Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN

JASA PERBANKAN

OLEH :
KELOMPOK 01 KELAS D4

1. NI PUTU EVI ASTARI (1833121015)


2. IDA AYU MADE RADINA ANGGUN PRASASTI (1833121038)
3. I GUSTI AYU TRISKA PUSPAYANTI (1833121090)
4. ANAK AGUNG ISTRI DYAH PITALOKA (1833121172)
5. ADEK AYU DEBI TIRTA SARI (1833121178)
6. I NYOMAN EDY SURYAWAN (1833121174)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN AJARAN 2021

1
RANGKUMAN MATERI KULIAH

1. Mengidentifikasi Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Kegiatan Transfer


Pihak yang terlibat dalam transaksi transfer adalah:
a. Nasabah, yaitu sebagai pihak pemilik dana (pengirim) atau penerima dana vane
akan memindahkan dananya / menerima sejumlah dana dari pihak pengirim
melalui jasa pengiriman uang.
b. Bank Penarik (Drawer bank), yaitu bank pelaku transfer atau bank yang menerima
dana dan amanat dari nasabah untuk ditransfer kepada drawee atau bank tertarik
yang diserahkan kepda penerima dana (beneficiary)
c. Bank Tertarik (drawee bank), yaitu bank yang menertma transfer masuk dari
drawer bank untuk diteruskan / dipercaya oleh penerima (beneficiary)
d. Beneficiary adalah pihak akhir yang berhak menerima dana transfer dari drowee
bank.

2. Mengidentifikasi Jenis Transfer


Berdasarkan lalu lintas dananya, transfer dibedakan menjadi:
a. Transfer keluar (outgaing transfer) yaitu pengiriman uang atas perintah nasabah /
bagian bank tertentu untuk keuntungan pihak lain pada bank lain atau cabang bank
itu sendiri
b. Transfer masuk (transfer masuk) yaitu pengiriman uang yang diterima dari cabang
bank lain sendiri atau dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau
penerima dana pada bank

3. Menjelaskan Tentang Akuntansi Transfer Keluar


Transfer keluar akan dilakukan setelah seluruh setoran efektif. Setoran transfer
dapat berupa setoran tunai, pendebetan rekening Koran/giro, pencairan tabungan,
deposito, warkat lain yang disetujui. Setoran-setoran yang berupa warkat akan
ditagihkan/diinkasokan/dikliringkan terlebih dahulu. Bila seluruh dana efektif, maka

2
transfer dilakukan. Transfer keluar dinyatakan efektif akan dicatat sebesar nilai
nominal yang diamanatkan nasabah. Pencatatan ini akan melibatkan rekening antar
kantor (RAK). Kegiatan transfer keluar akan mendatangkan pendapatan berupa komisi
transfer.
Contoh a:
Tanggal 5 Mei 2008 Bank Mitra Niaga Semarang menstransfer dana sebesar Rp.
100.000.000 ke cabang Solo sebagai pelimpahan likuiditas melalui Bank Indonesia
Cabang Semarang. Pencatatan Jurnalnya adalah:

Bank Indonesia
Bank Indonesia Solo
Semarang

Bank Mitra Niaga Bank Mitra Niaga


Semarang Solo
Pencatatan di Bank Mitra Niaga Semarang
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

5/5/2008 Dr. RAK Cabang Solo 100.000.000


- Cr. Giro Bank 100.000.000
Indonesia

Contoh b :
Tanggal 1 April 2008 Bank Mitra Niaga Semarang menerima amanat dari nasabah giro
Sdr. Faisal untuk menstransfer dananya sebesar Rp. 30.000.000 ke Bank Bahana
Cabang Bandung. Untuk transfer ini membebani nasabah untuk komisi transfer
Rp20.000 beban gironya.
Dalam hal transfer dilakukan diluar kota maka solusinya adalah bank pengirim harus
tetap berhubungan dengan kantor cabangnya diluar kota. Sedangkan kantor cabang
diluar kota akan berhubungan dengan bank tertuju (drawee bank) melalui kliring.
Dengan memperhatikan contoh b, maka dapat dicatat jurnal di drawer bank (Bank
Mitra Niaga Semarang) yaitu:

3
Bank Mitra Niaga Bank Mitra Niaga
Semarang Bandung

BI

Bank Bahana
Bandung

Pencatatan di Bank Mitra Niaga Semarang


Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

1/4-2008 Dr. Giro Faisal 30.010.000


- Cr. RAK Cabang Bandung 30.000.000
- Cr. Pendapatan Komisi 10.000
Transfer

Contoh c:
Tanggal 15 Mei 2008 nasabah giro bernama Amin memberikan amanat kepada Bank
Mitra Niaga Semarang untuk menstransfer dana yang ditunjukkan kepada Sdr. Diana
nasabah Bank Mitra Niaga Cabang Cirebon sebesar Rp. 50.000.000. untuk itu Amin
menyerahkan perintah pendebetan giro sebesar Rp. 15.000.000, cek bank sendiri (Bank
Mitra Niaga Semarang) yang ditarik oleh Sdr. Rahmat Rp. 10.000.000, cek Bank Sejati
Semarang Rp20.000.000, tunai Rp 5.000.000; untuk komisi transfer Rp10.000 atas
beban giro. Kliring dinyatakan efektif hari ini.

Bank Mitra Niaga Bank Mitra Niaga


Semarang Cirebon

Pada contoh c, transfer akan dilaksanakan kalau seluruh dana setoran telah efektif.
Oleh karena itu setoran berupa warkat bank sendiri harus dikonfirmasi terlebih dahulu
dan warkat bank lain harus dikliringkan terlebih dahulu. Bila seluruh warkat efektif
dananya, maka transfer dapat langsung dilakukan:

4
Pencatatan Kliring 1
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

1/4/2008 Dr. Giro Faisal 20.000.000

Pencatatan saat Kliring 2 dan seluruh dana dinyatakan efektif:


Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

15/5/2008 - Cr. Giro Faisal 20.000.000

15/5/2008 Dr. Kas 5.000.000


Dr. Giro Amin 15.010.000
Dr. Giro Rahmat 10.000.000
Dr. Giro Bank Indonesia 20.000.000
- Cr. RAK Cab. Cirebon 50.000.000
- Cr. Pendpt. Komisi Transfer 10.000

4. Menjelaskan Tentang Akuntansi Transfer Masuk


Transfer Masuk adalah pengiriman uang yang diterima dari cabang lain bank
sendiri atau dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima dana pada
bank sendiri. Bank yang menerima transfer masuk adalah bank pelaksana atau drawee
bank. Dalam hal menerima transfer masuk, bank akan membukukan sejumlah bersih
yang menjadi hak beneficiary. Jumlah bersih adalah jumlah kiriman setelah dikurangi
komisi transfer bagi bank pelaksana. Namun demikian tidak semua bank membebani
komisi transfer masuk.
Transfer masuk dapat diterima dari cabang pemrakarsa bank sendiri untuk keuntungan
nasabah sendiri atau merupakan penerusan terhadap nasabah bank lain pada kota yang
sama. Untuk penerusan umumnya bank penerus akan memungut komisi.
Merujuk pada contoh a, maka pencatatan di Bank Mitra Niaga Solo adalah:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

5/5/2008 Dr. Giro Bank Indonesia 100.000.000


- Cr. RAK Cabang 100.000.000

5
Semarang

Dengan merujuk pada contoh b, maka pencatatan pada Bank Mitra Niaga Bandung
adalah:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

1/4-2008 Dr. RAK Cabang Semarang 30.000.000


- Cr. Giro Bank 30.000.000
Indonesia

Pencatatan di Bank Bahana Bandung selaku bank penerima transfer masuk bila transfer
masuk ditunjukan untuk nasabah tabungan di bank ini atas nama Sdr. Anisa:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

1/4-2008 Dr. Giro Bank Indonesia 30.000.000


- Cr. Tabungan Anisa 30.000.000

Untuk contoh c, transfer masuk yang diterima oleh Bank Mitra Niaga Cirebon adalah:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

15/5-2008 Dr. RAK Cabang Semarang 50.000.000


- Cr. Giro Diana 50.000.000

5. Mengidentifikasi Jenis Inkaso


Inkaso atau Collection adalah jasa perbankan yang melibatkan pihak ketiga
dalam rangka penyelesaian tagihan berupa warkat-warkat atau surat berharga
yangtidak dapat diambilalih atau dibayarkan segera kepada si pemberi amanat untuk
keuntungannya.
Jenis inkaso dilihat dari jenis inkaso dapat dibedakan menjadi:

6
a. Inkaso dengan warkat tanpa lampiran, yaitu warkat inkaso yang digunakan untuk
melakukan inkaso tanpa dilampiri dokumen apapun. Contoh : cek, bilyet giro
ataupun surat berharga lainnya.
b. Inkaso dengan warkat berlampiran, yaitu warkat inkasonya harus dilampiri
dokumen-dokumen pendukung. Contoh: kuintansi, faktur, polis asuransi, atau
surat-surat lain yang disetujui bank.
Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya, inkaso dibedakan menjadi:
a. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan penagihan
kepada pihak ketiga di cabang sendiri atau bank lain dari luar kota. Inkaso ini
dibayarkan atau dikreditkan ke rekening si pemberi amanat di bank pemrakarsa
setelah inkaso berhasil.
b. Inkaso masuk, yaitu tagihan masuk atas beban rekening nasabah sendiri dan
hasilnya dikirimkan ke cabang pemrakarsa untuk keuntungan pihak ketiga.
Jenis inkaso dilihat dari mekanisme pelaksanaanya, dibebankan menjadi:
a. Inkaso melalui bank lain, yaitu inkaso yang dilaksanakan terhadap pihak ketiga
nasabah bank lain di luar kota. Dalam hal ini inkaso bisa dilakukan melalui
cabang bank sendiri. Bila tidak memiliki kantor cabang di wilayah kliring yang
dituju, maka bank biasanya menggunakan bank lain atau bank koresponden yang
mempunyai kantor di wilayah kliring yang dituju.
Contoh mekanisme inkaso saat ini (via kantor bank sendiri)

7
Keterangan:
1. X yang merupakan nasabah bank B di Surabaya melakukan transaksi dengan
Y yang merupakan nasabah A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan
pembayaran pada Y dengan memberikan Cek /BG bank B Surabaya kepada
Y.
2. Y selanjutnya menyetorkan Cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A
Jakarta.
3. Bank A yang mempunyai kantor di Surabaya mengirimkan Cek/BG tersebut
via ekspedisi ke cabangnya di Surabaya.
4. Kantor cabang Bank A di Surabaya kemudian men-kliring-kan cek/BG bank
B melalui kliring lokal
5. Bank B Surabaya melakukan validasi atas warkat tersebut. Jika warkat valid
dan dana mencukupi, maka bank B akan mendebit rekening nasabah X.
6. Bank B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dan cek/BG
tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya.

8
7. Bank A Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana atas
cek/BG bank B dari penyelenggara kliring Surabaya.
8. Bank A Surabaya selanjutnya melakukan perhitungan antarkantor dan
memberikan informasi kepada kantor bank A Jakarta mengenai efektivitas
dana atas penagihan cek/BG bank B. Atas informasi tersebut, bank A Jakarta
kemudian mengkredit rekening nasabah Y. Inkaso melalui kantor sendiri
biasanya relatif lebih cepat, terutama bila penyampaian hasil kliring antar
kantor bank A di Surabaya dan Jakarta dilakukan secara online. Namun
demikian, masih tetap diperlukan waktu untuk pengiriman fisik warkat antar
kota untuk penagihan cek/BG, yang tentunya akan memakan waktu beberapa
hari untuk pengiriman ke kota tujuan.
Apabila suatu bank tidak mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju,
maka bank biasanya melakukan inkaso melalui bank lain atau bank koresponden
yang mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tersebut, dengan mekanisme
sebagai berikut:
Contoh mekanisme inkaso saat ini (via kantor bank koresponden)

Keterangan:

9
1. X yang merupakan nasabah bank B Surabaya melakukan transaksi dengan Y
yang merupakan nasabah bank A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan
pembayaran kepada Y dengan memberikan cek/BG bank B Surabaya.
2. Y selanjutnya menyetorkan cek/BG tersebut ke rekeningnya di bank A Jakarta.
3. Bank A yang tidak mempunyai mempunyai kantor di Surabaya akan meng-
inkasokan cek/BG tersebut melalui bank C di Jakarta yang mempunyai kantor
cabang di Surabaya.
4. Bank C Jakarta selanjutnya mengirimkan cek/BG via ekspedisi ke kantor
cabangnya di Surabaya.
5. Kantor cabang bank C di Surabaya kemudian mengirimkan warkat bank B
melalui kliring lokal Surabaya.
6. Bank B Surabaya melakukan validasi atas warkat tersebut. Jika valid dan dana
mencukupi maka bank B akan mendebit rekening nasabah X.
7. Bank B selanjutnya menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas
cek/BG tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya.
8. Bank C Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana atas
penagihan cek/BG dari penyelenggara kliring Surabaya.
9. Bank C Surabaya selanjutnya melakukan perhitungan antar kantor dan
memberikan informasi kepada kantor bank C Jakarta mengenai efektivitas dana
atas penagihan cek/BG.
10. Bank C Jakarta selanjutnya menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana
cek/BG kepada bank A dan bank A selanjutnya akan melakukan pengkreditan
ke rekening nasabah Y.
Dalam sistem mekanisme ini status bank C bisa sebagai bank koresponden atau
non koresponden. Dalam status bank C merupakan koresponden, maka bank A
harus memelihara rekening di bank C untuk penyelesaian hasil inkaso.
Penagihan cek/BG melalui mekanisme transaksi seperti ini relatif lebih LAMA
bila dibandingkan dengan mekanisme yang pertama. Terlebih lagi bila bank
penerus bukan merupakan bank koresponden dan tidak terikat suatu service
level agreement tertentu. Di samping itu, biaya bagi nasabah juga relatif lebih

10
tinggi, sebab selain biaya yang dikenakan bank A, nasabah juga akan dikenai
biaya penerusan oleh bank C. Besarnya biaya penerusan di bank C tersebut
seringkali dipotongkan langsung dari cek/BG yang di-inkasokan.
b. Inkaso melalui cabang bank sendiri yaitu inkaso yang dilakukan melalui cabang
bank sendiri atau pihak ketiga di luar kota pada kantor cabang bank sendiri.

6. Menjelaskan Tentang Inkaso Keluar, Inkaso Masuk, dan Inkaso Via Bank Antar
Cabang Sendiri
A. Akuntansi Inkaso keluar
Inkaso merupakan kegiatan bank yang mengandung ketidakpastian. Bank
melakukan inkaso, namun tidak setiap inkaso akan memberikan hasil. Pihak
tertagih kemungkinan tidak mampu membayar tagihan sehingga bank pelaksana
tidak dapat memaksa pihak tertagih untuk membayarnya. Untuk mengetahui
keberhasilan inkaso diperlukan waktu untuk konfirmasi.
Pencatatan pada rekening ini menggunakan ayat jurnal tunggal posisi kredit.
Rekening ini akan outstanding selama tenggang waktu menunggu hasil. Bila
inkaso berhasil maka langsung dikreditkan atau dibayarkan ke rekening si pemberi
amanat dan secara otomatis rekening administratif untuk inkaso harus dinihitkan

11
(didebet) karena transaksi inkaso telah riil atau efektif (dan dibukukan pada
rekening riit).
Persoalan yang muncul adalah mengenai komisi inkaso dan ongkos kawat.
Bila berhasil bank akan memotong rekening nasabah yang bersangkutan untuk
ongkos kawat/transfer dan komisi transfer. Bila inkaso tidak berhasil umumnya
bank hanya meminta ongkos kawat/transfer saja.
Hasil inkaso bisa langsung dikreditkan ke rekening giro atau tabungan si
pemberi amanat di bank pemrakarsa. Bila hasil inkaso untuk diberikan kepada
bukan nasabah, maka bank harus mencatat terlebih dahulu pada rekening
administratif warkat inkaso yang akan dibayar.

Contoh Transaksi lnkaso Antar Cabang


Tanggal 10 Mei 2008 Bank A Semarang menerima amanat warkat inkaso (setoran
Cek/BG Bank A Bandung) dari Sdr. Amir untuk diinkasokan ke Bank A Bandung
beban Sdr. Ali senilai Rp100.000.000.
Pada saat menerima setoran cek/BG (warkat), Bank A Semarang selaku bank
pemrakarsa harus mencatat pada rekening administratif sebagal berikut:
Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

10/5-2008 Cr. Warket lakaso disetor 100.000.000


dan ditagihkan

Pencatatan dengan ayat jurnal tunggal posisi kredit, sebab transaksi ini sifatnya
bersyarat dan bila berhasil akan menimbulkan kewajiban bank pemrakarsa untuk
menyerahkan/mengkreditkan ke rekening pemberi amanat.
B. Akuntansi Inkaso Masuk Dari Cabang Bank Sendiri
Untuk inkaso masuk yang berasal dari cabang bank sendiri, maka tugas bank
pelaksana adalah membebankan ke rekening pihak tertagih. Misalnya kelanjutan
dari contoh sebelumnya, bahwa All sepakat untuk membayar dengan beban Giro
Ali Rp 50.000.000, beban tabungan Ali Rp20.000.000 dan cek Bank A Bandung

12
yang ditarik oleh Amin Rp30.000.000. Maka pencatatan di Bank A Bandung
adalah:
Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

10/5-2008 Dr. Giro Ali 50.000.000


Dr. Tabungan Ali 20.000.000
Dr. Giro Amin 30.000.000
Cr. RAK Cabang Semarang 100.000.000

C. Transaksi Inkaso Antar Bank Via Kantor Cabang Bank Sendiri


Transaksi inkaso antar bank dapat diselesaikan melalui kantor cabang bank
sendiri yang terdekat (ada di wilayah kliring bank yang dituju). Dengan demikian
bank pemrakarsa yang melakukan inkaso hanya akan berhubungan rekening
dengan kantor cabangnya. Sedangkan kantor cabang sendiri akan berhubungan
dengan bank lain di wilayah kliring yang berbeda yang telah menerbitkan cek atau
bilyet giro. Oleh karena itu pencatatan transaksi ini terjadi di bank pemrakarsa,
bank pelaksana cabang bank sendiri dan bank lain tertagih.
Contoh:
Tanggal 15 Mei 2008 Nasabah Bank A di Jakarta bernama Y telah menjual
barang- barang elektronik kepada X nasabah Bank B Surabaya. Total transaksi
senilai Rp500.000.000. Pada hari itu juga X menarik cek mundur untuk membayar
kepada Y yang bisa dicairkan tanggal 20 Mei 2008.
Tanggal 20 Mei 2008 Sdr. Y setor ke Bank A untuk keuntungan gironya berupa
cek bank B Surabaya yang ditarik oleh X senilai Rp500.000.000.
Pencatatan di Bank A pada saat menerima setoran warkat inkaso adalah:
Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

20/5.2008 Dr. RAR Warket inkaso disetor 500.000.000


dan ditagihkan

Atas dasar setoran cek tersebut, kemudian Bank A Jakarta selanjutnya


mengirimkan Cek/BG tersebut via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya
untuk dikliringkan. Bila Bank A Cabang Surabaya telah menginformasikan bahwa

13
cek telah divalidasi oleh Bank B Surabaya dan dinyatakan efektif melalui kliring,
maka bank A Jakarta segera membukukan hasilnya ke rekening Sdr. Y setelah
dipotong komisi inkaso. Komisi inkaso Rp 1.000.000. Misalnya tanggal 21 Mei
2008 dana dinyatakan efektif oleh Bank A Surabaya, maka pencatatan jurnal di
bank A Jakarta adalah:
Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

21/5-2008 CP, RAR Warkat Inkaso disetor 500.000.000


dan ditagihkan

21/5-2008 Dr. RAK. Cabang Surabaya 500.000.000


Cr. Giro Y 499.000.000
Cr. Pendapatan Komisi inkaso 1.000.000

Pencatatan transaksi di cabang pelaksana (Bank A Surabaya) adalah:


Pada saat menagih melalui kliring dengan Bank Surabaya
Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

21/5-2008 Dr. RAR Warkat Kliring 500.000.000

Pada saat kliring dinyatakan berhasil atau dana dinyatakan efektif


Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

21/5-2008 Dr. RAR Warkat Inkaso disetor 500.000.000


dan ditagihkan

21/5-2008 Dr. Giro BI 500.000.000


Cr. RAK Cabang Jakarta 500.000.000
Transaksi inkaso bila bank pemrakarsa tidak mempunyai cabang di wilayah kliring
bank tertuju.
Bila Bank A tidak mempunyai cabang di Surabaya, maka bisa minta bantuan ke
bank C Jakarta sebagai bank koresponden yang memiliki cabang di Surabaya.
Dengan demikian untuk kasus di atas, ketika Bank A menerima setoran warkat
inkaso langsung menginkasokan ke Bank C Jakarta melalui kliring. Dengan

14
demikian transaksi ini akan melibatkan bank A Jakarta, Bank C Jakarta, Bank C
Surabaya dan Bank B Surabaya.
Pencatatan di Bank A Jakarta
Penerimaan warkat untuk diinkasokan melalui kliring dengan Bank C Jakarta,
dicatat pada rek. Administratif
Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

21/5-2008 Cr. RAR Warkat Kliring 500.000.000

Ketika inkaso dinyatakan efektif oleh Bank C Jakarta


Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

21/5-2008 Dr. RAR Warkat Inkaso disetor 500.000.000


dan ditagihkan

21/5-2008 Dr. Giro BI 500.000.000


Cr. Giro Sdr. Y 500.000.000

7. Jasa Payment Point


Payment Point merupakan salah satu jasa perbankan untuk elayani masyarakat
yang akan melakukan pembayaran-pembayaran yang relative rutin dan dinilai relative
kecil. Namun demikian rekening ini memberikan pendapatan yang relative besar sebab
jumlah anggota masyarakat banyak yang menggunakannya. Contoh payment point
adalah pembayaran listrik, telepon, air.
Payment point juga disebut rekening titipan. Sebagai rekening titipan bisa
diartikan sebagai rekening bersyarat, dalam arti sifatnya tidak mengikat bank untuk
melakukan kewajiban kepada individu atau lembaga tertentu yang memberi amanat.
Transaksi bersyarat amat sangat bergantung dari terjadi atau tidak terjadinya peristiwa.
(pembayaran oleh masyarakat yang ditagih)
Pencatatan rekening ini dimulai saat menerima slip tagihan individu atau
llembaga yang memberi amanat, misalnya perusahaan listrik negara, PDAM,
Pencatatan tersebut direkening adminitrasi kelompok kontinjensi kewajiban,

15
umummnya masuk dalam katagori lainnyadikelompok kontinjensi kewajiban. Pada
saaat pihaak tertagih membayarnya, maka kita mencatatnya sebesar nilai bruto yang
dibayarkan oleh pihak tertagih pada rekening efektif. Disisi lain haus diikuti
pendebetan rekening adminiitrasi sebesar nilai yang berhasil ditagihkan.
Contoh:
a. Tanggal 1 mei 2008 diterima slip/rekening tagihan dari PLN Pelanggannya
senilai Rp. 56.000.000
b. Tanggal 3 mei 2008 diterima pembanyaran dari pelanggan listrik sebesar Rp.
1.500.000
Catatan Jurnal yang dilakukan bank adalah
Tanggal Rekening Debet Kredit
1 mei Cr. RAR. Warket Titipan 56.000.000
2008 PLN 56.000.000
3 mei Dr. RAR. Warket Titipan PLN
2008 1.500.000
Dr. Kas 1.500.000
Cr. Rekening Titipan PLN

Jurnal ini dilakukan setiap akhir hari, bila hasil tagihan dari masyaeakat
dilimpahkan ke giro PLN, maka jurnalnya adalah:
Tanggal Rekening Debet Kredit
Dr. Rekening Titipan PLN 1.500.000
Cr. Giro PLN 1.500.000

Perlimpahan dana tersebut sangat tergantung hasil pembayaran pada waktu tertentu,
dengan demikian rekening adminitratif akan selalu outstanding dan menurun sejalan
dengan besarnya tagihan yang masuk

8. Jasa Deposit Box


Kebutuhan keamanan dan kerahasiaan barang berharga yang dimiliki seseorang
atau lembaga akan lebih terjamin bila dititipkan dibank. Bank memberikan jasa

16
penyimpanan barang berharga berupa safe deporit box. Keamanan barang berharga itu
terjamin karena untuk membuka setiap kotak penyimpanan perlu dua kunci, kuncii
pertama dipegang bank dank unci kedua dipegang oleh penitip barang. Disamping itu
untukk membukanya tidak setiap karyayawan bank dapat melakukannya, akan tetapi
hanya orang tertentu saja yang dapat melakukannya.
Jasa penyimpanan (safe deposit box) ini akan memberikan pendapatan bagi bank.
Besarnya pendapatan sewa tergantung pada lamanya masa sewa dan luas ruangan yang
dipakai untuk menyimpan barang berharga/surat berharga. Pendapatan sewa diterima
dimuka, oleh karena itu diamortisasi setiap periode/bulan
Penyimpanan barang berharga disamping dipungut biaya sewa, juga harus
membayar setoran jaminan kunci SDB. Setoran jaminan diperlukan kerena untuk
menggantikan jika kunci hilang. Namun demmikian bila sampai akhir penyimppanan
barang berharga tersebut kunci tidak hilang, maka setorang jaminan kunci akan
dikembalikan kepada yang berhak (penyimpan barang berharga)

Contoh :
1 juli 20008 Bnk Mitra Niaga Semarang menerima permohoonan seorang nasabah
bernaka bella saphira untuk menyimpan barang berharga dan surat berharga miliknya.
Untuk itu bella saphira menyerahkan setoran jaminan sebesar Rp. 1.500.000 secara
tunai dan membayar sewa dibayar dimuka sebesar Rp. 2.400.000 untuk sewa eman
bulan kedepan atas beban giro bella. Masa sewa akan jatuh tempo pada tanggal 31
desember 2008
Tanggal Rekening Debet Kredit
1 juli Dr. Kas 1.500.000
2008 Dr. Giiro Bella Saphira 2.400.000
Cr. setoran jaminan kunci 1.500.000
SDB 2.400.000
Cr. Pendapatan sewa SDB
dibayar dimuka
31 juli Dr. Pend. Sewa SDB diterima 400.000

17
2018 dimuka 400.000
Cr. Pendapatann sewa SDB
31 Agus Dr. Pend. Sewa SDB diterima 400.000
2018 dimuka 400.000
Cr. Pendapatann sewa SDB
30 Sep Dr. Pend. Sewa SDB diterima 400.000
2018 dimuka 400.000
Cr. Pendapatann sewa SDB
31 Okt Dr. Pend. Sewa SDB diterima 400.000
2018 dimuka 400.000
Cr. Pendapatann sewa SDB
30 Nov Dr. Pend. Sewa SDB diterima 400.000
2018 dimuka 400.000
Cr. Pendapatann sewa SDB
31 Des Dr. Pend. Sewa SDB diterima 400.000
2018 dimuka 400.000
Cr. Pendapatann sewa SDB 1.500.000
Dr. Setoran Jaminan SDB 1.500.00
Cr. Giro Bella Saphira

Jurnal yang dilakukan setiap akhir bulan adalah jurnal amortisasi terhadap
pendapatan sewa dimuka, khusus tanggal 31 desember 200, disamping jurnal
amortisasi juga menjurnal pelimpahan setoran jaminan yang ttelah jatuh tempo
dengan mengkredit rekening giro bella sephira. Bagaimana bila pada akhir bbula
maka setoran jaminan tidak dikembalikann namun menjadi hak bank sebagai
pengganti kunci yang hilang dengan jurnal
Tanggal Rekening Debet Kredit
31 des Dr. Setoran jaminan SDB 1.500.000
2008 Cr. Inventaris kantor alat-alat 1.500.000
lahap api

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Taswan. Akuntansi Perbankan : Transaksi dalam Valuta Rupiah.LPP STM YKPN.


Yogyakarta

20

Anda mungkin juga menyukai