AKUNTANSI JASA BANK : UNIT TRANSFER DALAM NEGERI DAN UNIT SAFE
DEPOSIT BOX (SDB)
Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
Kelompok 9
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-
Nya membuat kami berhasil menyelesaikan makalah Akuntansi Perbankan yang berjudul
“Akuntansi Jasa Bank : Unit Transfer Dalam Negeri dan Unit Safe Deposit Box (SDB)”.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk menambah wawasan atau khazanah
pengetahuan pembaca.
Kami berterima kasih kepada keluarga, teman-teman, dosen, dan juga sumber data
yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rahmah Dianti Putri, S.E., M.Pd. dan Bapak Albet
Maydiantoro, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu dan kepada semua pihak yang sudah
membantu dan membimbing kami selama pembuatan makalah dari awal hingga selesai.
Kami juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah. Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan
perbaikan makalah menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga makalah yang kami buat ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Transfer Dalam Negeri......................................................................................................3
2.2.1. Transfer Keluar........................................................................................................3
2.2.2. Pembatalan Transfer Keluar.....................................................................................4
2.2.3. Transfer Masuk........................................................................................................5
2.2.4. Pembatalan Transfer Masuk.....................................................................................6
2.2 Inkaso Dalam Negeri.........................................................................................................6
2.2.1. Warkat Inkaso..........................................................................................................6
2.2.2. Jenis Inkaso..............................................................................................................7
2.3 Surat Kredit Berdokumenter Dalam Negeri (SKBDN).....................................................9
2.3.1. Prosedur Transaksi L/C DN.....................................................................................9
2.3.2. Jenis L/C Dalam Negeri...........................................................................................9
2.3.3. Akuntansi untuk L/C Dalam Negeri........................................................................9
2.4 Safe Deposit Box (SDB)....................................................................................................9
BAB III KESIMPULAN...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.....................................................................................................................................4
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi adalah seni pengklasifikasian, pencatatan, dan pengikhtisaran dengan
cara yang sepatutnya dan disajikan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang
yang setidaknya mempunyai sifat keuangan serta adanya penginterprestasian hasil
pencatatan dan disajikan dalam laporan keuangan (Yunita, 2016). Informasi akuntansi
sangat dibutuhkan oleh banyak pihak, baik pihak internal maupun eksternal. Oleh sebab
itu, organisasi sangat membutuhkan akuntansi tak terkecuali perbankan.
Proses akuntansi bank berkembang dari teknik-teknik akuntansi trandisional yang
digunakan untuk kepentingan pencatatan, penganalisisan, dan penafsiran data keuangan
(Lapoliwa & Kuswandi, 2017). Tujuan dari poses akuntansi pada setiap jenis perusahaan,
termasuk bank yaitu untuk menyediakan laporan keuangan untuk kepentingan manajemen
dan pihak lain. Pemeliharaan catatan harus dilakukan oleh setiap bank guna menyediakan
data bagi keperluan laporan mengenai kondisi bank, laporan buaya dan pendapatan, serta
perhitungan pajak.
Bank tidak hanya melakukan pengumpulan dana dan perkreditan sebagai kegiatan
utama, tetapi juga memberikan jasa kepada masyarakat dalam bentuk transfet dalam
negeri, inkaso dalam negeri, perdagangan dalam negeri, safe deposit box, dana rekening
titipan, dan dana setoran naik haji. Pemberian jasa ini selain bertujuan untuk
mengembangkan pangsa pasar bank, tetapi juga digunakan untuk meningkatkan
pendapatan bank dalam bentuk komisi atau disebut sebagai fee based income. Secara
sederhana, fee based income merupakan keuntungan yang berasal dari transaksi dalam
jasa-jasa bank diluar dari pendapatan bunga kredit (Purwanti, 2021). Bank akan memiliki
hubungan rekening yang baik dengan cabang maupun dengan pihak bank lain karena
pemberian jasa ini. Oleh karena itu, akan tercipta hubungan anyata kantor kepada cabang-
cabang atau dengan kantor pusat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transfer Dalam Negeri
Salah satu jasa yang banyak digunakan masyarakat dalam dunia perbankan adalah
transfer atau pengiriman uang. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor
14/23/PBI/2012, transfer dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah
dari pengirim asal yang bertujuan memindahkan sejumlah dana kepada penerima yang
disebutkan dalam perintah transfer dana sampai dengan diterimanya dana oleh penerima
(Anon, 2015). Transfer merupakan salah satu kegiatan jasa bank untuk memindahkan
sejumlah dana sesuai dengan perintah pengirim yang ditujukan kepada penerima transfer
(Yunita, 2016). Transfer dapat dibagi menjadi dua macam, yakni transfer keluar dan
transfer masuk. Keduanya membuat kantor cabang satu dengan yang lain akan
berhubungan dan bersifat timbal balik, yang berarti satu cabang mendebet dan cabang
lainnya akan mengkredit.
2.2.1. Transfer Keluar
Transfer keluar adalah pengiriman uang atas perintah nasabah atau bagian
bank tertentu untuk keuntungan pihak lain atau cabang bank sendiri (Yunita, 2016).
Transfer keluar disebut sebagai salah satu jenis pengiriman uang yang dapat
menyederhanakan lalu lintas pembayaran. Media yang digunakan dalam transfer
keluar biasanya melalui media tertulis dan melalui kawat. Kode rahasia menjadi
pengamanan dalam transfer ini. Jika terjadi kesalahan dalam kode rahasia, maka
transfer tersebut harus ditolak.
Keutungan bank jika melaksanakan transfer keluar adalah menciptakan
pendapatan dalam bentuk komisi, peningkatan pelayanan kepada nasabah,
peningkatan pangsa pasaar, dan berbagai hal dari segi promosi lainnya. Transfer
keluar memiliki mekanisme, sebagai berikut:
1) Nasabah Bank A cabang Bandar Lampung mengisi aplikasi formulir transfer
dana kepada nasabah Bank A cabang Jakarta.
2) Bagian teller akan menerima formulir transfer dan setoran dana kemudian
diteruskan ke bagian transfer untuk dikirimkan ke Bank A cabang Jakarta
3) Bank A cabang Jakarta akan menerima perintah transfer tersebut dan melakukan
pembayaran kepada penerima (beneficiary).
3
2
RAK
Bank A Bank A
Bandar Lampung Jakarta
3
1
Gambar 1
Mekanisme Transfer Keluar Melalui Rekening Antar Kantor
4
Misalnya, Tuan Kala telah memberikan amanat kepada Bank Gee—Jakarta
dua minggu lalu untuk mengirimkan uang dengan kawat kepada rekannya di cabang
Malang sebesar Rp.2.000.000 datang kembali ke bank untuk membatalkan
transfernya. Untuk itu ia dikenakan ongkos kawat sebesar Rp. 20.000 yang
dibayarnya tunai. Pada saat menerima amanat ini, Bank Gee—Jakarta akan
membukukan:
Kas Rp. 20.000
RAK – Cabang Malang Rp. 20.000
Setelah Bank Gee—Jakarta menerima konfirmasi berita bahwa transfer tersebut
memang belum dibayarkan kepada penerima yang berhak menerima transfer
tersebut, maka Bank Gee—Jakarta membukukan sebagai berikut:
RAK – Cabang Malang Rp. 2.000.000
Tabungan – Rekening Tn. Kala Rp. 2.000.000
Jika seminggu kemudian diterima berita per kawat bahwa inkaso dinyatakan
berhasil, dan dikenakan ongkos kawat sebesar Rp. 20.000 oleh Bank Baik cabang
Bandung akan dibukukan sebagai berikut:
(D) Rekening Administratif Rupiah–Warkat Inkaso yg Diterima Rp. 55.000.000
Setelah inkaso berhasil maka hasil tersebut akan langsung dibukukan ke dalam
rekening nasabah. Jika inkaso dilakukan untuk kepentingan bukan nasabah, maka
hasil inkaso akan ditampung dalam rekening hasil inkaso yang dapat dibayar,
dimana rekening ini akan outstanding hingga pemberi amanat datang untuk
mencairkan hasil tersebut.
Apabila Tn. Kala adalah nasabah giro Bank Baik cabang Bandung, menyerahkan
selembar giro yang diterbitkan oleh seseorang nasabah Bank Baik cabang
Malang sebesar Rp. 55.000.000 untuk ditagihkan ke cabang Malang dan hasilnya
agar dikreditkan ke dalam rekeningnya. Komisi yang ditetapkan sebesar 0,20%.
Jika inkaso berhasil maka hasilnya akan diambil secara tunai. Pada saat
menerima warkat inkaso, Bank Baik akan membukukan:
(K) Rekening Administratif Rupiah–Warkat Inkaso yg diterima Rp.55.000.000
Ketika hasil inkaso dinyatakan berhasil maka Bank Baik cabang Bandung akan
membukukan:
(D) Rekening Administratif Rupiah–Warkat Inkaso yg diterima Rp.55.000.000
Kemudian dalam beberapa hari Tn. Kala hendak mengambil hasil inkaso
tersebut, maka Bank Baik cabang Bandung akan dibubukan dengan ayat jurnal:
Hasil Inkaso yang Dapat Dibayar Rp. 54.890.000
Kas Rp. 54.890.000
Apabila kliring dinyatakan berhasil, maka Bank Omega cabang Denpasar akan
membebankan ongkos kawat sebesar Rp. 20.000 dan membukukannya:
Hutang lainnya Rp. 20.000.000
RAK – Cabang Bandung Rp.19.980.000
Pendapatan Ongkos Kawat Rp. 20.000
c) Inkaso Masuk
Inkaso masuk adalah tagihan yang masuk atas warkat yang sudah diterbitkan oleh
nasabah sendiri. Dalam inkaso masuk ini, bank tertarik bersifat pasif. Bank hanya
memeriksa kecukupan dana dari nasabah yang telah menerbitkan warkat kepada
pihak ketiga. Misalnya Bank Alfa cabang Jakarta menerima tagihan dari Bank
Alfa cabang Surabaya atas selembar cek giro nasabahnnya Tn. Darren sebesar
Rp. 50.000.000. Setelah diteliti dana nasabah tersebut cukup, maka Bank Alfa
cabang Jakarta akan membukukan:
Giro – Rekening Tn. Darren Rp. 50.000.000
RAK – Cabang Surabaya Rp. 50.000.000
9
2.3 Surat Kredit Berdokumenter Dalam Negeri (SKBDN)
Menurut peraturan Bank Indonesia nomor: 5/6/PBI/2003 tentang surat kredit berdokumen
dalam negri bahwa Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau lazim dikenal
sebagai "Letter of Credit" (L/C) Dalam Negeri adalah setiap janji tertulis berdasarkan
permintaan tertulis Pemohon (Applicant) yang mengikat Bank Pembuka (Issuing Bank)
untuk:
a. melakukan pembayaran kepada Penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar
wesel yang ditarik oleh Penerima;
b. memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada Penerima atau
ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh Penerima; atau
c. memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh Penerima,
1. Antara pembeli dan penjual barang terjadi kontrak pembelian/penjualan dengan syarat
pembayaran menggunakan SKBDN.
2. Pembeli membuka SKBDN di Issuing Bank sebesar nilai kontrak.
3. Issuing Bank memberitahukan kepada paying bank bahwa SKBDN atas nama pemohon
telah dibuka.
4. Paying bank selanjutnya meneruskan ke pihak beneficiary bahwa SKBDN telah dibuka.
10
5. Penjual selanjutnya mengirimkan barang yang diperjanjikan melalui perusahaan
pengangkutan.
6. Bukti penerimaan barang selanjutnya diserahkan kepada pihak bank dan kepada pihak
pembeli.
7. Bank penerbit (issuing bank) memberitahukan kepada bank pembayar bahwa barang telah
diterima sesuai dengan spesifikasi yang tertulis dalam SKBDN.
8. Bank pembayar meneruskan kepada beneficiary dan melakukan negosiasi pembayaran.
9. Beneficiary selanjutnya menandatangani wesel yang diterbitkan bank pembayar.
10. Bank pembayar menyerahkan wesel yang diterbitkan kepada bank penerbit SKBDN untuk
segera dipenuhi.
11. Bank pembayar melalui bank penerbit membebankan kepada pihak applicant untuk
memenuhi seluruh setoran jaminan.
12. Bank penerbit memberikan konfirmasi bahwa seluruh dana untuk SKBDN dimaksud telah
efektif.
13. Bank pembayar melakukan pembayaran kepada beneficiary.
b. Irrevocable L/C
Jika revocable bisa dibatalkan oleh satu pihak maka, irrevocable tidak bisa dibatalkan oleh
satu pihak saja. Wesel-wesel yang ditarik atas L/C tetap dijamin dan tetap bisa dilakukan
pembatalan dengan syarat kedua belah pihak setuju untuk melakukannya.
11
e. Documentary letter of credit
Adalah penarikan uang atau juga kredit yang ada dan juga pengambilannya uangnya
dilengkapi dengan syarat melampirkan dokumen yang disebutkan dalam syarat-syarat L/C
f. Documentary L/C dengan red clause
Tipe L/C ini memberikan hak kepada pihak penerima L/C atau bisa disebut beneficiary untuk
menarol sebagian dari L/C yang tersedia dengan kwitansi biasa atau juga penarikan wesel
tanpa memerlukan dokumen lainnya dan sisanya sama seperti documentary L/C
Revolving L/C
Revolving L/C merupakan L/C yang memperboleh kredit bisa dipakai ulang tanpa perubahan
khusus pada L/C itu.
Back to Back L/C
Dimana pihak penerima L/C ini bukan pemilik barang namun hanya sebagai perantara. Oleh
karena itu, pihak penerima L/C dapat meminta bantuan dari bank untuk membuka L/C yang
diterima dari luar negeri atau juga pemilik bank yang sebenarnya.
PT. Makmur nasabah Bank BRI Bandung ingin membeli semen 100.000 zak @ Rp30.000
kepada PT. Holcim Cilacap nasabah Bank BRI Cilacap. Untuk itu PT.Holcim meminta PT.
Makmur membuka sight SKBDN. Tanggal 12 April 2006 PT. Makmur membuka sight
SKBDN dengan setoran jaminan penuh kepada Bank BRI Bandung. Setoran jaminan tersebut
beban gironya Rp2.500.000.000 dan sisanya tunai. Bank BRI Bandung memungut komisi
penerbitan Rp5.000.000 dengan ongkos kawat/transfer Rp300.000. Komisi dan ongkos kawat
dibayar tunai oleh PT. Makmur.
12
Pencatatan di bank penerbit (Bank BRI Bandung)
Pencatatan pada rekening administratif
13
Pencatatan pada rekening riil (efektif)
b. Usance SKBDN
Adalah SKBDN yang cara pembayarannya dengan cara berjangka dengan memanfaatkan
wesel berjangka. Pihak beneficiary tidak dapat langsung menerima pembayaran tunai dari
transaksi tersebut. Penerbitan Usance SKBDN umumnya dapat disepakati setoran jaminan
kurang dari 100%. Dengan begitu pihak dari applicant harus bisa melunasi pada saat seluruh
barang sudah dikirim dan juga pada saat SKBDN efektif. Dan pada saat wesel sudah jatuh
tempo, seluruh transaksi dengan pihak bank penerbit yang kaitannya dengan Usance SKBDN
dan juga wesel harus diselesaikan. Penyelesaian wesel merupakan berakhirnya SKBDN.
Penerbitan wesel berjangka SKBDN jga tidak selalu dicairkan saat jatuh tempo, sehingga
bergantung pada pemegang wesel tersebut. Bila pemegang wesel membutuhkan uang tepat
sebelum waktunya wesel jatuh tempo, sehingga mendiskontokannya/menjualnya. Wesel yang
didiskontokan akan dikenakan diskonto tertentu oleh bank pembayar. Perhitungan hari
diskonto adalah sejak tanggal diskonto sampai dengan hari jatuh tempo.
Contoh:
PT. Makmur membeli genset senilai Rp 400.000.000 kepada PT. Udil. Untuk itu PT. Makmur
diminta menerbitkan usance SKBDN berjangka untuk menjamin pengiriman barang tersebut
dibayar. PT. Makmur adalah nasabah Bank Mega Bandung, sedangkan PT. Udil adalah
nasabah Bank Mega Jakarta. Pembukaan usance SKBDN tanggal 1 April 2007 dengan setoran
jaminan Rp 250.000.000 atas beban giro PT. Makmur, komisi penerbitan Rp 1.500.000
diterima bank dalam bentuk tunai. Usance SKBDN ini bersifat revocable (dapat dibatalkan).
14
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Penerbitan Usance SKBDN akan diikuti penerbitan wesel berjangka Usance SKBDN di bank
pembayar. Wesel ini ditandatangani oleh beneficiary. Bila pihak beneficiary inginkan
pencairan sebelum jatuh tempo, maka wesel itu bisa didiskontokan (Mampu dijualbelikan).
Tetapi untuk bisa didiskontokan syarat wesel yang diterbitkan bank pembayar itu diharuskan
untuk diaksep oleh bank penerbit. Akseptasi wesel adalah bentuk tanggung jawab bank
penerbit Usance SKBDN untuk mampu membayar SKBDN sekiranya jatuh tempo. Aksepatsi
wesel juga harus sanggup dikerjakan oleh bank tertunjuk dan bank pengkonfirmasi sepanjang
diberi kuasa oleh bank penerbit/pembuka. Akseptasi wesel sebesar nilai Usance Skbdn. Bank
pengaksep (Accepting Bank) ini bank yang menyanggupi pembayaran wesel, secara otomatis
mampu jadi bank tertarik yaitu bank yang berkewajiban membayar atas wesel yang ditarik
padanya. Terhadap waktu wesel jatuh tempo, signifikan semua transaksi bersama dengan
bank penerbit yang tentang bersama dengan usance SKBDN maupun wesel mesti
diselesaikan. Penyelesaian wesel merupakan berakhirnya SKBDN
Misalnya jangka waktu wesel 3 bulan sejak 1 April 2007, maka pada akhir periode seluruh
kewajiban terhadap bank pembayar harus dipenuhi. Kekurangan setoran jaminan dilunasi
secara tunai. Pencatatannya adalah:
15
Cr. RAK Cabang Jakarta 400.000.000
Penerbitan wesel berjangka SKBDN tidak selalu dicairkan pada saat jatuh tempo karena
sangat tergantung pada pemegang wesel tersebut. Bila pemegang wesel membutuhkan uang
sebelum wesel jatuh tempo, maka dapat mendiskontokannya/menjualnya. Wesel yang
didiskontokan akan dikenakan diskonto tertentu oleh bank pembayar. Perhitungan hari
diskonto adalah sejak tanggal diskonto sampai dengan jatuh tempo. Mengacu pada soal diatas,
jangka waktu wesel adalah 1 April 2007 sampai dengan 30 Juni 2007. Didiskontokan 1 Juni
2007, maka hari diskonto adalah 30 hari. Bunga diskonto 18%.
Pencatatan jurnalnya:
16
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Pendapatan bunga diterima dimuka harus diamortisasi setiap akhir bulan sampai dengan wesel
jatuh tempo. Pencatatan jurnal amortisasi adalah:
Pada tanggal 30 Juni 2007, bank pembayar selain melakukan amortisasi pendapatan bunga
dimuka (diskonto) juga harus membukukan wesel yang telah jatuh tempo dengan catatan
jurnal sebagai berikut:
17
30/6’07 Dr. RAK Cabang Bandung 400.000.000
Safe Deposit Box adalah kotak atau brankas dengan berbagai macam ukuran yang
umumnya berada disebuah lembaga bank dimana brangkas ini biasa disewakan kepada
para nasabah maupun bukan nasabah bank tersebut dengan variasi biaya tergantung pada
ukuran serta bank pemilik. Dari beberapa lembaga bank yang menyediakan jasa Safe
Deposit Box, harga untuk menyewa Safe Deposit Box ini dibuka mulai harga Rp 150.000
- Rp 250.000 per tahun untuk box dengan ukuran 7 cm x 12 cm x 60 cm sedangkan harga
tertinggi bisa mencapai Rp 12.250.000 per tahun dengan ukuran box 45 inch x 30 inch x
24 inch. Dibalik harga yang tidak kecil ini, para lembaga bank yang menyediakan Safe
Deposit Box juga memberikan jaminan serta keuntungan bagi nasabahnya, diantaranya
a. Proses membuka Safe Deposit Box sangat mudah
b. Sistem keamanan terjamin biasanya sistem dua kunci, atau bahkan banyak
lembaga bank yang sudah menggunakan sistem fingerprint dan sebagainya
c. Lokasi yang terjamin aman dan terpisah dari tempat tinggal, untuk mencegah
resiko kehilangan harta total
d. Terhindar dari resiko kehilangan, pencurian, dan bencana (banjir dan
kebakaran)
e. Kerahasiaan terjamin, dan
f. Banyak fasilitas unggulan yang ditawarkan bervariatif di setiap bank.
Namun juga perlu diperhatikan bahwa sebenarnya Safe Deposit Box masih memiliki
beberapa kekurangan seperti
a. Tidak dapat diakses oleh semua keluarga, jika terjadi hal yang tidak diinginkan
oleh pemegang kuasa, maka untuk memindahkan kuasa akan melalui proses yang
panjang.
b. Bank tidak buka setiap waktu.
c. Biaya sewa yang tinggi.
Sedangkan untuk pencatatan traksasksi Safe Deposit Box adalah sebagai berikut
Contoh :
18
Pada tanggal 01 Juli 2019 Bank X Kota Malang menerima permohonan seorang nasabah
bernama Pak Samsul untuk menyimpan barang berharga dan surat berharga miliknya. Untuk
itu Pak Samsul menyerahkan setoran jaminan kunci sebesar Rp 1.000.000 secara tunai. Dan
membayar sewa dibayar di muka sebesar Rp 3.750.000 untuk sewa Safe Deposit Box
berukuran 15 inch x 30 inch x 24 inch selama 12 bulan kedepan atas beban giro Pak Samsul.
19
BAB III
KESIMPULAN
Transfer dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari pengirim
asal yang bertujuan memindahkan sejumlah dana kepada penerima yang disebutkan
dalam perintah transfer dana sampai dengan diterimanya dana oleh penerima yang terb
agi menjadi dua jenis yaitu Transfer keluar adalah pengiriman uang atas perintah
nasabah atau bagian bank tertentu untuk keuntungan pihak lain atau cabang bank
sendiri dan juga Transfer masuk merupakan pengiriman uang yang diterima dari
cabang lain, bank sendiri, atau dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau
penerima dana pada bank sendiri. Inkaso merupakan kegiatan bank berupa jasa untuk
melakukan amanat dari pihak ketiga dalam menagih sejumlah uang kepada badan atau
perseorangan tertentu yang berada di kota lain yang telah ditunjuk oleh pemberi
amanat. Terdapat dua jenis inkuso yaitu Inkaso keluar diartikan sebagai kegiatan
untuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh bank lain.Inkaso masuk
adalah tagihan yang masuk atas warkat yang sudah diterbitkan oleh nasabah sendiri.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anon, L. P. (2015). PROSES INKASO DALAM NEGRI PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA
(PERSERO) CABANG KEDIRI . https://eprints.umm.ac.id/21095/1/jiptummpp-gdl-
labdapinas-41606-1-pendahul-n.pdf
Lapoliwa, N., & Kuswandi, D. S. (2017). Akuntansi Perbankan: Akuntansi Transaksi Bank dalam
Valuta Rupiah. Institut Bankir Indonesia.
Purwanti, N. A. (2021). PENGARUH FEE BASED INCOME, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN
CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK CENTRAL
ASIA TBK (BCA) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2019.
http://eprints.umpo.ac.id/6636/1/1.%20HALAMAN%20DEPAN.pdf
21