Akuntansi Perbankan
“Akuntansi Kliring”
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Cicilia Angelia Aruperes 20061104139
2. Agnes C.M. Lengkong 210611040133
3. I Dewa Rai Suryawan 210611040111
4. Ekleysia G. Tanod 210611040149
5. Sinta Vania Woia 210611040124
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Akuntansi Kliring” ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, baik dengan
memberikan sumbangan berupa materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Akuntansi Perbankan. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
2
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................................3
BAB 1 Pendahuluan............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................5
BAB 2 Pembahasan.............................................................................................................6
2.1 Pengertian Kliring..............................................................................................6
2.2 Sistem Kliring....................................................................................................6
2.3 Peserta Kliring...................................................................................................7
2.4 Warkat dan Dokumen Kliring...........................................................................7
2.5 Istilah dan Pihak Terkait Kliring.......................................................................8
2.6 Jadwal Kliring Lokal dan Pelimpahan Hasil Kliring.........................................8
2.7 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)...........................................9
2.8 Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)......................10
2.9 Sistem Kliring Warkat Luar Wilayah................................................................12
2.10 Kliring Elektronik dan Otomasi......................................................................14
BAB 3 Penutup....................................................................................................................15
Kesimpulan..............................................................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................................16
3
BAB 1
Pendahuluan
4
7. Apa itu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)?
8. Apa itu Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)?
9. Bagaimana sistem kliring warkat luar wilayah?
10. Bagaimana kliring elektronik dan otomasi?
5
BAB 2
Pembahasan
6
didasarkan pada warkat yang dibuat oleh peserta kliring sesuai dengan warkat yang
dikliringkan oleh peserta kliring.
4. Sistem Kliring Elektronik
Sistem kliring elektronik, yaitu penyelenggara kliring local secara elektronik yang
selanjutnya disebut kliring elektronika adalah penyelenggara kliring local yang dalam
pelaksana perhitungan dan pembuatan saldo kliring didasarkan pada saldo keuangan
elektronika (DKE) disertai dengan warkat peserta dalam penyelenggara untuk
diteruskan kepada peserta penerima.
7
6. Warkat Kredit
Pengertian warkat kredit yakni salah satu warkat yang dipakai untuk dapat
menyampaikan dana pada bank lain untuk nasabah atau bank yang menerima wakat
tersebut.
Dokumen kliring merupakan sebuah dokumen yang fungsinya sebagai alat bantu
dalam suatu proses perhitungan kliring di tempat penyelenggara.
8
Jadwal penyelenggaraan kliring manual serta jadwal pelimpahan hasil kliring
ditetapkan oleh penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi. Jadwal
kliring lokal yang ditetapkan merupakan rentang waktu bagi wakil peserta diperkenankan
untuk hadir dan mendistribusikan warkat pada proses penyelenggaraaan kliring
penyerahan/pengembalian, sebagai contoh:
1. Jadwal kliring penyerahan ditetapkan pada pukul 10.30 s/d 11.00
2. Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul 13.00 s/d 13.30. Hal ini berarti bahwa
kehadiran wakil peserta dan proses pendistribusian warkat debet tolakan dapat
dimulai pada pukul 13.00 dengan batas akhir kehadiran wakil peserta pukul 13.30
9
4. Bank pengirim mengirimkan transaksi ke SKNBI bankpenerima menerima data
transaksi dan dana hasil setelmen;
5. Kemudian bank penerima melakukan verifikasi nama dannomor rekening nasabah
penerima, jika tidak sesuai harusdirektur dalam format bulk;
6. Bank penerima meneruskan transaksi ke rekening nasabah.
Pelaksanaan kliring pada Bank Indonesia dalam hal operasional kliring ada berapa
kekurangan diantaranya, pihak manajemen yang mengelola kliring ini tidak terfokus pada
persoalan kliring saja, akan tetapi juga terfokus pada persoalan operasional lainnya,
diantaranya pembuatan prosedur pendanaan maupun pembiayaan.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia diselenggarakan oleh:
a. Penyelenggara Kliring Nasional (PKN), yaitu unit kerja di Kantor Pusat Bank
Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional;
b. Penyelenggara Kliring Lokal (PKL), yaitu unit kerja di Bank Indonesia dan bank
memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan
SKNBI di suatu wilayah kliring tertentu.Penyelenggaraan SKNBI terdiri dari 2 (dua)
sub sistem, yaitu: kliring debet dan kliring kredit.
- Kliring Kredit: 1) Digunakan untuk transfer kredit antar bank tanpa disertai
penyampaian fisik warkat (paperless). 2) Penyelenggaraan kliring kredit dilakukan
secara nasional oleh Penyelenggara Kliring Nasional (PKN). 3) Perhitungan
kliring kredit dilakukan oleh PKN atas dasar DKE kredit yang dikirim peserta.
- Kliring Debit: 1) Meliputi kegiatan kliring penyerahan dan kliring pengembalian,
yang digunakan untuk transfer debit antarbank yang disertai dengan penyampaian
fisik warkat debit (cek ,biyet giro,nota debit,dan lain-lain). 2) Penyelenggaraan
kliring debet dilakukan secara lokal di setiap wilayah kliring oleh Penyelenggara
Kliring Lokal (PKL). 3) PKL akan melakukan perhitungan kliring debit
berdasarkan DKE debit yang dikirim peserta. 4) Hasil perhitungan klliring debit
secara lokal tersebut selanjutnya dikirim ke Sistem Sentral Kliring (SSK) untuk
diperhitungkan secara nasional oleh PKN.
SKNBI terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu sebagai berikut:
a. Sistem Sentral Kliring (SSK), merupakan komponen perangkat keras dan perangkat
lunak yang digunakan oleh PKN;
b. Komputer Penyelenggara Kliring (KPK) , merupakan komponen perangkat keras dan
perangkat lunak yang digunakan oleh PKL;
c. Terminal Peserta Kliring (TPK), merupakan komponen perangkat keras dan perangkat
lunak yang digunakan oleh peserta.
Adapun peran Bank Indonesia yang berkaitan dengan sistem kliring adalah:
1. Penyelenggaraan kliring
2. Mengatus sistem kliring antara bank
3. Mengatur Pokok-Pokok Ketentuan Kliring
4. Mengatur pembagian wilayah kliring
10
per transaksi secara individual. Sejak dioperasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 17
November 2000, Sistem BI-RTGS berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi
pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value
Payment System (HVPS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi Rp.100 juta ke atas dan
bersifat segera (urgent). Sistem BI-RTGS Generasi II telah diimplementasikan pada tanggal
pada tanggal 16 November 2015 dengan salah satu fitur unggulan berupa “Liquidity Saving
Management” (LSM) yang memiliki tujuan untuk meningkatkan manajamen risiko dan
efisiensi dalam pengelolaan likuiditas.
Sistem BI-RTGS memberikan banyak manfaat, selain berfungsi meningkatkan
kepastian penyelesaian akhir (settlement finality) setiap transaksi pembayaran, yang berarti
mengurangi risiko penyelesaian akhir (minimizing settlement risk), Sistem BI RTGS juga
menjadi sarana transfer dana antar-bank yang praktis, cepat, efisien, aman dan handal.
Disamping itu Sistem BI-RTGS yang dilengkapi dengan mekanisme sentralisasi rekening
giro menjadi sarana yang dapat diandalkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan dana
(management fund) baik bagi peserta maupun pihak otoritas moneter dan perbankan. Bagi
otoritas informasi mengenai pengelolaan dana perbankan menjadi informasi pendukung
dalam menjalankan kegiatan operasi moneter dan early warning system pengawasan bank.
Sistem BI-RTGS didisain untuk memastikan penyelesaian akhir dapat dilakukan
secara gross settlement, real time, final dan irrevocable. Penyelesaian transaksi Sistem BI
RTGS dilakukan per transaksi secara seketika dan tidak dapat dibatalkan. Penyelesaian real
time terbatas pada proses pengiriman transaksi dari peserta pengirim kepada Bank Indonesia
untuk diteruskan kepada peserta penerima. Sementara itu waktu penyelesaian akhir transaksi
transfer nasabah pada rekeningnya tergantung dengan kondisi dan standar sistem pemrosesan
pengiriman dan penerimaan transaksi di internal peserta, sehingga dapat saja terjadi
perbedaan waktu antara penyelesaian akhir pada Sistem BI-RTGS dengan penerimaan
transfer dana pada rekening nasabah.
Sistem BI-RTGS juga dilengkapi dengan mekanisme Gridlock Resolution.
Mekanisme ini bertujuan untuk mencegah kemacetan (gridlock) yaitu kondisi dimana
sejumlah peserta tidak mampu menyelesaikan kewajibannya karena masih menunggu
tagihannya diselesaikan. Gridlock Resolution dijalankan secara otomatis pada Sistem BI-
RTGS pada setiap waktu tertentu,
Untuk memperlancar proses penyelesaian akhir transaksi pada Sistem BI-RTGS,
penyelenggara menghimbau peserta agar mematuhi Throughput Guidellines. Throughput
Guidellines merupakan suatu target prosentase tertentu dari total transaksi yang dilakukannya
selama 1 hari. Kepatuhan peserta terhadap Throughput Guidellines akan mengurangi
kemungkinan penumpukan transaksi di akhir hari. Throughput Guidellines diatur dalam
masing-masing Zona transaksi (Zona I, Zona II, dan Zona III). Masing-masing Zona
mempunyai batas presentase yang ditetapkan Penyelenggara antara lain Zona I (min 30%),
Zona II (min 30%), dan Zona III (max 30%).
Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI) dan Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah (FLIS)
adalah fasilitas cadangan pendanaan likuiditas yang disediakan oleh penyelenggara untuk
Sistem BI-RTGS, yang hanya dapat digunakan dalam hari satu hari. FLI/FLIS dapat
dimanfaatkan oleh peserta untuk mengatasi kesulitan likuiditas peserta yang bersifat
sementara atau mengalami intraday gap. Intraday gap mungkin saja terjadi karena
pemrosesan transaksi BI-RTGS yang bersifat gross settlement menyebabkan penyelesaian per
transaksi dilakukan secara terus-menerus sepanjang hari, sehingga diperlukan likuiditas yang
tinggi. Pemanfaatan FLI/FLIS oleh peserta tetap mensyaratkan jaminan yang berkualitas,
11
biasanya dalam bentuk SBI dan SBN serta wajib diselesaikan pada hari yang sama. Sejak 1
November 2018 FLI diberikan secara gratis oleh Penyelenggara kepada Peserta Sistem BI-
RTGS.
Peserta Sistem BI-RTGS terdiri dari seluruh bank dan lembaga selain bank.
Keanggotaan peserta Sistem BI-RTGS dibedakan menjadi Peserta Langsung dan Peserta
Tidak Langsung. Peserta aLangsung adalah peserta yang dapat mengirimkan transaksi Sistem
BI-RTGS dengan menggunakan identitas sendiri. Sedangkan Peserta Tidak Langsung dapat
mengirimkan transaksi Sistem BI-RTGS dengan menggunakan identitas peserta langsung.
Hubungan hukum antara peserta dengan Bank Indonesia sebagai Penyelenggara
Sistem BI-RTGS tertuang dalam perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS. Dalam perjanjian
tersebut diatur berbagai klausula mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab antara peserta
dan penyelenggara Sistem BI-RTGS.
Bank Indonesia menetapkan biaya transaksi Sistem BI-RTGS yang seragam kepada
seluruh peserta Sistem BI-RTGS sebagaimana tabel di bawah ini:
Biaya Transaksi Single Credit adalah biaya yang dikenakan untuk pengiriman satu
kali transaksi. Biaya Transaksi Multiple Credit adalah biaya yang dikenakan untuk
pengiriman transaksi yang bersifat bundel untuk dua transaksi atau lebih sampai dengan
sepuluh transaksi.
Biaya pengiriman transaksi dibedakan berdasarkan periode pagi, siang dan sore hari.
Kebijakan pembedaan ini bertujuan untuk mendorong peserta agar mengirimkan transaksi
lebih awal sehingga distribusi pengiriman transaksi dapat terjaga dengan baik sepanjang jam
operasional Sistem BI-RTGS. Selain biaya tersebut, Bank Indonesia dapat pula mengenakan
biaya atas pengiriman administrative message, penggunaan Guest Bank dan biaya lainnya.
Pengenaan biaya Sistem BI-RTGS oleh peserta kepada nasabah dapat berbeda-beda
sesuai kebijakan masing-masing peserta Sistem BI-RTGS untuk memproses transaksi
nasabah melalui Sistem BI-RTGS, antara lain biaya investasi, pemeliharaan aplikasi, biaya
personil dan biaya lainnya. Namun demikian, Bank Indonesia mengatur biaya Transfer Dana
yang dapat dikenakan kepada nasabah paling banyak Rp30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah).
Bank Indonesia mewajibkan setiap bank mengumumkan tarif biaya Sistem BI-RTGS,
baik yang dibebankan oleh Bank Indonesia kepada peserta, maupun biaya yang dikenakan
peserta kepada nasabahnya di setiap kantor peserta pada tempat yang mudah terlihat oleh
nasabah.
12
Berkembangnya teknologi yang semakin pesat, membuat transaksi jarak jauh lebih
mudah. Beberapa bank di Indonesia mengembangkan sistem penyelenggaraan pertukaran
warkat lokal atas cek dan bilyet giro yang berasal dari luar wilayah pertukaran warkat luar
wilayah. Di mana, verifikasi cek atau bilyet giro bisa dilakukan secara online. Penerapan ini
jelas memberikan manfaat berupa efisiensi dalam menyelesaikan pembayaran cek atau bilyet
giro luar kota. Adanya efisiensi pembayaran cek atau bilyet giro luar kota disebabkan:
Keefektifan dana cek atau bilyet giro sesuai jadwal pertukaran warkat lokal
tempat warkat dkliringkan (same day settlement).
Biaya operasi yang dikenakan Bank Indonesia sama nominalnya dengan warkat
lokal lainnya. Dengan harapan bisa meningkatkan kelancaran lalu liintas
pembayaran giral antar daerah.
Prinsip-Prinsip Umum Kliring Warkat Luar Wilayah:
a) Cek dan BG yang diterbitkan oleh suatu kantor bank dapat dikliringkan di wilayah
kliring manapun.
b) Kepesertaan.
Saat ini kepesertaan bank dalam Kliring Warkat Luar Wilayah tidak bersifat
wajib, tergantung pada kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank.
Pendaftaran untuk menjadi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah cukup dilakukan
oleh Kantor Pusat Bank dan berlaku bagi seluruh kantor bank yang bersangkutan.
Bank wajib menetapkan satu Kantor Koordinator di setiap Wilayah Kliring
dimana bank tersebut menjadi Peserta.
c) Bank Indonesia tidak mengatur mekanisme internal bank dalam melakukan validasi
cek dan BG luar kotanya.
d) Dalam penyelenggaraan kliring, proses dan perhitungan atas cek dan BG luar kota
tidak dipisahkan dari proses warkat lokal lainnya, sehingga efektivitas dana cek/BG
luar kota tersebut sama dengan jadwal kliring lokal dimana cek/BG tersebut
dikfiringkan.
e) Perhitungan antar kantor dari bank tertarik diselesaikan secara internal oleh masing
masing bank.
Peserta kliring warkat luar wilayah adalah bank yang telah mendaftar dan disetujui oleh
Bank Indonesia untuk menjadi peserta kliring warkat luar wilayah. Dengan mendaftar sebagai
peserta kliring warkat luar wilayah, bearti Cek/BG yang dikeluarkan oleh seluruh kantor bank
tersebut dapat dikliringkan di manapun sepanjang di wilayah kliring tersebut terdapat
kantornya yang menjadi peserta kliring. Bagi bank peserta kliring warkat luar wilayah,
terdapat beberapa implikasi khusus sebagai berikut:
1. Sistem Verifikasi Cek/BG
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah apakah sistem dan prosedur tersebut
cukup aman dan efisien. Apabila bank menggunakan sistem validasi online maka
bank perlu menyiapkan contingency plan untuk mengatasi terjadinya gangguan pada
sistem.
2. Prosedur pemberian fasilitas overdraft terkait dengan kebijakan intern bank mengenai
pemberian fasilitas overdraft kepada nasabahnya, maka bank peserta kliring warkat
luar wilayah yang menyediakan fasilitas ini perlu meninjau kembali prosedur
operasional sehubungan dengan kewenangan pemberian fasilitas overdraft tersebut
oleh kantornya yang berada di wilayah kliring tersebut.
3. Pencetakan Warkat
13
Dengan diterapkanya Kliring warkat luar wilayah maka bank peserta kliring warkat
luar wilayah diwajibkan untuk mencantumkan informasi mengenal sandi peserta dan
nomor rekening pada cek/BG yang diterbitkan seluruh kantornya.
14
BAB 3
Penutup
Kesimpulan
Kliring merupakan salah satu alat pembantu untuk mempertahankan posisi kas sebuah
bank umum dengan cara bank-bank umum tidak perlu lagi membayar dengan uang tunai
yang disetorkan oleh nasabahnya. Dalam posisi ini bank cukup memindah bukukan pergiro
kedalam rekening giro bank yang menerima penyetoran tersebut.
Dengan adanya kegiatan kliring, transfer antar bank yang berbeda dapat dengan
mudah dilakukan. Para petugas tidak perlu melakukan penagihan langsung ke bank
bersangkutan bila ada transfer masuk ataupun keluar. Nasabah tidak perlu membawa uang
tunai sehinggga keamanan lebih terjamin. Dengan demikian kliring dapat memperlancar lalu
lintas pengiriman uang, oleh karena itu kliring berhubungan dengan transfer.
Jadi pada intinya, dengan kliring dapat mempercepat transaksi keuangan supaya tidak
terjadi keterlambatan penyelesaian pembayaran dalam suatu transaksi.
15
Daftar Pustaka
http://eprints.perbanas.ac.id/196/53/BAB%20II.pdf
https://sarjanaekonomi.co.id/kliring/#Warkat_Kliring
https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/pengauditan-manajemen/
16489-jadwal-kliring-fix/9023086
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.bi.go.id/id/
fungsi-utama/sistem-pembayaran/nilai-besar/rtgs/
default.aspx&ved=2ahUKEwil8NCL1vP5AhXtUGwGHQ_jAZQQFnoECCUQAQ&
usg=AOvVaw1yCMbqgrXYvHDXB1ZOn51R
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=2HpYEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=mengenal+kliring+elektro
nik+dan+otomasi&ots=99vX8BP6Yp&sig=hzuvfqmRGNPH4zEuwjAIuGf_dIc&redi
r_esc=y#v=onepage&q=mengenal%20kliring%20elektronik%20dan
%20otomasi&f=false
16