Dosen Pengampu :
Prof. Dr. I Wayan Ramantha, S.E., M.M., Ak., CPA.
RPS 2
“AKUNTANSI KLIRING DAN UNIT GIRO”
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Ayu Made Surya Indra Dewi 1708561027
Ananda Fitria 1807511041
Angela Septiani Widya Malok 1807511083
Muhamad Wahyu Prasetyo 1807511084
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Akuntansi Unit Kliring dan
Giro”. Adapun di dalam pembuatan makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari itu, kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah di masa yang akan datang.
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri dan bagi orang yang
membacanya. Kami mohon maaf apabila dalam menyusun makalah ini terdapat kesalahan-
kesalahan yang tidak disengaja kami perbuat. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sistem Manual
Sistem manual dalam kliring adalah penyelenggaraan kliring lokal yang
dilakukan secara manual oleh setiap peserta, baik dalam membuat bilyet saldo
kliring dan pemilihan warkat.
Sistem Semi Otomasi
Sistem semi otomasi dalam kliring adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal
yang dilakukan secara otomasi untuk pelaksanaan perhitungan dan pembuatan
bilyet saldo kliring dan dilakukan secara manual oleh setiap peserta dalam
pemilihan warkat.
Sistem Otomasi
Sistem otomasi dalam kliring adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal yang
dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi dalam pelaksanaan perhitungan
pembuatan Bilyet Saldo Kliring dan pemilihan warkat.
Sistem Kliring Elektronik
Sistem otomasi dalam kliring adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal yang
dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi dalam pelaksanaan perhitungan
pembuatan Bilyet Saldo Kliring dan pemilihan warkat.
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu kantor bank umum agar dapat
menjadi peserta kliring, yaitu seperti berikut :
Suatu kantor bank umum dapat diwajibkan ikut serta dalam kliring, setelah
mendapatkan persetujuan Bank Indonesia.
Mempunyai izin suatu usaha yang sah.
Keadaan administrasi dan kegunaan bank itu dapat memungkinkan bank untuk
memenuhi kewajibannya dalam kliring.
3
Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran tarik kredit yang dapat
diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang-kurangnya 20% dari
syarat modal yang disetor minimum.
Menyetor suatu jaminan kliring sebesar 50% dari rata-rata kewajiban 20 hari
terakhir dikurangi 40% rata-rata tagihan harian 20 hari terakhir. Kewajiban ini
hanya berlaku bagi suatu kantor bank yang baru menjadi peserta kliring atau baru
direhabilitas. Jaminan kliring ini juga berlaku selam enam bulan terhitung sejak
tanggal penyetoran. Kewajiban moneter jaminan kliring ini tidak berlaku bagi
para peserta tidak langsung atau peserta yang pindah wilayah kliring.
Bank peserta juga menunjuk minimal satu orang wakil tetap pada lembaga
kliring. Pemberitahuan mengenai wakil tetap ini dapat disampaikan secara tertulis
kepada bank Indonesia dengan dilampiri cantoh tanda tangan dan paraf dari
wakil-wakil tersebut.
4
Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
Surat bukti penerimaan transfer adalah surat bukti penerimaan transfer yang
berasal dari luar kota yang bisa ditagihkan kepada bank peserta penerima dana
transfer yang dilakukan melalui kliring lokal.
Nota Debet
Nota debet adalah warkat yang digunakan untuk menagihkan dana pada bank lain
untuk menagih dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang
menyampaikan warkat tersebut. Nota debet yang dikliringkan hendaknya telah
diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh bank yang menyampaikan
nota debet kepada bank yang akan menerima nota debet tersebut.
Nota Kredit
Nota kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank
lain untuk nasabah atau bank yang menerima wakat tersebut.
b. Dokumen Kliring
Dokumen kliring adalah dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam
proses perhitungan kliring di tempat penyelenggara.
Formulir kliring yang digunakan dalam proses manual perhitungan kliring
lokal meliputi :
5
Neraca Kliring Penyerahan/Pengembalian
Formulir ini ialah suatu gabungan formulir yang disediakan oleh penyelenggaran
untuk menyusun rekapitulasi neraca kliring penyerahan ataupun pengembalian.
Neraca Kliring Penyerahan/Pengembalian
Formulir ini ialah sebagai formulir yang disiapkan oleh peserta yang akan digunakan
oleh peserta sebagai fungsi dalam menyusun sebuah neraca kliring penyerahan atau
pengembalian atas dasar daftar warkat kliring penyerahan ataupun pengembalian.
Bilyet Saldo Kliring
Bilyet saldo kliring ialah sebagai formulir yang ditujukan oleh peserta dan digunakan
oleh para peserta yang bertujuan untuk dapat menyusun bilyet saldo kliring yang
didasarkan pada neraca kliring penyerahan dan neraca kliring pengembalian.
1. Kliring Penyerahan
2. Kliring Pengembalian
6
Warkat yang diserahkan oleh peserta lain untuk keuntungan nasabah bank yang
menerima warkat.
Dua tahap ini merupakan satu kesatuan dalam siklus kliring. Peserta
wajib mengikuti kedua aktivitas tersebut sampai kliring dinyatakan selesai oleh
penyelenggara dengan mengirimkan wakil peserta. Walaupun peserta yang
bersangkutan tidak mempunyai warkat yang akan dikliringkan pada kedua tahap
kliring tersebut.
Gambar: hubungan antara warkat debet keluar dan warkar debet masuk
Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar atau warkat debet keluar
(WDK), akan menikmati penambahan rekening giro pada Bank Indonesia. Sedangkan
Bank yang menerima warkatnya sendiri atau warkat debet masuk (WDM), saldo
gironya pada Bank Indonesia akan berkurang sebesar nilai nominal warkat tersebut.
7
b. Hubungan Warkat Kredit Keluar (WKK) dan Warkat Kredit Masuk (WKM)
dapat dijelaskan dengan menggunakan ilustrasi sebagai berikut:
Gambar: Hubungan antara warkat kredit keluar dan warkat kredit masuk
Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar atau warkat kredit keluar
(WKK), akan menyebabkan pengurangan pada rekening giro pada Bank Indonesia.
Sedangkan Bank yang menerima warkat tersebut atau warkat kredit masuk (WKM),
saldo gironya pada Bank Indonesia akan bertambah sebesar nilai nominal warkat
tersebut.
c. Mekanisme kliring lokal manual secara ringkas bisa dijelaskan dengan ilustrasi
sebagai berikut:
8
Pada contoh berikut, Bank Niaga Bandung telah menerima setoran dari Agan
berupa sebuah cek Bank Lippo sebesar Rp 50.000.000. Cek ini merupakan warkat
tagihan bagi Bank Niaga Bandung terhadap Bank Lippo Bandung sehingga perlu
dikliringkan melalui Bank Indonesia Bandung. Bank Niaga Bandung yang melakukan
penagihan terhadap Bank Lippo Bandung akan mengelompokkan warkat ini sebagai
Warkat Debet Keluar (WDK). Pada saat kliring 1 (penyerahan), Bank Niaga Bandung
harus mencatat penagihan kliring ini dalam rekening administrative (RAR kliring) dan
Bank Niaga Jakarta selaku yang menagih akan menunggu hasilnya pada kliring 2
(pengembalian).
Bank Niaga
9
Neraca Kliring
Bank Lippo
Neraca Kliring
Bank Indonesia
Neraca Kliring
Bank Kalah Kliring Saldo (Rp) Bank Menang Kliring Saldo (Rp)
Bank Lippo 80.000.000 Bank Niaga 80.000.000
10
2. Jadwal kliring II (pengembalian) ditetapkan pukul 13.00 s/d 14.00 (Senin –
Jumat)
Jadwal kliring II (pengembalian) ditetapkan pukul 12.00 – 13.00 (Sabtu)
11
mempunyai kantor di wilayah kliring Jakarta. Dengan dikliringkan di Jakarta, maka
cek/BG tersebut akan diproses sesuai dengan jadwal Jakarta. Sehingga Bank A yang
mengkliringkan dapat memperoleh kepastian efektivitas dana yang lebih cepat atas
penagihan cek/BG tersebut, yaitu pada hari yang sama atau paling lambat keesokan
harinya sejak warkat dikliringkan.
12
2.1.7. Mengenal Kliring Elektronik dan Otomasi
Saat ini kliring dapat dilakukan secara otomatisasi melalui suatu Autamated
Clearing House (ACH). Dimana semua kegiatan kliring akan dilakukan tanpa adanya
pertemuan dengan bank-bank yang terlibat dalam Lembaga kliring. Pertemuan kliring
dapat dilakukan secara online dan fisik warkatnya akan dikirimkan ke Bank Indonesia
setelah data entry dilakukan oleh peserta kliring.
• Mekanisme ACH digambarkan melalui diagram berikut:
13
memiliki administrasi yang sempurna yang dapat memantau seluruh arus dana yang
masuk dan keluar dari semua peserta kliring yang terlibat.
14
tunai dan pemberian jasa giro. Penentuan jasa giro berdasarkan pada saldo harian atau
lamanya daan mengendap, dengan berdasarkan saldo terendah dan berdasarkan pada
saldo rata – rata. Perhitungan bunga/jasa giro dapat didefinisikan secara matematis
sebagai berikut :
Saldo x Rate x Hari
Jasa Giro =
365/366
Dimana :
Jasa Giro = jasa giro yang diperhitungkan
Saldo = saldo nasabah
Rate = suku bunga/jasa giro % per tahun
Hari = jumlah hari pengendapan saldo
15
akan dilakukan setelah hasil kriliring tersebut dinyatakan berhasil. Untuk menampung
pengkreditan sementara, biasanya dikreditkan ke dalam rekening warkat kliring.
Warkat kliring ini dianggap sebagai debet keluar. Pembukuan untuk transaksi
penyetoran warkat kliring ini sebagai berikut :
Debet : BANK INDONESIA – GIRO........................................ Rp. 10.000.000
Kredit : Warkat Kliring............................................................... Rp. 10.000.000
Pada saat hasil kliring dinyatakan berhasil atau baik, maka akan dibukukan
dengan cara menihilkan rekening warkat kliring yang sifatya sementara, dengan jurnal
sebagai berikut :
Debet : Warkat Kliring ............................................................... Rp. 10.000.000
Kredit : Giro – REKENING Mr. Y............................................. Rp. 10.000.000
Khusus untuk pembukaan rekening giro yang dilakukan dengan menyerahkan
sebuah warkat kliring, transaksi penarikan rekening giro baru dapat dilakukan paling
cepat sehari setelah kliring diselesaikan. Seluruh transaksi penyetoran ini memiliki
kode transaksi sendiri yang akan memberikan informasi kepada manajemen bank akan
jenis penyetoran. Maksud dari kode ini adalah selain memberikan informasi juga
untuk tujuan keamanan bagi pihak bank, seperti mencegah terjadinya penyetoran
kliring dan penarikan giro pada hari yang sama.
• Penyetoran Melalui Transfer
Apabila Mister Y menerima transfer dari seorang rekannya yang merupakan
nasabah di Bank Z sebesar Rp. 5.000.000, maka oleh Bank X akan dibukukan sebagai
berikut :
Debet : BANK LAIN- GIRO ....................................................... Rp. 5.000.000
Kredit : GIRO – REKENING Mister Y ...................................... Rp. 5.000.000
b. Penarikan
Penarikan rekening giro dapat dilakukan setiap saat setelah memenuhi
persyaratan tertentu. Jenis penarikan kredit antara lain dapat berupa penarikan tunai,
penarikan dengan memberikan amanat bank, penarikan kliring, dan lainnya. Apabila
Mister Y menarik sleembar cek senilai Rp. 15.000.000 untuk dibayarkan oleh bank
secara tunai, maka oleh Bank X akan dibukukan sebagai berikut :
Debet : GIRO – Mister Y ...................................................................... Rp
15.000.000
16
Kredit : KAS RUPIAH ........................................................................... Rp
15.000.000
• Penarikan Secara Kliring
Penarikan secraa kliring dilakukan oleh nasabah dengan cara menerbitkan cek
untuk disetorkan kepada seseorang yang merupakan nasabah di bank lain.
Apabila Mister Y ingin menerbtkan cek sebesar Rp. 4.000.000 dan
memerintahkan Bank X agar menyerahkan cek tersebut kepada seorang nasabah di
Bank Z, maka Bank X akan membukukan sebagi berikut :
Debet : GIRO – REKENING MISTER Y .................................... Rp 4.000.000
Kredit : BANK INDONESIA – GIRO ......................................... Rp 4.000.000
• Penarikan Dengan Amanat
Seringkali seorang nasabah giro memberikan amanat kepada banknya untuk
memindahkan sejumlah dana atas beban rekening gironya. Pemberian amanat ini
harus tertulis dan disahkan oleh pejabat bank yang bersangkutan. Contoh yang paling
lazim adalah transfer keluar.
Apabila Mister Y memerintahkan Bank X Cabang Bali untuk mendebet
rekening gironya sebesar Rp. 2.000.000 untuk dipindah bukukan ke dalam rekening
seseorang di Bank X Cabang Malang, maka oleh Bank X Cabang Bali akan
dibukukan sebagai berikut :
Debet : GIRO – REKENING GIRO ............................................ Rp 2.000.000
Kredit : REKENING ANTAR KANTOR cabang Malang ........... Rp 2.000.000
Dalam hubungan transfer antar cabang akan tercipta hubungan antar kantor
yang akan ditampung dalam Rekening Antar Kantor (RAK). Rekening ini bersifat
reciprocal, yaitu bila satu pihak mendebet, maka pihak lainnya akan mengkredit.
Dengan demikian, rekening RAK ini akan nihil dalam laporan keuangan konsolidasi
17
Pada setiap akhir Bulan, Bank melakukan pencadangan jasa giro nasabah
untuk memperkirakan hasil usaha yang akan diterima pada akhir bulan atau akhir
tahun. Bank X melakukan pencadangan jasa giro nasabah untuk periode September
2006 sebesar rp. 250.000.000,- Untuk jurnal transaksinya adalah sebagai berikut :
Debet : BBL Jasa Giro ................................................................ Rp 250.000.000,-
Kredit : KS Jasa Giro ................................................................... Rp 250.000.000,-
18
Kredit : KS Pengiriman Uang ................................................................. Rp
5.000.000,-
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kliring merupakan suatu istilah dalam dunia bank dan keuangan menunjukkan suatu
aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga
selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Sistem kliring yang lazim dikenal, yakni
Sistem manual, Sistem Semi Otomasi, dan Sistem Otomasi. Kliring Manual adalah
penyelenggaraan kliring lokal yang dalam perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring serta
pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta kliring. Perhitungan kliring
didasarkan pada warkat yang dikliringkan oleh peserta kliring. Sedangkan sistem Semi
Otomasi adalah kliring lokal yang perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan
secara otomasi melalui alat bantu komputer. Namun pemilihan warkat tetap dilakukan
secara manual oleh bank peserta kliring. Sementara sistem kliring lokal yang dalam
perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dan pemilahan warkat dilakukan secara
otomatis dengan bantuan komputer.
Jasa giro adalah pelayanan jasa keuangan yang dilakukan oleh perbankan kepada
masyarakat. Jasa giro bank adalah salah satu satu sumber pendapatan bank dan sumber dana
yang relatif murah. Setiap bank memiliki ketentuan sendiri dalam menentukan tingkat
bunga giro. ank mencatat jurnal transaksi giro sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar
nilai kewajiban bank terhadap nasabah. Posisi normal giro adalah bersaldo kredit. Namun
demikian seringkali terjadi posisi giro yang TIDAK Normal atau bersaldo negatif. Dua
kondisi ini membutuhkan cara pencatatan jurnal giro yang agak sedikit berbeda. Namun
cara pencatatannya tetap harus sesuai dan memenuhi standar akuntansi keuangan yang
berlaku.
19
DAFTAR PUSTAKA
20