Disusun Oleh:
1. Ni Luh Putu Tika Widianti (1907531171)
2. I Gusti Ayu Intan Satwika Pramesti (1907531244)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan materi
mengenai Dasar Teori Pemungutan Pajak,Yurisdiksi Pemungutan Pajak, Stelsel
Pemungutan Pajak, Penggolongan Jenis Pajak Sistem Pemungutan Pajak yang
ditugaskan oleh dosen mata kuliah Perpajakan 1 FEB Universitas Udayana 2020.
Adapun pembuatan paper ini sebagai salah satu penugasan yang untuk memenuhi
nilai mata kuliah yang bersangkutan..
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB 1........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... 1
BAB II.......................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN...................................................................................................... 2
1. TEORI DASAR PEMUNGUTAN PAJAK...................................................2
a. Teori Asuransi............................................................................................... 2
b. Teori Kepentingan.........................................................................................2
c. Teori Gaya Pikul............................................................................................ 3
d. Teori Gaya Beli............................................................................................. 3
e. Teori Bakti..................................................................................................... 3
2. YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK.......................................................4
a. Asas Tempat Tinggal atau Asas Domisili......................................................4
b. Asas Kebangsaan........................................................................................... 4
c. Asas Sumber.................................................................................................. 5
3. STELSEL PEMUNGUTAN PAJAK.............................................................5
a. Riel stelsel atau stelsel nyata.........................................................................5
b. Fictieve atau stelsel fiktif...............................................................................5
c. Stelsel campuran............................................................................................ 6
4. JENIS- JENIS PAJAK.................................................................................... 6
a. Menurut Sifatnya........................................................................................... 6
b. Menurut Sasaran/ Objeknya...........................................................................7
c. Menurut Lembaga Pemungutnya...................................................................7
5. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK................................................................9
a. Official Assessment System..........................................................................9
b. Semiself Assessment System.......................................................................10
c. Self Assessment System..............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................Error! Bookmark not defined.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan perundang-undangan dengan tidak
mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukkan dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran umum berhubungan dengan
tugas negara menyelenggarakan pemerintahan.
PEMBAHASAN
b. Teori Kepentingan
Teori kepentingan diartikan sebagai negara yang melindungi
kepentingan harta benda dan jiwa warga negara dengan memperhatikan
pembagian beban pajak yang harus dipungut dari seluruh penduduknya.
Segala biaya atau pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh negara
dibebankan kepada seluruh warga berdsarkan kepentingan dari warga
negara yang ada. Warga negara yang memiliki harta yang banyak,
membayar pajak lebih besar kepada negara untuk melindungi kepentingan
dari warga negara yang bersangkutan. Dengan demikian sebaliknya, bagi
warga negara yang memiliki harta benda sedikit membayar pajak lebih
sedikit kepada negara untuk melindungi kepentingan warga negara
tersebut
Teori kepentingan kurang tepat bila digunakan sebagai landasan
teori untuk pemungutan pajak karena seharusnya kepentingan warga
negara memiliki harta yang sedikit secara sosial kepentingannya lebih
banyak dan seharusnya membayar pajak lebih banyak, namun hal tersebut
tentunya tidak mungkin sehingga teori kepentingan sebagai landasan
pemungutan pajak kurang tepat diterapkan.
c. Teori Gaya Pikul
Dasar teori ini adalah asas keadilan, yaitu setiap orang yang
dikenakan pajak harus sama beratnya. Pajak yang harus dibayar adalah
menurut gaya pikul seseorang yang ukuannya adalah besarnya
penghasilan dan besarnya pengeluaran yang dilakukan. Mr.A.J. Caren
Stuart menyamakan asas gaya pikul dengan sebuah jembatan dengan
menjelaskan bahwa yang pertama harus dipikul adalah bobot jembatan itu
sendiri baru kemudian dibebankan dengan beban yang lain. Artinya
bahwa yang harus dipenuhi dalam kehidupan seseorang tidak dimasukkan
dalam pengertian gaya pikul. Kekuatan untuk membayar pajak harus
diakukan setelah kebutuhan primer seseorang telah terpenuhi. Kebutuhan
primer ini merupakan asas minimum bagi kehidupan seseorang. Jika telah
terpenuhi, barulah pembayaran pajak dilakukan.
Sesuai dengan pendapat dari Sininghae Damste bahwa gaya pikul
ditentukan berdasarkan beberapa komponen, yaitu penghasilan, kekayaan,
dan susunan keluarga wajib pajak. Prof. De.Langen menjelaskan gaya
pikul dalam pengertian bahwa kekuatan seseorang untuk membayar uang
kepada negara adalah setelah dikurangi dengan minimum kehidupan.
Gaya pikul ini juga diakui dan diikuti oleh para sarjan karena lebih
menekankan pada unsur kemampuan dan keadilan.
e. Teori Bakti
Teori ini menekankan pada paham organische staatsleer yang
mengajarkan bahwa karenasifat negara sebagai suatu organisasi atau
perkumpulan dari individu-individu maka timbul hak mutlak negara untuk
memungut pajak.
Melihat sejarah terbentuknya suatu negara , maka teori bakti ini
bisa dikatakan sebagai adanaya perjanjian dalam masyarakat untuk
membentuk negara dan menyerahkan sebagaian kekuasaannya kepada
negara untuk memimpin masyarakat. Karena adanya kepercayaan yang
dierikan masyarakat kepada negara, maka pembayaran pajak yang
dilakukan kepada negara merupakan bakti dari masyarakat kepada negara,
kare anegaralah yang bertugas menyelenggarakan kepentingan
masyarakatnya.
b. Asas Kebangsaan
Merupakan suatu asas pemungutan pajak yang didasarkan pada
kebangsaan suatu negara. Suatu negara akan memungut pajak kepada
setiap orang yang mempunyai kebangsaan atas negara yang bersangkutan
meskipun orang tersebut tidak bertempat tinggal di negara yang
bersangkutan.
Undang – Undang PPh tidak menganut asas kebangsaan
berdasarkan pasal 2 ayat (4) UU PPh menyebutkan bahwa orang pribadi
yang tidak bertemat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak
lebih dari 183 hari disebut sebagai subjek pajak luar negeri. Dalam
Peraturan Dirjen Pajak No. 2/PJ/2009 diatur bahwa pekerja Indonesia di
luar negeri adalah subjek pajak luar negeri, dan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh pekerja Indonesia di luar negeri, tidak dikenai PPh
di Indonesia.
c. Asas Sumber
Merupakan suatu asas pemungutan pajak yang didasarkan pada
sumber atau tempat penghasilan berada. Apabila suatu sumber
penghasilan berada di suatau negara maka negara tersebut berhak
memungut pajak kepada setiap orang yang memperoleh penghasilan dari
tempat atau sumber penghasilan tersebut berada.
Misalnya Mr. A adalah warga negara Malaysia dan bertempat
tinggal di Malaysia memperoleh penghasilan betupa deviden dari
perusahaan yang berada di Indonesia, maka Indonesia berhak
mengenakan pajak terhadap Mr.A. Berdasarkan Pasal 26 UU PPh
menegaskan bahwa atas penghasilan berupa deviden yang dibayarkan
kepada wajib pajak luar negeri dipootong pajak dengan tarif sebesar 20%
oleh pihak yang membayarkan.
Kelebihan dari stelsel nyata adalah besarnya pajak yang dipungut sesuai
dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang karena pemungutan
pajak dilakukan setelah tutup buku sehingga penghasilan yang
sesungguhnya telah diketahui.
Kelemahan dari stelsel fiktif adalah besarnya pajak yang dipungut belum
tentu sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang karena
pemungutan pajak dilakukan berdarakan suatu anggapan bukan
penghasilan yang sesungguhnya.
c. Stelsel campuran
Stelsel campuran merupakan kombinasi antara stelsel riil dan stelsel fiktif.
Pada awal tahun pajak atau periode pajak perhitungan pajak
menggunakan stelsel fiktif dan pada akhir tahun atau akhir periode
dihitung kembali berdasarkan stelsel riil.
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
g. Pajak Parkir
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
A. Retribusi Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan yang diatur dalam Pasal
110 UU No. 28 Tahun 2009. Yang termasuk dalam jenis retribusi umum
yaitu:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan
b. Retribusi Pelayanan Persampahan atau Kebersihan
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta
Catatan Sipil
d. Reribusi Biaya Pemakaman
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
f. Retribusi Pelayanan Pasar
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
i. Retribusi Penggantian Cetak Peta
j. Retribusi Penyediaan atau Penyedotan Kakus
k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
l. Retribusi Pelayanan Tera/ Tera Ulang
m. Retribusi Pelayanan Pendidikan
n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
B. Retribusi Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
dengan menganut prinsip - prinsip komersial karena pada dasarnya dapat
pula disediakan oleh sektor swasta dan diatur dalam pasal 127 UU No. 28
Tahun 2009.Yang termasuk dalam retribusi jasa usaha yaitu:
a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
b. Retribusi Pasar Grosir ataau Pertokoan
c. Retribusi Tempat Pelelangan
d. Retribusi Terminal
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir
f. Retribusi Tempat Pengianapan / Pesanggrahan/ Villa
g. Retribusi Rumah Potong Hewan
h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan
i. Retribusi Penyebrangan di Air
j. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
d. Withholding System
Withholding System adalah suatu sitem pemungutan pajak yang memberi
wewenang pada pihak ketiga untuk memotong / memungut besarnya
pajak yang terutang. Pihak ketiga yang telah ditentukan tersebut
selanjutnya menyetor dan melaporkannya kepada fiskus. Pada sistem ini,
fiskus dan wajib pajak tidak aktif. Fiskus hanya bertugas mengawasi saja
pelaksanaan pemotongan/ pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan perundang-undangan dengan
tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara menyelenggarakan pemerintahan.
(2013) W. B.Illyas, & R. Burton, Hukum Pajak Edisi 6. Jakarta Selatan: Salemba
Empat.