Dosen Pengampu :
Oleh Kelompok 8 :
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-nya kami dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Mengukur Pendapatan
Nasional” dengan baik dan tepat waktu.
Paper berjudul “Mengelola Sumber Daya Manusia serta Wewenang, Delegasi dan
Desentralisasi” ini kami susun untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Manajemen. Selain itu,
paper ini juga kami tujukan untuk menambah wawasan tentang konsep tentang pengelolaan
sumber daya manusia serta penjelasan mengenai wewenang, delegasi dan desentralisasi sesuai
dengan metode yang tepat bagi para pembaca tentunya dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. I Made Dana, M.M.selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Manajemen kelas A1. Tidak lupa juga, ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian paper ini.
Kami menyadari makalah atau paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang tujuannya dapat membangun paper ini menjadi lebih baik
sehingga informasi di dalamnya dapat berguna bagi semua pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Zaman globalisasi saat ini menuntut banyak orang untuk mengalami perubahan. Mungkin
bisa dianggap, perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi secara alamiah. Namun
pernahkah kalian menyadari, di dalam dunia bisnis dan manajemen apabila membiarkan
perubahan secara alami terjadi maka seperti istilah terseret arus sebuah perusahaan bisa
saja terombang-ambing di dalam perubahan yang terjadi. Dalam hal ini maka perlu
mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen (Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling) yang baik dan tepat terutama dalam penanganan inovasi dan perubahan.
Agent of Change ialah mereka yang profesional dapat melakukan tindakan merencanakan,
membentuk, memperbaiki hingga mengevaluasi sebuah usaha. Agen sebuah perubahan
salah satunya adalah manusia itu sendiri. Dalam manajemen seorang manajer harus
menemukan sumber daya manusia yang tepat bagi perusahaan agar nantinya misi berjalan
searah dengan visi perusahaan terkait.
Menindaklanjuti hal tersebut kami kami bermaksud untuk menyampaikan sekilas atau
mungkin sedikit lebihnya mengenai pengelolaan dan manajemen sumber daya manusia
hingga wewenang, delegasi dan desentralisasi.
Berdasarkan latar belakang yang dinyatakan diatas, maka rumusan masalah dapat
dinyatakan sebagai berikut.
1) Bagaimana Proses Manajemen Sumber Daya Manusia?
2) Bagaimana Mengidentifikasi dan Menyeleksi Karyawan yang Kompeten?
3) Bagaimana Memberikan Karyawan Keterampilan dan Pengetahuan yang Dibutuhkan?
4) Bagaimana Mempertahankan Karyawan yang Kompeten dan Berkinerja Baik?
5) Apa saja Isu-Isu Kontemporer dalam Mengelola Sumber Daya Manusia?
6) Apa yang dimaksud dengan Wewenang atau Kewenangan?
7) Apa yang dimaksud dengan Delegasi?
8) Apa yang dimaksud dengan Desentralisasi?
1
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dinyatakan diatas, maka tujuan dapat dinyatakan
sebagai berikut.
1) Mengetahui Proses Manajemen Sumber Daya Manusia
2) Mengetahui cara Mengidentifikasi dan Menyeleksi Karyawan yang Kompeten
3) Mengetahui cara Memberikan Karyawan Keterampilan dan Pengetahuan yang
Dibutuhkan
4) Mengetahui cara dan maksud Mempertahankan Karyawan yang Kompeten dan
Berkinerja Baik
5) Mengetahui Isu-Isu Kontemporer dalam Mengelola Sumber Daya Manusia
6) Mengetahui tentang Wewenang atau Kewenangan
7) Mengetahui tentang Delegasi
8) Mengetahui tentang Desentralisasi
1.4. Manfaat
Berdasarkan tujuan yang dinyatakan diatas, maka manfaat dari penyusunan paper untuk
materi ini dapat dinyatakan sebagai berikut.
a) Bagi Penyusun
● Dapat menjadi suatu wadah dalam menuang dan menyalurkan informasi terkait
dengan materi Manajemen bagian pengorganisasian terutama dalam Mengelola
Sumber Daya Manusia serta Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi kepada
pembaca
b) Bagi Pembaca
● Sebagai salah satu media referensi dalam mengenal manajemen SDM serta
kewenangan, delegasi dan desentralisasi dalam ruang lingkup Ilmu Manajemen
● Dapat menjadi suatu tempat untuk lebih mengetahui, mempelajari dan dapat
mengambil hikmah baik itu sekilas maupun menyeluruh terkait dengan
manajemen sumber daya manusia hingga tanggung jawab dalam manajemen
terkait kewenangan, delegasi dan desentralisasi.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
3) Politik
Serikat pekerja yang pada dasarnya merupakan sebuah organisasi yang
mewakili dan berupaya melindungi kepentingan pekerja justru menyulitkan
manajemen sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia
seharusnya searah dengan visi dari suatu perusahaan dan bukan menuruti
kehendak perseorangan apalagi organisasi lain. Sehingga perlu berhati-hati
dalam memperhatikan lebih baik manajemen sumber daya manusia di
perusahaan terkait.
4
2. Memenuhi kebutuhan SDM di masa mendatang.
Kebutuhan SDM di masa mendatang ditentukan oleh misi tujuan dan
strategi organisasi. Permintaan akan tenaga kerja berasal dari
permintaan akan produk atau layanan organisasi. Setelah menilai
kemampuan sumber daya manusia yang ada dan kebutuhan mendatang,
manajer dapat memperkirakan bidang-bidang yang mengalami
kelebihan ataupun kekurangan staf. Kemudian mereka bisa melangkah
ke tahap berikutnya dalam proses manajemen sumber daya manusia.
5
3) Seleksi
6
5. Investigasi latar belakang digunakan untuk memverifikasi data yang
termuat dalam surat lamaran dan referensi yang pada dasarnya tidak begitu
penting.
6. Pemeriksaan fisik biasanya digunakan untuk pekerjaan yang melibatkan
persyaratan fisik tertentu dan juga terkait kepentingan asuransi.
Apabila perekrutan dan seleksi telah dilakukan dengan benar manajer dapat
mempekerjakan individu yang kompeten melaksanakan pekerjaannya. Karyawan-
karyawan baru harus dapat menyesuaikan diri dengan budaya organisasi serta dilatih
dan diberi pengetahuan demi bekerja secara konsisten dengan visi atau tujuan
organisasi.
1) Orientasi
7
2) Pelatihan Karyawan
a) Tradisional
● On-the-job (belajar cara melakukan tugas melalui praktik kerja
setelah pengenalan tugas bersangkutan)
● Mentoring dan coaching (berlatih bekerja dengan karyawan
berpengalaman yang memberikan informasi, dukungan dan
dorongan)
● Latihan pengalaman (memainkan peran, simulasi atau jenis
pelatihan dengan tatap muka secara langsung)
● Buku kerja/manual (buku pelatihan untuk mendapatkan informasi)
● Kelas pelatihan (kelas yang dirancang untuk penyampaian informasi
spesifik)
b) Berbasis Teknologi
● CD/DVD/rekaman video/audio/podcast (mendengar atau menonton
beberapa media terkait informasi teknik-teknik tertentu)
● Videoconference/teleconference (mendengarkan atau berpartisipasi
ketika informasi tersebut disampaikan atau suatu teknik
diperlihatkan.)
● E-learning (pembelajaran berbasis internet dimana karyawan
berpartisipasi dalam simulasi multimedia atau modul interaktif
lainnya)
● Mobile learning (pembelajaran yang dilakukan melalui perangkat
mobile)
Ketika suatu organisasi telah menginvestasikan dana yang besar dalam rekrutmen,
seleksi, orientasi, dan pelatihan karyawan, pihak organisasi pasti ingin
mempertahankan karyawan tersebut, terutama mereka yang kompeten dan
berkinerja baik. Dua kegiatan MSDM yang memainkan peranan penting dalam hal
ini antara lain mengelola kinerja karyawan dan mengembangkan program
kompensasi dan tunjangan.
8
1) Manajemen Kinerja Karyawan
9
mempertahankan individu yang kompeten serta berbakat yang telah membantu
organisasi dalam mewujudkan misi serta tujuannya. Selain itu, sistem
kompensasi organisasi juga terbukti mempengaruhi kinerja strategisnya.
Manajer harus mengembangkan sistem kompensasi yang mencerminkan sifat
dasar pekerjaan dan tempat kerja yang selalu berubah dalam upaya memotivasi
para karyawan. Kompensasi organisasi bisa meliputi berbagai jenis imbalan dan
tunjangan seperti gaji dan upah, upah dan tambahan gaji pembayaran insentif,
dan tunjangan seperti layanan lain.
Terdapat beberapa isu kontemporer dalam mengelola sumber daya manusia yang
dihadapi para manajer, diantaranya mengelola perampingan perusahaan, pelecehan
seksual, keseimbangan pekerjaan-kehidupan dan mengendalikan biaya SDM.
10
d. Menyediakan konseling atau dukungan bagi karyawan yang masih
bertahan.
e. Merombak ulang peran karyawan berdasarkan latar belakang dan talenta
masing masing.
f. Berfokus pada meningkatkan semangat kerja.
g. Memiliki rencana untuk mengisi ruang / kubikel kantor yang kosong
agar tidak mematahkan semangat kerja karyawan yang masih bertahan.
11
4) Mengendalikan Biaya SDM
Biaya yang harus dikelola adalah biaya perawatan kesehatan dan biaya rencana
pensiun karyawan.
12
1. Pandangan Klasik
Pandangan klasik mengenai kewenangan formal menerangkan bahwa
kewenangan pada dasarnya terlahir sebagai akibat adanya kewenangan
yang lebih tinggi dari kewenangan yang diberikan. Misalnya saja, seorang
manajer mendapatkan kewenangan formal akibat adanya pemberian
kewenangan dari pihak yang memiliki kewenangan lebih tinggi, seperti
direktur utama.
2. Pandangan Berdasarkan Penerimaan
Pandangan kedua cenderung berbeda dengan pandangan yang pertama.
Tidak setiap kewenangan yang bersifat top-down serta-merta akan
dijalankan oleh bawahan. Kadangkala kita mendapati apa yang
diperintahkan oleh atasan, tidak dijalankan oleh bawahan. Hal tersebut
barangkali bukan disebabkan bahwa sang atasan tidak memiliki
kewenangan, akan tetapi apa yang kemudian dilakukan oleh atasan tidak
dapat diterima oleh bawahan. yang berdasarkan penerimaan (acceptance
view) memandang bahwa kewenangan formal akan cenderung dijalankan
atau diterima oleh bawahan tergantung dari beberapa persyaratan.
2.2.2 Delegasi
13
a) Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada
bawahan.
b) Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai
tujuan atau tugas.
c) Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit , menimbulkan kewajiban
atau tanggung jawab.
d) Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil
yang dicapai.
Prinsip-prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif
adalah:
14
Alasan-alasan manajer gagal mendelegasikan antara lain:
2.2.3 Desentralisasi
15
disebarkan. Bila delegasi biasanya berhubungan dengan seberapa jauh manajer
mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan yang secara
langsung melapor kepadanya, desentralisasi adalah suatu konsep
pengorganisasian yang memindahkan keputusan penting dan kegiatan
signifikan dari pusat organisasi ke unit-unit terdekat atau cabang-cabangnya.
Dalam konteks manajemen, desentralisasi merujuk pada proses memindahkan
kekuasaan dan kewenangan dari pusat organisasi ke unit-unit yang lebih rendah
dalam struktur organisasi. Dalam praktiknya, organisasi dapat menerapkan
desentralisasi dalam berbagai bentuk, seperti desentralisasi fungsional,
geografis, produk, atau pelanggan.
1) Kelebihan Desentralisasi
b) Keputusan Cepat
Di bawah sistem desentralisasi, kewenangan pengambilan keputusan
didelegasikan ke tingkat eksekusi aktual. Kapan pun ada kebutuhan
untuk mengambil keputusan, eksekutif atau manajer yang
16
bersangkutan akan segera memutuskannya. Tidak perlu merujuk atau
meminta persetujuan khusus ke tingkat atas untuk sebagian besar
keputusannya. Ini tentunya akan mempercepat proses pengambilan
keputusan.
c) Memfasilitasi Diversifikasi
Dengan perluasan dan diversifikasi kegiatan, diperlukan pendelegasian
wewenang di tingkat departemen. Desentralisasi memberikan kewenangan
yang cukup kepada orang-orang di berbagai tingkatan untuk melaksanakan
tugas yang diperlukan. Sistem otoritas terpusat (sentralisasi) tidak akan
memungkinkan diversifikasi melampaui tingkat tertentu karena
pengambilan keputusan hanya dilakukan oleh satu orang atau sekelompok
orang tertentu saja. Organisasi akan menjadi semakin kompleks dengan
penambahan produk baru dan pengaturan lebih banyak unit. Sistem
terdesentralisasi akan lebih cocok untuk memperluas perusahaan.
d) Motivasi Bawahan
Di bawah desentralisasi, bawahan mendapat kesempatan untuk mengambil
keputusan secara mandiri. Dengan demikian, desentralisasi dapat
memenuhi kebutuhan manusia akan kekuasaan, kemandirian dan status.
Bawahan akan menyadari pentingnya mereka dalam organisasinya. Mereka
akan berusaha semaksimal mungkin agar kinerjanya meningkat. Mereka
mendapat kesempatan untuk berinisiatif dan mencoba ide-ide baru.
Bawahan merasa termotivasi di bawah pengaturan desentralisasi.
e) Rasa Kompetisi
17
Selera dan mode yang berubah membutuhkan keputusan yang cepat. Sistem
desentralisasi akan segera merespon situasi yang berubah. Orang yang
peduli dengan pemasaran akan mengambil keputusan cepat sebagaimana
diperlukan dalam situasi tersebut.
g) Pembagian Risiko
Perusahaan dibagi menjadi beberapa departemen di bawah
desentralisasi. Manajemen dapat bereksperimen dengan ide-ide baru
di satu departemen tanpa mengganggu departemen yang lainnya. Ini
akan mengurangi risiko jika terjadi hal-hal yang merugikan. Setelah
percobaan berhasil, ini juga dapat digunakan di segmen lain. Jadi
elemen risiko dapat dibatasi di bawah sistem desentralisasi.
2) Kekurangan Desentralisasi
a) Kurangnya Koordinasi
18
b) Kesulitan dalam Pengendalian
Karena setiap unit yang berbeda bekerja secara mandiri, maka akan
menjadi sulit untuk mengontrol aktivitas mereka. Manajemen puncak
tidak akan dapat melakukan kontrol yang efektif karena tidak
berhubungan dengan aktivitas sehari-hari dari berbagai segmen.
c) Relatif Mahal
Sistem terdesentralisasi melibatkan biaya overhead yang berat. Setiap divisi
yang terdesentralisasi harus mandiri untuk aktivitasnya seperti produksi,
pemasaran, akuntansi, personalia dan lain-lainnya. Sejumlah tenaga kerja
akan dipekerjakan untuk mengelola berbagai aktivitas pada departemen
atau unit kerja desentralisasi ini. Oleh karena itu, biaya overhead akan
menjadi lebih besar. Sistem terdesentralisasi hanya cocok untuk perusahaan
skala besar. Unit bisnis skala kecil tidak mampu mengeluarkan biaya
overhead yang lebih tinggi.
3) Jenis-Jenis Desentralisasi
a) Desentralisasi Fungsional
Desentralisasi fungsional terjadi ketika keputusan dibuat oleh
departemen fungsional seperti pemasaran, produksi, atau keuangan.
Departemen ini menerima wewenang untuk membuat keputusan tertentu
dan bertanggung jawab atas kinerja mereka. Desentralisasi fungsional
biasanya terjadi pada organisasi besar yang memiliki banyak unit bisnis
atau divisi yang terkait dengan fungsi tertentu, seperti penjualan, produksi,
atau keuangan.
19
Contoh dari desentralisasi fungsional dapat ditemukan pada
perusahaan dengan banyak departemen yang bertanggung jawab atas tugas
dan fungsi yang spesifik. Setiap departemen berfungsi secara independen
dan memiliki kekuasaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawab mereka. Sebagai contoh, pada sebuah
perusahaan manufaktur, departemen produksi bertanggung jawab atas
produksi barang, sementara departemen pemasaran bertanggung jawab atas
strategi pemasaran dan penjualan produk.
b) Desentralisasi Geografis
Desentralisasi geografis terjadi ketika keputusan dibuat oleh
unit bisnis yang terletak di lokasi geografis tertentu. Misalnya, sebuah
perusahaan mungkin memilih untuk mendistribusikan keputusan ke
unit bisnis yang berlokasi di negara yang berbeda atau bahkan di kota
yang berbeda. Desentralisasi geografis dapat membantu organisasi
untuk mengembangkan produk dan layanan yang disesuaikan dengan
kebutuhan pasar setempat.
Contoh dari desentralisasi geografis dapat ditemukan pada
perusahaan yang memiliki beberapa cabang atau kantor di lokasi yang
berbeda. Masing-masing cabang memiliki kewenangan untuk
mengambil keputusan yang terkait dengan operasinya sendiri. Sebagai
contoh, perusahaan ritel seperti minimarket atau supermarket yang
memiliki banyak cabang di berbagai lokasi yang berbeda. Setiap
cabang dapat mengambil keputusan dalam hal stok barang yang akan
dijual dan menyesuaikan dengan kebutuhan lokal.
c) Desentralisasi Produk
Desentralisasi produk terjadi ketika keputusan dibuat oleh
divisi yang memproduksi produk tertentu. Setiap divisi bertanggung
jawab atas keputusan mereka dan mereka mempertanggungjawabkan
kinerja mereka sendiri. Desentralisasi produk memungkinkan
organisasi untuk lebih cepat menyesuaikan produk dan layanan
dengan perubahan pasar dan memungkinkan divisi untuk beroperasi
dengan lebih efisien.
20
Contoh dari desentralisasi produk atau layanan dapat
ditemukan pada perusahaan yang memiliki beberapa lini produk atau
layanan yang berbeda. Setiap lini produk atau layanan memiliki
manajemen yang terpisah dan bertanggung jawab atas produksi,
pemasaran, dan penjualan produk atau layanan mereka. Sebagai
contoh, sebuah perusahaan teknologi dapat memiliki divisi yang
berbeda untuk pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras,
dan masing-masing divisi bertanggung jawab atas produk atau layanan
yang sesuai dengan keahlian mereka.
d) Desentralisasi Pelanggan
Desentralisasi pelanggan adalah suatu strategi desentralisasi
yang fokus pada memberikan wewenang kepada pelanggan untuk
mengambil keputusan terkait produk atau layanan yang ditawarkan
oleh perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki hubungan
antara perusahaan dan pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan,
serta mempercepat proses pengambilan keputusan di tingkat
pelanggan.
Contoh dari desentralisasi pelanggan dapat ditemukan pada
organisasi yang memberikan kebebasan kepada pelanggan untuk
memilih dan mengambil keputusan terkait produk atau layanan yang
mereka butuhkan. Pelanggan memiliki akses langsung ke informasi
dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang dapat
mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan penerbangan dapat memberikan akses langsung
kepada pelanggan untuk memesan dan memilih kursi pada
penerbangan mereka sendiri.
4) Kriteria Desentralisasi
Menurut Ernest Dale yaitu seorang ahli teori organisasi Amerika
kelahiran Jerman yang juga merupakan seorang Profesor Administrasi
Bisnis di Universitas Columbia dan Sekolah Wharton di Universitas
Pennsylvania, terdapat 4 kriteria untuk mengukur sejauh mana
desentralisasi dalam suatu organisasi. Keempat kriteria Desentralisasi ini
diantaranya adalah :
21
a) Jumlah Keputusan : Semakin besar jumlah keputusan yang dibuat di
tingkat manajemen yang lebih rendah, semakin besar derajat
desentralisasinya.
b) Pentingnya Keputusan : Jika keputusan penting diambil di tingkat
yang lebih rendah maka derajat desentralisasi akan lebih tinggi. Di sisi
lain, jika hanya memperbolehkan manajemen tingkat lebih rendah
untuk mengambil keputusan yang tidak signifikan, maka tingkat
desentralisasi akan lebih kecil.
c) Pengaruh Keputusan : Jika keputusan yang mempengaruhi lebih
banyak fungsi diperbolehkan di tingkat yang lebih rendah, maka
desentralisasi akan lebih baik. Di sisi lain, jika hanya keputusan
operasional yang boleh dibuat di tingkat yang lebih rendah, maka
desentralisasi akan berkurang. Ketika keputusan yang menyangkut
keuangan diambil pada tingkat yang lebih rendah maka derajat
desentralisasi juga akan lebih tinggi.
d) Memeriksa Keputusan : Ketika keputusan harus mendapat persetujuan
atasan maka desentralisasi akan berkurang. Tingkat Desentralisasi
akan semakin berkurang apabila pengambilan keputusan tertentu
harus berkonsultasi dengan atasannya. Jika bawahan bebas mengambil
keputusan sendiri maka desentralisasi akan lebih banyak.
22
terampil dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan lebih cepat,
sehingga meningkatkan responsivitas dan fleksibilitas organisasi.
c. Lingkungan bisnis: Lingkungan bisnis yang kompleks, cepat berubah,
dan tidak pasti dapat mempengaruhi keputusan untuk menerapkan
desentralisasi. Jika lingkungan bisnis sangat dinamis, maka organisasi
mungkin perlu mempercepat proses pengambilan keputusan untuk
mengikuti perubahan pasar dan persaingan.
d. Teknologi informasi: Teknologi informasi dapat mempengaruhi
keputusan untuk menerapkan desentralisasi karena dapat
memudahkan komunikasi dan akses informasi di seluruh organisasi.
Teknologi informasi yang canggih dapat memungkinkan pengambilan
keputusan yang lebih cepat dan akurat, bahkan di seluruh lokasi yang
berbeda.
Contoh dari faktor-faktor ini dapat dilihat dalam berbagai
organisasi. Sebagai contoh, perusahaan besar seperti Apple dan Google
menerapkan desentralisasi untuk meningkatkan efisiensi dan mempercepat
pengambilan keputusan di seluruh departemen dan divisi. Karyawan
mereka terampil dalam membuat keputusan dan teknologi informasi yang
canggih digunakan untuk memfasilitasi proses pengambilan keputusan. Di
sisi lain, perusahaan kecil mungkin tidak menerapkan desentralisasi karena
ukuran mereka yang kecil dan keterbatasan sumber daya yang tersedia.
6) Implementasi Desentralisasi
Implementasi desentralisasi mencakup tiga hal penting yang harus
diperhatikan oleh organisasi, yaitu proses implementasi desentralisasi,
penentuan otoritas dan tanggung jawab, serta pelatihan dan pengembangan
staf.
23
tujuan dan proses desentralisasi yang akan dilakukan. Sedangkan dalam
tahap implementasi, organisasi harus melakukan tindakan untuk mengubah
struktur dan proses kerja agar sesuai dengan desentralisasi yang telah
direncanakan. Terakhir, tahap evaluasi dilakukan untuk mengukur
efektivitas desentralisasi yang telah dilaksanakan.
24
Pengukuran keberhasilan desentralisasi menjadi sangat penting karena
membantu organisasi dalam mengevaluasi apakah strategi desentralisasi
yang diterapkan berhasil mencapai tujuan organisasi. Berikut adalah tiga
faktor yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan desentralisasi:
a) Kinerja organisasi
Kinerja organisasi dapat diukur melalui pencapaian tujuan organisasi dan
pertumbuhan keuangan. Pada dasarnya, organisasi yang menerapkan
desentralisasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja melalui peningkatan
efisiensi dan efektivitas.
25
26
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) Mengelola Sumber Daya Manusia menjadi salah satu bagian terpenting dari strategi sebuah
perusahaan karena manajemen sumber daya manusia dapat menjadi sumber yang signifikan
bagi keunggulan kompetitif dan berpeluang memberikan kemajuan bagi perusahaan terutama
dalam menciptakan shareholder value yang unggul. Langkah-langkah yang dapat diambil
dalam proses manajemen sumber daya manusia dimulai dari mengidentifikasi dan menyeleksi
apakah karyawan yang akan ditunjuk/diterima itu berkompeten dalam menjalankan tugas
nantinya atau tidak. Lalu setelah diterima perlu memberikan keterampilan dan pengetahuan
atau istilahnya pelatihan yang dibutuhkan sebelum benar-benar diterjunkan ke arah usaha/bisnis
perusahaan. Dalam mengelola sumber daya manusia, seorang manajer juga akan memikirkan
tentang mempertahankan karyawan yang masih dianggap berkompeten dan berkinerja baik
mengingat anggaran untuk hal ini dianggap cukup besar. Selain itu ada pula isu-isu
kontemporer dalam pengelolaan sumber daya manusia seperti perampingan, tindakan
pelecehan seksual, pengelolaan keseimbangan kehidupan pribadi-pekerjaan dan biaya
yang harus dikeluarkan untuk kepentingan SDM
2) Wewenang, delegasi, dan desentralisasi adalah konsep-konsep yang penting dalam tata
kelola organisasi dan pemerintahan. Wewenang adalah hak atau kekuasaan untuk
melakukan tindakan atau membuat keputusan dalam suatu organisasi atau
pemerintahan. Delegasi adalah proses di mana seseorang atau kelompok memberikan
wewenang kepada orang lain atau kelompok lain untuk melakukan tindakan atau
membuat keputusan atas nama mereka. Sedangkan, desentralisasi adalah proses di
mana kekuasaan dan wewenang dipindahkan dari pemerintah pusat atau organisasi
induk ke pemerintah lokal atau unit-unit organisasi yang lebih kecil.
3.2. Saran
1) Dalam mengelola sumber daya manusia, saran dari kami penulis untuk manajer yaitu sebaiknya
dalam hal manajemennya perlu diperhatikan kehati-hatian dan ketelitian terutama dalam
penyeleksian sumber daya manusia yang tepat untuk keberlanjutan perusahaan. Selain itu
penting juga bagi manajer untuk bisa menangani, menghadapi dan mencegah berbagai masalah
yang terjadi di ruang lingkup SDM perusahaan.
2) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola organisasi dan pemerintahan,
penting untuk memperhatikan ketiga konsep ini. Organisasi dan pemerintahan perlu
memberikan wewenang yang sesuai kepada anggota atau pejabat yang bertanggung
jawab atas tugas dan tanggung jawab tertentu. Selain itu, delegasi tugas dan tanggung
jawab juga perlu dilakukan dengan tepat, sehingga orang yang memiliki keterampilan
dan pengetahuan yang sesuai dapat melaksanakan tugas tersebut. Terakhir,
desentralisasi juga perlu dipertimbangkan agar keputusan dapat diambil lebih cepat dan
tepat, serta responsivitas organisasi dan pemerintahan dapat meningkat. Hal ini dapat
membantu meningkatkan kinerja organisasi dan pemerintahan secara keseluruhan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, S. P., & Coulter, M. (2016). MANAJEMEN (13th ed., Vol. 1). Pearson
Education, Inc.
28