Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH AKUNTANSI PERBANKAN

AKUNTANSI JASA BANK : UNIT TRANSFER DALAM NEGERI DAN UNIT SAFE
DEPOSIT BOX (SDB)

Dosen Pengampu

Rahmah Dianti Putri, S.E., M.Pd.

Albet Maydiantoro, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Andre Fachreza 1913031018

Yulia Hexa Kurnia 1953031002

Putri Amalia (MBKM) 2110261087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-
Nya membuat kami berhasil menyelesaikan makalah Akuntansi Perbankan yang berjudul
“Akuntansi Jasa Bank : Unit Transfer Dalam Negeri dan Unit Safe Deposit Box (SDB)”.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk menambah wawasan atau khazanah
pengetahuan pembaca.
Kami berterima kasih kepada keluarga, teman-teman, dosen, dan juga sumber data
yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rahmah Dianti Putri, S.E., M.Pd. dan Bapak Albet
Maydiantoro, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu dan kepada semua pihak yang sudah
membantu dan membimbing kami selama pembuatan makalah dari awal hingga selesai.
Kami juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah. Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan
perbaikan makalah menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga makalah yang kami buat ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Bandar Lampung, 28 Oktober 2021

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Transfer Dalam Negeri......................................................................................................3
2.2.1. Transfer Keluar........................................................................................................3
2.2.2. Pembatalan Transfer Keluar.....................................................................................4
2.2.3. Transfer Masuk........................................................................................................5
2.2.4. Pembatalan Transfer Masuk.....................................................................................6
2.2 Inkaso Dalam Negeri.........................................................................................................6
2.2.1. Warkat Inkaso..........................................................................................................6
2.2.2. Jenis Inkaso..............................................................................................................7
2.3 Surat Kredit Berdokumenter Dalam Negeri (SKBDN).....................................................9
2.3.1. Prosedur Transaksi L/C DN.....................................................................................9
2.3.2. Jenis L/C Dalam Negeri...........................................................................................9
2.3.3. Akuntansi untuk L/C Dalam Negeri........................................................................9
2.4 Safe Deposit Box (SDB)....................................................................................................9
BAB III KESIMPULAN...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.....................................................................................................................................4

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi adalah seni pengklasifikasian, pencatatan, dan pengikhtisaran dengan
cara yang sepatutnya dan disajikan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang
yang setidaknya mempunyai sifat keuangan serta adanya penginterprestasian hasil
pencatatan dan disajikan dalam laporan keuangan (Yunita, 2016). Informasi akuntansi
sangat dibutuhkan oleh banyak pihak, baik pihak internal maupun eksternal. Oleh sebab
itu, organisasi sangat membutuhkan akuntansi tak terkecuali perbankan.
Proses akuntansi bank berkembang dari teknik-teknik akuntansi trandisional yang
digunakan untuk kepentingan pencatatan, penganalisisan, dan penafsiran data keuangan
(Lapoliwa & Kuswandi, 2017). Tujuan dari poses akuntansi pada setiap jenis perusahaan,
termasuk bank yaitu untuk menyediakan laporan keuangan untuk kepentingan manajemen
dan pihak lain. Pemeliharaan catatan harus dilakukan oleh setiap bank guna menyediakan
data bagi keperluan laporan mengenai kondisi bank, laporan buaya dan pendapatan, serta
perhitungan pajak.
Bank tidak hanya melakukan pengumpulan dana dan perkreditan sebagai kegiatan
utama, tetapi juga memberikan jasa kepada masyarakat dalam bentuk transfet dalam
negeri, inkaso dalam negeri, perdagangan dalam negeri, safe deposit box, dana rekening
titipan, dan dana setoran naik haji. Pemberian jasa ini selain bertujuan untuk
mengembangkan pangsa pasar bank, tetapi juga digunakan untuk meningkatkan
pendapatan bank dalam bentuk komisi atau disebut sebagai fee based income. Secara
sederhana, fee based income merupakan keuntungan yang berasal dari transaksi dalam
jasa-jasa bank diluar dari pendapatan bunga kredit (Purwanti, 2021). Bank akan memiliki
hubungan rekening yang baik dengan cabang maupun dengan pihak bank lain karena
pemberian jasa ini. Oleh karena itu, akan tercipta hubungan anyata kantor kepada cabang-
cabang atau dengan kantor pusat.

1.2 Rumusan Masalah


Beberapa rumusan masalah dalam makalah ini:
1.2.1 Bagaimanakah akuntansi untuk transfer dalam negeri?
1.2.2 Bagaimanakah akuntansi untuk inkaso dalam negeri?
1.2.3 Bagaimanakah akuntansi untuk surat kredit berdokumenter dalam negeri?
1.2.4 Bagaimanakah akuntansi untuk safe deposit box?
1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini:
1.3.1 Mengetahui akuntansi untuk transfer dalam negeri

1.3.2 Mengetahui akuntansi untuk inkaso dalam negeri

1.3.3 Mengetahui akuntansi untuk surat kredit berdokumenter dalam negeri

1.3.4 Mengetahui akuntansi untuk safe deposit box

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transfer Dalam Negeri
Salah satu jasa yang banyak digunakan masyarakat dalam dunia perbankan adalah
transfer atau pengiriman uang. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor
14/23/PBI/2012, transfer dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah
dari pengirim asal yang bertujuan memindahkan sejumlah dana kepada penerima yang
disebutkan dalam perintah transfer dana sampai dengan diterimanya dana oleh penerima
(Anon, 2015). Transfer merupakan salah satu kegiatan jasa bank untuk memindahkan
sejumlah dana sesuai dengan perintah pengirim yang ditujukan kepada penerima transfer
(Yunita, 2016). Transfer dapat dibagi menjadi dua macam, yakni transfer keluar dan
transfer masuk. Keduanya membuat kantor cabang satu dengan yang lain akan
berhubungan dan bersifat timbal balik, yang berarti satu cabang mendebet dan cabang
lainnya akan mengkredit.
2.2.1. Transfer Keluar
Transfer keluar adalah pengiriman uang atas perintah nasabah atau bagian
bank tertentu untuk keuntungan pihak lain atau cabang bank sendiri (Yunita, 2016).
Transfer keluar disebut sebagai salah satu jenis pengiriman uang yang dapat
menyederhanakan lalu lintas pembayaran. Media yang digunakan dalam transfer
keluar biasanya melalui media tertulis dan melalui kawat. Kode rahasia menjadi
pengamanan dalam transfer ini. Jika terjadi kesalahan dalam kode rahasia, maka
transfer tersebut harus ditolak.
Keutungan bank jika melaksanakan transfer keluar adalah menciptakan
pendapatan dalam bentuk komisi, peningkatan pelayanan kepada nasabah,
peningkatan pangsa pasaar, dan berbagai hal dari segi promosi lainnya. Transfer
keluar memiliki mekanisme, sebagai berikut:
1) Nasabah Bank A cabang Bandar Lampung mengisi aplikasi formulir transfer
dana kepada nasabah Bank A cabang Jakarta.
2) Bagian teller akan menerima formulir transfer dan setoran dana kemudian
diteruskan ke bagian transfer untuk dikirimkan ke Bank A cabang Jakarta
3) Bank A cabang Jakarta akan menerima perintah transfer tersebut dan melakukan
pembayaran kepada penerima (beneficiary).

3
2

RAK
Bank A Bank A
Bandar Lampung Jakarta

3
1

Nasabah Bank A Nasabah Bank A


Bandar Lampung Jakarta

Gambar 1
Mekanisme Transfer Keluar Melalui Rekening Antar Kantor

Contohnya apabila Kala yang merupakan nasabah Bank A cabang Bandar


Lampung, hendak mengirimkan uang dengan kawat kepada Meru yang merupakan
nasabah giro Bank A cabang Jakarta sebesar Rp. 10.000.000. Untuk jasa ini Kala
dikenakan komisi transfer Rp. 12.000 dan ongkos kawat sebesar Rp. 20.000.
Pembayaran yang dilakukan dengan menarik selembar cek giro termasuk seluruh
biaya dan komisi. Pada saat menerima amanat ini, Bank A cabang Bandar Lampung
akan membukukan:
Giro – Rekening Kala Rp. 10.000.000
Pendapatan Komisi Transfer Rp. 12.000
Pendapatan Ongkos Kawat Rp. 20.000
RAK – Cabang Jakarta Rp. 10.000.000

2.2.2. Pembatalan Transfer Keluar


Ketika terjadi pembatalan transfer keluar, maka pembatalan hanya dapat
dilakukan jika transfer keluar belum dibayarkan pada penerima uang tersebut dan
untuk itu bank pemberi amanat harus memberi perintah berupa stop payment kepada
cabang pembayar. Pembayaran pembatalan baru bisa dilakukan apabila telah
diterima berita konfirmasi dari bank pembayar bahwa memang transfer yang
dimaksud belum dibayarkan.

4
Misalnya, Tuan Kala telah memberikan amanat kepada Bank Gee—Jakarta
dua minggu lalu untuk mengirimkan uang dengan kawat kepada rekannya di cabang
Malang sebesar Rp.2.000.000 datang kembali ke bank untuk membatalkan
transfernya. Untuk itu ia dikenakan ongkos kawat sebesar Rp. 20.000 yang
dibayarnya tunai. Pada saat menerima amanat ini, Bank Gee—Jakarta akan
membukukan:
Kas Rp. 20.000
RAK – Cabang Malang Rp. 20.000
Setelah Bank Gee—Jakarta menerima konfirmasi berita bahwa transfer tersebut
memang belum dibayarkan kepada penerima yang berhak menerima transfer
tersebut, maka Bank Gee—Jakarta membukukan sebagai berikut:
RAK – Cabang Malang Rp. 2.000.000
Tabungan – Rekening Tn. Kala Rp. 2.000.000

2.2.3. Transfer Masuk


Transfer masuk merupakan pengiriman uang yang diterima dari cabang lain,
bank sendiri, atau dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima
dana pada bank sendiri. Ketika transfer masuk dituukan bukan kepada nasabah bank
pembayar, maka hasilnya akan ditampung dalam rekening “Hasil Transfer yang
Dapat Dibayar”. Rekening tersebut akan tetap outstanding hingga hasil transfer
dibayarkan kepada penerima.
Contohnya apabila Bank Putih – Malang menerima transfer masuk dari Bank
Putih – Cabang Bandung sebesar Rp. 10.000.000 untuk keuntungan rekening giro
nasabahnya Tn. Mahen. Pada saat menerima transfer masuk, Bank Putih – Malang
akan membukukan:
RAK – Cabang Malang Rp. 10.000.000
Giro – Rekening Tn. Mahen Rp. 10.000.000
Contoh lain, jika Bank Putih – Malang menerima transfer masuk dari Bank
Putih – Cabang Bandung untuk seseorang yang bukan nasabah Bank Putih - Malang
sebesar Rp. 1.000.000. Pada saat menerima transfer masuk, Bank Putih – Malang
akan membukukan:
RAK – Cabang Malang Rp. 1.000.000
Hasil Tranfer yang Dapat Dibayarkan Rp. 1.000.000
Ketika orang yang berhak menerima transfer datang, hendak mencairkan transfer
tersebut secara tunai, maka oleh Bank Putih – Malang akan dibukukan
5
Hasil Tranfer yang Dapat Dibayarkan Rp. 1.000.000
Kas Rp. 1.000.000
Transfer masuk akan dikenakan komisi kembali karena nasabah pemberi
amanat telah dibebankan komisi yang sama pada saat memberikan amanah transfer.
Keuntungan yang diharapkan berasal dari lamanya dana mengendap. Lama dana
yang mengendap itu merupakan selisih waktu antara penerimaan perintah untuk
membayar hingga hasil transfer dibayarkan.

2.2.4. Pembatalan Transfer Masuk


Jika terjadi pembatalan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah
memeriksa apakah hasil transfer telah dibayarkan kepada beneficiary. Apabila
ternyata belum, maka akan diblokir dan dibatalkan untuk kemudian dikembalikan
kepada cabang pemberi amanat melalui pemindah-bukuan.
Contohnya Bank Ramah cabang Solo yang telah menerima transfer masuk
sebesar Rp. 300.000 untuk seorang beneficiary yang bukan nasabah Bank Ramah,
kemudian menerima advis pembatalan dari cabang pemberi amanat di Malang, maka
Bank Ramah cabang Solo akan dibukukan dengan ayat jurnal:
Hasil Tranfer yang Dapat Dibayarkan Rp. 300.000
RAK – Cabang Malang Rp. 300.000

2.2 Inkaso Dalam Negeri


Masyarakat banyak mempergunakan jasa penagihan atas warkat dari bank lain
yang sudah diterbitkan nasabahnya dari lokasi yang berbeda. Jasa inilah yang disebut
sebagai inkaso. Secara sederhana, inkaso merupakan kegiatan bank berupa jasa untuk
melakukan amanat dari pihak ketiga dalam menagih sejumlah uang kepada badan atau
perseorangan tertentu yang berada di kota lain yang telah ditunjuk oleh pemberi amanat
(Lapoliwa & Kuswandi, 2017) . Kegiatan inkaso memerlukan waktu, tergantung pada
jarak bank yang menerbitkan warkat tersebut. Bentuk imbalan jasa atas jasa tersebut
biasanya bank menerapkan tarif tertentu pada nasabah atau calon nasabah yang disebut
sebagai biaya inkaso.
1.
2.
2.1.
2.2.
2.2.1. Warkat Inkaso
6
Tidak semua warkat yang dikeluarkan bank dianggap masuk dalam kegiatan inkaso.
Ada beberapa warkat yang dapat diinkasokan, diantaranya warkat inkasi tanpa
lampiran dan warkat inkaso dengan lampiran. Warkat inkaso tanpa lampiran
maksudnya warkat yang tidak dilampirkan dengan dokumen apapun, seperti cek,
bilyet giro, wesel, atau surat berharga lainnya. Sedangkan warkat inkasi dengan
lampiran maksudnya warkat inkaso yang dilampirkan dengan dokumen lain, seperti
faktur, polis asuransi, atau dokumen penting lainnya.
2.2.2. Jenis Inkaso
Jika dilihat dari jenis kegiatannya, inkaso dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
inkaso keluar dan inkaso masuk. Kedua jenis inkaso ini akan menciptakan hubungan
antar kantor bank pemberi amanat dan cabang penerima amanat. Ketika inkaso
keluar, maka bank pemberi amanat akan mendebet bank penerima amanat.
Sedangkan saat inkaso keluar, bank penerima amanat akan mengkredit bank pemberi
amanat.
a) Inkaso Keluar
Inkaso keluar diartikan sebagai kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah
diterbitkan oleh bank lain. Dalam kegiatan ini, semua transaksi sebelum
diperoleh kepastian keberhasilannya akan dibubukan dalam rekening
administratif sebelah kredit dalam rekening warkat inkaso yang diterima.
Contoh, apabila Tn. Kala adalah nasabah giro Bank Baik cabang Bandung,
menyerahkan selembar giro yang diterbitkan oleh seseorang nasabah Bank Baik
cabang Malang sebesar Rp. 55.000.000 untuk ditagihkan ke cabang Malang dan
hasilnya agar dikreditkan ke dalam rekeningnya. Komisi yang ditetapkan sebesar
0,20%. Pada saat menerima warkat untuk diinkasokan ke cabang Malang, Bank
Baik cabang Bandung akan membukukan:
(K) Rekening Administratif Rupiah–Warkat Inkaso yg Diterima Rp. 55.000.000

Jika seminggu kemudian diterima berita per kawat bahwa inkaso dinyatakan
berhasil, dan dikenakan ongkos kawat sebesar Rp. 20.000 oleh Bank Baik cabang
Bandung akan dibukukan sebagai berikut:
(D) Rekening Administratif Rupiah–Warkat Inkaso yg Diterima Rp. 55.000.000

Pembukuan selanjutnya sebagai berikut:


RAK - Cabang Malang Rp. 55.000.000
Giro – Tn.Kala Rp. 54.890.000
7
Pendapatan Komisi Inkaso Rp. 110.000
Pendapatan Ongkos Kawat Rp. 20.000

Setelah inkaso berhasil maka hasil tersebut akan langsung dibukukan ke dalam
rekening nasabah. Jika inkaso dilakukan untuk kepentingan bukan nasabah, maka
hasil inkaso akan ditampung dalam rekening hasil inkaso yang dapat dibayar,
dimana rekening ini akan outstanding hingga pemberi amanat datang untuk
mencairkan hasil tersebut.
Apabila Tn. Kala adalah nasabah giro Bank Baik cabang Bandung, menyerahkan
selembar giro yang diterbitkan oleh seseorang nasabah Bank Baik cabang
Malang sebesar Rp. 55.000.000 untuk ditagihkan ke cabang Malang dan hasilnya
agar dikreditkan ke dalam rekeningnya. Komisi yang ditetapkan sebesar 0,20%.
Jika inkaso berhasil maka hasilnya akan diambil secara tunai. Pada saat
menerima warkat inkaso, Bank Baik akan membukukan:
(K) Rekening Administratif Rupiah–Warkat Inkaso yg diterima Rp.55.000.000

Ketika hasil inkaso dinyatakan berhasil maka Bank Baik cabang Bandung akan
membukukan:
(D) Rekening Administratif Rupiah–Warkat Inkaso yg diterima Rp.55.000.000

Pembukuan selanjutnya sebagai berikut:


RAK - Cabang Malang Rp. 55.000.000
Hasil Inkaso yang Dapat Dibayar Rp. 54.890.000
Pendapatan Komisi Inkaso Rp. 110.000
Pendapatan Ongkos Kawat Rp. 20.000

Kemudian dalam beberapa hari Tn. Kala hendak mengambil hasil inkaso
tersebut, maka Bank Baik cabang Bandung akan dibubukan dengan ayat jurnal:
Hasil Inkaso yang Dapat Dibayar Rp. 54.890.000
Kas Rp. 54.890.000

b) Inkaso Keluar Berantai


Apabila Tn. Hendery yang merupakan nasabah giro Bank Alfa – Bandung
memberikan amanat untuk menagihkan selembar cek giro pada Bank Omega –
Denpasar sebesar Rp. 20.000.000 dengan komisi sebesar 0,20% dan biaya kawat
8
sebesar Rp. 30.000 yang diperhitungkan dari hasil inkaso. Saat menerima warkat,
Bank Alfa – Bandung akan membukukan:
(K) Rekening Administratif Rupiah–Warkat Inkaso yg diterima Rp. 20.000.000
Pada saat Bank Omega – Denpasar menerima warkat inkaso, akan dibukukan
oleh cabang Denpasar dengan jurnal:
Bank Indonesia Rp. 20.000.000
Hutang lainnya Rp. 20.000.000

Apabila kliring dinyatakan berhasil, maka Bank Omega cabang Denpasar akan
membebankan ongkos kawat sebesar Rp. 20.000 dan membukukannya:
Hutang lainnya Rp. 20.000.000
RAK – Cabang Bandung Rp.19.980.000
Pendapatan Ongkos Kawat Rp. 20.000

Bank Alfa – Bandung akan membukukan:


Rekening Administratif Rupiah-Warkat Inkaso yg diterima Rp. 20.000.000

RAK – Cabang Denpasar Rp. 19.980.000


Giro – Rekening Tn. Hendery Rp. 19.910.000
Pendapatan Komisi Inkaso Rp. 40.000
Pendapatan Ongkos Kawat Rp. 30.000

c) Inkaso Masuk
Inkaso masuk adalah tagihan yang masuk atas warkat yang sudah diterbitkan oleh
nasabah sendiri. Dalam inkaso masuk ini, bank tertarik bersifat pasif. Bank hanya
memeriksa kecukupan dana dari nasabah yang telah menerbitkan warkat kepada
pihak ketiga. Misalnya Bank Alfa cabang Jakarta menerima tagihan dari Bank
Alfa cabang Surabaya atas selembar cek giro nasabahnnya Tn. Darren sebesar
Rp. 50.000.000. Setelah diteliti dana nasabah tersebut cukup, maka Bank Alfa
cabang Jakarta akan membukukan:
Giro – Rekening Tn. Darren Rp. 50.000.000
RAK – Cabang Surabaya Rp. 50.000.000

9
2.3 Surat Kredit Berdokumenter Dalam Negeri (SKBDN)
Menurut peraturan Bank Indonesia nomor: 5/6/PBI/2003 tentang surat kredit berdokumen
dalam negri bahwa Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau lazim dikenal
sebagai "Letter of Credit" (L/C) Dalam Negeri adalah setiap janji tertulis berdasarkan
permintaan tertulis Pemohon (Applicant) yang mengikat Bank Pembuka (Issuing Bank)
untuk:
a. melakukan pembayaran kepada Penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar
wesel yang ditarik oleh Penerima;
b. memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada Penerima atau
ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh Penerima; atau
c. memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh Penerima,

2.3.1 Prosedur Transaksi L/C DN

1. Antara pembeli dan penjual barang terjadi kontrak pembelian/penjualan dengan syarat
pembayaran menggunakan SKBDN.
2. Pembeli membuka SKBDN di Issuing Bank sebesar nilai kontrak.
3. Issuing Bank memberitahukan kepada paying bank bahwa SKBDN atas nama pemohon
telah dibuka.
4. Paying bank selanjutnya meneruskan ke pihak beneficiary bahwa SKBDN telah dibuka.

10
5. Penjual selanjutnya mengirimkan barang yang diperjanjikan melalui perusahaan
pengangkutan.
6. Bukti penerimaan barang selanjutnya diserahkan kepada pihak bank dan kepada pihak
pembeli.
7. Bank penerbit (issuing bank) memberitahukan kepada bank pembayar bahwa barang telah
diterima sesuai dengan spesifikasi yang tertulis dalam SKBDN.
8. Bank pembayar meneruskan kepada beneficiary dan melakukan negosiasi pembayaran.
9. Beneficiary selanjutnya menandatangani wesel yang diterbitkan bank pembayar.
10. Bank pembayar menyerahkan wesel yang diterbitkan kepada bank penerbit SKBDN untuk
segera dipenuhi.
11. Bank pembayar melalui bank penerbit membebankan kepada pihak applicant untuk
memenuhi seluruh setoran jaminan.
12. Bank penerbit memberikan konfirmasi bahwa seluruh dana untuk SKBDN dimaksud telah
efektif.
13. Bank pembayar melakukan pembayaran kepada beneficiary.

2.3.2 Jenis L/C Dalam Negeri


a. Revocable L/C
Tipe ini merupakan L/ C dimana opener ataupun issuing bank berhak untuk membatalkan
ataupun membuat pergantian sewaktu- waktu tanpa persetujuan dari beneficiary.

b. Irrevocable L/C
Jika revocable bisa dibatalkan oleh satu pihak maka, irrevocable tidak bisa dibatalkan oleh
satu pihak saja. Wesel-wesel yang ditarik atas L/C tetap dijamin dan tetap bisa dilakukan
pembatalan dengan syarat kedua belah pihak setuju untuk melakukannya.

c. Irrevocable L/C and Confirmed L/C


Pada tipe L/C ini pihak opening bank dan juga advising bank memberikan jaminan
sepenuhnya atas pembayaran atau juga pelunasan wesel yang ditarik dengan menggunakan
tipe L/C ini.

d. Clean letter of credit


Adalah pengambilan uang yang berasal kredit yang ada bisa dilakukan tanpa syarat penarikan
wesel atau juga dapat dilakukan dengan cara menyerahkan kwitansi biasa.

11
e. Documentary letter of credit
Adalah penarikan uang atau juga kredit yang ada dan juga pengambilannya uangnya
dilengkapi dengan syarat melampirkan dokumen yang disebutkan dalam syarat-syarat L/C
f. Documentary L/C dengan red clause
Tipe L/C ini memberikan hak kepada pihak penerima L/C atau bisa disebut beneficiary untuk
menarol sebagian dari L/C yang tersedia dengan kwitansi biasa atau juga penarikan wesel
tanpa memerlukan dokumen lainnya dan sisanya sama seperti documentary L/C
Revolving L/C
Revolving L/C merupakan L/C yang memperboleh kredit bisa dipakai ulang tanpa perubahan
khusus pada L/C itu.
Back to Back L/C
Dimana pihak penerima L/C ini bukan pemilik barang namun hanya sebagai perantara. Oleh
karena itu, pihak penerima L/C dapat meminta bantuan dari bank untuk membuka L/C yang
diterima dari luar negeri atau juga pemilik bank yang sebenarnya.

2.3.3 Akuntansi untuk L/C Dalam Negeri


a. Sight SKBDN
Pada dasarnya SKBDN yang tak dapat dibatalkan (irrevocable), hanya bisa dibatalkan kecuali
dengan adanya persetujuan bank pembuka, bank pengkonfirmasi dan penerima. Oleh karena
itu penerbitan SKBDN dapat berupa SKBDN yang tidak dapat dibatalkan dan juga yang dapat
dibatalkan. SKBDN yang tak dapat dibatalkan adalah transaksi yang sifatnya komitmen,
sebaliknya, SKBDN yang dapat dibatalkan adalah transaksi yang sifatnya kontijensi atau
(bersyarat). Sebagai komitmen, tak bisas dibatalkan dan juga adanya kepastian. Sedangkan
kontijensi bahwa kelanjutan transaksi ini akan bergantung pada pihak bank penerbit, bank
pengkonfirmasi dan juga penerima (transaksi bersyarat). Keduanya dicatat didalam rekening
administratif SKBDN dan/tak dapat dibatalkan dan juga masih berjalan dalam rangka
perdagangan dalam negeri. SKBDN ada dua macam :

PT. Makmur nasabah Bank BRI Bandung ingin membeli semen 100.000 zak @ Rp30.000
kepada PT. Holcim Cilacap nasabah Bank BRI Cilacap. Untuk itu PT.Holcim meminta PT.
Makmur membuka sight SKBDN. Tanggal 12 April 2006 PT. Makmur membuka sight
SKBDN dengan setoran jaminan penuh kepada Bank BRI Bandung. Setoran jaminan tersebut
beban gironya Rp2.500.000.000 dan sisanya tunai. Bank BRI Bandung memungut komisi
penerbitan Rp5.000.000 dengan ongkos kawat/transfer Rp300.000. Komisi dan ongkos kawat
dibayar tunai oleh PT. Makmur.
12
Pencatatan di bank penerbit (Bank BRI Bandung)
Pencatatan pada rekening administratif

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

12/4’06 Cr. Sight SKBDN Tak Dapat Dibatalkan 3.000.000.000


Dan Masih Berjalan

Akuntansi eksekusi pembayaran di bank penerbit


Pencatatan pada rekening riil (efektif)

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

12/4’06 Dr. Kas 505.300.000

Dr. Giro PT Makmur 2.500.000.000

Cr. Setoran Jaminan SKBDN 3.000.000.000

Cr. Pendapatan Komisi Penerbitan 5.000.000

Cr. Pendapatan Ongkos Kawat 300.000

Pencatatan Pada Bank BCA Cilacap


Pencatatan pada rekening administratif

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

12/4’06 Dr. Sight SKBDN Tak Dapat Dibatalkan 3.000.000.000


Dan Masih Berjalan

13
Pencatatan pada rekening riil (efektif)

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

12 Apr’06 Dr. Setoran Jaminan SKBDN 3.000.000.000

Cr. RAK Cabang Cilacap 3.000.000.000

b. Usance SKBDN
Adalah SKBDN yang cara pembayarannya dengan cara berjangka dengan memanfaatkan
wesel berjangka. Pihak beneficiary tidak dapat langsung menerima pembayaran tunai dari
transaksi tersebut. Penerbitan Usance SKBDN umumnya dapat disepakati setoran jaminan
kurang dari 100%. Dengan begitu pihak dari applicant harus bisa melunasi pada saat seluruh
barang sudah dikirim dan juga pada saat SKBDN efektif. Dan pada saat wesel sudah jatuh
tempo, seluruh transaksi dengan pihak bank penerbit yang kaitannya dengan Usance SKBDN
dan juga wesel harus diselesaikan. Penyelesaian wesel merupakan berakhirnya SKBDN.
Penerbitan wesel berjangka SKBDN jga tidak selalu dicairkan saat jatuh tempo, sehingga
bergantung pada pemegang wesel tersebut. Bila pemegang wesel membutuhkan uang tepat
sebelum waktunya wesel jatuh tempo, sehingga mendiskontokannya/menjualnya. Wesel yang
didiskontokan akan dikenakan diskonto tertentu oleh bank pembayar. Perhitungan hari
diskonto adalah sejak tanggal diskonto sampai dengan hari jatuh tempo.
Contoh:
PT. Makmur membeli genset senilai Rp 400.000.000 kepada PT. Udil. Untuk itu PT. Makmur
diminta menerbitkan usance SKBDN berjangka untuk menjamin pengiriman barang tersebut
dibayar. PT. Makmur adalah nasabah Bank Mega Bandung, sedangkan PT. Udil adalah
nasabah Bank Mega Jakarta. Pembukaan usance SKBDN tanggal 1 April 2007 dengan setoran
jaminan Rp 250.000.000 atas beban giro PT. Makmur, komisi penerbitan Rp 1.500.000
diterima bank dalam bentuk tunai. Usance SKBDN ini bersifat revocable (dapat dibatalkan).

Pencatatan penerbitan usance SKBDN di Bank Mega Bandung adalah:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1/7’07 Dr. Usance SKBDN Dapat Dibatalkan 400.000.000


(revocable) Dan Masih Berjalan

Mencatat pada rekening riil (efektif)

14
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1/7’07 Dr. Giro PT. Makmur 250.000.000

Cr. Setoran Jaminan SKBDN 250.000.000

Penerbitan Usance SKBDN akan diikuti penerbitan wesel berjangka Usance SKBDN di bank
pembayar. Wesel ini ditandatangani oleh beneficiary. Bila pihak beneficiary inginkan
pencairan sebelum jatuh tempo, maka wesel itu bisa didiskontokan (Mampu dijualbelikan).
Tetapi untuk bisa didiskontokan syarat wesel yang diterbitkan bank pembayar itu diharuskan
untuk diaksep oleh bank penerbit. Akseptasi wesel adalah bentuk tanggung jawab bank
penerbit Usance SKBDN untuk mampu membayar SKBDN sekiranya jatuh tempo. Aksepatsi
wesel juga harus sanggup dikerjakan oleh bank tertunjuk dan bank pengkonfirmasi sepanjang
diberi kuasa oleh bank penerbit/pembuka. Akseptasi wesel sebesar nilai Usance Skbdn. Bank
pengaksep (Accepting Bank) ini bank yang menyanggupi pembayaran wesel, secara otomatis
mampu jadi bank tertarik yaitu bank yang berkewajiban membayar atas wesel yang ditarik
padanya. Terhadap waktu wesel jatuh tempo, signifikan semua transaksi bersama dengan
bank penerbit yang tentang bersama dengan usance SKBDN maupun wesel mesti
diselesaikan. Penyelesaian wesel merupakan berakhirnya SKBDN
Misalnya jangka waktu wesel 3 bulan sejak 1 April 2007, maka pada akhir periode seluruh
kewajiban terhadap bank pembayar harus dipenuhi. Kekurangan setoran jaminan dilunasi
secara tunai. Pencatatannya adalah:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30/6’07 Cr. Usance SKBDN Dapat Dibatalkan 400.000.000


(revocable) Dan Masih Berjalan

Mencatat pada rekening riil (efektif)

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30/6’07 Dr. Setoran Jaminan SKBN 250.000.000

Dr. Kas 150.000.000

15
Cr. RAK Cabang Jakarta 400.000.000

Pencatat di cabang pembayar

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30/6’07 Cr. RAR Wesel Usance SKBDN Belum 400.000.000


(revocable) Dan Masih Berjalan

Mencatat pada rekening riil (efektif)

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30/6’07 Dr. RAK Cabang Bandung 400.000.000

Cr. Giro PT. Makmur 398.500.000

Cr. Pendapatan Komisi Negosiasi 1.500.000

Penerbitan wesel berjangka SKBDN tidak selalu dicairkan pada saat jatuh tempo karena
sangat tergantung pada pemegang wesel tersebut. Bila pemegang wesel membutuhkan uang
sebelum wesel jatuh tempo, maka dapat mendiskontokannya/menjualnya. Wesel yang
didiskontokan akan dikenakan diskonto tertentu oleh bank pembayar. Perhitungan hari
diskonto adalah sejak tanggal diskonto sampai dengan jatuh tempo. Mengacu pada soal diatas,
jangka waktu wesel adalah 1 April 2007 sampai dengan 30 Juni 2007. Didiskontokan 1 Juni
2007, maka hari diskonto adalah 30 hari. Bunga diskonto 18%.

Keterangan Jumlah (Rp)

Face Value 400.000.000

Diskonto = (400.000.000 x 30 x 0,18) / 360 6.000.000

Nilai dibayar setelah diskonto 394.000.000

Komisi negosasi wesel 1.500.000

Nilai bersih diterima benefeciary 392.500.000

Pencatatan jurnalnya:

16
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1/6’07 Dr. Wesel SKBDN yang Didiskontokan 400.000.000

Cr. Giro PT. Sinar 392.500.000

Cr. Pendapatan Komisi Negosiasi 1.500.000

Cr. Pendapatan Bunga Diterima Dimuka 6.000.000

Pendapatan bunga diterima dimuka harus diamortisasi setiap akhir bulan sampai dengan wesel
jatuh tempo. Pencatatan jurnal amortisasi adalah:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30/6’07 Dr. Pendapatan Bunga Diterima Dimuka 6.000.000

Cr. Pendapatan Bunga Wesel 6.000.000

Pada tanggal 30 Juni 2007, bank pembayar selain melakukan amortisasi pendapatan bunga
dimuka (diskonto) juga harus membukukan wesel yang telah jatuh tempo dengan catatan
jurnal sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30/6’07 Dr. RAR Wesel Usance SKBDN Belum Jatuh 400.000.000


Tempo

Mencatat pada rekening riil (efektif)

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

17
30/6’07 Dr. RAK Cabang Bandung 400.000.000

Cr. Wesel Usance SKBDN yang 400.000.000


Didiskontokan

2.4 Safe Deposit Box (SDB)

Safe Deposit Box adalah kotak atau brankas dengan berbagai macam ukuran yang
umumnya berada disebuah lembaga bank dimana brangkas ini biasa disewakan kepada
para nasabah maupun bukan nasabah bank tersebut dengan variasi biaya tergantung pada
ukuran serta bank pemilik. Dari beberapa lembaga bank yang menyediakan jasa Safe
Deposit Box, harga untuk menyewa Safe Deposit Box ini dibuka mulai harga Rp 150.000
- Rp 250.000 per tahun untuk box dengan ukuran 7 cm x 12 cm x 60 cm sedangkan harga
tertinggi bisa mencapai Rp 12.250.000 per tahun dengan ukuran box 45 inch x 30 inch x
24 inch. Dibalik harga yang tidak kecil ini, para lembaga bank yang menyediakan Safe
Deposit Box juga memberikan jaminan serta keuntungan bagi nasabahnya, diantaranya
a. Proses membuka Safe Deposit Box sangat mudah
b. Sistem keamanan terjamin biasanya sistem dua kunci, atau bahkan banyak
lembaga bank yang sudah menggunakan sistem fingerprint dan sebagainya
c. Lokasi yang terjamin aman dan terpisah dari tempat tinggal, untuk mencegah
resiko kehilangan harta total
d. Terhindar dari resiko kehilangan, pencurian, dan bencana (banjir dan
kebakaran)
e. Kerahasiaan terjamin, dan
f. Banyak fasilitas unggulan yang ditawarkan bervariatif di setiap bank.
Namun juga perlu diperhatikan bahwa sebenarnya Safe Deposit Box masih memiliki
beberapa kekurangan seperti
a. Tidak dapat diakses oleh semua keluarga, jika terjadi hal yang tidak diinginkan
oleh pemegang kuasa, maka untuk memindahkan kuasa akan melalui proses yang
panjang.
b. Bank tidak buka setiap waktu.
c. Biaya sewa yang tinggi.
Sedangkan untuk pencatatan traksasksi Safe Deposit Box adalah sebagai berikut

Contoh :
18
Pada tanggal 01 Juli 2019 Bank X Kota Malang menerima permohonan seorang nasabah
bernama Pak Samsul untuk menyimpan barang berharga dan surat berharga miliknya. Untuk
itu Pak Samsul menyerahkan setoran jaminan kunci sebesar Rp 1.000.000 secara tunai. Dan
membayar sewa dibayar di muka sebesar Rp 3.750.000 untuk sewa Safe Deposit Box
berukuran 15 inch x 30 inch x 24 inch selama 12 bulan kedepan atas beban giro Pak Samsul.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1 Juli 2019 Dr. Kas 1.000.000

Dr. Giro Pak Samsul 3.750.000

Cr, Setoran Jaminan Kunci SDB 1.000.000

Cr. Pendapatan Sewa SDB diterima dimuka 3.750.000

Dan pada tiap akhir bulan akan dijurnal :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30 … 2019 Dr.Pendapatan Sewa SDB diterima dimuka 312.500

Cr. Pendapatan Sewa SDB 312.500

Dan pada akhir periode sewa SDB akan dijurnal :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

31 Juni 2020 Dr.Setoran Jaminan Kunci SDB 1.000.000

Cr. Giro Pak Samsul 1.000.000

19
BAB III
KESIMPULAN
Transfer dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari pengirim
asal yang bertujuan memindahkan sejumlah dana kepada penerima yang disebutkan
dalam perintah transfer dana sampai dengan diterimanya dana oleh penerima yang terb
agi menjadi dua jenis yaitu Transfer keluar adalah pengiriman uang atas perintah
nasabah atau bagian bank tertentu untuk keuntungan pihak lain atau cabang bank
sendiri dan juga Transfer masuk merupakan pengiriman uang yang diterima dari
cabang lain, bank sendiri, atau dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau
penerima dana pada bank sendiri. Inkaso merupakan kegiatan bank berupa jasa untuk
melakukan amanat dari pihak ketiga dalam menagih sejumlah uang kepada badan atau
perseorangan tertentu yang berada di kota lain yang telah ditunjuk oleh pemberi
amanat. Terdapat dua jenis inkuso yaitu Inkaso keluar diartikan sebagai kegiatan
untuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh bank lain.Inkaso masuk
adalah tagihan yang masuk atas warkat yang sudah diterbitkan oleh nasabah sendiri.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anon, L. P. (2015). PROSES INKASO DALAM NEGRI PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA
(PERSERO) CABANG KEDIRI . https://eprints.umm.ac.id/21095/1/jiptummpp-gdl-
labdapinas-41606-1-pendahul-n.pdf

Lapoliwa, N., & Kuswandi, D. S. (2017). Akuntansi Perbankan: Akuntansi Transaksi Bank dalam
Valuta Rupiah. Institut Bankir Indonesia.

Purwanti, N. A. (2021). PENGARUH FEE BASED INCOME, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN
CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK CENTRAL
ASIA TBK (BCA) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2019.
http://eprints.umpo.ac.id/6636/1/1.%20HALAMAN%20DEPAN.pdf

Yunita, N. A. (2016). Modul Akuntansi Perbankan. Jurusan Akuntansi FEB Universitas


Malikussaleh. https://repository.unimal.ac.id/1896/1/modul%20lengkap.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai