dalam jumlah uang besar.

Sebaliknya, jika ingin mengurangi jumlah uang beredar,


Bank Indonesia dapat menaikan cadangan kas minimum
bank umum.
Kebijakan Kredit Selektif

Kebijakan kredit selektif berkaitan dengan upaya


mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
memperketat penyaluran kredit. Berkaitan dengan
upaya ini Bank Indonesia dapat memperketat syarat
kredit, yaitu karakter, kemampuan, jaminan, modal, dan
kondisi ekonomi. Adanya kebijakan ini berdampak
pada keinginan masyarakat dan bank umum untuk
meminjam uang.
Kebijakan Dorongan Moral

Imbauan moral adalah kebijakan yang dilakukan


dengan cara mengarahkan atau mengimbau
lembaga perbankan dan masyarakat kaitannya
dengan pengendalian jumlah uang beredar.
Imbauan ini bertujuan agar lembaga perbankan
dan masyarakat memahami kondisi ekonomi dan
berkerja sama mendukung kebijakan yang
diterapkan pemrintah Indonesia.
Jalur
Pembuatan
Kebijakan
Moneter

Dalam menentukan suatu kebijakan


moneter akan dimulai dari Gubernur Bank Indonesia.

Ia akan meminta pertimbangan kepada Dewan Moneter yang beranggotakan


Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri
Koordinator Ekonomi Keuangan dan Industri.

Kemudian akan terjadi perundingan tentang kebijakan yang akan diambil


dalam mengatasi masalah yang dihadapi
Syarat yang harus dipenuhi agar kebijakan
moneter dapat mencapai keberhasilan dalam
pelaksanaannya

Indepensi Bank Sentral

Fokus terhadap sasaran

Capacity to forecast inflation

Pengawasan instrumen

Pelaksanaan secara konsisten dan transparan


SASARAN
Sasaran Operasional Sasaran Antara Sasaran Akhir

Sasaran operasional Sasaran antara merupakan Tujuan akhir


atau sasaran segera indikator untuk menilai kebijakan moneter
yang dicapai dalam kinerja keberhasilan
adalah mencapai
operasi moneter. kebijakan moneter,
Variabel sasaran
dan memelihara
sasaran ini dipilih dari
operasional digunakan variabe-variabel yang kestabilan nilai
untuk mengarahkan memiliki keterkaitan stabil rupiah (stabilitas
sasaran antara. dengan inflasi, cakupannya moneter).
Penetapan sasaran luas, dapat dikendalikan
operasional tergantung oleh bank sentral, tersedia
pada jalur mana yang relatif cepat, akurat dan
diyakini efektif dalam tidak sering direvisi, antara
transmisi kebijakan lain agregat moneter
moneter. (M1dan M2), kredit
perbankan dan nilai tukar
Jenis Kerangka Kebijakan Moneter

1. Monetary targeting
Mendasarkan pada pengendalian uang beredar (sbg. Intermediate
target) dan uang primer (sbg. Sasaran operasional) untuk
mencapai sasaran akhir, dengan berdasar kestabilan permintaan
uang.
2. Exchange rate targeting
Mendasarkan pada pengendalian nilai tukar (sbg intermediate
target) untuk mencapai sasaran akhir (inflasi dan pertumbuhan
ekonomi).
3. Inflation targeting
Memfokuskan sasaran akhir pada target inflasi yang diumumkan. Untuk
intermediate targetnya menggunakan inflation forecast, yang mendasarkan
pada semua channel transmisi moneter. Biasanya dikombinasikan dengan
suku bunga untuk penentuan operating targetnya.

4. Implicit Nominal Anchor (No Anchor). Tidak menetapkan sasaran akhir dan
intermediate tertentu. Tergantung penilaian dan keyakinan boards of governor.
Untuk operating target biasanya menggunakan suku bunga.
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Mekanisme transmisi kebijakan moneter pada dasarnya


menggambarkan bagaimana kebijakan moneter yang
ditempuh bank sentral mempengaruhi berbagai aktivitas
ekonomi dan keuangan sehingga pada akhirnya dapat
mencapai tujuan akhir yang ditetapkan.

  Mekanisme ini menggambarkan tindakan Bank Indonesia


melalui perubahan-perubahan instrumen moneter dan
target operasionalnya mempengaruhi berbagai variable
ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke
tujuan akhir inflasi.

Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank


Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil.
Saluran Transmisi
Kebijakan Moneter

Saluran Uang

Saluran Kredit

Saluran Suku Bunga

Saluran Nilai Tukar

Saluran Harga Aset

Saluran Ekspektasi
Kerangka Kebijakan Moneter di Indonesia

Dalam  melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia menganut sebuah


kerangka kerja yang dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF).
Kerangka kerja ini diterapkan secara formal sejak Juli 2005, setelah sebelumnya
menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan uang primer (base
money) sebagai sasaran kebijakan moneter.  

ITF merupakan kerangka kerja kebijakan moneter  yang


transparan dan konsisten diarahkan untuk
mencapai sasaran inflasi beberapa tahun kedepan yang
secara eksplisit ditetapkan dan di umumkan.

Point utama dari ITF ini bagaimana


Bank Indonesia mengambil berbagai kebijakan supaya
menghasilkan tingkat inflasi yang telah di tentukan
sebelumnya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai