Anda di halaman 1dari 18

Manajemen Gadai

Disusun Oleh
Kelompok 6

Nama : Nurmiati Sukardi 02271711021


Sindi Fatika 02271711070
Febriani Nurdin 02271711149
Rabina Fokaaya 02271611081
Rewindira Reza 02271811136
Aprianthi Sasmita Husen 02271611014
Muhammad Fikri Arsy 02271811043
Nur Hidayati Naim 02271811074
Sintia Dahlan 02271711009

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Khairun
2020
2
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas ,dari mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan dengan judul
“Manajemen Gadai ”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pembimbing kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Ternate 4 Maret 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan...................................................................................................1
1.1 Latar belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
Bab II Pembahasan..................................................................................................3
2.1 Pengertian Manajemen Gadai..........................................................................3
2.2 Sejarah Manajemen Gadai................................................................................3
2.3 Kegiatan Manajemen Gadai.............................................................................4
2.4 Prosedur Pinjaman dan Pelunasan .................................................................5
2.5 Pinjaman.............................................................................................................7
2.6 Pengolongan pinjaman dan Bunga ..................................................................9
Bab III Pentup..........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................12
3.2 Saran ...................................................................................................................12
Daftar pustaka..........................................................................................................13

ii
iii
Bab I
Pendahuluan

1.1 . Latar Belakang

Pegadain merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang fokus kegiatannya adalah
memberikan pembiayaan. Ada dua hal yang membuat pegadain menjadi suatu bentuk usaha
lembaga keuangan bukan bank. Pertama, transaksi pembiayaan yang diberikan oleh pegadaian
mirip dengan pinjaman melalui kredit bank, namun diatur secara terpisah atas dasar hukum gadai
dan bukan dengan peraturan mengenai pinjam meminjam biasa. Kedua, usaha pegadain di
Indonesia secara legal dimonopoli oleh satu badan usaha saja, yaitu Perum Pegadaian. Secara
umum, tujuan ideal Perum Pegadaian adalah penyediaan dana dengan prosedur yang sederhana
kepada masyarakat luas terutana kalangan menengah ke bawah untuk berbagai tujuan, seperti
komsumsi produksi dan lain sebaganya. Keberadan Perum Pegadaian juga diharapkan dapat
menekan menculnya lembaga keuangan non formal yang cenderung merugikan masyarakat
seperti praktik ijon, pegadaian gelap, bank gelap, rentenir, dan lain-lain.

Untuk dapat mengetahui lebih jauh tentang pegadain tersebut, maka berikut dipaparkan
mengenai tinjauan umum pegadain konvensional yang meliputi : pengertian pegadaian, sejarah
dan perkembangan pegadaian, tugas, tujuan, dan fungsi pegadaian, struktur organisasi pegadaian,
hak dan kewajiban para pihak, serta berakhirnya hak gadai. Selanjutnya juga akan dipaparkan
mengenai pelaksanaan gadai di pegadain konvensional yang meliputi : kegiatan usaha pegadaian,
produk dan jasa pegadaian, penggolongan uang pinjaman, bunga gadai, kategori barang gadai,
prosedur penaksiran barang gadai, prosedur pemberian kredit gadai, prosedur pelunasan kredit
gadai, serta prosedur pelelangan barang gadai.

1
1.2 . Rumusan Masalah

A. Pengertian Manajemen Gadai ?


B. Kegiatan Pegadaian ?
C. Sejarah dan Perkembangan Pegadaian ?
D. Prosedur Pemberian dan Pelunasan ?
E.. Pinjaman ?
F.. Penggolongan Pinjaman dan Bunga ?

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui apakah prosedur pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi
kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolah

2
Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian Pegadaian

Pengertian Gadai menurut Susilo (1999) adalah : Suatu hak yang diperoleh oleh seseorang
yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan
kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai hutang atau oleh orang lain atas
nama orang yang mempunyai hutang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan
kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk
melunasi hutang apabila pihak yang berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat
jatuh tempo. Pegadaian merupakan sebuah BUMN di Indonesia yang usaha intinya adalah bidang
jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh
orang yang berpiutang atas suatu barang bergerak yang diserahkan oleh orang yang berhutang
sebagai jaminan hutangnya dan barang tersebut dapat dijual (dileleng) oleh yang berpiutang bila
yang berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Sedangkan
Perusahaan Umum Pegadaian adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berfungsi
memberikan pembiayaan dala, bentuk penyaluran dana kredit kepada masyarakat atas dasar
hukum gadai.

2.2 Sejarah Manajemen Pegadaian

Pegadaian atau Pawn Shop merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Lembaga
semacam ini pada awalnya berkembang di Italia yang kemudian dipraktikkan di wilayah-wilayah
Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda. Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa
dan dikembangkan oleh orang Belanda (VOC), yitu sekitar abad ke – 19.

Bentuk usaha pagadaian di Indonesia berawal dari Bank Van Lening pada masa VOC yang
mempunyai tugas memberikan pinjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai. Sejak

3
itu bentuk usaha pegadaian telah mengalami beberapa kali perubahan sejalan dengan perubahan
peratuaran-peraturan.

Pada mulanya usaha pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak swasta, kemudian
pada awal abad ke-20 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda melalui Staatblad tahun 1901
Nomor 131 tertanggal 12 Maret 1901 didirikan rumah gadai pemerintahan (Hindia Belanda) di
Sukabumi Jawa Barat. Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, maka pelaksanaan gadai
dilakukan oleh Pemerintahan Hindia Belanda sebagaimana diatur dalam Staatblad tahun 1901
Nomor 131.Selanjutnya, dengan Staatblad 1930 NO. 266 Rumah Gadai tersebut mendapatkan
status Dinas Pegadaian sebagai Perusahaan Negara dalam arti undang-undang perusahaan Hindia
Belanda (Lembaran Negara Hindia Belanda 1927 No. 419).

Pada masa selanjutnya, pegadaian milik pemerintahan tetap diberi fasilitas monopoli atas
kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami beberapa kali perubahan bentuk
Badan Hukum, sehingga akhirnya pada tahun 1990 menjadi Perusahaan Umum. Pada tahun 1960
Dinas Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian, pada tahun 1969
Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian, dan pada
tahun 1990 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum)
Pegadaian melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990.
Kantor Pusat Perum Pegadaian berkedudukan di Jakarta dan di bantu oleh kantor daerah, kantor
perwakilan daerah, dan kator cabang.

2.3 Kegiatan Manajemen Gadai

Kegiatan usaha Perum Pegadaian pada umumnya meliputi dua hal, yaitu Penghimpunan Dana
dan Pengunaan Dana (Susilo, 1999:1818). Penghimpunan Danayang diperlukan di Perum
Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal dari :

1. Pinjaman jangka pendek dari perbankan.

Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk pinjaman jangka pendek dari
perbankan (sekitas 80% dari total dana jangka pendek yang dihimpun).

4
2. Pinjaman jangka pendek dari pihak lain.

Pinjaman dana jangka pendek dari pihak lain biasanya diperoleh dari hutang kepada rekanan,
hutang kepada nasabah, hutang pajak, dan lain-lain.

3. Penerbitan obligasi.

Untulk memperoleh atau menghimpun dana Perum Pegadaian pernah menerbitkan obligasi
sebanyak dua kali, yaitu tahun 1993 dan pada tahun 1994 yang jangka waktunya masing-masing
lima tahun.

4. Modal sendiri.

Modal sendiri yang dimilki oleh Perum Pegadaian terdiri dari :

1. Modal awal, yaitu kekayaan negeri di luar APBN.


2. Penyertaan modal pemerintah.
3. Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan Perum
Pegadaian berdiri.
4. Penggunaan Dana.

Dana yang berhasil dihimpun akan digunakan untuk mendanai kegiatan usaha Perum
Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut :

1. Uang kas dan dana likuid lain.


2. Pendanaan kegiatan operasional
3. Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan inventaris.
4. Penyaluran dana.
5. Investasi lain

2.4 Prosedur dan Pemberian Pelunasan

A.1. Pemberian Pinjaman


Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai berarti mensyaratkan pemberian pinjaman
atas dasar penyerahan barang bergerak oleh penerima pinjaman. Sewa modal (bunga)
pinjaman di pegadaian merupakan pinjaman dengan jangka waktu selama 4 bulan. Apabila
telah melewati batas pinjaman nasabah dapat memperpanjang dengan membayar sewa
modal (bunga) atau dapat menebus barang jaminannya. Apabila kedua hal tersebut tidak
dilaksanakan maka pegadaian berhak untuk melelang barang jaminan.

5
2. Penaksiran Nilai Barang
Masyarakat yang memerlukan jasa ini biasanya ingin mengetahui nilai jual wajar atas
barang berharganya yang akan dijual. Atas jasa penaksiran yang diberikan, Perum
Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran.

.         3. Penitipan Barang


Masyarakat menitipkan barang di pegadaian pada dasarnya karena alasan keamanan
penyimpanan, terutama bagi masyarakat yang akan meninggalkan rumahnya untuk
jangka waktu yang lama. Atas jasa penitipan yang diberikan, Perum Pegadaian
memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penitipan.

4. Jasa Lain
a. Penjualan koin emas ONH. Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang
bisa digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya. Setelah koin
emas ONH dianggap mencukupi (biasanya sekitar 250-300 gram), maka secara otomatis
pemilik akan didaftarkan sebagai calon jama’ah haji melalui Sistem Haji Terpadu
(Siskoat). Selain untuk haji, konsumen juga bisa membeli emas untuk tujuan investasi
lain.
b. Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai). Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada
para pengusaha mikro atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan
melalui angsuran.
c Kresna (Kredit Serba Guna). Kresna merupakan pemberian pinjaman kepada
pegawai/karyawan dalam rangka kegiatan produktif/konsumtif dengan pengembalian
secara angsuran.
d, Galeri 24. Pegadaian juga mempunyai Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang
desain dan menjual perhiasan emas dengan Sertifikat Jaminan sesuai karatase perhiasan
emas

6
B. Pelunasan

Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian pinjaman, nasabah
mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang telah diterima. Pada dasarnya
nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu waktu jatuh tempo.
Pelunasan pinjaman beserta sewa modalnya (bunga) dibayarkan langsung ke kasir disertai surat
gadai. Setelah adanya pelunasan atau penebusan yang disertai dengan pemenuhan kewajiban
nasabah yang lain, nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.

2.5 Pinjaman

1. Barang yang Dapat Digadaikan

Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di pegadaian dengan
pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-barang yng dapat digadaikan meliputi:
a.  Barang perhiasan : perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu
mulia.
b.    Kendaraan : mobil, sepeda motor, sepeda,dan lain-lain
c.    Barang elektronik : kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player, televise, dan
lain-lain
d.   Barang rumah tangga : perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain
e.    Mesin-mesin : tekstil
f.     Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum Pegadaian.

Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber daya manusia di


pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh Perum Pegadaian, serta
memperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-barang tertentu yang tidak dapat
digadaikan. Barang-barang yang tidak dapat digadaikan meliputi :
a Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan memerlukan cara
pemeliharaan khusus.
b.    Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak
c.    Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat penyimpanan sangat besar
yang tidak dimiliki oleh pegadaian.

7
d.   Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
e.    Barang yang amat kotor
f.     Kendaraan yang sangat besar
g.    Barang-barang seni yang sulit ditaksir
h.    Barang yang sangat mudah terbakar
i.      Senjata api, amunisi, dan mesiu
j.      Barang yang disewabelikan
k.    Barang milik pemerintah
l.      Barang ilegal
2. Penaksiran
Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang bergerak sebagai jaminan pada
loket yang telah ditentukan pada kantor pegadaian setempat. Mengingat besarnya jumlah pinjaman
sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang diterima dari calon
peminjam terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir. Petugas penaksir adalah
orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan
penaksiran barang-barang yang akan digadaikan. Pedoman dasar penaksiran telah ditetapkan oleh
Perum Pegadaian agar penaksiran atas suatu barang bergerak dapat sesuai dengan nilai
sebenarnya. Pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis barang, sebagai berikut :
A.. barang kantong
1)      Emas
a) Petugas menaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran logam yang telah
ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu
disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.
b) Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat.
c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

2)        Permata
a) Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.
Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar permata yang ada.
b) Petugas penaksir menguji kualitas dan berat permata
c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

8
B. Barang gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)
1)        Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga pedoman untuk
keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.

2)        Petugas penaksir menentukan nilai taksiran


Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak ditentukan sebesar harga
pasar, melainkan setelah dikalikan dengan presentase tertentu. Sebagai contoh, emas yang
menurut harga pasar adalah senilai Rp 100.00, nilai taksirannya tidak sebesar Rp 100.000. Nilai
taksiran emas tersebut adalah sebesar Rp 88.000. angka pengali sebesar 88% ditentukan oleh
Perum Pegadaian, dan angka ini bukanlah angka baku yang tetap sepanjang masa, dengan kata
lain angka ini bisa mengalami perubahan. Perum pegadaian sudah menetapkan pengali untuk
berlian adalah 45%, angka pengali untuk tekstil adalah 83%, dan seterusnya. Nilai taksiran inilah
yang dijadikan acuan untuk menentukan besarnya pinjaman yang akan diberikan kepada
nasabah.

3) Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya pinjaman yang
diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat
diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap
nilai taksiran, dan presentase ini juga telah ditentukan oleh Perum Pegadaian berdasarkan
golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%

2.6 Pengolongan Pinjaman dan Bunga

A. Pengolonggan Pinjaman

 Golongan A dengan pinjaman Rp50.000-Rp500.000, dikenakan biaya administrasi


Rp2.000
 Golongan B1 dengan pinjaman Rp550.000-Rp1 juta, dikenakan biaya administrasi
Rp8.000

9
 Golongan B2 dengan pinjaman Rp1,05 juta-Rp2,5 juta, dikenakan biaya administrasi
Rp15.000
 Golongan B3 dengan pinjaman Rp2,55 juta-Rp5 juta, dikenakan biaya administrasi
Rp25.000
 Golongan C1 dengan pinjaman Rp5,1 juta-Rp10 juta, dikenakan biaya administrasi
Rp40.000
 Golongan C2 dengan pinjaman Rp10,1 juta-Rp15 juta, dikenakan biaya administrasi
Rp60.000
 Golongan C3 dengan pinjaman Rp15,1 juta-Rp20 juta, dikenakan biaya administrasi
Rp80.000
 -Golongan D dengan pinjaman Rp20,1 juta, dikenakan biaya administrasi Rp100.000 

B. Bunga

1. Bunga Konvensional

Semakin besar dana pinjaman akan mempengaruhi besar bunga yang dibebankan kepada
peminjam. Adapun besarnya bunga yang dibebankan kepada peminjam terbagi atas empat jenis
golongan. Untuk gadai emas dan non-emas, seperti kendaraan, barang elektronik untuk golongan
A-C, dikenakan bunga yang sama.

 Golongan A

Jika Anda mendapat pinjaman dana antara Rp50.000-Rp500.000, Anda akan dikenakan
bunga 0,75%.

 Golongan B

Jika Anda mendapat pinjaman dana antara Rp500.001-Rp5 juta, Anda akan dikenakan
bunga 1,15%.

 Golongan C

Jika Anda mendapat pinjaman dana sebesar Rp5.000.001-Rp20 juta, Anda akan
dikenakan bunga 1,15%.

 Golongan D

Bunganya termasuk rendah hanya 1% untuk gadai emas, sedangkan untuk non-emas akan
dikenakan bunga 1,15%. Namun jika Anda mendapat pinjaman lebih dari Rp20 juta.

10
2. Biaya Penitipan Syariah

Berita baiknya, biaya penitipan untuk peminjam gadai syariah lebih rendah dibanding
konvensional.

Untuk gadai emas dan non-emas juga dibagi menjadi empat golongan dan biaya penitipan
golongan A untuk gadai emas dan non-emas sama, sementara golongan lainnya berbeda.

 Golongan A

Jika Anda mendapat pinjaman antara Rp50.000-Rp500.000, akan dikenakan biaya


penitipan 0,45%.

 Golongan B

Jika Anda mendapat pinjaman antara Rp500.001-Rp5 juta, akan dikenakan biaya
penitipan 0,71% untuk gadai emas, sedangkan non-emas 0,72%.

 Golongan C

Jika Anda mendapat pinjaman sebesar Rp5.000.001-Rp20 juta, akan dikenakan biaya
penitipan 0,71% untuk gadai emas, sedangkan non-emas 0,72%.

 Golongan D

Bunganya lebih rendah dari golongan B dan C, hanya dikenakan 0,62% untuk gadai
emas, sedangkan non-emas 0,65%, namun jika Anda mendapat pinjaman dana lebih dari
Rp20 juta. 

11
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan

Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam
bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab
Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 di atas. Tugas Pokoknya adalah memberi pinjaman
kepada masyarakat atas dasar hokum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan
lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari
masyarakat. Adapun kegiatan pelaksanaan gadai dalam perum pegadaian meliputi beberapa
kegiatan, yaitu diantaranya seperti yang penulis paparkan diatas: asal mula pegadaian
berkembang di Indonesia

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka diajukan sebagai saran bagi pembaca untuk
menggali ilmu mengenai pegadaian konvensional ini melalui referensi-referensi dari buku yang
berbeda pula. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tidak terpaku pada satu
sumber saja.

12
Daftar Pustaka

http://makalahkite.blogspot.com/2013/12/manajemen-pegadaian.html
https://www.cermati.com/artikel/dapatkan-uang-tunai-secara-instan-lewat-
pegadaian
https://id.scribd.com/doc/90080568/makalah-pegadaian

13

Anda mungkin juga menyukai