Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan sangat diperlukannya laporan keuangan dalam suatu bank
berdasarkan pengelolaan data transaksi baik yang permanen maupun yang bersifat
sementara. Dalam menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar
akuntansi keuangan, diperlukanlah ketelitian atau pemahaman dalam menyusun,
mengikhtisarkan serta pengklasifikasian akun sesuai dengan kelompok akun masing.
Dalam pembahasan ini memuat tentang pengklasifikasian akun sumber dana dalam
perusahaan perbankan. Adapun yang akan dimuat dalam pembahasan ini yaitu beberapa
akun yang merupakan sumber dana atau modal di Bank seperti dana setoran haji, surat
berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, dan lain sebagainya.
Bank adalah lembaga keuangan utama yang menyalurkan dana dari unit surplus ke unit
defisit. Di dalam dunia perbankan, setiap bank harus memelihara catatan-catatan guna
menyediakan data bagi keperluan laporan tentang kondisi bank, laporan tentang
pendapatan dan biaya, serta untuk perhitungan pajak.

Berdasarkan PSAK No 31 tentang Akuntansi Perbankan, laporan keuangan bank terdiri


atas :
Neraca
Laporan Komitmen dan Kontijensi
Laporan Laba Rugi
Laporan Arus Kas
Catatan atas Laporan Keuangan.

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
1

BAB II
PEMBAHASAN

AKUNTANSI SUMBER DANA


A. DANA SETORAN NAIK HAJI
Setoran ongkos naik haji adalah dana dari nasabah yang ditujukan untuk kepentingan
khusus naik haji yang di terima oleh bank untuk kemudian di teruskan kepada si pihak
berhak.
Keuntungan bagi bank selain mendapatkan sumber dana murah juga membuka
kesempatan untuk menciptakan keuntungan melalui pendayagunaan dana tersebut, dan
segi promosi bank bersangkutan.
Akuntansi untuk dana setoran naik haji in terdiri dari penerimaan setoran dan penerusan
dana kedalam rekening nasabah pengelola naik haji, yang semua merupakan hatang
bank.

1. Penerimaan Setoran Dana Naik Haji


Untuk setiap kali penerimaan dari setoran dana naik haji akan dibutuhkan sebagai
sumber dana bank, atau berada pada posisi sebelah kredit.
Contoh, apabila seseorang datang ke Bank ABC untuk menyetorkan dana ongkos naik
haji sebesar Rp 15.000.000, tunai. Setoran tersebut ditujukan untuk keuntungan
rekening giro CV. Arafat sebagai pengelolah haji. Pada saat penerimaan setoran naik
haji, oleh Bank ABC dibukun sebagai berikut :

Kas .............................................................. Rp 15.000.000,00


Dana setoran naik haji ................................................. Rp 15.000.000,00

Secara berkala jumlah setoran ini dipindahbukukan kedalam rekening CV. Arafat
dengan jurnal :

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
2

Dana setoran naik haji .................................. Rp 15.000.000,00


Giro CV. Arafat ........................................................... Rp 15.000.000,00

2. Tabungan Dana Naik Haji


Selain dana setoran haji yang disetorkan langsung oleh yang bersagkutan secara penuh,
juga ada jenis dana setoran naik haji lain yang sifatnya seperti tabungan. Dana ini
dikenal dengan Tabungan Naik Haji , yang membeti kesempatan kepada masyarakat
untuk menabung untuk menyimpan dan mengumpulkan dana naik haji.
Tabungan naik haji ini juga merupakan dana yang relatif murah bagi bank untuk
dikelola. Tabungan naik haji ini merupakan hutang bank kepada masyarakat yang
jangka waktunya terbuka, artinya dapat disimpan terus dalam bank hingga jumlahnya
mencukupi untuk naik haji.
Penyetoran Tabungan Naik Haji
Pada waktu penyetoran tabungan naik haji, rekening nasabah yang bersangkutan akan di
kredit dan di biarkan outstanding hingga pencarian dilakukan oleh nasabah yang
bersangkutan.
Sebagai contoh, Tuan Surya hendak membuka rekening tabungan naik haji di Bank
Omega cabang Jakarta sebesar Rp 300.000,00 tunai. Oleh bank dicatat dengan jurnal :
Kas ................................................................ Rp 300.000,00
Tabungan naik haji .............................................. Rp 300.000,00
Pencairan Tabungan Naik haji
Apabila Tuan Bambang yang telah memiliki tabungan naik haji sebesar Rp.
12.000.000,- datang hendak mencairkannya dan menyetor dana tersebut kepada C.V.
Arafat, pengelola naik haji, oleh Bank Omega cabang jakarta akan dibukukan dengan
ayat jurnal sebagai berikut :
Tabungan Naik Haji Bambang .................. Rp. 12.000.000,00
Giro C.V. Arafat ................................................... Rp. 12.000.000.00

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
3

Dengan demikian hanya terjadi perpindahan dana dari tabungan kedalam rekening giro
yang semuanya merupakan dana murah bagi bank.
B. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
Salah satu sumber dana yang dimiliki oleh bank adalah dengan menjual surat pengakuan
hutang yang telah diterbitkan dan di tanda tangani oleh nasabahnya yang belum mampu
melunasi hutangnya. Surat pengakuan hutang ini diberikan kepada Bank sebagai
jaminan atas pelunasan hutang nasabah yang bersangkutan.
Surat pengakuan hutang dari nasabah ini dianggap sebagai aktiva oleh Bank yang
menerimanya dan demikian dapat diperjual belikan. Oleh Bank yang menerima surat
pengakuan tersebut dapat saja dijual ke Bank Indonesia untuk mendapatkan alat likuid
yang diperlukan oleh bank yang bersangkutan. Penjualan surat berharga ini disebut
dengan Surat Berharga Pasar Uang ( SBPU ) yang akan dikenakan sejumlah biaya
bunga oleh si pembeli.
1. Prosedur Penerbitan Surat Berharga
Secara skematis dapat dijabarkan prosedur penerbitan surat berharga sebagai berikut :
Bank penerbit SBPU harus menjamin penjualan surat berharga ini kepada Bank Pembeli
SBPU. Maksud dari jaminan ini adalah apabila SBPU yang telah dijualnya tidak dapat
tertagih, maka bank yang menjualnya berkewajiban mengembalikan pembayarannya.
Dengan demikian sifat penjualan surat berharga ini sama halnya dengan penjualan
wesel tagih, yang dikenal sebagai Notes Receivable Discounted. Selama wesel ini
outstanding, maka bank penjual SBPU tetap memiliki kewajiban ( hutang ).
2. Akuntansi Untuk Penerbitan SBPU
Akuntansi untuk penerbitan SBPU dapat dibedakan antara penerbitan, penjualan, dan
pelunasan SBPU. Rekening Surat Berharga yang Diterbitkan (SBPU )ini adalah
rekening hutang atau dana bank yang selalu akan bersaldo kredit sepanjang surat
berharga masih outstanding.
Penerbitan.
Contoh, apabila seorang nasabah Bank Omega membuat surat pengakuan tentang
hutang atas pinjaman yang telah diterima sebesar Rp 80.000.000,00 beserta bunga Rp
20.000.000,00 atau keseluruhan sebesar Rp 100.000.000,00 dengan suku bunga 14%
pertahun jangka waktu 6 bulan, kemudian pada hari yang sama dijual oleh Bank Omega
kepada Bank Indonesia dan dibebankan diskonto 13,5% setahun. Hasil penjualan

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
4

tersebut dibukukan untuk rekening Giro Bank Omega di Bank Indonesia. Pada Bank
Omega dicatat sebagai berikut:
Surat berharga ............................................. Rp 100.000.000,00
Debitur .......................................................................... Rp 80.000.000,00
Pendapatan bunga debitur yang diterima dimukan ..... Rp 20.000.000,00
Surat berharga yang diterima dari nasabah sebagai pelunasan debitur dapat dijual ke
salah satu bank untuk mendapatkan alat likuid bagi bank yang sedang memilikinya.
Sebagai contoh, surat berharga tersebut akan diterbitkan dan dijual ke BI, oleh Bank
Indonesia dikenakan diskonto. Proses ini dibuat dengan rediskonto ke BI. Pada waktu
rediskonto ke BI akan terjadi hutang atau kewajiban Bank Omega kepada BI atas surat
berharga yang telah dijual tersebut. Kewajiban ini dicatat dalam rekening SBPU.
SBPU dijual ke BI diskonto 13.5%/tahun: (Penjualan)
BI Giro ...................................................... Rp 93.250.000,00
Diskonto SBPU yang belum diamortisasi ...... Rp 6.750.000,00
Surat berharga SBPU ............................................ Rp 100.000.000,00
Diskonto SBPU tersebut akan dialokasikan setiap bulannya kedalam rekening biaya
dengan jurnal sbb:
Biaya diskonto SBPU................................... Rp 1.250.000,00
Diskonto SBPU Yang belum diamortisasi ................... Rp 1.250.000,00
Pelunasan:
Pada saat jatuh tempo setelah amortisasi diskonto bulan terakhir dan SBPU dilunasi
oleh Bank Omega dan oleh nasabah yang menerbitkan surat pengakuan hutang
tersebut , oleh Bank Omega dicatat sbb:
Surat berharga SBPU .................................. Rp 100.000.000,00
Kas/Giro Nasabah ......................................... Rp 100.000.000,00
Surat berharga ......................................................... Rp 100.000.000,00
BI-Giro ....................................................................... Rp 100.000.000,00

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
5

C. PINJAMAN YANG DITERIMA


Selain dana masyarakat yang diterima yang lazimnya di serap oleh bank,seringkali suatu
bank menerima pinjaman dari pihak ketiga yang bukan nasabah perorangan, seperti
lembaga keuangan di dalam atau luar negri, pemerintah, atau lembaga lainnya.
1. Jenis Pinjaman Yang Diterima
Jenis pinjaman yang diterima oleh suatu bank dapat terdiri dari beberapa ragam
pinjaman : Antara lain pinjaman jangka panjang dari bank lain, pinjaman dari luar negri
yang disalurkan kepada pemerintah untuk kemudian diteruskan kepada bank pelaksana,
obligasi, maupun pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama satu atau beberapa
proyek.
Pinjaman dari bank lain yang sifatnya jangka panjang lazimnya berupa penerbitan surat
berharga ari bank yang menerima pinjaman, baik dalam bentuk sertifikat Deposito,
Commercial Paper, atau bentuk lainnya.

Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negri yang di salurkan melalui
pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana lazimnya dikenal dengan nama Two
Step Loan.
Dana yang diterima berasal dari penerbitan obligasi yang sifatnya jangka panjang juga
akan dicatat dalam hutang jangka panjang dan sebagian hutang dari obligasi ini akan
menjadi hutang jangka pendek pada saat akan jatuh waktu dalam setahun.
Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan suatu atau beberapa proyek lazimnya
digolongkan sebagai hutang jangka panjang sebelum proyek tersebut selesai
pembangunannya.

2. Akuntansi Untuk Pinjaman Yang Diterima


a. Pinjaman Dari Bank Lain
Bank Gunadarma memutuskan untuk meminjam dana dari Bank DKI sebesar Rp. 3
milyar dengan jangka waktu 5 tahun. Suku bunga yang dikenakan oleh Bank DKI
adalah 15% pa dan dana yang diterima oleh Bank Gunadarma akan di simpan dalam
bentuk Giro pada Bank DKI .

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
6

Bank Lain Giro Rp. 3.000.000.000,00


Pinj YDT Bank Rp. 3.000.000.000,00

Pembayaran bunga pinjaman akan dikurangi langsung dari Giro Bank Gunadarma di
Bank DKI senilai bunga yang harus dibayar oleh pihak Bank Gunadarma
Biaya bunga (Pinj-bank) Rp. 45.000.000,00
Bank Lain Giro (Aktiva) Rp. 45.000.000,00

b. Two Step Loan


Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan melalui
pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana.
Bank Gunadarma mendapat pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar
Rp 12 Milyar.
Bank Indonesia Giro Rp 12.000.000.000,00
Pinjaman yang Diterima TSL Rp 12.000.000.000,00

c. Obligasi
Bank Gunadarma menerbitkan 100 lembar obligasi dengan @ Rp. 1.000.000,- suku
bunga 12%pa.
Kas Rp. 100.000.000,00
Hutang obligasi Rp. 100.000.000,00

Setiap tanggal jatuh bunga tiap bulan, Bank Gunadarma harus menyisihkan bunga
sebesar 1% atau 1 juta dan ditempatkan pada rekening titipan sampai pemegang obligasi
menjual kembali kepada bank.
Biaya Bunga Obligasi Rp. 1.000.000,00

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
7

Hutang bunga obligasi Rp. 1.000.000,00


Bila Tn Dennis pemegang obligasi, yang juga nasabah Bank Gunadarma Pusat hendak
mencairkan 10 lembar obligasinya setelah melewati tanggal jatuh bunga maka jurnalnya
adalah
Hutang Bunga Obligasi Rp. 1.000.000,00
Hutang Obligasi Rp. 10.000.000,00
Giro Tn Dennis Rp. 11.000.000,00
d. Pinjaman Untuk Pembiayaan Bersama
Kewenangan untuk pemberian pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama proyekproyek tertentu tetap berada pada kantor pusat. Untuk setiap kali diterima dana
pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama akan dibukukan kedalam rekening
pinjaman yang diterima pembiayaan bersama.rekening ini akan tetap outstanding di
sebelah passiva hingga proyek yang dibiayai selesai dan pinjaman dilunasi oleh bank.
Bank Gunadarma ingin membiayai sebuah proyek sebesar Rp 300 M, untuk memenuhi
kebutuhan dana ini telah bersedia dua bank lain yaitu Bank BNI dan Bank BCA dengan
masing-masing sumbangan modal Rp 100 M.
Bank BCA Giro Rp 100.000.000.000,00
Bank BNI Giro Rp 100.000.000.000,00
PYD Pembiayaan Bersama Rp 200.000.000.000,00

D. KEWAJIBAN LAIN-LAIN
Pos kewajiban lain-lain ini merupakan pos untuk menampung kewajiban-kewajiban
Bank yang tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu pos dana dan tidak cukup
materai untuk disajikan dalam pos tersendiri.
Jenis kewajiban lain-lain antara lain adalah pendapatan yang diterima dimuka, biayabiaya listrik, telepon dan lain sebagainya yang belum dibayar.

1. Pendapatan Yang Diterima Dimuka

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
8

Pendapatan yang diterima dimuka akan di bukukan sebagai kewajiban Bank pada sisi
passiva. Pendapatan yang diterima dimuka ini akan dialokasikan secara berangsurangsur selama umur dari pos tersebut.
Pendapatan yang diterima dimuka, yang meliputi jumlah uang atau aktiva lain yang
diperoleh tetapi belum diakui sebagai pendapatan untuk periode yang bersangkutan,
seperti pendapatan sewa jangka panjang yang diterima dimuka, uang muka kontrak
pemberian jasa jangka panjang dan lain sebagainya. Penyajian pendapatan yang
ditangguhkan atau diterima dimuka ini akandisajikan kedalam hutang lancar.
Contoh, Bank Gunadarma menempatkan dananya pada Bank Permata dalam bentuk
sertifikat berjangka yang bunganya diterima dimuka sebesar Rp 200 juta, suku bunga
14,4% pa dengan jangka waktu 6 bulan.
Bank Permata Sertifikat Berjangka Rp 200.000.000,00
BSB yang Diterima Dimuka Rp 14.400.000,00
Bank Indonesia Rp 185.600.000,00

Setiap bulannya Bank Gunadarma mencatat alokasi pendapatan bunga yang diterima
dimuka tersebut.
Bunga Sertifikat Berjangka YDD Rp 2.400.000,00
Pendapatan Bunga Sertifikat Berjangka Rp 2.400.000,00

2. Selisih Hutang Pajak


Seringkali perhitungan pajak dilakukan dimuka sebelum adanya koreksi atau
penyesuaian terhadap laporan laba-rugi. Pajak penghasilan yang telah dihitung
berdasarkan laba sebelum koreksi akan menyebabkan perbedaan dengan perhitungan
pajak penghasilan yang dihitung atas dasr laporan laba rugi setelah koreksi. Selisih
perhitungan ini akan menyebabkan koreksi terhadap hutang pajak yang telah dihitung
semula.
Sebagai contoh, apabila perhitungan pajak berdasarkan laporan laba rugi yang belum
dikoreksi adalah sebesar Rp 42.000.000,00. Kemudian setelah adanya koreksi diketahui

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
9

bahwa laba sebesar Rp 34. 000.000,00. Dengan demikian, terhadap utang pajak
penghasilan harus dikoreksi sebagai berikut :
Hutang pajak semula Rp 42.000.000,00
Pajak sebenarnya Rp 34.000.000,00
Koreksi kelebihan pajak Rp 8.000.000,00
Ayat jurnal dalam mencatat koreksi pajak ini adalah :
Hutang pajak penghasilan Rp 8.000.000,00
Biaya pajak penghasilan Rp 8.000.000,00

3. Biaya Yang Masih Harus Dibayar


Pos-pos kewajiban lainnya yang tidak dapat dikelompokkan kedalam kelompok sumber
dana biaya yang masih dibayar. Sebagai contoh adalah biaya bunga simpanan berjangka
yang dihitung setiap tanggal jatuh waktu. Bunga yang belum di ambil oleh para pemilik
simpanan berjangka ini akan dibukukan debet sebagai biaya bunga dan kredit bunga
simpanan berjangkayang masih harus dibayar.

4. Penyajian Dalam Neraca


Penyajian kewajiban lain-lain dineraca dikelompokkan kedalam hutang atau kewajiban
lancar mengingat jangka waktu dan sifat dari kewajiban tersebut yang relatif akan
disesuaikan dalam tempo paling lama kurang dari setahun.

E. PINJAMAN SUBORDINASI
Pinjaman Subordinasi adalah pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian
antara bank dengan pihak lain yang hanya dapat dilunasi apabila bank telah memenuhi
persyaratan tertentu. Pelunasan atas kewajiban ini baru dapat dikakukan apabila seluruh
dana atau simpanan yang ada dalam bank dalam hal terjadi likuidasi telah dilunasi saldo
dari pinjaman subordinasi yang belum dilunasi ini disajikan dalam neraca.

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
10

Bank yang menerima pinjaman subordinasi ini berkewajiban untuk memenuhi


persyaratan tertentu yang telah disepakati semula agar pinjaman ini dapat dilunasi.
Karena pinjaman subordinasi ini juga memiliki beban bunga, maka akan menambah
beban bank dalam menerima pinjaman.
Bank yang menerima pinjaman subordinasi ini akan berupaya untuk memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan agar dapat melunasi hutang yang berbunga ini.

1. Akuntansi Untuk Pinjaman Subordinasi


Akuntansi untuk pinjaman subordinasi dibedakan antara penerimaan pinjaman,
perhitungan bunga dan pelunasannya.
Sebagai contoh, Bank Gunadarma menerima pinjaman subordinasi sebesar Rp 500 juta.
Oleh bank dicatat dalam jurnal sebagai berikut:
Bank Indonesia Giro Rp 500.000.000,00
Pinjaman Subordinasi Rp 500.000.000,00
Bunga 12% pa, perhitungan Bunga Tahun Pertama :
Biaya Bunga Pinj. Subordinasi Rp 60.000.000,00
Bunga yang Masih Harus Dibayar Rp 60.000.000,00
Pinjaman Subordinasi dilunasi Rp 200.000.000,00:
Pinjaman Subordinasi Rp 200.000.000,00
Bank Lain Giro Rp 200.000.000,00
2. Penyajian Dalam Neraca
Penyajian subordinasi disajikan dalam neraca sebesar saldo pinjaman subordinasi yang
belum dilunasi pada tanggal laporan, yakni pada saat penyusunan neraca. Apabila bank
memiliki pinjaman subordinasi dalam valuta asing, maka akan dijabarkan ke dalam
rupiah engan mempergunakan kurs tengah pada tanggal laporan. Pengungkapan ini
wajib dilakukan oleh setiap bank yang memiliki pinjaman subordinasi.

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
11

F. MODAL PINJAMAN
Modal pinjaman adalah pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrumen yang
disebut capital notes , loan stock atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu, dan
mempunyai sifat modal sendiri.
1. Ciri-Ciri Modal Pinjaman
Modal pinjaman memiliki ciri antara lain sebagi berikut :
a. Tidak dijamin oleh bank penerbit ( issuer ) dan sifatnya dipersamakan dengan modal (
subordinated ) serta telah dibayar penuh.
b. Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik ( pemegang capital notes ).
c. Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank
melebihi laba ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, meskipun
bank belum di likuidasi.
d. Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam kaadaan rugi atau labanya
tidak mencukupi untuk membayar bunga tersebut.

2. Akuntansi Modal Pinjaman


Transaksi modal pinjaman dengan penerbitan warkat ( loan stock atau capital notes )
harus di catat oleh bank menurut nilai nominalnya. Apabila dalam mengupayakan
penerbitan modal pinjaman ini terdapat biaya-biaya,tersebut tidak perlu dilakukan
sebagai beban dalam periode berjalan dimana modal pinjaman tersebut diterbitkan.
Semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan akan ditangguhkan dan diamortisasikan
secara sistematis selama taksiran jangka waktu modal pinjaman tersebut.
3. Pengungkapan Dalam Neraca
Dalam menyajikan data modal pinjaman dalam laporan keuangan, data yang perlu
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan berkenan dengan modal pinjaman
adalah sebagai berikut.
a. Persyaratan modal pinjaman.
b. Jumlah lembar.
c. Nama pemegang atau pemilik warkat modal pinjaman.

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
12

d. Hak dan kewajiban bank dan pemegang warkat modal pinjaman.


Penyajian dalam neraca harus dilakukan sebesar nilai nominal dari warkat yang telah
diterbitkan.
G. MODAL BANK
Modal bank merupakan hak pemilik bank kepada bank yang bersangkutan. Modal bank
ini juga merupakan hutang bank kepada para pemiliknya, oleh sebab itu disajikan
sebagai salah satu komponen passiva disebelah kanan neraca. Modal bank merupakan
modal awal pada saat pendirian bank yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu
ketentuan atau pendirian bank.
1. Komponen Modal Bank
Ada beberapa komponen modal bank dalam neraca antara lain : modal saham yang
ditempatkan dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan, penilaian kembali aktiva
tetap, dan modal sumbangan.
Penyetoran modal dari para pemilik perusahaan tidak harus selalu tunai. Setoran modal
dapat juga berupa penyerahan barang barang modal, dan jenis penyetoran lainnya.

2. Akuntansi Untuk Modal


Akuntansi untuk transaksi modal meliputi penyetoran modal, penyisihan laba usaha
setelah pajak untuk tujuan tertentu atau cadangan, penambahan modal dari pihak
lainnya.

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
13

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sumber dana atau modal dalam suatu Bank antara lain :
1. Dana setoran haji, yaitu dana yang disimpan oleh nasabah di suatu bank yang
tujuannya sebagai biaya khusus untuk naik haji oleh nasabah kemudian diteruskan ke
pihak yang menangani.
2. Surat berharga yang diterbitkan, yaitu surat berharga yang dikeluarkan oleh bank dan
ditanda tangani oleh nasabah sebagai pengakuan ketidakmampuan dalam melunasi
hutangnya.
3. Pinjaman yang diterima.
Jenis pinjaman yang diterima oleh suatu bank dapat terdiri dari beberapa ragam
pinjaman : Antara lain pinjaman jangka panjang dari bank lain, pinjaman dari luar negri
yang disalurkan kepada pemerintah untuk kemudian diteruskan kepada bank pelaksana,
obligasi, maupun pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama satu atau beberapa
proyek.
4. Kewajiban lain-lain
Jenis kewajiban lain-lain antara lain adalah pendapatan yang diterima dimuka, biayabiaya listrik, telepon dan lain sebagainya yang belum dibayar.
5. Pinjaman Subordinasi, yaitu pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian
antara bank dengan pihak lain yang hanya dapat dilunasi apabila bank telah memenuhi
persyaratan tertentu.
6. Modal pinjaman, yaitu pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrumen
yang disebut capital notes , loan stock atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu,
dan mempunyai sifat modal sendiri.
7. Modal Bank
Modal bank merupakan hak pemilik bank kepada bank yang bersangkutan. Modal bank
ini juga merupakan hutang bank kepada para pemiliknya, oleh sebab itu disajikan
sebagai salah satu komponen passiva disebelah kanan neraca.

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
14

DAFTAR PUSTAKA
http://alisahbaniharahap.blogspot.co.id/2012/01/akuntansi-sumber-dana
http://vinakurniadi.blogspot.co.id/2010/05/akuntansi-sumber-dana-perbankan

AKuntansi Sumber Dana Perbankan


Steknas Mataram
15

Anda mungkin juga menyukai