Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“KREDIT BERMASALAH DAN RESTRUKTURISASI”

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan

Disusun oleh Kelompok Sembilan:

1. Winnarni B.231.17.0050

2. Sri Subekti B.231.17.0084

3. Musafaah B.231.17.0085

4. Hangga Handika B.211.17.0004

5. Tegar Aji B B.211.17.0010

2019/2020

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kredit bermasalah dan
Restrukturisasi”

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah akuntansi perbankan. Dalam Penyusunan makalah
ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penyusunan
maupun ringkasan materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan penyusunan
makalah ini. Khususnya, penyusun ucapkan terima kasih kepada Bu Linda Novitasari, SE, MM
selaku dosen pengampu mata kuliah akuntansi perbankan yang telah memberi tugas makalah ini.

Akhirnya penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembaca khususnya rekan-rekan mahasiswa pada umumnya.

Semarang, 22 Oktober 2019

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................2

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................5

1.3 Tujuan .........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kredit Bermasalah ....................................................................................6

2.2 Jenis Kredit Sesuai Dengan Kolektibilitas .................................................................9

2.3 Akuntansi Kredit Bermasalah ...................................................................................10

2.4 Restrukturisasi Kredit ...............................................................................................17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kredit macet merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh perbankan hingga
saat ini. Banyaknya calon debitur yang melakukan kredit membuat pihak bank harus
menentukan calon debitur yang layak untuk melakukan kredit. Dalam menentukan calon
debitur yang layak, pihak bank menerapkan prinsip kehati-hatian, dengan pemikiran bahwa
yang mempengaruhi proses kelayakan penerimaan kredit adalah five C (Chandra, 2009) yaitu
Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral.
Kredit adalah kegiatan seorang (debitur) meminjam sejumlah uang kepada bank
(kreditur) dengan pembayaran yang dilakukan secara bertahap/cicilan dalam waktu tertentu
sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati bersama. Kolektibilitas adalah keadaan
pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh nasabah serta tingkat
kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga atau
penanaman lainnya (Ketentuan Bank Indonesia). Kolektibilitas (penggolongan) kredit
dikelompokkan terhadap 5 kelompok yaitu kredit lancar, perhatian khusus (special mention),
kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet (Ketentuan Bank Indonesia). Dalam
penelitian ini, penulis meneliti tiga kolektibilitas yaitu lancar, kurang lancar dan macet.
Debitur melakukan peminjaman kepada Bank dengan berbagai keperluan seperti,
mengelola usaha, kredit pemilikan rumah (KPR), modal kerja, investasi, rekening koran dan
lain-lain. Bank memberikan fasilitas kredit dengan tujuan agar nasabah mudah meminjam
uang dengan program kredit pinjaman yang memiliki syarat dan ketentuan. Namun, terdapat
sejumlah permasalahan yang muncul dari program kredit pinjaman. Salah satunya adalah
kredit macet, dimana debitur tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh liabilitasnya
kepada bank seperti yang telah diperjanjikan. Akibatnya bank mengalami kerugian karena
tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan maupun pendapatan bunga yang tidak
dapat diterima.

4|Page
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kredit bermasalah ?


2. Apa saja jenis kredit yang sesuai dengan Kolektibilitas ?
3. Apa akuntansi Kredit bermasalah ?
4. Apa pengertian Restrukturisasi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kredit bermasalah.
2. Untuk mengetahui jenis kredit yang sesuai dengan Kolektibilitas.
3. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi Kredit bermasalah.
4. Untuk mengetahui pengertian Restrukturisasi.

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kredit Bermasalah

Kredit Bermasalah adalah Suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup
membayar sebagian atau seluruh liabilitas nya kepada bank seperti yang telah diper
janjikan dan merpakan pinjaman yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian
kewajiban dari nasabah terhadap bank/lembaga keuangan non bank dikarenakan faktor
kesengajaan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Kredit
macet juga dikenal dengan istilah kredit bermasalah, kredit kurang lancar atau kredit
diragukan.

Berikut definisi dan pengertian kredit macet dari beberapa sumber buku:
 Menurut Hariyani (2010), kredit Macet adalah suatu kondisi pembiayaan yang
ada penyimpangan (deviasi) atas terms of lending yang disepakati dalam
pembayaran kembali pembiayaan itu sehingga terjadi keterlambatan, diperlukan
tindakan yuridis, atau diduga ada kemungkinan potensi loss. 
 Menurut Mantayborbir (2002), kredit macet ialah kredit yang telah jatuh tempo,
namun belum dilunasi dan tunggakan angsuran lebih dari 270 hari atau 9 bulan.
Kredit macet juga dapat dikatakan ketika debitur tidak mampu lagi untuk
mengangsur utang pokoknya dan bunga dari hasil usaha yang dimodali dengan
fasilitas kredit.

2.1.1 Faktor Penyebab Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup
membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank atau lembaga
keuangan seperti yang telah diperjanjikan. Menurut Kuncoro dan Suhardjono

6|Page
(2002), terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kredit macet, yaitu sebagai
berikut:

a. Berdasarkan prospek usaha

1. Kelangsungan usaha sangat diragukan, industri mengalami penurunan dan


sulit untuk pulih kembali. 
2. Kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun. 

3. Manajemen yang sangat lemah. 

4. Terjadi kemogokan tenaga kerja yang sangat sulit untuk diatasi.

b. Berdasarkan keuangan debitur

1. Mengalami kerugian yang besar. 


2. Debitur tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan usaha
tidak dapat dipertahankan. 

3. Rasio utang terhadap modal sangat tinggi. 

4. Pinjaman baru digunakan untuk menutup kerugian operasional.

c. Berdasarkan kemampuan membayar

1. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui


270 hari.
2. Dokumentasi kredit atau pengikatan agunan tidak ada.

Sedangkan menurut Manan (1993), faktor penyebab yang merupakan sumber-


sumber munculnya kredit macet dapat adalah sebagai berikut:

a. Faktor debitur 

Ada kemungkinan debitur tertentu memang tidak memperhitungkan


dengan cermat kemungkinan pelunasan pinjaman dengan teratur dan tepat waktu.

7|Page
Pinjaman dilakukan sekadar memanfaatkan berbagai peluang yang tidak begitu
terjamin atau tidak dapat diketahui secara tepat kelangsungannya. Bahkan untuk
debitur semacam ini sejak semula ada unsur spekulasi berlebihan bahkan
kemungkinan itikad kurang baik untuk memenuhi segala kewajiban yang
diperjanjikan. Tetapi kesulitan pelunasan pinjaman tidak semata-mata pada
debitur yang kurang cermat atau yang serba berspekulasi. Debitur yang beritikad
baik juga dapat terperosok pada kesulitan pengembalian pinjaman karena berbagai
kondisi, baik yang ditimbulkan oleh debitur itu sendiri atau faktor-faktor di
luarnya seperti kelesuan ekonomi, dan lain sebagainya.

b. Faktor kreditur 

Kekurangcermatan kreditur pada saat memberikan pinjaman juga dapat


menjadi sumber kredit macet. Kekurang cermatan tersebut dapat terjadi karena
didorong melakukan ekspansi kegiatan yang berlebihan atau dorongan persaingan
antara kreditur. Dorongan-dorongan ini menimbulkan kebijaksanaan (beleid) yang
memberikan berbagai kemudahan sehingga menjadi kurang cermat dalam menilai
jaminan (agunan atau penjamin), prospek usaha dan lain sebagainya. Keadaan ini
akan makin diperburuk apabila aparat kreditur tidak menjaga integritas dengan
baik sehingga mudah dibelai calon debitur.

c. Faktor pemerintah 

Kemacetan pengembalian pinjaman dapat pula bersumber dari berbagai


tindakan atau kebijaksanaan pemerintah. Kebijaksanaan uang ketat (tight money
policy), atau berbagai kebijaksanaan yang mempengaruhi kegiatan ekonomi tidak
jarang menjadi sebab kesulitan mengembalikan pinjaman. Dalam hal benar-benar
terbukti kebijaksanaan pemerintah merupakan penyebab kesulitan debitur
melunasi pinjamannya. Maka sudah semestinya pemerintah ikut bertanggung
jawab dan wajib berupaya memberikan kebijaksanaan yang tidak akan lebih
menekan debitur.

8|Page
d. Faktor masyarakat-khususnya kegiatan ekonomi masyarakat 

Piutang negara adalah kredit yang diberikan atau diperoleh untuk


menjalankan berbagai kegiatan ekonomi-perdagangan, industri dan sebagainya.
Krisis ekonomi, kelesuan ekonomi, baik yang bersifat nasional maupun
internasional (global) akan berakibat pula pada kemampuan debitur untuk
memenuhi kewajibannya.

2.2. Jenis Kredit Sesuai dengan Kolektibilitas

Kedit dapat dibedakan sesuai dengan kolektibilitas /kualitas/penggolongan kredit aitu


performing dan non performing loan dengan penjelasan sebagai berikut :

2.2.1 Performing loan


Penggolongan kredit atas kualitas kredit kualitas kredit nasabah yang
lancar dan terjadi tunggakan sampai dengan 90 hari . Performing loan di
bagi menjadi dua yaitu :
- Kredit lancar merupakan kredit yang tidak terdapat tunggakan.
Setiap tanggal jatuh tempo angsuran ,debitur dapat membayar
pinjaman pokok maupun bunga.
- Kredit dalam perhatian khusus merupakan penggolongan kredit
yang tertunggak baik angsuran pinjaman pokok dan pembayaran
bunga,akan tetapi tunggakan nya sampai dengan 90 hari (tidak
melebihi 90 hari kalender)

2.2.2 Non performing loan


Kredit yang menunggak melebihi 90 hari . Non performing loan di bagi
menjadi tiga yaitu :
- Kredit kurang lancar terjadi bila debitur tidak dapat membayar
angsuran pinjaman pokok dan hari atau unga antara 91 hari
sampai 180 hari.

9|Page
- Kredit diragukan terjadi dalam hal debitur tidak dapat membayar
angsuran pinjaman pokok dan pembayaran bnga antara 181 hari
sampai 270 hari .
- Kredit macet terjadi bila debitur tidak mampu membaar berturut-
turut lebih dari 270 hari.

2.3 Akuntansi kredit Bermasalah


2.3.1 Performing loan
a. Pengakuan pendapatan bunga kredit performing
Pendapatan bunga kredit diakui secara akrual untuk kredit yang
digolongkan pada performing loan. Sehingga pendapatan bunga kredit
performing loan akan berpengaruh pada laporan laba/rugi bank.

Ilustrasi :

Pada tanggal 10 april 2007 Bank Bima mencairkan kredit kepada


Annisa sebesar 120.000.000,- jangka waktu 5 tahun, bunga 6% pa flat.
Provisi notaris 1.000.000,- dan premi
asuransi  2.000.000,- angsuran dilakukan setiap bulan dimulai sejak
tanggal 10 Mei 2007 sampai dengan 10 April 2012. Denda atas
pembayaran angsuran denda 2% dari total angsuran. Semua transaksi
baik pencairan maupun pembayaran angsuran dilakukan dengan
mendebit atau mengkredit rekening tabungan annisa.

§  Pada tanggal 10 Mei Annisa dapat membayar angsuran,

§  Pada tanggal 10 juni 2007 menunggak.

Karena menggunakan angsuran flat rate maka angsuran tiap bulan


tetap.

Total angsuran per bulan seperti berikut:

Angsuran pokok     = 120.000.000,-/60                  =2.000.000,-


Bunga                     = 0,5% x 120.000.000,-          =   600.000,-
10 | P a g e
Total angsuran perbulan adalah                             =2.600.000,-               

Jurnal pencairan kredit 10 April 2007


Tanggal Urian Debit Kredit
10 Kredit yg diberikan 120.000.000
Tabungan - Annisa 115.800.000
Provisi diterima di muka 1.200.000
Giro notaris 1.000.000
Giro perusahaan asuransi 2.000.000

Jurnal pencairan kredit 30 April 2007


Tanggal Uraian Debit Kredit
30 Pendapatan bunga kredit yang          420.000
akan diterima
Pendapatan bunga kredit 420.000
Bunga sampai s.d. 30 april =21/30 x 600.000 =  420.000     

Jurnal penyesuaian pendapatan provisi 30 April 2007


Tanggal Uraian Debit Kredit
30 Provisi diterima dimuka 20.000
Pendapatan provisi 20.000
1/60 x 1200.000 =  20.000     
                                   
Jurnal koreksi pengakuan bunga , 01 Mei 2007         
Tanggal Uraian Debit Kredit
01 Pendapatan bunga kredit 420.000
Pendapatan bunga kredit yg 420.000
akan diterima

Jurnal pembayaran angsuran, 10 Mei 2007              


Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Mei Tabungan- annisa 2.600.000
Kredit yang diberikan 2.000.000
Pendapatan bunga kredit 600.000

Angsuran pokok per bulan      = 120.000.000/60        = 2.000.000

11 | P a g e
Bunga setiap bulan      = 6% x 1/12 x 120.000.000,-  =    600.000
Total angsuran                                                             = 2.600.000

Jurnal pembayaran angsuran, 10 Mei 2007


Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Mei Tabungan- Annisa 2.180.000
Kredit yang diberikan 2.000.000
Pendapatan bunga kredit yg 420.000
akan diterima
Pendapatan bunga kredit 180.000
                       
Angsuran pokok per bulan  = 120.000.000/60  = 2.000.000                 
Pendapatan bunga kredit yang akan diterima =    420.000                 
Pendapatan bung kredit    =    180.000 
Total pembayaran                                              = 2.600.000
                                   
Jurnal penyesuaian pendapatan provisi 31, Mei 2007
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Mei Pend. Provisi dtrma di muka 20.000
Pendapatan provisi 20.000
1/60 x 120.000 =20.000

Jurnal penyesuaian pengakuan bunga, 31 Mei 2007

Tanggal Uraian Debit Kredit


10 Mei Pendapatan bunga kredit yg 425.806
akan diterima
Pendapatan bunga kredit 425.806
     
Bunga  10 april s.d. april = 22/31 x 600.000   = 425.806

Jurnal koreksi pengakuan bunga, 01 Juni 2007


Tanggal Uraian Debit Kredit
1 Pendapatan bunga kredit yg 425.806

12 | P a g e
akan diterima
Pendapatan bunga kredit 425.806

Jurnal adanya tunggakan pembayaran angsuran, 10 juni 2007          


Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Pendapatan bunga kredit yg 600.000
akan diterima
Pendapatan bunga kredit 600.000

Jurnal pembayaran tunggakan 10 Juni yg dibayar tanggal 10 Juli


2007        
Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Mei Tabungan Annisa 2.652.000
Kredit yg diberikan 2.000.000
Pendapatan bunga kredit 600.000
yg akan diterima
Pendapatan denda 52.000
                        Tunggakan pokok                                           2.000.000
                        Tunggakan bunga                                                600.000
                        Total angsuran                                                 2.600.000
                        Denda keterlambatan  = 2% x 2.600.000=          52.000
                        Total pembayaran                                            2.652.000

Angsuran bulan Juli 2007


Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Tabungan Annisa 2.600.000
Kredit yg diberikan 2.000.000
Pendapatan bunga kredit 600.000

b. Pembayaran kewajiban kredit performing

Pembayaran atas tunggakan kredit sebesar sama atau lebih dari kewajiban
pokok dan bunga, maka seluruh kewajibannya dapat dibayarkan.
Pembayaran angsuran kurang dari total kewajibannya, maka prioritas

13 | P a g e
pembayarannya adalah pembayaran bunga dan denda, kemudian sisanya
akan mengurangi saldo pinjaman pokok.

Lanjutan dalam ilustrasi diatas total kewajiban Annisa pada


tanggal   10 Juli 2007 sebesar 5.252.000,-. Misalnya Annisa hanya
membayar 5.000.000,- maka jurnal yg akan dibuat adalah :

Jurnal pembayaran tunggakan 10 Juni yg dibayar 10 Juli  2007

Tanggal Uraian Debit Kredit

10 Tabungan Annisa 2.652.000

Kredit yg diberikan 2.000.000

Pendapatan bunga kredit yg 600.000


akan diterima

Pendapatan denda 52.000

                       

Jumlah dana yg dibayangkan annisa               5.000.000

                        Pembayaran kewajiban juni 2007                   2.520.000

                        Sisa uang                                                         2.348.000

                        Anggaran untuk bulan juli 2007                     2.600.000

                        Angsuran kurang                                             (252.000)

Angsuran juli 2007

Tanggal Uraian Debit Kredit

10 Tabungan Annisa 2.348.000

Kredit yg diberikan 1.700.000

Pendapatan bunga kredit 600.000

2.3.2 Non performing loan

14 | P a g e
a. Pengakuan pendapatan bunga kredit non performing

Diakui atas dasar cash basis, yaitu pengakuan pendapatan bunga kredit


pada saat adanya pembayaran dari debitur dan tidak dicatat dalam
laporan laba/rugi tetapi dicatat dalam tagihan kontingensi.

Ilustrasi masih lanjutan dari atas, misalnya tanggal 10 Juni, 10 Juli dan
10 Agustus 2007 terjadi tunggakan kredit atas nama Annisa

Jurnalnya adalah sbb :

Tanggal Uraian Debit Kredit

10 –Juni Pendapatan bunga kredit yg 600.000


akan diterima

Pendapatan bunga kredit 600.000

10-Juli Pendapatan bunga kredit yg 600.000


akan diterima

Pendapatan bunga kredit 600.000

10 Agust Pendapatan bunga kredit yg 600.000


akan diterima

Pendapatan bunga kredit 600.000

b. Pembayaran liabilitas kredit non performing

Jika debitur sudah masuk kualitas kredit non-performing, kemudian


melakuakan pembayaran atas tunggakan maka kredit digolongkan
kredit kurang lancar dan prioritas pembayarannya adalah pembayaran
bunga, denda dan lain-lain. Sisanya untuk membayar pinjaman pokok.
Untuk kualitas diragukan dan kredit macet, prioritas pembayaran
adalah untuk pembayaran pokok dan sisanya untuk membayar bunga,
denda, dan biaya lainya.

15 | P a g e
Ilustrasi

Sebagaimana menyambung ilustrasi diatas, misalnya


30 September 2007 Annisa menyetor dananya 10.000.000,- untuk
membayar tunggakannya.

Perhitungan

Tunggakan pokok  = 4 bulan (20 juni s.d. 20 sept) =  8.000.000

Tunggakan bunga = 4 bulan     =  2.400.000

Misalnya total denda  250.000

Total kewajiban                           10.920.000

Dana sebesar 10.000.000 untuk membayar

Bunga                                                  2.400.000

Denda                                                     520.000

Angsuran pokok pinjaman                70.080.000

Jurnal tanggal 30 September 2007

Tanggal Uraian Debit Kredit


30 Sept Tabungan annisa 10.000.000
Kredit yg diberikan 7.080.000
Pendapatan bunga kredit 2.400.000
Pendapatan Denda 520.000

Tanggal Uraian Debit Kredit


30 Sept Rekening lawan-tagihan kontigensi 2.400.000
Pendapatan bunga kredit dalam 2.400.000
penyelesaian

2.4 Restrukturisasi Kredit

16 | P a g e
Restrukturisasi kredit merupakan upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha
pengkreditan agar debitur dapat memenuhi liabilitasnya. Restrukturisasi kredit
diberikan kepada debitur yang tidak dapat memenuhi liabilitas nya atau debitur
yang diperkirakan tidak dapat memenuhi liabilitas pembayaran angsuran pokok atau
bunga sesuai jadwal yang diperjajikan. Bank melakukan restrukturisasi kredit
kepada debitur berdasarkan pertimbangan ekonomi atau hukum yang pemberiannya
terbatas pada adanya kesulitan keuangan debitur sehingga perlu dibantu oleh bank
dalam menyelesaikannya Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan berbagia
cara antara lain modifikasi syarat-syarat kredit, penambahan fasilitas kredit,
pengambilalihan aset dan konversi kredit.

2.4.1 Modifikasi persyaratan kredit


Restrukturisasi kredit yang paling umum dilakukan oleh bank adalah
dengan melakukan modifikasi syarat-syarat kredit. Persyaratan kredit yang
perlu diperbaharui dalam rangka restrukturisasi antara lain:
1. Penurunan suku bunga kredit
2. Perpanjangan jangka waktu kredit
3. Pengurangan tunggakan bunga kredit
4. Pengurangan jumlah pokok kredit.

2.4.2 Penambahan Fasilitas Kredit

Dalam kasusu tertentu, debitur justru akan mendapat tambahan kredit agar
usahanya menjadi lancar dan dapat mengembalikan kewajibannya. Ini
diberikan untuk debitur memperoleh kredit investasi dan /atau kredit
modal.

2.4.3 Pengambilalihan Aset

Dilakukan jika debitur tidak dapat membayar kewajibannya dan debitur


kooperatif untuk menyelesaikan kewajibannya dengan menyerahkan
agunannya. Anggunan yang dimiliki ileh bank adalah berupa surat / bukti

17 | P a g e
kepemilikan, sementara fisik aset yang digunakan masih dikuasai oleh
debitur.

Pengambilalihan agunan/asset ini dapat dilakukan dengan dengan


ketentuan sbb:

 Agunan kredit atau aset lain yang diambil alih seperti tanah,


bangunan dan surat berharga diakui sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasi yaitu nilai wajar agunan/ aset setelah dikurangi estimasi
biaya untuk menjual agunan/aset tertentu.

 Sisa kredit setelah dikurangi nilai bersih agunan/aset lain yang


dimbil alih merupakan kredit yang direstrukturisasi sebagiamana
diatur dalam restrukturisasi dengan modifikasi persyaratan.

2.4.4 Konversi Kredit

Merupakan konversi pinjaman debitur dalam bentuk penyertaan modal


pada perusahaan debitur.dilakukan dengan mendapat saham perusahan
debitur.

Dalam hal saham yang diserahkan nialinya lebih rendah dibanding total
kewajibannya, maka sisanya masih menjadi kredit debitur. Jika nilai wajar
saham lebih tinggi dibanding dangan total kewajibannya debitur, maka
selisihnya dicatat sebagi pendapatan yang ditangguhkan.

2.4.5 Penyelamatan Kredit Macet

 Pengendalian kredit macet adalah suatu penentuan syarat-syarat prosedur


pertimbangan ke arah kredit untuk menghilangkan risiko kredit tersebut
tidak akan terbayar lunas. Penyelamatan kredit macet dapat dilakukan
dengan berpedoman kepada Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/4/BPPP
yang mengatur penyelamatan kredit bermasalah sebelum diselesaikan
melalui lembaga hukum, yaitu sebagai berikut:
1. Rescheduling (penjadwalan kembali), yaitu suatu upaya hukum
untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian

18 | P a g e
kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali/jangka
waktu kredit termasuk tenggang (grace priod), termasuk
perubahan jumlah angsuran. Bila perlu dengan penambahan
kredit. 
2. Reconditioning (persyaratan kembali), yaitu melakukan
perubahan atas sebagian atau seluruh persyaratan perjanjian, yang
tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran, atau
jangka waktu kredit saja. Tetapi perubahan kredit tersebut tanpa
memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi atas
seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan. 

3. Restructuring (penataan kembali), yaitu upaya berupa


melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit berupa
pemberian tambahan kredit, atau melakukan konversi atas seluruh
atau sebagian kredit menjadi perusahaan, yang dilakukan dengan
atau tanpa rescheduling atau reconditioning Salah satunya adalah
jaminan bank.

Sedangkan menurut Mulyono (1996), terdapat dua langkah yang diambil


oleh pihak bank untuk pengamanan kreditnya, yaitu:

1. Pengendalian Preventif 

Pengendalian preventif adalah teknik pengendalian yang dilakukan


untuk mencegah terjadinya kemacetan kredit. Teknik pengendalian
prevenif dapat dilakukan dengan melakukan penyeleksian debitur
dengan cara melihat kelengkapan persyaratan permohonan kredit
dan penilaian terhadap dibitur dengan menggunakan prinsip 6C,
yaitu: character, capacity, capital, collateral, condition of economi
dan constraint.

2. Pengendalian Represif 

19 | P a g e
Pengendalian represif adalah teknik pengendalian yang dilakukan
untuk menyelesaikan kredit-kredit yang telah mengalami
kemacetan. Strategi penyelesaian kredit dapat dilakukan dengan
beberapa langkah, antara lain yaitu:

1. Melalui negosiasi bank dengan debitur, bank dapat


melakukan penguasaan sebagian atau seluruh hasil usaha,
sewa barang agunan, apabila kredit belum berjalan dengan
baik. 
2. Pemberian surat tagihan 1, 2, dan 3. Pemberian surat
tagihan dilakukan apabila jangka waktu pembayaran yang
ditentukan telah habis. Hal ini dilakukan dengan tujuan
pihak bank memberikan peringatan kepada debitur untuk
segera mengangsur pokok pinjaman dan bunganya sesuai
dengan kesepakatan pada waktu melakukan pengajuan
kredit. 

3. Penyerahan hak penagihan piutang kepada badan-badan


resmi, yang tercatat secara yuridis berhak menagih piutang,
seperti Pengadilan Negeri, Kejaksaan, dan lain-lain. 

4. Debitur macet dinyatakan pailit karena insolvency atau


bangkrut, penagihannya dapat diajukan kepada Balai Harta
Peninggalan (BHP), di mana kedudukan bank dapat sebagai
kreditur preferent, bilamana bank telah melakukan
pengikatan agunan, maka bank berhak menjual secara
lelang sesuai ketentuan yang berlaku, dengan konsekuensi
apabila hasil lelang masih ada sisa, maka sisa tersebut harus
diserahkan kepada BHP dan apabila hasil lelang tidak
mencukupi, maka sisa utang yang tidak terbayarkan tetap
merupakan utang debitur yang harus dibayar.

20 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Kredit Bermasalah adalah Suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup
membayar sebagian atau seluruh liabilitas nya kepada bank seperti yang telah diper
janjikan dan merupakan pinjaman yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian
kewajiban dari nasabah terhadap bank/lembaga keuangan non bank dikarenakan faktor
kesengajaan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Faktor
penyebab kredit bermasalah yang dialami debitur antara lain kondisi prospek usaha,
keuangan dan kemampuan debitur dalam membayar kewajiban. Sehingga untuk
mengatasi masalah kredit macet debitur maka pihak pemberi kredit melakukan
Restrukturisasi, Restrukturisasi kredit merupakan upaya yang dilakukan bank dalam
kegiatan usaha pengkreditan agar debitur dapat memenuhi liabilitasnya, Restrukturisasi
kredit dapat dilakukan dengan berbagia cara antara lain modifikasi syarat-syarat
kredit,penambahan fasilitas kredit,pengambilalihan aset dan konversi kredit.

21 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

-Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Ekonomi Universitas


Indonesia.

-online, https://www.kajianpustaka.com/2019/02/pengertian-penyebab-dan-penyelamatan-kredit-
macet.html, diakses pada 23 November 2019.

- online, http://wwwjotang.blogspot.com/2018/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html,
diakses pada 23 November 2019.

-Yulianti, SE.,S.H.,M.SI.,CPA.,BKP-C . Akuntansi Perbankan

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai