Anda di halaman 1dari 10

NAMA KELOMPOK 9

1. MARIAN ASRIANA BUTET (2019110119)


2. MAESELA SARMI (2019110112)
3. YULIANA MUDA BOTA (2019110039)
4. AGNES SURTIAYU RAMBU ETI (2019110050)

AKUNTANSI MODAL BANK

Pengertian akuntansi Modal Bank adalah hak pemilik bank kepada bank yang
bersangkutan, yang merupakan modal awal pada sat pendirian bank yang jumlahnya
telah di tetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank. Komponen modal bank
yaitu terdiri dari modal saham yang di tempatkan dan disetor, modal sumbangan,laba
ditahan tanpa tujuan, penilaian kembali aktiva tetap dan modal sumbangan ( modal
donasi).

Fungsi modal bank

1. Untuk melindungi deposan dengan menangkal semua kerugian usaha perbankan


sebagai akibat salah satu atau kombinasi resiko usaha perbankan misalnya
terjadinya insolvency dan likuidasi bank. Perlindungan terutama untuk dana yang
tidak di jamin oleh pemerintah.
2. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat berkenaan dengan kemampuan bank
untuk memenuhi kewajiban yang relah jatuh tempo dan memberikan keyakinan
mengenai kelanjutan operasi bank meskipun terjadi kerugian.
3. Untuk membiayai kebutuhan akriva tetap seperti gedung ,peralatan dan sebagainya
4. Untuk memenuhi regulasi permodalan yang sehat menurut otoritas moneter

Prinsip dasar manajemen modal bank


Prinsip manajemen modal akan tercermin dari langkah-langkah dalam
memperhitunhkan kebutuhan modal yang memadai , yaitu:

1. menyusun rencana keuangan secara menyeluruh


dalam penentuan modal bank perlu perencanaan menyeluruh terhadap aspek
keuangan bank. Proses perencaanan tersebut dimulai dari analisis kinerja bank
bersangkutan. Kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan perlu menjadi
pertimbangan manajemen bank. Dalam hal ini bank perlu mengidentifikasikan
variabel-variabel pokok yang di anggap sangat vital dalam operasional bank.
2. Modal bank yang optimal dan memadai
Penentuan modal bank yang memadai adalah perkerjaan yang tidak mudah. Dalam
prespektif teori keuangan, posisi modal bank itu bisa dilihat dari posisi leveragenya.
3. Pemenuhan modal dari internal bank
Dengan terpenuhinya modal dari internal maka menunjukan bank tersebuh mamou
tumbuh dengan kekuatan sendiri yaitu dari sisa laba bank. Untuk mempertinggi
laba bank diperluhkan finansial leverage. Finansial leverage adalah variabel untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelolah aktivanya.
Bank didirikan untuk jangka waktu tak terbatas, artinya manajemen bank akan
berusaha untuk menjaga keberlangsungan koperasi bank. Untuk mempertahankan
dan mengembangkannya diperlukan daya asing yang memadai. Untuk dapat
bersaing sebuah bank harus bekerja pada tingkat efisiensi dan mampu mengelolah
resiko, mampu menciptakan dan mngembangkan sistem dan prosedur pelayanan
serta sistem informasi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan operasional
bank serta memiliki modal yang cukup dan sehat sebagai penggerak aktivitas.
Modal Bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka
pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank
disamping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.

Klasifikasi modal bank

Klasifikasi modal bank secara umum menurut geogre hempel pada hakikatnya ada tiga
kelompok, yaitu:
1. Subordinated debt, yaitu utang kepada pihak lain yang pelunasannya hanya
dapat di lakukan setelah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada kreditur
lainnya misalnya penitip dana. Subordinated debt biasanya berbunga, bank akan
membayar bunga tertentu di masa mendatang.
2. Preferred stoct, yaitu sejumlah dana tertentu yang ditanamkan oleh pemilik
saham yang kewajiban membayar deviden dalam jumlah tertentu hnya dapat di
lakukan setelah terpenuhinya pembayaran kepada penitip dana (deposan).
3. Common stock, yaitu modal dasar yang di miliki oleh suatu bank yang biasanya
terdiri dari dana saham, harga saham diatas pari, cadangan modal dan laba di
tahan.

Klasifikasi modal bank menurut otoritas moneter adalah:


1. First tier capital yaitu modal utama yang tertanam di bank tersebut
2. Second tier capital yaitu sejumlah dana modal yang bukan bersumber dari
pemilik atau pemegang saham tersebut.

Pembagian jenis modal bank di Indonesia menganut klasifikasi yang


disampaikan oleh Standard Bank For International Settlement, yaitu modal bank
terdiri dari:

A. MODAL INTI (FIRST TIER CAPITAL)


Modal inti terdiri dari modal disetor, modal sumbangan, cadangan-
cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah
diperhitungkan pajak. Modal inti merupakan modal yang disetor para pemilik
bank dan modal yang berasal dari cadangan yang dibentuk ditambah dengan
laba yang ditahan. Porsi terbesar modal inti terletak pada modal saham yang
disetor. Sedangkan selebihnya sangat tergantung laba yang diperoleh dan
kebijakan rapat umum pemegang saham. Untuk modal disetor berupa saham
biasa atau saham preferen. Pada saham biasa, bank memiliki kewajiban untuk
memberikan deviden pada setiap akhir tahun berdasarkan rapat umum pemegang
saham. Pemegang saham biasa memiliki hak suara, sehingga dapat
mengendalikan manjemen bank. Pada saham preferen, pemegangnya tidak
mempunyai hak suara namun pembagian devidennya akan didahulukan sebelum
membayar deviden saham biasa. Pencatatan modal saham dilakukan sebesar
harga nominal. Selisih harga saham saham diatas nilai nominal dicatat sebaga
agio saham. Selisih harga saham dibawah nilai nominal dicatat sebagai disagio
saham. Agio saham akan diamortisasi setiap akhir periode dan disagio saham
akan diakumulasi setiap akhir periode. Harga saham atau nilai modal disetor
(paid in capital) merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada
bank emiten untuk ditukarkan dangan saham preferen atau saham biasa. Nilai
modal disetor merupakan penjumlahan nilai nominal ditambah dengan agio
saham atau nilai nominal dikurangi disagio saham. Sedangkan nilai nominal
merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.

Contoh:

1. Tanggal 3 Maret 2006 diterima setoran awal dari Tn. David untuk modal bank
berupa uang tunai Rp800.000.000, aktiva tetap berupa tanah senilai
Rp500.000.000, kendaraan senilai Rp300.000.000, Inventaris kantor senilai
Rp200.000.000. Setoran ini dicatat dalam bentuk saham biasa untuk 300.000
lembar dengan nilai nominal Rp6.000 per lembar, kurs 105%.
2. Tanggal 12 Maret 2006 dijual saham biasa 30.000 lembar dengan nominal
Rp4.000, kurs 98%. Pembayaran diterima tunai.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


3/3-06 Dr. kas 890.000.000
Dr. AT. Tanah 500.000.00
Dr. AT. Kendaraan 300.000.000
Dr. inventaris kantor 200.000.000
Cr. Modal disetor-saham biasa 1.800.000.000
Cr. Agio saham 90.000.000

12/3-06 Dr. kas 117.600.000


Dr. disagio saham 2.400.000
Cr. Modal disetor-saham biasa 120.000.000 Bank
yang
mengeluarkan saham sering menerima pesanan dari calon investor. Saham yang dijual
secara pesanan harus diserahkan setelah dilunasi seluruhnya. Perlakuan akuntansi untuk
pemesanan saham adalah emiten akan mendebet piutan pemesanan saham dan
mengkredit modal saham yang dipesan. Apabila pemesan tidak melunasi sisa
pembayaran saham, maka emiten dapat mengembalikan jumlah pembayaran
sebelumnya, atau dijadikan hak milik emiten (bila ada perjanjian) dan dimasukkan
dalam komponen tambahan modal dengan perkiraan tambahan modal-pembatalan
pemesanan saham.

Contoh transaksi pemesanan saham:


1. Tanggal 7 Agustus 2007 Bank Dwipa menerima pesanan saham 200.000
lembar saham biasa dari PT. Mandiri dengan kurs 104%. Harga nominal per
lembar Rp12.000, uang muka pesanan saham diterima 70% tunai.
2. Tanggal 30 Agustus 2007 pesanan saham tersebut dilunasi secara tunai.

Tangga Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


l
7/8-07 Dr. kas 1.747.200.000
Dr. piutang-PT, mandiri 748.800.000
Cr. Modal saham dipesan 2.400.000.000
Cr. Agio saham 96.000.000

30/8-07 Dr. kas 748.800.000


Dr. modal saham dipesan 2.400.000.000
Cr. Piutang PT. Mandiri 748.800.000
Cr.Modal disetor-saham biasa 2.400.000.000

Bila dikemudian hari pemesanan saham tidak mampu melunasi kekurangannya


dan bank selaku emiten harus mencatatnya sesuai dengan perjanjian yang disepakati
awal. Contoh: Bila pesanan saham yang dilakukan PT. Mandiri tidak dilunasi, dan Bank
Dwipa mengembalikan sebesar 75% dari nilai yang telah dibayar, maka jurnalnya
adalah:

Keterangan:

Telah diterima tunai = 1.747.200.000


Dikembalikan 75% = 1.310.400.000 –
Pendapatan Lain-lain = 436.800.000

 Pembelian kembali saham


Pembelian kembali saham yang telah beredar dapat dilakukan dengan kerangka
untuk mempertahankan struktur kepemilikan, menhidari hostile takeover,
memenuhi tuntutan regulasi atau untuk mrngimbangi penurunan skala operasi
bank yang semakin menurun sehingga tdk perlu modal besar .saham yang di beli
kembali di sebut saham treasuri.
Perlakuan akuntansi untuk saham treasuri terdiri dari dua macam. Yang pertama
di catat berdasarkan harga perolehan dan cara lain saham di catat sebesar harga
nominal.saham yang di peroleh kembali di catat sebesar harga perolehan, maka
pada sat di jual kembali juga dicatat atau di kreditkan sebesar harga
perolehannya.bila pembelian saham treasuri dilakukan lebih dari satu kali, maka
dapat digunakan metode masuk terakhir keluar pertama( MTKP).dan disajikn
sebagai pengurang modal saham.

Contoh:
a. Tanggal 1 juni 2012 bank ABC melakukan emisi saham biasa 100.000
lembar dengan nominal Rp. 5000 per lembar.kurs 106
b. Tanggal 30 juni 2012 bank ABC menjual kembali saham treasuri sebanyak
10.000 lembar dengan kurs 103
c. Tanggal 30 juli 2012 bank ABC menjual kembali saham treasuri sebanyak
10.000 lembar dengan kurs 104
d. Tanggal 1 agustus 2012 bank ABC menjual kemabli 10.000 lembar saham
treasuri dengan kurs 96

Jurnal untuk transaksi ini adalah:


Metode harga perolehan

Tanggal Rekening Debit(Rp) Kredit(Rp)


1/6-2012 Dr. kas 530.000.000
Cr. Modal saham 500.000.000
Cr. Agio saham 30.000.000

30/62012 Dr. saham treasuri 51.500.000


Cr. Kas 51.500.000

30/72012 Dr. kas 52.000.000


Cr. Saham treasuri 51.500.000
Cr. Tambahan modal -ST 500.000

1/8-2012 Dr. kas 48.000.000


Dr. tambahan modal-ST 3.500.000
Cr. Saham treasuri 51.500.000

Metode harga nominal

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


1/6-12 Dr. kas 530.000.000
Cr. Modal saham 500.000.000
Cr. Agio saham 30.000.000

30/6-12 Dr saham treasuri 50.000.000


Dr. agio saham 1.500.000
Cr. Kas 51.500.000

30/7-12 Dr. kas 52.000.000


Cr. Saham treasuri 50.000.000
Cr. Agio modal saham 2.000.000

1/8-12 Dr. kas 48.0000.000


Dr. agio modal saham 2.000.000
Cr. Saham treasuri 50.000.000

 Penarikan kembali saham treasuri


Saham treasuri yang ditarik kembali,berarti saham tersebut tidak di edarkan
kembali.perlakuan akuntansi untuk saham treasuri yang ditarik tergantung
metode pencatatannya.bila berdasarkan harga perolehan, sebagaimana kita
perhatikan sebelumnya bahwa bsnk tidak mengakui kenaikan ataupun penurunan
modal dari saham treasuri yang diperoleh,maka kenaikan atau penurunana
saham treasuri harus diakui pada sat saham tersebut ditarik kembali.bila
pencatatannya di dasarkan pada harga nominal ,maka bank telah mengakui
kenaikan atau penurunannya sehingga pada saat penarikan tidak perlu mengakui
selisih atau kenaikan/ penurunan tersebut.
Misalkan setelah terjadi transaksi pembelian kembai saham treasuri di bank
ABC pada tangal 30 juni 2012, bank abc menyatakan menarik 10.000 lembar
saham treasuri tersebut pada tangal 15 juli 2012.
Berdasarkan metode perolehan

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

15/6-12 Dr. modal saham 50.000.000

Dr. agio saham 3.000.000

Cr. Tambahan modal-Sh treasuri 1.500.000

Cr. Saham treasuri 51.500.000

Berdasarkan metode harga nominal

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

15/7-12 Dr. modal saham 50.000.000

Cr. Saham treasuri 50.000.000

B. Modal pelengkap ( tier 2)


Modal pelengkap terdiri atas cadangan –cadangan yang di bentuk tidak
berasal dari laba, modal pimjaman,serta pinjaman subordinasi.
 Cadangan revaluasi aktifa tetap ,yaitu cadangan yang di bentuk dari
selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat
persetujuan dari direktorat jendral pajak.
 Penyisian penghapusan aktiva produktof yang di bentuk dengan cara
membebani laba rugi tahun berjalan,dengan maksud untuk
menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak
di terimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktifnya
 Modal pinjaman,yaitu untang yang didukung oleh instrumen atau
warkat yang memiliki sifat-sifat seperti modal mempunyai ciri-ciri
tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan,tidak dapat ditarik atau
dilunasi atas inisiatif pemilik tanpa persetujuan BI, mempunyai
kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank
melebihi laba di tahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal
inti,meskipun bank belum likuidasi,dan pembayran bunga dapat di
tanguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak
mendukung untuk membayar bunga tersebut .
 Pinjaman subordinasi,yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat
ada perjanjian tertulis,mendapat persetujuan BI dan tidak dijamin
oleh bank yang bersangkutan yang telah disetor penuh dengan
minimal jangka waktu 5 tahun,pelunasan sebelum jatuh tempo harus
mendapatkan persetujuan BI serta hak tagih berada pada urutan
paling terakhir dalam hal bank likuidasi ‘
C. Modal pelengkap tambahan (Tier 3)
1. Bank dapat memperhitungkan modal pelengkap tambahan untuk tujuan
perhitungan kebutuhan penyediaan modal minimum (KPMM) atau capital
adequacy ratio (CAR) secara individu dan atau konsolidasi dengan
perusahan anak.
2. Modal pelengkap tambahan dalam perhitungan KPMM hanya dapat
digunakan untuk memperhitung resiko pasar.
3. Pos yang dapat diperhitungkan sebagai modal pelengkap tambahan adalah
pinjaman subordinasi jangka pendek yang memenuhi kriteria sbb:
 Tidak dijamin oleh bank perusahan anak yang bersangkutan dan telah
disetor penuh
 Memiliki jangka waktu perjanjian sekurang-kurangnya 2 tahun
 Tidak dapat dibayar sebelum jadwal waktu yang ditetapkan dalam
perjanjian pinjaman kecuali dengan persetujuan BI
 Terdapat klausula yang mengikat (lock-in-clause) yang menyatakan
bahwa tidak dapat dilakukan pembayaran pokok atau bunga,termasuk
pembayaran pada saat jatuh tempo,apabila pembayran dimaksud
dapat menyebabkan KPMM secara individu atau secara konsolidasi
dengan perusahan anak tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
 Terdapat perjanjian pinjaman yang jelas termasuk jadwal
pelunasannya dan,
 Memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari BI
4. Modal pelengkap tambahan untuk memperhitung resiko pasar hanya dapat
digunakan dengan memnuhi kriteria :
a. Tidak melebihi 25% dari bagian modal inti yang diolokasikan untuk
memperhitung resiko pasar
b. Jumlah modal pelengkap dan modal pelengkap tambahan paling tinggi
sebesar 100% dari modal inti.
5. Modal pelengksp yang digunakan dapat ditambahkan untuk modal
pelengkap tambahan dengan memenuhi persyaratan pada poin 4 ini
6. Pinjaman subordinasi sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku dan
melebihi 50% modal ini, dapat digunakan sebagai komponen modal
pelengkap tambahan dengan tetap memenuhi oersyaratan sebagaimana yg
dimaksud pada poin 4.

Anda mungkin juga menyukai