Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
BAB I...............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN............................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................iii
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................iii
1.3 TUJUAN PENULISAN.............................................................................................iii
BAB I I..............................................................................................................................1
PEMBAHASAN................................................................................................................1
2.1Pengertian Pajak Terutang............................................................................................1
Pengertian Pajak yang terutang:........................................................................................1
2.2 Pengertian Utang Pajak...............................................................................................1
2.3 Paham Timbulnya Utang Pajak...................................................................................2
Sebab Timbulnya Utang Pajak..........................................................................................2
1. Teori Materiil.................................................................................................................2
2. Teori Formil...................................................................................................................4
Berakhirnya Utang Pajak...................................................................................................4
A. Pelunasan......................................................................................................................4
B. Kompensasi...................................................................................................................5
C. Daluarsa.......................................................................................................................5
D. Pembebasan..................................................................................................................5
E. Penghapusan..................................................................................................................6
F. Penundaan Penagihan....................................................................................................6
G. Pengecualian.................................................................................................................6
BAB III..............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
KESIMPULAN.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page i


KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim,

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kepada Illahi Rabi,

Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan limpahan karunia-Nya , sehingga kami dapat

menyelesaikan Makalah Berakhirnya Utang Pajak pada Mata Kuliah Labor atorium

Perpajakan. Kami menyadari,bahwa setiap hasil karya manusia meskipun telah dipersiapkan

sebaik apapun, pasti masih jauh dari kata kesempurnaan serta mengandung banyak

kekurangan.Sehingga kami mengaharapkan kritik maupun saran dari pembaca agar kesalahan

yang kami buat dalam menyusun Makalah ini dapat kami perbaiki menjadi lebih baik lagi.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita dalam

memahami Mata Kuliah Laboratorium Perpajakan.Dan kami ucapkan terima kasih.

Makassar, Desember 2019

Penulis
Kelompok III

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai timbul dan hapusnya utang pajak, kita
harus mengetahui terlebih dahulu mengenai definisi utang pajak. Utang dalam arti luas ialah
segala sesuatu yang harus dilakukan oleh yang berkewajiban sebagai konsekwensi perikatan,
seperti penyerahan barang, membuat lukisan, melakukan perbuatan tertentu, membayar harga
barang dan seterusnya.

Sedangkan utang dalam arti sempit adalah perikatan sebagai akibat perjanjian khusus
yang disebut utang piutang, (bijzondere overeenkomst, benoemde overeenkomst) yang
mewajibkan debitur untuk membayar kembali jumlah uang yang telah dipinjamnya dari
kreditur. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Utang pajak”adalah pajak yang
masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau kenaikan yang
tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada
suatu saat dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan pajak terutang?
2. Apakah yang dimaksud dengan utang pajak?
3. Bagaimanakah berakhirnya pajak?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui dan memahami apa itu pajak terutang.
2. Mengetahui dan memahami utang pajak.
3. Mengetahui dan memahami berakhirnya utang pajak.

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page iii


BAB I I
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajak Terutang


Istilah Pajak yang terutang yang digunakan dalam Undang-Undang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, Pasal 1 angka 10 dengan pengertian bahwa Pajak yang terutang
adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau
dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

Pengertian Pajak yang terutang:


Pada saat,misalnya pengenaan pajak atas penghasilan dari undian (kuis berhadiah),
tidak mengenal masa pajak maupun tahun pajak.Dalam masa Pajak, misalnya pajak yang
terutang atas PPh Masa yang dibayar sendiri (PPh Pasal 25). Dalam tahun Pajak, misalnya
pajak penghasilan dari perhitungan tahunan. Dalam bagian tahun pajak yang memiliki dua
pengertian yaitu mereka yang datang ke Indonesia dalam waktu berjalan atau mereka yang
meninggalkan Indonesia dalam waktu berjalan. Misalnya, X yang bertempat tinggal di
Indonesia, pada 29 Februari 2016 pergi ke luar negeri untuk selamanya. Maka, bagian tahun
Pajak X untuk tahun 2016 dimulai per 1 Januari 2016 dan berakhir 29 Februari 2016.
Sedangkan, Y berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia pada tanggal 1 September 2016.
Maka, bagian tahun pajak Y dimulai per 1 September 2016 dan berakhir 31 Desember 2016.

Dalam pengertian utang pajak dengan pajak yang terutang, dalam penerapannya
digunakan asas lex specialis derogat legi generali, yaitu aturan khusus (UU PPSP)
mengesampingkan aturan umum (UU KUP). Maka yang paling tepat digunakan adalah
pengertian yang terdapat pada UU PPSP karena jangkauannya lebih luas dibandingkan
dengan yang dimaksud dalam UU KUP yang berarti utang pajak tidak hanya pajak yang
kurang bayar tetapi juga termasuk sanksi administrasinya.

2.2 Pengertian Utang Pajak


Utang dalam arti luas ialah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh yang
berkewajiban sebagai konsekwensi perikatan, seperti penyerahan barang, membuat lukisan,

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page 1


melakukan perbuatan tertentu, membayar harga barang dan seterusnya. Utang dalam arti
sempit adalah perikatan sebagai akibat perjanjian khusus yang disebut utang piutang,
(bijzondere overeenkomst, benoemde overeenkomst) yang mewajibkan debitur untuk
membayar (kembali) jumlah uang yang telah dipinjamnya dari kreditur.

Pengertian menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. “Utang pajak”
adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda,
atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan.“Pajak yang terutang” adalah pajak yang harus
dibayar pada suatu saat dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2.3 Paham Timbulnya Utang Pajak

Sebab Timbulnya Utang Pajak


Kapan timbulnya utang pajak merupakan kajian dari hukum pajak untuk
menentukannya. Dalam hal ini terdapat dua teori yang mempersoalkannya, yakni teori
materiil dan teori formiil. Apakah cara timbulnya utang pajak karena bunyi Undang-Undang
Pajak atau semata karena tindakan pejabat pajak.

1. Teori Materiil
Menurut teori materiil, utang pajak timbul karena telah memenuhi syarat tatbestand
yang terdiri dari keadaan-keadaan, peristiwa-peristiwa, atau perbuatan-perbuatan tertentu,
sehingga tidak memerlukan campur tangan pejabat pajak untuk menerbitkan surat ketetapan
pajak. Keberadaan surat ketetapan pajak tidak menimbulkan utang pajak. Berdasarkan teori
ini, surat ketetapan pajak memiliki fungsi diantaranya:
a. Dasar penagihan pajak, dan
b. Menentukan jumlah utang pajak.

Jadi utang pajak timbul karena undang-undang pajak sendiri. Hal ini terkait dengan
Pasal 12 ayat (1) UU KUP yang menyatakan bahwa “setiap Wajib Pajak wajib membayar
pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page 2


dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.” Dalam penjelasannya juga
dikatakan bahwa Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat
dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan saat terutangnya pajak
tersebut adalah:
a. Pada suatu saat, untuk Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pihak ketiga;
b. Pada akhir masa, untuk Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pemberi kerja,
atau yang dipungut oleh pihak lain atas kegiatan usaha, atau oleh Pengusaha
Kena Pajak atas pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah; atau
c. Pada akhir Tahun Pajak, untuk Pajak Penghasilan.

Pejabat pajak tidak berkewajiban untuk menerbitkan surat ketetapan pajak atas semua
Surat Pemberitahuan yang disampaikan wajib pajak. Penerbitan suatu surat ketetapan pajak
hanya terbatas pada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam
pengisian Surat Pemberitahuan atau karena ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan
oleh Wajib Pajak.

Teori materiil sebenarnya malah memberi keringanan tugas Pejabat Pajak dalam
melakukan pengawasan terhadap Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan
hak-haknya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pajak. Pejabat Pajak hanya bertugas
melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak. Apabila saat pemeriksaan
ternyata ditemukan ketidakpatuhan Wajib Pajak, Pejabat Pajak berwenang menjatuhkan
sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau kenaikan atas jumlah pajak yang terutang.
Kelemahan teori materiil adalah pada saat timbulnya utang pajak, belum diketahui dengan
pasti berapa besarnya utang pajak karena kebanyakan Wajib Pajak tidak memahami dan
menguasai ketentuan Undang-undang Pajak, sehingga kurang mampu menerapkannya.
Sebagai contoh, syarat timbulnya utang pajak bagi si A menurut UU PPh, antara lain, jika si
A telah bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan, dan jika si A telah mempunyai penghasilan setahun diatas PTKP. Maka, sudah timbul
utang pajak bagi si A. Dia tidak perlu menunggu fiskus menerbitkan SKP.

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page 3


2. Teori Formil
Teori formil merupakan kebalikan dari teori materiil. Menurut teori ini, timbulnya
utang pajak bukan karena Undang-Undnag Pajak. Walaupun telah dipenuhi tatbestand, tetapi
Pejabat Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, maka belum timbul utang pajak.
Dalam teori formil, surat ketetapan pajak memiliki fungsi, diantaranya:
a. Menimbulkan utang pajak;
b. Dasar penagihan pajak;
c. Menentukan jumlah pajak yang terutang.
Jadi selama belum ada surat ketetapan pajak, belum ada utang pajak, walaupun syarat-
syarat subjektif dan syarat-syarat objektif serta waktu telah terpenuhi.
Kelemahan teori formil ini yaitu besar sekali kemungkinan utang pajak ditetapkan tidak
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Selain itu teori formil tidak dapat diterapkan
terhadap pajak tidak langsung karena pajak tidak langsung tidak menggunakan surat
ketetapan pajak. Teori ini hanya diterapkan dalam saat timbulnya utang Pajak Bumi
Bangunan. Sebagai contoh, misalnya, utang pajak si A baru akan timbul sesudah fiskus
menerbitkan SKP. Secara ekstrim, si A tidak mempunyai kewajiban membayar pajak
penghasilan/pendapatannya jika fiskus belum menerbikan SKP. Teori ini sangat lemah karena
banyak jenis pajak yang terutang dan dibayar tidak perlu menunggu diterbitkannya surat
ketetapan pajak, misalnya Bea Materai, PPh Pasal 21, dan lain-lain.

Berakhirnya Utang Pajak

Dihapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal:


A. Pelunasan
Timbulnya kewajiban membayar pajak ditentukan oleh sistem penetapan pajak yang
diterapkan. Dalam hal UU menerapkan official assessment, maka mulaitimbul utang pajak
adalah setelah aijib pajak menerima keputusan tentang ketetapan pajak. Keptusan tersebut ada
yang berbentuk surat ketetapan pajak, yang oleh uu no 9 tahun1994 diubah dan
dikembangkan menjadi surat ketetapan pajak kurang bayar (SKPKB), surat ketetapan pajak
nihil (SKPN), surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan (SKPKBT), surat ketetapan pajak
lebih bayar (skplb), surat tagihan pajak (stp), surat keputusan pembetulan, surat keputusan
keberatan, dan surat keutusan banding dalam hal jumlah pajak yang harus dibayar ditambah.

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page 4


Tetapi surat ketetapan pajak yang berkaitan dengan official avesment adalah surat
ketetapan pajak (skp), suat ketetapan pajak tagihan kemudian, surat ketetapan pajak tagihan
susulan, surat ketetapan pajak rampung, dan surat ketetapan pajak sementara.

B. Kompensasi
Undang-undang pajak mengatur tentang keharusan untuk dilakukan kompensasi.
Misalnya dalam UU Pajak Penghasilan, setiap pemotongn pajak penghasilan karyawan (PPh
Pasal 21) harus dikompensasikan dengan utang pajak akhir tahun. Hal ini karena posisi
pemotongan PPh pasal 21 merupakan pembayaran di muka, atau pembayaran cicilan. Suatu
badan usaha sebagai rekaman Kantor Pelayanan Pajak. Rekaman meminta Kepada Kantor
Pelayanan Pajak agar pembayaran atas tagihannya dikompenssikan dengan pembayaran pajak
penghasilannya.Terhadap permohonan yang demikian, tidak diperbolehkan untuk
dkompensasikan, karena bukan dalam lingkup lapangan pajak.

C. Daluwarsa
Daluwarsa berasal dari bahasa Jawa.Dalu artinya lewat, dan warsa artinya tahun.Oleh
karena itu, daluwarsa disini diartikan dengan lewat waktu, atau dengan kata lain telah lewat
waktu sehingga hilang haknya. Sedangkan yang dimaksud dengan hak disini adalah hak
Fiskus. Hak fiskus menagih pajak sebagaimana tertuang dalam SKPKB, SKPKBT, dan
sebagainya menjadi hilang bila telah lewat waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung saat
terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak (pasal 2 aya 1 uu n. 9 tahun 1994). Dengan
demikian, bila terjadi daluwarsa maka utang pajak sbagaimana tertuang dalang surat
ketetapan pajak menjadi tidak dapat ditagih, atau dengan kata lain utang pajaknya menjadi
berakhir.

D. Pembebasan
Suatu subjek pajak, karena beberapa alasan termasuk beberapa hal yang terkait
dengan kepentingan negara, atau kepentingan negara atau kepentingan pihak lain yang juga
terkait dengan kepentingan negara, dibebaskan dari kewajiban membayar pajak yang
terutang.

Demikian dengan objek pajak,walaupun telah memenuhisyarat sebagai objek pajak


dan menurut undang-undang terutang pajak,tetapi demi menopang program pemerintah di

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page 5


bidang pembangunan, maka atas pajak t ersebut dibebaskan dari pengenaan pajak. Ada pulak
bentuk pembahasan terbatas pada kenaikan pajak, denda,bunga dan sebgainya yag tergolong
sanksi pajak, asalkan diatur dalam undang-undang pajak yang bersangkutan. Contoh
ketentuan yang diatur dalam pasal 15 uu no.9 than 1994 tentang penerbitan SKPKBT. Atas
kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKBT ditambah dengan sanksi administrasi
berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajaktersebut.Tetapi kenaikan
tersebut tidak dikenalkan (dibebaskan) apabila ada keterangan tertulis dari wajib paja atas
kehendak sendiri, dengan syarat Direktur Jendral Pajak atas kehendak pajak belum mulai
melakukan tindakan pemeriksaan.

E. Penghapusan
Pasal 36 uu no. 9 tahun 1994 menentukan bahwaDirektur Jendral Pajak dapat
mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, deda dan kenaikan,
bahkan membatalkanketetapan pajak yang tidak benar. Dengan adanya pengurangan atau
penghapusan tersebbut maka beakhirlah kewajiban membayar pajak terutang, atau dengan
kata lain, berakhirnya utang pajak karena adanya keputusan penghpusan. Ayat berikut
menentukan bahwa Direktur Jendral Pajak dapat mengurangkan atau membatalkan ketetapan
pajak yag tidak benar. Hal ini dapat dikatakan bahwa berakhirnya utang pajak karena
keputusan penghapusan atas uang pajak yang terutang dalam surat ketetapan pajak.

F. Penundaan Penagihan
Akhirnya setelah diterbitkan keputusan penundaan pengalihan, berarti berakhirlah
utanng pajaknya meskipun untuk sementaaa waktu. Artinya, setelah diterbitkan keputusan
penundaan penagihan, berarti berakhirlah utang pajaknya, meskipun untuk sementara waktu.

G. Pengecualian
Pengertian pengecualian disini berarti undang-undang sejak semula sudah
mengeculikan, baik yang berkaitan dengan subjek maupun dengan objek. Subjek pajak, pajak
penghasian yang dikecualikan sebagaimana disebut pada pasal 3 UU No. 10 tahun 1994
adalah:
a) Badan perwakilan negara asing

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page 6


b) Pejabat-pejabat lain dari negara asing, orang-orang yang diperbantukan kepada
mereka yang bekerja pda dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat
bukan warganegara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima penghasilan lain di
luar jabatannya di Indonesia, serta negar yang bersangkutan memberikan perlakuan
timbal balik.
c) Organisasi-organisasi internasional yag ditetapkan menteri keuangan dengan syarat
tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan
di Indonesia.
d) Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh menteri
keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia atau tidak menjalankan usaha
atau melakukan kegitan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di
Indonesia.
Objek pajak,pajak penghasilan yang dikecualikan dari pengenaan pajak penghasilan adalah:
a) Bantuan atau sumbangan
b) Warisan
c) Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh bdan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 ayat1
d) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
dalam bentuk natura da atau kenikmatan dari wajib pajak atau pemerintah
e) Dan seterusnya

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page 7


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Istilah Pajak yang terutang yang digunakan dalam Undang-Undang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, Pasal 1 angka 10 dengan pengertian bahwa Pajak yang terutang
adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau
dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Dihapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal:
 Pelunasan
 Kompensasi
 Daluwarsa
 Pembebasan
 Penghapusan
 Penundaan penagihan
 Pengecualian

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page 8


DAFTAR PUSTAKA

Zulvina, Susi. 2013. Pengantar Hukum Pajak. Jakarta.


http://kbbi.web.id/tetap
http://smsadheererd-samsulriadirosdu.blogspot.co.id/2012/10/makalah-penetapan-dan-
ketetapan-pajak.html
http://aditya-sura-feb12.web.unair.ac.id/artikel_detail-91583-Mata
%20KuliahPerpajakan%20-Penetapan%20dan%20Ketetapan%20Pajak.html
http://zonahukum.blogspot.co.id/2011/03/utang-pajak.html
http://www.academia.edu/11606751/Bahan_Ajar_Pengantar_Hukum_Pajak
http://www.kabarpajak.com/2013/07/makalah-pajak-timbul-dan-hapusnya-utang.html

BERAKHIRNYA UTANG PAJAK (Laboratorium Perpajakan ) Page 9

Anda mungkin juga menyukai