Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

PASAR & LEMBAGA KEUANGAN


SEMESTER GENAP 2019/2020

Pegadaian

Disusun Oleh :
Kelompok : 3 Kelas : B

1.Rizki Ayu A (2018210203)


2.Nadella Putri. S. (2018210212)
3.Fransiska Melly .S. (2018210240)
4.Chintya Anggun .F. (2018210243)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Pegadaian“ guna memenuhi tugas mata kuliah Pasar &
Lembaga Kuangan kami berharap dengan adanya makalah ini pengetahuan dan wawasan
baru yang diperoleh pembaca.
Kami menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah kami. Oleh karena itu
kritik, saran dan tanggapan dari pembaca sangat kami harapkan agar kedepannya makalah
kami menjadi lebih baik . Akhirul kata Wabillahi taufiq Walhidayah jaza khayra katsira rabbi
syrahli shodri wayassirli amri wahlul ‘uqdatatan millisani yafqahu qawli.

Surabaya, 17 Mei 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................................4

1.1 PENDAHULUAN........................................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................................6

TELAAH PUSTAKA...............................................................................................................................6

2.1 PENGERTIAN DAN STATUS HUKUM PEGADAIAN...............................................................6

2.2.  KEPENGURUSAN DAN PENGAWASAN.............................................................................................7


2.3. TUJUAN PEGADAIAN......................................................................................................................8
2.4. RISIKO DAN KEUNTUNGAN INVESTASI PADA REKSA DANA..........................................................8
2.5. BARANG JAMINAN..........................................................................................................................9
2.6. SUMBER PENDANAAN...................................................................................................................10
2.7. PROSEDUR PEMBERIAN DAN PELUNASAN PINJAMAN...................................................................10

BAB III....................................................................................................................................................12

PENUTUP...............................................................................................................................................12

3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................12
3.2 SARAN....................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................13
BAB I

1.1 PENDAHULUAN

Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Lembaga


semacam ini pada awalnya berkembang di italia; yang kemudian dipraktikan di
wilayah-wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda. Lalu sistem gadai
tersebut di bawa dan dikembangkan di Indonesia oleh orang Belanda (VOC). Bentuk
usaha pegadaian di Indonesia berawal dari Bank Van Lening, pada masa VOC yang
mempunyai tugas untuk memberikan pinjaman uang kepada masyarakat dengan
jaminan gadai. Sejak itu, bentuk usaha pegadaian telah mengalami beberapa kali
perubahan sejalan dengan peraturan-peraturan yang mengaturnya.
Pada mulanya, pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak swasta.
Kemudian melaui Staatsblad Tahun 1901 No.131 tanggal 12 maret 1901, Gubernur
Jendral Hindia Belanda mendirikan Rumah Gadai Pemerintah (Hindia Belanda)
Sukabumi, Jawa Barat. Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, maka pelaksanaan
gadai dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagaimana diatur dalam
Staatsblad Tahun 1901 No.131 tersebut berbunyi: “Kedua: Sejak saat itu dibagian
Sukabumi kepada siapapun tidak akan diperkenankan untuk dengan memberi gadai
atau dalam bentuk jual beli dengan hak membeli kembali, meminjam uang, tidak
melebihi seratus Golden, dengan hukuman, tegantung kepada kebangsaan pelanggar
yang diancam pasal 337 KUHP bagi orang-orang Eropa dan pasal 339 KUHP bagi
orang-orang Bumiputera”. Selanjutnya, dengan Staatsblad 1930 No.266, Rumah
Gadai tersebut mendapatkan status dari Dinas Pegadaian sebagai Perusahaan Negara
dalam arti Undang-undang Perusahaan Hindia Belanda (Lembaga Hindia Belanda
1927 No.419).
1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Apa yang dimaksud dengan Pegadaian


2.Bagaima kepengurusan dan pengawasan pada Pegadaian?
3.Apa saja ttujuan dari Pegadaian?
1.3 TUJUAN
1.Untuk mengetahui pengertian dari Pegadaian.
2.Untuk mengetahui Kepengurusan dan Pengawasan pada pegadaian.
3.Untuk mengetahui tujuan Pegadaian.
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Status Hukum Pegadaian

Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak
yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang
bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang
untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untung melunasi utang
apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
tempo. Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia
yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan
berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum
gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 di
atas.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian
sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus
memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian
dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan
Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah
Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status,
yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan
PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan
PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi
Perusahaan Umum (PERUM). Hingga pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011,
bentuk badan hukum Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
2.2.  Kepengurusan dan Pengawasan

Kegiatan usaha Perum Pegadaian dipimpin sebuah dewan direksi yang


terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur. Masa jabatan dari
masing-masing anggota dewan direksi adalah 5 (lima) tahun, dan setelah masa
jabatan tersebut berakhir yang bersangkutan dapat diangkat kembali. Di samping
dewan direksi yang bertugas menjalankan dan mengelola kegiatan usaha, Perum
Pegadaian juga mempunyai sebuah dewan pengawas yang fungsi utamanya adalah
untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha Perum Pegadaian agar selalu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan dapat merealisasikan misinya untuk membantu
masyarakat dalam bidangpendanaan atas dasar hukum gadai. Dewan pengawas
juga bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan keuangan perum pegadaian
agar badan usaha ini tidak mengalamikerugian yang dapat memberatkan keuangan
negara. Anggota dewan direksi dan dewan pengawas diangkat dan diberhentikan
oleh presidan atas usul Menteri Keuangan dibantu oleh sebuah Direktorat Jenderal.
Untuk melaksanakan pengawasan intern kegiatan usaha perusahaan,
direksi membentuk Satuan Pengawas Intern (SPI). Selanjutnya, dalam
melaksanakan fungsi pengawasan tersebut, Mentri Keuangan menunjuk Dewan
Pengawas, yang anggota-anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas
usul Menteri Keuangan. Jumlah anggota Dewan Komisaris ini menurut ketentuan,
minimal 2 orang dan maksimal 5 orang yang susunannya terdiri atas ketua dan
anggota. Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pelaksanaan pengawasan
kepada Menteri Keuangan. Masa jabatan ketua dan anggota Dewan Pengawas
adalah 3 tahun dan dapat diangkat kembali. Struktur organisasi Perusahaan Umum
(perum) Pegadaian. Dalam usahapenyaluran uang pinjaman sebagai kegiatan
utamanya, pegadaian sampai saat ini telah memiliki 14 kantor daerah dan hampir
600 kantor cabang yang wilayah operasinya telah menjangkau hampir semua
plosok daerah, termasuk Irian Jaya dan Wilayah Indonesia Timur lainnya.

2.3. Tujuan Pegadaian

Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayana bagi


kemanfaatan umum dan sekaligus menumpuk keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan. Oleh karena itu Perum Pegadaian bertujuan untuk
a. Untuk melaksanakan dan menunjang sebuah kebijaksanaan dan
program pemerintah dibidang ekonomi dan dibidang pembangunan
nasional yang melalui penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai
b. Untuk mencegah timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan
pinjaman tidak wajar lain sebagainya.

2.4. Risiko dan Keuntungan Investasi pada Reksa Dana

a. KCA (Kredit Cepat Aman)


Kredit KCA adalah pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan
prosedur pelayanan yang mudah, aman dan cepat. Dengan usaha ini,
Pemerintah melindungi rakyat kecil yang tidak memiliki akses kedalam
perbankan.
b. Jasa Taksiran
Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat yang peduli
akan harga atau nilai harta benda miliknya. Dengan biaya yang relatif
ringan, masyarakat dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau
kualitas suatu barang miliknya setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir
oleh juru taksir berpengalaman.
c. Jasa Titipan
Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe deposit box.
Harta dan surat berharga perlu di jaga keamanannya agar tidak sampai
hilang, rusak atau di salahgunakan orang lain. Tetapi ternyata tidak
selamanya barang dan surat berharga itu aman di tangan sendiri.
d. Bekerja sama dengan pihak ketiga dalam memanfaatkan aset
perusahaan dalam bidang bisnis properti seperti dalam pembangunan
gedung kantor dan pertokoan dalam sistem Build, Operate and
Transfer (BOT)
e. Kredit Pegawai
Yaitu kredit yang diberikan kepada pegawai yang berpenghasilan tetap.

2.5. Barang Jaminan

Jenis barang yang dapat di terima sebagai barang jaminan pada prinsipnya
adalah barang bergerak antara lain:

a. Barang-barang perhiasan : emas, perak, intan, mutiara, dan lain-lain.


b. Barang-barang elektronik : tv, kulkas, radio, video, tape, recorder, dan
lain-lain.
c. Kendaraan : sepeda, motor, mobil.
d. Barang-barang rumah tangga : barang-barang pecah belah.
e. Mesin : mesin jahit, mesin ketik, dan lain-lain.
f. Tekstil : kain batik, permadani.
g. Barang-barang lain yang dianggap bernilai.

2.6. Sumber Pendanaan

Untuk memenuhi kebutuhan dananya, Perum Pegadaian memiliki sumber-


sumber dana sebagai berikut:
a. Modal sendiri
b. Penyertaan modal pemerintah
c. Pinjaman jangka pendek dari prbankan
d. Pinjaman jangka panjang yang berasal dai KLBI

2.7. Prosedur Pemberian dan Pelunasan Pinjaman

Prosedur untuk pinjaman dari pegadaian bagi masyarakat yang


membutuhkan dana segera sangat sederhana, mudah dan cepat. Inilah yang
membedakan pegadaian dengan perbankan dalam pelayanan. Pegadaian pada
prinsipnya tidak membutuhkan berbagai jenis persyaratan sebagaimana halnya
dengan perbankan. Berikut adalah prosedur untuk mendapat pinjaman dari
pegadaian;
a. Calon nasabah datang langsung ke loket penaksiran dan menyerahkan
barang yang akan di jaminkan dengan menunjukan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak bisa
datang sendiri.
b. Barang jaminan tersebut diteliti kualitasnya untuk menaksir dan
menetapkan harganya. Berdasarkan taksirannya yang di buat penaksir,
akan di tetapkan besarnya uang pinjaman yang dapat diterima oleh
nasabah.
c. Selanjutnya, pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir tanpa
ada potongan biaya apa pun kecuali potongan premi asuransi
Selanjutnya, prosedur pelunasan uang pinjaman dilakukan dengan cara
sebagai berikut;
a. Uang pinjaman dapat dilunasi setiap saat tanpa harus menunggu
selesainya jangka waktu.
b. Nasabah membayar kembali pinjaman + sewa modal (bunga) langsung
kepada kasir dengan bukti surat gadai
c. Barang di keluarkan oleh petugas penyimpanan barang jaminan
d. Barang yang di gadaikan dikembalikan kepada nasabah
BAB III

PENUTUP

3.1KESIMPULAN
1. Perum Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan non bank
yang memusatkan kegiatan usahanya di bidang penyaluran kredit
dengan menggunakan system gadai, dalam upaya untuk membantu
menunjang kestabilan perekonomian pemerintah dan mensejahterakan
kehidupan masyarakat terutama masyarakat dengan golongan
ekonomi menengah kebawah.
2. Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan
Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga
keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini
pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
3. Pegadaian tentunya memiliki kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan keuangan
4. Pegadaian sebagai lembaga pengkreditan milik pemerintah
tentunya mempunyai kelebihan maupun kekurangan dibandingkan
dengan bank
5. Banyak manfaat yang diperoleh dengan adanya pegadaian
baik bagi nasabah maupun bagi pegadaian itu sendiri
3.2SARAN
Dalam makalah ini kami menyajikan dan menjelaskan materi
yang berisi tentang Pegadaian yang di dapat dari beberapa referensi.
Saran kami sebagai penulis. Maka diharapkan kita harus lebih
memahami tentang pengertian, struktur, tujuan, kegiatan usaha serta
sumber pendanaan dalam Pegadaian . Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan)

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pegadaian/

bumn.go.id/pegadaian/halaman/41/tentang-perusahaan.html
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan . Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2005.

Anda mungkin juga menyukai