PAJAK PENGHASILAN
TINJAUAN SECARA UMUM
TUJUAN PEMBELAJARAN :
I. DASAR HUKUM
kewajiban pajak melekat pada diri subyek pajak dan tidak bisa
digeser/dilimpahkan pihak lain. Pajak Langsung Pajak Pusat
Subyek pajak dimaksudkan sebagai orang yang dituju oleh undang – undang
untuk dikenakan pajak yang terdiri dari :
a. Orang pribadi
Adalah mereka yng bertempat tinggal (domisili) atau berada
di Indonesia (residen) ataupun di luar Indonesia tanpa melihat
batasan umur , jenjang social ekonomi, kebangsaan atau
kewarganegaraan (comprehensive , all inclusive)
b. Warisan belum terbagi
Warisan merupakan subyek pajak yang menggantikan mereka
yang berhak (ahli waris) sampai adanya kejelasan dan
kepastian hukum siapa ahli waris nya.
c. Badan
Meliputi berbagai bentuk badan usaha seperti PT, CV,
BUMN/BUMD, yayasan, firma, koperasi organisasi dll.
d. Bentuk Usaha Tetap
BUT(Permanent Establishment) adalah istilah yang digunakan
dalam UU PPh untuk menentukan sampai seberapa jauh
tingkat partisipasi perusahaan luar negeri dalam kegiatan
ekonomi suatu Negara sehingga pantas dikenakan pajak.
Dampak Globalisasi
Dalam era global suatu Negara tidak mungkin untuk tidak berhubungan
dengan Negara lain. Sehingga UU PPh membagi 2 jenis subyek pajak yaitu :
Saat dan berakhirnya kewajiban pajak subyektif dari seorang subyek pajak
dapat dijelaskan sbb :
Soal Latihan
Dalam perpajakan yang dimaksud dengan obyek pajak adalah apa yang
dikenakan pajak. Secara tegas disebutkan dalam undang – undang yang
menjadi obyek untuk dikenakan PPh adalah : Penghasilan ( Pasal 4 ayat 1
UU PPh)
Pengertian Penghasilan :
Setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh wajib pajak
baik berasal dari Indonesia mapun dari luar Indonesia
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib
pajak
dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Penghasilan dari Penghasilan dari Penghasilan dari Modal Penghasilan Lain – lain
Pekerjaan atau Usaha atau
Pekerjaan Bebas kegiatan
Gaji, Laba Keuntungan Hadiah dari undian atau
upah, usaha karena pekerjaan atau kegiatan dan
honorariu pengalihan harta penghargaan
m atau penjualan Penerimaan kembali
Premi Bunga termasuk pembayaran pajak yang telah
Asuransi premium dibebankan sebagai biaya
diskonto dan Penerimaan atau perolehan
imbalan pembayaran berkala
sehubungan Keuntungan karena pembebasan
dengan jaminan utang
pengembalian Keuntungan karena selisih kurs
utang Selisih lebih penilaian kemblai
Deviden dengan aktiva tetap
nama dan Iuran yang diterima atau
bentuk apapun diperoleh perkumpulan dari
Royalty anggotannya
Sewa dan Tambahan kekayaan neto yang
Penghasilan lain berasal dari penghasilan yang
sehubungan belum dikenakan pajak
dengan
penggunaan
harta
Soal Latihan :
*) KETERANGAN :
5. Tanggungan keluarga adalah anak, anak angkat dan orang tua yang
menjadi tanggungan sepenuhnya dan tidak punya penghasilan
Soal : 1
Evan belum menikah dan bekerja di PT PLN; Hitung PTKP ? TK/0
54.000.000
Soal : 2
Tasya belum menikah menanggung 1 orang tua, 1 anak angkat, 1 adik
kandung yang masih kuliah; Hitung PTKP ? diri sendiri 54 Jt, OT 4,5 Jt AA
4,5 Jt Adik Akndung Tdk boleh 63 Jt TK/2
Soal : 3
Tanamal menikah mempunyai 2 anak; Hitung PTKP ? 67, 5 K/2
Soal : 4
Markus menikah mempunyai 4 anak; Hitung PTKP ? K/3
Soal :5
Ricardo menikah mempunyai anak 3, isterinya mempunyai usaha salon
penghasilannya digabung dengan penghasilan Ricardo ; Hitung PTKP ?
K/I/3
Shinta Menikah ------- Suami tdk bekerja Sepanjanag ada surat ket dr RT
RW Kel Kecamatan K/3
Sdh punya 3 Anak
ORANG PRIBADI:
Soal 1
16
Hitung Pph ang harus dibayar ? (Rudi baru mulai usaha than 2019)
Soal 2
Covid Ataka telah menikah mempunyai 3 anak dalam tahun 2019 memiliki
penjualan Rp 5.100.000.000.- Harga Pokok Penjualan Rp 2.000.000.000.-
Biaya usaha Rp 1. 200.000.000.- (asumsi angka-angka tersebut sesuai UU
PPh) Hitung PPh terutang tahun 2019?
Soal 2
Lokky Doni telah menikah mempunyai 2 anak dalam tahun 2019 melakukan
penjualan Rp 3.800.000.000.- Penghasilan Istri dari Usaha Rp.
1.100.000.000 Harga Pokok Penjualan Rp 2.000.000.000.- Biaya usaha Rp
17
Soal 3
Rony K /2 memiliki data sbb :
Penerimaan bruto dari praktik dokter di Semarang Rp. 4.550.000.000
Hitung Pph terutang dari Pekerjaan Bebas sebagai dokter,
Soal 4
Soal
BADAN USAHA
19
Soal : 6
PT Optimis Mandiri dalam tahun 2019 melakukan penjualan Rp
4.750.000.000.- Harga Pokok Penjualan Rp 3.500.000.000.- Biaya usaha Rp
500.000.000.- (asumsi angka-angka tersebut sesuai UU PPh) Hitung : PPh
terutang tahun 2019
Soal : 7
PT Kalinyamat dalam tahun 2019 melakukan penjualan Rp 30.000.000.000.-
Harga Pokok Penjualan Rp 15.000.000.000.- Biaya usaha Rp
12.000.000.000.- (asumsi angka-angka tersebut sesuai UU PPh) Hitung PPh
terutang tahun 2018
Soal : 7a
PT. Sriwijaya dalam tahun 2019 melakukan penjualan Rp 51.000.000.000.-
Harga Pokok Penjualan Rp 30.000.000.000.- Biaya usaha Rp
20
Soal 8
Yulianto telah menikah mempunyai 1 anak dalam tahun 2018 melakukan
penjualan Rp 1.800.000.000.- Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000.-
Biaya usaha Rp 200.000.000.- (asumsi angka-angka tersebut sesuai UU
PPh) Hitung PPh terutang tahun 2018( Dibawah 4.8 M Setahun ) maka Pph
Final 5 % * Omzet
Soal 9
Ronny Ronianto telah menikah mempunyai 3 anak dalam tahun 2018
melakukan penjualan Rp 1.800.000.000.- Harga Pokok Penjualan Rp
1.000.000.000.- Biaya usaha Rp 200.000.000.- dan isterinya menerima
penghasilan neto dari Salon sebesar Rp 50.000.000.- (asumsi angka-angka
tersebut sesuai UU PPh) Hitung : PPh terutang tahun 2018
b. MENGGUNAKAN PEMBUKUAN
PERSENTASE NORMA:
Soal : 10 a
Soal 10b
Rony K /2 memiliki data sbb :
3. Penerimaan bruto dari praktik dokter di Salatiga Rp. 4.350.000.000
4. Biaya Praktek sebagai Dokter Rp.1.169.000.000
Hitung : PPh tahun 2018
a. Pamungkas memilih menggunakan pembukuan
b. Pamungkas memilih menggunakan NPPN (Lihat lampiran)
4. Rugi atau sisa rugi yang telah lewat 5 tahun tidak dapat
dikompensasikan dengan laba tahun berikutnya
Soal : 11
PT Armada dalam beberapa tahun kegiatan usahanya sebagai berikut :
a. Tahun 2018 Rugi Rp 100.000.000.-
b. Tahun 2019 Rugi Rp 200.000.000.-
Hitung : PPh terutang tahun 2019
Soal : 12
PT Dermaga tahun 2019 peredaran diatas Rp.51.000.000.000 data
perpajakan sebagai berikut :
a. Tahun 2017 Rugi Rp 100.000.000.-
b. Tahun 2018 Rugi Rp 200.000.000.-
c. Tahun 2019 Laba Rp 400.000.000.-
Hitung : PPh terutang tahun 2019
23
Soal : 13
PT Air Laut beberapa tahun kegiatan penjualan di atas Rp.51.000.000.000
dan data perpajakan sbb :
Hitung :
a. Cara menghitung kompensasi rugi
b. PPh terutang pada saat PT Air Laut memperoleh laba
1. PPh Pasal 21
2. PPh Pasal 22
3. PPh Pasal 23
4. PPh Pasal 24
5. PPh Pasal 26
24
4. PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) dihitung berdasarkan PPh terutang
dikurangi Kredit Pajak
Soal : 14
PT Sari Laut dalam tahun 2018 melakukan penjualan Rp 11.800.000.000.-
Harga Pokok Penjualan Rp 5.000.000.000.- Biaya usaha Rp 2.000.000.000.-
; PPh Pasal 25 Rp 30.000.000.- (Asumsi angka-angka tersebut sesuai UU
PPh)
Hitung : PPh Pasal 29 tahun 2018
Soal : 15
Badrun telah menikah mempunyai 3 anak dalam tahun 2018 melakukan
penjualan Rp 1.800.000.000.- Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000.-
Biaya Usaha Rp 200.000.000.- ; PPh Pasal 25 Rp 18.000.000.- (asumsi
angka-angka tersebut sesuai UU PPh)
Hitung : PPh Pasal 29 tahun 2018
Soal : 14A
PT Sari Laut dalam tahun 2018 melakukan penjualan Rp 1.800.000.000.-
Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000.- Biaya usaha Rp 200.000.000.- ;
(Penghasilan luar usaha menyewakan mesin Rp 20.000.000.- dipotong PPh
Pasal 23 Rp 400.000.-) ; (dalam jumlah penjualan Rp 800.00.000.- termasuk
penjualan ke Instansi Pemerintah Rp 100.000.000.- dipotong PPh Pasal 22
Rp 1.500.000.-) ; PPh Pasal 25 Rp 30.000.000.- (asumsi angka-angka
tersebut sesuai UU PPh)
Hitung : PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) tahun 2018
Soal : 15A
Badrun telah menikah mempunyai 3 anak dalam tahun 2018 melakukan
penjualan Rp 1.800.000.000.- ; Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000.-
Biaya Usaha Rp 200.000.000.- ; (Penghasilan luar usaha menyewakan
mesin Rp 20.000.000.- dipotong PPh Pasal 23 Rp 400.000.-) dan
(Penghasilan gaji sebagai pegawai tidak tetap PT Sari Laut Rp 50.000.000.-
dipotong PPh Pasal 21 Rp 2.500.000.-) ; PPh Pasal 25 Rp 30.000.000.-
(asumsi angka-angka tersebut sesuai UU PPh)
Hitung : PPh Pasal 29 tahun 2018
25
1. Perusahaan setiap akhir tahun menghitung PPh akhir tahun ( PPh Pasal
29) yaitu dari PPh terutang dikurangi Kredit Pajak = PPh akhir tahun
(PPh Pasal 29). Misalnya tahun 2018 PPh terutang Rp 30.000.000.-
Kredit Pajak Rp 20.000.000.- maka PPh akhir tahun (PPhPasal 29) Rp
10.000.000.-, PPh Pasal 29 harus dibayar selambat-lambatnya tanggal 30
April 2011.
12
Soal : 16
PT Lautan Teduh dalam tahun 2018 melakukan penjualan Rp
15.800.000.000.- Harga Pokok Penjualan Rp 15.000.000.000.- Biaya usaha
Rp 400.000.000.- ; (dalam jumlah penjualan Rp 800.000.000.- termasuk
penjualan ke Instansi Pemerintah Rp 100.000.000.- dipotong PPh Pasal 22
Rp 1.500.000.-) ; PPh Pasal 25 Rp 30.000.000.- (asumsi angka-angka
tersebut sesuai UU PPh)
Hitung : a. PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) tahun 2018
b. PPh Pasal 25 tiap bulan tahun 2019
Soal : 17
Banawi telah menikah mempunyai 3 anak dalam tahun 2018 melakukan
penjualan Rp 1.800.000.000.- ; Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000.-
Biaya Usaha Rp 200.000.000.- ; (Penghasilan gaji sebagai pegawai tidak
tetap PT Lautan Teduh Rp 50.000.000.- dipotong PPh Pasal 21 Rp
2.500.000); PPh Pasal 25 Rp 30.000.000.- (asumsi angka-angka tersebut
sesuai UU PPh)
Hitung : a. PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) tahun 2018
26
Soal : 18
PT Laut Asri dalam tahun 2018 melakukan penjualan Rp 1.800.000.000.- ;
Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000.- Biaya usaha Rp 200.000.000.- ;
(dalam jumlah penjualan Rp 800.000.000.- termasuk penjualan ke Instansi
Pemerintah Rp 100.000.000.- dipotong PPh Pasal 22 Rp 1.500.000.-) ;
Tahun 2017 Rugi sebesar Rp 50.000.000.- (asumsi angka-angka tersebut
sesuai UU PPh)
Hitung : a. PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) tahun 2018
c. PPh Pasal 25 tiap bulan tahun 2019
Menghitung PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) berdasarkan PPh terutang
yang dihitung dari laba bersih – rugi (kompensasi rugi maksimal = laba)
Soal : 19
PT Samudra dalam tahun 2018 melakukan penjualan Rp 1.800.000.000.-
Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000.- Biaya usaha Rp 200.000.000.- ;
(dalam jumlah penjualan Rp 800.000.000.- termasuk penjualan ke Instansi
Pemerintah Rp 100.000.000.- dipotong PPh Pasal 22 Rp 1.500.000.-)
27
MENGHITUNG PPH 25
ADA PENGHASILAN TIDAK TERATUR
Soal : 20
PT Rumput Laut dalam tahun 2018 melakukan penjualan Rp
1.800.000.000.- Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000.- Biaya usaha
Rp 200.000.000.- ; (Penghasilan luar usaha menyewakan mesin Rp
20.000.000.- dipotong PPh Pasal 23 Rp 400.000.- ) ; (dalam jumlah
penjualan Rp 800.000.000.- termasuk penjualan ke Instansi Pemerintah Rp
100.000.000.- dipotong PPh Pasal 22 Rp 1.500.000.-) ; PPh Pasal 25 Rp
30.00.000.- (asumsi angka-angka tersebut sesuai UU PPh)
Hitung : a. PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) tahun 2018
b. PPh Pasal 25 tiap bulan tahun 2019
Menghitung PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) berdasarkan PPh terutang
dihitung dari ( laba bersih + penghasilan luar usaha – rugi)
28
Soal : 21
PT Kuda Laut dalam tahun 2018 melakukan penjualan Rp 1.800.000.000.-
Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000.- Biaya usaha Rp 200.000.000.- ;
(Penghasilan luar usaha menyewakan mesin Rp 20.000.000.- dipotong PPh
Pasal 23 Rp 400.000.- ) ; (dalam jumlah penjualan Rp 800.000.000.-
termasuk penjualan ke Instansi Pemerintah Rp 100.000.000.- dipotong PPh
Pasal 22 Rp 1.500.000.- ) ; Tahun 2017 Rugi Rp 75.000.000.- (asumsi
angka-angka tersebut sesuai UU PPh)
Hitung : a. PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) tahun 2018
d. PPh Pasal 25 tiap bulan tahun tahun 2019
Menghitung PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) berdasarkan PPh terutang
dihitung dari laba bersih + penghasilan luar usaha – rugi (kompensasi
rugi maksimal = laba )
Soal : 22
PT Kapal Laut dalam tahun 2018 melakukan penjualan Rp 1.800.000.000.-
Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000.- Biaya usaha Rp 200.000.000.- ;
(Penghasilan luar usaha menyewakan mesin Rp 20.000.000.- dipotong PPh
Pasal 23 Rp 400.000.- ) ; (dalam jumlah penjualan Rp 800.000.000.-
termasuk penjualan ke Instansi Pemerintah Rp 100.000.000.- dipotong PPh
Pasal 22 Rp 1.500.000.- ) ; Tahun 2017 Rugi Rp 900.000.000.- (asumsi
angka-angka tersebut sesuai UU PPh)
Hitung : a. PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) tahun 2018
b. PPh Pasal 25 tiap bulan tahun tahun 2019
29
Koreksi-Koreksi Fiskal
MODUL
PERPAJAKAN
SV UNDIP
PREPARED BY
HERRY LAKSITO , SE M Adv. Acc Ak
32
TENTANG
33
Menimbang :
Mengingat :
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan Utang Debitur Kecil
adalah utang usaha yang
jumlahnya tidak lebih dari Rp 350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta
rupiah), termasuk :
a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra), yaitu kredit lunak
untuk usaha ekonomi produktif yang
diberikan kepada Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I
(alasan ekonomi hasil pendataan
KS) yang telah menjadi peserta Takesra dan tergabung dalam
kegiatan kelompok Prokesra-OPPKS;
b. Kredit Usaha Tani (KUT), yaitu kredit modal kerja yang diberikan
oleh bank kepada koperasi primer
baik sebagai pelaksana (executing) maupun penyalur (channeling)
atau kepada Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) sebagai pelaksana pemberian kredit, untuk
keperluan petani yang tergabung dalam
34
Pasal 2
(1) Kredit yang diberikan oleh lebih dari satu bank kepada satu
debitur yang jumlah seluruhnya tidak
melebihi Rp 350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah)
dapat dihitung sebagai Utang Debitur
Kecil dari masing-masing bank, sepanjang memenuhi kriteria Utang
Debitur Kecil.
(2) Dalam hal pemberian Utang Debitur Kecil dilakukan oleh lebih
dari satu bank kepada satu debitur yang
mengakibatkan jumlah plafon kreditnya melampaui batas maksimum
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1, maka keuntungan karena pembebasan utang yang
dikecualikan sebagai Objek Pajak adalah
jumlah sisa kredit yang diperoleh pada bank pertama ditambah
dengan jumlah sisa kredit yang
diperoleh pada bank-bank berikutnya sampai mencapai jumlah
plafon kredit keseluruhan sebesar
Rp 350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah).
(3) Apabila masih terdapat sisa kredit pada bank tersebut dan atau
bank-bank lain setelah dikurangi
dengan jumlah plafon kredit keseluruhan sebesar Rp
350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah)
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka keuntungan karena
pembebasan utang atas sisa kredit
tersebut merupakan Objek Pajak.
Pasal 3
Pasal 4
35
Pasal 5
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Desember
2000
A.n. PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
WAKIL PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA,
ttd.
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 15 Desember 2000
SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DJOHAN EFFENDI
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
UMUM
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Contoh :
Ali masih mempunyai sisa Kredit UsahaKecil yang
diperoleh pertama dari Bank A sebesar
Rp 200.000.000,00 dan sisa kredit yang diperoleh
berikutnya dari Bank B sebesar
Rp 250.000.000,00, sehingga jumlah keseluruhan sisa
Kredit Usaha Kecil adalah sebesar
Rp 450.000.000,00. Oleh karena jumlah sisa keseluruhan
kredit tersebut melampaui batas
maksimum Kredit Usaha Kecil, yaitu sebesar Rp
350.000.000,00, maka yang dapat diakui
sebagai keuntungan karena pembebasan utang yang
dikecualikan sebagai Objek Pajak adalah
sisa kredit dari Bank A sebesar Rp 200.000.000,00 dan
dari Bank B hanya sebesar
Rp 150.000.000,00. Sedangkan sisa kredit dari Bank B
sebesar Rp 100.000.000,00 merupakan
penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan.
37
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 3
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas