OLEH :
KELOMPOK 01 KELAS D4
1
RANGKUMAN MATERI KULIAH
2
suara namun pembagian devidennya akan didahulukan sebelum membayar deviden saham
biasa.
Pencatatan modal saham dilakukan sebesar harga nominal. Selisih harga saham
saham diatas nilai nominal dicatat sebaga agio saham. Selisih harga saham dibawah nilai
nominal dicatat sebagai disagio saham. Agio saham akan diamortisasi setiap akhir periode
dan disagio saham akan diakumulasi setiap akhir periode.
Harga saham atau nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar
oleh pemegang saham kepada bank emiten untuk ditukarkan dangan saham preferen atau
saham biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumlahan nilai nominal ditambah dengan
agio saham atau nilai nominal dikurangi disagio saham. Sedangkan nilai nominal
merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.
Contoh:
1. Tanggal 3 Maret 2006 diterima setoran awal dari Tn. David untuk modal bank berupa
uang tunai Rp800.000.000, aktiva tetap berupa tanah senilai Rp500.000.000, kendaraan
senilai Rp300.000.000, Inventaris kantor senilai Rp200.000.000. Setoran ini dicatat
dalam bentuk saham biasa untuk 300.000 lembar dengan nilai nominal Rp6.000 per
lembar, kurs 105%.
2. Tanggal 12 Maret 2006 dijual saham biasa 30.000 lembar dengan nominal Rp4.000,
kurs 98%. Pembayaran diterima tunai.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
3/3-06 Dr. Kas 890.000.000
Dr. AT.Kendaraan 500.000
Dr.Inventaris Kantor 300.000.000
Cr. Modal Disetor-Saham 200.000.000
Biasa
Cr. Agio Saham 1.800.000.000
90.000.000
12/3-06 Dr. Kas 117.600.000
Dr. Disagio Saham 2.400.000
Cr. Modal Disetor-Saham 120.000.000
Biasa
3
Bank yang mengeluarkan saham sering menerima pesanan dari calon investor.
Saham yang dijual secara pesanan harus diserahkan setelah dilunasi seluruhnya. Perlakuan
akuntansi untuk pemesanan saham adalah emiten akan mendebet piutan pemesanan saham
dan mengkredit modal saham yang dipesan. Apabila pemesan tidak melunasi sisa
pembayaran saham, maka emiten dapat mengembalikan jumlah pembayaran sebelumnya,
atau dijadikan hak milik emiten (bila ada perjanjian) dan dimasukkan dalam komponen
tambahan modal dengan perkiraan tambahan modal-pembatalan pemesanan saham.
Contoh transaksi pemesanan saham:
1. Tanggal 7 Agustus 2007 Bank Dwipa menerima pesanan saham 200.000 lembar saham
biasa dari PT. Mandiri dengan kurs 104%. Harga nominal per lembar Rp12.000, uang
muka pesanan saham diterima 70% tunai.
2. Tanggal 30 Agustus 2007 pesanan saham tersebut dilunasi secara tunai
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
7/8-07 Dr. Kas 1.747.200.000
Dr. Piutang-PT.Mandiri 748.800.000
Cr. Modal Saham Dipesan 2.400.000.000
Cr. Agio Saham 96.000.000
4
Cr. Pendapatan Lain-lain 436.800.000
Keteragan:
Telah Diterima tunai = 1.747.200.000
Dikembalikan 75% = 1.747.200.000 -
Pendapatan Lain-lain = 436.800.000
5
perolehan kembali saham treasuri semula dikeluarkan dengan harga diatas harga
nominal (harga pari), maka harus didebet agio saham. Kalau jumlah yang dibayarkan
lebih besar daripada pada saat pengeluaran saham, maka dapat mendebet rekening laba
ditahan, sebaliknya bila yang dibayarkan lebih kecil daripada saat pengeluaran saham
maka dikreditkan tambahan modal-saham treasuri.
b. Penarikan Kembali Saham Treasuri
Saham treasuri yang ditarik kembali, berarti saham tersebut tidak akan diedarkan
kembali. Perlakuan akuntansi untuk saham treasuri yang ditarik tergantung metode
pencatatan sebelumnya. Bila berdasarkan harga perolehan, kenaikan atau penurunan
modal dari saham treasuri harus diakui pada saat saham tersebut ditarik kembali. Bila
pencatatannya didasarkan pada harga nominal, pada saat penarikan tidak perlu
mengakui selisih atau kenaikan/penurunan tesebut
6
tersebut.Dalam perhitungan CAR, modal pinjaman termasuk komponen modal
pelengkap. Untuk itu sifat modal pinjaman mempunyai kedudukan sama dengan
modal pada umumnya. Modal pinjaman dimaksud adalah pinjaman yang didukung
dengan menggunakan instrument yang disebut capital assets, loan stock, atau warkat
lain yang dipersamakan dengan itu dan mempnyai sifat seperti modal.
d. Pinjamaan Subordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat ada perjanjian
tertulis, mendapat persetujuan Bank Indonesia dan tidak dijamin oleh bank yang
bersangkutan dan telah disetor penuh dengan minimal jangka waktu 5 tahun,
pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapatkan persetujuan BI serta hak tagih
berada pada urutan paling akhir dalam hal bank dilikuidasi.
7
(debitur) dan Bank Mitra Niaga bertindak sebagai pemberi kredit (kreditur). Nilai
kredit yang disepakati Rp. 10.000.000 suku bunga 12% , jangka waktu 3 tahun.
2. Tanggal 1 Juli 2015 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank Indonesia
(kliring) senilai Rp600.000.000 dan langsung didebitkan ke rekening milik
BankPermata di Bank Indonesia Jakarta.
3. Tanggal 5 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga Jakarta sebesar
Rp 400.000.000 langsung didebitkan ke rekening Giro Bank Permata di Bank Mitra
Niaga.
Jurnalnya adalah :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
15/06/2021 Dr. RAR. Fas. Pinjaman diterima dan Rp. 1.000.000
belum digunakan
8
Proses terjadinya TSL ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
Bank LN
Sebagai Sebagai Bank
Penjamin dan Penerima Kredit Lembaga LN
Penyalur TSL TSL
Pemerintah
Cabang Cabang
1. Pinjaman di berikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsium kepada
pemerintah RI.
2. Pinjaman di tujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan industri
kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.
3. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal atau jasa/tenaga ahli.
4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada PFI yaitu bank-bank dan LKBB dalam
bentuk rupiah sehingga resiko selisih kurs yang terjadi menjadi tanggung jawab
pemerintah.
5. Suku bunga TSL di tentukan oleh pemerintah.
6. TSL berjangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui equity.
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana PFI berkisar 80% :
20% dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar
kepada pemerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada lender oleh pemerintah
sesuai perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu berkisar
0,75% per tahun.
9
Obligasi merupakan instrumen untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal dari
obligasi merupakan alternatif bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat
pengakuan hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada pembeli
obligasi. Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu secara tetap. Kewajiban
ini akan diikuti peluasan obligasi pada saat jatuh tempo.
Dalam penerbitn obligasi, bank harus mendapat ijin dari otoritas Pasar Modal. Di
samping itu penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan bersifat melarang emiten untuk
melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Contoh perlingungan negatif
adalah dilarang membagi seluruh laba kepada pemegang saham, sebab akan dapat
mengurangi kemampuan memenuhi kewjiban kepada pemegang obligasi. Sedangkan
persyaratan perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan emiten melakukan
tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi, misalnya kewajiban menerbitkan
laporan keuangan secara periodi agar diketahui kinerja bank tersebut.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi dan
ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa mencatatnya perlu
mengetahui harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk di pasar. Untuk menentukan harga
obligasi bisa menggunakan formula sebagai berikut :
A. Penentuan Harga Obligasi
Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan dan
mempertimbangkan tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo
obligasi dan keuntungan yang diharapkan oleh investor atau sering disebut bond
yield. Kupon obligasi akan menimbulkan biaya bunga bagi emiten atau aliran kas
keluar dan pokok obligasi juga akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo. Oleh
karena itu harga obligasi pada dasarnya penjumlahan present value dari aliran kas
biaya biaya bunga ditambah present value dari nilai pokok obligasi pada saat jatuh
tempo, dengan yield yang disarankan. Biaya bunga obligasi dibayar setiap periode,
sedangkan nilai pokok obligasi akan dilunasi setiap akhir periode saat jatuh tempo
(dengan asumsi nono callable bond). Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai
berikut:
n Ci .+ Pp .
10
P=Σ (1+r)n (1+r)n
t =1
keterangan :
P = Harga Obligasi atay Nilai sekarang Obligasi
n = Periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahun
r = Tingkat diskonto atau bond yield
Pp = Nilai pokok atau prinsipal obligasi
Rumus di atas digunakan bila penerimaan bunga (kupon) setiap tahun, sedangkan
bila penerimaannya setiap setengah tahun sekali, maka rumusnya menjadi sebagai
berikut:
n Ci/2 .+ Pp .
P=Σ (1+r/2)n (1+r/2)2n
t =1
Penggunaan rumus tersebut kadang bagi orang tertentu memerlukan waktu yang
lama, oleh karena itu dengan bantuan tabel bunga untuk present value anuitas untuk
biaya bunga dan present value Rp.1 untuk nilai pokok obligasi.
Contoh :
Bank Permata menjual obligasi PT.Bank Permata pada tanggal 1 Januari 2008,
nominal (par) a Rp.1.000.000 dengan kupon atau tingkat bunga 15% dibayar setiap
akhir tahun dan jangka waktunya 5 tahun. Investasi (pembeli obligasi) mensyaratkan
yield 14%. Harga obligasi dapat ditentukan sebagai berikut:
n Ci .+ Pp .
P=Σ (1+r)n (1+r)n
t =1
5 150.000 + 1.000.000
P=Σ (1+0,14)5 (1+0,14)5
t =1
P = Rp.1.034.330,81
11
Harga tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan tabel bunga untuk harga tunai
anuitas dengan n=5, r=14% dan nilai tabelnya didapat 3,433. Sedangkan untuk
present value untuk nilai par adalah dengan menggunakan tabel present value untuk
Rp.1 dengan n=5 dan 5= 14% dan didapat nilai tabel 0,519. Dengan demikian P
(3,433 x 150.000) + (0,159 x 1.000.000) atau sebesar = 1.033.950. nilai yang didapat
berbeda, hal ini akibat pembulatan saja.
Contoh lainnya :
Tanggal 2 Januari 2008 Bank Artamara menjual obligasi jangka panjang kepada PT
Kadir Jaya sebanyak 1000 lembar, nominal per lembar Rp.1.000.000, jangka waktu 5
tahun. Bunga nominal 18% per tahun dibayarkan di belakang setiap tanggal 31
Desember. Tingkat Diskont (yield) sebesar 16%.
Bunga obligasi Rp.1.000.000 x 18% = Rp.180.000. Bunga ini dibayarkan setiap
tanggal 31 Desember selama lima tahun. Dengan demikian pembayaran bunga
merupakan anuitas. Untuk itu nilai tunai bunga dapat ditentukan dengan tabel nilai
tunai untuk anuitas. Dengan tabel untuk bunga 16%, n=5 tahun diperileh 3,433.
Sedangkan harga tunai untuk pokok obligasi dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai
untuk Rp.1, n= 5 tahun dengan tingkat bunga 16% diperoleh nilai tabel 0,519.
Dengan demikian harga obligasi adalah :
Keterangan
Nilai Tunai Bunga = 180.000 x 3,433 x 1.000 lembar = 619.740.000
Nilai Tunai Pokok Obligasi = 1.000.000 x 0,519 x 1.000 lembar = 519.000.000
Harga Obligasi = 1.138.740.000
Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar harga nominal. Selisih harga jual (harga
kurs) di atas harga nominal dicatat agio atau premi, sedangkan selisih harga jual
dibawah harga nominalna dicatat sebagai disagio atau diskonto. Obligasi yang dijual
pada tanggal diantara tanggal pembayaran bunga harus diperhitungkan bunga yang
telah berjalan.
Agio atau premi diamortisasi atau disagio diakumulasi selama jangka waktu obligasi
dengan membebankan pada biaya bunga. Memang diakui bahawa agio bukan
merupakan bunga dibayar dimuka atau disagio bukan merupakan bunga yang
12
diterima dimuka, akan tetapi agio atau disagio berkaitan dengan bunga, oleh karen itu
pencatatannya dibebankan pada biaya bunga selama periode waktu obligasi beredar.
Secara terdeskripsi, jurnal untuk transaksi diatas adalah :
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
2/1/2008 Dr. Kas/Giro PT. Kadir Jaya 1.138.740.000
- Cr. Agio Obligasi 138.740.000
- Cr. Pinjaman Obligasi 1.000.000.000
31/12/2008 Dr. Biaya Bunga 180.000.000
- Cr.Kas 180.000.000
13
14
DAFTAR PUSTAKA
15